Anda di halaman 1dari 8

PANCASILA SEBAGAI IDIOLOGI PEMERSATU BANGSA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latarbelakang
Pendidikan Pancasila sangat perlu sekali untuk seluruh warga Negara utamanya adalah
mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa ini. Pendidikan Pancasila bukan hanya
mempelajari bagaimana berdirinya sebuah Negara namun harus mengerti dasar kenapa
Negara tersebut berdiri. Indonesia mempunyai ideologi atau dasar Negara yaitu Pancasila
yang berisi 5 Sila yang telah di susun oleh para pendiri bangsa ini. Pancasila sebagai ideologi
akan menjadi sebuah landasan baik dalam penyelesaian masalh maupun dalam pengumpulan
ide- ide atau pola pemikiran baru ( diskusi/ rapat). Sehingga Pancasila yang telah disusun
oleh para pendahulu kita hendaknya tidak kita tinggalkan karena itu juga merupakan aset
berharga bagi bangsa kita.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimanakah pancasila merupakan idiologi pemersatu bangsa ?
2. Apakah implikasi logis pancasila sebagai idiologi?
3. Bagaimanakah kekuatan pancasila sebagai sebuah idiologi?
C. Tujuan
Diharapkan pembaca dapat mengerti apa yang di maksud dengan pancasila sebagai
idiolgi pemersatu bangsa .
D. Manfaat
Dapat mengetahui nilai nilai dasar dari pancasila sebagai idiologi bangsa dan Negara.
BABII
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Pancasila
Pancasila telah menjadi istilah resmi sebagai dasar falsafah negara Republik Indonesia,
baik ditinjau dari sudut bahasa maupun sudut sejarah.
a. Ir. Soekarno, Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun-temurun sekian abad
lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan Barat. Dengan demikian, Pancasila tidak saja
falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa Indonesia

b. Panitia Lima Pancasila adala lima asas yang merupakan ideologi negara. Kelima
merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

sila itu

Hubungan antara

lima asa erat sekali, berangkaian, dan tidak berdiri sendiri.


2. Pengertian Idiologi
Ideologi berasal dari kata yunani yaitu iden yang berarti melihat, atau idea yang berarti
raut muka, perawakan, gagasan buah pikiran dan kata logi yang berarti ajaran. Dengan
demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau science des
ideas (AL-Marsudi, 2001:57).
Puspowardoyo (1992 menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan sebagai komplek
pengetahuan dan nilai secara keseluruhan menjadi landasan seseorang atau masyarakat untuk
memahami jagat raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya.
Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya seseorang dapat menangkap apa yang dilihat
benar dan tidak benar, serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.
Menurut pendapat Harol H. Titus. Definisi dari ideologi adalah: Aterm used for any
group of ideas concerning various political and aconomic issues and social philosophies often
applied to a systematic scheme of ideas held by groups or classes, artinya suatu istilah yang
digunakan untuk sekelompok cita-cita mengenai berbagai macam masalah politik ekonomi
filsafat sosial yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis tentang suatu citacita yang dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat.
3. Pengertian Bangsa
Bangsa adalah terjemahan dari kata nation, dan nation berasal dari bahasa Latin:natio
yang artinya suatu yang lahir. Nation dalam istilah bahasa Indonesia artinya bangsa. Dalam
perkembangan selanjutnya konsep bangsa memiliki pengertian dalam arti sosiologis
antropologis dan politis.
Bangsa dalam arti sosiologis antropologis adalah perkumpulan orang yang saling
membutuhkan dan berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu wilayah.
Persekutuan hidup dalam suatu negara bisa merupakan persekutuan hidup mayoritas dan
minoritas. Bangsa dalam arti sosiologis antropologis diikat oleh ikatan - ikatan seperti ras,
tradisi, sejarah, adat istiadat, agama atau kepercayaan, bahasa dan daerah. Ikatan ini disebut
ikatan primordial.
Bangsa dalam arti politis adalah suatu masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan
tunduk pada kedaulatan negara sebagai satu kekuasaan tertinggi ke luar dan ke dalam. Bangsa
dan negara sudah bernegara dan mengakui serta tunduk pada kekuasaan negara yang

bersangkutan. Bangsa dalam arti politik diikat oleh sebuah organisasi kekuasaan yaitu negara
dan pemerintahannya. Mereka juga diikat oleh suatu kesatuan wilayah nasional, hukum, dan
perundangan yang berlaku di negara tersebut.

BAB III
PEMBAHASAN
1.

Pancasila merupakan ideologi bangsa dan negara Indonesia.


Pada pembahasan kali ini, kita akan berusaha mempelajari bagaimanakah peran
Pancasila sebagai ideologi bangsa serta negara yang dapat memunculkan suatu interpretasi
baru untuk tumbuh dan berkembang, membentuk peraturan intelektual bagi kehidupan
masyarakat Indonesia, dan masih banyak lagi peran Pancasila dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Sebagai awalan, banyak yang menyebutkan bahwa ideologi Pancasila dapat
membuka jalan bagi lahirnya interpretasi baru dan hal ini benar adanya.
Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa mereka yang melahirkan ideologi ini dulu
secara jujur mengakui keterbatasan-keterbatasan pemikiran mereka untuk mampu
memberikan pengertian dan analisa final yang dapat secara terus menerus. Mereka
tampaknya mengakui bahwa visi mereka tak mampu menjangkau perkembangan apa yang
akan terjadi di kemudian hari. Dengan memberikan peluang tersebut, berarti mereka
memberikan kesempatan bagi generasi baru untuk memperbaiki atau menyempurnakannya,
karena ideologi dituntut harus mempunyai fleksibilitas yaitu membuka dirinya untuk
diinterpretasikan kembali dari waktu ke waktu sesuai dengan proses perkembangan dan
kemajuan masyarakat.

n Apa Itu Ideologi ?


Secara etimologis, istilah ideologi berasal dari kata Yunani yaitu idea yang berarti
pemikiran, gagasan dan konsep keyakinan serta logos yang berarti pengetahuan. Dengan
demikian, konsep ideologi pada dasarnya adalah ilmu pengetahuan tentang gagasan, konsep
keyakinan atau pemikiran. Ideologi dapat dibedakan menjadi dua jenis:
1)

ideologi doktriner. Ideologi ini bersifat ketat dan mengandung ajaran-ajaran yang disusun
secara jelas dan sistematis, serta diindoktrinasikan pada komunitasnya dengan pengawasan

ketat dalam rangka pelaksanaan ideologi dan seringkali dimonopoli oleh rezim yang
berkuasa. Dalam hal ini, berarti pemimpin suatu negara memiliki kendali penuh dan
kekuasaan dalam pelaksanaan negara beserta ideologi yang dianut. Kedudukan pemimpin
negara seolah berada di atas kedudukan ideologi dan sistem pemerintahan akan bersifat
otoriter.
2)

ideologi pragmatis. Ideologi ini bersifat tidak ketat dan mengandung ajaran-ajaran yang
tidak disusun secara rinci, tidak diindoktrinasikan, serta tidak memiliki pengawasan yang
ketat dalam pelaksanaannya (Emile Durkheim dalam George Simpson, New York, Free Press,
1964.54).

2.

Implikasi Logis Pancasila Sebagai Ideologi


Sejak dirumuskannya Pancasila sebagai ideologi bangsa, secara eksplisit maupun
implisit Pancasila mengandung konsekuensi logis bagi seluruh organ-organ dan masyarakat
yang hidup tumbuh berkembang dalam Negara Indonesia merdeka untuk menyandarkan
kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat atas dasar Pancasila. Ideologi Pancasila
juga memberikan sandaran bagi lalu lintas kehidupan umat manusia di Indonesia.
Suatu ideologi yang dibuat harus berorientasi pada kehidupan masyarakat,
mengapa? Hal ini dikarenakan dalam setiap proses pergaulan, apalagi dalam terminologi
bangsa yang plural dan heterogen seperti Indonesia haruslah dibutuhkan suatu aturan main
yang tentunya disepakati bersama untuk memberikan arahan agar setiap konflik pluralitas dan
heterogenitas yang mungkin muncul akan dapat terminimalisir, serta bagaimana nilai-nilai
dalam ideologi tersebut mengkonstruk struktur sosial yang mempunyai visi kebangsaan yang
sama meski berawal dari keragaman (kepentingan). Namun demikian, bukan berarti
kehidupan masyarakat semata-mata merupakan manifestasi ideologi. Sebab, selalu saja
dialektika

yang

berkesinambungan

antara

ideologi

dengan

kenyataan

kehidupan

masyarakatnya akan menentukan kualitas dari ideologi tersebut.


3.

Kekuatan Pancasila Sebagai Sebuah Ideologi


Kekuatan ideologi Pancasila dapat diukur dari tiga dimensi yang saling berkaitan,
saling mengisi dan saling memperkuat. Ketiga dimensi tersebut adalah:

a.

Dimensi Realitas, dimana sebuah ideologi mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar
yang terkandung di dalamnya bersumber dari nilai-nilai riil yang hidup dalam masyarakatnya.

b.

Dimensi Idealitas, dimana suatu ideologi harus mengandung cita-cita yang ingin dicapai
dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Melalui

idealisme atau cita-cita yang terkandung dalam ideologi, suatu masyarakat akan mampu
mengetahui ke mana mereka ingin membangun kehidupan bersama.
c.

