Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Sedang
Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Sedang
1055 / 703550
Masuk RSAM
25 Oktober 2011
Pukul
02.30 wib
I. ANAMNESIS
Aatoanamnesis dari pasien pada tanggal 26 Oktober 2011
Identitas
-
Nama penderita
Ny. K
Jenis kelamin
permpuan
Umur
56 tahun
Pekerjaan
Buruh
Pendidikan
SD
Agama
Islam
Suku
Jawa
Alamat
Siraman Pekalongan
Riwayat Penyakit
Keluhan utama
Keluhan tambahan :
Keadaan umum
Kesadaran
Compos Mentis
Tekanan Darah
180/90 mmHg
Nadi
144 x/menit
Respirasi
18 x/menit
Suhu
37,9 C
Status Generalis
Pucat
(-)
Sianosis
(-)
Ikterus
(-)
Perdarahan
(-)
Oedem umum
(-)
Turgor
tidak menurun
Cukup
:
(-)
KEPALA
-
Bentuk
Bulat, simetris
Rambut
Kulit
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
LEHER
-
Bentuk
Simetris
Trakhea
Di tengah
KGB
Tidak membesar
THORAKS
-
Inspeksi
PARU
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
ANTERIOR
KIRI
KANAN
Pergerakan
Pergerakan
pernafasan
pernafasan
simetris
simetris
Fremitus taktil
Fremitus taktil
= kanan
= kiri
Sonor
Sonor
Suara nafas
Suara nafas
vesikuler
vesikuler
Ronkhi (-)
Ronkhi (-)
Wheezing (-)
Wheezing (-)
POSTERIOR
KIRI
KANAN
Pergerakan
Pergerakan
pernafasan
pernafasan
simetris
simetris
Fremitus taktil = Fremitus taktil =
kanan
kiri
Sonor
Sonor
Suara nafas
Suara nafas
vesikuler
vesikuler
Ronkhi (-)
Ronkhi (-)
Wheezing (-)
Wheezing (-)
JANTUNG
-
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi :
ABDOMEN
-
Inspeksi
- Palpasi
Datar, simetris
Turgor agak menurun, Nyeri tekan epigatrium (+), hepar dan lien
tidak teraba
-
Perkusi
Auskultasi :
Timpani.
Bising usus (+) meningkat.
GENITALIA EXTERNA
4
Kelamin
EKSTREMITAS
-
Superior
Inferior
Hb
11,5 gr%
( 1 - 18 )
LED
8 mm/jam
( 0 - 10 )
Leukosit
12.200/mm
( 4.500 - 10.700 )
Diff. count :
24/4/72
RESUME
I. Anamnesis
-
Seorang anak laki-laki, umur 5 bulan, BB 5,8 Kg, datang dengan keluhan mencret
sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk RS.
Muntah-muntah sejak 1 hari yang lalu, lebih dari 10 x, 2-3 sendok makan, berupa
cairan putih kekuningan , tanpa darah.
Disertai panas sejak kemaren sore, terus-menerus, tanpa menggigil dan tanpa
kejang.
Keadaan umum :
Kesadaran
Kompos Mentis
Tekanan Darah :
180/90 mmHg
Nadi
144 x/menit
Respirasi
18 x/menit
Suhu
38,6 C
Status Generalis
-
Mulut
Bibir kering
Thoraks
Abdomen
Genitalia
Ekstremitas
III. Laboratorium
1. Darah lengkap : leukosit 12.100 u/l
6
Parasetamol 3 X 60 mg
Feses
ASTRUP
VII. Prognosis
-
Quo ad Vitam
: Ad bonam
TANGGAL
Keluhan:
- BAB
- Ampas
- Muntah
- Panas
- Minum
21 01 2004
22 01 2004
5x cair
+
+
+
3x lunak
+
+
+
7
- Nafsu makan
Keadaan Umum
Kesadaran
Vital Sign:
- Nadi
- Pernafasan
- Suhu
Pemeriksaan Fisik :
- UUB cekung
- Mata cekung
- Bibir kering
- Bising usus
- Turgor
- Kembung
Therapi:
- IVFD Asering-5
- Parasetamol 3x60mg
140x/menit
38x/menit
38,1
132x/menit
30x/menit
37,5
+
+
+
+
Agak menurun
-
+
+
+
+
Agak menurun
+
16 tts/mnt
+
8 tts/menit(KAEN 3B)
+
FOLLOW UP
TANGGAL
Keluhan:
- BAB
- Ampas
- Muntah
- Panas
- Minum
- Nafsu makan
Keadaan Umum
Kesadaran
Vital Sign:
- Nadi
- Pernafasan
- Suhu
Pemeriksaan Fisik :
- UUB cekung
- Mata cekung
- Bibir kering
- Bising usus
- Turgor
- Kembung
Therapi:
- IVFD Asering-5
- Parasetamol syr 3x60mg
23 01 2004
24 0 1 2004
2x lunak
+
+
+
Tampak Sakit Sedang
Kompos Mentis
1x biasa
+
+
+
Tampak Sakit Sedang
Kompos Mentis
120x/menit
32x/menit
36,5
128x/menit
30x/menit
36,2
+
Cukup
-
+
Cukup
-
8 tts/mnt
-
Pasien pulang
VIII.
10
Definisi
Diare akut adalah buang air besar yang terjadi pada bayi atau anak yang sebelumnya
tampak sehat, dengan frekwensi 3 kali atau lebih per hari, disertai perubahan tinja
menjadi cairan dengan atau tanpa lendir dan darah.(1,3,4)
Etiologi
Ada beberapa faktor yaitu : (1,2)
1.
Faktor infeksi
a. Infeksi enteral, yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak.
-
Infeksi bakteri :
Infeksi virus
Infeksi parasit :
b. Infeksi parental, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan,
seperti Otitis Media Akut (OMA), Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia,
Ensefalitis, dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan
anak < 2 tahun.
2.
Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada
bayi dan anak yang tersering ialah intoleransi laktosa.
b. Malabsorbsi lemak terutama lemak jenuh.
c. Malabsorbsi protein.
11
3.
Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4.
Cara Penularan
Pada umumnya adalah orofecal melalui :(1)
1. Makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh enteropatogen.
2. Kontak langsung atau tidak langsung (4 F = Fod, Feses, Finger, Fly).
Patogenesis (2,4)
Mekanisme dasar timbulnya diare ialah :
1.
Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
ostomik dalam rongga usus meningi, sehingga terjadi pergeseran air dalam
elektrolit ke dalam rongga usus.
Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan diare timbul
karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3.
12
Dehidrasi ringan
Dehidrasi sedang
Dehidrasi berat
14
Dehidrasi hipotonik
Dehidrasi isotonik
Dehidrasi hipertonik
Pada dehidrasi berat, volume darah berkurang sehingga dapat terjadi renjatan
hipovolemik dengan gejala gejala yaitu denyut jantung menjadi cepat, denyut nadi
cepat dan kecil, tekanan darah menurun, penderita menjadi lemah, kesadaran
menurun (apatis, somnolen sampai soporokomatous).
berkurang (oliguria sampai anuria). Bila sudah ada asidosis metabolik, tampak pucat
dengan pernafasan yang cepat dan dalam (pernafasan Kussmaul).
Asidosis metabolik terjadi karena :
1.
2.
Ketosis kelaparan
3. Produk produk metabolik yang bersifat asam tidak dapat dikeluarkan (karena
oliguria atau anuria).
4. Berpidahnya ion Na dari cairan ekstrasel ke cairan intrasel
5. Penimbunan asam laktat (anoksia jaringan tubuh).
Pemeriksaan Laboratorium (2,3)
1.
Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet elinitest, bila
diduga intoleransi gula.
c. Bila perlu lakukan pemeriksaan biakan / uji resistensi.
15
4. Pemeriksaan kadar elektrolit terutama natrium, kalium, kalsium dan fosfor dalam
serum (terutama bila ada kejang).
5. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara
kualitatif dan kuantitatif, terutama pada penderita diare kronik.
Komplikasi (2)
1.
2. Renjatan hipovolemik.
3. Hipotokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotonik otot, lemah, bradikardi,
perubahan pada elektrokardiogram).
4. Hipoglikemi.
5. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena
kerusakan villi mukosa usus halus.
6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik.
7. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah penderita juga
mengalami kelaparan.
Penyakit Penyerta pada Diare (1)
1.
