Kasus ini sama halnya dengan soal ujian Ilmu Ukur Tanah (IUT) sewaktu kuliah. Aku tidaklah pandai
dalam pelajaran, apalagi mata kuliah ini. Dulu sewaktu semester 1 cuman bisa dapet nilai C. Padahal
sepertinya bisa ngerjain juga, praktek juga ngikutin terus tapi entah hasilnya seperti itu (untung-untungan
apa ya..)
Tahun berikutnya coba ngulangin lagi. Eh... dapet B, lumayan lah daripada C hahhaa..
Terus berlanjut sampai semester akhir, sepertinya gak keren kalau IUT dapet B. Iseng-iseng disemester
akhir sambil skripsi ngulang si mata kuliah ini, hahaha.. kali ini dapet A. Alhamdulillah..
Balik lagi ke-topik bahasan. Gimana sih caranya menghitung tinggi suatu benda (contoh: tiang listrik,
tower, gunung, gedung, dsb). Dulu sewaktu ujian pernah muncul soal seperti ini, yaitu mengukur tinggi
tower. Nah sekarang pada pekerjaan saya ternyata ditemui beberapa kasus yang serupa, seperti
mengukur tinggi kabel listrik (untuk mengetahui maksimal ketinggian kabel agar tidak
tersangkut Crine pada saat melintas pada saat peralatan Rig untuk pengeboral melintas).
Berikut contoh kasusnya pada saat mengukur tiang listrik.
Case 1
Saya tulis menghitung mengapa? karena hasil tinggi diperoleh dari hasil hitungan.
Kalau gak salah metode ini disebut pemotongan kebelakang. Langkah awal menghitung tinggi tiang
diawali dengan menentukan titik referensi untuk mengukur tinggi tersebut. Karena merupakan
pemotongan kebelakang maka tiang ditentukan dari 2 titik referensi.
1. Dirikan alat dititik A, kemudian bidik titik B. diperoleh jarak dAB (klem dalam posisi piringan vertikal 90')
2. Dari bidikan titik B kemudian bidik tiang, diperoleh besar sudut antara titik B dan tiang (sudut F)
3. Selanjutnya bidik ujung tiang listrik, diperoleh sudut E.
4. Pindahkan alat pada titik B, agar posisi tidak bergeser karena sentering ulang lebih baik memindahkan
alat dengan mencopot tribach.
5. Ulangi langkah 1-3 dari posisi titik B, maka diperoleh jarak dBA, sudut G, sudut H.
6. Semua data sudah tersedia, maka tinggi tiang listrik dapat dihitung.
Jarak dAB dapat menggunakan rata-rata jarak yang diperoleh dari titik A dan B. Yaitu (dAB+dBA)/2.
Perhatikan segitiga biru. Masih ingat rumus matematika tentang Sin? Jika diketahui 2 sudut dan 1 jarak
maka sudut-sudut dan jarak-jarang yang lain bisa dihitung. Pakai rumus A/Sin A = B/Sin B = C/Sin C.
Sehingga jarak datar antara titik A ke tiang dan titik B ke tiang dapat dihitung.
Perhatikan segitiga antara titik A, dasar tiang, dan puncak tiang. Karena bentuknya adalah segitiga sikusiku maka tinggi tiang dapat dihitung dengan rumus trigonometri.
Sin = y/r
Cos = x/r
Tan = y/x
Pakai rumus yang Tan.
Menghitung tinggi tiang dari titik A.
Tan E = tinggi tiang / d.A.Tiang
tinggi tiang = Tan.H * d.A.Tiang
Maka diperoleh tinggi tiang dari titik A.
Menghitung tinggi tiang dari titik B
Tan H = tinggi tiang / d.B.Tiang
tinggi tiang = Tan.H * d.B.Tiang
Maka diperoleh tinggi tiang dari titik B.
Selanjutnya nilaitinggi tiang dirata-rata (tinggi tiang dari titik A + tinggi tiang dari titik B)/2
Tinggi tiang total = tinggi tiang rata-rata + tinggi alat
catatan: jika permukaan tanah dimana posisi alat dan tiang sama datarnya.
jika tidak datar maka tinggi dari posisi datar kearah bawah dapat dihitung menggunakan trigonometri lagi
dengan mengarahkan alat dari posisi datar 90' kearah ujung bawah tiang.
Case 2
Pada kasus ini terdapat tiang listrik yang miring/akan roboh. Untuk menghitung kemiringan tiang ini dapat
dilakukan menggunakan Total Station manual. Langkahnya sebagai berikut
1. Membidik titik ujung tiang (titik 1) kemudian dengan mengunci piringan horizontal mengarahkan bidikan
kebawah tepat dititik A pada posisi 90'. catat sudutnya. Maka kita mempunyai data jarak horizontal dari
alat ke titik A dan elevasinya, serta sudut dari titik A (posisi 90') ke ujung puncak tiang.
2. Menghitung tinggi tiang dari posisi datar (garis hijau) ke puncak tiang dengan rumus trigonometri,
seperti pada uraian Case 1. Kemudian menghitung elevasi tiang dengan menjumlahkan elevasi titik A +
tinggi prisma + tinggi tiang dari posisi datar (garis hijau).
3. Membidik pangkal tiang dengan prisma, maka didapat elevasi dasar tiang.
4. Sekarang kita mempunyai data koordinat Puncak tiang (X2, Y2, Z2) dan pangkal bawah tiang (X1, Y1,
Z1).
Nilai kemiringan tiang dapat diukur dengan rumus pitagoras.
Jarak tegak bisa dicari dengan menyelisihkan nilai elevasi Z2-Z1
Jarak datar bisa dihitung dari nilai XY yaitu: akar kuadrat dari (X2-X1)^2+(Y2-Y1)^2
Sehingga kemiringan dapat dihitung dari segitiga siku-siku tadi.
Jika alat Total Station dilengkapi fitur reflectorles (laser) maka dengan 2 bidikan pada Puncak dan
pangkal bawah dapat diperoleh koordinat titik A dan B seperti pada gambar dibawah ini. sehingga tinggi
tiang atau kemiringan dapat dihitung.
F2:Backsight
F3:Layout P
Tekan Ne / Az (F3). Tekan AZ (F3) AZ= Azimuth
Tampilan Layar
OCC PT
PT # : ___________
Input List Ne/Az Ent
E .. m
N : . m
Input __ AZ enter
Masukkan HR yang dicatat tadi. Tekan Input (F1).Tekan Yes (F3).
Tampilan Layar
BACKSIGHT
HR : 256 .3050
Input __ PT# Enter
Tampilan Layar
BACKSIGHT
HB : 256 3050
Input __ PT# Enter
5.Memberi Nomor Tembakan.Kembali ke Layout,Pilih New Point (F2).
Tampilan Layar
Layout
F1 : Seleck A FILE
F2 : New Point
F3 : Grid Faktor P
New Point, Pilih Side Shot (F1).
Tampilan Layar
F1 : Side shot
F2 : Resection
Pilih File Coba Tekan Enter (F4).
Tampilan Layar
Seleck A FILE
FN : Coba
Input List ___ Enter
Tekan Input (F1). masukkan Angka 1.(Angka 1 merupakan tembakan pertama).
Tampilan Layar
Side Shot
PT # :
Input srch ___ Enter
Reflector Height (Tinggi Prisma Rambu Ukur).Misal Kita isikan 1.5 m.
Tekan Yes (F3).
Reflector Height Akan ditampilkan E, N, Z nya, Untuk menyimpannya
Tekan Yes (F3).
Tampilan Layar
InputR.HT : 1.500 m
>Sight? (Yes)(No)
E : 5145.65
N : 5879.71
Z : 105.43
>REC (Yes)(No)
Siap untuk tembakan Side Shot Selanjutnya.
Beranda
THEODOLIT
pengunci limbus.
3
Pengertian, Syarat2, macam2, dan jenis theodolit
Bagian-bagian yang penting
dari alat theodolit:
Teropong yang dilengkapi
dengan garis bidik
Lingkaran skala vertical
Sumbu mendatar
Indeks pembaca lingkaran
skala tegak
2. Theodolite Repitisi
Konsruksinya kebalikan dari theodolit reiterasi, yaitu bahwa
lingkaran mendatarnya
dapt diatur dan dapt mengelilingi sumbu tegak.
Akibatnya dari konstuksi ini, maka bacaan lingkaran skala
mendatar 0, dapat
ditentukan kearah bdikan / target myang dikehendaki. Theodolit
yang termasuk ke dakm
jenis ini adalah theodolit type TM 6 dan TL 60-DP (Sokkisha ), TL
6-DE (Topcon), Th-51
(Zeiss)
Oerlee Coolz | Theodolit 5
Oerleebook.wordpress.com | Pengertian, Syarat2, macam2, dan jenis
theodolit
3. Theodolite Modern
Theodolites di hari ini, membaca dari kalangan vertikal dan
horisontal biasanya
dilakukan secara elektronik. Readout yang dilakukan oleh rotary
encoder, yang dapat
absolut, misalnya Gray menggunakan kode, atau meningkat,
dengan terang dan gelap sama
jauh radial band.
. tengahkan posisi
gelembung nivo bergeser kearah garis
Pada rambu ukur akan terlihat huruf E dan beberapa kotak kecil
yang berwarna merah dan
hitam. Setiap huruf E mempunyai jarak 5 cm dan setiap kotak
kecil panjangnya 1cm.
7. PERHITUNGAN JARAK
v JIKA MEMAKAI SUDUT VERTIKAL (ZENITH) :
o Do = (BA-BB) x100 x sin V, jarak optis
o Do = (BA-BB) x 100 x sin2 V, jarak datar
v JIKA MEMAKAI SUDUT VERTIKAL (ELEVASI)
o Do = (BA-BB) x 100 x cos V, jarak optis
o Do = (BA-BB) x100 x cos2 V, jarakk datar
Share This
Back to Home
Leave a Reply
Subscribe to Posts | Subscribe to Comments
NEXTPREV
Diberdayakan oleh Blogger.
Mengenai Saya
Azmi chober
Lihat profil lengkapku
Blogger templates
Blogroll
Popular Posts
Cara Penggambaran Kontur Tanah Dengan Autodesk Land Desktop
CARA PENGGAMBARAN KONTUR TANAH DENGAN AUTODESK LAND DESKTOP BAB I
PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN
Hasil gambar k...
GPS GEODETIC
GPS GEODETIC GPS Geodetic adalah GPS yang mempunyai kemampuan untuk menangkap signal L1,
L2, atau GNSS. GPS Geodetic mempunyai kem...
Blogger news
Copyright 2015 Teknik Survey Pemetaan -Black Rock Shooter- Powered by Blogger - Designed by Johanes
Djogan