Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Skripsi/ Agung Rakhmat/ FEB UB/ 2013

GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) SEBAGAI PRINSIP


IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
(Studi Kasus pada Community Development Center PT Telkom Malang)
Disusun oleh:
Agung Rakhmat
Dosen Pembimbing:
Dr. Erwin Saraswati, Ak., CPMA.
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di PT TELKOM INDONESIA yang bergerak di bidang jasa
telekomunikasi di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan
pendekatan studi kasus. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui penerapan prinsip tata kelola
perusahaan yang baik/good corporate governance (GCG) terhadap pelaksanaan praktik
Tanggungjawab Sosial Perusahaan/Corporate Social Responsibility (CSR). Pada Prinsip tata
kelola perusahaan yang baik, di dalamnya terdapat prinsip-prinsip yang diimplementasikan
dalam bentuk pelaksanaan program CSR. Hasil penelitian menunjukan adanya peranan penting
prinsip GCG dalam pelaksanaan praktik CSR. Penerapan prinsip GCG secara utuh, menjadikan
implementasinya terhadap pelaksanaan program CSR menjadi terarah dan lebih terfokus.
Kata kunci: tata kelola perusahaan, Tanggungjawab Sosial Perusahaan, penerapan,
prinsip, GCG.

PENDAHULUAN
Perkembangan usaha dewasa ini telah sampai pada tahap persaingan global
dengan dinamika perubahan yang demikian cepat. Dalam situasi kompetisi global
seperti ini, Good Corporate Governance (GCG) merupakan suatu keharusan dalam
rangka membangun kondisi perusahaan yang tangguh dan berkelanjutan. Penerapan
konsep GCG diharapkan dapat menjadi pengelolaan perusahaan yang lebih transparan
bagi semua pihak yang berkepentingan. Pengaturan dan pengimplementasian good
corporate governance memerlukan komitmen dari seluruh jajaran organisasi dari
penetapan kebijakan dasar tata tertib yang harus dianut oleh top manajemen dan
penerapan kode etik yang harus dipatuhi oleh semua pihak yang ada didalamnya.
Prinsip GCG yang dianut oleh Organisation for Economic Co-operation and
Development (OECD) dan beberapa lembaga lain menempatkan prinsip tanggungjawab
(responsibility) sebagai pilar tegaknya GCG. Salah satu implementasi prinsip
responsibility diterapkan dalam bentuk tanggung jawab sosial perusahaan yang disebut
dengan Corporate Social Responsibility (CSR).
Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar perusahaan tak
hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham, tapi juga untuk

Jurnal Skripsi/ Agung Rakhmat/ FEB UB/ 2013

kesejahteraan pihak pemangku kepentingan dalam praktik bisnis, yaitu para pekerja,
komunitas lokal, pemerintah, LSM, konsumen, dan lingkungan. Global Compact
Initiative (2002) menyebut pemahaman ini dengan 3P (profit, people, planet), yaitu
tujuan bisnis tidak hanya mencari laba (profit), tetapi juga menyejahterakan orang
(people), dan menjamin keberlanjutan hidup planet ini. Dalam perkembangannya,
terdapat terobosan baru mengenai gagasan CSR yang terkenal dengan sebutan The
Triple Botton Line. Perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggungjawab yang
berpijak pada singgle botton line, yaitu nilai perusahaan yang direfleksikan dalam
kondisi keuangan saja. Tanggungjawab perusahaan harus berpijak pada triple botton
line, yaitu tidak hanya pada aspek keuangan saja melainkan juga pada sosial dan
lingkungan. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh
secara berkelanjutan (Eklington 2004).
Pelaksanaan CSR telah menjadi strategi jangka panjang manajemen perusahaan
dalam menciptakan nama baik perusahaan. Namun pada kenyataannya tidak semua
perusahaan mampu melaksanakan CSR, karena CSR merupakan salah satu topik yang
berkaitan dengan moral dan etika bisnis. Oleh karena itu, penerapan prinsip-prinsip
GCG diharapkan dapat membantu mewujudkan praktek CSR, karena implementasi dari
tanggungjawab sosial perusahaan tidaklah terlepas dari penerapan GCG di dalam
perusahaan tersebut yang akan mendorong manajemen untuk mengelola perusahaan
secara benar termasuk mengimplementasikan tanggungjawab sosialnya.
Tujuan penelitian ini adalah; (1) Untuk menjelaskan penerapan prinsip tata
kelola perusahaan yang baik (GCG) dalam perusahaan dan penerapannya pada praktik
CSR. (2) Untuk menjelaskan prinsip-prinsip dan dasar hukum CSR yang diterapkan
dalam praktik. (3) Untuk menjelaskan program-program CSR yang dilaksanakan oleh
PT. TELKOM. Kontribusi dalam penelitian ini sebagai kajian bagi perusahaan untuk
mengetahui prinsip-prinsip GCG, sehingga bisa diimplementasikan ke dalam praktikpraktik terbaik CSR dalam perusahaan BUMN. Sehingga kedepannya TELKOM bisa
menerapkan prinsip GCG lebih baik lagi.

