Anda di halaman 1dari 76

Kata Pengantar

ada setiap pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan tertentu


diperlukan media yang sesuai dan tepat. Dari beberapa media
yang dapat digunakan adalah berupa modul. Modul selain dipakai
sebagai sumber belajar bagi siswa juga dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam melakukan suatu kegiatan tertentu. Untuk sekolah
menengah kejuruan, modul merupakan media informasi yang
dirasakan efektif, karena isinya yang singkat, padat informasi dan
mudah dipahamai bagi peserta belajar. Sehingga proses
pembelajaran yang tepat guna akan dapat dicapai.
alam modul ini akan dipelajari mengenai mengoperasikan
mesin produksi dengan kendali elektronik.
Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali elektronik yang
dilakukan adalah sebatas pada dasar dasar sistim pengendalian
yang sederhana, Sekarang ini dengan pesatnya kemajuan teknologi
khususnyan
dibidang
elektronika,
sistim
pengendalian
menggunakan elektronik lebih komplek lagi, walau bagaimana tidak
akan terlepas dari alat-alat pengendali seperti Transisitor,
SCR,TRIAC dll, yang akan dipelajari pada modul ini.
emoga materi ini dapat memberikan kontribusi yang cukup
baik dalam pekerjaan pengendalian sistim elektronik, sebagai
dasar dalam pekerjaan selanjutnya, maka pengetahuan akan
pengendalian mesin-mesin produksi sangat bermanfaat untuk Anda
pelajari.

Penyusun

Daftar Isi

Modul PTL OPS 005 (2)

Perakitan dan Pengoperasian Sistem Kendali

SMK Negeri 2 Yogyakarta

hal.

I.

Halaman Sampul..................................................................
Halaman Francis...................................................................
Kata Pengantar....................................................................
Daftar Isi..............................................................................
Peta Kedudukan Modul.........................................................
Daftar Judul Modul................................................................
Mekanisme Pemelajaran......................................................
Glosary.................................................................................
10
PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.

II.

1
2
3
4
6
7
9

Deskripsi.........................................................................
Prasarat...........................................................................
Petunjuk Penggunaan Modul...........................................
Tujuan Akhir.....................................................................
Kompetensi.....................................................................
Cek Kemampuan.............................................................

12
12
12
13
14
17

PEMELAJARAN
A. Rencana Belajar Peserta Diklat.................................

18

B. Kegiatan Belajar.
1. Kegiatan Belajar 1.................................................
Transistor.
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran..............................
b. Uraian Materi
.. 19
c. Rangkuman.........................................................
d. Tugas....................................................................
e. Tes Formatif..........................................................
f. Lembar Kerja ......................................................

18
18
22
23
23
24

2. Kegiatan Belajar 2................................................. 32


Silicon Controlled Rectifier (SCR)dan Uni Junction
Transistor (UJT)
32
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran.............................. 32
b. Uraian Materi
.. 32
c. Rangkuman
.. 40

Modul PTL OPS 005 (2)

Perakitan dan Pengoperasian Sistem Kendali

SMK Negeri 2 Yogyakarta

hal.

d. Tugas
...
e. Tes Formatif..........................................................
f. Lembar Kerja .......................................................
3. Kegiatan Belajar 3.................................................
Diac, Triac dan
Quadrac.. 49
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran..............................
b. Uraian Materi
.. 49
c. Rangkuman.........................................................
d. Tugas...................................................................
e. Tes Formatif.........................................................
f. Lembar Kerja ......................................................

40
40
42
49
49
51
51
51
52

Kunci Jawaban Tes Formatif.


A. Kegiatan Belajar 1...........................................................
B. Kegiatan Belajar 2...........................................................
C. Kegiatan Belajar 3
............................

59
59
60

III. EVALUASI.
A. Tes Tertulis
...............
B. Tes Praktek
...............

62
62

Kunci Jawaban Tes Tertulis ..


63
Lembar Penilaian Tes Praktek
64
IV.
PENUTUP
67
DAFTAR PUSTAKA .
. .................68

Modul PTL OPS 005 (2)

Perakitan dan Pengoperasian Sistem Kendali

SMK Negeri 2 Yogyakarta

hal.

DIAGRAM PENCAPAIAN KOMPETENSI


Diagram ini menunjukan tahapan atau tata urutan kompetensi yang diajarkan dan dilatihkan kepada peserta
didik dalam kurun waktu yang dibutuhkan serta kemungkinan multi exit multi entry yang dapat diterapkan.
PTL.OPS.006

PTL.OPS.005

PTL.HAR.007

PTL.OPS.004

LETAK
KEDUDUKAN
MODUL

PTL.HAR.01208
PTL.HAR.003
PTL.KON.006

TAMATAN
SMK

PTL.HAR.009

PTL.KON.002
PTL.KON.001

PTL.OPS.001

PTL.OPS.002

PTL.HAR.001

PTL.HAR.005

PTL.HAR.002

PTL.HAR.006

PTL.HAR.011

PTL.KON.007
PTL.KON.008

PTL.HAR.026

PTL.HAR.004
PTL.HAR.008
PTL.OPS.003

Modul PTL OPS 005 (2)

Daftar Judul

Modul
Keterangan :

PTL.KON.001(1). Melaksanakan persiapan pekerjaan awal

PTL.KON.002(1). Menyiapkan bahan kebutuhan kerja

PTL.HAR.001(1).

Melakukan pekerjaan dasar perbaikan peralatan


listrik rumah tangga

PTL.KON.004(1). Memasang dan membongkar steiger/scaffolding

PTL.KON.006(1). Memasang neon sign (aplikasi khusus)

PTL.KON.007(1). Memasang sistem perpipaan dan saluran

PTL.KON.008(1).

Memasang
pengawatan

dan

PTL.OPS.001(2).

Mengoperasikan
tegangan rendah

menyambung

peralatan

pengalih

sistem

daya

PTL.OPS.003(2). Mengoperasikan gen set

PTL.OPS.004(1).

Modul PTL OPS 005 (2)

Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali


elektromekanik

TPL.HAR.002(1).

Melakukan pekerjaan dasar perbaikan motor


Listrik

PTL.HAR.003(1).

Melakukan pekerjaan dasar perbaikan rambu


cahaya (Illumination Sign)

PTL.HAR.006(1). Melilit dan membongkar kumparan

PTL.HAR.009(1). Memelihara panel listrik

PTL.OPS.002(2).

Mengoperasikan
tegangan tinggi

peralatan

pengalih

daya

PTL.OPS.005(2)

Mengoperasikan mesin produksi dengan


kendali elektronik

PTL.OPS.006(2).

Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali


PLC

PTL.HAR.004(1).

Melakukan pekerjaan dasar perbaikan peralatan


penunjang (operasional support)

PTL.HAR.005(1).

Merakit
dan
menguraikan
komponen
listrik/elektronika pada peralatan rumah tangga

PTL.HAR.007(1).

Merakit dan mengurai komponen elektronika


pada rambu cahaya

Merakit dan mengurai komponen


PTL.HAR.008(1). listrik/elektronika pada sarana penunjang
(operasional support)
PTL.HAR.011(1).

Modul PTL OPS 005 (2)

Merawat dan memperbaiki peralatan pengalih


daya tegangan rendah

PTL.HAR.012(1).

Memelihara dan memperbaiki peralatan listrik


sistem kendali dan rangkaian terkait

PTL.HAR.026(1).

Memelihara dan memperbaiki peralatan listrik


pada mesin-mesin listrik

Mekanisme Pemelajaran
START
Lihat Kedudukan
Modul

Lihat Petunjuk
Penggunaan
Modul

Kerjakan
Cek
Kemampua
n

Nilai 7>=

Nilai <=7

Kegiatan Belajar
1

Kegiatan Belajar
n

Nilai <
7

Evaluasi
Tertulis &
Praktik

Modul PTL OPS 005 (2)

Nilai 7>=

Modul 9
berikutnya/Uji
Kompetensi

Glosary
ISTILAH

KETERANGAN

Junction

Titik sambungan, titik pertemuan anatara


dua jenis bahan yang berbeda

Saturasi

Keadaan dari suatu transistor yang


mengalami suatu kejenuhan atau jika
diumpamakan sebagai sakelar
dalam
keadaan menutup (ON)

Cut of

Keadaan dari suatu transistor, dimana


transistor
tersebut
tidak
dapat
mengalirkan arus, jika diumpamakan
sakelar dalam keadaan membuka (OFF)

Latching

Komplemen

Pengancing pintu, istilah ini dipakai pada


dua buah transistor yang dihubungkan
sedemikian rupa yang jika salah satu
transistor tsb
bekerja, maka kedua
transistor tsb saling memperkuat.
Dua buah komponen yang mempunyai
sifat-sifat
yang
sama
dan
saling
berhubungan

Cascade

Air terjun melewati batu-batu, dua buah


kompo-nen yang saling bekerja sama
sehingga dapat mengalirkan arus

Modul PTL OPS 005 (2)

10

Triggering

Picu, penyulutan (memberikan arus) pada


salah
satu
elektroda
(kaki)
pada
komponen, maka komponen
tsb akan bekerja.

Break Over System

Cara mengalirkan arus pada suatu


komponen dengan menaikkan tegangan
pada komponen tsb sampai mencapai
tegangan jatuhnya

Elektron valensi

Elektron yang ada di kulit terluar pada


suatu atom

Memperkecil arus pada salah satu


transistor sehingga transistor yang lainnya
Low-Current Drop-Out
tidak dapat bekerja, istilah ini dipakai pada
System
dua buah transistor yang bekerja sebagai
latching
Holding Current

Arus
genggam,
arus
yang
harus
diperahankan apada suatu SCR, supaya
komponen tsb terus bekerja

Blocked

Tidak dapat menghantarkan arus (OFF)

Conduct

Komponen dalam keadaan bekerja atau


meng-alirkan arus

Homopolar

Non-polar atau tidak memepunyai polaritas

Chip

Pecahan halus, cakera kecil, beberapa


komponen yang sudah digabungkan

Dope

Memberi campuran pada salah satu bahan


semikonduktor

Conductivity
Modulation
Relaxion Oscilator

Modul PTL OPS 005 (2)

Menghantarkan, mengalirkan modulasi


Pelemahan getaran, sifat-sifat UJT yang
biasanya digunakan penyulut pada SCR

11

Ekivalen

Pengganti, suatu komponen diumpamakan/


diganti dengan rangkaian yang lain

Reverse

Kebalikan, pemberian polaritas pada suatu


komponen dengan polaritas yang salah
(terbalik)

Saw-Tooth

Gigi gergaji, salah satu bentuk gelombang


yang biasanya oleh UJT

Frekuensi

Banyaknya
detiknya

Konstanta

Tetap, harga dari suatu besaran yang tidak


berubah

gelombang

dalam

satu

BAB
I
PENDAHULUAN
A.

Deskripsi
Modul dengan judul mengoperasikan mesin produksi dengan
kendali elektronik merupakan kelanjutan dari modul PTL.
KON.007
dan
PTL.KON.008,
pada
program
keahlian
pemanfaatan energi listrik / bidang keahlian Ketenaga
Listrikan, kurikulum edisi 2004.
Modul mengoperasikan mesin produksi dengan kendali
elektronik diberi kode modul PTL OPS 005 (2) A. Modul ini
berisikan system pengendali yang menggunakan peralatan
elektronik, kemudian dimanfaatkan pada mesin produksi
sehingga cara mengoperasikan mesin produksi akan lebih
aman dan praktis.
Setelah menguasai modul ini peserta DikLat memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagaimana cara
mengendalikan mesin produksi dengan menggunakan kendali
elektronik.

B. Prasyarat

Modul PTL OPS 005 (2)

12

Modul ini merupakan modul yang menunjang pada modul


PTL.HAR.007 dan PTL.HAR.01208.

C. Petunjuk Penggunaan Modul


C.1. Petunjuk bagi Peserta DikLat
Sebelum mempelajari materi pada bahan ajar ini, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Memahami tujuan pembelajaran system dengan
kompetensi yang harus dicapai.
2. Membaca tahap demi tahap seluruh materi yang
disajikan.
3. Materi bahan modul ini bersifat konsep dasar system
pengendali elektronik, yang pelaksanaan prakteknya
dapat dilakukan diruangan praktek sedangkan untuk
pengembangannya dapat dilakukan di industri.
4. Untuk meyakinkan pemahaman materi bahan ajar ini,
peserta DikLat harus menyelesaikan semua tugas pada
lembaran tugas di akhir modul ini dan diserahkan pada
guru pembimbing secara individu / perseorangan.
5. Jika nilai hasil belajar kurang dari 80% Anda belum
berhasil dan harus mengulang lagi seluruh materi pada
kegiatan belajar tersebut.
6. Jika melaksanakan kegiatan praktek ikutlah prosedur
petunjuk yang ditentukan pada lembar kerja dan
bertanyalah pada guru pembimbing setiap ada
kesulitan.
C.2. Petunjuk bagi Guru Pembimbing
Guru pembimbing berperan sebagai motivator,evaluator,
serta administator sebagai berikut :
1. Membantu siswa/peserta DikLat dalam melaksanakan
proses belajar.
2. Membimbing siswa/peserta DikLat melalui tugas-tugas
pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar.
3. Membantu siswa/peserta DikLat dalam memahami
konsep-konsep
teori
maupun
praktek
melalui
dialog/tanya jawab.
4. Membantu siswa/peserta DikLat untuk menambah
wawasan melalui pengalaman membaca buku-buku
referensi atau melalui nara
sumber dari luar sekolah misal dari DUDI.
Modul PTL OPS 005 (2)

13

5. Merencanakan dan melaksanakan penilaian serta


menyiapkan perangkatnya.
6. Menjelaskan tentang kompetensi yang harus dikuasai
serta merencanakan pembelajaran selanjutnya.
7. Mencatat pencapaian kemajuan siswa.

D. Tujuan Akhir
Pada akhir pembahasan/pembelajaran peserta didik diharapkan
dapat:
1. Menggambar rangkaian mesin produksi dengan kendali
elektronik.
2. Menjelaskan cara kerja rangkaian mesin prodiksi dengan
kendali elektronik.
3. Mengidentifikasikan komponen pada rangkaian mesin
produksi dengan kendali elektronik.
4. Membuat rangkaian kendali mesin produksi dengan kendali
elektronik
5. Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali elektronik.
6. Membuat laporan mengoperasikan mesin produksi dengan
kendali elektronik.

Modul PTL OPS 005 (2)

14

E.

Kompetensi

KOMPETENSI
: Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali elektronik
KODE
: PTL.OPS.005(2).A
DURASI PEMELAJARAN : 40 Jam @ 45 menit
LEVEL KOMPETENSI KUNCI

KONDISI KINERJA

SUB KOMPETENSI
Mempersiapkan operasi
mesin produksi
dengan kendali
elektronik

Modul PTL OPS 005 (2)

Dalam melaksanakan kompetensi ini harus didukung dengan tersedianya:


Kebijakan yang berlaku diperusahan harus dipatuhi
Peralatan dan sarana yang terkait untuk pelaksanaan harus disediakan
Dalam melakukan pekerjaan ini harus diperhatikan SOP yang berlaku ditempat kerja serta peraturan keselamatan
kerja yang berlaku diperusahaan harus dipatuhi

KRITERIA KINERJA

LINGKUP BELAJAR

Peralatan yang berkaitan


dengan
pengoperasian diidentifikasi masingmasing fungsinya
sesuai SOP
Diagram kerja dan
sistem kelistrikan
dipahami berdasarkan standar praktis
Tombol dan indikator
operasi diidentifikasi
sesuai dengan
diagram dan urutan
operasi
Kebijakan dan prosedur
K3 dipahami

Meliputi jenis
pengasutan motor
listrik sebagai penggerak mesin produksi

MATERI POKOK PEMELAJARAN


SIKAP

PENGETAHUAN

KETERAMPILAN

Mengikuti standar K3
dalam pengoperasian
pengoperasian mesin
produksi dengan
kendali elektro
mekanik
Mengkoordinasikan persiapan pengoperasian
mesin produksi
dengan kendali
elektro mekanik
kepada pihak lain
yang berwenang

Memahami SOP pengoperasian mesin


produksi dengan
kendali elektro-nik
Mengidentifikasi
komponen
pengoperasi-an mesin
produksi dengan
kendali elektronik
Memahami fungsi
komponen pengoperasian mesin produksi
dengan kendali
elektronik
Memahami diagram
kerja dan sistem
kelistrikan
Memahami urutan
operasi mesin

Mempersiapkan pekerjaan pengoperasian


mesin produksi
dengan kendali
elektronik
Memeriksa komponen
pengoperasian mesin
produksi dengan
kendali elektronik

15

SUB KOMPETENSI

KRITERIA KINERJA

LINGKUP BELAJAR

MATERI POKOK PEMELAJARAN


SIKAP

PENGETAHUAN

KETERAMPILAN

produksi dengan
kendali elektronik
Memahami kebijakan
dan prosedur K3
peng-operasian mesin
produksi dengan
kendali elektronik
Melaksanakan operasi

Personel yang
berwenang dikoordinasi untuk
meyakinkan bahwa
pelaksanaan
persiapan
terkoordinasi secara
efektif dengan pihak
lain yang ter-kait
Tombol atau indikator
yang berkaitan
dengan operasi
dipersiapkan sesuai
SOP
Operasi dilaksanakan
sesuai
deskripsi/urutan kerja
pada SOP

Meliputi jenis
pengasutan motor
listrik sebagai penggerak mesin produksi

Melakukan koordinasi
persiapan
pengoperasian
dengan pihak lain
yang berwenang

Mengidentifikasi gambar
rangkaian kendali
elektronik sesuai
dengan rencana kerja
Mengidentifikasi bahan
dan perlengkapan
kerja pemeliharaan
kendali elektonik
Mengidentifikasi perlengkapan dan lokasi kerja
pemeliharaan kendali
elektronik
Mengidentifikasi lokasi
dan keselamatan kerja
pada pekerjaan
pemeli-haraan kendali
elektronik
Memilih bahan dan spare
part kendali Elektronik

Menyiapkan tombol dan


indikator
pengoperasian mesin
produksi dengan
kendali elektronik
Mengoperasikan mesin
produksi dengan
kendali elektronik

Mengamati dan
menangani masalah
operasi

Gangguan yang
berkaitan dengan
penyimpangan
operasi diidentifikasi,
dengan
memperhatikan
toleransi yang
ditetapkan sesuai
instruksi manual
Penyimpangan yang
teriden-tifikasi

Meliputi jenis
pengasutan motor
listrik sebagai penggerak mesin produksi

Mengkonsultasikan
alternatif pemecahan
masalah gangguan
pada pihak terkait

Menganalisa gangguan
pada pengoperasian
mesin produksi
dengan kendali
elektronik
Memahami cara mengatasi gangguan pada
pengoperasian mesin
produksi dengan
kendali elektronik

Mengatasi gangguan
pada pengoperasian
mesin produksi
dengan kendali
elektronik

Modul PTL OPS 005 (2)

16

SUB KOMPETENSI

KRITERIA KINERJA

LINGKUP BELAJAR

MATERI POKOK PEMELAJARAN


SIKAP

PENGETAHUAN

Mengikuti prosedur pembuatan laporan


Mengikuti prosedur penyimpanan/
pengarsipan laporan

Memahami cara membuat laporan


pengopera-sian mesin
produksi dengan
kendali elektronik

KETERAMPILAN

penyebabnya ditentukan alternatif


penanggulang-annya
Alternatif penyelesaian
masalah
dikonsultasikan
dengan pihak terkait
di tempat kerja
Pemecahan masalah
ganggu-an
dilaksanakan sampai
dengan gangguan
diselesai-kan
Membuat laporan
pengoperasian

Modul PTL OPS 005 (2)

Laporan dibuat sesuai


dengan format dan
prosedur yang
ditetapkan oleh
perusahaan.
Format laporan
disimpan/diarsipkan
sesuai prosedur yang
ditetapkan

Meliputi jenis
pengasutan motor
listrik sebagai penggerak mesin produksi

Membuat laporan
pengoperasian mesin
produksi dengan
kendali elektonik

17

Modul PTL OPS 005 (2)

18

F.

Cek Kemampuan
Pelajari dan coba jawab pertanyaanpertanyaan dibawah ini
secara lengkap!
Jika merasa telah menguasai dan mampu, Anda bisa langsung
mengajukan uji kompetensi assessor internal atau eksternal
melalui guru pembimbing.
1.

Tuliskan 2 fungsi transistor !

2.

Gambarkan simbol transistor jenis PNP dan NPN !

3.

Apakah yang dimaksud transistor dalam keadaan

saturasi ?
4.
5.

Jelaskan bagaimana cara menentukan kaki basis pada


transistor !
Gambarkan simbol dari sebuah SCR !

6.

Jelaskan bagaimana cara menentukan kaki gate pada

SCR !
7.

Tuliskan 3 macam tipe SCR yang Anda ketahui !

8.

Singkatan dari apakah UJT ?

9.

Gambarkan simbol TRIAC lengkap dengan notasi dari


ketiga

10.

kakinya !

Apakah fungsi dari DIAC ?

B
AB II
PEMELAJARAN
A. Rencana Belajar Peserta DikLat
Kompetensi
:
Sub Kompetensi
:

Jenis Kegiatan

A.

Mengoperasikan mesin produksi dengan


kendali elektronik.
A.1. Mempersiapkan operasi mesin produksi
dengan kendali elektronik.
A.2. Melaksanakan operasi.
A.3. Mengamati dan menangani masalah
operasi
A.4. Membuat laporan pengoperasian.

Tanggal

Waktu

Tempat
Belajar

Alasan
Perubaha
n

Tanda
Tangan

B. Kegiatan Belajar Peserta Diklat


KEGIATAN BELAJAR 1

Transistor
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1.
Modul PTL OPS 005 (2)

20

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 1, peserta


DikLat akan dapat :
1. Menjelaskan susunan bahan dan simbol transistor.
2. Mejelaskan cara kerja transistor sebagai switch.
3. Mengidentifikasi komponen - komponen pada pengendali
beban menggunakan transistor.
4. Memahami dasar kerja latching.

b. Uraian materi
1. Susunan bahan dan simbol transistor.
Kata transistor berasal dari dua kata transfer dan
resistor ini menandakan bahwa transistor ialah alat yang
dapat memindahkan daya dari suatu rangkaian ke
rangkaian lain. Pada saat berfungsi sebagai resistor non
linear, transistor yang paling digunakan adalah junction
transistor, yang akan dibahas dalam job ini. Gambar di
bawah ini merupakan susunan bahan dari transistor.

Kolektor

Kolektor

Basis
Emiter
Gambar 1a. Transistor PNP

N
Basis

Emiter
Gambar 1b. Transistor NPN

Transistor junction sama sederhananya dengan dioda


junction. Seperti terlihat pada gambar 1a & 1b, transistor
junction terbentuk dari dua cara menempatkan lempeng
bahan tipe-N.
Diantara bahan tipe-P atau lempeng bahan tipe-P atau
diantara bahan lempeng tipe-N. Setelah itu dua kali
terpasang pada dua sisi dan satu kaki di sisi lainnya.
untuk membuat hubungan dengan rangkaian luar.
Jika emitter dan kolektor terbuat dari bahan tipe-N, maka
disebut transistor NPN. Jika emitter dan kolektor terbuat
dari bahan tipe-P maka disebut transistor PNP. Keduanya
digunakan pada system pengontrolan.

Modul PTL OPS 005 (2)

21

Kolektor

Kolektor
Bas e

Bas e
Emitter

Emitter

Gambar1c. Simbol Transistor PNP

Gambar 1d. Simbol Transistor


NPN

Transistor bekerja berdasarkan arus basis yang masuk


pada junction jika basis diberi arus positif atau negatif
sesuai dengan jenisnya, maka emitter dan kolektor akan
konduk dan dapat memberikan arus pada beban.
2.Transistor sebagai Switch.
a. Kondisi CUT-OFF Transistor
Gambar2a. dibawah ini memperlihatkan transistor yang
dirangkai sedemikian rupa (rangkaian Common-Emitter),
dimana tahanan beban RL dianggap terhubung seri
dengan lainnya.
Tegangan total yang terdapat pada ujung-ujung
rangkaian seri ini sama dengan tegangan catunya ( UCC )
dan diberi notasi UR dan UCE.

RL

IC.RL=0

RL

Uce=Ucc

RL

IB

IC.RL=Ucc

RL

Uce=0

Gambar 2a. Rangkaian Commen Emitter

Menurut hukum Kirchof :


UCC = UCE + UR
Modul PTL OPS 005 (2)

22

Arus kolektor IC mengalir melalui RL dan drop


tegangannya adalah IC.RL sehingga
UCC = UCE + IC . RL
Misalkan basis memperoleh bias negatif (reverse) yang
Sedemikian besar sehingga memutuskan (cut-of) arus
kolektor, dan untuk keadaan ini arus kolektor sama
dengan nol.
IC . RL = 0
sehingga
UCC = UCE
Bila transistor kita anggap sebagai switch, maka pada
keadaan ini switch tersebut akan ada dalam keadaan
terbuka (OFF).

b. Kondisi Saturasi Transistor


Bila sekarang basis diberi bias arus maju (forward)
sampai pada titik dimana seluruh tegangan UCC muncul
sebagai drop tegangan pada RL, maka pada keadaan
ini dapat ditulis :
IC . RL = UCC
Dari persamaan :
UCC = IC . RL + UCE
UCE = UCC IC . RL
Karena
IC . RL = UCC
maka UCC IC . RL = 0
dan
UCE = 0
Dengan demikian bila IC diperbesar pada suatu titik
dimana seluruh tegangan UCC muncul pada RL, maka
tidak tersisa tegangan pada kolektor. Keadaan seperti
ini dikatakan kondisi saturasi (jenuh) dari transistor
tersebut. Dan jika transistor dianggap sebagai sakelar
(switch), maka pada kondisi ini switch tersebut dalam
keadaan tertutup (ON).
c. Dasar Latching
Dua buah transistor dari tipe PNP dan NPN dikatakan
komplement jika
mempunyai karakteristik yang
serupa.
Gambar
2c
&
2d.
memperlihatkan
cara
menghubungkan transistor yang komplementer tadi
sedemikian rupa sehingga membentuk rangkaian
Cascade.

Modul PTL OPS 005 (2)

23

+ Ucc

RL

TR1
TR2

TR1
Picu

Gambar 2 c.

TR2

Gambar 2d.

Rangkaian ini bila diberi catu daya sedemikian rupa


seperti yang terlihat pada gambar 2c & 2d, dan dimana
basis dalam keadaan terbuka serta dengan suatu
kancing (latch).
Dalam keadaan demikian ini transistor tidak bekerja
(cut-of), atau sama saja dengan switch dalam keadaan
terbuka.
Dengan mengabaikan arus bocor, maka dapat
dikatakan IC = 0. Salah satu cara guna menutup latch
ini adalah dengan system penyulutan (triggering) pada
elektroda basis dari salah satu transistor tersebut.
Misal trigger positif diberikan pada basis dari Q2 ini
berarti emitter basis Q2 memperoleh forward bias dan
Q2 mulai menghantar. Karena kolektor Q2 dihubungkan
langsung dengan basis Q1 maka Q1 memperoleh input
dan selanjutnya akan memberikan penguatan sehingga
timbul IC pada Q1 dan arus ini merupakan input bagi Q 2
dan akan diperkuat lagi oleh Q2 tersebut.
Proses penguatan ini berlangsung terus sehingga
transistor-transistor
tersebut
mencapai
keadaan
saturasi, dan dalam keadaan saturasi ini transistor
akan merupakan rangkaian hubung singkat sehingga
tegangan pada latch akan sama dengan nol dan arus
yang mengalir adalah :
IC = UCC
RL
Guna menutup latch tersebut dapat juga dilakukan
dengan memberi trigger negatif pada basis Q1 yang
mana akan menyebabkan forward bias pada Q1.
Modul PTL OPS 005 (2)

24

Cara lain adalah dengan memberi tegangan U CC


sedemikian besar sehingga melampaui tegangan
break-down dari dioda kolektor salah satu dari
transistor tersebut. Dengan terjadinya break-down ini,
maka timbul kolektor yang akan diterima basis
transistor berikutnya dan diperkuat dan cara ini disebut
sebagai Break Over System.
Guna membuka latch tersebut ada beberapa cara,
yaitu :
1. Mengurangi tegangan catu UCC sehingga arus beban
berkurang.
2. Memperbesar
nilai
RL
atau
sama
sekali
mencabutnya.

c. Rangkuman
Transistor selain digunakan sebagai penguat juga dapat
digunakan sebagai switch yang disebut Switch Statis.
Switch statis berbeda dengan switch/sakelar manual atau
sakelar elektromagnetik dimana pada sakelar manual atau
saklar elektromagnetik hanya mengenal dua keadaan yaitu
ON dan OFF.
Pada transistor selain beban dapat dijalankan dan dimatikan
juga dayanya dapat diatur dengan mengatur arus yang
masuk ke basis dari transistor tersebut. Pengaturan arus
basis tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan
potensiometer atau tahanan sebagai Drop Devider.

d. Tugas
1. Buat gambar rangkaian pengontrolan pintu garasi
menggunakan trasistor dengan sensor cahaya!
2. Bawalah lima buah trasistor lengkap dengan jenis dan
spesifikasinya!

e. Tes Formatif
1. Jelaskan bagaimana cara memberi penyulutan pada
trasistor jenis PNP ?
2. Apakah yang akan terjadi jika kaki basis transisor jenis
NPN diberi
polaritas negatif ?
Modul PTL OPS 005 (2)

25

3. Gambar dan jelaskan dua buah trasistor yang digunakan


sebagai latching ?
4. Apakah yang membedakan antara transistor jenis PNP
dengan transistor jenis NPN. ?
5. Apakah keuntungan pengontrolan beban menggunakan
transistor dibandingkan sakelar mekanik ?

f. Lembar Kerja.
a. Pengaturan Putaran Motor Menggunakan
Transistor
1. Alat dan Bahan
1.1. Power Supplay 12V/ 3A .
1.2. Transistor C 1060. ...
1.3. Potensiometer 100K/1W
1.4. Tahanan 10K/5W
1.5. Motor DC 12V

Modul PTL OPS 005 (2)

1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
26

1.6. Kabel Penghubung


secukupnya
2. Keselamatan Kerja
2.1. Pergunakan peralatan dan kompenen lain dengan
baik!
2.2 Periksalah peralatan dan kompenen sebelum
digunakan.
2.3. Matikan terlebih dahulu sumber tegangan pada saat
membuat dan membongkar rangkaian pengawatan.
2.4. Lakukan pekerjaan sesuai langkah kerja!
3. Langkah Kerja
3.1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan!
3.2. Buat rangkaian percobaan seperti gambar 1a.
3.3. Yakinkan sakelar (S) pada posisi OFF
potensiometer pada tahanan maximum!

dan

Motor DC

10K
+

12V

TR
100K

Gambar 1a. Pengaturan Putaran Motor menggunakan


Transistor

3.4. Gerakkan sakelar (S) pada posisi ON.! Apakah yang


terjadi pada motor? Ukur tegangan yang jatuh pada :
a. Motor
b. Emiter Kolektor
c. Emiter Basis
3.5. Atur potensiometer pada tahanan maximum.!
Apakah yang terjadi pada motor? Ukur tegangan pada
:
a. Motor
b. Emiter Kolektor
c. Emiter Basis
3.6. Atur potensiometer pada tahanan minimum.! Apakah
yang terjadi pada motor? Ukur tegangan pada :
Modul PTL OPS 005 (2)

27

a. Motor
b. Emiter Kolektor
c. Emiter Basis
3.7. Dengan mengatur tahanan potensiometer. Apakah
putaran
motor dapat diatur? Jelaskan.!
3.8. Dari hasil pengukurani langkah 2.4. s/d 2.6. Masukan
pada table1a.
3.9. Matikan sakelar (S). Lepaskan semua rangkaian!
Kembalikan semua peralatan pada tempat semula!
Tabel 1a.
Tegangan pada

Potensiometer
Motor

E-B

E-K

Keadaan
Motor

Maximum
Maximum
Minimum

b. Membalik Arah Putaran Motor DC Menggunakan


Transistor.
1. Alat dan Bahan
Transformator CT, 220V/12V, 3A ..
1 Buah
Dioda IN4002 .. 4 Buah
Transistor A 971.
2 Buah
Tahanan 1K.
1 Buah
Tahanan 1.5K.
2 Buah
Kapasitor 470F.
2 Buah
Motor DC 12V .
1 Buah
2. Keselamatan Kerja
2.1. Pergunakan peralatan dan komponen lain dengan
baik.
2.2. Periksalah peralatan dan komponen sebelum
digunakan !
2.3. Matikan terlebih dahulu sumber tegangan pada saat
membuat rangkaian pengawatan!
2.4. Ikuti langkah kerja !
Modul PTL OPS 005 (2)

28

3. Langkah Kerja
3.1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan!
2.4. Buat rangkaian percobaan seperti gambar 1b.
3.3. Yakinkan sakelar SPDT pada posisi OFF!
3.4. Masukan sumber AC.! Apakah yang terjadi pada
motor?
3.5. Gerakkan sakelar SPDT pada posisi 1! Amati arah
putaran motor? Ukur tergangan pada:
a. Emiter Kolektor Transistor 1
b. Emiter Kleoktor Transistor 2
c. Motor
D1
D2
220V
AC

12V
1 2V

470uF/
50V

CT

D4

1.5K

1
OFF

D3
470uF/
50V

220V

1K
+

MCB

1.5K

TR1

TR2
Motor DC

Gambar 1b. Membalik Putaran Motor DC Menggunakan Transistor

3.6. Gerakkan sakelar SPDT pada posisi OFF, sampai motor


berhenti berputar.!
3.7. Gerakan sakelar SPDT pada posisi 2.! Amati arah
putaran motor.! Ukur tegangan pada :
a. Emiter Kolektor Transistor 1
b. Emiter Kolektor Transistor 2
c. Motor
3.8.
Gerakkan sakelar SPST pada posisi OFF, dan
lepaskan sumber AC!
3.9. Buat kesimpulan dari hasil percobaan tsb!
3.10. Dari data hasil pengukuran masukan pada table 1b.
3.11. Lepaskan semua rangkaian.! Kembalikan alat pada
tempat semula!
Tabel 1b.
Sakelar
SPDT

Tegangan pada Emitter Kolektor


TR1
TR2

Tegangan
pada Motor

Arah
putaran
Motor

OFF
Modul PTL OPS 005 (2)

29

POSISI 1
POSISI 2
c. Pengontrolan Start pada dua buah Motor secara
Berurutan.
1. Alat dan Bahan
1.1. Transformator 220V/12V, 3A.
Buah.
1.2. Dioda IN4002. .
Buah.
1.3. Kapasitor 470F / 50V
Buah
1.4. Kapasitor 500 F / 50V
1 Buah
1.5. Transistor 2N404
1 Buah.
1.6. Relay 12VDC
Buah.
1.7. Potensiometer 1M / 1W
Buah.
1.8. Potensiometer 100 K
Buah.
1.9. Tahanan 27 K
1 Buah.
1.10. Tahanan 150
Buah.
1.11. Tahanan 47 .
Buah.
1.12. Switch SPDT
1 Buah
1.13.Motor Universal 220V / 75W
1 Buah.
1.14.Motor Shaded Pole 220V/25W
Buah
1.15. Kabel Penghubung . .
secukupnya.

1
4
1

2
1
1

1
1

2. Keselamatan Kerja.
2.1. Pergunakan peralatan dan komponen lain dengan
baik.
2.2. Periksalah peralatan dan komponen sebelum
digunakan !
2.3. Matikan terlebih dahulu sumber tegangan pada saat
membuat rangkaian pengawatan!
2.4. Ikuti langkah kerja !
Modul PTL OPS 005 (2)

30

3. Langkah Kerja
3.1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
3.2. Buat rangkaian percobaan seperti gambar 1c.
3.3. Yakinkan sakelar (S) pada posisi OFF, potensiometer 1
pada
tahanan minimum dan potensiometer 2 pada
tahanan maximum, siapkan sebuah AVO meter pada
range 50VDC dimana jack positif dari AVO meter
terhubung pada kaki kolektor dan jack negatif AVO
meter pada negatif sumber tegangan (tegangan pada
CR2).
1A

S
CR1

CR2

L2
Motor
Shaded Pole

Motor
Universal

47
Bridge
Diode

L1

470uF/
50V

CR1

P2
100K

TR

CR2

27K

Gambar 1c. Pengontrolan Start Pada Dua Buah Motor Secara Berurutan

3.4. Gerakkan sakelar (S) pada posisi ON! Pada saat


sakelar (S) ON, lakukan pengamatan pada gerakan
jarum meter, dan dengan menggunakan stop watch
catat selisih waktu start dari motor shaded pole
dengan motor universal!
3.5. Matikan sakelar (S)! Atur potensiometer 1 pada
tahanan minimum dan
potensiometer 2 pada
tahanan maximum! Ulangi langkah 3.3 s/d 3.4.
3.6. Matikan sakelar (S).! Atur potensiometer 1 pada
tahanan
maximum dan potensiometer 2 pada
tahanan minimum! Ulangi langkah 33 s/d 3.4
3.7. Matikan sakelar (S), dan lepaskan sumber tegangan
gantilah kondensator 500F/50V (C2), dengan
kapasitor 1100F/50V!
3.8. Ulangi langkah 3.3 s/d 3.6. Masukan data hasil
pengukuran
pada table 1e.
3.9. Buat kesimpulan dari hasil percobaan tsb.
Modul PTL OPS 005 (2)

P1
1M

150
Trafo
12VAC

220V
AC

500uF/50V

31

Tabel 1c.
Potensiometer
Penundaan
(1)
Maximum

Potensiometer
(2)

Waktu

Maximum

Minimum

Maximum

Maximum

Minimum

Minimum

Kapasitor

Maximum

500F
500F
500F
1100F

Minimum

Maximum

1100F

Minimum

Minimum

1100F

d. Pengontrolan Level Air Secara Otomatis


1. Alat dan Bahan
Tranformator 220V/12V,3A .. 1Buah.
Motor induksi 3 Fasa, 2HP, 220V . 1Buah.
Tangki air .. 1Buah.
Sekering, 10A . . 3 Buah.
MCB 1 Fasa, 3A . . 1 Buah.
Kontaktormagnit 220V, 10A .. 1 Buah.
Relay 12V, 2NO, 2NC . 2 Buah.
Transistor 2N1008 .. 1Buah.
Sakelar Pelampung . 1 Buah
Elektroda / Level Kontrol 1 Buah.
Lampu Indikator .. 3 Buah.
Over Load, 2A .1 Buah.
Dioda IN5402..1 Buah.
Dioda IN4003 .. 4 Buah.
Tahanan 220/1W . 1 Buah.
Potensiometer, 200/1W .. 1Buah.
Sakelar SPST . 1 Buah.
2. Keselamatan Kerja
2.1. Pergunakan peralatan dan komponen lain dengan
baik.
2.2. Periksalah peralatan dan komponen sebelum
digunakan!
2.3. Matikan terlebih dahulu sumber tegangan, pada saat
membuat rangkaian pengawatan.
2.4. Lakukan percobaan sesuai langkah kerja!
Modul PTL OPS 005 (2)

32

3. Langkah Kerja
3.1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan!
3.2. Buat rangkaian percobaan seperti gambar 1d.
3.3. Yakinkan sakelar SPST pada posisi OFF, tangki air
dalam keadaan kosong,potensiometer pada posisi
maximum dan jarak kedua elektroda 10 Cm.!
3.4. Gerakkan sakelar SPST pada posisi ON.! Apakah yang
terjadi pada motor pompa air ( motor 3 fasa )? Ukur
tegangan pada
a. Transistor
b. Relay 1
c. Relay 2
d. Kontaktormagnit
3.5. Masukan air ke dalam tangki sampai permukaan air
menyentuh sakelar pelampung (batas minimum),
sehingga kontaknya terdorong ke atas. Apakah yang
terjadi pada motor pompa? Ukur tegangan pada :
a. Transistor
b. Relay 1
c. Relay 2
d. Kontaktormagnit
3.6. Masukan kembali air ke dalam tangki sampai
permukaan
air
menyentuh
elektroda
((batas
maximum ). Apakah yang terjadi pada motor pompa.?
Ukur tegangan pada :
a. Transistor
b. Relay 1
c. Relay 2
d. Kontaktormagnit

Modul PTL OPS 005 (2)

33

MCB

220V
AC

Hijau

Relay 1
CR1

12V

220V/
2W

D1

Bridge
Diode

2N1008

TR

200

NC CR1
R

Merah

NO

CR2

CR2

NO

220V/
2W

Batas Maximum

Level
Control

Batas Mini
mum

OL

95

97

96

98

Relay 2
CR2
S aklar
Pelampung

Kuning

Tangki Air

220V/
2W

Motor
3

Fasa

Gambar 1d. Pengontrolan Level Air Secara Otomatis.

3.7. Kosongkan air sampai permukaan air tidak


menyentuh elektroda.! Apakah yang terjadi pada
motor pompa.? Ukur tegangan pada :
a. Transistor
b. Relay 1
c. Relay 2
d. Kontaktor
3.8.
Kosongkan air sampai permukaan air tidak
menyentuh sakelar pelampung.! Apakah yang terjadi
pada motor.? Ukur tegangan pada:
a. Transistor
b. Relay 1
c. Relay 2
Modul PTL OPS 005 (2)

34

d. Kontaktormagnit
3.9. Data hasil pengukura dari langkah 3.4 s/d 3.7 masukan
pada table 1d.
3.10. Buat kesimpulan dari hasil percobaan tsb.
Tabel 1d.
KeadaanTang
ki
Air

Tegangan
pada
Relay 1

Tegangan Tegangan
pada Relay pada
2
EmiterKolektor

Keadaan
Motor
3Fasa

Kosong
Batas
Minimum
Batas
Maximum
Batas
Minimum

KEGIATAN BELAJAR 2
1. Silicon Controlled Rectifier (SCR) Dan Uni
Junction Transistor (UJT)
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2.
Setelah mempelajari kegiatan belajar 2, peserte DikLat akan
dapat :
1. Menjelaskan susunan fisis dan prinsip kerja SCR.
2. Mejelaskan cara kerja SCR sebagai switch.
Modul PTL OPS 005 (2)

35

3. Mengidentifikasi komponen-komponen pada pengendali


beban
menggunakan SCR.
4. Memahami cara memberi peyulutan pada SCR.
5. Menjelaskan cara kerja rangkaian pengedali menggunakan
SCR
6. Memahami dasar kerja dan fungsi UJT.
7. UJT sebagai relaxation oscillator.

b. Uraian Materi.

1.1.Susunan Fisis dan Prinsip Kerja SCR.


Pengembangan elektronika akhir-akhir ini maju dengan
sangat pesat
setelah ditemukan beberapa jenis rumpun
Solid State diantaranya Transistor. Dioda, UJT,dll.
Beberapa laboratorium elektronika berusah menemukan
suatu jenis Solid State yang dapat dipergunakan untuk
mengendalikan daya listrik sebagai pengganti tabung air
raksa yang biasa dikenal dengan nama THYRATRON.
Ternyata keinginan ini telah dicapai dengan ditemukannya
apa yang disebut THYRISTOR
Nama telah diambil dari gabungan Thyaratron dan
Transistor. Pada tahun 1957 Thyristor telah direproduksi dan
telah dipasarkan pula.
Thyristor dibuat dari susunan bahan silicon dan sifatsifatnya yang hampir mirip dengan silicon rectifier juga
dengan dioda 4 lapis. Keistimewaan dari Thyristor
dibanding dengan silicon rectifier, adanya tambahan
elektroda yang disebut Gate. Gate ini merupakan tempat
dimana Thyristor dikendalikan (controlled) karena itu
Thyristor juga disebut Silicon Controlled Rectifier
disingkat menjadi SCR. Pada saat sekarang ini penggunaan
SCR sangat luas karena SCR dapat mengendalikan arus
listrik yang cukup besar dan dapat pula dipergunakan
langsung untuk jaringan arus tukar (AC). Penggunaan yang
nyata pada saat sekarang ini adalah untuk switching daya
listrik yang besar yang dapat mengendalikan pengaturan
beban putaran motor listrik, pengaturan alat pemanas
listrik, pengatur lampu penerangan, relay dan alat-alat
alarm yang sangat peka. Bahkan dalam industri-industri
sekarang ini SCR digunakan sebagai sarana pelengkap
automat yang menggantikan alat-alat yang sangat peka.

Modul PTL OPS 005 (2)

36

G
G
K
Gambar 1.1a. Susunan Fisis SCR
SCR

Gambar 1.1b. Simbol

1.2. Sifat-Sifat SCR


1. Dalam keadaan gate tidak diberikan picu (trigger), SCR
tidak menghantrakan
arus, istilahnya dalam keadaan
demikian ini OFF atau Blocked. Hal ini dapat
dipersamakan (antara anoda dan katoda) dengan switch
dalam keadaan terbuka.
2. Apabila tegangan picu (meskipun hanya sesaat)
diberikan pada gate, maka SCR akan menghantar atau
ON. Jadi, SCR akan bekerja sebagai silicon dioda biasa
yang dapat menghantar arus pada jurusan dari anoda ke
katoda, akan tetapi blocked pada jurusan yang
sebaliknya.
3. Sewaktu SCR telah ON, kemudian secara mendadak
tegangan positif pada gate kita putuskan, maka SCR
tetap ON. Jelasnya untuk membuat SCR dapat ON cukup
dengan memberikan tegangan positif dalam waktu yang
pendek karena da;am pemakain tegangan (DC), SCR
akan bekerja terus-menerus seperti halnya silicon
rectifier
biasa
bahkan
kita
dapat
melakukan
pengendalian SCR dengan memberikan pulse positif
pada gatenya.
4. Hubungan antara gate dan katoda pada SCR bersifat
seperti dioda silicon, sehingga antara gate dan katoda
berimpedansi rendah pada rah forward (conduct).
Pengendalian tegangan gate dibutuhkan antara 1-2 volt
saja dengan arus gate beberapa puluh miliampere,
tegangan dan arus ini sudah cukup untuk membuat SCR
yang
berkemampuan
menghantar
arus
sebesar
beberapa puluh ampere (arus anoda-katoda).
5. Apabila SCR telag dalam keadaan ON, cara untuk mengOFF kan kembali tak dapat dilakukan melalui gate,
Modul PTL OPS 005 (2)

37

melainkan kita harus menurunkan besarnya arus anodakatoda sampai batas dibawah nilai Ih holding current
(nilai mendekati nol). Apabila sekarang SCR digunakan
untuk keperluan arus tukar AC, kita tak mendapat
kesulitan sebab setiap setengah periode positif akhir,
tegangan arus AC akan menurun dan kemudian nol
sahingga SCR secara otomtis OFF dengan sendirinya.
Dalam pemakain SCR dapat dipergunakan oleh
pemakai/beban. Rangkaian untuk keperluan tersebut
dapat mempergunakan DC maupun AC.
1.3. Sistim picu gate
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, bahwa Thyristor
merupakan kompenen break over, khususnya SCR dan
triac adalah kompenen break over yang tinggi tegangan
konduknya, tetapi dengan mengatur melalui sinyal picu
yang diberikan pada gate, sehinggga dengan tegangan
yang kecil komponen tsb dapat mengalirkan arus
( konduk).
Di dalam rangkaian kenverter AC, Thyristor merupakan
komponen utama melalui pengontrolan lebar sudut
konduk (conduction angle) atau sudut penundaan picu
(firing delay angle).
Rangkaian dasar SCR dan Triac beban dan sumber
tegangan diperlihatkan pada gambar 1.3b. dan gambar
1.3c. memperlihatkan sudut konduk SCR 120 o maka sudut
picunya 60o dan bila sudut konduknya 45o, sudut picunya
135o.
Selanjutnya gambar 1.2e. memperlihatkan sudut konduk
dan sudut picu.

SCR

AC

Pemicu

Load

Load

AC

Pemicu

Triac

Gambar 1.3a. Rangkain Dasar Pengontrol dengan SCR dan Triac


Modul PTL OPS 005 (2)

38

UAK

UAK
60o

135o
t

URL

t
URL

120o

45o

Gambar 1.3b. Sudut Konduk dan Sudut Penyalaan pada Rangkian SCR

UTriac

= 150o

UTriac

= 60o

= 30o
=120o

Gambar 1.2c. Sudut Konduk dan Sudut Penyalaan pada Rangkaian Triac

Modul PTL OPS 005 (2)

39

Pengaturan sudut konduk/sudut picu dilakukan melalui


pengaturan
sinyal picu, pengatur ini dapat dilaksanakan
dengan 2 sistem:
1. Dengan mengatur besarnya arus picu (I G) yang diberikan
pada gate. Makin besar IG makin rendah UBRF sehingga
makin lebar sudut konduk atau maakin sempit sudut
picunya.
2. Dengan mengatur waktu (saat) diberikannya sudut picu.
Dalam hal ini besarnya IG agar UBRF ~ 0 volt langsung
dipenuhi, hanya waktu pemberian picunya diatur, makin
awal datangnya sinyal picu makin lebar sudut konduknya
dan sebaliknya makin tertunda sinyal picu maikn sempit
sudut konduknya.
Di dalam praktek pada umumnya menggunakan cara ke-2 dan
sinyal picunya menggunakan sinyal berbentuk pulsa atau
tegangan tajam (spike voltage).
2. UNI JUNCTION TRANSISTOR ( UJT ).
2.1. Simbol dan Konsrtuksi dari UJT
UJT disimbolkan sebagai gambar 2.1a. dan konsrtuksinya
diperlihatkan pada gambar 2.1b. dimana sebatang bahan
semikonduktor silicon di-dop ringan dengan unsur dari
golongan 5 sehingga menjadi tipe N. Ujung batang ini
menjadi B1 dan B2 dengan nilai resistansi antara B 1 dan B2
cukup besar kira-kira 10K.
Kira-kira ditengah-tengah batang B1 dan B2 diberikan dope
agak berat dari unsur golongan 3 sehingga terbentuk tipe P
yang berfungsi sebagai emitter (E).
Rangkian ekuivalen dari UJT yang sederhana dapat dilihat
pada gambar 2.1c.
Antara emitter ke persambungan (junction) basis tampak
sebagai sebuah PN dioda. Tahanan antara basis R BB dari
batang silicon tipe N, merupakan dua buah resistor R B1 dan
RB2.
Jika ada arus yang mengalir dari emitter ke basis 1 dan UJT
akan ON dimana RB1 nilainya kan turun secara tajam.

Modul PTL OPS 005 (2)

40

B2
B2
E

B1
B1
Gambar 2.1a.
2.1b.

Gambar

Simbol dari UJT

Konstruksi

dari UJT

Nilai tahanan RB1 akan berubah-ubah tergantung dari


besarnya arus emitter yang mengalir.

B2
RB1
E
+
-

Up

UBB
RB2
B1

Gambar 2.1c. Rangkaian Ekuivalen dari UJT

Sejak terjadi penghantaran, RB1 merupakan fungsi dari arus


emitter, variasi tahahan RB1 disebabkan oleh perubahan
arus emitter dan dalam hal ini disebut sebagai
Conductivity Modulation.
Jika tidak terdapat aliran arus emitter IE tegangan UAB1 dari
titik A ke B1 dapat ditulis sebagai berikut:
RB1
UAB1 = UBB x RB1 + RB2
= UBB x

Modul PTL OPS 005 (2)

RB1
RBB

= UBB

41

dimana

: UBB adalah tegangan antara basis


RB1 adalah tahanan basis 1
RBB adalah tahanan antara basis, dan
adalah instrinsic standar of ratio UJT = RB1
RBB
Harga terletak antara 0.51 sampai 0.81. Jika tegangan
bias UE lebih rendah dari UBB, maka junction emitter ke basis
adalah reverse bias dan pada keadaan ini arus emitter tidak
mengalir kecuali arus bocornya saja.
Jika pemberian tegangan UE lebih besar daripada UBB,
junction emitter ke basis 1 adalah forward bias dan arus
emitter akan mengalir.
Karakteristik konduktivitas emitter adalah sebagai berikut :
Jika IE naik, tegangan emitter ke basis 1 turun dan dapat
dilihat pada gambar 2.1d.

UP

IP

VALLEY

UV

POINT

IEO

IV

Saturasi

UEB1

EMITTER CURRENT
Gambar 2.1d. Karakteristik Konduktivitas Emitter

Pada daerah sebelah kiri dari UP, emitter ke basis adalah


reverese bias dan pada saat ini tidak ada arus emitter dan
daerahnya disebut daerah cut-of.
Pada daerah sebelah kanan dari U P, emitter ke basis adalah
forward bias dan IE mengalir. Daerah sebelah kanan dari UV
disebut daerah saturasi.
Modul PTL OPS 005 (2)

42

Tegangan puncak UP memenuhi persamaan:


UP = UBB + UD
dimana UD = 0.70
Dari persamaan tersebut tampak bahwa UP tergantung
pada tegangan antara basis UBB dan pada tegangan forward
yang melewati dioda emitter ke basis.
Stabilisasi UP dapat dicapai dengan cara memasang R 2 seri
pada base 2 seperti yang terlihat pada gambar 2.1e.
R2
+

Us
R1

Gambar 2.1e. Stabilisasi UP dapat dicapai dengan cara


memasang R2 seri pada Base 2

Dalam rangkaian ini R1, RBB dan R2 merupakan pembagi


tegangan. Dalam hal ini agar UJT dapat ON maka
tegangan UE harus menyamai UP dan IE juga harus lebih
besar daripada IP-nya.
2.2. UJT Sebagai Relaxation Oscilator.
Dalam
gambar
2.2a.
memperlihatkan
UJT
yang
dihubungkan sebagai Relaxion Oscilator dimana rangkaian
ini dapat membangkitkan bentuk gelombang tegangan UB1
yang dapat digunakan sebagai pemicu gate sebuah SCR.
S
R2

Us
UB1

R1

UE

R3

C1

UB1

Gambar 2.2a. Relaxation Oscilator UJT

Prinsip kerja rangkaian ini adalah:


Modul PTL OPS 005 (2)

43

Jika sakelar (S) ditutup maka sumber akan melayani


rangkaian tersebut. CE mulai diisi secara eksopnensial lewat
RE sehingga mencapai tegangan U1. Tegangan yang mengisi
CE adalah tegangan UE yang digunakan emitter UJT.
Jika CE sudah diisi sehingga mencapai UP maka UJT akan
ON tahanan RB1 akan turun dengan cepat.
Pulsa tajam dari arus IE mengalir dari emitter ke basis 1 dan
merupakan arus pengosongan dari CE.
Jika tegangan CE jatuh mendekati 2 volt maka UJT akan
OFF dan periode ini akan berulang.
Bentuk gelombang pada gambar diatas merupakan
tegangan gigi gergaji (saw-tooth) dan dibangkitkan pada
pengisian CE dan pulsa output UB1 dibangkitkan lewat R1.
UB1 adalah pulsa yang digunakan untuk memicu SCR.
Frekuensi dari Oscilator ini tergantung pada konstanta
waktu CE.RE dan pada karakteristik UJT-nya.
Untuk R1 = 100 perioda dari oscillator T dapat diambil
dengan rumus pendekatan:
T= 1
= RE.CE ln
1
1-
f
untuk = 0.60
T = RE.CE
Jadi, FRO.UJT =
1
RE.CE

Gambar 2b.2. dibawah ini memperlihatkan contoh


penggunaan Relaxion Oscilator dalam rangkaian pengontrol
SCR.

R1
LOAD

R2

P1

SCR

B2

Z1

UJT
C1

B1

DC FULL
WAVE

R3

Gambar 2b.2. Pengontrol SCR dengan UJT

Modul PTL OPS 005 (2)

44

c. Rangkuman

SCR disebut juga dioda empat lapis, berpungsi sebagai


pengontrol juga sebagai penyearah jika digunakan untuk
mengontrol tegangan AC.
SCR mempunyai tiga kaki atau tiga elektroda yang diberi
notasi anoda, katoda dan gate. Kaki gate pada SCR berfungsi
sebagai pengatur arus yang akan mengalir dari anoda ke
katoda, dengan mengatur arus dapat mengatur daya pada
beban juga dapat diatur dengan cara megatur sudut kerja
dari SCR tsb. Penguturan sudut keja dari SCR dapat dilakukan
dengan menggunakan tahanan, kapasior atau UJT.

d. Tugas

1. Berikan dua buah SCR lengkap dengan spesifisinya?


2. Buat gambar rgkaian pengaturan cahaya lampu
menggunakan SCR dengan penyulutan UJT?

e. Tes Formatif

1. Apakah singkatan dari SCR?


2. Terbuat dari apakah bahan SCR itu?
3. Gambarkan simbol SCR lengkap dengan notasi kakikakinya?
4. Tuliskan dua fungsi dari SCR?
5. Jelaskan! Bagaimana kerja SCR jika digunakan untuk
mengontrol tegangan DC?
6. Apakah yang dimaksud dengan holding current?
7. Jelaskan! Bagaimana cara memberikan penyulutan pada
kaki-kaki SCR?
8. Jelaskan! Kenapa SCR jika digunakan untuk mengontrol
tegangan DC, dengan sekali trigger SCR akan terus
bekerja?
9. Gambarkan simbol dari UJT?
10. Jelaskan! Keuntungan penyulutan menggunakan UJT pada
SCR?

Modul PTL OPS 005 (2)

45

f. Lembar Kerja
a. Mengoperasikan Motor Universal menggunakan
SCR
dengan tegangan AC.
1. Alat dan Bahan
1.1. SCR, TIC101 D 1
Buah.
1.2. Tahanan 10 K .. 1
Buah.
1.3. Potensiomeer 1K / 5W 1
Buah.
Modul PTL OPS 005 (2)

46

1.4. Sakelar SPST 250 V / 3A . 1


Buah.
1.5. Motor universal 220V 1
Buah.
1.6. MCB, 2A 1
Buah.
1.7. Kabel penghubung
secukupnya
2. Keselamatan Kerja
2.1. Pergunakan peralatan dan komponen lain dengan baik.
2.2. Periksalah peralatan dan komponen sebelum
digunakan!
2.3. Matikan terlebih dahulu sumber tegangan, pada saat
membuat
rangkaian pengawatan.
2.4. Lakukan pekerjaan sesuai langkah kerja.
3. Langkah Kerja
3.1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan!
3.2.
Buat gambar ranngkaian seperti gambar 2a.
MCB
33K

220V
AC

5.6K

33K

SCR
A

1K
B
Motor Universal

Gambar 2a. Mengoperasikan Motor Universal menggunakn SCR dengan


Tegangan AC

3.3. Yakinkan sakelar (S) pada posisi OFF dan tahanan


potensiometer
pada tahanan maximum ( posisi
B )!
3.4. Gerakkan sakelar (S) pada posisi 1, kemudian
masukan sumber AC. Apakah yang terjadi pada
motor! Amati putaran motor.! Ukur tegangan pada
:
a. Anoda Katoda ( VDC )
b. Motor ( VDC )
Modul PTL OPS 005 (2)

47

3.5. Gerakkan sakelar (S) pada posisi OFF.! Sampai motor


berhenti berputar, kemudian gerakan sakelar (S)
pada posisi 2 !. Apakah yang terjadi pada motor,
Amati putaran motor
( bandingkan putaran motor
tsb dengan putaran pada langkah 3.4 ) Jelaskan?
Ukur tegangan pada :
a.
Anoda Katoda (VAC)
b.
Motor (VAC).
3.6. Lepaskan sumber AC, juga pengawatan pada
rangkaian.!
3.7. Kembalikan alat-alat pada tempat semula.!
3.8. Buat kesimpulan dari hasil percoban tsb.
b. Mengoperasikan Motor Universal menggunakan
SCR dengan Tegangan DC Gelomgang Penuh.
1. Alat dan Bahan
1.1. SCR, TIC101 D .
1 Buah.
1.2. Dioda, IN5404
..4 Buah.
1.3. Kapasitor 500V/250V
..1 Buah.
1.4. Tahanan 10K/5W
1 Buah.
1.5. Potensiometer 1K/5W .
1 Buah.
1.6. Sakelar SPST, 250V/3A .
1 Buah 1.7. Motor universal 220V
.. 1 Buah
1. MCB 2A
1 Buah.
1.9. Kabel penghubung ..
secukupnya.
2. Keselamatan Kerja
2.1. Pergunakan peralatan dan komponen lain dengan
baik.
2.2. Periksalah peralatan dan komponen sebelum
digunakan!
2.3. Matikan terlebih dahulu sumber tegangan, pada saat
membuat
rangkaian pengawatan.
2.4. Lakukan pekerjaan sesuai langkah kerja!
3. Langkah Kerja.
Modul PTL OPS 005 (2)

48

3.1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan!


3.2. Buat rangkaian percobaan seperti gambar 2b.
Motor Universal

2A

100K

220V
AC

500uF/
250V

5.6K
33K

SCR

A
1K
B

Gambar 2b. Mengoperasikan Motor Universal menggunakan SCR


dengan
tegangan DC Gelombang Penuh.

3.3. Yakinkan sakelar SPST pada posisi OFF dan tahanan


potensiometer pada tahanan maximum ( posisi B ).!
3.4. Masukan sumber 220V AC, Gerakan sakelar SPST pada
posisi ON.! Apakah yang terjadi pada motor.! Amati
putaran motor dan ukur tegangan pada :
a. Anoda Katoda. ( VDC)
b. Motor. ( VDC )
3.5. Gerakan sakelar SPST pada posisi OFF.! Apakah yang
terjadi
pada motor.? Jelaskan.! Ukur tegangan pada
:
a. Anoda Katoda ( VDC ).
b. Motor. ( VDC ).
3.6. Lepaskan sumber AC 220V dan pengawatannya.!
Kembalikan
semula peralatan pada tempat semula .
3.7. Masukan data hasil percobaan pada table 2b.
3.8. Buat kesimpulan dari hasil percobaan tsb.!
Tabel 2b.
Posisi Sakelar
SPST

Tegangan pada
Anoda

- Katoda

Motor

Keadaan
Motor

ON
OFF
ON
Modul PTL OPS 005 (2)

49

c.

Pengontrolan Permukaan Air Secara Otomatis.

1. Alat dan Bahan.


1.1. Trafo step down 220V/12V, 1A 1
Buah.
1.2. Dioda IN4001 4
Buah.
1.3. Transistor BC 547 1
Buah.
1.4. SCR SS3288 .. 1
Buah.
1.5. Relay 12V DC 1
Buah.
1.6. Motor kapasitor 125W/220V .. 1
Buah.
1.7. Fuse 2A . 1
Buah.
1.8. Tahanan 1K .. 1
Buah.
1.9. Kapasitor 470F/25V . 1
Buah
1.10. Plat sebagai elektroda.
Secukupnya.
1.10 Kabel penghubung.
Secukupnya.
2. Keselamatan Kerja.
2.1. Pergunakan peralatan dan komponen lain dengan
baik.
2.2. Periksalah peralatan dan komponen sebelum
digunakan!
2.3. Matikan terlebih dahulu sumber tegangan, pada saat
membuat
rangkaian pengawatan.
2.3. Lakukan pekerjaan sesuai langkah kerja.!
3. Langkah Kerja.
3.1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
3.2 Buat rangkaian seperti gambar 3c.

Modul PTL OPS 005 (2)

50

Fuse
2A

1K
Q2
BC547

S3

SCR

S2

S1

Relay 12 V

Q1
BC547

Water

220V
AC

Motor

25V

470F 1 0uF/

D1-D4
IN4001

Trafo
220V/12V/1A

12V

220V

Gambar 3c. Pengontrolan Permukaan Air secara Otomatis

3.3.
3.4.

3.5.

3.6.

3.7.

Yakinkan sakelar (S) pada posisi OFF dan tangki air


dalam keadaan kosong.!
Masukan sumber AC 220V, Gerakan sakelar (S) pada
posisi ON.! Apakah pada motor.? Jelaskan.! Dengan
menggunakan AVO meter pada skala 50V DC. Ukur
tegangan pada :
a. Transistor 1.
b. Transistor 2.
c. SCR.
d. Relay.
Masukan air ke dalam tangki sampai permukaan air
menyentuh elektroda 1.! Apakah motor berputar.?
Jelaskan.! Ukur tegangan pada :
a. Transistor 1.
b. Transistor 2.
c. SCR.
d. Relay.
Masukan kembali air ke dalam tangki sampai
permukaan air menyentuh elektroda 2.! Jelaskan.!
Apakah motor berputar.? Ukur tegangan pada :
a. Transistor 1.
b. Transistor 2.
c. SCR.
d. Relay.
Masukan kembali air ke dalam tangki sampai
permukaan air menyentuh elektroda 3.! Apakah yang
terjadi pada motor.? Jelaskan.! Ukur tegangan pada :

Modul PTL OPS 005 (2)

51

a. Transistor 1.
b. Transistor 2.
c. SCR.
d. Relay.
3.8. Kosongkan air di dalam tangki sampai permukaan air
tidak menyen
tuh elektroda 3.! Apakah yang terjadi pada mtor.?
Jelaskan.!
3.9. Lepaskan sumber AC dan pengawatan pada rangkaian,
dan kembalikan alat-alat pada tempat semula.!
3.10. Dari data hasil pengukuran masukan pada table 3h.
3.11. Buat kesimpulan dari percobaan tsb.!
Tabel 3c.
Keadaan Air

Teganga
n
Pd TR 1

Teganga
n
Pd TR 2

Teganga
n
Pd SCR

Teganga Keadaa
n
n
Pd Relay Motor

Kosong
Menyentuh
elektroda 1
Menyentuh
Elektroda 2
Menyentuh
Elektroda 3

d. Pengaturan Putaran Motor AC menggunakan SCR


1. Alat dan Bahan
1.1. SCR, GE C30B .
1 Buah.
1.2. Dioda, 3A ..
4 Buah.
1.3. Kapasitor 0,1F

1 Buah.
1.4. Tahanan 100K/5W
1 Buah.
1.5. Tahanan 33K/5W
1 Buah
1.6. Tahanan 9.1K ..1
Buah
1.7. Tahanan 2.7 K 1
Buah

Modul PTL OPS 005 (2)

52

1.8. Potensiometer 250 K/5W 1


Buah.
1.9. Sakelar SPST, 250V/3A . 1
Bua
1.10. Motor universal 220V
1 Buah.
1.11. Ampere meter 0 5A .
1 Buah
1.12. Fuse, 2A
1 Buah.
1.13. Kabel penghubung
Secukupnya.
2. Keselamatan Kerja.
2.1. Pergunakan peralatan dan komponen lain dengan
baik.
2.2. Periksalah peralatan dan komponen sebelum
digunakan.!
2.3. Matikan terlebih dahulu sumber tegangan, pada saat
membuat rangkaian pengawatan.!
2.4. Lakukan pekerjaan sesuai langkah kerja.!
3. Langkah Kerja.
3.1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
3.2. Buat gambar rangkaian percobaan seperti gambar 2d.
3.3. Yakinkan sakelar (s) pada posisi OFF dan tahanan
potensiometer pada tahanan maximum ( posisi B).!

Motor 1 Fasa Kapasitor

Start

100K

Run

9.1K

220V
AC

SCR

Triac

A
250K

33K

B
2.7K

0.1uF

Gambar 2d. pengaturan Putaran Motor AC menggunakan SCR


Modul PTL OPS 005 (2)

53

3.4. Masukkan sumber 220 AC dan gerakan sakelar (s)


pada posisi ON.! Apakah yang terjadi pada motor.?
Ukur tegangan pada :
a. Anoda Katoda ( VDC )
b. Motor ( VAC )
c.
Gate Katoda ( VDC )
d. Arus beban
3.5. Atur potensiometer pada maximum.! Apakah yang
terjadi pada
motor.? Ukur tegangan pada :
a. Anoda Katoda ( VDC )
b.
Motor ( VAC )
c. Gate Katoda ( VDC )
d.
Arus beban
3.6. Atur potensiometer pada tahanan minimum (posisi
A).! Apakah yang terjadi pada motor.? Ukur
tegangan pada :
a. Anoda Katoda ( VDC )
b. Motor ( VAC )
c. Gate Katoda ( VDC )
d. Arus beban
3.7. Dari data hasil percobaan, masukan pada table 2d.
3.8. Lepaskan sumber 220V AC, kembalikan alat-alat pada
tempat semula.
3.9. Buat kesimpulan dari hasil percobaan tsb.!
Tabel 2d.
Posisi

Teganga

Teganga

Teganga

Arus

Keadaa

Potensiomete

Beban

r
Minimum
Maximum
Maximum

Pd A - K

Pd Motor Pd G - K

Modul PTL OPS 005 (2)

Motor

54

KEGIATAN BELAJAR 3
Diac, Triac, Quadrac
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 3.
Setelah mempelajari kegiatan belajar 3, peserta DikLat akan
dapat:
1. Menjelaskan susunan fisis dan simbol Diac.
2. Mejelaskan fungsi dari Diac.
3. Menjelaskan susunan fisi dan simbol Triac.
4. Menjelaskan fungsi Triac.
5. Memahami cara memberi peyulutan pada Triac.
6. Mengidentifikasi komponen-komponen pada pengendali
beban menggunakan Diac dan Triac.
7. Menjelaskan cara kerja rangkaian pengedali menggunakan
Diac
dan Triac.
8. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Quadrac.
b. Uraian Materi.
1.1. Diac
Kecuali
SCR,
masih
banyak
kompenen-kompenen
elektronika yang lainnya yang termasuk dalam keluarga
Thyristor. Diantaranya yang paling banyak digunakan
adalah DIAC, TRIAC, dan QUADRAC. Komponen-kompenen
tersebut bekerja atas dasar prinsip kerja dioda 4 lapis dan
SCR.
Susunan fisis DIAC merupakan dua buah dioda 4 lapis yang
digabung secara paralel terbalik.
Modul PTL OPS 005 (2)

55

DIAC adalah piranti elektronik yang termasuk jenis dari bidirectional


thyristor disebut juga sebagai trigger dioda.
Rangkaian ekuivalen dari DIAC dapat digambarkan seperti
gambar 1a.
dan juga dapat dianggap sebagai susunan
dua buah lacth seperti terlihat pada gambar 1b.
T1
A

T1

T2

T2
Gambar 1a.

Gambar 1b.

DIAC tidak mempunyai polaritas atau dianggap sebagai


homopolar
atau
juga
non-polar
sehingga
dalam
penggunaannya sangat mudah.
Untuk mengetahui prinsip kerja DIAC maka kita anggap
DIAC tersebut diberi catu daya dengan polaritas seperti
yang terlihat pada gambar 1.1a. Bila tegangan yang
diberikab pada DIAC menyamai atau melewati tegangan
Break Over-nya maka lacth sebelah kiri akan menutup dan
arus akan mengalir demikian jika sebaliknya, maka latch
yang sebelah kanan akan menutup. Untuk membuka
kembali latch tersebut adalah dengan cara mengurangi
arus latch sehingga dibawah ini nilai holding currentnya (Ih).
Simbol Diac adalah seperti terlihat pada gambar 1.1c.
T2

T1

Gambar 1.1c. Simbol Diac

1.2. Triac

Modul PTL OPS 005 (2)

56

Susunan fisis TRIAC merupakan gabungan dari dua buah


SCR yang
terpasang secara paralel terbalik. Rangkaian
ekuivalen TRIAC sebagaimana terlihat pada gambar 1.2a.
TRIAC dapat ditrigger dengan menberikan arus gate positif
atau negatif.
TRIAC disimbolkan seperti terlihat pada
gambar 1.2b.
T2

T2

Gate
G
T1
T1

Gambar 1.2a. Rangkaian Ekuivalen TRIAC


Simbol TRIAC

Gambar 1.2b.

Efek arus gate pada tegangan Braek Over sebuah TRIAC


adalah sama seperti pada SCR.
Pada umumnya rangkaian pengontrol dengan TRIAC lebih
ekonomis dan menguntungkan untuk pengaturan daya arus
bolak-balik. Dengan mengatur arus gate, maka daya AC
pada beban dapat diatur besar kecilnya dan karena
tegangan sumber AC tidak perlu disearahkan terlebih
dahulu,
maka
rangkainnya
jauh
lebih
sederhana
dibandingkan dengan SCR.
1.3. QUADRAC
QUADRAC adalah gabungan antara TRIAC dan DIAC yang
dibuat dalam satu chip sehingga lebih efisien dalam
penggunaannya. Simbolnya digambarkan seperti terlihat
pada gambar 3a. Sedangkan contoh dari QUADRAC
sepertterlihat pada gambar 3b. dimana QUADRAC
mempunyai tiga buah terminal yaitu Main terminal 1, Main
Terminal 2 dan Gate.
c. Rangkuman
DIAC merupakan piranti elektronik yang susunan fisisnya
merupakan dioda empat lapis yang tersambung secara
paralel terbalik. DIAC tergolong pada
komponen biModul PTL OPS 005 (2)

57

directional yang dapat mengalirkan dari dua arah yang


berfungsi sebagai trigger( penyulut ) pada TRIAC.
TRIAC merupakan keluarga thyristor, yang berfungsi
sebagai alat pengendali ( pengontrol ) yang mengalirkan
arus dari dua arah, untuk itu TRIAC
banyak digunakan
untuk mengontrol tegangan arus bolak-balik. Beban yang
dikontrol menggunakan TRIAC dapat diatur dayanya dengan
cara mengatur arus gatenya.
Gabungan dari Triac dengan Diac yang sudah kemas dalam
satu chip disebut QUADRAC.
d. Tugas.
1. Berikan 3 buah contoh DIAC lengkap dengan
spesifikasinya?
2. Berikan 2 buah contoh TRIAC lengkap dengan
spesifikasinya?
3. Berikan 2 buah contoh QUADRAC lengkap dengan
spesifikasinya?
e. Tes Formatif.
1. Gambarkan susunan fisis dan simbol TRIAC?
2. Apakah fungsi Triac?
3. Jelaskan,Bagaimana cara mengatur daya pada beban yang
dikontrol
dengan TRIAC?
4. Apakah fungsi dari DIAC?
5. Apakah yang dimaksud dengan komponen bi-directional?
6. Apakah perbedaan antara TRIAC dengan SCR, jika
digunakan
untuk
mengontrol tegangan A
7. Apakah keuntungan beban yang kontrol menggunakan
TRIAC jika
dibandingkan dengan SCR?
8. Apakah yang disebut dengan QUADRAC?

f. Lembar Kerja
a. Pengontrolan Putaran Motor Menggunakan Triac
Dengan
Sensor Cahaya.
1. Alat dan bahan.
1.1. Triac Pic 123 1
Buah.
1.2. Potensiometer 50/5W.1
Buah.
1.3. Transformator 220V/6V, 1A.. . 1
Buah.
Modul PTL OPS 005 (2)

58

1.4. Motor 1 Fasa, 125W, 220V AC .. 1


Buah.
1.5. Sakelar SPST 250V,2A 1
Buah.
1.6. LDR 10K
1 Buah.
1.7. Lampu 12V/2W 1
Buah.
1.8. Kabel penghubung
Secukupnya.
2. Keselamatan Kerja.
2.1. Pergunakan peralatan dan komponen lain dengan baik.
2.2. Periksalah peralatan dan komponen sebelum digunakan!
2.3. Matikan terlebih dahulu sumber tegangan, pada saat
membuat
rangkaian pengawatan.
2.4
Lakukan pekerjaan sesuai langkah kerja.!
3. Langkah Kerja.
3.1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.!
3.2. Buat rangkaian percobaan seperti gambar 3a.
Motor 1 Fasa Kapasitor
C
Start

220V
AC

33K

Run
A
100K
B

Triac

220V

S
12V

33K

LDR

Gambar

3a.

Pengaturan

Putaran Motor
Dengan

Menggunakan

Triac

Sensor Cahaya.

3.3. Yakinkan sakelar SPST pada posisi OFF, Masukan sumber


AC
220V dan atur potensiometer sampai motor tidak
berputar.! Dengan menggunakan AVO meter, ukur
tegangan :
a. T1 T2.
b. Motor.
3.4. Tutup permukaan LDR. Apakah yang terjadi pada motor.!
Ukur tegangan pada :
Modul PTL OPS 005 (2)

59

a. T1 T2.
b. Motor.
3.5. Gerakan sakelar SPST pada posisi ON.! Sinari permukaan
LDR dengan lampu.! Apakah yang terjadi pada motor.!
Ukur
tega
ngan pada :
a. T1 T2.
b. Motor.
3.6. Dengan cara mendekatkan dan menjauhkan cahaya
lampu pada
permukaan LDR,
Apakah yang terjadi pada putaran motor.?
3.7. Lepaskan sumber AC 220V dan pengawatan pada
rangkaian.!
3.8. Kembalikan peralatan pada tempat semula.!
3.9. Buat kesimpulan dari hasil percobaan tsb.!
b. Pengontrolan Dua Buah Motor Secara Berganian
( Interlocking ).
1. Alat dan bahan.
1.1. Triac Q4004L3
1 Buah.
1.2.. Potensiometer 250K/5W .
1. Buah.
1.3. Transistor 2N235 ...
1. Buah.
1.4. Transistor 2N204 ..
1. buah.
1.5. Kapasitor 500F/250V
1. Buah.
1.6. SCR S4003LS3
1. Buah.
1.7. Dioda IN15401..
1. Buah.
1.8. Tahanan 4.7K/5W 1.
Buah
1.9. Tahanan 3.3K/5W 1.
Buah.
1.10. Tahanan 68K/5W
1. Buah.
1.11. Tahanan 47K/5W
1. Buah.
1.3. Motor Universal220V...1
. Buah.
Modul PTL OPS 005 (2)

60

1.4. Motor Shaded Pole 220V.. 1.


Buah.
1.5. Fuse 2A
..1.
Buah.
1.6. Sakelar SPST 250V/2A
..1. Buah.
1.8. Kabel penghubung
Secukupnya
2. Keselamatan Kerja.
2.1. Pergunakan peralatan dan komponen lain dengan baik.
2.2. Periksalah peralatan dan komponen sebelum digunakan!
2.3. Matikan terlebih dahulu sumber tegangan, pada saat
membuat
rangkaian pengawatan.
2.4. Lakukan pekerjaan sesuai langkah kerja.!
3. Langkah Kerja.
S1
3.1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.!
3.2. Buat rangkaian percobaan seperti gambar 3b.!

Fuse

2A

D1
68K

220V
AC

SCR

TR1

Motor
Universal

4.7K

100K

47K

B
250K

3.3K

TR2

Triac

Motor
Shaded Pole

Gambar 3b. Pengontrolan dua buah motor secara


bergantian

3.3.
3.4.

Yakinkan sakelar SPST pada posisi OFF dan atur


potensiomete pada posisi di tengah tengah.!
Masukan sumber AC 220V.! Apakah yang terjadi pada
motor universal dan motor shaded pole.! Ukur
tegangan pada :
a. Triac ( VAC ).

Modul PTL OPS 005 (2)

61

b. SCR ( VAC ).
c. Motor universal ( VAC ).
d. Motor shaded pole. ( VAC )
3.5. Atur potensiometer pada posisi A.! Motor manakah
yang
berputar.! Ukur tegangan pada :
a. Triac ( VAC ).
b. SCR ( VDC ).
c. Motor universal ( VDC ).
d. Motor shaded pole. ( VAC ).
3.6. Atur potensiometer pada posisi B.! Motor manakah
yang
berputar.! Ukur tegangan pada :
a. Triac ( VAC ).
b. SCR ( VAC ).
c. Motor universal ( VAC ).
d. Motor shaded pole. ( VAC ).
3.7. Dengan mengatur potensiometer, Apakah kedua motor
dapat bekerja secara bersamaan.? Apakah nama sistim
pengontrolan tsb.?
3.8. Lepaskan sumber AC 220V dan pengawatan pada
rangkaian.!
Kembalikan alat alat pada tempat semula.!
3.9. Dari data hasil percobaan masukan pada table 3b.
3.10. Buat kesimpulan dari hasil percobaan tsb.!

Tabel 3b.
Posisi
Potensiomete
r

Teganga
n
Pada
SCR

Teganga
n
Pada
Triac

Tegangan
pada Motor
Universal

Tegangan pada
Motor Shade
Pole

Keadaan
Motor

Di tengah te
ngah

c. Pengereman Dinamik dan Pengontrolan Putaran Pada


Motor Shaded Pole
Modul PTL OPS 005 (2)

62

1. Alat dan Bahan


1.1. Transformator 1 phasa 220V/12V, 1A.. 1
Buah.
1.2. Dioda IN5401
4 Buah.
1.3. Sakelar DPDT 250V/3A .1
Buah.
1.4. Relay 12V DC
1 Buah.
1.5. Triac PIC123 1
Buah.
1.6. Diac GE X13 . 1
Buah.
1.7. Kapasior 500F/50V 1
Buah.
1.8. Kapasitor 0.1F 1
Buah.
1.9. Potensiometer 20K/5W. 1
Buah.
1.10. Tahanan 10 K .. 1
Buah.
1.11. Tahanan 270 /1W .. 1
Buah.
1.12. Tahanan 220/W . 1
Buah.
1.13. Diada IN5501.
1 Buah.
1.14. Motor Shaded Pole 220V 1
Buah.
1.15. Kabel Penghubung
Secukupnya.
2. Keselamatan Kerja.
2.1. Pergunakan peralatan dan komponen lain dengan baik.
2.2. Periksalah peralatan dan komponen sebelum digunakan!
2.3. Matikan terlebih dahulu sumber tegangan, pada saat
membuat
rangkaian pengawatan.
2.4. Lakukan pekerjaan sesuai langkah kerja.!
3. Langkah Kerja.
3.1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.!
3.2. Buat rangkaian percobaan seperti gambar 3c.

Modul PTL OPS 005 (2)

63

B
Run
Brake

220V
AC

220V

33K
OFF

12V

CR
220

220

S
12V

Triac
Diac

2.7K

20K
+

500uF/50V
0.1uF

Motor Shaded Pole

Gambar 3c. Pengereman Dinamik Dan Pengaturan Putaran Motor


Shaded Pole.

3.3. Yakinkan sakelar DPDT pada posisi OFF dan


potensiometer pada posisi B.! Masukan sumber 220V
AC. Apakah yang terjadi pada motor.? Ukur tegangan
pada :
a. Triac.
b. Motor.
c. Relay.
3.4. Gerakan sakelar DPDT pada posisi B.! Apakah
yangterjadi pada motor.? Ukur tegangan pada :
a. Triac.
b. Motor.
c. Relay.
3.4. Atur potensiomeer pada posisi maximum. ! Apakah
yang terjadi pada motor,? Ukur tegangan pada :
a. Triac.
b. Motor.
c. Relay.
3.5. Atur potensiometer pada posisi A.! Apakah yang
terjadi pada motor.? Ukur tegangan pada :
a. Triac.
b. Motor.
c. Relay
3.6. Pada saat sakelar DPDT posisi B, pada putaran motor
cepat. Gerakan sakelar DPDT pada posisi OFF.! Catat

Modul PTL OPS 005 (2)

64

33K

waktu yang diperlukan sampai putaran motor berhenti.?


3.7. Pada saat sakelar DPDT posisi B dan putaran motor
cepat. Gerakan sakelar DPDT pada posisi A Catat waktu
yang diperlukan sampai
putaran motor berhenti.!
Apakah putaran motor berhenti lebih cepat. Jelaskan.!
3.8. Gerakan sakelar DPDT pada posisi OFF,
lepaskan
sumber 220V AC dan pengawatan pada rangkaian.!
3.9. Buat kesimpulan dari hasil percobaan tsb.!
d. Pengontrolan Phase Gelombang Penuh Pada Motor
Induksi.
1. Alat dan Bahan.
1.1.
Dioda
1N5060.5
Buah.
1.2.
Triac
Q4004L41
Buah.
1.3.
SCR C106D
.1 Buah.
1.4.
UJT 2N2646
..1 Buah.
1.5.
Zener Dioda Z4X16 ..
1 Buah.
1.6.
Potensiometer 100K/1W
1 Buah.
1.7.
Kapasitor 0,1F
2 Buah.
1.8.
Tahanan 15K/5W
2 Buah.
1.9.
Tahanan
470..1 Buah.
1.10.
Tahanan 47 ..
1 Buah.
1.11.
Tahanan 10
1 Buah.
1.12.
Tahanan 22 ..
1 Buah.
1.13.
Tahanan 100 .
1 Buah.
2. Keselamatan Kerja.
2.1. Pergunakan peralatan dan komponen lain dengan baik.
Modul PTL OPS 005 (2)

65

2.2. Periksalah peralatan dan komponen sebelum digunakan!


2.3. Matikan terlebih dahulu sumber tegangan, pada saat
membuat
rangkaian pengawatan.
2.4. Lakukan pekerjaan sesuai langkah kerja.!
3. Langkah Kerja.
3.1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
3.2. Buat rangkaian percobaan seperti gambar 3d.

Motor Induksi

15K
D1

220V
AC

D2

15K
D5

IN5060

100K

B
D3

D4

24x16

470
UJT

0.14F

47

SCR

10

D6

22

Triac

100

0.14F

Gambar 3d. Pengontrolan phase Gelombang Penuh pada Motor induksi.

3.3. Yakinkan sakelar (S) pada posisi OFF dan tahanan


potensiometer pada tahanan maximum ( posisi B ).!
3.4. Masukan sumber AC dan gerakan sakelar (S) pada posisi
ON.! Apakah yang terjadi pada motor.? Dengan
menggunakan AVO meter pada skala 120V DC. Ukur
tegangan pada :
a. Gate - Katoda
b. SCR ( Anoda Katoda ).
c. Triac ( T1 T2 ).
d. Motor.
3.5. Dengan menggunakan oscilooscope. Ukur bentuk
gelombang pada
a. Gate Katoda.
b. Anoda Katoda.
c. T1 T2.
d. Motor.
3.6. Atur potensiometer pada posisi maximum.! Ukur
tegangan pada
a. Gate Katoda.
b. Anoda Katoda.
c. T1 T2.
d. Motor.

Modul PTL OPS 005 (2)

66

3.7. Dengan menggunakan oscilooscope. Ukur bentuk


gelombang pada
a. Gate Katoda.
b. Anoda Katoda.
c. T1 T2.
d. Motor.
3.8. Atur potensiometer pada tahanan minimum ( posisi A ).!
Ukur tegangan pada :
a. Gate Katoda.
b. Anoda Katoda.
c. T1 T2.
d. Motor.
3.9. Dengan menggunakan oscilooscope. Ukur bentuk
gelombang pada
a. Gate Katoda.
b. Anoda Katoda.
c. T1 T2.
d. Motor.
3.10. Gerakan sakelar (S) pada posisi OFF dan lepaskan
sumber tegangan AC 220V. Lepaskan pengawatan pada
rangkaian.
3.11. Buat kesimpulan dari hasil percobaan tsb.!

KUNCI JAWABAN
TES FORMATIF
A. Kegiatan Belajar 1.

1. Cara memberi penyulutan pada transistor PNP adalah :


Emiter harus mendapatkan polarias positif.
Basis harus mendapatkan polaritas negatif.
Kolektor harus mendapatkan polaritas lebih negatif
2. Transistor tidak akan mengalirkan arus dari emitter ke
kolektor
3. Gambar dua buah transistor yang bekerja sebagai latching

Modul PTL OPS 005 (2)

67

+ Ucc

TR1
TR2

Cara kerja dua buah transistor yang bekerja Sebagai laching


adalah:
Jika transistor 2 diberi trigger positif,
berarti
emiter
transistor2 mendapatkan forward bias dan transistor2 mulai
bekerja
karena transistor 2 terhubung langsung dengan
kolektor transistor 2 dengan basis transistor1 maka transist
juga Akan bekerja yang akan memberikan penguatan pada
transistor 2
4. Yang membedakan dari kedua jenis transistor, yaitu susunan
bahannya, sehingga cara memberikan penyulutan pada
kedua transistor tsb menjadi berbeda.
5. Daya beban dapat diatur dari nol sampai maximal.

B. Kegiatan Belajar 2.
1. SCR singkatan dari Silicon Controlled Rectifier.
2. SCR terbuat dari bahan silicon.
3. Simbol SCR

A
G

4. Dua fungsi SCR adalah :


a. Sebagai switch/pengontrol.
b. Sebagai penyearah/rectifier.
5. Jika SCR digunakan untuk mengontrol tegangan DC, SCR akan
terus konduk dengan sekali trigger.
6. Holding current adalah arus genggam atau arus yang harus
dipertahankan
supaya SCR terus bekerja.
7. Cara memberikan penyulutan pada SCR yaitu :
Anoda harus mendapatkan polaritas positif.
Modul PTL OPS 005 (2)

68

Katoda harus mendapatkan polaritas negatif.


Gate harus mendapatkan polaritas positif.
8. Tegangan DC merupakan tegangan yang tidak berubah-ubah
dan besar tegangan tsb selalu sama di atas daerah holding
current, dengan demikian ma ka, SCR dengan sekali trigger
akan terus kunduk/bekerja.
9. Simbol UJT

10.

Gambar rangkaian pengaturan cahaya lampu

R1

DC FULL
WAVE

R2

P1

UJT

Z1

B2

SCR

B1
C1

R3

C. Kegiatan Belajar 3.
1. Susunan fisis dan simbol Triac.
T2

T2

Gate
G
T1
T1

2. Fungsi TRIAC adalah sebagai pengontrol ( pengendali ).


3. Beban dipasang seri dengan terminal (TI) atau terminal (T2).
Daya pada beban dapat dikontrol dengan mengatur arus
yang masuk gatenya.
4. DIAC merupakan piranti elektronik yang tidak mempunyai
polaritas dan berfungsi sebagai penyulut pada gate TRIAC.
Modul PTL OPS 005 (2)

69

5. Bi-directional artinya komponen yang dapat melalukan arus


dari dua arah.
6. SCR merupakan komponen elektronik yang dapat melalukan
arus hanya
satu arah saja, hampir sama dengan sebuah dioda. Jika
beban dikontrol oleh SCR, maka tegangan yang jatuh pada
beban merupakan tegangan DC setengah gelombang.
Sedangkan jika beban dikontrol menggunakan TRIAC,
tegangan yang jatuh pada beban masih merupakan tegangan
arus bolak-balik.
7. Beban yang dikontrol menggunakan Triac dayanya hampir
tidak mengalami perubahan sedangkan jika menggunakan
Scr daya pada beban akan berkurang.
8. QUADRAC merupakan gabungan dari DIAC dan TRIAC yang
sudah dikemas dalam satu chip.

BAB III
EVALUASI
Modul PTL OPS 005 (2)

70

A. TES TERTULIS
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas!
1. Tuliskan dua fungsi transistor?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan switch statis?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan keadaan cut of pada
transisor?
4. Jelaskan apa yang disebut dengan laching?
5. Tuliskan persamaan tegangan kondisi saturasi pada transistor?
6. Tuliskan 3 komponen yang tergolong pada keluarga thyristor?
7. Jelaskan kenapa SCR jika digunakan untuk mengontrol tegangan
DC dengan sekali triger, SCR akan terus konduk?
8. Jelaskan bagaimana bekerjanya SCR yang dipicu menggunakan
UJT?
9. Buat gambar rangkaian pengaturan cahaya lampu mengunakan
SCR?
10. Apakah keuntungan pengontrolan beban menggunakan Triac
dibandingkan dengan SCR?
B. TES PRAKTEK
Buat rangkaian pengontrolan motor induksi 3 fasa, 2HP,
220V/380V;/Y, yang dikontrol menggunakan TRIAC, disulut oleh
SCR dan UJT mengunakann sensor cahaya dengan urutan kerja sbb:
1. Jika LDR disinari maka motor 3 induksi 3 fasa akan bekerja.
2. Jika permukaan LDR ditutup maka motor induksi 3 fasa akan
mati.
3. Dalam keadaan stand by, hanya lampu hijau yang menyala.
4. Dalam keadaan beroperasi, hanya lampu merah yang menyala
5. Jika terjadi over load, hanya lampu kuning yang menyala.
Rangkaian pengontrolan ini dilengkapi dengan dua pengaman,
yaitu
Sikering ( MCB ) dan over load. Tentukan besarnya
sikering dan over load sehingga motor akan aman jika terjadi
gangguan.

Modul PTL OPS 005 (2)

71

KUNCI JAWABAN
Tes Tertulis
1. Dua fungsi transistor adalah :
a). Merupakan alat yang berfungsi sebagai penguat.
b). Merupakan alat / komponen yang berfungsi sebagai
pengontrol (switch statis ).
2. Switch statis adalah dimana
switch tsb pada saat ON
maupun OFF
tidak ada bagian yang bergerak dari alat tsb.
3. Yang dimaksud dengan kondisi cut of pada transistor adalah
dimana tran sistor tsb tidak dalam mengalirkan arus dari
emiter ke kolektor atau jikadiumpamakan sakelar dimana
sakelar tsb dalam keadaan membuka (of).
4. Yang dimaksud dengan Laching disebut juga kancing, adalah
dua buah transistor yang dihubungkan sedemikian rupa yang
jika salah satu transistor tsb diberi penyulutan maka akan
terjadi aliran arus dari kedua transistor tsb.
5. Persamaan tegangan pada trasistor dalam keadaan saturasi
adalah :
IC . RL = UCC, dari persamaan UCC = IC . RL + UCE
UCE = UCC IC . RL
Karena :
IC . RL = UCC, maka UCC IC . RL = 0
Dan UCE = 0.
6. Komponen-komponen Yang termasuk keluarga Thyristor
adalah :
a. SCR.
b. Triac.
c.
Quadrac.
7. Tegangan DC adalah tegangan yang setiap saat harganya
sama ( DC murni ), jika SCR di gunakan untuk mengontrol
tegangan DC maka arus genggam ( holding Current )
harganya akan selalu di bawah harga arus/tegangan DC tsb
(tegangan DC tidak mengalami harga nol). Untuk itu jika SCR
digunakan untuk mengontrol tegangan DC dengan sekali
triger maka SCR akan terus konduk.
8. Jika SCR dipicu menggunakan UJT, tegangan/arus yang
dikeluarkan oleh UJT kemudian masuk pada gate
SCR.
Bentuk tegangan/arus yang masuk tsb berupa gigi gergaji
sehingga sudut kerja SCR akan lebih kecil, dengan demikian
maka daya pada beban akan lebih besar.
9. Rangkaian pengaturan cahaya lampu menggunakan SCR.
Modul PTL OPS 005 (2)

72

10.
Keuntungan pengontrolan beban menggunakan TRIAC
dibandingkan SCR adalah tegangan/arus yang jatuh pada
beban akan tetap berupa arus bolak-balik sedangkan jika
menggunakan SCR maka tegangan yang jatuh pada beban
akan menjadi DC gelombang.

Lembar Penilaian Tes Praktek.


Nama Peserta
No. Induk
Program Keahlian
Nama Jenis Pekerjaan

:
:
:
:

PEDOMAN PENILAIAN
No. Aspek Penilaian

Skor
Maks.

Skor
Peroleha
n

Keteranga
n

Perencanaan
1.1. Persiapan alat dan bahan
1.2. Membaca gambar rangkaian
Sub total
Proses ( Sistematika & Cara
Kerja )
2.1.
Penempatan
komponen
/Alat
2.2.
Pengawatan
rangkaian
kontrol.
2.3.
Pengawatan
rangkaian
tenaga.
2.4. Penggunaan alat ukur.
Sub total
Hasil Kerja.
3.1. Rangkaian pengendali.
3.2. Rangkaian tenaga.
3.3. Kerapihan & tata letak
komponen.
3.4. Hasil pengukuran.
Sub total
Sikap Kerja.

II

11
1

1V

VI

4.1. Penggunaan alat.


4.2. Keselatan kerja.

Laporan
6.1.
Sistimatika
penyusunan
laporan
6.2. Kelengkapan bukti fisik

Modul PTL OPS 005 (2)

5
5
10
5
10
10
5

30
15
15
5
5
40
5
5
10
4
6

73

Sub total
Total

10
100

KRITERIA PENILAIAN
No
.
I

Aspek Penilaian

Kriteria Penilaian

Perencanaan
1.1. Persiapan alat dan
bahan

1.2. Membaca gambar


rangkaian.

II

Proses (Sistematika &


Cara kerja )
2.1. Penempatan komponen.

2.2. Pengawatan rangkaian


pengontrol.

2.3. Pengawatan rangkaian


tenaga

Alat dan bahan disiapkan 5


sesuai kebutuhan
Alat dan bahan disiapkan 1
tidak sesuai kebutuhan.
Menjelaskan cara kerja
rangkai
an dengan benar.
Tidak dapat menjelaskan
cara kerja rangkaian
dengan benar

Komponen ditempatkan
pada tempat yang benar.
Komponen ditempatkan
pada tempat yang salah.

Pengawatan rangkaian
kontrol dibuat dengan
benar.
Pengawatan rangkaian
kontrol salah.

10

2
10

Modul PTL OPS 005 (2)

Sko
r

Pengawatan rangkaian
tenaga dibuat dengan
benar.
Pengawatan rangkaian

74

tenaga dibuat salah.

Alat ukur digunakan


dengan benar.
Alat ukur digunakan
dengan cara yang salah.

2.4. Penggunaan alat ukur.

III

Hasil Kerja.
3.1. Rangkaian pengontrol

3.2. Rangkaian tenaga.

3.3. Kerapihan & tata letak


komponen

3.4. Hasil pengukuran.

Sikap/Etos Kerja
5.1. Tanggung jawab

Cara
kontrol
Cara
kontrol

kerja
benar.
kerja
salah.

rangkaian 15
rangkaian 3

Cara
kerja
rangkaian 15
tenaga benar.
Cara kerja rangkaian
3
tenaga salah
Komponen ditata dengan 5
rapih.
1
Komponen
ditata
tidak
rapih.
5
1
Hasil pengukuran benar.
Hasil pengukuran salah.

Membereskan kembali alat


dan bahan yang
dipergunakan
Tidak membereskan alat
dan bahan yang
dipergunakan

5.2. Ketelitian

Tidak banyak melakukan


kesalahan kerja
Banyak melakukan
kesalahan kerja

1
3
1

5.3. Inisiatif

Memiliki inisiatif bekerja


Kurang/tidak memiliki
inisiatif kerja

5.4. Kemandirian

2
1

Modul PTL OPS 005 (2)

Bekerja tanpa banyak

75

diperintah
Bekerja dengan banyak
diperintah
VI

Laporan
6.1. Sistimatika penyusunan
laporan

6.2. Kelengkapan bukti fisik

Laporan disusun sesuai


sistimatika yang telah
ditentukan
Laporan disusun tanpa
sistimatika

Melampirkan bukti
fisik hasil penyusunan
Tidak melampirkan bukti
fisik

BAB. IV
PENUTUP

etelah menyelesaikan modul ini, maka Anda berhak untuk


mengikuti tes praktik untuk menguji kompetensi yang telah
dipelajari. Dan apabila Anda dinyatakan memenuhi syarat
kelulusan dari hasil evalusi dalam modul ini, maka Anda berhak
untuk melanjutkan ke topik/modul berikutnya.

intalah pada pengajar/instruktur untuk melakukan uji


kompetensi dengan sistem penilaiannya dilakukan langsung
dari pihak dunia industri atau asosiasi profesi yang
berkompeten apabila Anda telah menyelesaikan suatu kompetensi
tertentu. Atau apabila Anda telah menyelesaikan seluruh evaluasi
dari setiap modul, maka hasil yang berupa nilai dari instruktur atau
berupa porto folio dapat dijadikan sebagai bahan verifikasi bagi
pihak industri atau asosiasi profesi.
emudian selanjutnya hasil tersebut dapat dijadikan sebagai
penentu standard pemenuhan kompetensi tertentu dan bila
memenuhi syarat Anda berhak mendapatkan sertifikat
kompetensi yang dikeluarkan oleh dunia industri atau asosiasi
profesi.

Modul PTL OPS 005 (2)

76

DAFTAR PUSTAKA
1.

B.K SIXSMITH, J.E, FUNDAMENTALS OF ELECTRICAL CONTROL.

2.

FARDO AND PATRICK, ELECTRICAL POWER SYSTEMS.

3.

MC

4.

INTYRE,

ELECTRICAL

MOTOR CONTROL FUNDAMENTAL

THIRD

EDITION.

MORRIS

TISCHLER, BS, MA, INSTRUCTION

MANUAL FOR

INDUSTRIAL MOTOR CONTROL ELEKTRONIC AIDS, INC.

Modul PTL OPS 005 (2)

77

5.

ROBERT ROSENBERG, ELECTRICAL MOTOR REPAIR, SECOND


EDITION.

6.

ELMER S. McKEE. PH.D. INDUSTRIAL CONTROL SYSTEMS.

7.

D. R. Grafhan dan J. C. Hey. SCR MANUAL FIFTH EDITION.

8.

TECH / ECA ASIA PACIFIC EDITION, UP TO DATE WORRDS,


TRANSISTOR DIODA, THYRISTOR & ICS

Modul PTL OPS 005 (2)

78

Anda mungkin juga menyukai