NAMA KELOMPOK
1. ALWI AL HADAD
5. JASRANA
2. ARIEF PRABOWO
6. MUTIA KHANZA
3.ILHAM FAHMI
7. SUGIYANTO
4. INDRA SETIAWAN
DI SUSUN OLEH : INDRA SETIAWAN
KELAS
: 5 B PRODUKSI
PEMBIMBING
: P. JANNUS ST, MT
ANDI ULFIANA MSi
BAB I
PENDAHULUAN
Beban Resistif :
Beban resistif merupakan beban yang terdiri dari komponen tahanan ohm saja
(resistance), seperti elemen pemanas (heating element) dan lampu pijar. Beban resistif
hanya memakai daya nyata (P) dan mempunyai nilai faktor daya 1. Tegangan dan arus
pada beban resistif adalah sefasa. Dan tidak perlu dilakukan perbaikan faktor daya.
Pada beban resistif dapat dilihat dari gambar rangkaian, sebuah sumber V tegangan
bolak balik (AC) pada sebuah Resistor mempunyai hambatan R () maka arus yang
mengalir i adalah im sin wt, dari osiloskop terlihat seperti gambar bentuk gelombang dan
vektor dibawah ini disebut I sphasa terhadap V.
Beban Induktif
Beban induktif merupakan beban yang terdiri dari kumparan kawat yang dililitkan
pada suatu inti, seperti coil, motor listrik, transformator,lampu TL, dll. Beban induktif
bersifat lagging. Hal ini disebabkan oleh energi yang tersimpan berupa medan magnetis
akan mengakibatkan fasa arus bergeser menjadi tertinggal terhadap tegangan. Beban
induktif ini menyerap daya nyata (P) dan daya reaktif (Q). Pada beban induktif
umumnya memiliki faktor daya kurang dari 0,9 sehingga perlu perbaikan faktor daya
yaitu dengan menambahkan beban kapasitif berupa kapasitor atau yang lebih umum
adalah kapasitor bank. beban kapasitif akan mengeluarkan daya reaktif sehingga akan
mengurangi daya reaktif yang diserap oleh beban induktif. Pada beban Induktif dapat
dilihat dari gambar rangkaian sebuah sumber V tegangan bolak balik AC pada sebuah
induktor L (henry) mempunyai hambatan Induktif XL () maka arus yang mengalir I
adalah im sin (wt- ), dari osiloskop terlihat seperti gambar bentuk gelombang dan
vektor dibawah ini disebut I lagging (ketinggalan) terhadap V.
Beban Kapasitif
Beban kapasitif merupakan beban yang memiliki kemampuan kapasitansi atau
kemampuan untuk menyimpan energi yang berasal dari pengisian elektrik (electrical
discharge) pada suatu sirkuit sehingga bersifat leading yaitu arus mendahului tegangan.
Beban kapasitif menyerap daya nyata (P) dan mengeluarkan daya reaktif (Q). Untuk
memperbaiki faktor daya pada beban kapasitif yaitu dengan menambahkan komponen
beban induktif agar menyerap daya reaktif yang berlebih pada beban kapasitif. Namun
pada kenyataannya beban kapasitif jarang sekali dijumpai dan beban kapasitif seperti
kapasitor bank umumnya sengaja ditambahkan untuk memperbaiki faktor daya pada
beban induktif.
Pada beban Capasitif dapat dilihat dari gambar rangkaian sebuah sumber V tegangan
bolak balik AC pada sebuah induktor C (Farrad) mempunyai hambatan Induktip X C ()
maka arus yang mengalir I adalah i m sin (wt + ), dari osiloskop terlihat seperti gambar
bentuk gelombang dan vektor dibawah ini disebut I leading (mendahului) terhadap V.
Segitiga Impendansi Z ( )
Jika pada rangkaian seri atau paralel maka segitiga impendansi dari rangakain
seperti gambar dibawah ini. Besar dan arah dari hambatan R() adalah real pada arah
sumbu x positip, reaktansi induktip XL () adalah imajiner pada arah sumbu y positip
dan Xc() adalah imajiner pada arah sumbu y negatif.
Maka jatuh tegangan pada masing- masing adalah VR pada tahanan R, VL pada reaktansi
induktip XL dan Vc pada reaktansi capasitip XC. Rumus yang berlaku seperti dibawah
ini.
Daya
Daya pada rangkaian 1 phasa arus bolak balik AC ada 3 yakni daya nyata P, daya
reaktip Q dan daya semu S.Segitiga daya dan rumus-rumus yang berlaku dapat dapat
dilihat gambar dibawah ini
ditunjukkan pada Gambar 3, apabila kapasitor dipasang maka daya reaktif yang harus
disediakan oleh sumber akan berkurang sebesar Qkoreksi (yang merupakan daya reaktif
berasal dari kapasitor). Karena daya aktif tidak berubah sedangkan daya reaktif
berkurang, maka dari sudut pandang sumber, segitiga daya yang baru diperoleh;
ditunjukkan pada Gambar garis oranye. Terlihat bahwa sudut mengecil akibat
pemasangan kapasitor tersebut sehingga faktor daya jaringan akan naik.
Variac (autotrafo)
0-220 Volt
Beban induktif,
ballast 220 Volt, 65 Watt.
Ampermeter Ometer.
Wattmeter electronic.
- Switch 220 V
- Kabel penghubung
1.6 TUGAS
1. Analisis hasil percobaan untuk langkah kerja 1,2 dan 3.
2. Bagaimana sifat beban campuran L//C ? Jelaskan.
3. Buatlah segitiga daya berdasarkan data R//L; R//C; dan R//L//C di kertas grafik
dan beri penjelasan.
4. Gambarkan vektor tegangan dan arus saat 220 Volt.
5. Buat kesimpulan untuk setiap percobaan.
BAB II
PEMBAHASAN
V (Volt)
I (Amp)
P (Watt)
Q (VAR)
Cos
1.
2.
3.
4.
5.
20
50
100
150
220
0,13
0,19
0,28
0,34
0,42
3
10
28
51
93
0
1
2
4
6
0,991
0,994
0,996
0,997
0,998
I (Amp)
P (Watt)
Q (VAR)
Cos
Sifat
Jenis
Beban
-
Beban
Resistif
Resistif
Resistif
Resistif
Resistif
Tabel 2
Beban Balast 53 W
No.
V (Volt)
Sifat
Jenis
Beban
Beban
1.
2.
3.
4.
5.
20
50
100
150
220
0
0,11
0,22
0,34
0,56
0
0
2
5
13
0
5
22
51
123
0,125
0,114
0,106
0,105
LAG
LAG
LAG
LAG
Induktif
Induktif
Induktif
Induktif
Induktif
Sifat
Jenis
Beban
LEAD
LEAD
LEAD
LEAD
Beban
Kapasitif
Kapasitif
Kapasitif
Kapasitif
Sifat
Jenis
Beban
LAG
LAG
LEAD
LEAD
LEAD
LAG
LEAD
Beban
R//L
R//L
R//C
R//C
L//C
L//C
R//L//C
R//L//C
Tabel 3
Beban Capacitor 8 uF/400V
No.
V (Volt)
I (Amp)
P (Watt)
Q (VAR)
Cos
1.
2.
3.
4.
5.
20
50
100
150
220
0
0,13
0,26
0,39
0,58
0
0
0
0
0
0
7
26
59
126
0,004
0,005
0,004
0,003
Tabel 4
Beban Paralel Lampu//Balast//Capacitor
No.
V (Volt)
I (Amp)
P (Watt)
Q (VAR)
Cos
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
50
150
50
150
50
150
50
150
0,23
0,50
0,23
0,52
0
0,07
0,21
0,38
10
57
9
51
0
5
10
56
5
49
7
59
0
10
2
11
0,884
0,753
0,821
0,656
0,441
0,986
0,981
Benda uji yang di gunakan adalah lampu pijar, dan kita tahu bahwa lampu pijar adalah
jenis beban resistif. Jadi tidak memiliki sifat beban, dikarenakan beban resistif tidak
akan menggeser posisi gelombang arus maupun tegangan listrik AC.Dari tabel diketahui
bahwa cos pada setiap tegangan adalah sama dengan 1, jika di bulatkan.
Ini menunjukkan bahwa beban resistif tidak memerlukan perbaikan faktor daya. Pada
percobaan ke -1 tegangan berbanding lurus terhadap, kuat arus [A], daya nyata [P], daya
reaktif [Q], dan Cos .
V = 20 [Volt] :
Ppengukuran = 3 [watt]
% kesalahan = 14,11 %
V = 50 [Volt] :
Ppengukuran = 10 [watt]
% kesalahan = 5,57%
Qpengukuran = 1 [VAR]
% kesalahan = 3,43%
V = 100 [Volt] :
Ppengukuran = 28 [watt]
% kesalahan = 0,4%
Qpengukuran = 2 [VAR] Qteori = 100 x 0,28 x 0,0894 = 2,5032 [VAR]
% kesalahan = 20,1%
V = 150 [Volt] :
Ppengukuran = 51 [watt]
% kesalahan = 0,3 %
Qpengukuran = 4 [VAR] Qteori = 150 x 0,34 x 0,0774 = 3,9474 [VAR]
% kesalahan = 1,31 %
V = 220 [Volt] :
Ppengukuran = 93 [watt]
% kesalahan = 0,84 %
Qpengukuran = 6 [VAR] Qteori = 220 x 0,42 x 0,0632 = 5,8397 [VAR]
% kesalahan = 2,67%
Percobaan ke 2
Benda uji yang digunakan adalah ballast, kita tahu bahwa ballast merupakan
beban induktif. Jadi pada tabel diketahui bahwa sifat beban adalah LAG atau
lagging yang berarti arus tertinggal dari tegangan. Pada tabel diketahui
Tegangan sumber berbanding lurus terhadap kuat arus [A], daya nyata [P], daya
reaktif [Q], namun berbanding terbalik terhadap Cos nya.
V = 20 [Volt] :
Pada tegangan 20 volt, arus yang terukur pada watt meter adalah 0. Ini
menunjukkan bahwa tidak ada arus yang mengalir pada rangkaian. Sehingga
daya aktif, daya reaktif, dan faktor daya = 0
V = 50 [Volt] :
Ppengukuran = 0 [watt]
% kesalahan = 1,4%
V = 100 [Volt] :
Ppengukuran = 2 [watt]
% kesalahan = 20,56%
Qpengukuran = 22 [VAR]
% kesalahan = 0,65 %
V = 150 [Volt] :
Ppengukuran = 5 [watt]
% kesalahan = 7,51 %
Qpengukuran = 51 [VAR]
% kesalahan = 0,56%
V = 220 [Volt] :
Ppengukuran = 13 [watt]
% kesalahan = 0,49%
Qpengukuran = 123 [VAR]
% kesalahan = 0,39%
Percobaan ke 3
Benda uji yang digunakan adalah kapasitor, kita tahu bahwa kapasitor
merupakan beban kapasitif. Jadi pada tabel diketahui bahwa sifat beban adalah
LEAD atau leading yang berarti arus mendahului dari tegangan.
V = 20 [Volt] :
Pada tegangan 20 volt, arus yang terukur pada watt meter adalah 0. Ini
menunjukkan bahwa tidak ada arus yang mengalir pada rangkaian. Sehingga
daya aktif, daya reaktif, dan faktor daya = 0
V = 50 [Volt] :
Ppengukuran = 0 [watt]
% kesalahan = 7,24%
V = 100 [Volt] :
Ppengukuran = 0 [watt]
V = 150 [Volt] :
Ppengukuran = 0 [watt]
% kesalahan = 0,95%
V = 220 [Volt] :
Ppengukuran = 0 [watt]
% kesalahan = 1,16%
3. Segitiga Daya (terlampir)
4. Gambar Vektor tegangan dan arus pada saat arus 220 volt (terlampir)
5. Kesimpulan dari setiap percobaan
- Percobaan ke-1 :
Beban resistif tidak memiliki sifat beban, dikarenakan tegangan dan arus pada
beban resistif adalah sefasa. Beban resistif hanya memakai daya nyata (P), dan
mempunyai factor daya 1. Jadi tidak memerlukan perbaikan factor daya. Tegangan
berbanding lurus terhadap, kuat arus [A], daya nyata [P], daya reaktif [Q], dan Cos
. Semakin besar tegangan yang mengalir pada sumber maka semakin besar kuat
arus [A], daya nyata [P], daya reaktif [Q], dan Cos nya.
- Percobaan ke-2 :
Beban induktif memili sifat beban LAG atau lagging, yang berarti arus
tertinggal oleh tegangan. Tegangan berbanding lurus terhadap, kuat arus [A], daya
nyata [P], daya reaktif [Q], namun berbanding terbalik terhadap Cos . Semakin
besar tegangan yang mengalir pada sumber maka semakin besar kuat arus [A], daya
nyata [P], daya reaktif [Q], akan tetapi semakin kecil pula Cos nya.
- Percobaan ke-3 :
Beban kapasitif memili sifat beban LEAD atau leading, yang berarti arus
mendahului tegangan. Beban kapasitif menyerap daya nyata (P) dan mengeluarkan
daya reaktif (Q).
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Mahasiswa dapat menentukan daya aktif dari beban resistif, induktif, dan
kapasitif
Mahasiswa dapat menentukan faktor daya dan faktor daya reaktif
Mahasiswa dapat menggambarkan ketiga komponen daya atau segitiga daya
Mahasiswa dapat menggambarkan vektor arus dan tegangan
3.2 SARAN
Dalam melakukan pengukuran, sebaiknya alat ukur yang ingin di gunakan harus di
kalibrasi terlebih dahulu, agar diperoleh hasil yang akurat dan presisi. Ketika hendak
melepas/memasang rangkaian, pastikan tidak ada arus yang mengalir pada rangkaian.
Sebelum melakukan pengukuran, cek kabel penguhubung menggunakan ohm meter,
apakah masih bagus atau sudah jelek.