Infeksi sistemik
Seperti alat pernafasan, morbili, dan sebagainya. Selain dapat menyebabkan
suhu penderita meningkat juga dapat menyebabkan diare dan dehidrasi.
3.
Kejang
Sebagian penderita diare dapat disertai kejang baik sebelum atau sesudah
dehidrasi terjadi penyebabnya antara lain kejang demam, gangguan elektrolit
(terutama hipernatremi), hipoglikemi dan ensefalitis.
16
Pengobatan
Dasar pengobatan diare adalah :
1.
2.
3.
Obat obatan.
Jenis cairan
a. Cairan rehidrasi oral: oralit, larutan gula garam, dan sebagainya.
b. Cairan parenteral: RL, DG aa (1 bagian lar. Darrow 1 bagian larutan
Glukosa 5 %), DG 1 : 2, dan lain lain.
2.
17
4.
5.
Malabsorpsi glukosa
Kegagalan penyerapan glukosa yang bermakna secara khas adalah tidak
biasa selama diare akut. Tetapi bila hal ini terjadi penggunaan oralit
dapat menyebabkan bertambahnya diare dengan sejumlah besar glukosa
yang tidak diserap dengan tanda tanda dehidrasi yang memburuk atau
tes menunjukkan terdapat sejumlah besar glukosa pada tinja. Anak juga
menjadi sangat haus. Cairan IV harus diberikan sampai diare hilang.
3.Jumlah cairan
Jumlah cairan
PWL
(Terdiri dari urin + jumlah cairan yang hilang melalui penguapan pada kulit dan
pernafasan).
CWL
(Jumlah cairan yang hilang melalui muntah dan diare, kira kira 25 ml / kgBB / 24
jam).
Derajat
Dehidrasi
PWL
NWL
CWL
Jumlah
Ringan
50
100
25
175
Sedang
75
100
25
200
Berat
125
100
25
250
Oral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas setiap kali buang
air besar.
b.
c.
d.
Dehidrasi ringan
-
Selanjutnya
Dehidrasi sedang
-
Dehidrasi berat
19
1 jam pertama
7 jam berikutnya
16 jam berikutnya
3 tts/kgBB/menit
(dengan infus berukuran 1 ml = 20 tts)
20
Haus, sadar,
gelisah
Haus, sadar,
gelisah
2. Nadi radialis
3. Pernafasan
4. UUB *
5. Elastisitas kulit*
6. Mata *
7. Air mata
8. Selaput lendir
9. Pengeluaran
urin*
10. TD sistolik
11. Pasien kehilangan
BB
Prakiraan kehilangan
cairan
Normal (frek.
& isi
Normal
Normal
Pada
pencubitan
kembali
segera
Normal
Ada
Lembab
SEDANG
BERAT
Mengantuk, lemas,
Haus, gelisah atau
ekstermitas dingin,
letargi tapi
berkeringat, sianotik,
iritabel
mungkin koma
Biasanya sadar, gelisah,
Haus, sadar,
ekstremitas dingin,
merasa pusing
berkeringat dan
pada perubahan
sianotik, kulit jari jari
tangan dan kaki keriput
Cepat, halus, kadang
Cepat dan lemah
kadang tidak teraba
Dalam
Dalam dan cepat
Cekung
Sangat cekung
Lambat
Cekung
Kering
Kering
Normal
Berkurang
Normal
Normal, rendah
Sangat cekung
Sangat kering
Sangat kering
Tidak ada urin untuk
beberapa jam, kandung
kencing kosong
< 80 mmlHg
45%
69%
> 10 %
40 50 ml/kg 60 90 ml/kg
Keterangan:
* Terutama berguna pada bayi untuk menilai dehidrasi dan memantau rehidrasi.
Mata cekung
Dehidrasi ringan/sedang
Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut ini :
Mata cekung
Tanpa dehidrasi
Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasy berat atau
ringan/sedang
Pemberian makanan pada penderita diare (1)
Pemberian makanan per oral diberikan setelah anak rehidrasi.
penyembuhan pendertita dapat lebih cepat, dan kenaikan berat badan lebih baik
walaupun frekwensi diare bertambah. Pada pelaksanaan dietetik, penderita diare akut
dengan dehidrasi perlu diperhatikan faktor faktor sebagai berikut :
a.
