Anda di halaman 1dari 28

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan studi kasus Penyakit Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan pada
Infeksi Penyakit Akut pada Anak Dalam Pendekatan Kedokteran Keluarga di
Puskesmas Kecamatan Senen Periode 12 Oktober 2015 14 November 2015, ini telah
disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas
Kedokteran Keluarga pada Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.

Jakarta, Oktober 2015


Pembimbing

DR. Kholis Ernawati, S.Si., M.Kes

KATA PENGANTAR
Bismillahirrhmanirrahim

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur Saya panjatkan Kehadirat Allah SWT atas Karunia dan HidayahNya sehingga tugas Studi Kasus Pasien dengan menggunakan penerapan pendekatan Ilmu
Kedokteran Keluarga dengan judul Penyakit Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan
Pada Infeksi penyakit Akut Pada Anak Dalam Pendekatan Kedokteran Keluarga di
Puskesmas Kecamatan Senen Periode 12 Oktober 2015 14 November 2015 dapat
diselesaikan.
Tujuan pembuatan Studi Kasus Pasien dengan penerapan pendekatan Kedokteran
Keluarga ini sebagai salah satu tugas dalam menjalani Kepaniteraan Ilmu Kedokteran
Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI untuk periode 12 Oktober 2015 14
November 2015. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. DR. Kholis Ernawati, S.Si., M.Kes sebagai pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan data kepada penulis untuk kelancaran proses penulisan laporan ini.
2. DR. dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes selaku Dekan sekaligus pengajar
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
3. Prof. Dr. Hj. Qomariyah RS, MS, PKK, AIFM selaku guru besar Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
4. dr. Yusnita, MKes, selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
5. Dr. Citra Dewi, M.Kes, selaku Sekretaris Kepaniteraan Kedokteran Keluarga dan staf
pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
6. Rifda Wulansari, SP, M.Kes, selaku staf pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI.
7. Dr. Dian Mardhiyah, M.KK selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran
Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
8. Dr. H. Sumedi Sudarsono, MPH, Dr. Fathul Jannah, M. Si, dan Rifqatussa`adah, SKM,
M.Kes, selaku staf pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.

9. Seluruh Petugas Kesehatan dan Staff Puskesmas Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.
Yang sudah memberikan kami bimbingan dan banyak pengalaman selama kami berada
di Puskesmas Kecamatan Senen.Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayahNya. Amin
10. Teman- teman sejawat yang ikut serta dalam kepaniteraan ilmu kesehatan masyarakat
periode 12 Oktober 2015 14 November 2015.
Dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Jakarta, September 2015

Penyusun

DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN...............................................................................................................
3

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................
I.

BERKAS PASIEN......................................................................................................................
A. Identitas................................................................................................................................
B. Anamnesis............................................................................................................................
C. Pemeriksaan Fisik................................................................................................................
D. Pemeriksaan Penunjang.....................................................................................................

II. BERKAS KELUARGA............................................................................................................


A. Profil Keluarga...................................................................................................................
1.

Karakteristik Keluarga...................................................................................................

2.

Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Lingkungan Tempat Tinggal.......................

3.

Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga.........................................................................

4.

Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas).....................................................................

5.

Pola Konsumsi Makanan Keluarga................................................................................

6.

Pola Dukungan Keluarga...............................................................................................

Identifikasi Permasalahan yang Didapat Dalam Keluarga........................................................


B. Diagnosis Holistik..............................................................................................................
C. Rencana Penatalaksanaan..................................................................................................
D. Prognosis............................................................................................................................

BERKAS PASIEN
A. Identitas Pasien
4

Nama

: An. Martin

Jenis kelamin

: Laki-laki

Umur

: 29 bulan (2 tahun 5 bulan)

Status

: Belum Menikah

Alamat

: Jalan Kramat IV No. 19 RT 10 RW 12

Pekerjaan

: Belum Bekerja

Pendidikan

: -

Agama

: Katolik

Suku

: Jawa

Tempat berobat : Puskesmas Kec. Senen


Tanggal berobat : Rabu, 21 Oktober 2015
B. Anamnesa
1. Keluhan Utama :
Buang air besar cair 2 hari yang lalu
2. Keluhan Tambahan :
Muntah-muntah
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang bersama ibunya datang ke Poli MTBS Puskesmas Kecamatan
Senen dengan keluhan BAB cair sejak 2 hari lalu. BAB cair yang diderita pasien
memiliki karakteristik ampas sedikit, berbau tajam, berwarna kekuningan, dan
tanpa disertai darah maupun lendir. BAB cair terjadi sebanyak kurang lebih 7-9
kali pada hari pertama dan 5x pada hari kedua.
BAB cair disertai muntah pada hari pertama sebanyak 2x. Muntah berisi
makanan dan minuman yang dimakan dan tanpa disertai darah maupun lendir.
Demam disangkal oleh ibu pasien.
Menurut pengakuan ibu pasien, semenjak sakit pasien pun menjadi sangat
rewel dan hanya mau digendong, padahal pasien biasanya merupakan anak yang
aktif dan gemar bermain-main dengan mainan dan anak-anak BATITA seusianya.
Pasien pun tidak mau makan, namun hanya ingin minum susu dan air sebanyakbanyaknya saja.

Ibu pasien mengatakan bahwa ia telah membawa anaknya ke Bidan di


dekat rumahnya satu hari lalu dan diberikan antibiotik, antidiare dan penurun
panas, namun tidak ada perubahan. Hal inilah yang membuat ibu pasien segera
membawa pasien ke puskesmas untuk mendapatkan pengobatan lebih baik.
Sejak usia dibawah satu tahun, pasien memang pernah beberapa kali
mengalami gejala serupa. Menurut ibu pasien, hal tersebut dikarenakan pasien
memiliki kebiasaan menghisap jari, memasukan benda-benda kecil ke dalam mulut
termasuk benda-benda kotor yang berserakan di lantai. Pasien pun gemar membeli
jajanan di luar rumah seperti cilok, gorengan dan kue-kue di warung. Dan ibu
pasien juga mengira, mungkin saja anaknya sakit karena tertular teman mainnya
yang juga sedang sakit yang mirip dengan pasien.
Ibu pasien khawatir kondisi anaknya tidak membaik, terutama saat ibu
pasin melihat pasien tampak tidak aktif seperti biasa, terus-menerus rewel. Ibu
pasien berharap anaknya dapat kembali sehat seperti sedia kala dan aktif bermain
dengan teman-temannya.
4. Riwayat Penyakit Dahulu :
a.
b.
c.

Riwayat kejang demam disangkal Ibu pasien


Riwayat penyakit jantung bawaan disangkal ibu pasien
Riwayat alergi obat disangkal ibu pasien

5. Riwayat Penyakit Keluarga :


a. Anggota keluarga pasien pernah ada mengalami penyakit dengan keluhan
serupa, namun tidak sesering pasien.
6. Riwayat Sosial Ekonomi :
Pasien adalah seorang anak yang tingal di lingkungan padat penduduk,
yaitu Jalan Kramat IV no. 19. Pasien tinggal berama kedua orangtuanya di sebuah
rumah kontrakan ang bersebelahan dengan rumah orangtua dari ibu pasien.
Keluarga pasien bia dikatakan berada pada status ekonomi menengah. Untuk
kebutuhan hidup sehari-hari, ibu pasien menerima uang sebesar 4.500.000
5000.000 dari suami yang bekerja sebagai guru SD dan guru les privat
Pendapatan tersebut dirasakan cukup untuk memenehi kebutuhan rumah
tangga sehari hari rumah setiap bulannya, namun kadang tidak mencukupi bila
6

ada kebutuhan di luar perkiraan. Ibu pasien adalah Ibu Rumah Tangga yang seharihari mengurus suami dan anaknya.
Sedangkan untuk biaya pengobatan, pasien dan keluarganya berobat
dengan biaya mandiri, atau tanpa jaminan asuransi kesehatan apapun. Sehingga,
bila ada anggota keluarga yang menderita sakit, hal tersebut cukup memberatkan
karena akan ada anggaran rumah tangga yang harus dkeluarkan untuk berobat.
7. Riwayat Kebiasaan :
Pasien memiliki pola makan yang teratur, dalam sehari pasien makan
sebanyak 3 kali dan dihabiskan
Biasanya pasien mengkonsumsi makanan sehari hari berupa nasi putih,
tahu dan telur dan sedikit sayur. Ibu pasien mengatakan bahwa pasien adalah
tergolong anak yang pemilih dalam makanan. Pasien lebih suka telur, daging ayam
dan daging. Tidak ada sayuran yang pasien suka kecuali labu siam. Buah-buahan
yang disukai pasien pun hanya pepaya. Pasien pun suka jajan di warung untuk
membeli snack, biskuit, permen dan cilok.
Ibu pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengkonsumsi
minum-minuman beralkohol, namun ayahnya perokok. Saat masih bayi, pasien
tidak diberikan ASI oleh ibunya dengan alasan ASI tidak keluar. Sedari lahir,
pasien hanya diberikan susu formula, saat berusia 6 bulan sampai 1 tahun pasien
diberikan bubur bayi instan dan terkadang ibu membuat bubur bayi sendiri. Di atas
1 tahun pasien mulai makan makanan yang dimakan ayah dan ibu.
Pasien adalah seorang anak yang aktif dan suka sekali bermain dengan
batita/balita yang ada di sekitar rumahnya. Pasien pun sangat senang menjelajahi
seisi rumah dan mengacak-ngacak barang. Pasien masih memiliki kebiasaan
memasukan barang-barang kecil yang bukan makanan ke dalam mulutnya,
termasuk benda-benda yang kotor. Kebiasaan membersihkan tangan sebelum
makan dengan tangan sangat jarang.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran

: Sakit ringan-sedang
: Compos Mentis

2. Vital Sign
7

a. Tekanan darah

: (tidak diukur)

b. Nadi

: kali/menit

c. Respirasi

: (tidak diukur, anak terus menangis)

d. Suhu

: 37,7 oC

3. Status Generalis

Kepala
-

Bentuk: Normocephal

Rambut: Hitam, tidak mudah dicabut

Mata: Mata cekung, Konjungtiva anemis (-/-), sklera Iktrerik (-/-), pupil
isokor (+/+), refleks cahaya langsung dan tidak langsung (+/+).

Telinga: Bentuk normal (+/+), membran timpani intak

Hidung: Bentuk normal, septum nasi di tengah (+/+)

Pemeriksaan Sinus:

Sinus maksilaris : nyeri tekan (-/-), Sinus

Etmoidalis: nyeri tekan (-/-), Sinus Frontalis: nyeri tekan (-/-)


-

Tenggorokkan: Tonsil T1 T1, Faring tidak hiperemis

Bibir - mulut: Bibir kering, tidak sianosis, lidah kotor, karies gigi (-),
karang gigi (-)

Leher
-

Pembesaran KGB (-/-)

Pembesaran tiroid (-)

Thoraks
-

Cor

Inspeksi

: Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi

: Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra

Perkusi

: Batas atas

: ICS III linea sternalis dextra

Batas kanan

: ICS IV linea parasternalis dextra

Batas kiri

: ICS IV linea linea mid clavicula dan


Linea axilaris anterior sinistra

Batas paru hati

: ICS IV linea midclavikula dextra


8

Auskultasi
-

: BJ I-II, murni, regular cepat; gallop (-), murmur (-)

Pulmo
Anterior
Dinding dada simetris

Posterior
Dinding dada simetris

Retraksi -/-

Retraksi -/-

Palpasi

Tertinggal gerak -/Fremitus D=S

Tertinggal gerak -/Fremitus D=S

Perkusi

Tertinggal gerak -/Tertinggal gerak -/Sonor di seluruh lapang Sonor di seluruh lapang

Inspeksi

paru
Suara
Auskultasi

napas

paru
dasar Suara

napas

vesikuler +/+

vesikuler +/+

Rhonki -/-

Rhonki -/-

Wheezing -/-

Wheezing -/-

dasar

Abdomen
-

Inspeksi

: Perut datar simetris

Palpasi

: Nyeri tekan epigastrium (-)


Hepar dan lien tidak teraba
Turgor kulit perut sedikit melambat.

Perkusi

: Timpani pada seluruh lapang abdomen

Auskultasi

: Bising usus (+) kesan meningkat

Ekstremitas
-

Superior

: Akral hangat
Clubbing finger (-/-)
Edema (-/-)
Sianosis (-/-)

Inferior

: Akral hangat
Clubbing finger (-/-)
Edema (-/-)
Sianosis (-/-)

D. Pemeriksaan Penunjang
9

Tidak dilakukukan

BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga

: Tn. B (Ayah pasien)

b. Identitas Pasangan

: Ny. M (Ibu pasien)

c. Struktur Komposisi Keluarga : The Nuclear Family


Tabel 1. Anggota keluarga yang tinggal serumah
No

Nama

Kedudukan
dalam
Gender
keluarga

Tn. B

Kepala
Rumah
Tangga

Laki-laki

26
tahun

S1

Ny. M

Isteri

Perempuan

20
tahun

SMA

An. M

Anak
Kandung

Laki-laki

29
bulan

Umur

Pendidikan

Keterangan
Tambahan
Pekerjaan
(termasuk
peran)
Pencari nafkah
utama
Pelindung
Guru SD
keluarga
Pemberi
rasa
aman
dan
nyaman
Pengasuh
Anak, pengurus
Ibu rumah
rumah tangga,
tangga
Juru masak
-

Anak, Pasien

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup


a. Lingkungan Tempat Tinggal
Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal
Status kepemilikan rumah: sendiri
Daerah perumahan: Padat Penduduk
Karakteristik Rumah dan Lingkungan

Kesimpulan
10

Luas rumah: 5x4 m2

An. M tinggaldi rumah kontrakan yang

Jumlah penghuni dalam satu rumah: 3 dibayar


pertahun
bersama
kedua
orang
orangtuanya. Rumah terdiri dari 1 kamar,
Luas halaman rumah: Tidak ada halaman
1 ruangan tamu yang bersatu dengan
rumah
ruang keluarga, 1 dapur dan 1 kamar
Rumah satu lantai
mandi. Total penghuni dalam 1 rumah
Lantai rumah terbuat dari: keramik
Dinding rumah terbuat dari: tembok

sebanyak 3 orang. Ventilasi udara dan

Jamban keluarga: ada

pencahayaan baik, terdapat 2 buah jendela

Tempat bermain: ada

di bagian depan rumah dan 1 buah di

Penerangan listrik: 1000 watt

kamar yang selalu dibuka setiap pagi.

Ketersediaan air bersih: ada

Terdapat

Tempat pembuangan sampah: ada

pembuangan sampah. Air bersih tersedia.

kamar

mandi

dan

tempat

b. Kepemilikan Barang-Barang Berharga


(kendaraan, elektronik, peralatan RT)
-

1 buah motor bebek

1 buah sepeda

3 buah handphone

1 buah laptop

1 buah TV

1 buah radio

1 buah DVD

1 buah kulkas

1 buah penanak nasi

1 buah dispenser

c. Denah Rumah (gambar)


Gambar 1. Denah Rumah tempat tinggal pasien
U
WC

Dapur

11

Lemari Panjang (Buku)

Kamar

Ruang Keluarga
&
Ruang Tamu

Teras

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga


a. Perilaku terhadap sakit dan penyakit: Bila pasien sakit, akan segera diobati.
b. Perilaku terhadap pelayanan kesehatan: Bila pasien sakit, ibu pasien segera
membawa pasien ke bida dekat rumah. Bila tidak membaik, baru dibawa ke
Puskesmas atau dokter praktek pribadi. Namun belum memiliki asuransi
kesehatan.
c. Perilaku terhadap makanan: Pasien makan-makanan yang cukup setiap harinya.
Namun memiliki kebiasaan jajan juga di luar rumah
d. Perilaku terhadap lingkungan
Lingkungan di dalam rumah cukup bersih namun memiliki got yang kotor dan
terlihat mampat.

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Tabel 3. Pelayanan Kesehatan


Faktor
Cara

Keterangan
Kesimpulan
mencapai Pasien datang ke Pasien dan keluarga biasa berobat Puskesmas
12

pusat

pelayanan puskesmas dengan Kec. Senen. Jarak yang ditempuh sekitar 1

kesehatan

kendaraan pribadi km dari tempat tinggal dengan motor. Tarif


(motor)
pelayanan Relatif murah

Tarif

pelayanan

dirasa

cukup

murah

jika

dibandingkan berobat di tempat praktek

kesehatan
Kualitas pelayanan Cukup memuaskan
kesehatan

pribadi dokter di dekat rumahnya atau


berobat ke Rumah Sakit. Keluarga pasien
merasa

cukup

puas

dengan

pelayanan

kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas


Kec. Senen.

4. Pola Konsumsi Makanan Keluarga


a. Kebiasaan Makan :
Kaluarga pasien memiliki pola makan yang cukup teratur yaitu 3 kali sehari
dan selalu dihabiskan, meski begitu pasien kerap memilih-milih makanan, lebih
suka jajan dan minum susu formula. Ibu pasien mengaku, selain memasak
sendiri ia juga sering membeli lauk di Warteg bila tidak sempat memasak. Menu
makanan keluarga pasien sehari-hari berupa nasi putih, tempe, tahu, ayam dan
sayur sayuran dan ditambah dengan susu.
b. Status Gizi dan Kebutuhan Energi Pasien :
Tinggi Badan
Berat Badan

: 89 cm
: 13 Kg

Penghitungan Kebutuhan Asupan Gizi :


BB Ideal

: (2 x n (tahun)) + 8 = (2 x 2) + 8 = 12 Kg

BB menurut TB = BB/PB: -2 SD - +2 SD (normal)

Grafik 1. Berat Badan menurut Tinggi Badan anak LAKI-LAKI usia 2-5
tahun (WHO, 2013)

13

Kesan : Berat Badan menurut Tinggi badan Pasien An. M berdasarkan Grafik di atas adalah
Normal.
Tabel 4. Interpretasi kurva pertumbuhan WHO berdasarkan status gizi

Keterangan :
1. Garis 0 pada kurva pertumbuhan WHO menggambarkan median, atau rata-rata

14

2. Garis yang lain dinamakan garis z-score. Pada kurva pertumbuhan WHO garis ini
diberi angka positif (1, 2, 3) atau negatif (-1, -2, -3). Titik temu yang berada jauh dari
garis median menggambarkan masalah pertumbuhan.
3. Titik temu yang berada antara garis z-score -2 dan -3 diartikan di bawah -2.
4. Titik temu yang berada antara garis z-score 2 dan 3 diartikan di atas 2.
5. Untuk menginterpretasikan arti titik temu ini pada kurva pertumbuhan WHO dapat
menggunakan tabel berikut ini.
Catatan :
1. Anak dalam kelompok ini berperawakan tubuh tinggi. Hal ini tidak masih normal.
Singkirkan kelainan hormonal sebagai penyebab perawakan tinggi.
2. Anak dalam kelompok ini mungkin memiliki masalah pertumbuhan tapi lebih baik
jika diukur menggunakan perbandingan beratbadan terhadap panjang / tinggi atau
IMT terhadap umur.
3. Titik plot yang berada di atas angka 1 menunjukan berisiko gizi lebih. Jika makin
mengarah ke garis Z-skor 2 resiko gizi lebih makin meningkat.
4. Mungkin untuk anak dengan perawakan pendek atau sangat pendek memiliki gizi
lebih.
5. Hal ini merujuk pada gizi sangat kurang dalam modul pelatihan IMCI (Integrated
Management of Childhood Illness in-service training. WHO, Geneva, 1997).
Kebutuhan kalori pasien seharusnya :
- Kebutuhan kalori pasien
- Berat badan ideal pasien
- Keb.Kalori basal

= 100 kalori/Kg BB
= 12 kg
= 100 kal x 10 kg = 1.000 kkal
= 20 x 12 Kg = 240 kkal
= 1240 kkal
- Protein 10% total kalori
= (10 % x 1.240 kkal) : 4 = 31 gr
- Lemak 20% total kalori
= (20% x 1.240 kkal) : 9 = 27,5 gr
- Karbohidrat 70% total kalori = (70% x 1.240 kkal) :4 = 217 gr
c. Penerapan Pola Gizi Seimbang :
Dalam keluarga An. H ini sudah memenuhi 13 Pesan Dasar Pedoman
Umum Gizi Seimbang (PUGS) dengan benar. Hal tersebut dikarenakan keluarga

15

pasien telah mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam, kecukupan energi


sehari hari yang kadang berlebihan.
Tabel 5.Food Recall
Hari

Waktu
Pagi

Menu
1 botol susu, 1/4 porsi bubur ayam.

Siang

1/4 porsi nasi, 1/2 potong ayam, 1/4 Protein : 39,6 gr

Minggu

mangkuk sayur, 1 bakwan, 3 gelas air Lemak : 34,7 gr

18 Oktober

putih.

2015
Malam

Kalori total

1 potong tempe,1 potong tahu, 1 porsi =1083,88+158,4+312,3


nasi goring

= 1554,58 kkal

Pagi

porsi bubur Ayam, 1 gelas air putih

Karbohidrat :275,37 gr

Siang

Nasi putih 1/4 porsi, Pecel Ayam 1/2 potong, 1 Protein :39,28 gr

Senin

gelas air putih, 1/2 porsi sayur

19 Oktober
2015

Jumlah Kalori
Karbohidrat : 270,97 g

Lemak :35,44 gr
Total :705,09 kkal

Malam

Nasi putih 1/2 porsi, telur mata sapi, 1 gelas

Kalori total

air putih

= 1101,48+157,12+318,96
= 1577,56 kkal

Selasa

Pagi

1/4 piring nasi putih + 1 buah telur

Karbohidrat 276,9 g

Siang

1 piring mie instan

Protein 38.4 g

Malam

1/4 piring nasi putih + 1/2 potong ayam + 1/2

Lemak 35,5 g

porsi sayur

Kalori total

20 Agustus
2015

=1107,6+153,6+319,5
=1580,7kkal

Rata rata total kalori = (1554,58 + 1577,56+ 1580,7) kkal : 3 =


1570,94 kkal

Kesan : Berdasarkan kebutuhan total kalori perhari, kalori pasien saat ini lebih
dari cukup

5. Pola Dukungan Keluarga


a. Faktor Pendukung Terselesaikannya Masalah dalam Keluarga

16

Keluarga pasien sudah memiliki kesadaran penuh untuk berobat ke


pelayanan kesehatan.

Keluarga pasien sangat mendukung pasien untuk segera cepat sembuh. Hal
tersebut di tunjukkan dengan cara Ibu pasien mmebawa pasien untuk
berobat ke puskesmas secara teratur dan menjaga gizi seimbang pasien.

b. Faktor Penghambat Terselesaikannya Masalah dalam Keluarga


Ayah pasien memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta, sedangkan ibu
pasien sebagai ibu rumah tangga yang sibuk dengan pekerjaan rumah.
Keduanya memiliki kesibukan yang hampir serupa sehingga waktu untuk

anaknya tidak terlalu banyak.


Anggota keluarga pasien belum memiliki asuransi kesehatan. Hal ini dapat
memperberat pengeluaran anggaran rumah tangga, terutama bila sakit yang

diderita cukup berat.


Dengan latar belakang pendidikan orang tua pasien yang berbeda,
terkadang timbul perbedaan pendapat dan keyakinan akan kebenaran yang

berlebihan terhadap diri sendiri.


Tempat tinggal mereka berada di lingkungan padat penduduk terkadang
menimbulkan ketidaknyamanan karena merupakan tempat yang saling
berdempet antara satu rumah dengan rumah yang lain.

B. Genogram
1. Bentuk Keluarga:
Bentuk Keluarga pasien ini adalah The Nuclear Family. Dimana dalam satu
rumah hanya terdapat suami isteri atau ayah dan ibu serta anak.
2. Tahapan Siklus Keluarga
Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari Duvall
(1985) dan Friedman (1998), tahapan siklus keluarga pasien termasuk pada tahap
keluarga kedua yaitu keluarga sedang mengasuh anak dimana anak tertua dalam
keluarga tersebut adalah balita berusia 29 bulan.
Masalah yang sering muncul pada tahap ini adalah :

Suami merasa diabaikan, karena waktu istri lebih banyak digunakan untuk

mengurus dan memperhatikan anak.


Terdapat peningkatan perselisihan argumen antara suami dan istri.
Interupsi dalam jawal yang kontinu (lelah sepanjang waktu).
17

Kehidupan sosial dan seksual yang terganggu dan menurun.


Terabaikannya kebersihan dan kebiasaan anak di luar rumah.

Tugas-tugas pasangan suami-istri pada tahap ini antara lain:

Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap.


Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan

anggota keluarga.
Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
Memperluas hubungan persahabatan dengan keluarga

besar

dengan

pertambahan peran-peran orangtua kakek dan nenek.


3. Family Map(gambar)
Gambar 3. Genogram

4.

Dinamika keluarga:

18

Anggota keluarga terbiasa saling membantu satu sama lain. Jika ada masalah,
pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah sehingga setiap anggota
keluarga bisa menyampaikan pendapatnya secara bebas.
Tn. B sebagai suami senantiasa menenangkan, memberikan kasih sayang dan
membantu memberikan solusi jika ada salah satu anggota keluarga yang mempunyai
masalah.
Keluarga Ny. M biasa berkumpul setiap hari saat sarapan sebelum beraktivitas dan
saat sore hari setelah pulang dari aktivitas di pagi atau siang hari. Keluarga Ny. M
biasa berkumpul saat akhir pekan jika masing-masing tidak mempunyai aktivitas.
Dalam pembagian keuangan tidak ada masalah karena Ny. M sebagai pengatur
keuangan keluarga dapat membagi keuangan sesuai kebutuhan.
5. Fungsi keluarga:
1) Biologis

Untuk meneruskan keturunan : Keluarga An. M termasuk ke dalam


kategori keluarga yang dapat meneruskan keturunan dengan baik,
dimana Tn. B dan Ny. M adalah kedua orang tua yang masih dalam usia
produktif dalam memiliki keturunan

Keluarga Tn. B dapat memilihara dan membesarkan anak dengan baik


serta bersama sama dengan istri merawat dan menjaga kesehatan
seluruh anggota keluarga.

Merawat dan membesarkan anak dan anggota keluarga merupakan


tanggung jawab kedua orang tua pasien.

2) Psikologis

Memberikan identitas, rasa aman dan nyaman terhadap anggota


keluarga sudah berjalan sebagaimana mestinya.

Perhatian terhadap seluruh anggota keluarga berjalan baik pada


keluarga Tn. B. Walaupun terkadang terdapat adanya perbedaan
pendapat antara kedua orang tua, namun, pada keluarga pasien An. H
perhatian keluarga diberikan terhadap keadaan sakit anaknya tersebut.

19

Pembinaan terhadap kepribadian anggota keluarga diajarkan oleh orang


tua dalam keluarga Tn. B.

Memberikan identitas keluarga berjalan dengan sebagaimana fungsi


psikologis.

Melakukan hubungan dengan keluarga lain atau masyarakat sudah


berjalan dengan baik karena pasien dan suami pasien sering ikut serta
dalam kegiatan kegiatan yang diadakan di lingkungan sekitar tempat
pasien tinggal.

3) Sosial Budaya :

Menerapkan nilai nilai dan norma sosial budaya yang ada di


lingkungan tempat tinggal pasien sudah dilakukan dengan cukup baik.

Sosialisasi juga sudah dilakukan oleh keluarga Tn. B dengan cara sering
bertemu, berbicara dan turut serta dalam berbagai kegiatan yang ada.

4) Ekonomi

Pencari nafkah utama dalam keluarga ini adalah Tn. B, untuk


memenuhi kebutuhan sehari hari dalam keluarganya.

Pengaturan keuangan dalam keluarga dilakukan oleh Ny. M dengan


baik agar dapat cukup untuk memenuhi segala kebutuhan keluarga.

5) Pendidikan

Tn. B dan Ny. M bersama sama mendidik anak sesuai dengan usia
tumbuh kembang anak.

Memenuhi peranan sebagai anggota keluarga yang dewasa sudah


diterapkan oleh Tn. B dan Ny. M sebagai orangtua bagi anaknya.

C. Identifikasi Permasalahan yang Didapat dalam Keluarga


Ada beberapa permasalahan yang dapat ditemukan pada keluarga ini yaitu :
1. Masalah dalam fungsi biologis: saat ini pasien memiliki gizi seimbang sesuai
dengan umur dan tinggi badannya. Namun, pasien masih kurang dalam
20

mendapatkan asupan buah dan sayur untuk anak seusianya.


2. Masalah dalam fungsi psikologis: Ibu pasien mengetahui bahwa pasien terkena
diare. Beberapa hari sebelumnya pasien masih terlihat sehat dan ceria layaknya
anak yang suka bermain dengan teman-temannya, namun setelah pasien sakit,
kondisi pasien menjadi lebih rewel dan tidak seaktif biasanya.
3. Masalah perilaku kesehatan: Ibu pasien mengetahui bahwa pola makan pasien
kurang sehat, karena pasien suka jajan-jajanan sembarangan di sekitar rumahnya.
Ibu pasien pun tidak memiliki kebiasaan mencucikan tangan anaknya bila anaknya
ingin makan dengan tangan. Dan ibunya yang terkadang menyuapi pasienpun
jarang menggunakan sabut saat mencuci tangan.

D. Diagnosis Holistik
1. Aspek Personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran, persepsi pasien
terhadap penyakit)

Alasan kedatangan :
o Ibu pasien datang berobat ke poliklinik MTBS Puskesmas Senen
dengan keluhan BAB cair sebanyak lebih dari 5 kali pada anaknya sejak
2 hari yang lalu, keluhan disertai muntah dan demam.

Harapan
o Ibu pasien datang dengan harapan bahwa dengan penyakit yang dialami
pada pasien saat inidapat segera sembuh dan pasien kembali ceria
seperti biasanya.

Kekhawatiran
o Ibu pasien khawatir bila pasien tidak segera periksa ke dokter kondisi
pasien akan semakin memburuk dan terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.

Persepsi Ibu pasien terhadap penyakit

Menurut ibu pasien, penyakit pasien ini merupakan akibat dari


kebiasaan pasien jajan sembarang di sekitar rumah, sering memasukan

21

barang-barang ke mulut dan tidak ada kebiasaan mencuci tangan denga


sabun sebelum makan.
2. Aspek Klinik : (diagnosis kerja dan diagnosis banding)
(klinis dan gizi jika tidak normoweight)

Diagnosa Kerja: Gastroenteritis Akut Viral dengan dehidrasi sedang

Diagnosa banding: Gastroenteritis akut bacterial dengan dehidrasi sedang

3. Aspek Resiko Internal : (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah


kesehatan pasien)
a. Genetik
Anggota keluarga pasien yang lain pernah mengalami keluhan serupa
b. Pekerjaan
Pasien belum bekerja
c. Gaya hidup
Pasien masih suka jajan-jajan sembarangan oleh orangtuanya.
d. Pola makan
Pola makan pasien dalam satu hari sebanyak 3 kali dan selalu dihabiskan.
Namun pasien tidak terlalu suka makan sayur dan buah.
e. Aktivitas sehari- hari
Pasien merupakan anak yang sangat aktif. Sehari-hari pasien bermain di dalam
rumah dengan mainannya atau bermain dengan anak-anak seusianya di sekitar
rumah. Pasien sedang dalam masanya menjelajahi isi rumah dan memiliki
keingintahuan yang sangat besar.
f. Kebiasaan
Pasien masih memiliki kebiasaan memasukan barang-barang selain makanan
ke dalam mulut. Pasien pun masih suka menghisap jari.
4. Aspek Resiko Eksternal dan psikososial keluarga

Bentuk keluarga pasien yaitu The Nuclear Family dimana dalam satu rumah
terdapat suami isteri dan anak. Hal ini memiliki peran yang penting dalam
keluarga yaitu kepedulian dan perhatian terhadap seluruh anggota keluarga
serta memberikan rasa aman dan nyaman tinggal di rumahnya.

22

Tahapan siklus keluarga Tn. B termasuk kedalam tahapan keluarga kedua yaitu
keluarga sedang mengasuh anak dimana anak nya berusia 29 bulan.

Fungsi keluarga yaitu fungsi biologis, fungsi psikologis, fungsi sosial budaya,
fungsi ekonomi dan fungsi pendidikan dalam keluarga pasien sudah berjalan
dengan baik. Namun tidak satupun anggota keluarga yang memiliki asuransi
kesehatan.

Peran keluarga: seluruh anggota keluarga menjalankan perannya masing


masing dalam keluarga dengan baik dan harmonis.

Ibu pasien tidak memiliki kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum
menyuapi anaknya. Dan ibu pasien tidak memiliki kebiasaan mencucikan
tangan anaknya deangan sabun saat pasien ingin makan sendiri dengan tangan

5.

Aspek Fungsional (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik


didalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)
(derajat fungsional 1-5)

Secara Aspek fungsional, pada pasien ini memiliki nilai fungsional 4 karena
pada penyakit ini pasien sudah tidak dapat melakukan aktivitas, pasien menjadi
jarang bermain dengan teman-temannya, pasien terlihat tidak bersemangat dan
tidak ceria lagi. Pasien lebih banyak rewel dan selalu ingin digendong.

E. Rencana Pelaksanaan
Tabel 6. Rencana Pelaksanaan
ASPEK
Personal

KEGIATAN

Menjelaskan kepada ibu pasien,


bahwa gejala yang diderita
anaknya merupkan gejala dari
diare akut dengan dehidrasi

SASARAN
Orangtua
Pasien

HASIL YANG

WAKTU
Saat pasien
berobat ke
puskesmas

DIHARAPKAN
Ibu pasien memahami
penyakit yang
diderita anaknya,
sehingga diharapakan
23

sedang. Pada anak seusianya,


diare sering disebabkan karena
virus yang ditularkan dari
orang-orang terdekat. Dan
penularannya diakibatkan oleh
kebersihan yang kurang baik
ataupun makanan yang tidak
terjamin kebersihannya.

Aspek

Klinik

Menjelaskan pada ibu pasien


bahwa penyakit yang dialami
pasien saat ini dapat
disembuhkan, dan kondisi
pasien bisa kembali seperti
sedia kala asalkan ibu mau
mengikuti semua instruksi dan
memahami informasi yang
diberikan petugas kesehatan

Pemberian terapi
medikamentosa :
Paracetamol Syrup
120mg/5ml
Dosis: 10mg/KgBB =
130cc/kali.
Cara pemberian: Berikan 1
sendok takar Parasetamol
Syrup bila anak deman
Tablet Zinc 1 tab/hari
selama 10 hari.
Cara meminum: 1 tablet
zinc dilarutkan dalam satu
sendok air dan diminumkan
sehari sekali sampai 10 hari
meski diare sudah berhenti
Oralit 10 bungkus. Instruksi:
buat oralit sebanyak 900 cc
dan habiskan dalam 3 jam
pertama.

ibu dapat lebih


menjaga kebersihan
agar diare yang
menyerang anaknya
tidak berulang.

Nutrisi pasien tercukupi:


Memberikan pengertian bahwa
pasien dapat tetap makan seperti
biasa dengan pola dan jumlah

Pasien

Saat pasien
berobat di
puskesmas

Kekhawatiran ibu
menjadi reda
sekaligus paham
menganai hal-hal apa
saja yang yg haru
dikhawatirkan

Ibu pasien dapat


memahami bahwa
penanganan yang
diberikan pada pasien
guna untuk membantu
proses penyembuhan
dari penyakit pasien.

Diharapkan
paracetamol dapat
meredakan demam
pada anak.

Tablet zinc
diharapkan mampu
bekerja dalam
reepitelisasi vili usus
yang rusak sehingga
mampu membatu
pasien mencapai
kesembuhannya

Pemberian Oralit
diharapkan dapat
menghindari pasien
dari dehidrasi yang
lebih lanjut dan
mengembalikan status
rehidrasinya.

Harapannya agar
menghindari hal
terburuk akibat
dehidarasi yang terus
berlanjut. Mengingat
diare pada balita dapat
dengan cepat
24

yang sama, namun dengan lebih


menjaga kebersihannya.

Aspek
Risiko

Tidak membiasakan anak untuk


jajan sembarangan meskipun
anak merengek menginkannya

Mengajarkan anak secara


bertahap agar tidak sembarangan
memasukkan sesuatu ke dalam
mulutnya.

Mengajarkan anak secara


perlahan agar mau makan sayur
dan buah

Menyarankan pada ibu pasien


serta suaminya untuk
memperhatikan keadaan pasien
yang membutuhkan pengobatan

Mengajarkan dan menjelaskan


pada ibu pasien tentang
pentingnya mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir
terutama sebelum makan dan
setelah BAB.

Menyarankan pada ibu pasien


untuk menerapkan pola hidup
sehat dan menjaga makanan
yang dimakan dan
kebersihannya termasuk
kebersihan peralatan makan

Eksternal
(psikososial
keluarga)

Fungsional

Bila diare semakin memburuk


dan anak tampak lemah dan sulit
minum, segera bawa kembali ke
yankes terdekat.

Internal

menyebabkan
kematian.

Pasien dan

Saat home

Keluarga

visite

Anak mau makan


sayur dan buah
sehingga nutrisinya
seimbang dan daya
tahan tubuhnya
meningkat.

Pasien dan
keluarga

Saat home
visit

Ibu pasien
memberikan perhatian
dan mengingatkan
pasien untuktidak
membeli jajanan
dimanapun dan
mengajarinya untuk
selalu mencici tangan
dengan sabun sebelum
makan dan setelah
beraktivitas dan buang
air.

Ibu pasien dapat


menerapkan pola
hidup sehat dan
bersih.

Diharapkan agar anak


mendapat perhatian
lebih banyak sehingga
dapat mempercepat
kesembuhannya dan

Orangua
Memberikan pemahaman
kepada ibu dan ayah bahwa anak
menjadi rewel dan tidak aktif
karena sakit yang dideritanya
dan dehidrasinya. Bila anak

Saat di
puskesmas
dan saat
home visit

25

telah sembuh dari sakitnya,


aktifitasnya akan kembali seperti
biasa.

dapat beraktifitas
seperti biasa.

F. Analisa Kasus
1. Analisa Aspek Personal
Aspek personal pada kasus ini berada pada ibu pasien karena pasien masih berusia
balita yang belum bisa mengungkapkan kekhawatiran, harapan maupun persepsinya.
Keluhan keluhan yang dilihat ibu pasien saat ini merupakan tanda bahwa orangtua
pasien memiliki respon kekhawatiran, sehinggaibu pasien memutuskan untuk
membawa anaknya berobat.
Hal ini bersesuaian dengan teori perilaku kesehatan dalam bagian perilaku
sehubungan dengan pencarian pengobatan (health seeking behaviour), dimana hal
tersebut merupakan respon dari sebuah stimulus (sakit). (Notoatmodjo, 2007).
Orangtua pasien sadar bahwa penyakit anaknya dapat mungkin disebabkan oleh
berbagaimacam hal, seperti kebiasaan buruk dan jajan yang sembarangan. Meski tahu
hal tersebut dapat menyebabkan sakit, orangtua pasien sedikit acuh sampai akhirnya
anaknya sakit dan merasa menyesal. Dalam hal ini butuh dilakukan pendekatan dan
edukasi lebih dalam lagi mengenai penyakit yang diderita anaknya dan bagaimana cara
mencegaknya.
2. Analisa Aspek Klinik
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien didiagnosis Gastroenteritis
Akut dengan Dehidrasi Sedang. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik didaptkan
keluhan BAB cair lebih dari 4 kali sehari tanpa disertai darah dan lendir, disertai
muntah 2 kali berisi makanan, terdapat peningkatan bising usus, Diare disertai dengan
gejala dehidrasi ringan, antara lain: anak rewel, tampak kehausan dan dari pemeriksaan
fisik didapatkan mata cekung dang turgor kulit yang menurun
Tatalaksana sesuai dengan panduan WHO yaitu 5 Pilar Tatalaksana Diare Yaitu:
a. Rehidrasi dengan oralit
26

b. Suplemn Zinc selama 10 hari


c. Nutrisi seimbang
d. Antibiotik selektif (kalau pada kasus diare yang diduga bakteri)
e. Edukasi
3. Analisa Aspek Risiko Internal
Risiko internal pada pasien ini lebih kepada kebiasaan dan aktifitas anak seusianya.
Anak usia di bawah 3 tahun masih memiliki kebiasaan memasukan jari maupun
benda-benda selain makanan ke dalam mulut, hal tersebut dapat mejadi salah satu faktor
predisposisi terjadinya diare pada anak usia balita.
Aktifitasnya yang terlalu aktif seperti sedang senang menjalajah dan ingin tahu
dapat membuat balita terpapar sesuatu yang kotor yang dapat menjadi penyebab terjadinya
bakteri
Tidak adanya kebiasaan mencuci tangan dan kebiasaan jajan yang tidak sehat pun
menjadi faktor risiko internal terjadinya diare.
4. Analisa Aspe Eksternal (Psikososial Keluarga)
Tidak satupun anggota keluarga yang memiliki asuransi kesehatan. Saat ditanya
alasannya, karena Tn. B masih belum sempat untuk membuatnya. Padahal, dengan
adanya asuransi kesehatan, dapat meringankan beban finansial keluarga jika tiba-tiba
ada anggota keluarga yang sakit.
Ada beberapa faktor risiko terjadinya diare pada anak yang ada pada lingkungan
dan keluarga pasien antara lain: Ibu tidak terbiasa mencuci tangan dengan sabun
sebelum menyuapi anak, ataupun tidak terbiasa mencucikan tangan anak sebelum anak
makan dengan tangan.
Tukang jualan jajanan yang ada di sekitar rumah tidak bisa dijamin kebersihannya.
Sehingga untuk menghindari anak terkena diare akibat jajan sembarangan, perlu
dibiasakan sejak dini untuk tidak terbisa jajan sembarangan.
5. Analisa Derajat Fungsional
27

Derajat fungsional terdiri dari 1-5. Pada pasien ini berada pada derajat fungsional 4
karena terjadi penurunan aktifitas yang membuat pasien rewel dan hanya ingin
digendong, Dan hampir seluruh aktifitasnya tergantung pada keluarga.

D. Prognosis
1. Ad Vitam

: ad bonam

2. Ad Sanasionam

: ad bonam

3. Ad Fungsionam

: ad bonam

28

Anda mungkin juga menyukai