Anda di halaman 1dari 3

Hal.

514-523

Dalam pidato Bung Karno dalam bagian ini beliau menjelaskan tentang perjuangan
melawan imperalis dalam bidang ekonomi Indonesia dengan cara membangun ekonomi sosialis.
Selain itu,beliau juga mengajak rakyat Indonesia untuk bersama sama melawan imperlaisme.
Seperti dalam cupliakan sebagian pidato Bung Karno dibawah ini.
Beliau menjelaskan tentang gedung yang digunakan untuk Conefo. Beliau menjelaskan
bahwa Conefo tersebut bukan gedungnya yang penting melainkan adalah penggalangan seluruh
semangat anti-imperalis. Beliau mengatakan Jang penting bukan gedungnja! Jang penting
bukan gedungnja! Jang penting ialah penggalangan semua tenaga anti-imperalis! Di satu
gedung megah sjukur kalua bias, untuk mengangkat nama Indonesia, di gubug gubug
beratapo alang alang apa boleh buat, malahan mungkin mendatangkan affek politik jang
lebih hebat lagi! Beliau juga mengatakan bahwa perjuangan anti-imperalis harus dijalankan
terus dan juga atas skala internasional. Karena dunia ini telah menjadi kecil didalam tangan si
pembuat sejarah. Kemudian beliau mengatakan bahwa politik dan ekonomi tidak dapat
dipisahkan, karena politik dan ekonomi saling kait mengait satu sama lain. Kemudian beliau
melanjutkan dengan menjelaskan bahwa ekonomi yang dikejar Indonesia ialah ekonomi atas
dasar orde baru, ekonomi atas dasar sosialis, bukan ekonomi seperti di Amerika atau ekonomi di
Jepang. Tetapi ekonomi tanpa expolitation der lhomme par lhomme tak dapat diselenggarakan
tanpa hilangnya exploitation de nation per nation(imperlaisme). Oleh karena itu, untuk
membangun ekonomi sosialis harus bersama sama menggempur imperalisme.
Kemudian Bung Karno menjelaskan tentang keaktifan kembali Indonesia dalam badan
Internasional PBB setelah PBB berkata : harus meningkatkan perjuangan untuk mengadakan
perombakan dalam tubuh PBB, baik strukturil,maupun komposisionil, untuk disesuaikan dengan
perkembangan zaman. Perkataan PBB tersebut ditanggapi oleh MPRS, yang kemudian MPRS
berkata : Dengan ikut aktif kembalinya Indonesia di dalam badan internasional itu, perjuangan
perombakan akan lebih efektif.Kemudian beliau menjelaskan politik beliau terhadap PBB
dengan menggunakan perundingan dengan Malaysia sebagai contoh. Taktik perundingan dengan
Malaysia ialah mengajak mengadakan perundingan kalua Malaysia sudah dalam keadaan minta
perundingan itu, Jendral Soeharto berkata : konfrontasi politik untuk membawa atau memaksa

Malaysia masuk perundingan. Tapi menurut Bung Karno adalah untuk mengajak mengadakan
perundingan kalau Malaysia sudah dalam keadaan minta perundingan itu. Itulah mengapa tiga
tahun lamanya konfrontasi dengan Malaysia terjadi lebih dahulu,dan sesudah Malaysia meminta
perundingan, baru perundingan itu dilaksanakan.
Demikian pula dengan prinsip masuk-kembali dalam PBB untuk lebih mengeffektifkan
perjuangan perombakan PBB. Beliau mengatakan bahwa sebelum meningkatakan perombakan
PBB, akan dilakukan peningkatan di luar PBB, dengan cara melaksanakan Conefo lebih dahulu.
Baru nanti sesudah peningkatan perjuangan perombakan diluar dan didalam Conefo, baru nanti
tetapkan kapan dan waktunya untuk kembali ke dalam PBB. Gerakan ini adalah salah satu wujud
Bung Karno melawan imperlasime karena dalam PBB didominasi oleh negara negara
imperalis.
Setelah menjelaskan tentang perlawanan terhadap imperalisme, Beliau menjelaskan tentang
perlunya sejarah bagi bangsa ini. Beliau mengatakan tentang pahit manisnya 21 tahun
perjuangan Indonesia yang penuhg dengan pengalaman baik maupun buruk. Beliau mengajak
rakyat untuk mengoreksi buruk buruknya dan menyempurnakan yang baik untuk bekal
perjalanan bangsa ini selanjutnya yang masih jauh dan niscaya masih berat. Kemudian beliau
berkata : Pelajarilah sejarah perjuanganmu sendiri yang sudah lampau, agar supaya tidak
tergelincir dalam perjuanganmu yang akan datang. Kemudian dilanjutkan dengan sebuah
kalimat yang melegenda dari beliau,yaitu Jangan sekali sekali meninggalkan sejarah. Setelah
itu beliau membakar semangat rakyatnya dengan menjelaskan bahwa Indonesia dulu jaya karena
persatuan dalam mengemban perjuangan Indonesia. Dan menderita tamparan pada waktu kita
terpecah belah .
Beliau kembali mengingatkan pentingnya sejarah dengan mengatakan : jika engkau
meninggalkan sejarah engkau akan berdiri diatas kekosongan, dan perjuanganmu hanya akan
bersifat amuk saja. Beliau juga mengatakan bahwa jika ada orang yang tidak ingin mengambil
pengajaran dari sejarah, bahkan mau melepaskan sejarah itu. Mereka akan gagal, sebab
melepaskan suatu bangsa dari sejarahnya adalah tidak mungkin.
Setelah itu beliau mengakhiri pidatonya dengan membakar semangat revolusi bangsa
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai