PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh
individu untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
memiliki sikap menjadi bersikap benar, dari tidak terampil menjadi terampil
melakukan sesuatu. Belajar tidak hanya sekedar memetakan pengetahuan atau
informasi yang disampaikan. Namun bagaimana melibatkan individu secara
aktif membuat atau pun merevisi hasil belajar yang diterimanya menjadi suatu
pengalamaan yang bermanfaat bagi pribadinya.
Pembelajaran merupakan
suatu sistim yang membantu individu belajar dan berinteraksi dengan sumber
belajar dan lingkungan.
McKeachie dalam Hamzah Uno menjelaskan bahwa teori adalah
seperangkat azaz yang tersusun tentang kejadian-kejadian tertentu dalam dunia
nyata1. Sedangkan Abudin Nata menyatakan bahwa teori merupakan
seperangkat preposisi yang didalamnya memuat tentang ide, konsep, prosedur
dan prinsip yang terdiri dari satu atau lebih variable yang saling berhubungan
satu sama lainnya dan dapat dipelajari, dianalisis dan diuji serta dibuktikan
kebenarannya.2 Dari dua pendapat diatas Teori adalah seperangkat azaz tentang
kejadian-kejadian yang didalamnnya memuat ide, konsep, prosedur dan
prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji kebenarannya. Teori belajar
adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan
belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode pembelajaran
yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas.
Teori belajar dapat dipahami sebagai prinsip-prinsip umum atau
kolaborasi antara prinsip-prinsip yang saling berhubungan. Teori belajar
merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia belajar,
sehingga membantu kita semua memahami proses yang kompleks dari belajar.
Dari penjelasan pada latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka
tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Belajar
kondisi-kondisi
atau
situasi-situasi
di
sekitar
kita,dalam
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006), hal.59
menekankan
pada
segi
kesadaran
saja.
Menurut
aliran
behaviorisme, bahwa:8
1) The image and memories consist of activites engaged in by the
organism. We wake certain responses, we act and this activities are
knnown as images.
2) Behaviorism in psikology is merely the name for that type of
investigation and theory which assumes that mens educational,
vocation and social activities can be completely described or
explained as the result of same (and other) forces used in the natural
sciences.
8
Paul Chapman Publising Slavin, R.E. 1991. Educational Psychology. Third Edition.
Boston: Allyn and Bacon. Hal. 142
menitikberatkan
pada
perubahan
tingkah
laku.
pembiasaan
klasik
(classical
conditioning)
ini
9
10
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hlm., 38-39
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010, hlm., 104
10
pintu maka pintu itu akan terbuka dan ia dapat keluar dan mencapai
daging yang dijadikan umpan diluar kandang. Pada usaha pertama ia
belum terbiasa memecahkan problemnya, sampai kemudian berhasil
menemukan tombol tersebut. Waktu yang dibutuhkan dalam usaha
pertama agak lama. Percobaan yang sam dilakukan secara berulangulang.
Dengan terlatihnya proses belajar dari kesalahan (trial and
error), maka watu yang dibutuhkan untuk memecahkan problem itu
semakin singkat. Teori trial and error learning mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
pada manusia adalah sama. Baik belajar pada hewan maupun manusia,
menggacu pada tiga hukumbelajar pokok, yaitu:
a. Law of Readiness adalah reaksi terhadap stimulus yang didukung
kesiapan untuk bertindak dan reaksi itu menjadi memuaskan.
b. Law of Exercise ialah hubungan stimulus respon apabila dering
digunakan akan semakin kuat melalui repetitton atau pengulangan
1) Law of Use: Hubungan stimulus respon bertambah kuat jika ada
latihan.
2) Law of Disuse: Hubungan stimulus respon bertambah lemah
jika latihan dihentikan.
c. Law of Effect ialah menunjukkan kepada makin kuat atau
lemahnya hubungan sebagai akibat dari pada hasil respon yang
dilakukan.12
4. Teori Gestalt
Menurut aliran ini jiwa manusia adalah suatu keseluruhan ynag
berstruktur. Suatu keseluruhn bukan terdiri dari bagian-bagian atau
unsur-unsur. Unsur-unsur itu berada dalam keseluruhan menurut
struktur yang telah terbentuk dan salin berinterelasi satu sama lain.
12
11
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hlm., 41
12
baru
kemudian
berproses
kepada
bagian-bagian.
13
2)
problem
aljabar,
kalau
dia
belum
tahu
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), Hal.
278.
14
dapat
memecahkan
problem,
sebab
pemecahan-
4)
5)
6)
15
terjadi
karena
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori-teori belajar dikalangan psikolog bersifat eksperimental, dimana
teori yang mereka kemukakan hanyalah berupa pendapat dari pengalaman
mereka ketika dalam kegiatan belajar berlangsung
Macam-macam Teori Belajar
1. Teori Behaviorisme
Behaviorisme adalah suatu studi tentang kelakuan manusia.
Timbulnya aliran ini disebabkan rasa tidak puas terhadapa teori psikologi
daya dan teori mental state.
2. Teori Pembiasaan Klasik
Teori Classical conditioning yang ditemukan pavlov didasarkan
pada tiga proses, yaitu:
a. Penyamarataan (generalization).
b. Perbedaan (discimination).
c. Pemadaman (extinction).
3. Teori Belajar Koneksionisme
Prinsip teori Thorndike adalah belajar asosiasi antara kesan
panca indra (sense impression) dengan implus untuk bertindak
(impulse to action). Asosiasi itulah yang menjadi lebih kuat atau lebih
lemah dalam terbentuknya atau hilangnya kebiasaan-kebiasaan. Oleh
16
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010, hlm., 106
17
18
19