Anda di halaman 1dari 7

DIFUSI KESEHATAN PEDESAAN

MAKALAH DIFUSI KOMUNIKASI KESEHATAN DI PEDESAAN


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya. Penyusun dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Jurnalistik On Line yang berjudul PENTINGNYA
DIFUSI KOMUNIKASI KESEHATAN DI PEDESAAN
Dalam Penyusunan tugas ini, penulis telah mendapat bimbingan, arahan dan bantuan dari
berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.

Ibu Merry Frida Tri Palupi, M.Si

2.
Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam
penyusunan tugas ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Blitar, Desember 2012


Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................


KATA PENGANTAR ....................................................................................

DAFTAR ISI ..................................................................................................

ii

BAB I

PENDAHULUAN .......................................................................

1.1 Latar Belakang .......................................................................

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................

1.3 Tujuan ....................................................................................

BAB II

PEMBAHASAN ..........................................................................

2.1 Sejarah Perkembangan Difusi Inovasi Komunikasi ...............


2.2 Proses Penyebaran dan Perkembangan Divusi Kesehatan
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Penyebaran Difusi Kesehatan...

2.4 Langkah Untuk Melakukan Penyebaran Di Desa-Desa..........

BAB III PENUTUP ......................................................................................

13

3.1 Kesimpulan .............................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

13

17

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penerapan teknologi informasi di bidang kesehatan dapat diibaratkan sebagai pisau bermata
dua.di satu sisi, inovasi ini dapat meningkatkan efisiensi, tetapi di sisi lain dapat menyebabkan
pemborosan, memperburuk kinerja organisasi bahkan kegagalan.oleh karena sebab itu disini
panulis akan sedikit menerang imbas dari adanya difusi dalam kesehatan.

1.2. Rumusan Masalah


1.

Kapan ditemukannya difusi komunikasi kesehatan itu?

2.

Bagaimana proses difusi itu dapat tersalurkan ke masarakat desa?

3.

Apa saja Factor faktor yang mempengarui penyebaran difusi kesehatan?

4.

Langkah-langkah apa saja yang diambil untuk menyebarkan nya?

1.3.tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliahJurnalistik
Online, serta untuk wawasan dan ilmu Penulis tentang Pentingnya Difusi Inovasi Komunikasi
Terhadap Kesehatan Masyarakat desa

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah dutemukanya difusi komunikasi dalam kesehatan
Teori mengenai difusi inovasi pertama kali dicetuskan oleh Everett Rogers melalui publikasinya
pada tahun 1960 dengan mendefinisikan sebagai proses dimana inovasi dikomunikasikan
melalui saluran tertentu pada kurun waktu tertentu kepada anggota sistem sosial. Sedangkan
inovasi diartikan sebagai ide, praktek atau obyek yang dianggap baru oleh individu, kelompok
atau bahkan organisasi. Proses individu mengadopsi inovasi secara bertahap meliputi fase
pengetahuan, persuasi, keputusan, implementasi dan konfirmasi. Pengenalan obat baru juga
mengikuti fase tersebut. Dokter akan menggunakan obat baru setelah menerima berbagai
informasi melalui berbagai saluran komersial dan divalidasi oleh saluran profesional.
Di sinilah peran jaringan sosial menentukan perilaku adopsi inovasi di sektor kesehatan.
Kehadiran seorang juara (champion) juga akan menentukan proses adopsi inovasi tersebut.
Champion adalah orang yang memiliki ide kreatif dan menerapkannya di organisasi. Mereka
adalah orang yang membuat kontribusi terhadap proses inovasi dengan secara aktif dan
bersemangat mempromosikan inovasi, membuat dukungan, mengatasi resitensi serta
memastikan bahwa inovasi diterapkan.
Sudah fase implementasi, model kepemimpinan yang hirarkis disebut-sebut lebih menentukan
tingkat keberhasilannya. Yang terakhir adalah kesiapan terhadap perubahan. Zaltman et
al. mengatakan bahwa pada fase implementasi, struktur organisasi yang mendukung
pengendalian serta manajemen proyek yang berhati-hari sangat mempengaruhi keberhasilan
proses inovasi. Oleh karena itu, perencanaan merupakan salah satu variabel penting dalam
penerapan inovasi.
Atribut organisasi merupakan prediktor penting dalam meluasnya penggunaan inovasi teknologi
informasi. Akan tetapi variabel ini tidak cukup meyakinkan untuk mempengaruhi tingkat inovasi.
Penelitian Ash menyimpulkan bahwa kesadaran terhadap komunikasi yang akurat dan tepat
waktu, mekanisme reward yang menerapkan prinsip ekspektansi, pengambilan keputusan yang
bersifat partisipatif, serta keberadaan champiorn sangat diperlukan untuk menjamin bahwa
difusi komunisikomunasui kesehatan dapat dimanfaat kan secara optimal. Selain itu, aspek
organisasi juga perlu diperhatikan tidak hanya teknologi saja.

