PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian yang jenisnya
meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi rawa. Semua proses
kehidupan dan kejadian di dalam tanah yang merupakan tempat media pertumbuhan tanaman hanya
dapat terjadi apabila ada air, baik bertindak sebagai pelaku (subjek) atau air sebagai media (objek).
Proses-proses utama yang menciptakan kesuburan tanah atau sebaliknya yang mendorong degradasi
tanah hanya dapat berlangsung apabila terdapat kehadiran air. Oleh karena itu, tepat kalau dikatakan
air merupakan sumber kehidupan.
Irigasi berarti mengalirkan air secara buatan dari sumber air yang tersedia kepada sebidang
lahan untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Dengan demikian tujuan irigasi adalah mengalirkan air
secara teratur sesuai kebutuhan tanaman pada saat persediaan lengas tanah tidak mencukupi untuk
mendukung pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman bisa tumbuh secara normal. Pemberian air
irigasi yang efisien selain dipengaruhi oleh tatacara aplikasi, juga ditentukan oleh kebutuhan air
guna mencapai kondisi air tersedia yang dibutuhkan tanaman.
Sistem irigasi ini sudah mulai dikenal sejak peradaban Mesir Kuno yang memanfaatkan
Sungai Nil untuk pengairan pertanian mereka. Di Indonesia irigasi tradisional pun telah berlangsung
sejak jaman nenek moyang. Hal tersebut dapat dilihat juga dalam cara pengairan dan bercocok tanam
pada masa kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia yaitu dengan cara membendung sungai secara
bergantian untuk dialirkan ke sawah-sawah. Cara lain untuk pengairan adalah mencari sumber air
pegunungan dan dialirkan dengan bambu yang disambungankan da nada juga yang menggunakan
cara dengan membawa ember yang terbuat dari daun pinang atau menimba dari kali yang
dilemparkan ke sawah dengan ember daun pinang juga.
1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Irigasi
Ketersediaan air pada jaman dahulu sangat melimpah, manusia kerap memanfaatkannya
untuk pemberian air ke tanaman atau yang disebut sebagai irigasi. Pada zaman mesir kuno, kegiatan
irigasi dilakukan dengan memanfaatkan keberadaan sungai nil. Begitu juga kegiatan irigasi yang
dilakukan di berbagai belahan bumi lainnya yang memanfaatkan sumber air permukaan yang berupa
sungai atau danau.
Awalnya kegiatan irigasi dilakukan dengan pengambilan air dari sumber air melalui wadah
seadanya, seperti daun pinang, daun talas, ember yang kemudian disiramkan ke tanaman satu per
satu. Di Indonesia, hal serupa juga dilakukan. Seiring dengan perkembangan jaman, kegiatan irigasi
kemudian dilakukan dengan cara membendung aliran sungai yang terdapat di sepanjang lahan
pertanian untuk kemudian dialirkan ke lahan tersebut.
Beberapa lahan yang terletak di bawah daerah dataran tinggi, kegiatan irigasi dilakukan
dengan mengalirkan air dari atas ke bawah. Air di alirkan dengan saluran-saluran terbuka ataupun
dengan memanfaatkan batang bambu yang disambung-sambung. Dalam sejarah Jaman Hindu di
Indonesia telah dikenal beberapa sistem pengelolaan air untuk pertanian seperti subak di Bali (yang
terjaga kelestarian budayanya sampai sekarang), sistem Tuo Banda di Sumatera Barat, serta sistem
Tudang Sipulung di Sulawesi Selatan.
Dalam sejarah irigasi, Indonesia telah mengenal saluran sejak abad V Masehi yaitu saluran di
dekat Cilincing. Pada tahun 1832 tercatat dikenal bendungan Ampean di Kali Sampean Jawa Timur.
Pada tahun 1852 dibangun bendungan Lenkong di Mojokerto. Pada tahun 1852 dibangun bendungan
Glapan di kali Tuntang Jawa Tengah. Pada jaman penjajahan Belanda, petani tradisional Indonesia
dituntut untuk memaksimalkan hasil pertanian mereka. Salah satu langkah yang dilakukan adalah
pemenuhan kebutuhan air tanaman dengan kegiatan irigasi yang sederhana. Salah satu peninggalan
konsep Irigasi jaman Hindia Belanda adalah parit raya Bondoyudo di kabupaten Lumajang Jember
Jawa Timur yang dibuat melalui sistem kerja paksa.
Dalam sejarah dunia, modernisasi kegiatan irigasi tercatat saat dibangunnya waduk serbaguna
di Amerika Serikat pada tahun 1933 yaitu Tennessee Valley Authority (TVA) yang digagas oleh
Kepala Pemerintahan AS kala itu Presiden Franklin D. Roosevelt. Sedangkan di Indonesia,
modernisasi kegiatan di Irigasi terlihat sejak tahun 1957 pada saat dimulainya pembangunan waduk
Jati Luhur di Jawa Barat.
Waduk Jati Luhur merupakan waduk pertama di Indonesia yang mengadopsi fungsi waduk
TVA di Amerika Serikat. Waduk ini dibangun di kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta oleh
kontraktor asal Perancis. Air yang tersedia dalam waduk ini mencapai 12,9 miliar meter kubik per
tahunnya.
Pengertian Irigasi
Irigasi adalah semua atau segala kegiatan yang mempunyai hubungan dengan usaha untuk
mendapatkan air guna keperluan pertanian. Usaha yang dilakukan tersebut dapat meliputi :
perencanaan, pembuatan, pengelolaan, serta pemeliharaan sarana untuk mengambil air dari sumber
air dan membagi air tersebut secara teratur dan apabila terjadi kelebihan air dengan membuangnya
melalui saluran drainasi.
Irigasi didefinisikan sebagai suatu cara pemberian air, baik secara alamiah ataupun buatan
kepada tanah dengan tujuan untuk memberi kelembapan yang berguna bagi pertumbuhan tanaman.
Secara alamiah air disuplai kepada tanaman melalui air hujan. Seara alamiah lainnya, adalah melalui
genangan air akibat banjir dari sungai, yang akan menggenangi suatu daerah selama musim hujan,
sehingga tanah yang ada dapat siap ditanami pada musim kemarau.secara buatan : Ketika
penggunaan air ini mengikutkan pekerjaan rekayasa teknik dalam skala yang cukup besar, maka hal
tersebut disebut irigasi buatan ( Artificial Irrigation ). Irigasi buatan secara umum dapat dibagi dalam
2 ( dua ) bagian : Irigasi Pompa ( Lift Irrigation ), dimana air diangkat dari sumber air yang rendah
ke tempat yang lebih tinggi, baik secara mekanis maupun manual.
Irigasi Aliran ( Flow Irrigation ), dimana air dialirkan ke lahan pertanian secara gravitasi dari sumber
pengambilan air.
Tujuan Irigasi
Secara garis besar, tujuan irigasi dapat digolongkan menjadi 2 (dua) golongan, yaitu :
Tujuan Langsung, yaitu irigasi mempunyai tujuan untuk membasahi tanah berkaitan
dengan kapasitas kandungan air dan udara dalam tanah sehingga dapat dicapai suatu
kondisi yang sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhan tanaman yang ada di tanah
tersebut.
Tujuan Tidak Langsung, yaitu irigasi mempunyai tujuan yang meliputi : mengatur suhu
dari tanah, mencuci tanah yang mengandung racun, mengangkut bahan pupuk dengan
melalui aliran air yang ada, menaikkan muka air tanah, meningkatkan elevasi suatu
daerah dengan cara mengalirkan air dan mengendapkan lumpur yang terbawa air, dan
lain sebagainya.
Sesuai dengan definisi irigasi maka tujuan irigasi pada suatu daerah adalah upaya
rekayasa teknis untuk penyediaaan dan pengaturan air dalam menunjang proses
produksi pertanian, dari sumber air ke daerah yang memerlukan serta mendistribusikan
secara teknis dan sistematis.
pada saat dibutuhkan, baik pada musim kemarau maupun musim penghujan.
Untuk menyuburkan tanah, dengan mengalirkan air yang mengandung lumpur & zat
zat hara penyubur tanaman pada daerah pertanian tersebut, sehingga tanah menjadi
subur.
Untuk kolmatase, yaitu meninggikan tanah yang rendah / rawa dengan pengendapan
Fungsi utama kegiatan irigasi adalah memenuhi kebutuhan air bagi pertumbuhan tanaman.
Sedangkan beberapa fungsi lain dari kegiatan irigasi adalah : menjamin ketersediaan air bagi
tanaman apabila terjadi kekeringan, menurunkan suhu dalam tanah, melunakkan lapisan keras
tanah saat proses pengolahan tanah, membawa garam-garam dari permukaan tanah ke lapisan
Konstruksi jaringannya :
Irigasi sederhana, merupakan jenis irigasi dengan sistem jaringan dibangun secara swadaya oleh
petani pemakai air. Dalam irigasi jenis ini jaringannya tidak dilengkapi dengan pintu air yang dapat
mengukur dan mengatur debit air, oleh karena itu efisiensinya sangat rendah.
Irigasi semi teknis, merupakan jenis irigasi yang telah mempunyai beberapa bangunan permanen
namun belum sepenuhnya dapat mengukur dan mengatur debit air, sehingga efisiensinya masih
tergolong menengah.
Irigasi teknis, merupakan jenis irigasi yang keseluruhannya mempunyai bangunan permanen bagi
bangunan pengambil dan bangunan sadap. Dalam jaringan irigasi ini telah mampu mengukur dan
mengatur debit, sehingga efisiensinya tergolong tinggi.
Irigasi gravitasi, merupakan jenis irigasi dimana pengambilan airnya memanfaatkan topografi lahan.
Irigasi pompa, merupakan jenis irigasi dimana proses pengambilan airnya disedot dengan pompa.
Irigasi permukaan (surface irrigation), merupakan jenis irigasi dimana air langsung dialirkan di
atas permukaan lahan. Dalam irigasi permukaan terdapat tiga sub metode yaitu irigasi petak (bassin),
irigasi alur (furrow), dan irigasi border.
Irigasi curah (sprinkler), merupakan jenis irigasi dengan cara menyemprotkan air ke udara melalui
sprinkler head sehingga menjadi butiran kecil seperti air hujan.
Irigasi tetes (drip/trickle), merupakan jenis irigasi dengan cara meneteskan air di mintakat
perakaran.