Anda di halaman 1dari 6

EKTRAKSI BUAH KEBEN (Barringtonia asiatica) DENGAN METODE MASERASI

Tegar Januar Susantho,230210130067


Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan,
Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor 45363
Email : januarpresley@gmail.com
ABSTRAK
Keben merupakan jenis tanaman yang seperti pohon tapi batangnya agak lunak. Buah
keben ini digunakan sebagai bahan ekstraksi dengan metode maserasi. Maserasi dilakukan
secara bertingkat menggunakan pelarut non polar, semi-polar, dan polar yaitu dengan
menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat, dan methanol masing masing sebanyak 25ml.
Maserasi dilakukan dengan lama perendaman 2x24 jam per perlakuan. Hasil ekstrak
pertahapan disaring menggunakan kertas saring hingga terpisah residu dan filtratnya.
Kemudian filtrate yang tersaring dimasukan kedalam tempat yang berbeda, sedangkan residu
digunakan kembali untuk maserasi selanjutnya yang memiliki tahapan dari non polar hingga
polar. Hasil dari maserasi yang didapat yaitu sebanyak 41ml dengan rincian hasil n-heksan
sebanyak 14 ml, etil asetat sebanyak 10ml, serta methanol sebanyak 17ml. Belum diketahui
jenis metabolit sekunder yang terkandung dari hasil ekstrak buah keben ini, dikarenakan
proses ekstraksi belum selesai dan harus dilakukan fraksinasi (dengan menggunakan corong
pisah atau kromatografi) dan uji fitokimia.
Kata kunci : Ektraksi, Maserasi, Pelarut, Buah Keben
ABSTRACT
Keben is the type of plants that like tree but somewhat softened its trunk .Fruit keben
is used as an ingredient of extraction with a method of maceration .Maceration done in highrise buildings use a solvent non polar , semi-polar , and polar that is by using a solvent nheksan , ethyl acetate , and methanol a carpel of 25ml each as much as .Maceration done
with long soaking 2x24 hours per treatment .The results of an extract pertahapan filtered
using paper strain until separate residues and filtratnya .Then filtrate who tersaring be
inserted in a different place , while residue used of the back to maceration afterward that
having the stages of non polar until polar .The result of maceration obtained namely as many
as 41ml with details on the results of as many as 14 n-heksan mls , ethyl acetate 10ml as
much as , as well as methanol 17ml as much as .It was not known the type of a metabolite
secondary contained from the results of an extract the fruit keben this, because the extraction
unfinished and to do fractionate ( by means of a break or chromatography ) and
the phytochemical.

Key word : Extraction, Maceration, Solvent, Keben Fruit

PENDAHULUAN
Ekstraksi adalah suatu proses
pemisahan
suatu
zat
berdasarkan
perbedaan kelarutannya terhadap dua
cairan berbeda yang tidak saling larut,
biasanya air dan pelarut organik.
Pelarut organik sendiri merupakan
pelarut yang umumnya mengandung atom
karbon. Pelarut organic dapat bersifat
polar atau semi-polar maupun non polar
tergandung pada gugus kepolaran serta
tingkat
keelektronegatifan
senyawa
pelarut tersebut.
Ada beberapa macam metode
dalam proses ekstraksi,salah satunya yang
akan kita bahas disini yaitu maserasi.
Maserasi merupakan cara penyaringan
yang sederhana,dapat dilakukan dengan
cara merendam serbuk simplisisa di dalam
cairan. Ada beberapa kelebihan serta juga
kekurangan melakukan ekstraksi dengan
metode maserasi. Kelebihannya adalah
unit alat yang dipakai sederhana, biaya
relative rendah, prosesnya hemat tanpa
pemanasan. Kekurangannya adalah proses
ini tidak sempurna, hanya 50% yang
terekstraksi. proses membutuhkan waktu
yang lama.
Kali ini pelarut yang digunakan
untuk proses maserasi kali ini yaitu
metanol yang mewakili pelarut polar, etil
asetat mewakili semi-polar, dan n-heksan
mewakili pelarut non-polar. Penggunaan
pelarut berdasarkan kepolarannya ini
dilakukan
agar
senyawa-senyawa
metabolit dari sampel tertarik keluar
menuju pelarut berdasarkan kepolaran
masing-masing. Pemilihan pelarut untuk
proses maserasi akan memberikan
efektivitas
yang
tinggi
dengan
memperhatikan
kelarutan
kelarutan
senyawa bahan organik dalam pelarut
tersebut. Secara umum pelarut metanol
merupakan
pelarut
yang
banyak

digunakan dalam proses isolasi senyawa


organik bahan alami karena dapat
melarutkan seluruh golongan metabolit
sekunder.
Keben merupakan jenis tanaman
yang seperti pohon tapi batangnya agak
lunak. Tinggi dari pohon keben ini bisa
mencapai 16 meter lebih. Di wilayah
asalnya, yakni Papua sebutan bagi buah
keben adalah Rabon Pi. Pohon keben
menghasilkan bunga yang ukurannya 16
centimeter dan buah sebesar genggaman
manusia dewasa. Buah keben sudah sering
digunakan penduduk setempat guna
mencari
ikan,
caranya
dengan
menghaluskan buah beserta akarnya
kemudian disebarkan di sungai. Ikan yang
terkena pengaruh ramuan tersebut akan
terbius sesaat dan muncul ke permukaan.
Hingga saat ini telah banyak
penelitian
yang
dilakukan
untuk
mengungkap kandungan senyawa aktif
dalam tanaman keben. Greshoff, peneliti
dari Belanda menemukan jenis-jenis
saponin di dalam biji yang sudah
diterapkan dalam ilmu kedokteran.
Dengan kandungan senyawa tersebut,
keben telah dilaporkan memiliki banyak
aktivitas farmakologi seperti antibakteri,
antijamur, dan antitumor.
Tujuan dari praktikum kali ini
adalah agar praktikan dapat mengetahui
bagaimana caranya melakukan ekstraksi
senyawa bahan hayati dengan metode
maserasi.
METODE
Alat dan bahan yang digunakan
dalam praktikum ini yaitu untuk alat ada
batang pengaduk, neraca analitis, gelas
ukur, botol Erlenmeyer, pipet tetes, rotary
evaporator, corong saring, dan kertas
saring. Sedangkan untuk bahan yang
digunakan ada pelarut (n-heksan, etil
asetat, dan metanol) dan sampel, sampel

yang digunakan yakni buah keben yang


sudah dihaluskan/digiling.
Metode yang digunakan yaitu
metode maserasi, Maserasi merupakan
proses perendaman sampel menggunakan
pelarut organik pada temperatur ruangan.
Proses perendaman ini dilakukan dengan
dua metode, yaitu tunggal dan bertingkat.
Ekstraksi
bertingkat
menggunakan
beberapa jenis pelarut sedangkan tunggal
menggunakan satu jenis pelarut saja.
Masing-masing
metode
diberikan
perlakuan yang berbeda, yaitu waktu
perendaman selama 1x24 jam dan 2x24
jam, serta perbandingan antara berat
sampel dan pelarut 1:3 dan 1:5.
Ekstraksi
tunggal
dilakukan
dengan memasukkan simplisia sebanyak
5 g ke dalam botol berisi pelarut metanol
dengan volume yang telah ditentukan (15
ml atau 25 ml). Perendaman dilakukan
sesuai waktu yang telah ditentukan pula.
Setelah itu dilakukan penyaringan dan
ekstrak kembali direndam pada pelarut
metanol di wadah lainnya.
Ekstraksi bertingkat dilakukan
dengan memasukkan simplisia sebanyak
5 g ke dalam botol berisi n-heksan
dengan volume yang telah ditentukan (15
ml atau 25 ml), kemudian dilakukan
perendaman sesuai waktu yang telah
ditentukan pula. Setelah itu dilakukan
penyaringan dan ekstrak kembali
direndam pada pelarut etil asetat dengan
volume dan waktu perendaman yang
sama, dan yang terakhir dilakukan
perendaman dengan prosedur yang sama
pada pelarut metanol.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil perendaman sampel
buah keben pada pelarut bertahap dari
yang paling non polar hingga polar yaitu
n-heksan, etil asetat, lalu metanol dengan
volume 25 ml per pelarut dengan waktu
rendam 2x24 jam per pelarut, didapat
hasil ekstrak sebanyak 14, 10,dan 17 ml.

Data hasil ekstrak dapat dilihat pada tabel


1.
Pada tabel 2, dapat dilihat data
gabungan hasil maserasi dengan berbagai
jenis perlakuan, pelarut yang digunakan,
volume pelarut, lama perendaman,
perbandingan volume pelarut, dan volume
filtrat akhir. Dari data tersebut dapat
dilihat volume filtrat paling banyak
didapat dari maserasi tunggal selama 2x24
jam dengan volume total pelarut 180 mL,
jenis pelarutnya metanol, dan volume
filtrat akhirnya sebanyak 231 mL. Tetapi
dari data ini dapat dilihat sedikit anomali
dimana volume filtrat akhir ternyata jadi
lebih banyak dari volume pelarut yang
digunakan, sedangkan volume filtrat
paling sedikit didapat dari maserasi
bertingkat selama 1x24 jam dengan
volume total pelarut 225 mL, jenis
pelarutnya n-heksana, dan volume filtrat
akhirnya sebanyak 12 mL. hal ini
disebabkan karena pada ekstraksi ini ada
kesalahan teknis dimana tidak semua hasil
ekstrak terkumpul dari semua kelompok,
ada sebagian hasil ekstrak yang gagal
karena lama perendaman yang tidak
sesuai.
Jika dibandingan antar perlakuan,
yaitu melihat perbandingan volume
pelarut serta lama perendaman jenis
maserasi bertingkat, volume filtrate
terbanyak ada pada perendaman dengan
perbandingan volume 1:3 dan lama
perendaman 2x24 jam yang menghasilkan
volume sebanyak 140ml. Hal ini
membuktikan
bahwa
dengan
perbandingan
volume
pelarut
1:3
merupakan perbandingan yang paling
optimal untuk melakukan ekstraksi
dengan cara maserasi.
Hasil perendaman 1x24 jam lebih
sedikit daripada perendaman 2x24 jam
dikarenakan semakin lama perendaman,
semakin banyak pula senyawa yang
tersektrak.
Secara umum dapat dilihat dari

semua pelarut yang digunakan, metanol


sebagai pelarut polar menghasilkan filtrat
paling banyak. Hal ini kemungkinan besar
dikarenakan kandungan senyawa polar
Penyaringan ke-

Jenis Pelarut

1
2
3

n-heksan
Etil asetat
metanol

lebih banyak menarik dibanding senyawa


semi-polar dan non-polar pada sampel
buah keben ini..

Volume Pelarut
(ml)

Volume Filtrat
(ml)

25
25
25

Ket

14
10
17

Tabel 1. Hasil Maserasi Dengan Pelarut n-heksan, etil asetat, dan metanol pada perendaman
2x24 jam.
No.

Perlakuan

Volume Pelarut
(ml)

Jenis Pelarut
(ml)

Volume Filtrat
(ml)

1x24

180

Metanol

96

2x24

180

Metanol

231

1x24

300

Metanol

87.5

2x24

300

Metanol

227

135

N-heksana

25

135

Etil Asetat

27

135

Metanol

28

135

N-heksana

39

135

Etil Asetat

50

135

Metanol

51

225

N-heksana

12*

225

Etil Asetat

14*

225

Metanol

15

225

N-heksana

42

225

Etil Asetat

35

225

Metanol

39

Jenis

Perbandingan

Lama

Maserasi

Volume

Perendaman

Pelarut
1
1 : 3
2

Tunggal

3
1 : 5
4

1x24

1 : 3
6

2x24
Bertingkat

1x24

1 : 5
8

2x24

*ada yang tidak bisa dikumpulkan karena hasil filtrat gagal


Tabel 2. Hasil Maserasi Gabungan dengan berbagai jenis perlakuan dan Pelarut pada

waktu perendaman yang berbeda


KESIMPULAN DAN SARAN
LAMPIRAN
Berdasarkan ekstraksi maserasi
yang telah dilakukan pada sampel buah
keben, dapat diambil beberapa kesimpulan
yaitu, praktikan telah memahami serta
mampu melakukan ekstraksi dengan jenis
maserasi, baik tunggal maupun bertingkat,
lalu ekstraksi paling efektif dilakukan
dengan perbandingan volume pelarut 1:3
dan pada waktu perendaman 2x24 jam
dengan hasil volume fitrat sebanyak 327
ml untuk maserasi tunggal dan 140 ml
untuk maserasi bertingkat, serta ekstraksi
dengan pelarut methanol menghasilkan
volume filtrate terbanyak.

Gambar 1. Buah Keben

Praktikan sebaiknya lebih teliti


dalam melaksanakan praktikum serta
lebih memahami prosedur kerja agar dapat
meminimalisir
kesalahan
dalam
pelaksanaan praktikum.
Gambar 2. Buah Keben yang Sudah
dihaluskan
DAFTAR PUSTAKA
Tri Septiana, Aisyah,. dkk. 2013. Jurnal
Kajian Sifat fisikokimia ekstrak
rumput laut coklat Sargassum
duplicatum. [Laporan Penelitian
UNSOED Purwokerto].
Darwiati, Wida. 2013. Jurnal Bioaktivitas
Tiga Fraksinasi Ekstrak Biji Suren
Terhadap Mortalitas Hama Daun
Eurema sp. Bogor. Jurnal Penelitian
Hutan Tanaman Vol. 10 No. 2.

Gambar 3. Mengukur pelarut pada


gelas ukur

Gambar 4. Sample pelarut n-heksan,

etil asetat, dan methanol

Gambar 5. Penyaringan filtrate

Anda mungkin juga menyukai