Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH FARMAKOKINETIK KLINIK

DISUSUN OLEH:
Nama:
1. Angga Gusti Saputra (
2. Arief Fadillah (1313015026)
3. Nur Anggreani (1313015015)
4. Rizki Khairunnisa (
5. Rullah Hermanda (1313015051)
6. Yunaedi (
7. Ayu Kusumah Dewi (
Kelas: S1-B 2013
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2015
KATA PENGANTAR

1 | Ma k a l a h Fa r m a ko k i n e ti k K li n i k

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, taufik, dan hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
menambah informasi bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena
pengalaman yang kami miliki. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan serta kritikan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Samarinda, Oktober 2015

Penulis

DAFTAR ISI

2 | Ma k a l a h Fa r m a ko k i n e ti k K li n i k

COVER MAKALAH..................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
A. LATAR BELAKANG........................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................5
C. TUJUAN............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................
A.
BAB III PENUTUP.......................................................................................
A. KESIMPULAN..................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................21

3 | Ma k a l a h Fa r m a ko k i n e ti k K li n i k

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Farmakokinetik adalah studi yang menghubungkan antara regimen
dosis dan perubahan konsentrasi obat di dalam tubuh setiap waktunya. Tipe
konsentrasi diukur di dalam darah, serum atau plasma, dan antara
konsentrasi-waktu dideskripsikan dalam bentuk persamaan. Pengetahuan
mengenai hubungan antara kosentrasi obat di dalam darah dengan respon
klinik. Farmakokinetika dapat didefenisikan sebagai setiap proses yang
dilakukan tubuh terhadap obat, yaitu absorpsi, distribusi, metabolisme dan
ekskresi. Dalam arti sempit farmakokinetika khususnya mempelajari
perubahan-perubahan konsentrasi dari obat dan metabolitnya didalam darah
dan jaringan sebagai fungsi dari waktu.
1. Absorpsi
Yang dimaksud dengan absorpsi suatu obat ialah pengambilan obat
dari permukaan tubuh ke dalam aliran darah atau ke dalam sistem
pembuluh limfe. Dari aliran darah atau sistem pembuluh limfe terjadi
distribusi obat ke dalam organisme keseluruhan. Absorpsi, distribusi dan
ekskresi tidak mungkin terjadi tanpa suatu transport melalui membran.
Penetrasi senyawa melalui membrane dapat terjadi sebagai difusi, difusi
terfasilitasi, transport aktif, pinositosis atau fagositosis. Absorpsi
kebanyakan obat terjadi secara pasif melalui difusi.
2. Distribusi
Apabila obat mencapai pembuluh darah, obat akan ditransfer lebih
lanjut bersama aliran darah dalam sistem sirkulasi. Akibat perubahan
konsentrasi darah terhadap jaringan, bahan obat meninggalkan pembuluh
darah dan terdistribusi ke dalam jaringan (Mutscler, 1985).
Pada tahap distribusi ini penyebarannya sangat peka terhadap
berbagai pengaruh yang terkait dengan tahap penyerapan dan tahap yang
terjadi sesudahnya yaitu peniadaan, serta terkait pula dengan komposisi

4 | Ma k a l a h Fa r m a ko k i n e ti k K li n i k

biokimia serta keadaan fisiopatologi subyeknya, disamping itu perlu


diingat kemungkinan adanya interaksi dengan molekul lainnya. Pada tahap
ini merupakan fenomena dinamik, yang selalu terdiri dari fase peningkatan
dan penurunan kadar zat aktif. Pengertian akumulasi dan penimbunan
terutama penimbunan bahan toksik, harus dijajaki dari sudut pandang
dinamik, maksudnya melihat perbedaan antara kecepatan masuk dan
kecepatan keluar. Sebenarnya penimbunan bahan toksik merupakan efek
racun dan hasil fatal sebagai akibat lambat atau sangat lambatnya laju
pengeluaran dibandingkan laju penyerapan (Aiache,1993).
3. Metabolisme
Obat yang telah diserap usus ke dalam sirkulasi lalu diangkut
melalui sistem pembuluh porta (vena portae), yang merupakan suplai
darah utama dari daerah lambung usus ke hati. Dalam hati, seluruh atau
sebagian obat mengalami perubahan kimiawi secara enzimatis dan hasil
perubahannya (metabolit) menjadi tidak atau kurang aktif, dimana proses
ini disebut proses diaktivasi atau bioinaktivasi (pada obat dinamakan first
pass effect). Tapi adapula obat yang khasiat farmakologinya justru
diperkuat (bio-aktivasi), oleh karenanya reaksi-reaksi metabolisme dalam
hati dan beberapa organ lain lebih tepat disebut biotransformasi.
(Tjay dan Rahardja, 2002).
Faktor yang mempengaruhi metabolisme obat yaitu induksi enzim
yang dapat meningkatkan kecepatan biotransformasi. Selain itu inhibisi
enzim yang merupakan kebalikan dari induksi enzim, biotranformasi obat
diperlambat, menyebabkan bioavailabilitasnya meningkat, menimbulkan
efek menjadi lebih besar dan lebih lama. Kompetisi (interaksi obat) juga
berpengaruh terhadap metabolisme dimana terjadi oleh obat yang
dimetabolisir oleh sistem enzim yang

sama (contoh alkohol dan

barbiturat). Perbedaan individu juga berpengaruh terhadap metabolisme


karena adanya genetic polymorphism, dimana seseorang mungkin
memiliki kecepatan metabolisme berbeda untuk obat yang sama
(Hinz, 2005).

5 | Ma k a l a h Fa r m a ko k i n e ti k K li n i k

Bila obat diberikan per oral, maka availabilitas sistemiknya kurang


dari 1 dan besarnya bergantung pada jumlah obat yang dapat menembus
dinding saluran cerna (jumlah obat yang diabsorpsi) dan jumlah obat yang
mengalami eliminasi presistemik (metabolisme lintas pertama) di mukosa
usus dan dalam hepar (Setiawati, 2005).
Obat yang digunakan secara oral akan melalui lever (hepar)
sebelum masuk ke dalam darah menuju ke daerah lain dari tubuh
(misalnya otak, jantung, paru-paru dan jaringan lainnya). Di dalam lever
terdapat enzim khusus yaitu sitokrom P-450 yang akan mengubah obat
menjadi bentuk metabolitnya. Metabolit umumnya menjadi lebih larut
dalam air (polar) dan akan dengan cepat diekskresi ke luar tubuh melalui
urin, feses, keringat dan lain-lain. Hal ini akan secara dramatik
mempengaruhi kadar obat dalam plasma dimana obat yang mengalami
first pass metabolism akan kurang bioavailabilitasnya sehingga efek yang
di hasilkan juga berkurang
Tipe

metabolisme

dibedakan

menjadi

dua

bagian

yaitu

Nonsynthetic Reactions (Reaksi Fase I) dan Synthetic Reaction (Reaksi


Fase II). Reaksi fase I terdiri dari oksidasi, reduksi, hidrolisa, alkali, dan
dealkilasi. Metabolitnya bisa lebih aktif dari senyawa asalnya. Umumnya
tidak dieliminasi dari tubuh kecuali dengan adanya metabolisme lebih
lanjut. Reaksi fase II berupa konjugasi yaitu penggabungan suatu obat
dengan suatu molekul lain. Metabolitnya umumnya lebih larut dalam air
dan mudah diekskresikan (Hinz, 2005).
Metabolit umumnya merupakan suatu bentuk yang lebih larut
dalam air dibandingkan molekul awal. Perubahan sifat fisiko kimia ini
paling sering dikaitkan dengan penyebaran kuantitatif metabolit yang
dapat sangat berbeda dari zat aktifnya dengan segala akibatnya. Jika
metabolit ini merupakan mediator farmakologik, maka akan terjadi
perubahan, baik berupa peningkatan maupun penurunan efeknya
(Aiache, 1993).

6 | Ma k a l a h Fa r m a ko k i n e ti k K li n i k

4. Ekskresi
Pengeluaran obat atau metabolitnya dari tubuh terutama dilakukan
oleh ginjal melalui air seni disebut ekskresi. Lazimnya tiap obat diekskresi
berupa metabolitnya dan hanya sebagian kecil dalam keadaan asli yang
utuh. Tapi adapula beberapa cara lain yaitu melalui kulit bersama keringat,
paru-paru melalui pernafasan dan melalui hati dengan empedu (Tjay dan
Rahardja, 2002).
Turunnya kadar plasma obat dan lama efeknya tergantung pada
kecepatan metabolisme dan ekskresi. Kedua faktor ini menentukan
kecepatan eliminasi obat yang dinyatakan dengan pengertian plasma halflife eliminasi (waktu paruh) yaitu rentang waktu dimana kadar obat dalam
plasma pada fase eliminasi menurun sampai separuhnya. Kecepatan
eliminasi

obat

dan

plasma

t1/2-nya

tergantung

dari

kecepatan

biotransformasi dan ekskresi. Obat dengan metabolisme cepat half lifenya


juga pendek. Sebaliknya zat yang tidak mengalami biotransformasi atau
yang resorpsi kembali oleh tubuli ginjal, dengan sendirinya t1/2-nya
panjang (Waldon, 2008).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh penyakit jantung terhadap absorpsi, distribusi,
metabolism dan ekskresi pada tubuh?
C. Tujuan

7 | Ma k a l a h Fa r m a ko k i n e ti k K li n i k

Anda mungkin juga menyukai