Anda di halaman 1dari 2

Politik Gentong Babi ( Pork Barrel )

Seiring berjalannya demokrasi tidak lepas dari politik, yang bisa diartikan bebas adalah cara
untuk mendapatkan kekuasaan, kali ini penulis ingin membahas salah satu cara politik yang
mencederai tata cara demokrasi, namun lazim digunakan oleh politikus. Politik gentong babi
atau di luar negeri sering disebut istilah Pork Barrel.
Pork Barrel sendiri merupakan istilah yang berasal dari sistem politik Amerika Serikat,
khususnya pada awal berdirinya AS, sekitar tahun 1800-an. Menjelang Pemilu politisi kerap
melakukan tindakan politik gentong babi dengan menyalurkan kebijakan/uang/bantuan agar
rakyat memilih mereka saat Pemilu.
Menurut Maxey, frasa gentong babi berasal dari praktik memberikan daging babi asin
kepada para budak kulit hitam pada masa Perang Saudara (1861-1865). Istilah gentong babi
bernada menghina dan merendahkan. Pada masa itu, para tuan pemilik budak memberikan
daging babi yang telah diasinkan kepada para budak kulit hitam untuk diperebutkan.
Istilah gentong babi (pork barrel) mengacu pada pengeluaran yang diusahakan oleh politisi
atau anggota parlemen untuk konstituennya sebagai imbalan atas dukungan politik, baik
dalam bentuk kampanye atau suara pada pemilihan umum. Tujuannya agar mereka dapat
terpilih kembali dalam pemilu berikutnya. Praktik politik ini terus dikecam karena cenderung
menguntungkan kepentingan pribadi daripada kepentingan umum serta rawan penyelewengan
dan salah sasaran.
Di negara-negara lain, praktik gentong babi juga disebut patronage (patronase). Di
Denmark, Swedia, dan Norwegia disebut election pork atau babi pemilihan, di mana para
politisi mengumbar janji-janji sebelum pemilihan berlangsung. Di Finlandia disebut politik
gorong-gorong, yang mengacu pada politisi nasional berkonsentrasi pada masalah-masalah
lokal. Rumania menyebutnya sedekah pemilihan. Sedangkan di Polandia disebut sosis
pemilu.
Menurut Teddy Lesmana dalam Politik Pork Barrel dan Kemiskinan, praktik gentong
babi menjadi sesuatu yang mengandung konotasi negatif terkait dengan perilaku politisi yang
menggunakan uang negara untuk kepentingan politiknya dan tidak semata-mata untuk
kepentingan rakyat yang diwakilinya.
Politik gentong babi tersebut adalah praktik yang sengaja dilakukan politisi agar bisa
pengaruhi sikap rakyat/konstituen "Biasanya pemimpin pemerintahan/kepala daerah/politisi
membuat kebijakan yg bisa pengaruhi perolehan suara dimasa akhir jabatannya. Siasat politik
ini, sangat efektif dan mematikan lawan kerena akan pengaruhi sikap konstituen dalam
pemilu yang akan segera dilakukan. "Dari sisi etika jelas ini sangat merusak mental rakyat yg
umumnya hanya tahu bahasa materi (uang). Ini merupakan pembodohan sistemik &
mencederai demokrasi.
Jadi, sebelum kita menyimpulkan bahwasanya setiap politikus melakukan politik pork
barrel, kita sebagai masyarakat harus bisa memilah dan menelaah setiap kebijakan yang
dilakukan oleh pimpinan ataupun anggota legislatif (karena kebijakan dan anggaran berasal

dari kelompok tersebut). Apakah mengandung unsur yang menguntungkan masyarakat ataupun
menguntungkan secara sepihak untuk kelompok elit.

Ada beberapa kriteria yang bisa dikategorikan kepada politik pork barrel, antara lain:
1. Diminta oleh hanya satu fraksi (konstituen)
2. Tidak memiliki wewenang khusus untuk hal yang di ajukan (tidak masuk dalam program
kerja/Visi dan misi)
3. Tidak memiliki pertanggung jawaban secara jelas (tidak terperinci)
4. Bukan merupakan kebijakan langsung dari Presiden
5. Sangat melebihi anggaran pada tahun sebelumnya (Jika program sama)
6. Bukan merupakan keputusan hasil sidang/anggaran atau diluar anggaran APBN/APBD
7. Hanya mewakili/melayani kepentingan lokal/khusus/kelompok

Anda mungkin juga menyukai