Anda di halaman 1dari 52

Referat

Eritropapuloskuamosa
Pembimbing : dr. Bowo Wahyudi, Sp. KK
Nama
: Tika Nurfadilah
NIM
: 2010730106

Definisi
Psoriasis ialah penyakit yang
penyebabnya autoimun dimana bersifat
kronik dan residif, ditandai dengan adanya
bercak-bercak eritema berbatas tegas
dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis
dan transparan disertai dengan fenomena
tetesan lilin,Auspitz, dan Kobner

Epidemiologi
Di Eropa dilaporkan sebanyak 3-7%, di Amerika Serikat 1-2%,
sedangkan di Jepang 0,6%.

Pria > wanita

Etiologi

Faktor Genetik
Positif (34-39%), Negatif
(12% )

Berbagai faktor
pencetus : stress
psikis, infeksi fokal,
trauma (fenomena

Faktor imunologik

kobner), endokrin,
gangguan metabolik,
obat, juga alcohol dan
merokok

Gambaran klinis
Predileksi psoriasis :
Skalp
Batas rambut kepala
Lutut
Siku
Lumbosakral
Kuku.
Secara umum daerah
predileksinya adalah di
daerah ekstensor.

Gambaran klinis

Kelainan kulit terdiri


atas bercak-bercak
eritema yang meninggi
(plak) dengan skuama di
atasnya
Eritema sirkumskrip dan
merata
Skuama berlapis-lapis,
kasar dan berwarna
putih seperti mika serta
trasnparan
Besar kelainan
bervariasi : lentikular,
nummular atau plakat
dan dapat berkonfluensi
fenomena tetesan lilies,
Auspitz dan Kobner

Histopatologi
khas

yaitu

parakeratosis

dan

akantosis.

Pada

stratum

spinosum terdapat kelompok leukosit yang disebut abses


Munro. Selain itu terdapat juga papilomatosis dan vasodilatasi
subepidermal.1,6

Diagnosis Banding

Dermatofitosis. Perbedaannya ialah pada dermatofitosis


gatal sekali dan ditemukan jamur pada sediaan langsung. 1,7

Dermatitis seboroik, berbeda dengan psoriasis karena


skuamanya berminyak dan kekuningan serta bertempat
predileksi di tempat yang seboroik. 1,7

Pengobatan Sistemik
Korikosteroid
Prednisolon
Obat sitostatik
metotreksat

30 mg per hari. Jika


perbaikan turunkan
3 x 2,5 mg dengan interval
12 jam dalam seminggu
dengan dosis total 7,5 mg.
jika perbaikan dosis naikkan

Levodopa

2 x 250 mg 3x 500 mg

DDS (diaminodifenilsulfon)

2 x 100 mg sehari

Etretinat

1 mg/kgBB. Jika perbaikan


tingkatkan

Siklosporin

6 mg/kgBB sehari

Pengobatan Topikal
Preparat Ter

Konsentrasi 2-5%. Dosis


naikkan jika tidak ada
perbaikan

kortikosteroid
Ditranol (Antralin)

Konsentrasi yang digunakan


biasanya 0,2-0,8%,

Pengobatan dengan
penyinaran

UVA dan UVB

calcipotriol

50 mg/g

Tazaroten

Konsentrasi 0,05 dan o,1 %

Emolin

Parapsoriasis

PARAPSORIASIS

PARAPSORIASIS
Ruam : papul miliar
serta lentikular,
ertiema dan skuama
dapat hemoragik,
Kelainan
ini terdapat
kadang-kadang
Tempat predileksi
pada
badan, bahu
dan
berkonfluensi,
dan
pada badan dan
tungkai,
bentuknya
umumnya
simetrik.
ektremitas.
kulit
zebra;
seperti
Penyakit
ini
sembuh
Kelainan kulit
berupa
terdiri
atastanpa
skuama dan
spontan
bercak eritematosa,
eritema
yang brgarismeninggalkan
permukaan
datar,
1,11
garis.
sikatriks.
bukat atau lonjong
Tempat predileksi
dengan diameter 2,5
pada badan, lengan
cm dengan sedikit
atas dan paha, tidak
skuama yang
tedapat pada kulit
berwarna merah
kepala, muka dan
jambu, coklat atau
tangan.1,11
agak kuning

Histopatologi
Parapsoriasis gutata
Terdapat

sedikit infiltrat limfohistiositik di sekitar pembuluh


darah superficial, hyperplasia epidermal yang ringan dan
sedikit spongiosis setempat.1

Parapsoriasis variegata
Epidermis tampak meinipis disertai keratosis
setempat-setempat. Pada dermis terdapat
infiltrat menyerupai pita terutama terdiri atas
limfosit.1
Parapsoriasis en plaque
Gambarannya tak khas, mirip dermatitis
kronik.1

Diagnosis Banding
Psoriasis : berbeda dengan parapsoriasis, karena pada psoriasis
skuamanya tebal,kasar, berlapis-lapis, dan terdapat fenomena
tetesan lilin dan Auspitz. Selain itu gambaran histopatologiknya
berbeda.1,12

pitiriasis rosea : terdiri atas eritema dan skuama,


tetapi perjalanannya tidak menahun seperti pada
parapsoriasis. Perbedaan lain adalah pada pitiriasis
rosea susunan ruam sejajar dengan lipatan kulit
dan kosta

Pengobatan

Penyinaran dengan lampu ultraviolet

kortikosteroid topikal : kalsiferol, preparat ter, obat


antimalaria, derivat sulfon, obat sitostatik, dan vitamin E.1,13

parapsoriasis gutata akut dengan eritromisin (40 mg/kg


berat badan) atau tetrasiklin.

Prognosis

Parapsoriasis secara khusus memiliki perjalanan penyakit


yang kronik dan lama, kecuali parapsoriasis en plaque yang
berpotensi untuk menjadi mikosis fungoides, yang berpotensi
lebih fatal.1,14

Pitiriasis Rosea

PITIRIASIS ROSEA

Pitiriasis Rosea

Pitiriasis Rosea

Diagnosis Banding
Tinea korporis
Gambaran

pinggir

klinis mirip yaitu berupa eritema dan skuama di

serta

bentuknya

anular.

Perbedaannya

yaitu

pada

pitiriasis rosea rasa gatal tidak begitu berat jika dibandingkan


dengan tinea korporis, dan skuama pada tinea korporis lebih
kasar.
Untuk

KOH.1

memastikan diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan

Pitiriasis Rosea

Dermatitis Seboroik

Gejala Klinis
Eritema skuama yang berminyak dan agak kekuningan,
batasnya agak kurang tegas

Skuama halus, mulai sebagai bercak kecil yang kemudian


mengenai seluruh kulit kepala dengan skuama-skuama yang
halus dan kasar

bercak-bercak yang berskuama dan berminyak disertai


eksudasi dan krusta tebal

seluruh kepal tertutup oleh krusta-krusta yang kotor, dan


berbau tidak sedap

Diagnosa Banding

Psoriasis : skuama yang lebih tebal, kasar,


berlapis-lapis, putih seperti mutiara dan tak
berminyak

Kandidosis : eritema berwarna merah cerah


berbatas tegas dengan stelit-satelit di sekitarnya

Otomikosis : Pada otomikosis terlihat elemen


jamur pada sediaan langsung

Pengobatan
Sistemik

Kortikosteroid
Prednison

20-30 mg sehari

Isotetrionin

0,1-0,3 mg/kgbb/hari
Pemeliharaan : 5-10
mg/hari

Narrow band
UVB (TL-01)

3x seminggu selama
8 minggu

Pengobatan
Sistemik
Pitiriasis sika & oleosa

Seminggu 2-3x, scalp dikeramas 515 mnt.

Ter (likuor karbonas


detergens)

2-5 %

resolsin

1-3%

Sulfur praesipitatum 420%

Dapat digabung dengan asam


salisilat 3-6%

Kortikosteroid
Hidrokortison

2%

ketokonazole

Krim 2%

Prognosis

Pada sebagian kasus yang mempunyai faktor


konstitusi penyakit ini agak sukar
disembuhkan.2

ERITRODERMA

Gejala Klinis

Eritroderma akibat alergi obat : Lesi awal


berupa eritema menyeluruh, sedangkan skuama
baru muncul saat penyembuhan. 1,6

Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit

Eritroderma

agak

karena psoriasis : eritematosa dan

meninngi

daripada

skuama yang lebih tebal.

sekitarnya

dengan

Gejala Klinis

Penyakit Leiner : eritama seluruh tubuh


disertai skuama kasar.

Eritroderma akibat penyakit sistemik


(keganasan)

Sindrom Sezary : ditandai dengan eritema


berwarna merah membara yang universal
disertai skuama dan rasa sangat gatal

Liken Planus

Epidemiologi
Tidak ada perbedaan pada ras, jenis kelamin, dan
geografik, distribusi umur rata-rata 30-60
tahun.15,16

Etiologi
Adanya inisial likenoma sebelum meluasnya

penyakit
Trauma merupakan pencetus timbulnya penyakit
pada infeksi virus laten
Penyembuhan setelah vaksinasi atau pemberian
antibiotik
Fokus endemik atau timbulnya
Gangguan imunologik

Gejala klinis

Gatal

Tempat predileksi : ekstremitas,


dapat

di

tetapi

yang

bagian
tangan

ekstremitas
lebih

fleksor
atau

bawah,

sering

di

pergelangan

lengan

bawah,

distribusinya simetrik. Terdapat


fenomena kobner (isomorfik).

Gejala klinis
Kelainan

yang khas terdiri atas papul yang

poligonal,

datar dan

berkilat, kadang-

kadang ada cekungan di sentral (delle).


Garis-garis

anyaman berwarna putih (strie

Wickham) dapat dilihat pada permukaan


papul. 21

Bentuk morfologi
Hipertrofik
Terdiri

atas plak yang verukosa berwarna merah

coklat atau ungu, terletak pada daerah tulang


kering.

15

Folikular
Kelainan

terdiri atas papul seperti duri pada kulit,

selaput lendir, dan kulit kepala merupakan trias


pada liken planopilaris.

15,22

Bentuk morfologi
Vesicular dan bulosa
Kelainan

kulit sedikit terdiri atas vesikel dan

bula pada tempat-tempat bekas liken planus.


15,22

Bentuk

yang jarang terjadi. Bula yang luas tiba-

tiba timbul pada kulit yang normal atau bekas


lesi, diikuti oleh gejala-gejala konstitusi.

15,22

Bentuk morfologi
Erosi dan ulseratif
Dapat

terjadi pada mukosa yang didahului oleh

liken planus. Variasi ini jarang ditemukan.


Bersifat kronik, bula dan ulkus yang nyeri di
kaki. 22
Atrofi
Jarang

terdapat.

Laboratorium
leukosit

dan limfosit menurun.23


Histopatologi

Papul

menunjukkan

penebalan

lapisan

granuloma, degenerasi membran basalis


dan sel basal. Terdapat pula infiltrat seperti
pita terdiri atas limfosit dan histiosit pada
dermis bagian atas. Infiltrat tersebut padat
dan mempunyai batas bawah yang tajam.24

Diagnosis
Diagnosis liken planus berdasarkan gejala
klinis dan variasinya yang khas dibantu
dengan pemeriksaan histopatologi.
Pengobatan
Glukokortikoid
Sistemik.
Glukokortikoid Topikal
Retinoid (0,05%)
Fotokemoterapi.
Psoralen Dan

kesimpulan

Penyakit papulo eritro skuamosa merupakan penyakit


kulit yang ditandai terutama oleh adanya Papul,
eritema dan skuama. Eritema merupakan kelainan
pada kulit berupa kemerahan yang disebabkan oleh
pelebaran pembuluh darah kapiler yang bersifat
reversibel. Skuama merupakan lapisan dari stratum
korneum yang terlepas dari kulit. Maka, kelainan kulit
yang terutama terdapat pada penyakit papulo eritro
skuamosa
adalah
berupa
kemerahan
dan
sisik/terkelupasnya kulit.

Penyakit papulo eritro skuamosa terdiri dari beberapa


penyakit kulit yang digolongkan di dalamnya, antara
lain:
Psoriasis,
Parapsoriasis,
pitiriasis
rosea,
eritroderma, dermatitis seboroik, dan liken planus.

Daftar pustaka
1.

Djuanda, Adhi, dkk. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Keenam. Penyakit
Kulit Eritropapuloskuamosa. Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia : 2010. Hlm. 189-203.

2.

Siregar RS. Psoriasis dalam Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta :
EGC : 2003. Hal 94-100.

3.

Hunter JAA. Psoriasis. Dermatologi Klinik Edisi ke Tiga. Jakarta : EGC : 2003.
Hal 48-62.

4.

Gawkrodger DJ. Psoriasis-epidemiology, pathophysiology, presentation,


complication and management. In: Dermatology an Illustrated Colour Text.
Third Edition. New York : Churchill Livingstone : 2002. p 26-29

5.

Steven R.F Adele R.C. Treatment of Psoriasis: An Algorithm-based Approach for


primary Care Physicians. American : Family Physician : 2000. p 50-55

6.

Buxton, P.K. Psoriasis. In: ABC of Dermatology. Fourth Edition. London : BMJ :
Publishing Group : 2003. p 8-16

7.

Griffth CEM, Baker J. Psoriasis. In: Burn T, Breathnach S, Cox N. Griffith C, eds.
Rooks Textbook of Dermatology 7th ed. New York : Blackwell publishing :
2004. p 51-69.

Daftar pustaka

15.

Forman Louis. Parapsoriasis, In: MD Ingram TJ ed. Section of Dermatology.Vol 50. Paris: Proceedings of
the royal society of medicine : 2005. p 771-773

16.

Gawkrodger DJ. Psoriasis-epidemiology, pathophysiology, presentation. Massachusetts : Blakwell


Publishing : 2003. p. 377-67.

17.

Forman Louis. Parapsoriasis, In: MD Ingram TJ ed. Section of Dermatology. Vol 50. Paris: Proceedings of
the royal society of medicine : 2000. p 771-773

18.

Benny E. Psoriasis. Penatalaksanaan ; dalam Achmad Tjarta ; Sri Adi Sularsito.Dalam Metode
Diagnostik dan Penatalaksanaan Psoriasis dan Dermatitis Seboroik. Jakarta : FKUI : 2003. Hal 32-52.

19.

KN Sarveswari, P Yesudian. The conundrum of parapsoriasis versus patch stage of mycosis fungoides.
Indian Journal of Dermatology Venereology and Leprosy. India: Medical foundation : 2009 . p 229-235

20.

Arnoid, H.L. Deaseases Of The Skin edition eight. Philadelphia : Saunders Company : 1990. 194-227.

21.

LM Lindahl, M Gron-Fenger, L Iversen. Topical nitrogen mustard therapy in patien with mycosis
fungoides or parapsoriasis. Denmark : Departemen of Dermatology : 2012. p. 1468-3083.

22.

Yesudian p, KN Sarveswari, Indian Journal of Dermatology Venereology and Leprosy. Parapsoriasis.


India: Medical Foundation : 2009. p. 299-235

23.

Hay, RJ. Greaves. Text Book of Dermathology Six Edition, Vol. 4. London : Blackwell Scientific
Publication : 1993. p 1993

24.

Braud V, Winkelman. Dermatology three edition. Berlin : Springer-Verlag : 1990. Hal 445

25.

Latcowski, J. Dermatology in General Medicine. New York : Mc Graw Hill : 2003. Hal 1537-1553

Daftar pustaka
7.

Woodfork KA, Dyke KV, Sikic BI. Antiinflammatory and antirheumatic drugs-The
rational basis for cancer. In: Modem pharmacology with clinical application. Sixth
Edition. Philadelphia : W.B Saunders : 1990. p 432-661.

8.

Wood S, Hu HC, Garrett LA, Para Psoriasis, In: Wolff K, Goldsmith AL, Katz IS,
Gilchrest AB, Paller SA, Leffel JD editors. Fitzpatricks Dermatology In General
Medecine edition seven. New York : Mc Grew Hill Medical : 2008. p. 1786-1796

9.

James WD. Miliaria. Andrew s Disease of The Skin : Clinical Dermatology edition
Nine. Pennsylvania : Saunders Elsevier : 2006. p. 23-24.

10.

Burns, Tony, et al Rooks Textbook of Dermatology sevent edition. Massachusetts


: Blakwell Publishing : 2004. p. 491-492

11.

Gudjonsson JE, Elder JT. Psoriasis. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA,
Paller AS, Leffell DJ, eds. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine Volume
one. Sevent edition. New York: MeGraw Hill. 2008. Pp 169-193

12.

Hunter JAA, Savin J A, Dahi MV. Psoriasis. In: Clinical Dermatology. Third Edition.
Australia : Blackwell Science : 2003. p 48-62.

13.

Scher KR. Parapsoriasis en pluqe and its association with systemic malignant
disease. New York : Journal of the National Medical : 2000. p 842-344

Journal : Obstetric Complication among US women with Asthma (2013)


www.AJOG.org

Thank You

Anda mungkin juga menyukai