Biokimia
Oleh:
Agus Purnomohadi, M.Biotech
1
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN KALIJAGA
Kata Pengantar
Assalamualaikum wr. wb.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah
memberikan barakah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan buku petunjuk bagi pelaksanaan Praktikum Biokimia.
Panduan Praktikum Biokimia ini berisi cara-cara sederhana
pengenalan senyawa biokimia dan teori dasar yang berhubungan
dengan materi praktikum. Diharapkan, melalui pengamatan
fenomena Biokimia secara langsung di laboratorium, mahasiswa
akan lebih memahami mata kuliah Biokimia.
Panduan praktikum ini masih sangat sederhana karena
disesuaikan dengan kondisi Laboratorium Terpadu UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta. Pada tahun-tahun mendatang diharapkan
materinya semakin disempurnakan.
Oleh karena itu, kritik dan saran demi perbaikan Panduan
Praktikum ini sangat kami harapkan.
Wassalamualaikum wr. wb.
Yogyakarta, Agustus 2015
Penyusun
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar.................................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................................... iii
Tata Tertib .............................................................................................................................v
Praktikum Biokimia ...........................................................................................................v
PERCOBAAN 1 Enzim Pencernaan: Daya Cerna Amilase Saliva..................... 1
A. Tujuan Percobaan ................................................................................................ 1
B. Dasar Teori ............................................................................................................. 1
C.
D. Cara Kerja................................................................................................................ 2
PERCOBAAN 2 Penentuan Kadar Glukosa Darah................................................. 4
A. Tujuan Percobaan ................................................................................................. 4
B. Dasar Teori .............................................................................................................. 4
C.
D. Cara Kerja................................................................................................................. 5
E. Perhitungan............................................................................................................. 5
PERCOBAAN 3 Penentuan Kadar Kasein Dalam Susu....................................... 6
A. Tujuan Percobaan ................................................................................................. 6
B. Dasar Teori .............................................................................................................. 6
C.
D. Cara Kerja................................................................................................................. 7
E. Perhitungan............................................................................................................. 7
PERCOBAAN 4 Penentuan Kadar Vitamin C .......................................................... 8
A. Tujuan Percobaan ................................................................................................. 8
B. Dasar Teori .............................................................................................................. 8
C.
D. Cara Kerja................................................................................................................. 9
PERCOBAAN 5 Analisis Kualitatif Terhadap Bahan Makanan ..................... 11
A. Tujuan Percobaan ............................................................................................... 11
B. Dasar Teori ............................................................................................................ 11
C.
iii
iv
Tata Tertib
Praktikum Biokimia
1. Kehadiran
a. Praktikum harus diikuti secara keseluruhan. Apabila hal
tersebut tidak dipenuhi, maka praktikum dinyatakan tidak
lulus yang berakibat pada ketidaklulusan mata kuliah
Biokimia.
b. Ketidakhadiran karena sakit harus disertai surat
keterangan resmi.
c. Keterlambatan kurang dari sepuluh (10) menit dikenai
sanksi 1.
d. Keterlambatan lebih dari sepuluh (10) menit dikenai sanksi
3.
2. Persyaratan Mengikuti Praktikum
a. Berperilaku dan berpakaian sopan. Jika tidak dipenuhi
maka sekurang-kurangnya dikenai sanksi 1
b. Mengenakan jas lab dan membawa perlengkapan untuk
pelaksanaan praktikum (masker, gloves, pipet tetes, tissue,
goggle). Jika tidak dipenuhi maka dikenakan sanksi 2 atau
sanksi 1 ditambah sanksi administrasi.
c. Menyiapkan sampel yang akan dianalisis dalam kegiatan
praktikum (Percobaan 1: susu atau telur ayam, Percobaan
2: darah sapi yang sudah diberi antikoagulan, Percobaan 3:
susu, Percobaan 4: jus buah/sayur dan tablet vitamin C).
d. Menyiapkan diri dengan materi yang akan dilakukan.
Mahasiswa yang tidak siap untuk praktikum, dapat dikenai
sanksi 3.
3. Pelaksanaan praktikum
a. Menaati tata tertib yang berlaku di Laboratorium Kimia
b. Mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Asisten atau Dosen
Penanggung Jawab Praktikum
c. Memelihara kebersihan dan bertanggung jawab atas
keutuhan alat-alat praktikum
4. Penilaian
a. Nilai praktikum ditentukan dari nilai pre-test, persiapan praktikum, aktivitas
praktikum, dan laporan.
b. Nilai akhir praktikum dihitung dari jumlah nilai setiap praktikum.
c. Kelulusan praktikum ditentukan berdasarkan nilai akhir praktikum dan
keikutsertaan praktikum.
d. Tindakan plagiarisme (copy-paste) dalam pembuatan laporan praktikum tidak
dapat dibenarkan dan akan langsung diberikan nilai 0 (nol) dalam laporan
5. Sanksi Nilai
a. Sanksi 1: Nilai dikurangi 10
b. Sanksi 2: Nilai praktikum dikurangi 50
c. Sanksi 3: Tidak diperkenankan mengikuti praktikum, sehingga nilai praktikum
= 0.
6. Sanksi Administrasi
a. Sanksi administrasi diberikan bagi praktikan yang selama praktikum
berlangsung menimbulkan kerugian, misalnya memecahkan atau merusakkan
alat, menghilangkan dan atau kunci loker tertinggal
7. Lain-Lain
a. Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu, yaitu pukul 07.30 12.00.
b. Praktikum yang tidak dapat dilaksanakan karena hari libur, akan diberikan
praktikum pengganti setelah seluruh sesi praktikum selesai.
c. Tata tertib berperilaku sopan di dalam laboratorium meliputi larangan makan,
minum, merokok, larangan menggunakan pemutar musik MP3 portabel, telepon
seluler dan sejenisnya. Selama praktikum tidak diperkenankan menggunakan
telepon seluler untuk bertelepon maupun mengirim sms.
d. Tata tertib berpakaian sopan di laboratorium meliputi kewajiban menggunakan
sepatu, memakai jas laboratorium.
e. Informasi praktikum Biokimia dapat dilihat pada papan pengumuman di Lt.3
Laboratorium Terpadu FST.
f. Informasi praktikum dan tugas praktikum dapat diakses melalui e-learning UIN
SUKA. Mahasiswa wajib mengakses sendiri website tersebut dan dianggap telah
mengetahui semua informasi dan tugas yang ditampilkan pada website tersebut.
vi
PERCOBAAN 1
Enzim Pencernaan:
Daya Cerna Amilase Saliva
A. Tujuan Percobaan
Mengetahui sifat dan susunan air liur, mengetahui pengaruh suhu dan pH
terhadap aktivitas amilase air liur, dan perbedaan kemampuan hidrolisis
pati dan pati mentah oleh amilase air liur.
B. Dasar Teori
Saliva atau air liur merupakan cairan mulut yanng terdiri atas
campuran sekresi kelenjar saliva mayor dan minor yang ada dalam rongga
mulut. Sekitar 90% saliva yang dihasilkan pada saat makan merupakan
reaksi atas rangsangan yang berupa pengecapan dan pengunyahan
makanaN. Air liur mengandung glikoprotein berupa musin yang bekerja
sebagai pelumas pada waktu mengunyah dan menekan makanan. Enzim amilase liur atau ptialin mampu menghidrolisis pati dan glikogen menjadi
maltosa dan oligosakarida lain dengan menyerang ikatan glikosidat
(14). Amilase liur akan segera terinaktivasi pada pH 4.0 atau kurang
sehingga kerja pencernaan makanan di dalam mulut akan terhenti begitu
lingkungan lambung yang asam menembus partikel makanan.
C. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan antara lain:
1. Indikator pH universal,
8. Glass wool,
2. Tabung reaksi,
9. Pipet tetes,
3. Penangas air 10, 37, dan 80 C 10. Pipet volumetrik 5, 10, dan 25 ml,
4. Pelat tetes,
11. Termometer,
5. Piknometer,
12. Stopwatch,
6. Gelas piala 100 dan 200 ml,
13. Corong plastik
Bahan-bahan yang digunakan antara lain:
1. Air liur,
7. Larutan HNO3 pekat
2. Larutan CH3COOH 10 %,
8. Larutan kanji 1%,
3. Larutan NaOH 10 %,
9. Pereaksi Molisch,
4. Larutan HCl 0.4 %, 10 % dan 1 N, 10. Pereaksi yodium,
5. Larutan Na2CO3 0.1 % dan 0.5 % 11. Pereaksi Benedict.
6. Larutan H2SO4 pekat,
12. Larutan biuret
Petunjuk Praktikum Biokimia |
D. Cara Kerja
1. Bersihkan rongga mulut dengan berkumur beberapa kali.
2. Ambil sepotong kertas saring yang bersih, tetesi dengan asam asetat 10 %, kunyah
kertas saring tersebut dan tampung air liur di dalam gelas piala 100 ml hingga
mencapai 50 ml.
3. Saring air liur dengan glass wool dan tampung filtratnya di gelas piala yang lebih
kecil.
4. Pengujian sifat-sifat fisik air liur:
a. Penentuan berat jenis
1) Timbang piknometer kosong, bersih, dan kering (Bkosong)
2) Tuang air liur ke dalam piknometer kosong tersebut dan timbang sekali lagi
(Bisi)
3) Hitung bobot air liur di dalam piknometer (Bisi Bkosong)
4) Hitung berat jenis air liur tersebut dengan membagi bobot air liur dengan
volume piknometer.
b. Pengukuran pH air liur
1) Masukkan 2 ml air liur ke dalam tabung reaksi.
2) Celupkan indikator pH universal, cocokkan warna yang terbentuk dengan
skala pH yang ada.
5. Uji kualitatif penentuan komponen air liur
a. Uji biuret:
1) Siapkan tabung reaksi, isi dengan 3 ml air liur.
2) Campurkan dengan 1 ml larutan biuret.
3) Amati perubahan warna yang terjadi.
b. Uji xanthoprotein:
1) Siapkan tabung reaksi, isi dengan 3 ml air liur.
2) Tambahkan 3 ml HNO3 pekat dan panaskan
3) Amati perubahan warna yang terjadi.
c. Uji Molisch
1) Siapkan tabung reaksi, isi dengan 5 ml air liur.
2) Tambahkan 2 tetes pereaksi Molisch, campur merata
3) Tambahkan 3 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung. Amati
terbentuknya cincin pada campuran tersebut.
6. Pengaruh suhu terhadap aktivitas amilase
a. Siapkan 4 tabung reaksi, isi masing-masing tabung dengan 2 ml air liur dan 2 ml
akuades. Tabung I disimpan di pendingin bersuhu 10C, tabung II disimpan di
suhu kamar, tabung III disimpan di penangas bersuhu 37C, dan tabung IV
disimpan di penangas bersuhu 80C.
b. Inkubasi keempat tabung selama 15 menit. Tambahkan 2 ml larutan kanji 1 %
pada masing-masing tabung dan inkubasi keempat tabung pada suhu
sebelumnya selama 10 menit.
c. Bagi isi tabung ke dalam dua tabung, tabung pertama untuk uji yodium dan
tabung kedua untuk uji Benedict.
Petunjuk Praktikum Biokimia |
1) Uji yodium: ambil 2 tetes isi tabung reaksi dan campurkan dengan 2-3 tetes
pereaksi yodium. Amati warna yang terbentuk.
2) Uji Benedict: campurkan 8 ml pereaksi Benedict dengan 8 tetes campuran air
liur-akuades-kanji dan panaskan di air mendidih selama 5 menit. Amati
warna yang terbentuk setelah pemanasan.
7. Pengaruh pH terhadap aktivitas amilase air liur
a. Siapkan empat tabung reaksi, isi dengan 2 ml larutan HCl, 2 ml asam asetat 10%,
2 ml akuades, dan 2 ml Na2CO3 0.1%. Campurkan keempat isi tabung tersebut
dengan 2 ml larutan kanji 1% dan 2 ml air liur, dan simpan di penangas air 37C
selama 15 menit.
b. Bagi kedua isi tabung reaksi untuk uji yodium dan uji Benedict.
8. Hidrolisis pati kanji oleh amilase air liur
a. Campurkan 0.2 ml air liur dengan 5 ml larutan kanji 1 % di dalam tabung reaksi
yang bersih.
b. Ambil 1 tetes campuran air liur-kanji pada pelat tetes dan beri pereaksi yodium
sebanyak 1 tetes setiap 1 menit. Catat perubahan warna yang terjadi.
c. Apabila uji dengan yodium sudah tidak menunjukkan perubahan warna lagi,
campuran air liur-kanji diuji dengan uji Benedict. Catat pada menit ke berapa
warna yodium mulai berubah menjadi biru hingga tidak menunjukkan
perubahan warna lagi.
PERCOBAAN 2
Penentuan Kadar Glukosa Darah
A. Tujuan Percobaan
Percobaan ini bertujuan mengukur kadar glukosa darah sapi dengan
metode Folin-Wu. Percobaan ini juga bertujuan mengetahui fungsi masingmasing pereaksi yang digunakan dalam metode Folin-Wu.
B. Dasar Teori
Pengukuran kadar glukosa darah akan menjadi hal yang sangat
diperlukan untuk mengetahui kondisi kesehatan seseorang apakan ia
berada dalam keadaan hiperglikemia atau hipoglikemia. Defisiensi insulin
pada manusia menyebabkan hiperglikemia yang sering juga disebut
sebagai diabetes mellitus. Penyakit ini terjadi karena berkurangnya jumlah
glukosa yang masuk ke sel, berkurangnya pengggunaan glukosa oleh
berbagai jaringan, dan peningkatan produksi glukosa oleh hati.
Hipoglikemia dapat disebabkan oleh peningkatan konsumsi glukosa
seperti pada masa kehamilan. Selain itu, insulin dalam jumlah terlalu
banyak juga akan menyebabkan hipoglikemia berat karena terjadi
peningkatan pemakaian dan penyimpanan glukosa di dalam hati dan otot
sebagai glikogen. Dengan demikian, kadar glukosa darah harus diketahui
dalam jumlah tepat untuk dapat menyimpulkan kondisi kesehatan
seseorang.
C. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan:
1. Labu Erlenmeyer 100 ml,
6.
2. Tabung reaksi,
7.
3. Pipet tetes,
8.
4. Pipet volumetrik 5, 10, dan 25 ml, 9.
5. Penjepit tabung,
10.
Bahan-bahan yang digunakan:
1. Darah sapi,
6.
2. Larutan natrium wolframat 1 %,
7.
3. H2SO4 0.67 N,
4. Larutan standar glukosa 0.1 mg/ml,
5. Larutan fosfomolibdat-fosfotungstat
Kertas saring
Penangas air
Corong plastik
Batang pengaduk
Spektofotometer dan kuvetnya
Larutan kupritartrat
Akuades
D. Cara Kerja
1. Ambil 1 mL darah sapi dan tambahkan 7 ml akuades, 1 ml natrium wolframat, dan 1
ml H2SO4 0.67 N tetes demi tetes ke dalam labu Erlenmeyer 100 ml. Campuran ini
dikocok-kocok dan didiamkan selama 10 menit.
2. Saring campuran darah tadi dengan kertas saring.
3. Siapkan tiga buah tabung reaksi dan beri label tabung A, B, dan C. Isi tiga tabung
tersebut seperti tabel di bawah ini:
Volume (ml)
Tabung
Filtrat
Akuades
Standar Glukosa
Kupritartrat
A
1
0
0
1
B
0
1
0
1
C
0
0
1
1
4. Panaskan ketiga tabung dalam air mendidih selama 8 menit dan dinginkan.
5. tambahkan 7 ml akuades dan 1 ml larutan fosfomolibdat-fosfotungstat.
6. Ukur serapan tiga tabung tersebut pada panjang gelombang 660 nm.
E. Perhitungan
Kadar glukosa dalam darah dihitung dengan rumus:
Absorban sampel
Konsentrasi sampel=
Konsentrasi standarFaktor pengenceran
Absorban standar
PERCOBAAN 3
Penentuan Kadar Kasein
Dalam Susu
A. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari salah satu metode analisis kuantitatif protein
2. Menentukan kadar kasein dalam susu
B. Dasar Teori
Susu merupakan salah satu primadona gizi bagi manusia. Hal
tersebut disebabkan sebagian besar senyawa yang dibutuhkan oleh tubuh
terkandung dalam susu. Sehingga tidak salah jika susu menjadi
penyempurna kebutuhan gizi manusia seperti tersirat dalam slogan gizi
Indonesia yaitu Empat Sehat Lima Sempurna.
Salah satu penyusun utama susu adalah protein. Hampir 80%
protein dalam susu terdiri atas kasein di samping laktalbumin dan
laktoglobulin. Kasein dalam susu dapat dipisahkan melalui pengendapan
dengan membuatnya berada pada titik isoelektrik. Melalui pengendapan
ini, akan dapat ditentukan jumlah kasein dalm sampel yang dianalisis.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Gelas piala 100 mL
b. Penangas air
c. Hotplate magnetic stirer
d. Erlenmeyer 150 mL
e. Corong gelas
f. Buret 50 mL
g. Termometer
2. Bahan
a. Susu segar
b. Asam asetat 1 N
c. Asam asetat 0,25 N
d. NaOH 0,1 M
e. Formaldehid 40%
f. Akuades
g. Kertas saring
D. Cara Kerja
1. 120 mL sampel susu encer [susu:air=1:2 (v/v)] dipanaskan dengan suhu 40 oC di
atas penangas air.
2. Tambahkan 1,5 mL asam asetat 1 N, aduk hingga homogen dan diamkan selama 20
menit.
3. Tambahkan 4,5 mL asam asetat 0,25 N, aduk hingga homogen dan diamkan selama 1
jam.
4. Saring endapan dengan kertas saring dan cuci endapan hingga filtrat netral.
5. Endapan yang didapat dimasukkan dalam gelas piala dan ditambahkan akuades
hingga volumenya 20 mL.
6. Tambahkan 4 mL NaOH 0,1 M kemudian panaskan hingga endapan larut kembali
seperti susu.
7. Dinginkan larutan hingga suhu kamar kemudian tambahkan indikator pp.
8. Tambahkan 4 mL formaldehide 40% kemudian titrasi dengan NaOH 0,1 M hingga
timbul warna merah muda. Titrasi diulangi untuk mendapatkan data kedua dan
ketiga.
E. Perhitungan
Kadar kasein = Volume rata-rata NaOH 0,1 M x 0,9 %
PERCOBAAN 4
Penentuan Kadar Vitamin C
A. Tujuan Percobaan
Mengetahui cara penentuan vitamin C dalam suatu sampel
B. Dasar Teori
Vitamin C atau asam askorbat mempunyai massa molekul 176
gram/mol dengan rumus molekul C6H8O6. Dalam bentuk kristal tidak
berwarna, titik cair 190-192oC. Bersifat larut dalam air, sedikit larut
dalam aseton atau alkohol yang mempunyai berat molekul rendah.
Vitamin C sukar larut dalam kloroform, eter dan benzena, jika berikatan
dengan logam membentuk garam. Sifat asam ditentukan oleh ionisasi
gugus enol pada atom C nomor 3.
Vitamin C lebih stabil pada pH rendah daripada pH tinggi. Vitamin
C mudah teroksidasi, terutama apabila terdapat katalisator Fe, Cu, enzim
askorbat oksidase, sinar, dan temperatur tinggi. Larutan encer Vitamin C
pada pH kurang dari 7,5 masih stabil apabila tidak ada katalisator seperti
di atas. Oksidasi Vitamin C menghasilkan asam dehidroaskorbat. Vitamin
C dengan iod akan membentuk ikatan dengan atom C nomor 2 dan 3
sehingga ikatan rangkap hilang.
C. Alat dan bahan
Alat-alat yang diperlukan dalam percobaan ini adalah:
1. Erlenmeyer 125 mL
8. Pipet ukur 10 mL
2. Gelas beker 250 mL
9. Pipet volume 25 mL
3. Buret 10 mL
10. Labu ukur 100 mL
4. Statif dan klem
11. Labu ukur 250 mL
5. Sendok sungu
12. Penyaring buchner
6. Bola hisap
13. Kertas saring
Bahan-bahan yang diperlukan
1. Sample juice (buah atau sayur)
2. Tablet vitamin C
3. Larutan I2
4. Larutan Na2S2O3
5. Larutan Amilum
6. Akuades
Petunjuk Praktikum Biokimia |
D. Cara Kerja
1. Pembakuan Larutan I2 terhadap Larutan Baku Na-tiosulfat
a. Pipet 25 mL larutan I2 ke dalam labu ukur 100 mL, kemudian encerkan dengan
akuades hingga garis.
b. Ambil 10 mL larutan I2 hasil pengenceran, kemudian titrasi menggunakan
larutan Na2S2O3 hingga larutan berwarna kuning pucat.
c. Tambahkan 2 mL indikator amilum, lakukan penggojokan agar homogen.
d. Lakukan titrasi hingga warna biru larutan tepat hilang.
e. Lakukan titrasi dengan tiga kali pengulangan.
2. Penentuan Kadar Vitamin C
a. Timbang sebanyak 10 gram sampel juice (buah atau sayur), kemudian encerkan
dengan 250 mL akuades. Saring dengan penyaring buchner, kemudian ambil
filtratnya.
b. Gerus dan larutkan 2 buah tablet vitamin C dalam 20 ml akuades dingin yang
sudah dididihkan sebelumnya.
c. Ambil 20 mL filtrat dan masukan ke dalam erlenmeyer.
d. Tambahkan 4 mL indikator amilum dan lakukan titrasi menggunakan larutan I2
hingga warna larutan menjadi biru.
e. Lakukan titrasi dengan tiga kali pengulangan.
Contoh tabel penentuan kadar vitamin C
Volume titran (ml)
Larutan
Awal
Akhir
Terpakai
Volume
terkoreksi
(ml)
Kadar vitamin C
Blangko
Tablet vitamin C
Sari jeruk
Standardisasi I2
I2 +2e- 2I22S2 O23 S4 O6 + 2e
I2 + 2 S2O32- 2 I- + S4O62N I2 V I2 = N S2O32- V S2O32N I2 =
2-
2-
N S2 O3 V S2 O3
VI2
=A
N I2 total = A Faktor pengenceran
=B
B V I
2
= n V Vit.C
Mol Vit.C
= M Vit.C Volume
Mol total
= Mol Vit.C
Massa Vit. C
% Vit.C
250 ml
20 ml
=C
= C Mr Vit. C
=
massa Vit.C
104 mg
100%
10
PERCOBAAN 5
Analisis Kualitatif Terhadap
Bahan Makanan
A. Tujuan Percobaan
Mempelajari teknik analisis karbohidrat dan protein dalam suatu sampel
secara kualitatif.
B. Dasar Teori
Di dalam susu sapi terdapat banyak komponen diantaranya
adalah karbohidrat dan protein. Karbohidrat dan protein dapat dianalisis
secara kualitatif dengan menggunakan beberapa uji. Analisis kualitatif
adalah suatu metode analisis untuk mengetahui kandungan senyawa
penyusun suatu zat. Analisis kualitatif menyangkut identifikasi suatu zat.
Dengan mempelajari metode analisis kualitatif dalam karbohidrat dan
protein, maka dapat dilakukan uji kualitatif keduanya secara bersamaan
dalam suatu sampel.
C.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
D. Cara Kerja
1. Uji Biuret
Ambil 2 mL susu tambahkan 1 mL larutan biuret.
perubahan apakah yang terjadi dan jelaskan.
11
Amati
1. Luff Test
Ambil 2 mL susu tambahkan 1 mL larutan tembaga sulfat dan 1 mL Na2CO3.
Amati apakah timbul endapan. Bandingkan apakah terjadi perubahan setelah dilakukan
pemanasan.
2. Uji Reduksi
Ambil 2 mL susu tambahkan 5 tetes larutan Fehling A dan Fehling B. Jelaskan
reaksi yang terjadi.
3. Hidrolisis
Ambil 5 mL susu tambahkan larutan HCl atau H2SO4 encer. Panaskan beberapa
menit, setelah dingin lakukan netralisasi dengan NaOH 10%. Hasil hidrolisis ditest
dengan Luff test dan Fehling test.
4. Moore Test
Ambil 5 mL susu tambahkan dengan 1 mL NaOH 10 %. Lakukan pemanasan
sampai mendidih. Amati perubahan yang terjadi.
5. Reaksi Molisch
Ambil 2 mL susu tambahkan dengan beberapa tetes asam sulfat pekat dan 2 mL
naphtol. Amati apakah terbentuk cincin violet atau tidak.
6. Reaksi Adam Kiewic
Ambil 2 mL susu tambahkan 2 mL asam asetat glasial dan beberapa tetes asam
sulfat pekat, amati apakah terbentuk cincin violet.
7. Xanthoprotein
Ambil 2 mL susu tambahkan dengan 2 mL HNO3 pekat, kemudian lakukan
pemanasan. Amati perubahan yang terjadi.
8. Pengendapan Kalsium
Ambil 10 mL susu tambah dengan ammonium hidroksida dan 1 mL asam oksalat,
panaskan apakah terjadi pengendapan atau tidak.
Ambil 10 mL susu tambah dengan Na2CO3 atau H2CO3 + NaOH, panaskan apakah terjadi
endapan putih atau tidak.
9. Protease
Ambil 5 mL susu tambah dengan 1 mL tumbukan daun pepaya, lakukan
pemanasan. Amati perubahan yang terjadi.
12
PERCOBAAN 6
Penentuan Kadar Protein
dengan Metode Lowry
A. Tujuan
Percobaan ini bertujuan melatih pembuatan kurva standar larutan Bovine
Serum Albumine (BSA) metode Lowry. Kemudian kurva standar ini akan
digunakan untuk menentukan kadar protein sampel dengan metode
Lowry.
B. Dasar Teori
Penentuan kadar protein dalam sampel sangat penting untuk
menyediakan referensi bagi pengukuran aktivitas enzim ataupun kadar
metabolit tertentu. Cukup banyak metode yang dapat digunakan untuk
mengukur kadar protein dalam sampel. Secara umum, protein-protein
yang terdapat di alam memiliki ciri-ciri dasar yang sama. Yang
membedakan protein-protein tersebut adalah komposisi dan urutan asam
amino penyusunnya serta bentuk dan ukurannya.
C. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah:
1. Tabung reaksi,
2. Pipet 0.1 ml, 1 ml, dan 5 ml,
3. Spektrofotometer DAN kuvetnya.
Bahan-bahan yang digunakan untuk metode Lowry:
1. Larutan standar BSA 100 g/ml,
2. Reagen Folin-Ciocalteu yang sudah diencerkan 1:1 dengan akuades
3. Reagen A (2 % Na2CO3 dalam 0.1 N NaOH)
4. Reagen B (0.5 % CuSO4.5H2O dalam 1 % KNa tartrat)
5. Reagen C (campuran 50 ml reagen A dengan 1 ml reagen B, dibuat
sebelum praktikum dimulai)
D. Cara kerja
1. Pembuatan Kurva Standar
a. Siapkan 5 buah tabung reaksi, isi masing-masing dengan 0, 0.3, 0.5,
0.7, dan 1 ml larutan standar BSA 100 g/ml, dan tepatkan
volumenya hingga 1 ml.
b. Tambahkan 5 ml reagen C, kocok, dan diamkan selama 10 menit.
Petunjuk Praktikum Biokimia |
13
14
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A., Underwood, 1990, Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Folin, O., Wu, H. 1919. A system of blood analysis. Journal of Biological
Chemistry 38(1):81-110.
James, C. S. 1999. Analytical Chemistry of Foods. Maryland: Aspen
Publishers,Inc.,.
Lowry, O. H., Rosebrough, N. J., Farr, A. L., Randall, R. J. 1951. Protein
measurement with the Folin phenol reagent. Journal of Biological
Chemistry 193(1):265-275.
Nielsen, S. S. 1998. Food Analysis. Aspen Publishers Inc., USA
Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhaedi, 1989, Prosedur Laboratorium untuk
Analisa Bahan Makanan dan Pertanian, Yogyakarta: Liberty.
Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhaedi. 1989. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Yogyakarta: Liberty.
Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
15