diasamkan melalui proses fermentasi. Praktikum ini bertujuan untuk megetahui proses fermentasi yang terjadi pada susu. Dimana fermentasi adalah perubahan kimia dalam bahan pangan yang disebabkan oleh enzimenzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau telah ada dalam bahan pangan itu sendiri. Tujuan Fermentasi adalah untuk menghasilkan suatu produk makanan yang mempunyai kandungan nutrisi, tekstur, disamping itu juga menurunkan zat anti nutrisinya. Pembuatan yoghurt ini menggunakan susu sapi murni. Susu sapi murni terlebih dahulu direbus pada suhu 80C atau susu sapi murni di pasteurisasi. Setelah itu, ditaruh dalam wadah dan didinginkan hingga suhu 50C lalu ditambahkan cymory plain sebanyak satu setengah botol kemudian diaduk hingga rata. Lalu menambahkan perasa secukupnya, pada kelompok satu menambahkan rasa nanas, kelompok 2 anggur, kelompok 3 melon, kelompok 4 strawberry dan kelompok 5 lechyy kemudian diaduk hingga warna merata. Susu sapi murni dikemas dalam plastic kecil dan diinkubasi selama 24 jam. Susu yang akan difermentasikan harus dipanaskan terlebih dahulu agar terbebas dari mikroorganisme dan bahan pengawet yang berbahaya dan pemanasan susu tersebut harus pada suhu 80C dan dalam waktu yang relatif pendek kurang lebih satu jam karena pada suhu tinggi tersebut dan waktu yang pendek hal itu agar tidak sampai terpecah antara lemak dan kadar air pada susu tersebut, sehingga keasriannya tetap terjaga. Penambahan cymory rasa plain disini berfungsi sebagai starter bakteri secara anaerob yaitu Lactobacillus bulgaricus sehingga terjadi peristiwa fermentasi. saat memasukkan starter, maka suhu susu harus didinginkan dulu dari suhu saat pemanasan susu yaitu 80 oC menjadi sekitar 50oC. karena jika starter dimasukkan pada saat suhu susu masih tinggi sekita 90 oC maka bakteri yang terkandung dalam starter tersebut akan mati sehingga pembuatan yoghurt akan mengalami kegagalan. Berdasarkan hasil percobaan mengenai pembuatan yoghurt, yoghurt kelompok 1, 3, 4 dan 5 menggambarkan bahwa terjadi proses fermentasi pada susu sapi yang ditambahkan dengan Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Hal ini di tandai dengan adanya perubahan tekstur dan rasa. Teksturnya berubah menjadi kental dan menggumpal sedangkan rasanya berubah menjadi asam. Bakteri tersebut berperan sebagai pembentuk asam, sehingga terbentuk Yoghurt dengan aroma yang khas. Asam yang terbentuk menyebabkan penggumpalan protein susu dan membantu mengawetkan yoghurt. Pada proses fermentasi ini bakteri-bakteri asam laktat telah mengubah gula (laktosa) yang terkandung dalam susu
menjadi asam laktat dengan melibatkan kerja enzim-enzim fermentasi yang
terkandung dalam bakteri akan dihasilkan juga senyawa-senyawa volatil dan pelepasn oksigen. Aktifitas enzim proteolitik pada bakteri yang merupakan stater menyebabkan terurainya protein susu, menghasilkan asam-asam amino dan peptide-peptida. Bakteri ini juga akan menguraikan lemak, menghasilkan asam-asam lemak yang memberikan flavor khas pada produk akhir yoghurt. Pembentukan asam laktat ini menyebabkan peningkatan keasaman dan penurunan nilai pH, hal inilah yang menyebabkan rasa dari susu yang sebelumnya hambar menjadi asam. Bakteri yang digunakan dalam fermentasi susu mempunyai beberapa peranan yang pada dasarnya adalah memproduksi asam laktat, sekresi metabolit yang berhubungan dengan karakteristik flavour dari produk fermentasi susu tertentu dan modifikasi substrat agar perubahan-perubahan biokimiawi yang diinginkan dapat berlangsung. Seleksi bakteri yang sesuai untuk suatu produk tertentu memegang peranan penting dan karakteristik mikroba yang dipilih dapat digunakan sebagai parameter dalam proses fermentasi. Pembuatan yoghurt pada dasarnya fermentasi susu dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Lactobacillus bulgaricus lebih berperan pada pembentukan aroma, sedangkan Streptococcus thermophilus lebih berperan pada pembentukan citarasa yoghurt. Bakteri asam laktat juga dapat menekan pertumbuhan bakteri pembusuk susu, sehingga yoghurt lebih tahan lama selama masa penyimpanan dibandingkan susu. Pada data pengamatan kelompok II, ditemukan jika tidak terjadi perubahan rasa (rasanya tetap hambar) dan hanya sedikit kental. Keadaan ini menggambarkan jika proses fermentasi dengan menggunakan starter bakteri Streptococcus thermophilus &Lactobacillus bulgaricus tidak berlangsung secara optimal dan bisa dikatakan tidak berhasil dalam fermentasi susu. Terlihat dari tekstur yang terbentuk 3 lapisan serta aroma tidak menunjukkan aroma khas yogurt dan rasanya tidak enak. Hal ini terjadi bisa saja kerena suhu atau temperature yang tidak sesuai dengan pertubuhan bakteri tersebut. Pada saat inkubasi yogurt milik kelompok 2 ditutup dengan serbet yang menyebabkan kondisi lingkungan menjadi lembab sehingga proses fermentasi tidak optimal. Fermentasi asam laktat ini sendiri banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Selain kerja enzim, proses ini juga dipengaruhi oleh temperature. Temperature memegang peranan penting dalam fermentasi ini karena enzim yang terkandung dalam bakteri membutuhkan temperature yang sesuai atau
optimum untuk aktifitasnya. Dalam praktikum ini temperature atau suhu
yang dipergunakan adalah suhu ruang yaitu 28 C. Kondisi inilah yang menyebabkan tidak maksimalnya proses fermentasi yang terjadi dengan menggunakan starter Streptococcus thermophilus & Lactobacillus bulgaricus yang dilakukan oleh kelompok II.