Anda di halaman 1dari 4

Nama : Fitria Marina

Sandy
NIM :
TAHAPAN LAKTOGENESIS
Dalam proses Laktogenesis terdapat tiga fase yaitu:

Laktogenesis I
Selama masa kehamilan, payudara biasanya menjadi lebih besar
seiring dengan meningkatnya jumlah dan ukuran kelenjar alveoli sebagai
hasil dari peningkatan hormon estrogen. Pada saat pembesaran payudara
ini hormon prolaktin dan HPL, yang berperan dalam produksi ASI, aktif
bekerja. Hal ini terjadi sampai seorang bayi telah disusui untuk beberapa
hari dimana produksi susu yang sebenarnya dimulai.
Pada

fase

terakhir

kehamilan,

payudara

memasuki

fase

Laktogenesis I. Saat itu payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa


cairan kental yang kekuningan. Pada saat itu, tingkat progesteron yang
tinggi mencegah produksi ASI sebenarnya. Tetapi bukan merupakan
masalah medis apabila ibu hamil mengeluarkan (bocor) kolostrum
sebelum lahirnya bayi, dan hal ini juga bukan indikasi sedikit atau
banyaknya produksi ASI sebenarnya nanti.

Laktogenesis II
Saat melahirkan, keluarnya plasenta menyebabkan turunnya tingkat
hormon progesteron, estrogen, dan HPL secara tiba-tiba, namun hormon
prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan terjadinya produksi ASI besarbesaran yang dikenal dengan fase Laktogenesis II.
Apabila

payudara

dirangsang,

level

prolaktin

dalam

darah

meningkat, memuncak dalam periode 45 menit, dan kemudian kembali ke


level sebelum rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya hormon prolaktin
menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormon ini
juga keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian mengindikasikan bahwa level
prolaktin dalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu
sekitar pukul 2 pagi hingga 6 pagi, namun level prolaktin rendah saat
payudara terasa penuh.
Hormon lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan kortisol, juga terdapat
dalam proses ini, namun peran hormon tersebut belum diketahui. Penanda
biokimiawi mengindikasikan bahwa proses laktogenesis II dimulai sekitar

30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru merasakan
payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan. Artinya,
memang produksi ASI yang sebenarnya tidak langsung terjadi setelah
melahirkan, jadi yang dikonsumsi bayi sebelum ASI adalah kolostrum.
Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang tinggi
daripada ASI sebenarnya, khususnya tinggi dalam level immunoglobulin A
(IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan
mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga mencegah terjadinya alergi
makanan. Dalam dua minggu pertama setelah melahirkan, kolostrum
pelan pelan hilang dan tergantikan oleh ASI sebenarnya.

Laktogenesis III
Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama
kehamilan dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi
ASI mulai stabil, sistem kontrol autokrin dimulai. Fase ini dinamakan
Laktogenesis III.
Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan
memproduksi ASI dengan banyak pula. Penelitian berkesimpulan bahwa
apabila

payudara

dikosongkan

secara

menyeluruh

juga

akan

meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASI sangat


dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga
seberapa sering payudara dikosongkan.
TAHAPAN PRODUKSI DAN KANDUNGAN ASI
Terdapat 3 fase dalam produksi dan pengeluaran ASI :
1. Kolostrum merupakan cairan berwarna kekuningan dan kental yang kaya
akan zat anti infeksi dan berprotein tinggi yang keluar dari hari pertama
sampai hari keempat atau ketujuh setelah melahirkan. Kolostrum penuh
dengan zat antibody (zat pertahanan tubuh untuk melawan zat asing yang
masuk ke dalam tubuh) dan immunoglobulin (zat kekebalan tubuh untuk
melawan infeksi penyakit). Kolostrum mengandung zat kekebalan 10-17
kali lebih banyak dari susu matang (mature). Sesuai dengan kebutuhan
bayi baru lahir,

kolostrum yang terdapat pada ASI pada permulaan

menyusui ini banyak mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan


mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga hal ini tentunya
akan

sesuai

dengan

kebutuhan

gizi

bayi

pada

hari-hari

pertama

kelahirannya. Selain itu kolostrum juga merupakan obat penghancar bagi


usus bayi untuk membersihkan mekonium, sehingga bayi mampu
menerima asi pada tahap selanjutnya. Mekonium merupakan kotoran yang
dihasilkan bayi selama masih dalam kandungan dan apabila dikeluarkan
akan berwarna hijau tua kehitaman.
2. Asi Tarnsisi merupakan masa peralihan dari kolostrum menjadi asi matur.
Produksi asi ini di dalam ayudara ibu terjadi pada hari ke 4 sampai hari ke
10 atau hari ke 14. Produksinya sesuai kebutuhan bayi, berubah warna
dan komposisinya. Kandungan protein dan imunoglobulin akan semakin
menurun digantikan dengan kandungan lemak dan laktosa.
3. Asi Matur merupakan asi reguler atau asi yang sebenarnya. Asi ini
diproduksi mulai hari ke 14 sampai seterusnya. Asi ini berwarna putih
kekuningan karena mengandung warna garam dan kalsium caseinat, riboflavin dan
karoten. Mempunyai komposisi yang stabil sesuai dengan kebutuhan bayi.

Referensi
Bobak, Irene M. 2000. Perawatan Maternitas dan Ginekologi. Edisi 1 Jilid 2, Bandung: IAPK
Padjajaran.

Purwanti. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Bandung : Cendekia.


Rohan H. Hasdianah dan Siyoto Sandu. 2013. Buku Ajar Kesehatan
Reproduksi. Yogyakarta : Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai