Disusun oleh :
1
2
Hesti Setyaningrum
Yuniar Ratna Pratiwi
K2514034
K2514072
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan Judul Laporan Identifikasi Mesin Perkakas CV. Aneka Piranti Industri
ini dengan lancar.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak,
penulis tidak dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik. Kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar
tanpa ada halangan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Surakarta, 15 November 2015
Penyusun
HALAMAN PENGESAHAN
Ditetapkan pada :
Hari
: .
Tanggal
: .
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Mata Kuliah Teori Pemesinan
HALAMAN PERSEMBAHAN
Makalah Teori Pemesinan yang membahas mengenai mesin perkakas ini
dipersembahkan untuk :
1. Bapak Danar Susilo W., S.T., M. Eng., dosen pembimbing mata kuliah
Teori Pemesinan.
2. Orang tua yang senantiasa memberikan dorongan terhadap penulis untuk
tak jenuh dalam menuntut ilmu.
3. Teman-teman Pendidikan Teknik Mesin yang selalu memberikan masukan
dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................
i
KATA PENGANTAR...............................................................................................
ii
PENGESAHAN
iii
PERSEMBAHAN.....................................................................................................
iv
DAFTAR ISI.............................................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar
Belakang
1
B Rumusan
Masalah
1
C Tujuan
1
D Manfaat
2
BAB II
METODOLOGI OBSERVASI
A Metode
4
B Waktu
Pelaksanaan
4
C Profil
CV.
Aneka
Piranti
Industri
9
BAB III
LANDASAN TEORI
A. Mesin
Bubut
11
B. Mesin
Frais
Milling
15
C. Mesin Gergaji Listrik
17
D. Mesin
Punch
18
E. Mesin
Gerinda
7
F. Las
Listrik
dan
Asitelin
1
BAB IV
Mesin
Perkakas
23
B. Bagian-bagian
Mesin
Perkakas
Mesin
Perkakas
23
C. Perlengkapan
24
D. Cara
Kerja
Mesin
Perkakas
25
E. Benda
Kerja
Yang
25
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
48
B Saran
50
51
52
Diproduksi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Elektroda berselaput
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Proses las
Gambar 2.5
Las TIG
Gambar 2.6
Gambar 2.7
Gambar 2.8
Gambar 2.9
Pengkutuban Langsung
Gambar 2.10
Pengkutuban Terbalik
Gambar 3.1
Mesin Las AC
11
Gambar 3.2
Mesin Las DC
12
Gambar 3.3
14
Gambar 3.4
Kabel Las
15
Gambar 3.5
Pemegang Elektroda
15
Gambar 3.6
Palu Las
16
Gambar 3.7
Sikat Kawat
16
Gambar 3.8
Klem Massa
16
Gambar 3.9
Penjepit (Tang)
17
Gambar 3.10
Helm Las
17
Gambar 3.11
Sarung Tangan
17
Gambar 3.12
Baju Las
18
Gambar 3.13
Sepatu Las
18
Gambar 3.14
Elektroda berselaput
18
Gambar 4.1
Praktek Las
24
Gambar 4.2
Ayunan Las
26
Gambar 4.3
Kampuh Las
27
Gambar 4.4
28
Gambar 4.5
Posisi Pengelasan
29
Gambar 4.6
29
Gambar 4.7
Cacat Lasan
31
Gambar 4.8
Retak
32
Gambar 4.9
34
Gambar 4.10
2G Vertikal Position
34
Gambar 4.11
35
Gambar 4.12
6G Inclined Position
36
Gambar 4.13
36
Gambar 4.14
37
Gambar 4.15
38
Gambar 4.16
Pengelasan Basah
39
Gambar 4.17
41
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mesin perkakas adalah alat mekanis yang ditenagai, biasanya digunakan
untuk mempabrikasi komponen metal dari sebuah mesin. Kata mesin perkakas
biasanya digunakan untuk mesin yang digunakan tidak dengan tenaga manusia,
tetapi mereka bisa juga digerakan oleh manusia bila dirancang dengan tepat.
Para ahli sejarah teknologi berpendapat bahwa mesin perkakas sesungguhnya
lahir ketika keterliabtan manusia dihilangkan dalam proses pembentukan atau
proses pengecapan dari berbagai macam peralatan. Mesin perkakas merupakan
suatu alat yang berfungsi memotong atau piranti pengolahan lain dan part.
Jadi, yang dimaksud dengan mesin perkakas adalah suatu alat atau mesin
dimana energi yang diberikan kemudian dipergunakan untuk mendeformasikan
dan memotong material ke dalam bentuk dan ukuran produk atau benda kerja
sesuai dengan kehendak. Manakala mesin perkakas sedang melakukan
pemakanan, program instruksi dapat diubah untuk memproses suatu pekerjaan
baru.
Pembelajaran di dalam kampus hanya terbatas pada pemahaman teori dan
aplikasi yang terbatas pada pemahaman global dalam sebuah proses
perencanaan yang baik tanpa melihat kendala-kendala di lapangan, pada
kenyataan proses alur kerja. Proses perencanaan tidaklah selalu sama dengan
teori yang didapat di bangku kuliah, ada tahapan-tahapan yang harus dilalui
terlebih dulu dalam proses tersebut. Salah satu strategi dasar pembangunan
pendidikan adalah peningkatan mutu pendidikan, mutu pendidikan harus selalu
ditingkatkan seiring perkembangan dunia global dan salah satu upaya untuk
mencapai mutu yang baik diperlukan strategi perencanaan, pengelolaan, dan
pengembangan bengkel yang bermutu pula. Perencanaan (planing) sangatlah
penting karena disini semua cetak biri (blue print) tentang masa depan bengkel
ditulis dalam sebuah gambaran mini sehingga deskripsi tentang bengkel bisa
tergambar dengan jelas. Hal ini memudahkan bagi pemilik bengkel untuk
melakukan
langkah-langkah
strategi
di
atas,
harus
C. Tujuan
Untuk mengetahui identitas mesin perkakas, bagian-bagian mesin perkakas,
perlengkapan-perlengkapan mesin perkakas, cara kerja mesin perkakas serta
benda kerja yang diproduksi di bengkel produksi CV. Aneka Piranti Industri.
D. Manfaat
Menambah kepustakaan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
mesin perkakas serta menambah pengalaman di lapangan mengenai mesin
perkakas.
BAB II
METODOLOGI OBSERVASI
A. Metode
Metode yang kami gunakan untuk mencari menyusun Laporan Observasi ini
adalah sebagai berikut :
1
Metode Observasi
Kami terjun langsung di lapangan dan melakukan pengamatan terhadap
Bengkel Produksi CV. Aneka Piranti Industri yang kami kunjungi.
Metode Wawancara
Kami mewawancarai dan bertanya kepada pemilik dan para karyawan
Bengkel Produksi CV. Aneka Piranti Industri.
Tempat
BAB III
LANDASAN TEORI
A. Mesin Bubut
Mesin Bubut adalah suatu mesin yang umumnya terbuat dari logam,
gunanya membentuk benda kerja dengan cara menyanyat, dengan gerakan
utamanya berputar. Proses bubut adalah proses pemakanan benda kerja yang
sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada
pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda
kerja. (Sumber: Syamsudin, 1999)
1. Prinsip Kerja
Prinsip kerja mesin bubut adalah benda kerja yang berputar, sedangkan
pisau bubut bergerak memanjang dan melintang. Dari kerja ini dihasilkan sayatan
dan benda kerja yang umumnya simetris.
Pekerjaan-pekerjaan yang umumnya dikerjakan oleh mesin bubut antara
lain:
1. Membubut luar
4. Membubut permukaan
2. Membubut dalam
5. Memotong
3. Membubut tirus
6. Membuat ulir
Pada gambar 1 dapat dilihat bentuk-bentuk benda kerja yang dibuat oleh
mesin bubut tersebut. Meskipun ada juga kemampuan-kemampuan lain yang
dapat dikerjakan oleh mesin tersebut.
2.
b. Spindel (spindle)
c. Eretan (carriage)
e. Alas (bed)
Membubut Tirus
Untuk membuat tirus luar maupun dalam caranya sama yaitu
Menggunakan eretan atas, untuk tirus luar dan dalam dengan sudut yang
Dimana :
D = diameter besar
d = diameter kecil
p = panjang tirus
Keterangan :
Angka Tg didalam table untuk :
X no 1 - 84 dalam per 1000 (/1000)
X no 85 - 89 dalam per 100 (/100)
Menggeser kepala lepas bagian atas secara melintang, hanya untuk tirus
luar dengan sudut kecil dapat dilakukan dengan otomatis, dengan menggunakan
rumus
sebagai berikut:
Dimana:
P = panjang seluruh kerjaan
p = panjang tirus
D = diameter besar
d = diameter kecil
X = penggeseran dari kepala lepas
7.
1. Pahat kiri
4. Pahat papak
2. Pahat potong
3. Pahat alur
Untuk pembubutan yang baik dan mengatasi keausan dari mata pahat, kita
harus mengetahui cara pengasahan pahat.
Kecepatan Potong
Putaran mesin pada waktu membubut tergantung dari diameter bahan dan
10
bahan. Untuk mengebor putaran ditentukan dari diameter bornya. Angka untuk
kecepatan potong dicari dari table. Dengan mempergunakan rumus :
n = 4Cs
D Cs = Kecepatan potong, dapat dilihat dalam table (ft/men)
D = Diameter bahan dalan inchi
n = Putaran mesin (rpm)
Tabel penyayatan dapat pula dicari dengan rumus :
11
B. Mesin Frais/Milling
1. Pengertian Mesin Frais
Mesin frais adalah mesin perkakas untuk mengejakan/menyelesaikan
permukaan suatu benda kerja dengan mempergunakan pisau sebagai alatnya. Pada
mesin frais, pisau terpasang pada arbor dan diputar oleh spindle. Benda kerja
terpasang pada meja dengan bantuan catok (vice) atau alat bantu lainnya. Meja
bergerak vertical (naik-turun), horizontal (maju-mundur dan kekiri-kekanan).
Dengan gerakan ini maka dapat menghasilkan benda-benda seperti pembuatan:
1. Bidang rata
2. Alur
3. Roda gigi
4. Segi banyak beraturan
5. Bidang bertingkat. (Sumber: B.M Amstead,1992).
12
13
pemotongan
dengan
mesin
frais
dipengaruhi
oleh
15
frais yang digunakan, karena bentuk utama frais tidak berubah walaupun sudah
diasah, jadi tidak seperti pada pahat bubut yang disesuaikan menurut kebutuhan
dan disamping bentuk-bentuk yang sudah tetap frais itu sekelilingnya mempunyai
gigi yang berperan sebagai mata pemotongnya.
16
Kepala Pembagi
Pada mesin frais selain mengerjakan pekerjaan-pekerjaan pengefraisan
kerja yang mempunyai beberapa bidang atau bersudut atau beralur yang beraturan,
misalnya:
Segi banyak beraturan
Batang beralur
Roda gigi
Roda gigi cacing, dsb
Kepala pembagi ini berfungsi untuk membuat bagian pembagian atau
mengerjakan benda kerja yang berbidang tadi dalam sekali pencekaman.
Dalam pelaksanaannya, operasi tersebut diatas ada 4 cara pembagian yang
merupakan tingkatan, yaitu:
1. Pembagi langsung (direct indexing)
2. Pembagi sederhana (simple indexing)
3. Pembagi sudut (angel indexing)
4. Pembagi diferensial (differensial indexing)
Keempat cara tersebut diatas memang merupakan tingkatan-tingkatan cara
pengerjaan, artinya bila dengan cara pertama tidak bisa digunakan, kita gunakan
cara kedua dan seterusnya.
7.
Pada kepala pembagi ini teipasang roda gigi cacing (worm gear) dan poros cacing
(worm shaft). Apabila poros cacing diputar 1 putaran, maka roda gigi cacing akan
berputar 1/40 putaran dan ada juga 1/80 putaran.
1.1 Roda gigi
2.1 Cacing
3.1 Plat pembagi
18
N
Z
Dimana :
n = putaran poros cacing
N = karakteristik kepala pembagi
Z = jumlah alur atau gigi yang akan dibuat Plat pembagi dilengkapi dengan
lubang-lubang pembagi dengan jumlah lubang masing-masing antara lain :
15,16,17,18,19,20,21,23,24,27,29,31, 33,37,39,41,43,47,49
contoh:
1. Suatu benda kerja haras dibagi menjadi 8 bagian dengan jarak sama.
Jawab:
n=
N
Z
n=
40
8
=5
Jawab :
n = N = 40 = 6 2/3 Z
6 Putaran poros cacing 6 2/3 putaran. Untuk tepatnya pembagian tersebut harus
menggunakan plat pembagi yang memiliki lubang, apabila dibagi 3 hasilnya
genap.
Untuk ini dipilih pembagi dengan jumlah 21 sehingga putaran poros cacing
diputar 6 putaran ditambah 14 lubang.
8. Melepaskan Piring Pembagi
Lepaskan mur yang ada diujung sumbu cacing dan engkol pemutarnya
dilepas keluar. Buka skrup pengunci gunting dan lepaskan ring penjepitnya,
kemudian gunting keluarkan. Buka semua skrup pengikat piring pembagi dan
kemudian keluarkan piring pembagi dari sumbu cacing. Untuk pemasangan
dilakukan dari kebalikan urutan diatas.
tertentu sekiter sumbunya. Spindle kepala pembagi dapat dibuat dalam kedudukan
tegak mulai 5 dibawah mendatar dan 5 lebih dari kedudukkan tegak lurus.
