Anda di halaman 1dari 16

Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan di bumi.

Sumber
air tersebut ada yang diperoleh dari air tanah, mata air air sungai, danau dan air laut. Sumber air
di bumi tersebut berasal dari suatu siklus air dimana tenaga matahari merupakan sumber panas
yang mampu menguapkan air. Air baik yang berada di darat maupun laut akan menguap oleh
panas matahari. Uap kemudian naik berkumpul menjadi awan. Awan mengalami kondensasi dan
pendinginan akan membentuk titik-titik air dan akhirnya akan menjadi hujan. Air hujan jatuh
kebumi sebagian meresap kedalam tanah menjadi air tanah dan mata air, sebagian mengalir
melalui saluran yang disebut air sungai, sebagian lagi terkumpul dalam danau/rawa dan sebagian
lagi kembali ke laut.
Air laut merupakan air yang di dalamnya terlarut berbagai zat padat dan gas, contoh :
dalam 1000 gram air laut akan terdapat 35 gram senyawa terlarut yang secara kolektif disebut
garam, atau di dalam air laut 96,5 persen berupa iar dan 3,5 persen berupa zat-zat terlarut (Nur
Alimah, 2008)
Manusia sering dihadapkan pada situasi yang sulit dimana sumber air tawar sangat
terbatas dan di lain pihak terjadi peningkatan kebutuhan. Bagi masyarakat yang tinggal didaerah
pantai, pulau kecil seperti kepulauan seribu air tawar merupakan sumber air yang sangat penting.
Sering terdengar ketika musim kemarau mulai datang maka masyarakat yang tinggal di daerah
pantai atau pulau kecil-kecil mulai kekurangan air. Air hujan yang merupakan sumber air yang
telah disiapkan di bak penampung air hujan (PAH) sering tidak dapat mencukupi kebutuhan pada
musim kemarau. Bahkan yang lebih parahnya lagi bagi masyarakat yang tinggal di Timur Tengah
yangm$rp`kan daerah gurun pasir yang susah sekali untuk mendapatkan air, apatah lagi air
bersih.
Padahal kita mengetahui bahwa sebenarnya sumber air asin itu begitu melimpah,
kenyataan menunjukkan bahwa ada banyak daerah pemukiman yang justru berkembang pada
daerah pantai. Melihat kenyataan semacam itu manusia telah berupaya untuk mengolah air
asin/payau menjadi air tawar mulai dari yang menggunakan teknologi sederhana seperti
menyuling, filtrasi dan ionisasi (pertukaran ion). Sumber air asin/payau yang sifatnya sangat
melimpah telah membuat manusia berfikir untuk mengolahnya menjadi air tawar. Sehingga
dengan adanya pengolahan air laut menjadi air asin akan mudah untuk mendapatkan air
meskipun tidak seperti air yang telah ada di daratan.

Untuk memenuhi kebutuhan akan air tawar manusia telah mengembangkan sistem
pengolahan air asin/payau dengan teknologi membran semipermeabel. Membran (selaput)
semipermeabel adalah suatu selaput penyaring skala molekul yang dapat ditembus oleh molekul
air dengan mudah, akan tetapi tidak dapat atau sulit sekali dilalui oleh molekul lain yang lebih
besar dari molekul air.
B.

TEKNIK-TEKNIK PENGOLAHAN AIR ASIN MENJADI AIR TAWAR


Proses mengolah air asin/payau menjadi air tawar atau sering dikenal dengan istilah
desalinasi dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) macam yaitu:

1. Proses destilasi (suling)


Proses destilasi memanfaatkan energi panas untuk menguapkan air asin. Uap air tersebut
selanjutnya didinginkan menjadi titik-titik air dan hasil ditampung sebagai air bersih yang tawar.
2. Proses penukar ion
Pada tahun 1852, Way menemukan bahwa menghilangkan ammonia dalam larutan air
yang meresap melalui tanah sesungguhnya berupa pertukaran ion dengan kalsium yang
terkandung di dalam sejenis silica tertentu dalam tanah. Dewasa ini penukaran ion sudah menjadi
proses konversi kimia yang sangat bermanfaat. Proses ini digunakan secara luas dan skala besar
di industry (Nur Alimah, 2008)
Teknik penukar ion memanfaatkan proses kimiawi untuk memisahkan garam dalam air.
Pada proses ini ion garam (Na Cl) ditukar dengan ion seperti Ca+2 dan SO4-2. Materi penukar ion
berasal dari bahan alam atau sintetis. Materi penukar ion alam misalnya zeolit sedangkan yang
sintetis resin (resin kation dan resin anion).
Proses pertukaran ion merupakan reaksi kimia yang ionnya terhidrata dan bersifat mobil
bergerak di dalam zat padat, dipertukarkan atas dasar ekuivalen dengan ion yang bermuatan
sama yang terdapat di dalam larutan. Zat padat mempunyai struktur seperti jala terbuka dan ion
yang bergerak itu menetralisir muatan, atau muatan potensial, gugus yang terpasang di dalam
matriks zat padat itu disebut penukar ion.
a) Pertukaran kation
Pertukaran kation berlangsung bila kation yang bergerak dan bermuatan posirif terikat pada
gugus yang bermuatan negative di dalamnya penukar ion saling bertukar dengan kation lain
terdapat di dalam larutan.

b) Pertukaran anion
Proses pertukaran ion berlangsung bila anion bergerak, bermuatan negatif yang melekat pada
gugus bermuatan positif di dalam resin, penukar kalor saling bertukar dengan anion di dalam
larutan.
3. Proses filtrasi.
Proses ketiga ini lebih dikenal dengan sistem osmose balik (Reverse Osmosis). Reverse
Osmosis adalah salah satu teknologi pengolahan air asin menjadi air tawar yang paling sering
digunakan untuk memenuhi kebutuhan air minum. Keistimewaan dari proses ini adalah mampu
nyaring molekul yang lebih besar dari molekul air.
Dalam proses filtrasi atau teknologi membran dikenal elektrodialisis dan reverse osmosis.
Dari dua teknologi membran tersebut reverse osmosis yang paling sering dipakai saat ini.
Pada tahun 1748, Ilmuwan Perancis Abbe Nollett, menemukan peristiwa osmosis yang
alami. Proses ini terjadi ketika aliran cairan melalui suatu membran semi-permeable ke larutan
konsentrat yang kemudian airnya menjadi tawar. Lebih dari 200 tahun kemudian, peristiwa ini
telah dikenali sebagai cara untuk mengolah air asin, air payau, atau air yang berwarna.
Cara Kerja Reverse Osmosis: Daya penggerak di belakang reverse osmosis memberikan
tekanan hidrostatik yang berbeda. Tanpa adanya pengaruh dari tekanan luar, air asin seperti yang
terlihat pada gambar akan menerobos membran untuk menetralkan/menawarkan air yang
mengandung garam melalui proses osmosis. Perbedaan pada permukaan air dalam kaitan
dengan perpindahan ini disebut dengan osmotic pressure head, dan tekanan hidrostatik yang
menyebabkan kenaikan pada permukaan air adalah osmotic pressure. Dalam beberapa kasus air
laut yang mempunyai kandungan garam tinggi, tekanan osmotis dapat menjadi sebesar 1000
psi.
C.

MESIN YANG DIGUNAKAN DALAM PENGOLAHAN AIR ASIN MENJADI AIR


TAWAR
Evaporator
Perusahaan industri berat mengembangkan mesin uap(evaporator) terbesar untuk pabrik
unutk mengolah air laut menjadi air tawar. Doosan, perusahaan Industri berat dan konstruksi,
menyelesaikan proyek pembangunan pabrik itu dan mengadakan upacara untuk meresmikan
pengakutan evaporator ke Kuweit dengan kapal pada tanggal 9 Mei. Doosan berhasil memproleh

pesanan sebesar 370 juta dolar melalui kontrak dengan departmen energi di Saniya, Kuweit
untuk menyuplai evaporator untuk pabrik pengolah air tawar.
Evaporator itu berukuran : lebarnya 104 M, panjang 25 M, tinggi 9.2 M dan beratnya
3,630 ton.
Apakah evaporator untuk mengolah air.
Pengolah air tawar : Evaporator adalah sistem utama bagi pabrik untuk mengolah air laut
menjadi air tawar. Ladang garam memproduksi garam melalui proses penguapan air laut.
Sebaliknya, air bersih akan diproduksi, dengan menghilangkan garam dari air laut. Evapotrator
untuk mengolah air laut dirancangan untuk mengumpulkan uap yang terjadi di dalam proses
penguapan. Untuk produksi garam, air akan dikumpulkan dan dikeringkan saja di halaman
terbuka. Tetapi pengolahan air laut untuk menjadi air tawar adalah proses rumit yang
membutuhkan fasilitas raksasa.
Pengumpulan air
Penguapan dengan multi guna : Air laut akan direbuskan untuk penguapan. Uap itu akan
terkumpul maka menjadi air tawar. Teknologi itu biasanya digunakan untuk pabrik pengolah air
laut sekala besar.
Cara tekanan peresapan (osmosis) dengan arah balik: Cara untuk mengurangi dan
menghapus rasa asin air laut. Teknologi ini digunakan untuk pabrik pengolah air laut sekala
menengah dan kecil.

Air laut telah menjadi bahan baku produksi air bersih bahkan sejak 60-an tahun yang lalu melalui
proses desalinasi. Desalinasi air laut merupakan istilah umum yang menggambarkan penyisihan
kandungan garam dan pengotor lainnya yang secara alami terdapat pada air laut.
Proses produksi air bersih dengan metode desalinasi dilakukan melalui beberapa tahapan,
meliputi: pengambilan air laut, pengolahan awal air laut, proses pemisahan garam, dan
pengolahan akhir.
Pengambilan air laut
Tahapan paling awal dalam proses desalinasi adalah pengambilan air laut sebagai bahan baku
proses. Metode yang umum dilakukan adalah dengan pemasangan pipa kearah laut hingga jarak
beberapa kilometer dari pantai. Hal ini dilakukan untuk memperoleh air laut dengan kualitas baik
yang terhindar dari pergerakan sedimen permukaan yang umumnya terjadi pada laut kedalaman
dangkal. Laju alir pengambilan air laut dilakukan secara lambat untuk mencegah masuknya biota
laut ke dalam pipa.

metode pengambilan air laut dengan pipa


Metode diatas menjadi pilihan utama karena kemudahan pemasangan sistem. Namun, dalam hal
kinerja, teknik tersebut sangat sensitif dengan perubahan kondisi air laut yang terjadi seiring
dengan perubahan musim dan iklim. Pencegahan biota laut untuk masuk ke dalam sistem juga
tidak seefektif yang diharapkan.

pengambilan air laut dengan beach well dari http://www.scwd2desal.org


Metode alternatif yang sedang ramai diperbincangkan adalah dengan memanfaatkan kondisi
geologi lokal pantai untuk menyaring air laut dengan sistem sumur (beach wells). Dengan
metode ini, air laut diekstraksi dari lapisan bawah permukaan (subsurface) pantai. Selain itu,
teknologi yang sedang dikembangkan adalah tipe gallery dengan struktur menyerupai
penyaringan pasir yang dipasang di permukaan bawah laut (seabed) untuk mendapatkan bahan
baku dengan kualitas tinggi. Metode-metode diatas tercakup dalam sistem subsurface intake.

pengambilan air laut dengan gallery dari http://www.scwd2desal.org

Pengolahan awal
Pengolahan awal bertujuan untuk mengkondisikan bahan baku, dalam hal kandungan pengotor,
agar ramah bagi proses utama desalinasi. Pengotor yang biasa terkandung dalam air laut
mencakup makromolekul (pasir dan biota laut termasuk ikan, alga dll.) dan mikromolekul (unsur
penyebab sedimentasi, kristalisasi dan fouling). Teknik yang dilakukan pada umumnya
mencakup koagulasi-flokulasi-sedimentasi (coagulation-flocculation-sedimentation), membrane
tekanan rendah (low pressure membrane), penyaringan dengan media (media filter) dan catridge
filter.

contoh rangkaian proses pengolahan awal dari http://www.wateronline.com


Proses pengolahan awal menjadi kunci penting lancarnya proses desalinasi karena menentukan
stabilitas dan kinerja proses dengan semakin tingginya kualitas air umpan. Dari segi ekonomi,
proses pengolahan awal terhitung hampir mencapai 30% dari keseluruhan biaya proses.
Penghematan biaya dalam proses pengolahan awal sangat mungkin dilakukan dengan aplikasi
alternatif pengambilan air laut seperti yang dijelaskan sebelumnya. Dengan bahan baku yang
kualitasnya lebih baik saat, proses pengolahan awal akan lebih ringan sehingga mengurangi
konsumsi bahan kimia proses serta mengurangi jumlah peralatan proses dan pada akhirnya
menurunan biaya operasional serta meningkatkan performa dan stabilitas proses.

Proses Inti
Pada tahapan ini, bahan baku yang telah mengalami pengolahan awal akan mengalami proses
penyisihan garam sehingga menghasilkan air bersih. Berdasarkan teknik pemisahan garamnya,
proses desalinasi dikategorikan menjadi dua: berbasis panas dan berbasis membran.
Pada proses berbasis panas, bahan baku dikondisikan mendidih pada tekanan rendah sehingga
menghasilkan uap air pada temperatur rendah. Pada proses ini, hanya air saja yang mengalami
penguapan, sehingga setelah pengumpulan dan pengkondensasian uap, akan dihasilkan air bersih
tanpa garam dan pengotor. Multistage flash distillation dan multi effect distillation adalah contoh
teknologi desalinasi dengan berbasis panas.

skema pemisahan air laut berbasis panas dari http://www.roplant.org


Berbeda halnya pada proses diatas yang menggunakan energi panas untuk pemisahan garam dari
air laut, teknologi membran menggunakan energi tekanan. Membran adalah istilah umum untuk
saringan tipis yang memfasilitasi pemisahan secara selektif hanya bahan-bahan tertentu yang
dapat dilewatkan dan ditahan oleh membran ini. Tipe membran yang digunakan sangat
bergantung pada aplikasi. Khusus untuk desalinasi, digunakan reverse osmosis (RO) membrane
dengan karakter tak berpori yang mampu melakukan pemisahaan pada level ion, termasuk garam
dengang komposisi utama ion natrium dan klorida.

proses pemisahan dengan berbagai tipe membran dari http://www.intechopen.com


Penyaringan dengan membran RO dilakukan dengan cara menekan bahan baku air laut pada
permukaan membran sehingga melewatkan air murni pada sisi produk, sementara menahan
kandungan garam dan pengotor lainnya ke aliran buangan. Produk air yang dihasilkan sangat
murni dengan konsentrasi ion yang sangat rendah.

Pengolahan akhir
Kondisi air murni dengan konsentrasi ion rendah dalam produk desalinasi perlu disesuaikan agar
nyaman saat dikonsumsi dan tidak merusak pipa distribusi. Untuk konsumsi, air murni tidak
berasa, perlu adanya penambahan mineral supaya rasanya sesuai dengan kualitas air minum: rasa
menyegarkan dari air berasal dari kandungan mineral. Kandungan ion yang minimal dapat
memicu proses korosi pada pipa distribusi karena kecenderungan pengikatan ion-ion metal pipa

agar keseimbangan kimia air tercapai. Pada tahapan akhir penambahan mineral dilakukan pada
aliran produk sehingga dihasilkan produk air bersih dengan kualitas air minum.
Proses desalinasi air laut hingga saat ini terus berkembang di seluruh dunia untuk memenuhi
kebutuhan air bersih dan mengentaskan permasalahan krisis air. Kegiatan penelitian sangat
intensif dilakukan dan menyeluruh pada setiap tahapan proses untuk menjadikan proses ini lebih
ramah lingkungan, hemat energi dan murah. Proses ini juga cocok untuk diimplementasikan di
Indonesia yang merupakan negara maritime dengan garis pantai yang panjang. Studi mengenai
energi yang berujung pada kelayakan ekonomi perlu di lakukan lebih lanjut pada implementasi
proses ini.

Proses Pengolahan Air Industri Farmasi

Di PT. Bayer Indonesia purified water digunakan untuk keperluan produksi seperti untuk
pelarutan, sterilisasi alat/tangki dan juga sebagai air umpan pada boiler.
Dalam proses pembuatan obat diperlukan air yang higienis, steril dan murni sehingga proses dan
penetapan standar kualitas air dilakukan secara ketat dan serius karena menyangkut kesehatan
manusia, penggunaa purified water pada industry farmasi adalah sebagai berikut :
a. Sebagai pencuci alat proses produksi.
Alat proses yang telash dipakai harus dibersihkan dari sisa-sisa produk dan disterilkan. Jadi, alat
proses dicuci dengan menggunakan cairan pembersih, dibilas dengan potable water, lalu alat
proses dinbilas dengan purified water beberapa kali hingga bersih. Kebersihannya pun selalu
dikontrol dengan melakukan uji konduktivitas dan pH pada air bilasan terakhir. Dengan
kemurnian yang tinggi dan temperature lebih dari 70oC dharapkan purified waterdapat
memebersihkan alat proses sisa residu dan mikroba yang dapat mengurangi kualitas produk.
b. Sebagai bahan baku untuk produk
Dalam pembuatan obat yang berbentuk padat maupun cairan, diperlukan air sebagai pelarut
sehingga kualitas purified water harus selalu dijaga.
c. Sebagai air umpan ketel pada boiler.
Air umpan ketel harus terhindar dari zat-zat yang dapat menyebabkan korosi, foaming dan kerak.
Zat-zat penyebab korosi yang harus dihilangkan dari dalam air diantaranya adalah besi, karbonat,
dan ammonia. Zat yang dapat menyebabkan kerak yaitu silica, magnesium, kalsium dan garamgaram karbonat.
Proses pengolahan pada purified water plant sebagian besar dilakukan pengolahan secara kimia
karena sumber airnya yaitu portable water yang sebelumnya sudah dilakukan proses pengolahan
secara fisik, sehingga hanya kandungan mineral dan ion saja yang harus dihilangkan agar air
menjadi murni. Berikut skema gambar dan tahapan proses purified waterbar dan tahapan proses
purified water plant.

Keterangan :
a. Catridge Filter (fiber)
Terbuat dari serat fiber yang mempunyai pori-pori berukuran 5 m. dapat menyaring dan
mikroorganisme yang ada dalam aliran air.
b. Ultraviolet lamp
Berfungsi untuk mensterilkan air dari mikroba yang masih terkandung dalam purified water dan
menjaga proses setelahnya yaitu daya operasi dari reverse osmosis karena terhindar deri
tumbuhnya mikroba yang dapat merusak jaringan membrane semipermeable.
c. reverse osmosis
Osmosis terbalik adalah istilah teknologi yang berasal dari osmosis. Osmosis adalah sebuah
fenomena alam dalam sel hidup dimana molekul pelarut (biasanya air) akan mengalir dari daerah
konsesntrasi rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi melalui sebuah membrane semipermeable.
Membrane semipermeable ini menunjuk ke membrane sel atau membrane apapun yang memiliki
struktur yang mirip atau bagian dari membrane sel tersebut. Gerakan dari pelarut berlanjut
sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapaidikedua sisi membrane.

Reservoir osmosis itu sendiri adalah sebuah proses pemaksaan sebuah pelarut dari sebuah daerah
larutan konsentrasi tinggi melalui sebuah membrane ke sebuah daerah larutan konsentrasi rendah
dengan menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan osmotic. Dalam isitilah lebih mudah,
reverse osmosi adalah mendorong seb ah larutan melalui filter yang menangkap larutan dari satu
sisi dan mendapatkan larutan murni di sisi satunyya. Proses ini digunakan untuk mengolah air
laut untuk mendapatkan air tawar, sejak 1970-an.
Dengan prinsip filtrasi dan osmosis, air akan disaring dan dipisahkan dari segala ion pengotor
yang terkandung di dalamnya. Kondisi operasinya dilakukan pada tekanan tinggi sekitar 7 bar.
d. Resin ion exchanger
Resin ini dapat menghilangkan garam-garam atau ion-ion terlarut dan Total Disolved Solid
dalam air sehingga menghasilkan Demin Water. Air demin tersebut kemudian dapat digunakan
sebagai air pencuci alat-alat proses sehingga saat proses pembuatan produk tetap terjaga
kebersihannya serta steril dari mineral-mineral yang dapat mempengaruhi kualitas produk.
Ion exchanger terdiri dari resin kation dan resin anion yang akan menukar kation-anion pada air
yang dilewatkannya. Resin kation yang sifatnya akan mengikat ion yang kurang elektronegatif
ditukar dengan ion H+, karena adanya kation-kation yang lebih kecil ke elektronegatifitasnya
dalam air, maka ion H+ akan tertukar, resin kation akan mengikat kation-kation dalam air.
Sebaliknya untuk resib anion yang sifatnya lebih mengikat ion-ion yang lebih elektonegatif, yang
awalnya mengikat OH- akan mengikat anion-anion yang lebih elelktronegatif.
e. Heat exchanger
Alat ini dapat mensterilakan air dan membersihkan alat proses dari sisa-sisa kotoran yang
menempel pada alat dengan menaikkan temperaturnya sampai kurang lebih 80oC.

I.

WATER TREATMENT PLANT ( PUSRI)


Water treatment plant adalah bagian dari pabrik Utilitas yang berfungsi mengolah air sungai
menjadi air bersih (filtered water). Bahan baku yang digunakan adalah berasal dari air sungai
Musi yang diolah dengan menggunakan proses koagulasi, flokulasi, dan filtrasi. Bahan kimia
yang digunakan pada water treatment adalah sbb :

2.
4.

1. Aluminium sulfat (tawas, Al2(SO4)3.xH2O), berfungsi untuk membentuk floc melalui proses
koagulasi dan flokulasi.
Caustic Soda (NaOH), berfungsi untuk mengatur pH.
3. Coagulant Aid (Sparant), berfungsi untuk membantu proses koagulasi (di pabrik utilitas P-IB
tidak dipakai).
Chlorine (Cl2), berfungsi untuk membunuh mikroorganisme dan lumut .
Produk filter water digunakan untuk keperluan make up cooling water, bahan baku demin water,
air minum dan service water.
I.1. PROSES DAN OPERASIONAL WATER TREATMENT PLANT.
Semua air yang berasal dari alam mengandung bermacam-macam jenis dan jumlah bahan
pengotor (impurities). Bahan pengotor ini dapat berupa padatan terlarut, mineral-mineral seperti
CaCO3, CaSO4, NaCl, Silica, gas-gas terlarut seperti CO2, O2, padatan tak terlarut, limbah
industri rumah tangga, mikroorganisme, algae, lumut dan bahan pengotor lainnya dalam bentuk
turbidity (kekeruhan), warna, tanah, endapan mineral, minyak dll.
Partikel tersuspensi berukuran besar dapat dihilangkan melalui penyaringan (filtrasi), akan tetapi
senyawa koloidal tersuspensi harus dihilangkan dengan proses clarification (penjernihan).
Partikel-partikel halus ini dinyatakan sebagai turbidity (kekeruhan). Adapun tahapan dalam
proses di Water treatment plant adalah sebagai berikut :
a. Proses Koagulasi, Flokulasi dan Penjernihan

Zat-zat pengotor dalam bentuk senyawa suspensi koloidal tersusun dari ion-ion bermuatan
negatif yang saling tolak-menolak. Dengan adanya penambahan Aluminium Sulfat dalam air
sungai yang digunakan sebagai bahan baku, makaAluminium Sulfat akan larut membentuk ion
Al+3 dan OH- serta menghasilkan asam sulfat dengan reaksi sebagai berikut :
Al2(SO4)3 + 3H2O 2Al+3 3OH~ + 3H2SO4
Ketika ion yang bermuatan positif dalam koagulan (Alum, Al+3) bertemu dengan ion negatif
dalam air pada kondisi pH tertentu, maka akan terbentuk floc (butiran gelatin). Butiran partikel
(floc) ini akan terus bertambah besar dan berat sehingga cenderung akan mengendap ke bawah.
Pada proses ini pH air cenderung turun karena terbentuk juga H2SO4. Pembentukan floc untuk
air sungai Musi paling baik terjadi pada pH 5.5 6.2.
Untuk menjamin proses koagulasi yang efisien pada dosis bahan kimia yang minimal maka
koagulant harus dicampur secara cepat dengan air. Proses pencampuran bahan kimia ini
dilakukan di Premix Tank / Flocculator. Tahap selanjutnya adalah menjaga pembentukan floc
(flokulasi) dan mengendapkan partikel floc sambil memperhatikan pembentukan lapisan lumpur
(sludge blanket) dengan pengadukan pelan, sehingga air yang jernih akan terpisah dari endapan
floc. Proses ini terjadi di Clarifier/ Floctreator.
Level lapisan lumpur dijaga dengan melakukan blow down.
b. Proses filtrasi
Proses filtrasi berfungsi untuk menyaring pengotor tersuspensi yang masih lolos dari tahap
Penjernihan. Pengotor yang disaring diantaranya yaitu senyawa organik, partikel halus, senyawa
warna, dan mikroorganisme. Proses filtrasi ini dilakukan di Sand Filter yang berisi media pasir.
Apabila Sand Filter sudah jenuh akibat akumulasi pengotor pada permukaanya sehingga
mengakibatkan pressure dropnya tinggi, maka dilakukan backwash untuk membersihkan kembali
media pasir dari kotoran tersebut.
c. Peralatan di Water treatment.
Terdapat beberapa perlatan di water treatment plant, diantaranya yaitu :

Pompa Sungai (2 buah)

I.

Premix Tank (Flocculator)


Clarifier (Floctreator)
Clearwell
Pompa Transfer (3 buah)
Sand Filter (6 buah)
Filter Water Storage
Sistem Injeksi bahan kimia
Pompa make-up Demin Plant (2 buah)
Pompa make-up Cooling Water (2 buah)

2. SPESIFIKASI WATER TREATMENT PLANT


Kapasitas desain
: 1000 m3/jam
Normal operasi
: 660 720 m3/jam
Kapasitas Filtered Water Storage: 4130 m3
Kondisi Operasi
Air sungai musi: pH: 7 9, turbidity: 20 80 ppm
SiO2: 10 25 ppm

Flocculator : pH: 5.5 6.2, turbidity < 3,0


Cl2: < 0,5 ppm

Clearwell : pH: 7.0 7.5


Filtered Water Storage: pH: 7 7.5, turbidity: 1.0
Gambar 1. Block Diagram Water Treatment Plant

Anda mungkin juga menyukai