Anda di halaman 1dari 2

Menurut Johnston mengunyah permen karet tidak berhubungan langsung dengan meningkatnya kemampuan

akademik seseorang.
"Jika memang mau membuktikan bahwa permen karet bisa meningkatkan kemampuan akademik, harus diuji
coba ke mata pelajaran lain seperti sejarah atau bahasa Inggris," kata Johnston.

Ada dua teori yang para peneliti tersebut angkat.


Pertama dengan mengunyah permen karet detak jantung meningkat, hal tersebut menyebabkan
lebih banyak oksigen dan nutrisi masuk ke dalam otak. Teori kedua adalah dengan mengunyah
permen insulin akan terpacu untuk diproduksi dalam tubuh yang kemudian mempengaruhi
kemampuan otak berkaitan dengan ingatan.
"Saat Anda mengunyah, tubuh merespons dengan memproduksi insulin yang mungkin merupakan
tindakan antisipasi menunggu makanan. Di dalam otak terdapat reseptor untuk insulin, molekul
khusus yang mengikat molekul insulin. Meskipun fungsi reseptor tersebut tidak diketahaui secara
mendalam, kita tahu bahwa reseptor tersebut banyak terdapat pada area hippocampus otak yang
merupakan bagian penting menyangkut daya ingat," ujar pimpinan penelitian Dr Andrew Scholey,
dikutip dari BBC, Jumat (11/7/2014).

Seorang peniliti dari AS Baylor College of Medicine, Craig Johnston, mendapati fakta unik tentang manfaat dari
kegiatan mengunyah permen karet. Menurut Craig Johnston, kebiasaan mengunyah permen karet bisa membantu
peningkatan prestasi akademik anak terutama dalam mata pelajaran matematika.
Tim peneliti menemukan fakta bahwa siswa yang mengunyah permen karet selama jam pelajaran matematika
mempunyai skor yang lebih tinggi pada saat ujian matematika jika dibanding dengan siswa yang tidak
mengkonsumsi permen karet.
Direktur eksekutif Wrigley Science Institute, Gil Leveille, memaparkan bahwa untuk pertama kalinya pihaknya
mampu membuktikan bahwa siswa yang mengkonsumsi permen karet dapat menyerap pelajaran dengan lebih
baik.
Para peneliti di Baylor College of Medicine telah melakukan pengamatan terhadap 108 siswa dengan rentang usia
13 16 tahun dari sekolah di Houston, Texas. Sekitar setengah dari siswa sekolah tersebut mendapatkan permen
karet bebas gula dan diminta mengunyahnya selama berada di kelas, yakni selama mengerjakan PR dan saat
ujian. Detailnya, 86 % dikunyah saat para siswa mengikuti kelas matematika dan 36 % saat para siswa
mengerjakan pekerjaan rumah.
Setelah 14 minggu, peneliti mendapati adanya perbedaan yang muncul pada nilai matematika antara kelompok
siswa yang mengunyah permen karet dan yang tidak. Siswa yang mengkonsumsi permen karet memperoleh nilai
lebih baik pada akhir semester dibandingkan dengan siswa yang tidak mengkonsumsi permen karet.
Sementara itu, riset lain mendapati mahasiswa di laboratorium yang mendapat tugas komputer level sulit
mempunyai tingkat hormon stres kortisol yang lebih rendah pada saat mereka mengkonsumsi permen karet jika
dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak mengunyah permen karet.

Gil Leveille berpendapat bahwa permen karet bisa membantu mengurangi kadar stres sehingga para siswa dapat
menyelesaikan pekerjaan dan tugas dengan jauh lebih baik. Sampai saat ini, hampir sebagian besar sekolah
memiliki pandangan negatif terhadap siswa ataupun mahasiswa yang mengunyah permen karet di dalam kelas.
Namun Gil Leveille berharap temuan tersebut sedikit sedikit merubah pandangan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai