Anda di halaman 1dari 27

STATUS PENDERITA

No. catatan medik

1055 / 703550

Masuk RSAM

25 Oktober 2011

Pukul

02.30 wib

I. ANAMNESIS
Aatoanamnesis dari pasien pada tanggal 26 Oktober 2011
Identitas
-

Nama penderita

Ny. K

Jenis kelamin

permpuan

Umur

56 tahun

Pekerjaan

Buruh

Pendidikan

SD

Agama

Islam

Suku

Jawa

Alamat

Siraman Pekalongan

Riwayat Penyakit
Keluhan utama

Keluhan tambahan :

Buang air besar cair


Muntah dan panas

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan BAB cair sejak 2 hari yang lalu, frekuensi lebih dari
lebih dari tiga kali per hari, setiap BAB

1/2 gelas belimbing, berupa

cairan kekuningan dengan lendir tanpa darah. Muntah-muntah sejak 1 hari


yang lalu lebih dari 10 kali, sebanyak 2-3 sendok makan, berupa cairan
putih kekuningan , tidak menyembur, dan tanpa darah.
Keluhan juga disertai panas sejak kemaren sore yang terus menerus, tanpa menggigil,
dan tanpa kejang. Selama sakit BAK tidak mengalami gangguan. Pasien
mengeluh tidak nafsu makan karena setiap makan selalu muntah. Pasien
mengaku 2 hari sebelum BAB cair pasien membeli makanan dipinggir jalan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah menderita sakit seperti ini. pasien ada riwayat darah tinggi sejak
2 tahun terakhir.
Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita sakit seperti ini. Riwayat darah tinggi dari
ayah pasien.
II. PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
-

Keadaan umum

Tampak sakit sedang

Kesadaran

Compos Mentis

Tekanan Darah

180/90 mmHg

Nadi

144 x/menit

Respirasi

18 x/menit

Suhu

37,9 C

Status Generalis

1. Kelainan mukosa kulit/subkutan yang menyeluruh


-

Pucat

(-)

Sianosis

(-)

Ikterus

(-)

Perdarahan

(-)

Oedem umum

(-)

Turgor

tidak menurun

Lemak bawah kulit :

Pembesaran kelenjar getah bening generalisata

Cukup
:

(-)

KEPALA
-

Bentuk

Bulat, simetris

Rambut

Hitam, lurus, tidak mudah dicabut

Kulit

Tidak ada kelainan

Mata

Kelopak mata cekung, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak


ikterik, kornea jernih, lensa jernih, refleks cahaya (+/+)

Telinga

Bentuk normal, simetris, liang lapang, serumen (-/-)

Hidung

Bentuk normal, septum deviasi (-), pernafasan cuping hidung


(-), sekret (-)

Mulut

Bibir kering, sianosis (-), lidah bersih, faring tidak hiperemis

LEHER
-

Bentuk

Simetris

Trakhea

Di tengah

KGB

Tidak membesar

THORAKS
-

Inspeksi

Bentuk simetris, retraksi sela iga (-), Tidak ada kelainan

PARU

Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

ANTERIOR
KIRI
KANAN
Pergerakan
Pergerakan
pernafasan
pernafasan
simetris
simetris
Fremitus taktil
Fremitus taktil
= kanan
= kiri
Sonor
Sonor
Suara nafas
Suara nafas
vesikuler
vesikuler
Ronkhi (-)
Ronkhi (-)
Wheezing (-)
Wheezing (-)

POSTERIOR
KIRI
KANAN
Pergerakan
Pergerakan
pernafasan
pernafasan
simetris
simetris
Fremitus taktil = Fremitus taktil =
kanan
kiri
Sonor
Sonor
Suara nafas
Suara nafas
vesikuler
vesikuler
Ronkhi (-)
Ronkhi (-)
Wheezing (-)
Wheezing (-)

JANTUNG
-

Inspeksi

Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi

Iktus kordis teraba sela iga IV garis midklavikula sinistra

Perkusi

Batas atas sela iga II garis parasternal sinistra


Batas jantung kanan sela iga IV garis parasternal dextra
Batas jantung kiri sela iga IV garis midklavikula sinistra

Auskultasi :

Bunyi jantung I-II murni, murmur (-)

ABDOMEN
-

Inspeksi

- Palpasi

Datar, simetris

Turgor agak menurun, Nyeri tekan epigatrium (+), hepar dan lien

tidak teraba
-

Perkusi

Auskultasi :

Timpani.
Bising usus (+) meningkat.

GENITALIA EXTERNA
4

Kelamin

Perempuan, tidak ada kelainan

EKSTREMITAS
-

Superior

Oedem (-/-),sianosis (-)

Inferior

Oedem (-/-),sianosis (-)

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Darah Rutin ( tanggal 25 Oktober 2011)
-

Hb

11,5 gr%

( 1 - 18 )

LED

8 mm/jam

( 0 - 10 )

Leukosit

12.200/mm

( 4.500 - 10.700 )

Diff. count :

24/4/72

RESUME
I. Anamnesis
-

Seorang anak laki-laki, umur 5 bulan, BB 5,8 Kg, datang dengan keluhan mencret
sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk RS.

Frekuensi mencret lebih 6x perhari, 1/2 gelas belimbing berupa cairan


kekuningan tanpa lendir maupun darah.

Muntah-muntah sejak 1 hari yang lalu, lebih dari 10 x, 2-3 sendok makan, berupa
cairan putih kekuningan , tanpa darah.

Disertai panas sejak kemaren sore, terus-menerus, tanpa menggigil dan tanpa
kejang.

pasien rewel, minum banyak, BAK biasa tapi sedikit.

II. Pemeriksaan Fisik


-

Keadaan umum :

Tampak sakit sedang

Kesadaran

Kompos Mentis

Tekanan Darah :

180/90 mmHg

Nadi

144 x/menit

Respirasi

18 x/menit

Suhu

38,6 C

Status Generalis
-

Mulut

Bibir kering

Thoraks

Cor dan Pulmo dalam batas normal

Abdomen

Turgor agak menurun, Bising usus (+) meningkat

Genitalia

Dalam Batas Normal

Ekstremitas

Dalam Batas Normal

III. Laboratorium
1. Darah lengkap : leukosit 12.100 u/l
6

IV. Diagnosis Kerja


Diare Akut dengan Dehidrasi Sedang e.c Bakteri + Hipertensi Grade II
V. Diagnosis Banding
Diare Akut dengan Dehidrasi Sedang ec Virus + Hipertensi Grade II
VI. Penatalaksanaan
1. IVFD RL
4 jam pertama 20 tts / mnt (makro)
20 jam berikutnya 16tts / mnt (makro)
2. Diet makanan rendah serat
Protein : 24 gram/hari
Kalori : 600 Kkal/hari
Susu Rendah Laktose
3. Medikamentosa
-

Parasetamol 3 X 60 mg

VII. Anjuran Pemeriksaan


-

Feses

ASTRUP

VII. Prognosis
-

Quo ad Vitam

: Ad bonam

Quo ad Functionam : Ad bonam

Quo ad Sanationam : Ad bonam


FOLLOW UP

TANGGAL
Keluhan:
- BAB
- Ampas
- Muntah
- Panas
- Minum

21 01 2004

22 01 2004

5x cair
+
+
+

3x lunak
+
+
+
7

- Nafsu makan
Keadaan Umum
Kesadaran
Vital Sign:
- Nadi
- Pernafasan
- Suhu
Pemeriksaan Fisik :
- UUB cekung
- Mata cekung
- Bibir kering
- Bising usus
- Turgor
- Kembung
Therapi:
- IVFD Asering-5
- Parasetamol 3x60mg

Tampak Sakit Sedang


Kompos Mentis

Tampak Sakit Sedang


Kompos Mentis

140x/menit
38x/menit
38,1

132x/menit
30x/menit
37,5

+
+
+
+
Agak menurun
-

+
+
+
+
Agak menurun
+

16 tts/mnt
+

8 tts/menit(KAEN 3B)
+

FOLLOW UP
TANGGAL
Keluhan:
- BAB
- Ampas
- Muntah
- Panas
- Minum
- Nafsu makan
Keadaan Umum
Kesadaran
Vital Sign:
- Nadi
- Pernafasan
- Suhu
Pemeriksaan Fisik :
- UUB cekung
- Mata cekung
- Bibir kering
- Bising usus
- Turgor
- Kembung
Therapi:
- IVFD Asering-5
- Parasetamol syr 3x60mg

23 01 2004

24 0 1 2004

2x lunak
+
+
+
Tampak Sakit Sedang
Kompos Mentis

1x biasa
+
+
+
Tampak Sakit Sedang
Kompos Mentis

120x/menit
32x/menit
36,5

128x/menit
30x/menit
36,2

+
Cukup
-

+
Cukup
-

8 tts/mnt
-

Pasien pulang

VIII.

Anjuran Pasien Pulang

1. Mengkonsumsi makanan rendah serat dan tidak merangsang usus sementara


waktu.
2. Mengggunakan susu formula rendah laktosa sampai kondisi stabil.
3. Memberikan oralit untuk 2 hari, diberikan setiap habis BAB.
4. Memperhatikan hygienis makanan serta lingkungan sekitar.
IX. Diagnosis Akhir
Diare akut dehidrasi sedang.

10

DIARE PADA BAYI DAN ANAK

Definisi
Diare akut adalah buang air besar yang terjadi pada bayi atau anak yang sebelumnya
tampak sehat, dengan frekwensi 3 kali atau lebih per hari, disertai perubahan tinja
menjadi cairan dengan atau tanpa lendir dan darah.(1,3,4)
Etiologi
Ada beberapa faktor yaitu : (1,2)
1.

Faktor infeksi
a. Infeksi enteral, yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak.
-

Infeksi bakteri :

Vibrio, Ecoli, Salmoella, Shigella, dan sebagainya.

Infeksi virus

Enterovirus (Virus ECHO, Coxsackie,

Poliomyelitis), Adenovirus, Rotavirus, dan lain


lain
-

Infeksi parasit :

Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris,


Strongyloides), Protozoa (Entamoeba histolytica,
Giardia lambilia, Trichomonas hominis), Jamur
(Candida albicans).

b. Infeksi parental, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan,
seperti Otitis Media Akut (OMA), Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia,
Ensefalitis, dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan
anak < 2 tahun.
2.

Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada
bayi dan anak yang tersering ialah intoleransi laktosa.
b. Malabsorbsi lemak terutama lemak jenuh.
c. Malabsorbsi protein.
11

3.

Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

4.

Faktor psikologis : rasa takut dan cemas.

Cara Penularan
Pada umumnya adalah orofecal melalui :(1)
1. Makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh enteropatogen.
2. Kontak langsung atau tidak langsung (4 F = Fod, Feses, Finger, Fly).
Patogenesis (2,4)
Mekanisme dasar timbulnya diare ialah :
1.

Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
ostomik dalam rongga usus meningi, sehingga terjadi pergeseran air dalam
elektrolit ke dalam rongga usus.

Isi rongga usus yang berlebihan ini akan

merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.


2.

Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan diare timbul
karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

3.

Gangguan motilitas usus


Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus menyerap
makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan
diare pula.

12

Patogenesa Diare Karena Virus


Virus yang terbanyak menyebabkan diare adalah rotavirus. Garis besarnya
patogenesisnya adalah sebagai berikut :
Virus masuk ke dalam traktus digestivus bersama makanan dan minuman, kemudian
berkembang biak di dalam usus. Setelah itu virus masuk ke dalam epitel usus halus
dan menyebabkan kerusakan di bagian apikal vili usus halus. Sel epitel usus halus
bagian apikal akan diganti oleh sel dari bagian kripta yang belum matang, yang
berbentuk kuboid atau gepeng. Akibatnya sel epitel ini tidak dapat berfungsi untuk
menyerap air dan makanan. Sebagai akibatnya akan terjadi diare osmotik. Vili usus
halus kemudian akan memendek sehingga kemampuannya untuk menyerap dan
mencerna makananpun akan berkurang. Pada saat ini biasanya diare mulai timbul,
setelah itu sel retikulum akan melebar dan kemudian akan terjadi infiltrasi sel limfoid
dari lamina propia, untuk mengatasi infeksi sampai terjadinya penyembuhan (1).
Patogenesa Diare Karena Bakteri
Bakteri masuk ke dalam traktus digestivus, kemudian berkembang biak di dalamnya.
Bakteri kemudian mengeluarkan toksin yang akan merangsang epitel usus
sehingga terjadi peningkatan aktivitas enzim adenil siklase (bila toksin bersifat
tahan panas / labil toksin / LT) atau enzim guanil siklase (bila toksin bersifat
tahan panas / stabil / ST). sebagai akibat peningkatan aktivitas enzim enzim ini
akan terjadi peningkatan CAMP (Cyclic Adenosine Monophospate) atau CGMP
(Cyclic Guanosine Monophospate) yang mempunyai kemampuan merangsang
sekresi kloride, netrium dan air dalam sel ke lumen usus serta menghambat
absorbsi natrium, kloride dan air dari lumen usus ke dalam sel. Hal ini akan
menyebabkan peninggian tekanan osmotik di dalam lumen (hiperosmolar).
Kemudian akan terjadi hiperperistaltik usus untuk mengeluarkan cairan yang
berlebihan dalam lumen usus, sehingga cairan dapat dialirkan dari lumen usus
halus ke lumen usus besar (colon). Dan bila kemampuan penyerapan colon
berkurang, atau sekresi cairan melebihi kapasitas penyerapan colon, maka akan
terjadi diare.(1)
13

Fisiologi dan Patofisiologi (2,3)


Sebagai akibat diare, akut maupun kronis akan terjadi :
1. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya
gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemia, dan
sebagainya).
2. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran
bertambah).
3. Hipoglikemia.
4. Gangguan sirkulasi darah.
Gejala Klinis (2,3)
Mula mula bayi dan anak menjadi cengeng, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu
makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair dan mungkin
disertai lendir dan atau darah. Pada diare oleh karena intoleransi, anus dan
daerah sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin
asam sebagai akibat banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak
dapat diabsorbsi usus selama diare.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum / sesudah diare dan dapat disebabkan oleh
lembung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan
elektrolit. Bila penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala
dehidrasi mulai tampak, berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun
ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.
Berdasarkan banyak cairan yang hilang dapat dibagi menjadi :
-

Dehidrasi ringan

Dehidrasi sedang

Dehidrasi berat

14

Berdasarkan tonisitas plasma dapat dibagi menjadi :


-

Dehidrasi hipotonik

Dehidrasi isotonik

Dehidrasi hipertonik

Pada dehidrasi berat, volume darah berkurang sehingga dapat terjadi renjatan
hipovolemik dengan gejala gejala yaitu denyut jantung menjadi cepat, denyut nadi
cepat dan kecil, tekanan darah menurun, penderita menjadi lemah, kesadaran
menurun (apatis, somnolen sampai soporokomatous).

Akibat dehidrasi, diuresis

berkurang (oliguria sampai anuria). Bila sudah ada asidosis metabolik, tampak pucat
dengan pernafasan yang cepat dan dalam (pernafasan Kussmaul).
Asidosis metabolik terjadi karena :
1.

Kehilangan NaHCO3 melalui tinja

2.

Ketosis kelaparan

3. Produk produk metabolik yang bersifat asam tidak dapat dikeluarkan (karena
oliguria atau anuria).
4. Berpidahnya ion Na dari cairan ekstrasel ke cairan intrasel
5. Penimbunan asam laktat (anoksia jaringan tubuh).
Pemeriksaan Laboratorium (2,3)
1.

Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet elinitest, bila
diduga intoleransi gula.
c. Bila perlu lakukan pemeriksaan biakan / uji resistensi.

2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah dengan


menentukan pH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan
analisa gas darah menurut ASTRUP (bila memungkinkan).
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.

15

4. Pemeriksaan kadar elektrolit terutama natrium, kalium, kalsium dan fosfor dalam
serum (terutama bila ada kejang).
5. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara
kualitatif dan kuantitatif, terutama pada penderita diare kronik.
Komplikasi (2)
1.

Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik dan hipertonik).

2. Renjatan hipovolemik.
3. Hipotokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotonik otot, lemah, bradikardi,
perubahan pada elektrokardiogram).
4. Hipoglikemi.
5. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena
kerusakan villi mukosa usus halus.
6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik.
7. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah penderita juga
mengalami kelaparan.
Penyakit Penyerta pada Diare (1)
1.

KKP (Kurang Kalori Protein).


KKP dapat menyebabkan diare karena adanya malabsorpsi makanan dan infeksi
alat pencernaan.

Sebaliknya diare akan menyebabkan absorbsi makanan

terganggu dan berkurang sehingga akan menyebabkan bertambah beratnya


derajat KKP penderita.
2.

Infeksi sistemik
Seperti alat pernafasan, morbili, dan sebagainya. Selain dapat menyebabkan
suhu penderita meningkat juga dapat menyebabkan diare dan dehidrasi.

3.

Kejang
Sebagian penderita diare dapat disertai kejang baik sebelum atau sesudah
dehidrasi terjadi penyebabnya antara lain kejang demam, gangguan elektrolit
(terutama hipernatremi), hipoglikemi dan ensefalitis.
16

Pengobatan
Dasar pengobatan diare adalah :
1.

Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumat).

2.

Dietetik (pemberian makanan).

3.

Obat obatan.

Pemberian cairan pada diare dehidrasi murni


1.

Jenis cairan
a. Cairan rehidrasi oral: oralit, larutan gula garam, dan sebagainya.
b. Cairan parenteral: RL, DG aa (1 bagian lar. Darrow 1 bagian larutan
Glukosa 5 %), DG 1 : 2, dan lain lain.

2.

Jalan pemberian cairan


a. Per oral untuk dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi dan bila anak
mau minum serta kesadaran baik.
b. Intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedang atau tanpa dehidrasi, tetapi anak
tidak mau minum atau kesadaran menurun.
c. Intravena untuk dehidrasi berat dan kegagalan terapi rehidrasi oral
Sejumlah pasien dengan dehidrasi ringan / sedang tidak dapat diobati secara
memadai dengan oralit melalui mulut. Penderita ini harus diberikan terapi
IV.
Penderita dengan terapi oral biasa gagal karena :
1. Tingginya tingkat kehilangan cairan (sering buang air besar dalam tinja
cairan dengan jumlah yang banyak )
Beberapa penderita dengan tingkat kehilangan cairan yang tinggi
mungkin tidak bisa minum cukup oralit untuk menggantikan kehilangan
cairan yang berkelanjutan sehingga keadaan dehidrasi makin buruk.
Beberapa penderita harus diobati selama beberapa jam dengan cairan IV
sampai tingkat kehilangan cairan berkurang.

17

2. Muntah terus menerus


Kadang kadang muntah yang berulang ulang menghambat
berhasilnya rehidrasi oral. Jika tanda tanda dehidrasi tidak membaik
atau makin memburuk, terapi IV diperlukan sampai muntahnya hilang.
Muntah biasanya hilang ketika air dan elektrolit terganti.
3.

Ketidakmampuan untuk minum


Beberapa penderita tidak dapat minum oralit dalam jumlah yang tepat
karena sakit atau radang pada mulut (contoh : campak, sariawan dan
herpes), karena kelelahan atau mengantuk karena obat (seperti antiemetik
atau obat antimotilitas). Terapi IV atau terapi nasogastrik diperlukan
untuk penderita ini.

4.

Perut kembung atau ileus


Jika perut mulai kembung, oralit harus diberikan lebih lambat. Jika
kembung bertambah atau jika ada bising usus, terapi IV diperlukan.
Ileus paralitik (hambatan mobilitas isi perut) mungkin alasan kembung
perut. Gejala ileus paralitik disebabkan oleh obat yang mengandung
candu (kodein, loperamide), hipokalemia atau keduanya.

5.

Malabsorpsi glukosa
Kegagalan penyerapan glukosa yang bermakna secara khas adalah tidak
biasa selama diare akut. Tetapi bila hal ini terjadi penggunaan oralit
dapat menyebabkan bertambahnya diare dengan sejumlah besar glukosa
yang tidak diserap dengan tanda tanda dehidrasi yang memburuk atau
tes menunjukkan terdapat sejumlah besar glukosa pada tinja. Anak juga
menjadi sangat haus. Cairan IV harus diberikan sampai diare hilang.

3.Jumlah cairan
Jumlah cairan
PWL

PWL + NWL + CWL

= Previous Water Loss (ml/kgBB)


18

(Jumlah cairan yang hilang, biasanya berkisar 5 15 % dari BB (ml / kgBB).


NWL

= Normal Water Loss (ml / kgBB)

(Terdiri dari urin + jumlah cairan yang hilang melalui penguapan pada kulit dan
pernafasan).
CWL

= Concomitant Water Loss (ml / kgBB)

(Jumlah cairan yang hilang melalui muntah dan diare, kira kira 25 ml / kgBB / 24
jam).
Derajat
Dehidrasi

PWL

NWL

CWL

Jumlah

Ringan

50

100

25

175

Sedang

75

100

25

200

Berat

125

100

25

250

JADWAL (KECEPATAN) PEMBERIAN CAIRAN


a.

Belum ada dehidrasi


-

Oral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas setiap kali buang
air besar.

b.

c.

d.

Parenteral dibagi rata dalam 24 jam.

Dehidrasi ringan
-

1 jam pertama : 25 50 ml / kgBB per oral / intragastrik

Selanjutnya

: 125 ml / kgBB / hari atau ad libitum

Dehidrasi sedang
-

1 jam pertama : 50 100 ml / kgBB per oral / intragastrik.

Selanjutnya : 125/ml/kgBB/hari atau ad libitum

Dehidrasi berat
19

Untuk anak 1 bulan 2 tahun dengan BB 3 10 kg


-

1 jam pertama

40 ml/kgBB/jam atau 13 tts/kgBB/menit


(dengan infus berukuran 1 ml = 20 tts)

7 jam berikutnya

12 ml/kgBB/jam atau 4 tts/kgBB/menit


(dengan infus berukuran 1 ml = 20 tts)

16 jam berikutnya

3 tts/kgBB/menit
(dengan infus berukuran 1 ml = 20 tts)

Cara lain adalah :


-

4 jam I diberikan 1/3 dari kebutuhan cairan yang telah diperhitungkan (6 x BB


tts/mnt).

20 jam II diberikan sisanya (3 x BB tts/mnt).

20

TABEL PENENTUAN DERAJAT DEHIDRASI MENURUT WHO, 1980 (1,3)


TANDA
RINGAN
DEHIDRASI
1. Keadaan umum & kondisi
Bayi dan anak kecil

Haus, sadar,
gelisah

Anak lebih besar dan


dewasa

Haus, sadar,
gelisah

2. Nadi radialis
3. Pernafasan
4. UUB *
5. Elastisitas kulit*
6. Mata *
7. Air mata
8. Selaput lendir
9. Pengeluaran
urin*
10. TD sistolik
11. Pasien kehilangan
BB
Prakiraan kehilangan
cairan

Normal (frek.
& isi
Normal
Normal
Pada
pencubitan
kembali
segera
Normal
Ada
Lembab

SEDANG

BERAT

Mengantuk, lemas,
Haus, gelisah atau
ekstermitas dingin,
letargi tapi
berkeringat, sianotik,
iritabel
mungkin koma
Biasanya sadar, gelisah,
Haus, sadar,
ekstremitas dingin,
merasa pusing
berkeringat dan
pada perubahan
sianotik, kulit jari jari
tangan dan kaki keriput
Cepat, halus, kadang
Cepat dan lemah
kadang tidak teraba
Dalam
Dalam dan cepat
Cekung
Sangat cekung
Lambat

Sangat lamban > 2 detik

Cekung
Kering
Kering

Normal

Berkurang

Normal

Normal, rendah

Sangat cekung
Sangat kering
Sangat kering
Tidak ada urin untuk
beberapa jam, kandung
kencing kosong
< 80 mmlHg

45%

69%

> 10 %

40 50 ml/kg 60 90 ml/kg

100 110 ml/kg

Keterangan:
* Terutama berguna pada bayi untuk menilai dehidrasi dan memantau rehidrasi.

Pegangan untuk menggolongkan penderita termasuk dehidrasi berat, sedang atau


ringan adalah : bila terdapat 2 atau lebih gejala dalam penggolongan tersebut.
Dengan catatan selalu memikirkan resiko yang lebih tinggi, misal terdapat 2 gejala
dehidrasi berat dan 5 gejala dehidrasi sedang, maka penderita tersebut dimasukkan
dalam golongan dehidrasi berat. (1)
21

PENILAIAN DEHIDRASI MENURUT MTBS/DEPKES


Dehidrasi Berat
Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut ini :

Latergisatau tidak sadar

Mata cekung

Tidak bias minum atau malas minum

Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat

Dehidrasi ringan/sedang
Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut ini :

Gelisah, rewel/mudah marah

Mata cekung

Haus minum dengan lahap

Cubitan kulit perut kembalinya lambat

Tanpa dehidrasi
Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasy berat atau
ringan/sedang
Pemberian makanan pada penderita diare (1)
Pemberian makanan per oral diberikan setelah anak rehidrasi.

Dengan cara ini

penyembuhan pendertita dapat lebih cepat, dan kenaikan berat badan lebih baik
walaupun frekwensi diare bertambah. Pada pelaksanaan dietetik, penderita diare akut
dengan dehidrasi perlu diperhatikan faktor faktor sebagai berikut :
a.

Insiden diare pada bayi yang mendapat ASI

b. Pemberian ASI sebaiknya diteruskan walaupun frekwensi intoleransi laktosa


tinggi.

22

Untuk anak < 1 tahun atau berat badan < 7 kg, diberikan ASI dan susu rendah laktosa
dan asam lemak tidak jenuh seperti LLM, Elmiron, bubur susu. Sedangkan untuk
anak > 1 tahun dengan berat badan > 7 kg, diberikan makanan padat atau makanan
cair atau susu sesuai dengan kebiasaan makan di rumah. (2)
Buah yang dapat diberikan pada penderita diare adalah pisang, kalori dan pisang
adalah 99 kcal dan kandungan kaliumnya 9,5 mmol/100 gram. Bila ada infeksi
terutama diare maka kebutuhan kalori dan protein bertambah karena meningkatnya
katabolisme protein tubuh. Pertumbuhan kalori dan protein untuk mengejar laju
pertumbuhan (catch up growth) membutuhkan kenaikan kalori sekitar 30 % dan
protein sekitar 100 % dari keadaan basal untuk menggantikan kehilangan selama
diare, sedangkan kalium dibutuhkan untuk mengatasi hipokalemi. (1)
Pengobatan Medikamentosa
1. Antibiotika
Pada umumnya antibiotika tidak diperlukan pada semua kasus diare akut karena
sebagian besar penyebab diare akut adalah Rotavirus yang sifatnya self limited
dan tidak dapat dibunuh oleh antibiotika. Hanya sebagian kecil saja (10 20 %)
yang disebabkan oleh bakteri patogen seperti Vibrio Cholerae, Shigella, ETEC
(Entero Toksigenic E. coli), Salmonella, Campilobakter dan sebagainya yang
pada umumnya baru diketahui setelah dilakukan biakan, sedangkan hasil biakan
baru datang setelah diare berhenti. (1)
Antibiotika diberikan jika penyebabnya jelas seperti : (2)
-

Kolera diberikan Tetrasiklin 25 50 mg/kgBB/hari

Campylobakter diberikan Eritromisin 40 50 mg/kgBB/hari

Bila terdapat penyakit penyerta seperti :


Infeksi ringan (OMA, faringitis) diberikan Penisillin Prokain 50.000
u/kgBB/hari.

23

Infeksi sedang (bronkitis) diberikan Penisillin Prokain atau Ampisillin 50


mg/kgBB/hari.
Infeksi berat (bronkopneumonia) diberikan Penisillin Prokain dengan
Kloramphenikol 74 mg/kgBB/hari atau Ampisillin 75-100 mg/kgBB/hari
ditambah Gentamisin 6 mg/kgBB/hari atau derifat Sefalosporin 30 50
mg/kgBB/hari.
2. Anti Diare
Obat obat yang berkhasiat menghentikan diare secara cepat seperti
antispasmodik / spasmolitik atau opium (papaverin, ekstrak beladona, codein,
morfin, dsb) justru akan memperburuk keadaan karena akan menyebabkan
terkumpulnya cairan di lumen usus, dilatasi usus, melipatgandakan pembiakan
bakteri (over growth), gangguan digesti dan absorpsi lainnya. Obat ini hanya
berkhasiat menghentikan peristaltik usus saja tetapi justru akibatnya sangat
berbahaya karena baik pemberi obat maupun penderita akan terkelabui. Diarenya
terlihat tidak ada lagi tetapi perut akan bertambah kembung dan dehidrasi
bertambah berat yang akhirnya dapat fatal untuk penderita. (1)
3. Absorben
Obat obat absorben (pengental tinja) seperti kaolin, pektin, charcoal (norit,
tabonal), Bismuth Subsalisit, dan sebagainya telah dibuktikan tidak ada
manfaatnya. Obat obat stimulan seperti adrenalin, nikotinamit dan sebagainya
tidak akan dapat memperbaiki syok atau dehidrasi beratnya karena penyebabnya
adalah kehilangan cairan (syok hipovolemik). Pengobatan yang paling tepat
ialah pemberian cairan secepatnya. (1)
4. Anti Emetik
Obat anti emetik seperti klorpromazin (largaktil) terbukti selain untuk mencegah
muntah dapat mengurangi sekresi dan kehilangan cairan melalui tinja.
Pemberian dalam dosis kecil ( 0,5 1 mg/kgBB/hari) terutama penderita yang
disertai muntah muntah hebat dapat diberikan. Obatanti piretik seperti preparat
24

salisilat (Asetol, Aspirin) dalam dosis rendah (25 mg/kgBB/hari) ternyata selain
berguna untuk menurunkan panas yang terjadi sebagai akibat dehidrasi atau
panas karena infeksi penyerta, juga dapat mengurangi sekresi cairan yang keluar
melalui tinja. (1)
MENERANGKAN TIGA CARA PENGOBATAN DIARE DI RUMAH
1. Berikan anak lebih banyak cairandari pada biasanya untuk mencegah dehidrasi

Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan, seperti oralit, makanan yang
cair (seperti sup, air tajin)

Berikan larutan ini sebanyak anak mau

Teruskan pemberian larutan ini hingga diare berhenti

2. Beri anak makan untuk mencegah kurang gizi

Teruskan ASI

Bila anak tidak mendapat kan ASI berikan susu yang biasa diberikan

Bila anak 6 bulan atau lebih atau telah mendapatkan makanan padat :

Berikan sari buah segar atau pisang halus untuk menambah kalium

Berikan makanan yang segar, masak dan haluskan atau tumbuk


makanan dengan baik.

Dorong anak untuk makan, berikan makanan sedikitnya 6kali sehari.

Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti

3. Bawa anak kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari atau
menderita sebagai berikut :

Buang air besar cair sering kali


25

Muntah berulang-ulang

Sangat haus sekali

Makan atau minum sedikit

Demam

Tinja berdarah

Jika anak diberikan larutan oralit dirumah, berikan oralit yang cukup untuk 2 hari
setiap habis buang air besar.
Cara memberikan oralit :
Berikan sesendok the tiap 1-2 menit untuk anak dibawah umur 2 tahun
berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak lebih tua.
Bila anak muntah, tunggulah 10 menit kemudian berikan cairan lebih sedikit,
misalnya sesendok tiap 2-3 mnt, bila diare berlanjut setelah oralit habis, beritahu
ibu untuk memberikan cairan lain, atau kembali kepada petugas kesehatan untuk
mendapatkan tambahan oralit.
Umur

Jumlah Oralit yang Diberikan


tiap BAB

Jumlah Oralit yang Diadakan


di Rumah

< 12 bln

50 100 ml

400 ml/hari (2 bungkus)

1 4 thn

100 200 ml

600 800 ml/hari (3 4 bungkus)

> 5 tahun

200 300 ml

800 1000 ml/hari (4 5 bungkus)

dewasa

300 - 400 ml

1200 2800 ml/hari

26

DAFTAR PUSTAKA

1. Markum, AH., dkk. Editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jilid
I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 1996. hal. 446 448.
2. Alatas, Husein dan Hasan, Rusepno. Editor. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak.
Jilid I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 1985. hal. 283 312.
3. Suharyono, Boediarsi, Aswitha, Halimun, EM. Editor. Gastroenterologi Anak
Praktis. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 1988. hal. 51 69.
4. Modul Diklat Jarak Jauh Keterampilan Klinik Diare.
5. Rahmat, M dan Dardjat, MT. Editor. Segi-segi Ilmu Kesehatan Anak. Hal. 171176.
6. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Buku Kuliah Ilmu kesehatan Anak.
Jilid 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 1985. hal. 847 855.
7. Departemen Kesehatan RI. Buku Ajar Diare. 1999.

27

Anda mungkin juga menyukai