Anda di halaman 1dari 8

Fissure sealant yang sering digunakan adalah fissure sealant berbasis resin dan

fissure sealant semen ionomer kaca (SIK). Pada penelitian ini digunakan fissure
sealant berbasis resin. Fissure sealant berbasis resin bertahan lebih lama dan
kuat karena memiliki kemampuan penetrasi yang lebih bagus. Proses etsa yang
menghilangkan mineral pada permukaan email gigi sehingga menghasilkan
mikroporositi lebih dalam dan panjang. Resin yang masuk ke dalam mikroporositi
lebih banyak sehingga membentuk resin tag (Ganesh, 2007). Resin tag
mempunyai fungsi memberikan retensi pada bahan fissure sealant secara
mekanis (Smith, 1996).

KELAINAN JARINGAN KERAS GIGI KARIES D3

Lesi enamel terjadi saat pH permukaan gigi berada di bawah batas imbang remineralisasi
Ion-ion asam masuk ke dalam selubung prisma yang menyebabkan demineralisasi

subpermukaan
Permukaan gigi dapat tetap terjaga karena segera terjadi remineralisasi, akibat peningkatan

ion kalsium dan fosfat, flouride, dan buffer dari produk-produk saliva.
Ciri-ciri klinis dari karies D3 adalah :

a) Translusensi pada enamel menghilang, ditandai adanya bercak putih seperti kapur jika dalam
kondisi kering
b)

Lapisan permukaan gigi rapuh dan rentan terhadap kerusakan pada saat pemeriksaan
(probing), khusunya pada pit dan fissure

c)

Meningkatnya daya serap (porositas), khususnya pada subpermukaan, yang bersamaan


dengan meningkatnya potensial terjadinya bercak

d) Kepadatan subpermukaan berkurang, yang dapat dideteksi secara radiografis atau dengan
translumination
e) Potensial remineralisasi, dengan meningkatnya resistensi untuk serangan asam lebih lanjut
dengan penggunaan perawatan peningkatan remineralisasi
Perawatan Karies D3
Site 1-Size 0 (1.0)
Lesi ini merupakan lesi paling awal =, terjadi pada permulaan demineralisasi, dan
hanya dibutuhkan perawatan non-invasif seperti diet atau perubahan kebiasaan pasien.
Site 1- Size 1 (1.1)
Identifikasi lesi jenis ini akan terlihat pada fissure permukaan oklusal gigi posterior,
pits pada lingual gigi anterior atas, permukaan bukal molar bawah serta lingual extension
pada distal oklusal groove molar atas. Lesi erosi dan atrisi pada permukaan oklusal posterior

dan incisal edge gigi anterior termasuk didalamnya saat lesi itu cukup extensive untuk
mendapatkan restorasi.
Biasanya terjadi pada : Fissure oklusal dari gigi posterior. Biasanya ditemukan
kelainan bentuk dari enamel pada bagian cingulum pit pada bagian lingual dari anterior
mandibula dan bagian lateral atas dari bukal pit pada molar mandibula. Terdapat pula pada
tepi insisal gigi anterior mandibula dan maksila.
Jika preparasi menggunakan amalgam, dibutuhkan cengkraman yang kuat untuk
memungkinkan terjadinya adhesi yang baik. Untuk karies oklusal (Size 2,3 atau 4) dengan
tambalan amalgam, permukaan dari oklusal gigi akan sebagian dihilangkan (fissurenya)
karena amalgam tidak memungkinkan restorasi pada daerah sepanjang fissure.
Tidak perlu dipreparasi. Keadaan ini hanya memerlukan sealant sebagai proses
restorasi minimal dengan menggunakan GIC atau resin komposit.

Mekanisme preparasi fissure


Pembersihan fissure dari gigi yang telah ada erupsi selama satu atau dua tahun sangat
sulit dan tidak mungkin dilakukan. Namun, untuk orang dewasa yang memiliki gigi dengan
fiisure yang dalam, telah ditemukan cara untuk membersihkan fissure dari giginya yang telah
tahunan berada dilingkungan mulutnya walaupun akan melibatkan sedikit dari enamel sekitar
fis

sure tersebut. Dalam pelaksanaannya digunakan instrument seperti diamond stones

(merupakan metode yang efektif), carbide tungsten bur kecil, laser atau abrasi udara. Karena
preparasinya dilakukan pada bagian enamel, maka tidak diperlukan anastesi. Setelah
preparasi dilakukan, diberikan sealant untuk mencegah terjadinya karies pada fissure enamel
yang telah dibersihkan.
Resin Sealants
Ada banyak material digunakan untuk fissure sealant yang dapat mencegah
perkembangan karies aktif mulai dari silver nitrat sampai laser. Walaupun demikian, resin
komposit menjadi sealant yang paling popular selama bertahun-tahun dan sekarang glassionomer juga menjadi pilihan. Tujuan pemakaian resin adalah untuk mengalirkan resin ke
kedalaman fissure untuk menutupnya dengan sempurna sehingga mencegah masuknya
bakteri dan plak di kemudian hari. Kegagalan dapat muncul karena sealant tidak memiliki
antibacterial, sehingga terdapat kemungkinan inisiasi bakteri terutama jika resin dilekatkan
namun tidak diseal.

Glass Ionomer
Glass ionomer merupakan proteksi yang sangat efektif untuk fissure meskipun
pembuktiannya belum bertahun-tahun seperti resin komposit. Meskipun cement lepas,
aktivitas karies berkurang karena kandungan fluoride pada cement diserap oleh enamel.

RESTORASI GIC
Terdapat beberapa material restoratif yang dapat digunakan dalam disiplin dari
operatif kedokteran gigi dan tidak ada yang digunakan secara universal. Hal ini karena setiap
material memiliki kelebihan, kekurangan, dan keterbatasannya masing-masing. Salah satu
material yang biasa digunakan adalah GIC.
Glass Ionomer Cement (GIC) adalah bahan tumpatan restoratif sewarna gigi dan
termasuk dalam bahan restorasi plastis. GIC merupakan water based cement yang terbentuk
dari reaksi asam-basa antara bubuk calcium flouroaluminosillicate glass dengan larutan
poliasam. Bubuk calcium fluoroaluminosillicate glass memiliki komponen utama berupa
silica (SiO2), alumina (Al2O3), dan kalsium fluoride (CaF2). Larutan poliasam yang digunakan
pada GIC adalah polycarboxylate copolymer.
Terdapat beberapa indikasi dalam penggunaan GIC, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Restorasi gigi susu


Restorasi kelas I yang kecil seperti karies interproksimal dan cacat pada permukaan akar
Restorasi kelas III dan V
Gigi anterior
Pit and Fissure sealant
Pada gigi mahkota yang telah mengalami kerusakan parah, GIC yang diperkuat dengan

semen dapat membangun inti mahkota pada gigi tersebut


7. Perawatan segera untuk pasien yang mengalami trauma fraktur
8. Sebagai bahan luting pada pasien dengan frekuensi karies tinggi dan pasien dengan resesi
gingival yang memerlukan kekuatan dan aktivitas kariostatik
9. Pembuatan pasak yang sekurang-kurangnya 50% dari struktur mahkota gigi tersisa sehingga
dapat dijadikan sebagai dukungan. (sandwich technique). Teknik sandwich menggunakan
GIC sebagai pengganti dentin dan komposit sebagai pengganti email.
Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari Glass Ionomer Cement (GIC):
No.
Kelebihan
1.
Tidak perlu di etsa untuk berikatan dengan Dapat

2.

Kekurangan
mengalami kehilangan

email dan dentin

anatomis

Dapat berperan sebagai fluoride reservoir

dibandingkan tumpatan lain


Harus diaplikasikan dalam
kering

yang

lebih

bentuk
signifikan

lingkungan

3.

Tidak

mengalami

penyusutan

akibat Restorasi mudah mengalami dehidrasi/aus,

polimerisasi
4.

Memiliki

terutama pada awal penumpatan karena


kestabilan

dimensi

merupakan water based material.


pada Tidak disarankan untuk digunakan pada gigi

permukaan yang lembab, seperti pada yang menerima beban kunyah besar seperti
5
6.

lingkungan intraoral
Sewarna dengan gigi
Biokompatibel

gigi molar
Resistensi terhadap fraktur rendah
Laju aliran saliva yang rendah dapat
membuat restorasi mengalami dehidrasi/aus
dan disintegrasi

7.
8.

Translusen
Mempunyai kekerasan yang cukup untuk

9.
10.

menahan abrasi
Flow yang tinggi
Bioaktif, sehingga memungkinkan untuk
terjadinya

pertukaran

ion

kalsium,

strontium, fosfat dengan permukaan gigi


X.

RESTORASI AMALGAM
Indikasi Penggunaan:

Pada posterior yang mempunyai beban kunyah paling besar.


Kelebihan:

Bahan tambal yang paling kuat (sejauh ini) dalam melawan tekanan kunyah, sehingga dapat

bertahan dalam jangka yang sangat lama di dalam mulut


Ketahanan terhadap keausan sangat tinggi
Biaya relatif murah
Teknik penumpatan relatif simple dan mudah serta tidak technique sensitive seperti resin
komposit
Kekurangan:

Perlekatan dengan jaringan dentin gigi secara makromekanik seperti retentionand resistence

form serta undercut tidak dapat melekat secara kimia


Prinsipretention and resistance form pada lesi karies interproksimal akan mengangkat
jaringan gigi yang sehat selain jaringan karies. Pada kavitas kelas II dengan isthmus dan garis
sudut bagian dalam yang lebar akan menyebabkan kekuatan terhadap beban kunyah sehingga

sering terjadi fraktur baik pada tumpatan MO (mesial-oklusal), DO (distal-oklusal), dan

MOD (mesial-oklusal-distal)
Kurang baik secara estetis karena warnanya yang tidak sewarna dengan gigi sehingga tidak

bisa digunakan untuk tumpatan gigi anterior


Terkadang tepi-tepi tambalan yang berbatasan langsung dengan gigi dapat menyebabkan gigi

berubah warna menjadi kehitaman


Tidak cocok untuk pasien dengan alergi metal
Toksisitas dengan amalgam masih diperdebatkan, karena adanya kandungan merkuri di
dalamnya
Clinical failure adalah saat dimana restorasi sudah tidak bisa digunakan lagi atau bisa
menimbulkan beberapa risiko jika tidak diganti. Clinical failure dari amalgam meliputi:

Restorasi fraktur dalam jumlah besar


Korosi dan marginal fracture yang besar
Sensitivitas atau rasa sakit
Karies sekunder
Fraktur pada struktur gigi membuat dinding preparasi restorative gigi
Banyak clinical failure dari restorasi amalgam terjadi karena beberapa kombinasi dari
elektro-kimia korosi dan tegangan mekanik. Kombinasi tersebut menghasilkan kerusakan
marginal secara terus menerus yang membuat kondisi lebih sering mengalami kegagalan dan
terjadi karies sekunder. Permukaan luar amalgam harus halus. Hal ini akan menghambat
formasi dari celah untuk mengalami elektro-kimia korosi atau untuk konsentrasi tegangan
selama proses mekanis. Peraturan umum mengenai mengukir amalgam adalah untuk hanya
menghasilkan permukaan dan lekuk yang halus. Detil mengenai anatomi gigi, yang dapat
diukir pada permukaan amalgam, biasanya lebih merupakan aspek ketahanan daripada
keuntungan estetik.

XI.

RESTORASI RESIN KOMPOSIT


Resin komposit adalah bahan tambal sewarna gigi, dengan bahan dasar polimer dan

ditambahkan dengan partikel anorganik sebagai penguat. Bahan tambal ini umumnya
mengalami reaksi pengerasan dengan bantuan sinar (sinar UV, atau bisa juga dengan visible
light). Resin komposittersusun atas matriks resin anorganik (bispheno-A-glicidyl-

mathacrylate), bahan pengisi filler anorganik minimal 60% (quartz, silica, glass) dan coupling
agent (silance). Resin komposit termasuk golongan adhesive restorative material.
TYPE

PENGGUNAAN

All-Purpose

Kelas I, II, III, IV, V low carries patients

Composite
Microfilled

Kelas III dan V

Composite
Condensable

Kelas I, II, dan VI (mesial, occlusal, distal)

Composite

Flowable composite cervical lesions, pediatric restoration,


small low-stress-bearing restorations.

Laboratory Composite Kelas II, three-units bridge (with fiber reinforcement)


Resin komposit yang digunakan pada penambalan gigi posterior mempunyai
keuntungan estetik yang baik, restorasi sewarna gigi, konduktivitas suhu yang rendah, tidak
bersifat toksik karena tidak mengandung merkuri atau galvanism, dan dapat menguatkan
struktur gigi. Selain itu dapat juga menyebabkan pengerutan sewaktu polimerisasi,
membutuhkan waktu yang lama pada penambalan restorasi, mieroleakage, sensitif setelah
penempatan, dan keausan pada permukaan oklusal.
Kelebihan

Resin komposit hasil akhirnya sangat menyerupai gigi asli sehingga bagus secara
estetika. Karena kelebihannya ini, resin komposit adalah bahan tambal yang paling
sering digunakan dalam cosmetic dentistry.

Warna resin komposit dapat disesuaikan dengan keadaan gigi pasien, karena resin
komposit memiliki beberapa pilihan warna.

Kekurangan :

Benar benar membutuhkan pengetahuan dan keterampilan dokter gigi untuk


mendapatkan hasil memuaskan dan tahan lama. Jika tidak, tambalan dapat mudah
lepas/patah, berubah warna, atau terlihat batas antara tepi tambalan dengan gigi
sehingga mengurangi estetika.

Pada saat penambalan diperlukan suasana mulut yang cukup kering karena
kontaminasi saliva dapat mempengaruhi sifat-sifat jangka panjang dari resin
komposit, seperti kekuatan dan daya tahannya. Oleh sebab itu gigi yang akan ditambal
resin komposit idealnya harus benar-benar diisolasi, dan hal ini cukup sulit dilakukan
terutama pada gigi belakang dan mungkin menimbulkan ketidaknyamanan bagi
pasien.

Dapat terjadi karies sekunder di bawah tambalan yang mungkin disebabkan karena
kebocoran tambalan sehingga bakteri dapat berpenetrasi ke jaringan gigi dan kembali
menyebabkan karies.

Resin komposit dapat menyerap warna dari zat pewarna dari makanan atau minuman
sehingga dalam jangku waktu lama dapat berubah warna.

Indikasi dan konraindikasi


Berikut adalah syarat penting untuk penempatan resin :
1.
Ikatan terbaik adalah pada email di sekitar margin
2. Kavitas harus diisolasi dari kontaminasi
3. Kavitas harus dapat dicapai oleh light activator untuk polimerisasi yang tepat
4. Kontraindikasi termasuk pasien dengan excessive weaar dan bruxism

Dilakukan pembuangan torus pada saat:


Disturbances of phonation
1,13,22,26

- Limitation of masticatory mechan


ics
1,13,22,26

- Sensitivity due to the thin mucosa


layer
1

- Traumatic inflammation
1

- Ulcer of a traumatic origin


1,2,13,26

- Retention of food remains


1,2,13

- Esthetic reasons
1

- Prosthetic instability
2,13,22

- Patients with cancerophobia


2,13,16

- Prosthetic treatment
1,2,4,11,22,26

- Source of autogenous cortical bone

for grafts
Langkah kerja:

Perforation of the nasal cavities


1,2

- Secondary anesthesia due to palatine


nerve damage
1

- Bone necrosis due to poor refrigeration


during surgical drilling
1

- Hemorrhage due to section of palatine


arteries
1,2

- Dilaceration of the palatine mucosa


1,2,13

- Fracture of the palatine bone

Anda mungkin juga menyukai