Benda
kerja dipasang antara dua senter, satu senter dipasang dalam lubang spindle kepala
pembagi dan lainnya dipasang pada kepala lepas.
20
21
22
1) Prinsip
Kerja
Gergaji
Besi (Hacksaw)
Mesin gergaji adalah mesin yang digunakan untuk memotong benda kerja
dengan menggunakan motor listrik sebagai penggerak utamanya. Mesin gergaji
ini digunakan untuk memotong bahan dalam proses pembuatan poros tetap, poros
geser dan roller pada alat/mesin pengeroll pipa. Hal ini dikarenakan kemungkinan
benda kerja yang akan di kerjakan pada mesin bubut masih terlalu panjang,
sehingga akan lebih efisien jika dipotong dengan gergaji mesin terlebih dahulu.
Pada waktu pemotongan benda kerja dicekam dengan kuat, hal ini dilakukan
supaya pada waktu proses pemotongan, benda kerja tidak goyang atau lepas.
Jangan lupa memberi cairan pendingin agar pisau gergaji tidak cepat aus karena
gesekan yang ditimbulkan pisau gergaji dengan benda kerja. Pisau gergaji daya
terbuat dari baja kecepatan tinggi (high speed steel), panjangnya bervariasi dari
300 mm sampai 900 mm, dengan ketebalan dari 1,3 s ampai 3,1 mm. Jarak bagi
gergaji daya agak kasar dari gergaji tangan berkisar 1,8 mm sampai 10 mm.
Desain gigi umumnya lurus dan mempunyai garukan nol. Konstruksi gigi untuk
pisau gergaji daya diperlihatkan pada Gambar 6.
23
Kecepatan atau langkah pemotongan per menitnya pada mesin gergaji dapat
dilihat pada Tabel 3.2
24
D. Mesin Gerinda
Mesin gerinda adalah suatu mesin yang digunakan untuk menghaluskan
permukaan benda, membentuk benda menjadi bentuk yang dikehendaki dan dapat
mencapai ketelitian yang tinggi. Mesin gerinda pada proses ini digunakan untuk
menajamkan kembali sisi potong yang telah tumpul akibat proses pengerjaan
logam, seperti: milling cutter, pahat bubut, pahat sekrap, mata bor, countersink,
handtap dan sebagainya.
E. Mesin Punch
25
26
27
430
oC
diantara
kedua
keping
tersebut.
Paduan
logam
28
Pengelasan Tempa
29
30
Nyala pengelasan oksihidrogen mencapai 2000 oC, lebih rendah dari oksigenasetilen. Pengelasan ini digunakan pada pengelasan lembaran tipis dan paduan
dengan titik cair yang rendah.
c. Pengelasan Udara-Asetilen
Nyala dalam pengelasan ini mirip dengan pembakar Bunsen. Untuk nyala
dibutuhkan udara yang dihisap sesuai dengan kebutuhan. Suhu pengelasan lebih
rendah dari yang lainnya maka kegunaannya sangat terbatas yaitu hanya untuk patri
timah dan patri suhu rendah.
d. Pengelasan Gas Bertekanan
Sambungan yang akan dilas dipanaskan dengan nyala gas menggunakan
oksiasetilen hingga 1200 oC kemudian ditekankan. Ada dua cara penyambungan
yaitu sambungan tertutup dan sambungan terbuka.
Pada sambungan tertutup, kedua permukaan yang akan disambung ditekan satu
sama lainnya selama proses pemanasan. Nyala menggunakan nyala ganda dengan
pendinginan air. Selama proses pemanasan, nyala tersebut diayun untuk mencegah
panas berlebihan pada sambungan yang dilas. Ketila suhu yang tepat sudah diperoleh,
benda diberi tekanan. Untuk baja karbon tekanan permulaan kurang dari 10 MPa dan
tekanan upset antara 28 MPa.
31
Berdasarkan arus yang dikeluarkan pada ujung elektrode, mesin las dibedakan
menjadi beberapa macam:
1. Mesin Las Arus Bolak-Balik (Mesin AC)
Arus listrik bolak-balik yang dihasilkan oleh pengbangkit listrik PL atau
generator AC, dapat digunakan sebagai sumber tenaga dalam proses pengelasan.
2. Mesin las Arus Searah Mesin (DC)
Arus listrik yang digunakan untuk memperoleh nyala bususr listrik adalah
arus searah. Arus searah ini berasal dari mesin las yang berupa dynamo motor
listrik searah, dynamo dapat digerakkan oleh motor listrik, motor bensin, motor
diesel, atau alat penggerak mula yang lain.
Mesin arus searah yang menggunakan motor listrik sebagai penggerak, mulanya
memerlukan rectifier yang bergungsi untuk mengubah arus bolak-balik menjadi
arus searah.
Pengelasan resistansi listrik mula-mula dikembangkan oleh Elihu Thompson
diakhir abad 19. Pada proses ini digunakan arus listrik yang cukup besar yang
dialirkan ke logam yang disambung sehingga menimbulkan panas kemudian
sambungan ditekan dan menyatu. Arus listrik yang digunakan akan dirobah
tegangannya menjadi 4 sampai 12 volt dengan menggunakan transformator dengan
kemampuan arus sesuai kebutuhan. Bila arsu mengalir didalam logam, maka akan
32
timbul panas ditempat dimana resistansi listriknya besar yaitu pada batas permukaan
kedua lembaran lkogam yang akan dilas. Besar arus daerah sambungan berkisar
antara 50 sampai 60 MVA/m2 dengan tenggang waktu sekitar 10 detik. Tekanan yang
diberikan berkisar antara 30 sampai 55 MPa.
Ada tiga faktor yang perlu diperhatikan sesuai dengan rumus : jumlah panas =
A2 t, dimana A adalah arus pengelasan (dalam Ampere), tahanan listrik antara
elektroda (ohm) dan t waktu. Untuk memperoleh hasil lasan yang baik ketiga faktor
tersebut perlu diperhatikan dengan cermat dimana besarannya tergantung dari tebal,
jenis bahan serta ukuran serta jenis elektroda yang digunakan.
Proses pengelasan resistansi listrik meliputi : las titik, las proyeksi, las
kampuh, las tumpul, las nyala dan las perkusi.
a. Las Titik
Las titik adalah pengelasan memakai metode resistansi listrik dimana pelat
lembaran dijepit dengan dua elektroda. Ketika arus dialirkan maka terjadi sambungan
las pada posisi jepitan.
Siklus pengelasan titik dimulai ketika elektroda menekan pelat dimana arus
belum dialirkan. Waktu proses ini disebut waktu tekan. Setelah itu arus dialirkan ke
elektroda sehingga timbul panas pada pelat di posisi elektroda sehingga terbentuk
sambungan las. Waktu proses ini disebut waktu las.
Setelah itu arus dihentikan namun tekanan tetap ada dan proses ini disebut
waktu tenggang. Kemudian logam dibiarkan mendingin sampai sambungan menjadi
kuat dan tekanan di hilangkan dan pelat siap dipindahkan untuk selanjutnya proses
pengelasan dimulai lagi untuk titik yang baru.
33
Peralatan mesin las titik ada tiga jenis yaitu : 1) mesin las titik tunggal stasioner,
2) mesin las titik tunggal yang dapat dipindahlan dan 3) mesin las titik ganda. Mesin
las stasioner dapat dibagi lagi atas jenis : lengan ayun dan jenis tekanan langsung.
Jenis lengan ayun merupakan jenis yang sederhana dan mempunyai kapasitas kecil.
Pengelasan ini mirip dengan pengelasan titik hanya bagian yang dilas dibuat
proyeksi/tonjolan terlebih dahulu. Ukuran tonjolan mempunyai diameter yang sama
dengan tebal pelat yang dilas dengan tinggi tonjolan lebih kurang 60% dari tebal
pelat. Hasil pengelasan biasanya mempunyai kualitas yang lebih baik dari pengelasan
titik.
c. Las kampuh
Las kampuh merupakan proses las untuk menghasilkan lasan yang kontinyu
pada pelat logam yang ditumpuk. Sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan
oleh tahanan listrik. Arus mengalir melalui elektroda ke pelat sama seperti pengelasan
titik. Metode ini sebenarnya merupakan pengelasan titik yang kontinyu. Tiga jenis las
kampuh yang sering dilakukan pada industri bisa dilihat pada gambar berikut. yaitu
las kampuh tumpang, las kampuh tindih dan las kampuh yang mulus.
34
35
Las Busur
Pengelasan busur adalah pengelasan dengan memanfaatkan busur listrik yang
terjadi antara elektroda dengan benda kerja. Elektroda dipanaskan sampai cair dan
diendapkan pada logam yang akan disambung sehingga terbentuk sambungan las.
Mula-mula elektroda kontak/bersinggungan dengan logam yang dilas sehingga terjadi
aliran arus listrik, kemudian elektroda diangkat sedikit sehingga timbullah busur.
Panas pada busur bisa mencapai 5.500 oC.
Las busur bisa menggunakan arus searah maupun arus bolak-balik. Mesin arus
searah dapat mencapai kemampuan arus 1000 amper pada tegangan terbuka antara 40
sampai 95 Volt. Pada waktu pengelasan tegangan menjadi 18 sampai 40 Volt. Ada 2
jenis polaritas yang digunakan yaitu polaritas langsung dan polaritas terbalik. Pada
polaritas langsung elektroda berhubungan dengan terminal negatif sedangkan pada
polaritas terbalik elektroda berhubungan dengan terminal positif.
Jenis bahan elektroda yang banyak digunakan adalah elektroda jenis logam
walaupun ada juga jenis elektroda dari bahan karbon namun sudah jarang digunakan.
Elektroda berfungsi sebagai logam pengisi pada logam yang dilas sehingga jenis
bahan elektroda harus disesuaikan dengan jenis logam yang dilas. Untuk las biasa
mutu pengelasan antara arus searah dengan arus bolak-balik tidak jauh berbeda,
namun polaritas sangat berpengaruh terhadap mutu lasan.
Kecepatan pengelasan dan keserbagunaan mesin las arus bolak-balik dan arus
searah hampir sama, namun untuk pengelasan logam/pelat tebal, las arus bolak-balok
lebih cepat.
36
Elektroda yang digunakan pada pengelasan jenis ini ada 3 macam yaitu :
elektroda polos, elektroda fluks dan elektroda berlapis tebal. Elektroda polos adalah
elektroda tanpa diberi lapisan dan penggunaan elektroda jenis ini terbatas antara lain
untuk besi tempa dan baja lunak. Elektroda fluks adalah elektroda yang mempunyai
lapisan tipis fluks, dimana fluks ini berguna melarutkan dan mencegah terbentuknya
oksida-oksida pada saat pengelasan. Kawat las berlapis tebal paling banyak
digunakan terutama pada proses pengelasan komersil.
Lapisan pada elektroda berlapis tebal mempunyai fungsi :
1. Membentuk lingkungan pelindung.
2. Membentuk terak dengan sifat-sifat tertentu untuk melindungi logam cair.
3. Memungkinkan pengelasan pada posisi diatas kepala dan tegak lurus.
4. Menstabilisasi busur.
5. Menambah unsur logam paduan pada logam induk.
6. Memurnikan logam secara metalurgi.
7. Mengurangi cipratan logam pengisi.
8. Meningkatkan efisiensi pengendapan.
9. Menghilangkan oksida dan ketidakmurnia.
10. Mempengaruhi kedalaman penetrasi busur.
11. Mempengaruhi bentuk manik.
12. Memperlambat kecepatan pendinginan sambungan las.
13. Menambah logam las yang berasal dari serbuk logam dalam lapisan
pelindung.
37
Fungsi-fungsi yang disebutkan diatas berlaku umum yang artinya belum tentu
sebuah elektroda akan mempunyai kesemua sifat tersebut.
Komposisi lapisan elektroda yang digunakan bisa berasal dari bahan organik
ataupun bahan anorganik ataupun campurannya.Unsur-unsur utama yang umum
digunakan adalah :
1. Unsur pembentuk terak : SiO2 , MnO2 , FeO dan Al2O3 .
2. Unsur yang meningkatkan sifat busur : Na2O, CaO, MgO dan TiO2 .
3. Unsur deoksidasi : grafit, aluminium dan serbuk kayu.
4. Bahan pengikat : natrium silikat, kalium silikat dan asbes.
5. Unsur paduan yang meningkatkan kekuatan sambungan las : vanadium,
sirkonium, sesium, kobal, molibden, aluminium, nikel, mangan dan
tungsten.
Berikut ini dijelaskan beberapa jenis pengelasan dengan menggunakan pengelasan
busur.
a. Pengelasan Busur Hidrogen Atomik.
Proses pengelasan ini adalah dimana dua elektroda tunsten dialirkan busur arus
bolak-balik dan hidrogen dialirkan ke busur tersebut. Ketika hidrogen mengenai
busur, molekulnnya pecah menjadi atom yang kemudian bergabung kembali menjadi
molekul hidrogen diluar busur. Reaksi ini diiringi oleh pelepasan panas yang bisa
mencapai suhu 6100 oC. Logam lasan dapat ditambahkan dama bentuk batang/kawat
las. Skema dari pengelasan jenis ini diperlihatkan pada berikut:
38
39
Pengelasan las gas mulia elektroda terumpan bisa dilihat pada gambar berikut
dimana antara benda kerja dan elektroda terumpan dilindungi dengangas pelindung.
Efisiensi pengelasan jenis ini lebih tinggi dan kecepatan pengelasan jauh lebih baik.
Pengelasan ini umumnya dilakukan secara otomatik.
Gas karbon dioksida sering digunakan sebagai gas pelindung untuk pengelasan
logam baja karbon dan baja paduan rendah.
c. Pengelasan Busur Rendam.
Proses pengelasan busur rendam adalah proses pengelasan busur dimana logam
cair dilindungi oleh fluks selama pengelasan. Gambar 17 memperlihatkan skema
pengelasan busur rendam. Busur listrik yang digunakan untuk mencairkan logam
tertutup oleh serbuk fluks yang diberikan disepanjang alur las dan proses pengelasan
berlangsung didalam fluks tersebut.
40
Pada saat pengelasan panas yang ditimbulkan busur tidak hanya mencairkan
logam namun juga akan mencairkan sebagian dari fluks dimana fluks cair ini akan
terapung diatas logam cair sehingga membentuk lapisan pelindung membentuk terak
yang mencegah percikan dan terjadinya oksidasi. Ketika logam dan terak sudah
dingin, terak bisa dibuang, serbuk fluks yang tidak terpakai dapai digunakan kembali.
d. Pemotongan dengan Busur Plasma.
Pada pengelasan ini, gas dipanaskan oleh busur wolfram hingga suhu sangat
tinggi sehingga gas menjadi terion dan menjadi penghantar listrik. Gas dalam kondisi
ini disebut plasma. Peralatan didesain sedimikian sehingga gas mengalir ke busur
melalui lubang halus sehingga suhu plasma naik dan konsentrasi energi panas pada
logam pada area yang kecil akan menyebabkan logam cepat menjadi cair. Ketika gas
meninggalkan nosel, gas berkembang dengan cepat dan membawa logam cair,
sehingga proses pemotongan bisa berjalan dengan baik. Gambar dibawah
memperlihatkan skema pemotongan dengan busur plasma
41
Gambar 6.14 Skema perbandingan dua proses memotong dengan busur wolfram
gas;
A. Pemotongan dengan busur gas helium (non constricted transfered arc). B.
Pemotongan dengan plasma (transferred arc).
Retak
Jenis cacat ini dapat terjadi baik pada logam las (weld metal), daerah pengaruh
panas (HAZ) atau pada daerah logam dasar (parent metal).
42
200
setelah
proses
pembekuan.
Bagian-bagian
dari
sambungan las.
Retak panas umumnya terjadi pada suhu tinggi ketika proses pembekuan
berlangsung. Retak dingin umumnya terjadi dibawah suhu 200 0 C setelah proses
pembekuan.
Voids (porositas)
Porositas merupakan cacat las berupa lubang-lubang halus atau pori-pori yang
biasanya terbentuk di dalam logam las akibat terperangkapnya gas yang terjadi ketika
proses pengelasan. Disamping itu, porositas dapat pula terbentuk akibat kekurangan
logam cair karena penyusutan ketika logam membeku. Porositas seperti itu disebut:
shrinkage porosity.
Jenis porositas dapat dibedakan menurut pori-pori yang terjadi yaitu:
Porositas terdistribusi merata.
Porositas terlokalisasi.
Porositas linier.
43
Inklusi
Cacat ini disebabkan oleh pengotor (inklusi) baik berupa produk karena
reaksi gas atau berupa unsur-unsur dari luar, seperti: terak, oksida, logam wolfram
atau lainnya. Cacat ini biasanya terjadi pada daerah bagian logam las (weld
metal).
Kurangnya Fusi atau Penetrasi
Kurangnys Fusi
Cacat ini merupakan cacat akibat terjadinya discontinuity yaitu ada bagian yang
tidak menyatu antara logam induk dengan logam pengisi. Disamping itu cacat
jenis ini dapat pula terjadi pada pengelasan berlapis (multipass welding) yaitu
terjadi antara lapisan las yang satu dan lapisan las yang lainnya.
Kurangnya Penetrasi
Cacat jenis ini terjadi bila logam las tidak menembus mencapai sampai ke dasar
dari sambungan.
Bentuk Yang Tidak Sempurna
Jenis cacat ini memberikan geometri sambungan las yang tidak baik (tidak
sempurna) seperti: undercut, underfill, overlap, excessive reinforcement dan lainlain. Morfologi geometri dari cacat ini biasanya bervariasi.
A. Teknik Pengelasan
Beberapa hal yang perlu diketahui dalam teknik-teknik pengelasan, yaitu
sebagai berikut :
1)
a.
Diameter elektode,
b.
Tebal bahan
c.
Jenis elektrode
d.
e.
Polaritas
44
2)
a.
b.
c.
Tarik elektode segera setelah timbul busur listrik, untuk mencegah agar
elektrode tidak lengket ke pelat kerja.
Cara goresan sebagai berikut :
a.
b.
c.
a.
b.
ke arah luar.
3)
Gerakan Elektode
Ada tiga macam gerakan ayunan elektrode, seperti pada gambar
berikut ini :
a.
b.
c.
Bentuk Lingkaran
c. Posisi pengelasan
Posisi pengelasan pada pengelasan las listrik, antara lain sebagai
berikut :
45
1.
2.
3.
4.
46
Tabung gas berfungsi untuk menampung gas atau gas cair dalam
kondisi bertekanan. Umumnya tabung gas dibuat dari Baja, tetapi sekarang
ini sudah banyak tabung-tabung gas yang terbuat dari paduan Alumunium.
Ukuran tabung ini dibuat berbeda karena disesuaikan dengan kapasitas
daya tampung gas dan juga jenis gas yang ditampung. Untuk membedakan
tabung gas apakah didalamnya berisi gas Oksigen atau Asetilen dapat
dilihat dari tinggi tabung Oksigen yaitu 1,4 m dan tabung Asetiline 1 m
serta terdapat kode warna yang ada pada tabung itu.
2.
Katup Tabung
Katup tabung berfungsi pengatur keluarnya gas dari dalam tabung
maka digunakan katup. Katup ini ditempatkan tepat dibagian atas dari
tabung. Pada tabung gas Oksigen, katup biasanya dibuat dari material
Kuningan, sedangkan untuk tabung gas Asetilen, katup ini terbuat dari
material Baja.
3. Regulator
Regulator ini juga berfungsi untuk mempertahankan besarnya tekanan
kerja selama proses pengelasan atau pemotongan. Bahkan jika tekanan
dalam tabung menurun, tekanan kerja harus dipertahankan tetap oleh
regulator. Pada regulator terdapat bagian-bagian seperti saluran masuk,
katup pengaturan tekan kerja, katup pengaman, alat pengukuran tekanan
tabung, alat pengukuran tekanan kerja dan katup pengatur keluar gas
menuju selang.
4. Selang Karet Gas Oksi-Asetilin
Selang Karet Gas Oksi-Asetilin Berfungsi untuk mengalirkan gas yang
keluar dari tabung menuju brander pembakaran. Untuk memenuhi
persyaratan keamanan, selang harus mampu menahan tekan kerja dan tidak
mudah bocor. Dalam pemakaiannya, selang dibedakan berdasarkan jenis
gas yang dialirkan. Untuk memudahkan bagimana membedakan selang
Oksigen dan selang Asetilen mak cukup memperhatikan kode warna pada
selang.
47
48
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengelasan
(welding)
diartikan
sebagai
salah
satu
teknik
50
BAB IV
IDENTIFIKASI MESIN PERKAKAS
A. Identitas Mesin Perkakas
B. Bagian-bagian Mesin Perkakas
C. Perlengkapan-perlengkapan Mesin Perkakas
D. Cara Kerja Mesin Perkakas
E. Benda Kerja yang Diproduksi
51
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mesin perkakas adalah alat mekanis yang ditenagai, biasanya digunakan
untuk mempabrikasi komponen metal dari sebuah mesin. Mesin Perkakas yang
terdapat di Bengkel Produksi
Bubut, Mesin Bor, Mesin Gerinda Tangan, Mesin Gerinda Duduk, Mesin
Punch, Mesin Las Listrik dan Asitelin, dan Mesin Gergaji. Masing-masing
mesin perkakas tersebut memiliki identifikasi yang meliputi merek dan jenis
mesin, bagian-bagian serta fungsinya, cara kerja mesin secara umum,
perlengkapan yang mendukung kerja mesin, dan benda kerja yang dihasilkan
dalam satu hari.
B. Saran
1. Seharusnya kita menambah pengetahuan kita dengan sering terjun langsung
ke lapangan.
2. Seharusnya kita terjun langsung di lapangan untuk melakukan pengamatan
dengan baik dan benar di Bengkel Mesin Perkakas agar lebih paham.
3. Seharusnya kita dapat melaksanakan pengamatan dengan baik agar tercapai
hasil maksimal.
4. Seharusnya kita mengetahui mesin-mesin perkakas dengan baik setelah
pengamatan.
52