TINJAUAN PUSTAKA
Teori pemangku kepentingan (Stakeholders theory) pertama kali diperkenalkan
oleh Freeman (1984), yang menyatakan bahwa perusahaan adalah organ yang
berhubungan dengan pihak lain yang berkepentingan, baik yang ada di dalam maupun
di luar perusahaan. Penjelasan yang lain tentang teori pemangku kepentingan
mengatakan bahwa, perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk
kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi pemangku kepentingannya. Keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan
oleh pemangku kepentingan kepada perusahaan tersebut (Ghozali dan Anis, 2007).
Fenomena seperti ini terjadi, karena adanya tuntutan dari masyarakat akibat negative
externalities yang timbul, serta ketimpangan sosial yang terjadi (Harahap, 2002). Dalam
2

Jurnal Skripsi/ Agung Rakhmat/ FEB UB/ 2013

hal ini, tanggungjawab perusahaan yang semula hanya diukur sebatas indikator ekonomi
(economics focused) dalam laporan keuangan, kini harus bergeser dengan
memperhitungkan faktor-faktor sosial (social dimentions) terhadap stakeholders, baik
internal maupun eksternal.
Bentuk kepedulian perusahaan terhadap pemangku kepentingan ditunjukkan
dengan penerapan Good Corporate Governance (GCG) dalam perusahaan. GCG
merupakan tata kelola perusahaan yang memiliki agenda yang lebih luas lagi di masa
yang akan datang. Fokus akuntabilitas perusahaan yang semula masih terkonsentrasi
atau berorientasi pada para pemegang saham (stockholder), sekarang menjadi lebih luas
dan untuk tata kelola perusahaan harus memperhatikan kepentingan stakeholder. Oleh
karena pergeseran paradigma ini, maka tata kelola perusahaan harus
mempertimbangkan masalah corporate social responsibility (CSR).
Beberapa prinsip GCG yang perlu diperhatikan menurut KNKG adalah; (1)
Keterbukaan (Transparency), yaitu perusahaan harus menjaga obyektivitas dalam
menjalankan bisnis, serta menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara
yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan; (2) Akuntabilitas
(Accountability), perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara
transparan dan wajar; (3) Responsibilitas (Responsibility), perusahaan harus mematuhi
peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap
masyarakat dan lingkungan; (4) Independensi (Independency), perusahaan harus
dikelola secara independen, sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling
mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain; (5) Kewajaran dan
Kesetaraan (Fairness), dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa
memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya
berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
Fenomena yang terjadi pada saat ini terdapat kecenderungan meningkatnya
tuntutan publik atas transparansi dan akuntabilitas perusahaan sebagai wujud
implementasi GCG. Salah satu implementasi dari penerapan GCG di perusahaan adalah
penerapan CSR. CSR adalah sebuah konsep yang telah menarik perhatian dunia dan
mendapat perhatian dalam ekonomi global. Namun demikian, konsep CSR masih belum
seragam dengan pandangan yang masih beragam tentang kegunaan dan aplikabilitas
potensialnya (Jamali dan Mirshak, 2006).

METODA PENELITIAN
Objek penelitian ini adalah divisi Community Development Center (CDC) pada
PT. TELKOM Malang yang bertugas sebagai pelaksana corporate social responsibility
(CSR). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan strategi atau pendekatan
studi kasus, yaitu metode yang memiliki tujuan untuk memahami gejala yang tampak

Jurnal Skripsi/ Agung Rakhmat/ FEB UB/ 2013

dalam objek penelitian dengan cara mengumpulkan dan menganalisis data yang ada,
sehingga menemukan hasil berupa kesimpulan yang dapat dijadikan saran di masa yang
akan datang bagi objek penelitian terkait. Metode penelitian yang digunakan yaitu studi
deskriptif analitis. Deskriptif analitis adalah metode analisis yang menggambarkan suatu
keadaan secara objektif, sehingga memperoleh penyelesaian dari suatu masalah yang
dihadapi oleh perusahaan (Eni 2009).
Dalam penelitian ini, jenis data yang dipakai adalah data primer dan sekunder
yang berupa dokumen-dokumen, keterangan-keterangan baik lisan maupun tertulis,
pemikiran, hasil interpretasi, dan lain-lain. Dalam proses pengumpulan data, peneliti
menggunakan beberapa metode, yaitu; (1) Observasi Langsung, Observasi merupakan
teknik atau pendekatan dalam mendapatkan data primer dengan cara mengamati
langsung obyek datanya. Pendekatan ini baik untuk mengamati suatu proses , kondisi,
kejadian-kejadian atau perilaku manusia (Jogiyanto, 2007). (2) Wawancara, Wawancara
adalah proses komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden. Wawancara
dapat berupa wawancara personal, wawancara intersep dan wawancara telepon
(Jogiyanto, 2007). (3) Dokumentasi, Informasi diperoleh melalui fakta yang tersimpan
di dalam perusahaan yang biasanya berbentuk arsip, peraturan direksi dan sebagainya.
Hasil dokumen tersebut harus diolah oleh peneliti agar menjadi berguna dan dapat
menjadi informasi penting mengenai gambaran perusahaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perusahaan menerapkan GCG dan menjalankan kegiatan usahanya dengan
berpedoman pada peraturan-peraturan yang telah dikeluarkan oleh Komite Nasional
Kebijakan Governance (KNKG). KNKG merupakan komite yang dibentuk berdasarkan
Keputusan Menko Bidang Perekonomian Nomor: KEP/49/M.EKON/11/2004 yang
bertugas sebagai pembuat pedoman penerapan GCG di Indonesia kususnya pada sektor
publik. Tidak hanya terbatas sampai peraturan peraturan KKNG, PT. TELKOM juga
menjalankan GCG sesuai kebijakan penerapan GCG yaitu Keputusan Direksi No.29
Tahun 2007.
Tabel 1 akan menjelaskan bagaimana perusahaan mengimplementasikan prinsip
GCG pada perusahaan, dan penjelasan tersebut akan dibandingkan dengan prinsip GCG
yang telah didefinisikan oleh KNKG.

Jurnal Skripsi/ Agung Rakhmat/ FEB UB/ 2013

Tabel 4.1
Implementasi Prinsip GCG Menurut KNKG
Pedoman KNKG
Transparansi: Untuk menjaga obyektivitas
dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus
menyediakan informasi yang material dan
relevan dengan cara yang mudah diakses dan
dipahami oleh pemangku kepentingan.
Akuntabilitas:
Perusahaan
harus
dapat
mempertanggungjawabkan kinerjanya secara
transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan
harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai
dengan kepentingan perusahaan dengan tetap
memperhitungkan kepentingan pemegang
saham dan pemangku kepentingan lain.

Responsibilitas: Perusahaan harus mematuhi


peraturan
perundang-undangan
serta
melaksanakan tanggung jawab terhadap
masyarakat dan lingkungan sehingga dapat
terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka
panjang.

Fairness: Dalam melaksanakan kegiatannya,


perusahaan harus senantiasa memperhatikan
kepentingan pemegang saham dan pemangku
kepentingan
lainnya
berdasarkan
asas
kewajaran dan kesetaraan.
Independensi: Untuk melancarkan penerapan
asas GCG, perusahaan harus dikelola secara
independen sehingga masing-masing organ
perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak
dapat diintervensi oleh pihak lain.

Implementasi di dalam Perusahaan


Kebijakan akuntansi perusahaan telah tersaji
di dalam laporan keuangan dan secara
proporsional
dikomunikasikan
kepada
pemangku kepentingan.
Pelaporan biaya sosial telah disajikan oleh
perusahaan di dalam laporan keuangan.
Perusahaan telah menetapkan rincian tugas
dan tanggung jawab masing-masing lini
perusahaan dan semua karyawan secara jelas
dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai
perusahaan.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya, setiap organ perusahaan dan semua
karyawan telah berpegang pada etika bisnis
dan pedoman perilaku yang telah disepakati,
seperti, peraturan mengenai tata cara
pelayanan terhadap pelanggan.
Perusahaan setiap tahunnya telah menetapkan
biaya sosial dan program PKBL yang
biayanya bersumber dari penyisihan laba
Perusahaan bagian pemerintah.
Perusahaan selalu berpedoman dengan
peraturan Pemerintah dan keputusan direksi
PT TELKOM dalam menjalankan setiap
kegiatan operasionalnya.
Perusahaan tidak pernah membeda-bedakan
karyawan atau seluruh komponen yang ada di
dalam perusahaan berdasarkan etnis, latar
belakang, agama dan lain sebagainya untuk
berkarir dan menduduki jabatan-jabatan yang
ada di dalam perusahaan.
Tidak ada satupun bagian di dalam PT
TELKOM yang dapat di intervensi oleh pihak
lain.
Tidak ada keluarga jajaran direktur atau
atasan PT TELKOM yang memiliki jabatan
penting di PT TELKOM.

Penjelasan prinsip pertama yaitu transparansi. Bukti dari implementasi prinsip


GCG yaitu transparansi bisa dilihat pada laporan tahunan PKBL TELKOM tahun 2011
5

Jurnal Skripsi/ Agung Rakhmat/ FEB UB/ 2013

dan Laporan Keberlanjutan TELKOM yang menjelaskan tentang kebijakan akuntansi


dan melaporkan semua biaya sosial sebagai penerapan program CSR perusahaan.
Lapaoran tersebut secara resmi bisa diakses oleh semua pihak yang berkepentingan
pada laporan keuangan tersebut.
Prinsip yang kedua yaitu Akuntabilitas. Dalam implementasi prinsip
Akuntabilitas ini, TELKOM menentukan tugas dan tanggungjawab setiap lini
perusahaan secara jelas dalam bagan organisasi pada gambar.1 di bawah. Bagan struktur
organisasi tersebut Sejalan dengan pelaksanaan visi, misi maupun inisiatif strategis
TELKOM dalam rangka perwujudan transformasi bisnis Perusahaan sebagai penyedia
layanan TIME.
Gambar 1.
Struktur Organisasi PT TELKOM

Sumber: laporan keberlanjutan Telkom tahun 2010 halaman 16

Prinsip yang ketiga yaitu prinsip Responsibilitas. Implementasi atas prinsip


Responsibilitas. PT TELKOM dalam melaksanakan program CSR-nya berpedoman
pada peraturan-peraturan yang ada, seperti Peraturan Menteri Badan Usaha Milik
Negara RI No PER-5/MBU/2007 tangal 27 april 2007 tentang Program Kemitraan
Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan,
serta Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perusahaan Perseroan
(Persero) PT. Telekomunikasi Indonesia. Pada keputusan RUPS bisa dilihat pada
agenda 3 no.4 poin a dan b yang menjelaskan tentang anggaran PKBL. Dalam

Jurnal Skripsi/ Agung Rakhmat/ FEB UB/ 2013

keputusan RUPS tersebut ditentukan besaran dana untuk program PKBL yang
masing-masing sebesar Rp115.369.993.906 (seratus lima belas miliar tiga ratus
enam puluh sembilan juta sembilan ratus sembilan puluh tiga ribu sembilan ratus
enam Rupiah). Hal ini seperti juga dijelaskan pada laporan PKBL TELKOM 2011
hal 18.
Gambar 2.
Diagram Penyaluran Program Kemitraan 2011 Berdasarkan Sektor
(dalam jutaan rupiah)

Sumber: laporan PKBL TELKOM 2011 hal 18

Prinsip yang selanjutnya yaitu Fairness. Wujud implementasi TELKOM atas


prinsip Fairness ini, perusahaan memperlakukan semua karyawan pada TELKOM
dengan asas kewajaran dan kesetaraan, tidak membeda-bedakan antara karyawan lakilaki dan perempuan dalam hal posisi ataupun jabatan penting dalam perusahaan. Hal
tersebut seperti yang dijelaskan pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.
Daftar posisi karyawan berdasarkan gender

Sumber: laporan keberlanjutan tahun 2010 halaman 54

Pada data di atas menjelaskan bahwa TELKOM tidak membedakan gender


dalam hal posisi atau jabatan penting dalam perusahaan. Semua mempunyai kesempatan

Jurnal Skripsi/ Agung Rakhmat/ FEB UB/ 2013

yang sama dalam mendapatkan posisi yang diinginkan sesua porsi dan kemampuan
karyawan.
Prinsip yang terakhir yaitu Independensi. Seperti yang telah dibahas sebelumnya
bahwa TELKOM dalam setiap melaksanakan setiap kegiatannya selalu berdasarkan
pada peraturan pemerintah ataupun internal perusahaan itu sendiri yaitu seperti
keputusan RUPS TELKOM.
Implementasi prinsip Independensi pada perusahaan juga dibuktikan
dengan tidak diperbolehkannya hubungan keluarga dalam satu jajaran atau posisiposisi tertentu dalam perusahaan, sehingga hal tersebut bisa mengurangi
kecurangan atau moral hazard dalam melaksanakan setiap program dalam
TELKOM. Hal tersebut bisa dilihat padagambar tabel di bawah ini:
Gambar 4.
Daftar karyawan keluar dari TELKOM

Sumber: laporan keberlanjutan TELKOM tahun 2010 halaman 54

Pada gambar tabel di atas menjelaskan bahwa karyawan yang menikah atau
menjalin hubungan kekeluargaan dalam satu perusahaan, maka karyawan harus keluar
dari TELKOM untuk menghindari moral hazard yang akan terjadi dalam internal
perusahaan, misalnya juga intervensi antar karyawan.
GCG Sebagia Pilar CSR
TELKOM percaya bahwa implementasi program CSR, baik secara langsung
maupun tidak langsung, akan sangat mempengaruhi keberlanjutan usaha TELKOM.
Pada bagian ini akan dibahas prinsip transparansi dan responsibilitas.
Transparansi
Dalam pedoman KNKG, Transparansi artinya, perusahaan harus mampu
menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan
dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk
mengungkapkan tidak hanya masalah yang diisyaratkan oleh peraturan perundangundangan, tetapi juga hal penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham,
kreditur, dan pemangku kepentingan lainnya. Dalam implementasinya, prinsip
Transparansi dalam perusahaan telah terimplementasikan dengan baik, seperti yang
dijelaskan pada tabel 1 di atas.

Jurnal Skripsi/ Agung Rakhmat/ FEB UB/ 2013

Peneliti memahami pengertian dari KNKG dengan mengelompokkan menjadi


2 bagian. Bagian pertama yaitu, perusahaan harus menyediakan informasi yang
material dan relevan, dan yang kedua yaitu, dengan cara yang mudah diakses dan
dipahami. Untuk pengertian yang pertama, TELKOM telah menyediakan informasi
yang material dan relevan dengan semua kegiatan yang dilakukan oleh PT TELKOM.
Informasi tersebut bisa dilihat pada laporan keberlanjutan dan laporan PKBL PT
TELKOM dan web resmi TELKOM di www.telkom.co.id. Pengertian yang kedua,
TELKOM telah menyediakan informasi tersebut dan mempublikasikannya melalui
media cetak yaitu Laporan Keberlanjutan dan Laporan PKBL Telkom, serta media
eloktronik yaitu melalui web resmi di www.telkom.co.id.

Responsibilitas
Berdasarkan pedoman yang dikeluarkan oleh KNKG, responsibilitas berarti
perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan
tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara
kesinambungan usaha dalam jangka panjang. Prinsip Responsibilitas ini akan menjadi
pedoman bagi TELKOM dalam pelaksanaan program CSR-nya. Dengan adanya
pedoman tersebut akan sangat membantu bagi perusahaan terhadap semua kegiatankegiatan yang dilaksanakan terutama dalam menjalankan program CSR perusahaan.
PT. TELKOM dalam melaksanakan program CSR-nya berdoman pada
peraturan-peraturan yang ada, sperti Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara RI
No PER-5/MBU/2007 tangal 27 april 2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha
Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, serta Keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perusahaan Perseroan (Persero) PT.
Telekomunikasi Indonesia tanggal tanggal 19 Mei 2011. RUPS tersebut menjelaskan
bahwa penetapan besaran dana Program Kemitraan untuk tahun 2011, adalah sebesar
1% dari laba bersih Perseroan tahun buku 2010 atau sebesar Rp115.369.993.906. seperti
yang telah dijelaskan pada gambar.2.
RUPS telah menetapkan besaran alokasi dana Program Bina Lingkungan untuk
tahun buku 2011 sebesar 1% atau sebesar Rp115.369.993.906 dari laba bersih Perseroan
tahun buku 2010. seperti yang telah dijelaskan pada gambar diagram berikut:

Jurnal Skripsi/ Agung Rakhmat/ FEB UB/ 2013

Gambar 5.
Diagram Penyaluran Program Bina Lingkungan 2011 Berdasarkan
Obyek Bantuan (dalam jutaan rupiah)

Sumber: laporan PKBL TELKOM 2011 hal 18

Penjelasan di atas dijadikan dasar bagi peneliti bahwa, dalam melaksanakan


setiap kegiatannya terutama menjalankan program CSR, TELKOM telah berpedoman
dan mematuhi peraturan-peraturan yang ada, baik itu peraturan dari pemerintah sebagai
regulator ataupun peraturan dari internal perusahaan seperti RUPS TELKOM, dan
TELKOM telah menjalankan prinsip GCG yaitu responsibilitas dengan baik.
Program CSR PT. TELKOM
Implementasinya CSR PT. TELKOM adalah Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL) yang merupakan wujud kepedulian PT. TELKOM disekitar
wilayah operasionalnya.
Program Kemitraan
Program kemitraan diimplementasikan dalam bentuk pinjaman dan
pendidikan/pelatihan serta pendampingan usaha untuk meningkatkan produktivitas
usaha kecil. Dalam program kemitraan ini, para pengusaha kecil disejajarkan sebagai
mitra binaan PT. TELKOM.
Pada laporan tahunan Usaha Mikro Kecil (UMK) tahun 2011 halaman vi sampai
xxxi dijelaskan bahwa, melalui program kemitraan PT TELKOM, mitra binaan
dipersiapkan untuk dapat membuat pembukuan dasar, manajemen sederhana,
melakukan promosi dan pengemasan produk hasil produksinya. Pendidikan pada tahap
selanjutnya diberikan untuk meningkatkan kemampuan produksi dan pemasaran produk
mitra binaan PT. TELKOM. Dalam memperluas pemasaran produk, PT. TELKOM
mengikutsertakan mitra binaan PT. TELKOM dalam berbagai pameran baik untuk skala
lokal, nasional maupun internasional. Selain itu juga pemasarannya dibantu melalui
media promosi dalam bentuk pemasangan profil mitra binaan di media massa, maupun
internet. Total pinjaman yang di kucurkan pada tahun 2010 mencapai Rp
283.773.115.000,- dengan total 9.918 Mitra Binaan. Hal ini merupakan perkembangan
yang sangat pesat dari pada tahun-tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2009 PT.

10

Jurnal Skripsi/ Agung Rakhmat/ FEB UB/ 2013

TELKOM menyalurkan sebesar Rp 153.654.200.000,- dengan jumlah 3.548 Mitra


Binaan, sehingga terdapat kenaikan 105% dibandingkan tahun sebelumnya. (lihat
gambar 2).
Program Bina Lingkungan
Dalam laporan tahunan PKBL TELKOM dijelaskan bahwa, kegiatan program
bina lingkungan (BL) PT.TELKOM secara umum mencakup enam bidang yaitu: (1)
Pendidikan (Education), adalah kegiatan yang bertujuan meningkatkan kualitas
pendidikan baik skill, knowledge dan atitude bagi Stakeholder (masyarakat dan keluarga
besar TELKOM Group). (2) Kesehatan (Health), adalah kegiatan yang bertujuan
meningkatkan kualitas kesehatan Stakeholder (masyarakat dan keluarga besar
TELKOM Group). (3) Kebudayaan dan Keadaban (Culture of Civility), adalah kegiatan
kepedulian untuk melestarikan dan membina budaya, seni, olahraga, agama, dan
kegiatan kemasyarakatan lainnya dalam upaya mendukung perusahaan
mengimplementasikan nilai-nilai Good Corporate Citizenship. (4) Layanan Umum
(Public Service Obligation) , adalah kegiatan untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat di bidang sarana dan prasarana telekomunikasi. (5) Lingkungan
(Environment), adalah kepedulian untuk meningkatkan kualitas lingkungan internal
maupun eksternal perusahaan agar terjadi hubungan yang harmonis antara perusahaan
dengan lingkungannya. (6) Bantuan Kemanusiaan dan Bencana Alam (Disaster and
Rescue), adalah kegiatan untuk memberikan bantuan didalam penanggulangan bencana
alam dan bencana kemanusiaan. TELMOM secara terperinci menjelaskan kegiatan
program bina lingkungan dalam laporan tahunan yang telah dilaksanakan pada satu
periode. Hal tersebut menunjukkan bahwa TELKOM telah melaksanakan program bina
lingkungan seperti yang telah dipaparkan oleh TELKOM.
KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
Peneliti menyimpulkan bahwa TELKOM telah melaksanakan prinsip-prinsip
GCG dengan baik sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh KNKG, seperti prinsip
transparansi, responsibilitas, akuntabilitas, fairness, dan prinsip independensi.
TELKOM telah menggunakan prinsip GCG sebagai dasar implementasi pada praktek
CSR, terbukti dengan perusahaan menerapkan prinsip transparansi dan responsibilitas
sebagai prinsip atas penerapan CSR perusahaan, dan hal tersebut telah terlaksana
dengan baik.
Hasil penelitian yang hanya membahas GCG sebagai prinsip implementasi CSR
dan tidak semua pemangku kepentingan dalam penelitian ini dibahas, melainkan hanya
masyarakat yang bersangkutan dalam kegiatan CSR, menjadi keterbatasan dalam
penelitian ini, sehingga peneliti hanya berkonsentrasi pada implementasi GCG pada
CSR dan masyarakat sebagai pemangku kepentingan. Terbatasnya waktu dan biaya
dalam melaksanakan penelitian ini juga menjadi keterbatasan penelitian, sehingga
mempengaruhi hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Keterbatasan penelitian
selanjutnya adalah, jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang hasil dari
11

Jurnal Skripsi/ Agung Rakhmat/ FEB UB/ 2013

penelitian tersebut bersifat subjektif disertai dengan teori yang mendukung analisis
penelitian.
Peneliti melalui penelitian ini memberikan saran kepada peneliti selanjutnya
untuk melakukan penelitian tidak hanya berfokus pada GCG sebagai prinsip
implementasi CSR, melainkan ada indikator yang lain seperti GCG sebagi prinsip
pengendalian internal perusahaan ataupun sebagai prinsip kebijakan penggajian
karyawan, sehingga hasil dari penelitian bisa semakin luas. Begitu juga dengan waktu
yang digunakan dalam penelitian, hendaknya menggunakan waktu penelitian yang
lebih panjang dan biaya yang memadai, sehingga data yang didapat akan lengkap dan
validitasnya akan lebih terjamin. Peneliti selanjutnya juga dapat menggunakan metode
penelitian kuantitaif, sehingga hasil yang diharapkan dapat digeneralisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Andidolo, Margaretha Yuliana Putri. 2010. Hubungan antara Good Corporate
Governance dengan Kinerja Perusahaan: Studi Kasus pada PT. Bank Mandiri
(Persero) Tbk. Skripsi. Malang: Program Strata 1 Universitas Brawijaya.
Branco, Manuel Castelo dan Lcia Lima Rodriguez, Positioning Stakeholder Theory
within the Debate on Corporate Social Responsibility, EJBO (Electronic
Journal of Business Ethics and Organization Studies), Vol. 12, No. 1 (2007),
hlm. 5-15.
Deegan, C dan M. Rankin, 1996. The Materiality of Environmental Information to
Users of Annual Report. Accounting, Auditing and Accountibility
Journal,Vol. 10, No. 4, Hal. 562-583
Dowling, J. and Pfeffer, J. 1975. Organizational Legitimacy: Social Values and
Organizational Behaviour. Pacific Sociological Review. Vol. 18. pp. 122-136
Eklington, J.2004. Enter The Triple Bottom Line. http://www.johnelkington.com/.
Diakses tanggal 25 mei 2012.
Eni Ramayanti BR Jawak. 2009. Penerapan Tax Planning atas Pajak Penghasilan Badan
pada PT. Agricon Putra Citra Optima Cabang Medan. Skripsi. Medan: Program
Strata 1 Universitas Sumatera Utara.
Febrianti, Diah. 2010. Good Corporate Governance sebagai Pilar Implementasi
Corporate Social Responsibility.skripsi.semarang: Program Strata 1
Universitas Diponegoro.
Freeman, R. Edward, A Stakeholder Theory of the Modern Corporation, dalam L.B.
Pincus (ed.), Perspectives in Business Ethics, Singapore: McGraw Hill, 1998 ,
hlm. 171-181.
Ghozali, I dan Anis, C. 2007. Teori Akuntansi. Badan Penerbitan Undip, Semarang
Gray, R. H. Owen, D. dan Adam, C. 1996. Accounting and Accountability. Hemel
Hempstead: Prentics Hall
H.M, Jogiyanto. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalamanpengalaman. Yogyakarta: BPFE.
Harahap, Sofyan S, 2001. Menuju Perumusan Akuntansi Islam. Pustaka Quantum
Jakarta

12

Jurnal Skripsi/ Agung Rakhmat/ FEB UB/ 2013

Juniarti dan Sentosa, Agnes Andriyani. 2009. Pengaruh Good Corporate Governance,
Voluntary Disclosure terhadap Biaya Hutang (Costs of Debt). Jurnal Akuntansi
dan Keuangan. Volume II; 88-100.
Kasali, Rhenald. 2005. Manajemen Public Relations. Jakarta. Ghalia Indonesia.
Kriyantono, rachmat. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana: Jakarta.
Miles, Matthew dan Huberman, Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Moleong, J Lexy.2005. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. PT Remaja
Rosdakarya: Bandung.
Nasir, Mohammad dan Warisi, Darwin. 2008. Penerapan Good Corporate Governance
dalam Mewujudkan Corporate Social Responsibility. Jurnal Akuntansi
Keuangan dan Perpajakan. Vol. 1 no. 2
PT. TELKOM, Tbk. 2009. Laporan keberlanjutan Tahun 2009, Jakarta
PT. TELKOM, Tbk. 2010. Laporan keberlanjutan Tahun 2010, Jakarta
PT. TELKOM, Tbk. 2011. Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan, 2011. Jakarta
Supomo, sita. 2004. Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Prinsip GCG, dalam
http://www.fegi.or.id. Diakses, tanggal 25 mei 2012
Trihapsari, Elisa. 2006. Analisis Korelasi antara Penerapan Prinsip-Prinsip Good
Corporate Governance dengan Manajemen Laba pada Emiten di Bursa Efek
Jakarta. Tesis. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Trihapsari, Elisa. 2006. Analisis Korelasi antara Penerapan Prinsip-Prinsip Good
Corporate Governance dengan Manajemen Laba pada Emiten di Bursa Efek
Jakarta. Tesis. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Wahyudi, Azheri. 2008. Corporate Social Responsibility, Pengaturan dan
Implementasi. Setara perss. Malang.
. 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance di Indonesia. Jakarta:
Komite Nasional Kebijakan Governance.
http://www.telkom.co.id/.

13

Anda mungkin juga menyukai