Anda di halaman 1dari 4

Peranan hadist dalam

masyarakat
Secara garis besar Hadist berperan untuk
memperkuat hukum-hukum yang telah
ditentukan oleh Al-Quran, sehingga keduanya
(AL-Quran dan Hadist) menjadi sumber hukum
untuk hal yang sama
Namun dari pada itu untuk lebih memperinci
bagaimana peranan Hadist itu sebagai salah
satu sumber hukum yang mengatur segala
aspek kehidupan manusia di samping AlQuran dan sebagai penguat dari Al-Quran,
diantaranya :

1. Memberikan penjelasan dan perincian terhadap ayat-ayat suci AlQuran yang masih bersifat umum.
Misalnya ialah ayat suci Al-Quran yang memerintahkan untuk shalat,
membayar zakat, dan menunaikan ibadah haji, semuanya itu bersifat
garis besar. Tidak dijelaskan jumlah rakaat dan bagaimana cara
melaksanakan shalat, tidak merinci batas mulai wajib zakat, serta
tidak memaparkan cara-cara melaksanakan haji. Namun semua itu
dijelaskan di dalam Hadist Nabi.
Contoh
* Al-Quran surat An-Nisa ayat 77 dan Al-Baqarah ayat 183
Dan dirikanlah Shalat dan bayarlah zakat. (QS. An-Nisa:77)
Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertaqwa. (QS. Al-Baqarah:183)
*Sabda Rasulullah SAW:
Tanya malaikat Jibril, Hai Muhammad, terangkan kepadaku tentang
Islam.Muhammad menjawab, Islam itu ialah persaksianmu bahwa
tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad itu pesuruh Allah, tindakanmu
mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan
pergi haji ke Baitullah bila kamu mampu melaksanakan perjalanan ke
tempat itu. (HR.Muslim).

2. Menetapkan hukum atau aturan-aturan yang tidak


didapati di dalam Al-Quran.
Misalnya cara mensucikan bejana yang dijilat Anjing,
dengan membasuhnya tujuh kali, salah satunya
dicampur dengan tanah, sebagaimana sabda
Rasulullah SAW:











()
Artinya: Mennyucikan bejanamu yang dijilat anjing
adlah dengan cara membasuh sebanyak tujuh kali
salah satunya dicampur dengan tanah (HR Muslim,
Ahmad, Abu Daud, dan Baihaqi).
Contoh lain dari Hadist nabi yang tidak menjelaskan isi
Al-Quran tetapi berdiri sendiri untuk menjelaskan dan
mengatur aspek kehidupan manusia adalah
diwajibkannya oleh Nabi Muhammad SAW adanya
saksi-saksi dalam suatu pernikahan.

3. Memberi pembatasan bagi ayat-ayat yang mutlak.


Misalnya, ayat mengenai pemotongan tangan bagi pencuri
laki-laki dan perempuan. Kemudian Rasulullah memberikan
nisab atau minimal pencurian dan syarat-syarat pemotongan,
sehingga aturan untuk masalah itu dapat terkontrol dengan
baik, tidak sewenang-wenang.
4. Memberikan keterangan atas ayat-ayat suci Al-Quran yang
Mujmal atau yang belum terang.
Misalnya:
Dirikanlah Shalat. Sesungguhnya Shalat itu bagi orang-orang
mukmin adalah kewajiban yang sudah ditentukan waktunya
(QS. An-Nisa:103).
Kemudian Rasulullah akan menjelaskan atau menerangkan
waktu-waktu shalat, jumlah rakaat, syarat-syarat, dan rukunrukunnya dengan mempraktekkan shalat, lalu setelah itu
beliau berkata:
Bersembahyanglah kamu seperti yang kamu lihat bagaimana
aku mengerjakan sembahyang (shalat). (HR.Bukhari).

Anda mungkin juga menyukai