2.2. PROSES PEYEBARAN DAN PERKEMBANGAN DIFUSIKESEHATAN


Teori difusi inovasi menyatakan bahwa inovasi disebarkan melalui jalur tertentu sepanjang
waktu dan dalam suatu sistem sosial tertentu. Setiap manusia memiliki tingkat keinginan yang
berbeda untuk mengadopsi inovasi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa porsi penduduk
yang mengadopsi suatu inovasi mendekati distribusi normal dari waktu ke waktu. Jika distribusi

normal ini dibagi sesuai dengan segmennya, didapatkan lima kategori ke-inovatif-an seseorang
yang diurutkan berdasarkan kecepatan pengadopsian suatu inovasi, yaitu (Rogers, 1995):
1.

Inovator berani mengambil resiko, terpelajar, informasi didapat dari berbagai sumber

2.

Pengadopsi awal pemimpin sosial, populer, dan terpelajar

3.

Pengikut awal berhati-hati, memiliki banyak rekan sosial informal

4.

Pengikut akhir, tradisional, status ekonomi-sosial rendah

5.
Orang-orang kuno/kolot lamban dalam mengadopsi inovasi, sumber utama informasi
berasal dari tetangga dan teman, takut kepada hutang

2.3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEPATAN DALAM PENYEBARAN DIFUSI


KESEHATAN.
Kecepatan adopsi suatu inovasi dipengaruhi oleh lima factor yakni:
1.

Keuntungan relatif,

2.

Kompatibilitas,

3.

Kemampuan dalam mencoba-coba sesuatu,

4.

Kemampuan Observasi, dan

5.

Kompleksitas

Inovasi dengan biaya rendah bisa menyebar dengan cepat di awal kemunculannya.
Sedangkan inovasi yang nilainya meningkat sebanding dengan tingkat penyebaran bisa
berkembang lebih cepat di tahap akhir penyebaran. Kecepatan pengadopsian suatu inovasi
juga dapat dipengaruhi oleh fenomena lain, misalnya fenomena yang dilakukan oleh kaderkader POSYANDU di desa.

2.4. Langkah utuk menyebarkan informasi ke desa-desa


kegiatan komunikasi pada pokoknya adalah menyebarluaskan dan meningkatkan pemahaman
tentang infomasi yang disampaikan itu. Informasi yang disampaikan oleh provider dan kader
perlu dipahami oleh pihak penerima atau masyarakat sehingga apa yang dimaksud oleh
posyandu, yaitu penyuluhan kesehatan, diterima dan dilaksanakan dengan baik.
Posyandu menetapkan programnya yaitu pembangunan kesehatan masyarakat desa. Dalam
melaksanakan pembangunan kesehatan, maka langkah pertama yang ditempuh adalah

1.memberi penjelasan masyarakat tentang berbagai kegiatan posyandu. Dengan penjelasan


yang diberikan oleh posyandu maka akan tercipta interaksi antara pemberi pelayanan
kesehatan dan masyarakat sebagai penerima pesan-pesan kesehatan. Dengan demikian,
peran komunikasi sangat penting untuk berperan dalam menciptakan partisipasi masyarakat.
Partisipasi dan komunikasi hanya dapat dicapai apabila sistem nilai, sistem sosial budaya dan
struktur sosial masyarakat dimanfaatkan. Justru itu, kegiatan komunikasi dapat dilakukan
dengan mengajak para pemuka masyarakat terlebih dahulu. Yang termasuk pemuka
masyarakat adalah pemimpin formal dan informal. Pemuka masyarakat sangat efektif, terutama
pemimpin informal karena ia mengenal masyarakat dan oleh masyarakat setempat dianggap
sebagai tokoh atau pemimpin yang mengetahui banyak masalah-masalah sosial dan
kemasyaraktan.
Strategi posyandu adalah memanfaatkan pemuka masyarakat di samping organisasi sosial
sebagai saluran komunikasi. Lembaga-lembaga sosial seperti. Lembaga Musyawarah Desa
(LMD/Tuha Empat dan Tuha Delapan) Lembaga Masyarakat Desa, Badan Perwakilan Desa
(BPD), dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) serta saluran-saluran komunikasi
interpersonal telah digunakan sebagai saluran komunikasi dalam meningkatkan partisipasi
masyarakat, terhadan program kesehatan.
Seperti diketahui bahwa masalah kesehatan sangat luas ruang lingkupnya dan sangat
kompleks. Masalahnya bukan hanya menyangkutkesehatan semata-mata tetapi faktor sosial
budaya, ekonomi, pendidikan, sikap dan kepercayaan turut berpengaruh didalamnya. Jika
dilihat dari sudut ini, maka masalah kesehatan bukan hanya masalah dokter, dan ahli-ahli
kesehatan saja, tetapi masalah kesehatan juga merupakan tanggung jawab para ahli ilmu
sosialterutama untu anda yang terjun dalam DUNIA KOMUNIKASI seperti saat ini..
Karena luasnya masalah kesehatan, maka penulis perlu membatasi untuk memberikan kajian
yang ini, masalah akan dibatasi tentang Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksi. Titik
berat kesehatan dalam program kesehatan serta sejauh mana posyandu sebagai sumber atau
medium dalam menyalurkan pesan-pesan kesehatan.
Struktur sosial adalah lembaga-lembaga formal dan informal yang ada dalam masyarakat desa
seperti birokrasi pemerintahan desa. Norma sistem sosial adalah pedoman tingkah laku yang
telah dianut oleh suatu anggota sistem sosial tertentu. Struktur sosial dan norma sistem sosial
masyarakat desa pada umumnya bersifat tradisional. Masyarakat tradisional memiliki ciri-ciri
antara lain berpendidikan relatif rendah, kehidupan sosial ekonomi lemah, pola hubungan
interpersonal sangat kuat, sedikit sekali komunikasi yang dilakukan oleh anggota sistem dengan
pihak luar. Dari kondisi ini maka pengenalan terhadan pengobatan modern relatif masih rendah
dan pengenaan media massa juga rendah. Sebaliknya pola komunikasi yang banyak digunakan
adalah komunikasi interpersonal.
Dengan demikian struktur sosial dan norma sistem sosial masyarakat desa mempunyai
pengaruh terhadan tingkah laku orang-orang dewasa serta perubahannya dalam menjawab
tantangan komunikasi. Sebaliknya struktur sosial dan norma sistem sosial desa kemungkinan
bisa berpengaruh. Dapat merintangi atau sebaliknya dapat pula memudahkan proses difusi
inovasi. Demikian juga difusi inovasi bisa pula merubah struktur sosial dan norma sistem sosial
suatu masyarakat.

BAB III
PENUTUP
Dari penjelasan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa teori difusi inovasi ini selalu mengikuti
perkembangan yang terjadi. Perkembangan tekhnologi maupun cara berkomunikasi
menggunakan media baru. Begitu juga dengan contoh kasus yang telah saya jelaskan diatas.
Bahwa Agent of change harus memiliki kriteria dan persiapan yang matang agar orang lain bisa
mengikuti serta memahami tahapan apa saja yang harus dilakukan kepada Balita mereka.
Mereka juga harus melakukan follow up atas apa yang mereka lakukan untuk mengetahui
keberhasilan dari program tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro & Erdinaya, Lukiati Komala. Komunikasi massa : Suatu Pengantar. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2004.
Rogers, Everret M. Dan F. Floyd Shoemaker. Memasyarakatkan Ide-ide Baru. Surabaya:
Penerbit Usaha Nasional,1981.
Severin, Werner Joseph dan James W. Tankard, Jr. Communication Theories: Origins,
Methods, Uses. Edisi 3. New York: Longman, 1991.
Bungin, Burhan. Sosiologi komunikasi. Jakarta : Kencana, 2007.
F. Floyd Shoemaker & Rogers. Communication of Innovation: A Cross Cultural Approach (1971)
en.wikipedia.org/wiki/Everett_Rogers
http://www.valuebasedmanagement.net/methods_rogers_innovation_adoption_curve.html
a.parsons.edu/~limam240/thesis/documents/Diffusion_of_Innovations.pdf
http://www.stsc.hill.af.mil/crosstalk/1999/11/paulk.asp
http://www.soc.iastate.edu/sapp/Soc415Diffusion2.html
For Soft File Download of the copy Above Please Download Trough this link Bellow:
http://www.4shared.com/file/KIJBiXgK/makalah_bu_merry.html

Anda mungkin juga menyukai