Anda di halaman 1dari 4

Patofisiologi Trauma Kimia

Trauma Asam :
Pada minggu pertama:

Terjadi koagulasi protein epitel kornea yang mengakibatkan kekeruhan pada kornea,
demikian pula terjadi koagulasi protein konjungtiva bulbi. Koagulasi protein ini terbatas pada
daerah kontak bahan asam dengan jaringan.

Akibat koagulasi protein ini kadang-kadang seluruh kornea terkelupas.

Koagulasi protein ini dapat mengenai jaringan yang lebih dalam seperti stroma kornea,
keratosit dan endotel kornea.

Bila terjadi penetrasi jaringan yang lebih dalam akan terjadi edema kornea, iritis dan katarak.

Bila trauma disebabkan karena asam lemah maka regenerasi epitel akan terjadi dalam
beberapa hari dan kemudian sembuh.

Bila trauma disebabkan asam kuat maka stroma kornea akan berwarna kelabu infiltrasi sel
radang kedalamnya. Infiltrasi sel kedalam stroma oleh bahan asam terjadi dalam waktu 24
jam.

Beberapa menit atau beberapa jam sesudah trauma asam konjungtiva bulbi menjadi hiperemi
dan kemotik. Kadang-kadang terdapat perdarahan pada konjungtiva bulbi.

Tekanan bola mata akan meninggi pada hari pertama, yang kemudian akan menjadi normal
atau merendah.
Trauma Asam pada minggu 1-3:

Umumnya trauma asam mulai sembuh pada minggu ke 1-3 ini.

Pada trauma asam yang berat akan terbentuk tukak kornea dengan vaskularisasi yang
bersifat progresif.

Keadaan terburuk pada trauma asam pada saat ini ialah berupa vaskularisasi berat pada
kornea.
Trauma Asam sesudah 3 minggu:

Trauma asam yang tidak sangat berat akan sembuh sesudah 3 minggu
Pada endotel dapat terbentuk membran fibrosa yang merupakan bentuk penyembuhan
kerusakan endotel.
Akibat trauma asam diketahui bahwa perubahan reaksi biokimia ditentukan oleh
jenis anion asam yang menyebabkan trauma. Asam merusak dan memutus ikatan
intramolekul protein, dan protein yang berkoagulasi merupakan barier terhadap penetrasi

lanjut daripada asam kedalam jaringan. Diketahui asam sulfur mengakibatkan kadar
mukopolisakarida jaringan menurun. Bila trauma disebabkan oleh HCl, maka pH cairan mata
turun sesudah trauma berlangsung 30 menit. Pada trauma asam tidak terdapat gangguan
pembentukan jaringan kolagen. Padda trauma asam berat yang merusak badan silier akan
terjadi penurunan kadar askorbat dalam cairan mata dan kornea.
Trauma Basa :
Keadaan akut yang terjadi pada minggu pertama :

Sel membran rusak.

Bergantung pada kuatnya alkali dapat mengakibatkan hilangnya epitel, keratosit, saraf
kornea dan pembuluh darah.

Terajdi kerusakan komponen vaskuler iris, badan silier dan epitel lensa.

Trauma berat akan merusak sel goblet konjungtiva bulbi

TIO akan meninggi.

Hipotoni akan terjadi, bila terjadi kerusakan pada badan silier.

Kornea keruh dalam beberapa menit.

Terjadi infiltrasi segera sel polimorfonuklear, monosit dan fibroblas.


Keadaaan pada minggu kedua dan ketiga :

Mulai terjadi regenerasi epitel konjungtiva dan kornea.

Masuknya neovaskularisasi ke dalam kornea disertai dengan sel radang.

Kekeruhan pada kornea akan mulai menjernih kembali

Sel penyembuhan berbentuk invasi fibroblas memasuki kornea dengan terbentuknya kolagen

Trauma alkali berat akan membentuk jaringan granulasi pada iris dan badan siliar sehingga
terjadi fibrosis.
Keadaan pada minggu ke-3 dan selanjutnya:

Terjadi vaskularisasi aktif sehingga seluruh kornea tertutup oleh pembuluh darah.

Jaringan pembuluh darah membawa bahan nutrisi dan bahan penyembuhan jaringan seperti
protein dan fibroblas

Akibat daripada terdapatnya jaringan dengan vaskularisasi ini, tidak akan terjadi perforasi
kornea.

Mulai terjadi pembentukan pannus pada kornea.

Endotel yang tetap sakit akan mengakibatkan edema kornea.

Terdapat membran retrokornea, iritis dan membran siklitik

Dapat terjadi kerusakan permanen saraf kornea dengan gejala-gejalanya.

Tekanan bola mata dapat rendah atau tinggi.


3. Prognosis trauma kimia
Trauma kimia pada mata dapat menyebabkan gangguan penglihatan berat jangka
panjang dan rasa tidak enak pada mata. Prognosisnya ditentukan oleh bahan alkali penyebab
trauma tersebut. Terdapat 2 klasifikasi trauma basa pada mata untuk menganalisis kerusakan
dan beratnya kerusakan.
Klasifikasi Huges

Ringan

Prognosis baik.
Terdapat erosi epitel
kornea.
Pada kornea terdapat
kekeruhan yang ringan.
Tidak terdapat iskemia
dan nekrosis kornea
ataupun konjungtiva.

Sedang
Berat
Prognosis baik
Prognosis buruk
Terdapat kekeruhan Akibat kekeruhan kornea
kornea sehingga sulit upil tidak dapat dilihat
melihat iris dan pupil Konjungtiva dan sklera
secara terperinci
pucat
Terdapat iskemia dan
nekrosis enteng pada
kornea dan konjungtiva

Klasifikasi Thoft

Derajat 1
terjadi hiperemi

Derajat 2
terjadi hiperemi

Derajat 3
terjadi hiperemi

Derajat 4
konjungtiva

konjungtiva

konjungtiva

disertai dengan

perilimal nekrosis

disertai dengan

disertai

nekrosis

sebanyak 50%

keratitis pungtata

hilangnya epitel

konjungtiva dan

kornea

lepasnya epitel
kornea

Luka bakar alkali derajat 1 dan 2 akan sembuh dengan jaringan arut tanpa terdapatnya
neovaskularisasi kedalam kornea. Luka bakar alkali derajat 3 dan 4 membutuhkan waktu
sembuh berbulan bulan bahkan bertahun-tahun.

3 Etiologi
Trauma mata dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya :
1. Trauma tumpul disebabkan akibat benturan mata dengan benda yang relatif besar,
tumpul, keras maupun tidak keras misalnya terpukul, kena bola tenis, atau shutlecock,
membuka tutup botol tidak dengan alat, ketapel.
2. Trauma tajam (penetrating injuries) disebabkan benda tajam atau benda asing yang
masuk ke mata seperti kaca, logam, atau partikel kayu berkecepatan tinggi, percikan
proses pengelasan, dan peluru.
3. Trauma Khemis disebabkan akibat substansi yang bersifat asam dan alkali yang
masuk ke mata.

Trauma kimia asam, misalnya cuka, bahan asam dilaboratorium (asam sulfat, asam

hidroklorida, asam nitrat, asam asetat, asam kromat, asam hidroflorida).


Trauma kimia basa, misalnya sabun cuci, shampo, bahan pembersih lantai, kapur, lem
perekat.

Anda mungkin juga menyukai