Strategi Manajemen Cairan
Strategi Manajemen Cairan
Dibuat untuk memenuhi tugas mata ajar Keperawatan Medikal Bedah Lanjut I
Disusun Oleh:
Dene Fries Sumah
NIM. 2014-01-006
karena hipertrofi tubulus sel epitel distal, peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin
aldosterone, dan penurunan laju filtrasi glomerulus. Strategi untuk mengatasi resistensi diuretik
disediakan pada Tabel 1.
Tabel 1. Strategi untuk mengatasi resistensi diuretik
1.
2.
Berikan 2 jenis diuretik pada saat yang sama: misalnya, diuretik lingkaran dan agen
yang blok tubulus distal
Chlorothiazide intravena (500-1000 mg), diberikan 30 menit sebelum
pemberian dari loop diuretik intravena
Metolazone Oral (2,5-10 mg)
Prinsip-prinsip manajemen cairan yang efektif menurut American Heart Association (2014) yaitu
meliputi:
1.
Pasien harus menimbang berat badan setiap pagi setelah pergi ke toilet dan sebelum
2.
3.
mug atau gelas memegang dan mencatat asupan cairan sampai mereka menjadi terbiasa
4.
5.
per hari.
Jika pasien dapat perawatan diri, mereka dapat mengatur dosis diuretik mereka
berdasarkan pemantauan berat badan setiap hari dan kesadaran gejala gagal jantung.
Biasanya, penyesuaian dosis harus hanya beberapa tunggal dosis sebelumnya (misalnya
jika pasien mengambil 40 mg furosemid sekali sehari, dosis dapat ditingkatkan sampai 80
6.
mg sekali sehari). Awalnya, dosis meningkat harus dipertahankan selama tiga hari saja.
Jika berat kering tercapai atau gejala mengatasi, pasien dapat kembali ke aslinya dose.88
7.
diuretik rendah
Pembatasan cairan dapat diliberalisasi dalam cuaca yang lebih hangat.
Pasien tanpa gejala yang telah melihat penurunan yang signifikan dalam berat badan mereka
(lebih dari 2 kg selama dua hari) dapat mengurangi dosis diuretik mereka untuk mempertahankan
berat kering yang sesuai mereka dan menghindari disfungsi ginjal
Brunner & Suddarths (2011) menjelaskan tentang manajemen cairan pada pasien CHF, yakni
sebagai berikut:
1. Diuretik sebaiknya diberikan saat pagi sehingga diuresis yang tidak mengganggu istirahat
malam hari.
2. Pantau status cairan secara intens dengan cara: auskultasi paru-paru, membandingkan
berat badan setiap hari, dan memantau asupan dan output.
3. Ajarkan pasien untuk mematuhi diet rendah natrium dengan membaca label makanan dan
menghindari makanan siap dikonsumsi.
4. Membantu pasien untuk mematuhi pembatasan cairan dengan perencanaan distribusi
cairan sepanjang hari dengan tetap menjaga preferensi makanan.
5. Pantau cairan IV secara intens dengan hubungi dokter atau apoteker tentang
kemungkinan double-berkonsentrasi obat apapun.
6. Ajarkan pasien bagaimana untuk mengambil posisi, yang memfasilitasi bernapas
(meningkatkan jumlah bantal, mengangkat kepala tempat tidur), atau pasien dapat
memilih untuk duduk di kursi yang nyaman untuk tidur.
7. Kaji kerusakan kulit, dan lakukan pencegahan (perubahan posisi sesering mungkin, posisi
untuk menghindari tekanan, latihan kaki).
Penentuan Kebutuhan Cairan pada Klien CHF menurut Centers for Disease
Control and Prevention, 2015
Gagal jantung adalah sindroma klinis yang kompleks terjadi akibat
kerusakan struktur atau fungsi jantung sehingga kemampuan pengisian dan
pemompaan ventrikel menjadi terganggu. Prinispi pernatalaksanaan gagal
jantung meliputi mengurangi beban tekanna, mengurangi kontraktilitas dan
mengurangi beban volume. Tujuan pengendalian volume tubuh adalah
tercapainya keseimbangan komposiis cairan tubuh [ada keadaa hemostasis.
Pengendalian cairna tubuh dapat dilakukan dengan penimbangan berat
badan yang rutin, penilaian status volume cairan tubuh, pembatasan asupan
air dan natrium, dan pemberian diuretik. Pada kloen gagal jantung,
terjadinya
penimbunan
darah
di
paru.
Penimbunan
ini
menurunkan
pertukaran O2 dan CO2 antara udara dan darah di paru sehingga oksigenasi
darah di paru berkurang dan terjadi peningkatan CO2 pembentukan asam di
dalam darah. Selain itu, salah satu konsekuensi serius dari gagal jantung
khususnya kiri adalah kurangnya aliran darah ke ginjal. Hal ini menimbulkan
reaksi ginjal untuk merentensi air dan Na. oleh karena itu pada gagal jantung
terjadi
hipervolemi
dan
juga
Edema.
Oleh
karena
pada klien
CHF terjadi peningkatan cairan, maka kebutuhancairan pada klien CHF harus
dikuranggi dari kebutuhan normal. Kebutuhan cairan per hari pada klien CHF
adalah:
BB x 25 ml/kg
Hipernatremia
Na Sekarang
x BB
Na Normal
Karena kemungkinan klien hypernatremia, maka rumus diatas digunakan untuk
mencari jumlah cairan hipotonis yang diperlukan untuk menetralkan kadar Na.
Contoh cairannya dextrose 5%. Pemantauan harus terus dilakukan pada klien.
Pemasukan
dan
pengeluaran
harus
tetap
seimbang.
Untuk
mempermudah
Pada klien CHF, kebutuhan cairan menurun, oleh karena itu jumlah cairan dikurangi
menjadi 75-80% dari kebutuhan rumatan. Atau dapat dibatasi sampai:
65 cc/kgBB/hari
Daftar Pustaka
Brunner & Suddarths. 2011. Handbook textbook of medical-surgical nursing., 12th ed.
Wolters Kluwer Health, USA
Center of Disease Control and Preventoin. (2015). http://www.cdc.gov/dhdsp/data_ statistics/
fact_sheets /fs_heart_failure.htm
Jane, B. (2012). An overview of chronic heart Failure management. Nursing Practice Review
Cronic heart failure , 16-20.
Albert N, M., 2012. Fluid Management Strategies in Heart Failure. Critical Care Nurse. Vol ;
32(2):20-32,34.