Dimensi Fleksibilitas, dimana sebuah ideologi harus memiliki keluwesan yang


memungkinkan dan bahkan merangsang pengembangan pemikiran baru yang relevan tanpa
menghilangkan atau mengingkari hakikat yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya.
Berdasar pada ketiga dimensi tersebut, Pancasila jelas memenuhi standar realitas,
idealitas dan fleksibilitas, karena dinamika internal yang terkandung dalam sifatnya sebagai
ideologi terbuka. Secara ideal-konseptual, Pancasila adalah ideologi yang kuat, tangguh,
kenyal dan bermutu tinggi. Dinamika internal yang terkandung dalam suatu ideologi biasanya
mempermantap, mempermapan dan memperkuat relevansi ideologi tersebut dalam
masyarakatnya.
Namun hal tersebut tetap bergantung pada kehadiran beberapa faktor di dalamnya
yaitu: kualitas nilai dasar yang terkandung dalam ideologi tersebut; persepsi, sikap, dan
tingkah laku masyarakat terhadapnya; kemampuan masyarakat dalam mengembangkan
pemikiran-pemikiran baru yang relevan terhadap ideologinya; serta menyangkut seberapa
jauh nilai-nilai yang terkandung di dalam ideologi.

Pengertian Pancasila Sebagai Dasar Negara


Pengertian Pancasila Sebagai Dasar Negara | Pancasila sebagai dasar negara sering disebut
dasar falsafah negara (dasar filsafat negara/philosophische grondslag) dari negara, ideologi
negara (staatsidee). Dalam hal ini Pancasila dipergunakan sebagai dasar mengatur
pemerintahan negara. Dengan kata lain, Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur
penyelenggaraan negara.

Pengertian Pancasila sebagai dasar negara seperti dimaksud tersebut sesuai dengan bunyi
Pembukaan UUD 1945 Alinea IV yang secara jelas menyatakan. "Kemudian daripada itu
untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang
berbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia."

Norma hukum pokok dan disebut pokok kaidah fundamental daripada negara itu dalam
hukum mempunyai hakikat dan kedudukan yang tetap, kuat, dan tak berubah bagi negara
yang dibentuk. Dengan perkataan lain, dengan jalan hukum tidak dapat diubah. Fungsi dan
kedudukan Pancasila sebagai pokok kaidah yang fundamental. Hal ini penting sekali karena
UUD harus bersumber dan berada di bawah pokok kaidah negara yang fundamental itu.
Sebagai dasar negara Pancasila dipergunakan untuk mengatur seluruh tatanan kehidupan
bangsa dan negara Indonesia, artinya segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan
sistem ketatanegaraan Negara Kesatuan RepublikIndonesia (NKRI) harus berdasarkan
Pancasila. Hal ini berarti juga bahwa semua peraturan yang berlaku di negara Republik
Indonesia harus bersumberkan kepada Pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara, artinya Pancasila dijadikan sebagai dasar untuk mengatur
penyelenggaraan pemerintahan negara. Pancasila menurut Ketetapan MPR No. III/MPR/2000
merupakan "sumber hukum dasar nasional".
Dalam kedudukannya sebagai dasar negara maka Pancasila berfungsi sebagai
1. sumber dari segala sumber hokum (sumber tertib hukum) Indonesia. Dengan
demikian Pancasila merupakan asas kerohanian tertib hukum Indonesia;
2. suasana kebatinan (geistlichenhinterground) dari UUD;
3. cita-cita hukum bagi hukum dasar negara;
4. norma-norma yang mengharuskan UUD mengandung isi yang mewajibkan
pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara memegang teguh cita-cita moral
rakyat yang luhur;
5. sumber semangat bagi UUD 1945, penyelenggara negara, pelaksana pemerintahan.
MPR dengan Ketetapan No. XVIIV MPR/1998 telah mengembalikan kedudukan
Pancasila sebagai dasar negara RI.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada akhirnya, semoga seluruh bangsa dan negara Indonesia serta Pancasila sebagai
ideologinya akan tetap bertahan dan tidak goyah meskipun dihantam badai globalisasi dan
modernisme. Sebagai generasi penerus, marilah kita menjaga Indonesia dan Pancasila agar
saling berdampingan dan tetap utuh hingga anak cucu kita nantinya sebagai penerus
kelangsungan negara ini.Pancasila merupakan hasil kesepakatan warga negara Indonesia
bukan paksaan atau tekanan pihak lain. Nilai- nilai pancasila yang sifatnya abstrak, mendasar,

garis besar yang isinya tidak langsung bersifat operasional. Nilai- nilai dasar itu
membutuhkan penjabaran lanjut dalm praktik penyelenggaraan negara. Oleh karena itu kita
sebagai warga negara yang baik hendaknya selalu mengamalkan hanya bukan sebagai hanya
sekedar di hafalkan.
B. Saran
Hendaknya Pancasila sebagai ideologi negara benar- benar difungsikan secara baik
terutama dalm penyelesaian kasus- kasus hukum. Selain adanya Undang- Undang, Pancasila
juga mempunyai peran penting sebagai landasan penyelesaian masalah.

Anda mungkin juga menyukai