BAB V
PEMBAHASAN
A. Kapasitas Simpang Karanglo
1.
persimpangan Jalan Karanglo dan hasil perhitungan volume lalu lintas harian ratarata Tabel 4.4 (pada bab IV), diperoleh hasil volume lalu lintas kendaraan yang
paling besar yaitu pada hari Senin pukul 16.15-17.15 WIB dengan jumlah
kendaraan 3187,3 smp/jam.
Banyaknya volume kendaraan yang melewati persimpangan Jalan
Karanglo dikarenakan sebagai jalur utama yang menghubungkan antara Kota
Surabaya, Kota Malang dan Kota Batu.
2.
Arus Jenuh
Arus jenuh pada persimpangan Jalan Karanglo pada pendekat Utara,
Selatan dan Barat disesuaikan dengan pengaturan lampu lalu lintas pada simpang
tersebut. Pada pendekat Utara tidak disediakan gerakan LTOR melainkan lurus
langsung tanpa mengikuti isyarat lampu, sedangkan untuk pendekat Selatan dan
Barat disediakan gerakan LTOR. Arus jenuh pada pendekat Utara sebesar 7127
smp/jam, pendekat selatan sebesar 6486 smp/jam dan pendekat barat sebesar 3469
smp/jam. Berdasarkan hasil perhitungan dengan kondisi terkini nilai rasio arus
jenuh pada persimpangan Jalan Karanglo sebesar 0,92. Nilai rasio arus jenuh pada
persimpangan Jalan Karanglo lebih dari 0,75 atau mendekati 1, menurut pedoman
62
MKJI nilai rasio arus jenuh yang melebihi batas 0,75 maka mendekati jenuh atau
kemacetan parah.
3.
menghasilkan nilai pada pendekat Utara sebesar 3435 smp/jam, pendekat Selatan
sebesar 2260 smp/jam dan pendekat Barat sebesar 577 smp/jam. Pendekat Utara
dan Selatan memilki kapasitas yang besar sedangkan untuk pendekat Barat
memiliki nilai kapasitas yang paling kecil dengan perbandingan yang jauh pada
pendekat Utara dan Selatan.
Nilai derajat kejenuhan persimpangan Jalan karanglo pada pendekat Utara,
Selatan dan Barat memilki nilai yang sama yaitu 0,93. Menurut pedoman MKJI
batas yang ditentukan untuk nilai derajat kejenuhan yaitu 0,85 sehingga simpang
memiliki nilai derajat kejenuhan yang melebihi batas yang ditentukan maka
simpang tersebut mengalami kejenuhan.
4.
Panjang Antrian
Panjang antrian kendaraan yang diakibatkan oleh sinyal merah lampu
lintas diperoleh setelah perhitungan derajat kejenuhan dan antrian kendaraan pada
masing-masing lajur kaki simpang. Data yang diperoleh dari hasil perhitungan
pada Tabel 4.18 (pada bab IV) pada pendekat Utara panjang antrian 781 m,
pendekat Selatan 574 m dan pendekat Barat 230 m. Pada pendekat Utara atau dari
arah Surabaya panjang antrian memiliki nilai yang paling besar dikarenakan
volume kendaraan dari arah Utara lebih besar dibandingkan dengan dari arah
63
Malang dan Batu. Kendaraan yang akan bergerak lurus atau menuju Kota Malang
dari arah Surabaya seringkali tidak berada pada jalur yang seharusnya, sehingga
ketika sinyal lampu merah yang memberhentikan kendaraan yang akan belok
kanan atau menuju Kota Batu terhambat oleh kendaraan yang akan berpindah
jalur dan membuat antrian kendaraan semakin panjang.
5.
Kendaraan Terhenti
Simpang bersinyal atau tak bersinyal merupakan salah satu titik konflik
paling besar di jalan raya, karena semua kendaraan dari masing-masing kaki
simpang mengalami pertemuan. Kendaraan seringkali mengalami perhentian
dalam beberapa waktu untuk mengantri dikarenakan lampu lalu lintas atau pun hal
lainnya yang dapat menghambat perjalanan. Angkutan umum seperti bus dan
angkutan kota (angkot) merupakan salah satu penyebab terhentinya kendaraan
lain, dikarenakan sering menaikkan dan menurunkan penumpang ke tepi jalan
secara tiba-tiba. Perhentian kendaraan yang lama akan mengakibatkan
terganggunya pergerakan arus lalu lintas yang lain.
