Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

PRAKTIKUM LISTRIK DAN ELEKTRONIKA JOB 3


KELOMPOK 1

NAMA KELOMPOK

1. ALWI AL HADAD

5. JASRANA

2. ARIEF PRABOWO

6. MUTIA KHANZA

3.ILHAM FAHMI

7. SUGIYANTO

4. INDRA SETIAWAN
DI SUSUN OLEH : INDRA SETIAWAN
KELAS

: 5 B PRODUKSI

PEMBIMBING

: P. JANNUS ST, MT
ANDI ULFIANA MSi

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA


TEKNIK MESIN
DEPOK
2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN PERCOBAAN


Mahasiswa diharapkan dapat :
Menentukan daya aktif dari beban RESISTIF, INDUKTIF, dan KAPASITIF
Menentukan faktor daya dan faktor daya reaktif
Menggambarkan ketiga komponen daya atau SEGITIGA DAYA
Menggambarkan vektor arus dan tegangan
1.2 DASAR TEORI
Bila sebuah kumparan diputar pada medan magnit yang tetap, maka kumparan akan
diinduksikan tegangan sinusoida dengan tegangan sesaat Vt = Vm sin wt volt

Beban Resistif :
Beban resistif merupakan beban yang terdiri dari komponen tahanan ohm saja
(resistance), seperti elemen pemanas (heating element) dan lampu pijar. Beban resistif
hanya memakai daya nyata (P) dan mempunyai nilai faktor daya 1. Tegangan dan arus
pada beban resistif adalah sefasa. Dan tidak perlu dilakukan perbaikan faktor daya.
Pada beban resistif dapat dilihat dari gambar rangkaian, sebuah sumber V tegangan
bolak balik (AC) pada sebuah Resistor mempunyai hambatan R () maka arus yang
mengalir i adalah im sin wt, dari osiloskop terlihat seperti gambar bentuk gelombang dan
vektor dibawah ini disebut I sphasa terhadap V.

Beban Induktif
Beban induktif merupakan beban yang terdiri dari kumparan kawat yang dililitkan
pada suatu inti, seperti coil, motor listrik, transformator,lampu TL, dll. Beban induktif
bersifat lagging. Hal ini disebabkan oleh energi yang tersimpan berupa medan magnetis
akan mengakibatkan fasa arus bergeser menjadi tertinggal terhadap tegangan. Beban
induktif ini menyerap daya nyata (P) dan daya reaktif (Q). Pada beban induktif
umumnya memiliki faktor daya kurang dari 0,9 sehingga perlu perbaikan faktor daya
yaitu dengan menambahkan beban kapasitif berupa kapasitor atau yang lebih umum
adalah kapasitor bank. beban kapasitif akan mengeluarkan daya reaktif sehingga akan
mengurangi daya reaktif yang diserap oleh beban induktif. Pada beban Induktif dapat
dilihat dari gambar rangkaian sebuah sumber V tegangan bolak balik AC pada sebuah
induktor L (henry) mempunyai hambatan Induktif XL () maka arus yang mengalir I
adalah im sin (wt- ), dari osiloskop terlihat seperti gambar bentuk gelombang dan
vektor dibawah ini disebut I lagging (ketinggalan) terhadap V.

Beban Kapasitif
Beban kapasitif merupakan beban yang memiliki kemampuan kapasitansi atau
kemampuan untuk menyimpan energi yang berasal dari pengisian elektrik (electrical
discharge) pada suatu sirkuit sehingga bersifat leading yaitu arus mendahului tegangan.

Beban kapasitif menyerap daya nyata (P) dan mengeluarkan daya reaktif (Q). Untuk
memperbaiki faktor daya pada beban kapasitif yaitu dengan menambahkan komponen
beban induktif agar menyerap daya reaktif yang berlebih pada beban kapasitif. Namun
pada kenyataannya beban kapasitif jarang sekali dijumpai dan beban kapasitif seperti
kapasitor bank umumnya sengaja ditambahkan untuk memperbaiki faktor daya pada
beban induktif.
Pada beban Capasitif dapat dilihat dari gambar rangkaian sebuah sumber V tegangan
bolak balik AC pada sebuah induktor C (Farrad) mempunyai hambatan Induktip X C ()
maka arus yang mengalir I adalah i m sin (wt + ), dari osiloskop terlihat seperti gambar
bentuk gelombang dan vektor dibawah ini disebut I leading (mendahului) terhadap V.

Segitiga Impendansi Z ( )
Jika pada rangkaian seri atau paralel maka segitiga impendansi dari rangakain
seperti gambar dibawah ini. Besar dan arah dari hambatan R() adalah real pada arah
sumbu x positip, reaktansi induktip XL () adalah imajiner pada arah sumbu y positip
dan Xc() adalah imajiner pada arah sumbu y negatif.

Maka jatuh tegangan pada masing- masing adalah VR pada tahanan R, VL pada reaktansi
induktip XL dan Vc pada reaktansi capasitip XC. Rumus yang berlaku seperti dibawah
ini.

Daya
Daya pada rangkaian 1 phasa arus bolak balik AC ada 3 yakni daya nyata P, daya
reaktip Q dan daya semu S.Segitiga daya dan rumus-rumus yang berlaku dapat dapat
dilihat gambar dibawah ini

Perbaikan Faktor Daya :


Salah satu cara untuk memperbaiki faktor daya adalah dengan memasang
kompensasi kapasitif menggunakan kapasitor pada jaringan tersebut. Kapasitor adalah
komponen listrik yang justru menghasilkan daya reaktif pada jaringan dimana dia
tersambung. Pada jaringan yang bersifat induktif dengan segitiga daya seperti

ditunjukkan pada Gambar 3, apabila kapasitor dipasang maka daya reaktif yang harus
disediakan oleh sumber akan berkurang sebesar Qkoreksi (yang merupakan daya reaktif
berasal dari kapasitor). Karena daya aktif tidak berubah sedangkan daya reaktif
berkurang, maka dari sudut pandang sumber, segitiga daya yang baru diperoleh;
ditunjukkan pada Gambar garis oranye. Terlihat bahwa sudut mengecil akibat
pemasangan kapasitor tersebut sehingga faktor daya jaringan akan naik.

1.3 ALAT DAN BAHAN


-

Variac (autotrafo)
0-220 Volt

Beban induktif,
ballast 220 Volt, 65 Watt.

- Beban resistif, lampu pijar 100 Watt / 20 Volt.

Beban kapasitif, capasitor 3,25 f / 4,5 f.

Ampermeter Ometer.

Wattmeter electronic.

1.4 GAMBAR RANGKAIAN

- Voltmeter, sanwa cx 5o5 ii.

- Switch 220 V

- Kabel penghubung

1.5 LANGKAH KERJA


1. Buat rangkaian seperti gambar di atas (autotrafo pada posisi 0). Gunakan beban
resistif R (lampu pijar). Lakukan pengukuran secara bertahap sampai tegangan
nominal 220 Volt. Catat hasil pengukuran pada tabel 1.
2. Ganti beban dengan beban induktif L. Catat hasil pengukuran pada tabel 2.
3. Ganti beban dengan beban kapasitif C. Catat hasil pengukuran pada tabel 3.
4. Ulangi percobaan dengan beban campuran R//L; R//C; L//C dan R//L//C secara
bergantian. Catat hasil pengukuran pada tabel 4.

1.6 TUGAS
1. Analisis hasil percobaan untuk langkah kerja 1,2 dan 3.
2. Bagaimana sifat beban campuran L//C ? Jelaskan.
3. Buatlah segitiga daya berdasarkan data R//L; R//C; dan R//L//C di kertas grafik
dan beri penjelasan.
4. Gambarkan vektor tegangan dan arus saat 220 Volt.
5. Buat kesimpulan untuk setiap percobaan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DATA HASIL PENGUKURAN


Tabel 1
Beban Lampu 100 W
No.

V (Volt)

I (Amp)

P (Watt)

Q (VAR)

Cos

1.
2.
3.
4.
5.

20
50
100
150
220

0,13
0,19
0,28
0,34
0,42

3
10
28
51
93

0
1
2
4
6

0,991
0,994
0,996
0,997
0,998

I (Amp)

P (Watt)

Q (VAR)

Cos

Sifat

Jenis

Beban
-

Beban
Resistif
Resistif
Resistif
Resistif
Resistif

Tabel 2
Beban Balast 53 W
No.

V (Volt)

Sifat

Jenis

Beban

Beban

1.
2.
3.
4.
5.

20
50
100
150
220

0
0,11
0,22
0,34
0,56

0
0
2
5
13

0
5
22
51
123

0,125
0,114
0,106
0,105

LAG
LAG
LAG
LAG

Induktif
Induktif
Induktif
Induktif
Induktif

Sifat

Jenis

Beban
LEAD
LEAD
LEAD
LEAD

Beban
Kapasitif
Kapasitif
Kapasitif
Kapasitif

Sifat

Jenis

Beban
LAG
LAG
LEAD
LEAD
LEAD
LAG
LEAD

Beban
R//L
R//L
R//C
R//C
L//C
L//C
R//L//C
R//L//C

Tabel 3
Beban Capacitor 8 uF/400V
No.

V (Volt)

I (Amp)

P (Watt)

Q (VAR)

Cos

1.
2.
3.
4.
5.

20
50
100
150
220

0
0,13
0,26
0,39
0,58

0
0
0
0
0

0
7
26
59
126

0,004
0,005
0,004
0,003

Tabel 4
Beban Paralel Lampu//Balast//Capacitor
No.

V (Volt)

I (Amp)

P (Watt)

Q (VAR)

Cos

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

50
150
50
150
50
150
50
150

0,23
0,50
0,23
0,52
0
0,07
0,21
0,38

10
57
9
51
0
5
10
56

5
49
7
59
0
10
2
11

0,884
0,753
0,821
0,656
0,441
0,986
0,981

2.2 JAWABAN TUGAS


1. Analisis data hasil percobaan
Percobaan ke 1

Benda uji yang di gunakan adalah lampu pijar, dan kita tahu bahwa lampu pijar adalah
jenis beban resistif. Jadi tidak memiliki sifat beban, dikarenakan beban resistif tidak
akan menggeser posisi gelombang arus maupun tegangan listrik AC.Dari tabel diketahui
bahwa cos pada setiap tegangan adalah sama dengan 1, jika di bulatkan.
Ini menunjukkan bahwa beban resistif tidak memerlukan perbaikan faktor daya. Pada
percobaan ke -1 tegangan berbanding lurus terhadap, kuat arus [A], daya nyata [P], daya
reaktif [Q], dan Cos .
V = 20 [Volt] :
Ppengukuran = 3 [watt]

Pteori = V x I x cos = 20 x 0,13 x 0,991 = 2,5766 [watt]

% kesalahan = 14,11 %
V = 50 [Volt] :
Ppengukuran = 10 [watt]

Pteori = 50 x 0,19 x 0,994 = 9,443 [watt]

% kesalahan = 5,57%
Qpengukuran = 1 [VAR]

Qteori = V x I x Sin= 50 x 0,19 x 0,109 = 1,0355 [VAR]

% kesalahan = 3,43%
V = 100 [Volt] :
Ppengukuran = 28 [watt]

Pteori = 100 x 0,28 x 0,996 = 27,888 [watt]

% kesalahan = 0,4%
Qpengukuran = 2 [VAR] Qteori = 100 x 0,28 x 0,0894 = 2,5032 [VAR]
% kesalahan = 20,1%
V = 150 [Volt] :
Ppengukuran = 51 [watt]

Pteori = 150 x 0,34 x 0,997 =50,847 [watt]

% kesalahan = 0,3 %
Qpengukuran = 4 [VAR] Qteori = 150 x 0,34 x 0,0774 = 3,9474 [VAR]
% kesalahan = 1,31 %
V = 220 [Volt] :

Ppengukuran = 93 [watt]

Pteori = 220 x 0,42 x 0,998 = 92,2152 [watt]

% kesalahan = 0,84 %
Qpengukuran = 6 [VAR] Qteori = 220 x 0,42 x 0,0632 = 5,8397 [VAR]
% kesalahan = 2,67%
Percobaan ke 2
Benda uji yang digunakan adalah ballast, kita tahu bahwa ballast merupakan
beban induktif. Jadi pada tabel diketahui bahwa sifat beban adalah LAG atau
lagging yang berarti arus tertinggal dari tegangan. Pada tabel diketahui
Tegangan sumber berbanding lurus terhadap kuat arus [A], daya nyata [P], daya
reaktif [Q], namun berbanding terbalik terhadap Cos nya.
V = 20 [Volt] :
Pada tegangan 20 volt, arus yang terukur pada watt meter adalah 0. Ini
menunjukkan bahwa tidak ada arus yang mengalir pada rangkaian. Sehingga
daya aktif, daya reaktif, dan faktor daya = 0
V = 50 [Volt] :
Ppengukuran = 0 [watt]

daya yang terukur pada watt meter adalah 0, dikarenakan

factor daya yang terukur terlalu kecil.


Qpengukuran = 5 [VAR]

Qteori = 50 x 0,11 x 0,9922 = 5,071 [VAR]

% kesalahan = 1,4%
V = 100 [Volt] :
Ppengukuran = 2 [watt]

Pteori = 100 x 0,22 x 0,125 = 2,508 [watt]

% kesalahan = 20,56%
Qpengukuran = 22 [VAR]

Qteori = 100 x 0,22 x 0,9935 = 21,857 [VAR]

% kesalahan = 0,65 %
V = 150 [Volt] :
Ppengukuran = 5 [watt]

Pteori = 150 x 0,34 x = 5,406 [watt]

% kesalahan = 7,51 %
Qpengukuran = 51 [VAR]

Qteori = 150 x 0,34 x 0,9944 = 50,7144 [VAR]

% kesalahan = 0,56%

V = 220 [Volt] :
Ppengukuran = 13 [watt]

Pteori = 220 x 0,56 x 0,106 = 12,936 [watt]

% kesalahan = 0,49%
Qpengukuran = 123 [VAR]

Qteori = 220 x 0,56 x 0,9945 = 122,5224 [VAR]

% kesalahan = 0,39%
Percobaan ke 3
Benda uji yang digunakan adalah kapasitor, kita tahu bahwa kapasitor
merupakan beban kapasitif. Jadi pada tabel diketahui bahwa sifat beban adalah
LEAD atau leading yang berarti arus mendahului dari tegangan.
V = 20 [Volt] :
Pada tegangan 20 volt, arus yang terukur pada watt meter adalah 0. Ini
menunjukkan bahwa tidak ada arus yang mengalir pada rangkaian. Sehingga
daya aktif, daya reaktif, dan faktor daya = 0
V = 50 [Volt] :
Ppengukuran = 0 [watt]

daya yang terukur pada watt meter adalah 0, dikarenakan

factor daya yang terukur terlalu kecil.


Qpengukuran = 7 [VAR]

Qteori = 50 x 0,13 x 0,999 = 6,4935 [VAR]

% kesalahan = 7,24%
V = 100 [Volt] :
Ppengukuran = 0 [watt]

daya yang terukur pada watt meter adalah 0, dikarenakan

factor daya yang terukur terlalu kecil.


Qpengukuran = 26 [VAR]
% kesalahan = 0,1%

Qteori = 100 x 0,26 x 0,999 = 25,974 [VAR]

V = 150 [Volt] :
Ppengukuran = 0 [watt]

daya yang terukur pada watt meter adalah 0, dikarenakan

factor daya yang terukur terlalu kecil.


Qpengukuran = 59 [VAR]

Qteori = 150 x 0,0,39 x 0,999 = 58,4415 [VAR]

% kesalahan = 0,95%

V = 220 [Volt] :
Ppengukuran = 0 [watt]

daya yang terukur pada watt meter adalah 0, dikarenakan

factor daya yang terukur terlalu kecil.


Qpengukuran = 126 [VAR]

Qteori = 220 x 0,58 x 0,999 = 127,4724 [VAR]

% kesalahan = 1,16%
3. Segitiga Daya (terlampir)
4. Gambar Vektor tegangan dan arus pada saat arus 220 volt (terlampir)
5. Kesimpulan dari setiap percobaan
- Percobaan ke-1 :
Beban resistif tidak memiliki sifat beban, dikarenakan tegangan dan arus pada
beban resistif adalah sefasa. Beban resistif hanya memakai daya nyata (P), dan
mempunyai factor daya 1. Jadi tidak memerlukan perbaikan factor daya. Tegangan
berbanding lurus terhadap, kuat arus [A], daya nyata [P], daya reaktif [Q], dan Cos
. Semakin besar tegangan yang mengalir pada sumber maka semakin besar kuat
arus [A], daya nyata [P], daya reaktif [Q], dan Cos nya.
- Percobaan ke-2 :
Beban induktif memili sifat beban LAG atau lagging, yang berarti arus
tertinggal oleh tegangan. Tegangan berbanding lurus terhadap, kuat arus [A], daya
nyata [P], daya reaktif [Q], namun berbanding terbalik terhadap Cos . Semakin

besar tegangan yang mengalir pada sumber maka semakin besar kuat arus [A], daya
nyata [P], daya reaktif [Q], akan tetapi semakin kecil pula Cos nya.

- Percobaan ke-3 :
Beban kapasitif memili sifat beban LEAD atau leading, yang berarti arus
mendahului tegangan. Beban kapasitif menyerap daya nyata (P) dan mengeluarkan
daya reaktif (Q).
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Mahasiswa dapat menentukan daya aktif dari beban resistif, induktif, dan
kapasitif
Mahasiswa dapat menentukan faktor daya dan faktor daya reaktif
Mahasiswa dapat menggambarkan ketiga komponen daya atau segitiga daya
Mahasiswa dapat menggambarkan vektor arus dan tegangan

3.2 SARAN
Dalam melakukan pengukuran, sebaiknya alat ukur yang ingin di gunakan harus di
kalibrasi terlebih dahulu, agar diperoleh hasil yang akurat dan presisi. Ketika hendak
melepas/memasang rangkaian, pastikan tidak ada arus yang mengalir pada rangkaian.
Sebelum melakukan pengukuran, cek kabel penguhubung menggunakan ohm meter,
apakah masih bagus atau sudah jelek.

Anda mungkin juga menyukai