22
Untuk anak < 1 tahun atau berat badan < 7 kg, diberikan ASI dan susu rendah laktosa
dan asam lemak tidak jenuh seperti LLM, Elmiron, bubur susu. Sedangkan untuk
anak > 1 tahun dengan berat badan > 7 kg, diberikan makanan padat atau makanan
cair atau susu sesuai dengan kebiasaan makan di rumah. (2)
Buah yang dapat diberikan pada penderita diare adalah pisang, kalori dan pisang
adalah 99 kcal dan kandungan kaliumnya 9,5 mmol/100 gram. Bila ada infeksi
terutama diare maka kebutuhan kalori dan protein bertambah karena meningkatnya
katabolisme protein tubuh. Pertumbuhan kalori dan protein untuk mengejar laju
pertumbuhan (catch up growth) membutuhkan kenaikan kalori sekitar 30 % dan
protein sekitar 100 % dari keadaan basal untuk menggantikan kehilangan selama
diare, sedangkan kalium dibutuhkan untuk mengatasi hipokalemi. (1)
Pengobatan Medikamentosa
1. Antibiotika
Pada umumnya antibiotika tidak diperlukan pada semua kasus diare akut karena
sebagian besar penyebab diare akut adalah Rotavirus yang sifatnya self limited
dan tidak dapat dibunuh oleh antibiotika. Hanya sebagian kecil saja (10 20 %)
yang disebabkan oleh bakteri patogen seperti Vibrio Cholerae, Shigella, ETEC
(Entero Toksigenic E. coli), Salmonella, Campilobakter dan sebagainya yang
pada umumnya baru diketahui setelah dilakukan biakan, sedangkan hasil biakan
baru datang setelah diare berhenti. (1)
Antibiotika diberikan jika penyebabnya jelas seperti : (2)
-
23
salisilat (Asetol, Aspirin) dalam dosis rendah (25 mg/kgBB/hari) ternyata selain
berguna untuk menurunkan panas yang terjadi sebagai akibat dehidrasi atau
panas karena infeksi penyerta, juga dapat mengurangi sekresi cairan yang keluar
melalui tinja. (1)
MENERANGKAN TIGA CARA PENGOBATAN DIARE DI RUMAH
1. Berikan anak lebih banyak cairandari pada biasanya untuk mencegah dehidrasi
Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan, seperti oralit, makanan yang
cair (seperti sup, air tajin)
Teruskan ASI
Bila anak tidak mendapat kan ASI berikan susu yang biasa diberikan
Bila anak 6 bulan atau lebih atau telah mendapatkan makanan padat :
Berikan sari buah segar atau pisang halus untuk menambah kalium
3. Bawa anak kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari atau
menderita sebagai berikut :
Muntah berulang-ulang
Demam
Tinja berdarah
Jika anak diberikan larutan oralit dirumah, berikan oralit yang cukup untuk 2 hari
setiap habis buang air besar.
Cara memberikan oralit :
Berikan sesendok the tiap 1-2 menit untuk anak dibawah umur 2 tahun
berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak lebih tua.
Bila anak muntah, tunggulah 10 menit kemudian berikan cairan lebih sedikit,
misalnya sesendok tiap 2-3 mnt, bila diare berlanjut setelah oralit habis, beritahu
ibu untuk memberikan cairan lain, atau kembali kepada petugas kesehatan untuk
mendapatkan tambahan oralit.
Umur
< 12 bln
50 100 ml
1 4 thn
100 200 ml
> 5 tahun
200 300 ml
dewasa
300 - 400 ml
26
DAFTAR PUSTAKA
1. Markum, AH., dkk. Editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jilid
I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 1996. hal. 446 448.
2. Alatas, Husein dan Hasan, Rusepno. Editor. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak.
Jilid I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 1985. hal. 283 312.
3. Suharyono, Boediarsi, Aswitha, Halimun, EM. Editor. Gastroenterologi Anak
Praktis. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 1988. hal. 51 69.
4. Modul Diklat Jarak Jauh Keterampilan Klinik Diare.
5. Rahmat, M dan Dardjat, MT. Editor. Segi-segi Ilmu Kesehatan Anak. Hal. 171176.
6. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Buku Kuliah Ilmu kesehatan Anak.
Jilid 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 1985. hal. 847 855.
7. Departemen Kesehatan RI. Buku Ajar Diare. 1999.
27