Hasil perhitungan kendaraan terhenti pada persimpangan Jalan Karanglo
untuk pendekat Utara 0,850 stop/smp, pendekat Selatan 0,873 stop/smp dan
pendekat Barat 0,905 stop/smp. Sedangkan untuk kendaraan terhenti rata-rata
pada persimpangan Jalan Karanglo sebesar 0,86 stop/smp.
6.
Tundaan
64
7.
dengan melihat waktu tempuh tambahan yang dibutuhkan untuk melewati suatu
simpang dibandingkan tanpa simpang atau disebut dengan tundaan. Dari hasil
perhitungan tundaan pada persimpangan Jalan Karanglo dengan pengaturan tiga
fase diperoleh nilai 95,01 det/smp. Berdasarkan nilai tundaan tersebut maka
persimpangan Jalan Karanglo dikategorikan buruk yaitu tingkat pelayanan F.
Tingkat pelayanan dengan kategori F adalah tingkat pelayanan paling rendah,
kondisi ini membuat arus kendaraan melebihi kapasitas, terjadi antrian kendaraan
yang panjang, gerak maju tersendat dan waktu putaran sangat panjang.
65
1.
Pelebaran Jalan
Skenario alternatif jangka pendek yang dapat dilakukan dalam beberapa
66
pelebaran jalan yang bisa dilakukan pada persimpangan Jalan Karanglo sangat
minim sekali mengingat banyak pertokoan dan industri yang memadati daerah
sekitar simpang. Hasil survei geomterik jalan yang telah dilakukan bahwa
pelebaran jalan yang bisa dilakukan pada pendekat Utara maksimal 1-2 meter,
pendekat Selatan maksimal 1-1,5 meter dan pendekat Barat maksimal 0,5-1 meter
saja. Pada perhitungan ini digunakan pelebaran maksimum yaitu dengan
mengambil pelebaran jalan terbesar, pelebaran jalan yang direncanakan dapat
dilihat pada Tabel 5.4 berikut.
Tabel 5.1
Pendekat
Utara
Selatan
Barat
5,4
Sumber: Hasil Olahan Data Lapangan
2.
13
6,4
hasil perhitungan (pada bab IV) sudah melampaui syarat yang ditentukan
berdasarkan MKJI yaitu 0,85. Pelebaran jalan yang dilakukan kurang cukup tanpa
adanya pengaturan ulang waktu siklus di lapangan berdasarkan waktu siklus yang
ada di lapangan yaitu 70 detik masih belum bisa mengatasi kejenuhan yang terjadi
di simpang Jalan Karanglo pada jam puncak. Sehingga perlu dilakukan rekayasa
penambahan waktu siklus dengan tetap menggunakan 3 fase dengan pembagian
waktu siklus yang direncanakan agar persimpangan tidak mengalami kejenuhan
67
Waktu Merah, Waktu Hijau dan Waktu Kuning Kondisi Saat ini
Lebar
Pendekat
Utara
Selatan
efektif We
(m)
12
11,5
5,4
Waktu
Waktu
kuning
siklus (C)
(det)
3
(det)
50
42
70
55
Waktu
Waktu
merah (det)
hijau (det)
17
25
Barat
17
Sumber: Hasil Olahan Data Lapangan
Tabel 5.3
Pendekat
Utara
Selatan
Barat
Lebar
Waktu
efektif
hijau
We (m)
14
13
6,4
(det)
67,48
70
49,7
50
22,82
25
Waktu
Siklus (det)
145
68
Indikasi sinyal
Merah (detik) Kuning (detik)
Utara
82
3
Selatan
102
3
Barat
127
3
Sumber: Hasil Olahan Data Lapangan
Pendekat
Hijau (detik)
70
50
25
All Red
Waktu
(detik)
Siklus
158
Data lampu lalu lintas lebih jelasnya dapat dilihat paga gambar 5.1 berikut.
Waktu Siklus = 158 detik
Utara
Barat
Selatan
Gambar 5.1
69
diperpanjang lagi tetapi nantinya akan berdampak pada panjang antrian dan
tundaan kendaraan. Lampu sinyal merah jika semakin lama maka akan
menimbulkan panjang antrian dan kendaraan terhenti yang panjang. Oleh karena
itu perencanaan waktu siklus yang digunakan yaitu 158 detik. Perhitungan
perpanjangan waktu siklus dengan pengaturan 3 fase pada persimpangan Jalan
karanglo masih belum cukup untuk mengurangi kejenuhan pada simpang tanpa
adanya penambahan kapasitas jalan yaitu dengan melebarkan jalan.
3.
Arus Jenuh
Perhitungan arus jenuh dengan lebar pendekat Utara 12 meter, Selatan
11,5 meter dan Barat 5,4 meter dengan waktu siklus 70 detik menghasilkan nilai
arus jenuh pada pendekat Utara 7127 smp/jam, pendekat Selatan 6486 smp/jam
dan pendekat Barat 3469 smp/jam. Dari perhitungan nilai arus jenuh tersebut
diperoleh hasil rasio arus jenuh sebesar 0,93 dan waktu siklus 307 detik.
Sedangkan untuk nilai arus jenuh pada rekayasa pelebaran jalan dan
pengaturan ulang waktu siklus pada masing-masing pendekat, menghasilkan nilai
untuk pendekat Utara 8219 smp/jam, pendekat Selatan 7410 smp/jam dan
pendekat Barat 4069 smp/jam. Dari nilai arus jenuh tersebut diperoleh nilai rasio
arus jenuh 0,72 dan waktu siklus 158 detik.
Waktu siklus yang sudah diperoleh dalam perhitungan perencanaan ulang
lebih dari 130 detik hal ini tidak sesuai dengan waktu siklus yang layak menurut
MKJI dikarenakan dalam kasus ini persimpangan Jalan Karanglo memang
termasuk simpang yang cukup besar.
70
4.
meter dan Barat 5,4 meter dengan waktu siklus 70 detik menghasilkan nilai
kapasitas pada pendekat Utara 3435 smp/jam, pendekat Selatan 2260 smp/jam dan
pendekat Timur 577 smp/jam. Nilai derajat kejenuhan pada masing-masing
pendekat dari hasil perhitungan memiliki nilai yang sama yaitu 0,93.
Sementara untuk kapasitas pada rekayasa pelebaran jalan dan pengaturan
ulang waktu siklus pada masing-masing pendekat, menghasilkan nilai untuk
pendekat Utara 3968 smp/jam, pendekat Selatan 2555 smp/jam dan pendekat
Barat 701 smp/jam. Dari nilai kapasitas tersebut diperoleh derajat kejenuhan pada
pendekat Utara 0,83, pendekat Selatan 0,81 dan pendekat barat 0,76.
Dari hasil perhitungan dengan lebar jalan sesuai dengan kondisi saat ini
dibandingkan dengan penambahan lebar jalan dan pengaturan ulang waktu siklus
maka kapasitas dari masing-masing pendekat mengalami kenaikan. Pelebaran
jalan, perubahan waktu siklus dan penambahan waktu hijau juga berpengaruh
pada kejenuhan simpang yang mengalami penurunan dan memilki nilai dibawah
batas yang ditetapkan yaitu 0,85 sesuai dengan MKJI.
5.
Panjang Antrian
Berdasarkan hasil perhitungan dengan lebar pendekat Utara 12 meter,
Selatan 11,5 meter dan Barat 5,4 meter dengan waktu siklus 70 detik
menghasilkan nilai panjang antrian pada pendekat Utara 781 m, pendekat Selatan
574 m dan pendekat barat 230 m.
71
6.
Kendaraan Terhenti
Berdasarkan hasil perhitungan dengan lebar jalan sesuai dengan kondisi
lapangan dan waktu siklus 70 detik menghasilkan nilai angka henti pada pendekat
Utara 0,850 stop/jam, pendekat Selatan 0,873 stop/jam dan pendekat Barat 0,905
smp/jam. Dari perhitungan nilai angka henti diperoleh nilai kendaraan terhenti ratrata yaitu 0,86 stop/smp.
Sedangkan untuk nilai angka henti pada rekayasa pelebaran jalan dan
pengaturan ulang waktu siklus pada masing-masing pendekat, menghasilkan nilai
angka henti untuk pendekat Utara 0,782 stop/smp, pendekat Selatan 0,837
stop/smp dan pendekat Barat 0,882 stop/smp, sedangkan untuk nilai kendaraan
terhenti rata-rata 0,81 stop/smp.
Dari hasil perhitungan dengan lebar jalan sesuai dengan kondisi saat ini
dibandingkan dengan penambahan lebar jalan nilai kendaraan terhenti dan nilai
kendaraan terhenti rata-rata mengalami penurunan.
7.
Tundaan
72
8.
rekayasa pelebaran jalan dan pengaturan ulang waktu siklus maka diperoleh nilai
48,92 det/smp. Berdasarkan nilai tundaan tersebut maka persimpangan Jalan
Karanglo dikategorikan dengan tingkat pelayanan E. Tingkat pelayanan dengan
kategori E masih terbilang simpang tidak kondusif dalam mengalirkan arus lalu
lintas, pergerakan arus lalu lintas masih lama, waktu putar panjang, gerak maju
tersendat dan arus kendaraan masih melebihi kapasitas.