Anda di halaman 1dari 2

I.

JUDUL PERCOBAAN :
PENCEMARAN AIR TERHADAP ORGANISME PERAIRAN ( IKAN )
II. TUJUAN PERCOBAAN :
1.Melihat adaptasi yang dilakukan oleh organisme perairan (ikan)
2.Mengamati berapa lama ikan mampu bertahan di dalam air yang tercemar
3.Mengamati pengaruh adaptasi ikan terhadap lingkungan perairan yang tercemar.
4.Mengetahui kandungan zat-zat pada detergen
5.Mengetahui dampak detergen terhadap organism perairan/ikan dan kaitannya denganpencemaran air.
III. TINJAUAN TEORITIS :Detergen
Deterjen merupakan produk teknologi yang strategis, karena telah menjadi bagian darikehidupan sehari-hari
masyarakat modern mulai rumah tangga sampai industri. Di sisi lain,detergen harus memenuhi sejumlah
persyaratan seperti fungsi jangka pendek ( short therm function) atau daya kerja cepat, mampu bereaksi pada
suhu rendah, dampak lingkungan yangrendah dan harga yang terjangkau (Juradoet al, 2006)Produksi deterjen
Indonesia rata-rata per tahun sebesar 380 ribu ton. Sedangkan tingkat konsumsinya, menurut hasil survey yang
dilakukan oleh Pusat Audit Teknologi di wilayah Jabotabek pada tahun 2002, per kapita rata-rata sebesar 8,232 kg
(Anonimous, 2009).Dibandingkan dengan produk terdahulu, sabun, deterjen mempunyai keunggulan antaralain
mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air. Pada umumnya detergen
bersifat surfaktan anionik yang berasal dari derivat minyak nabati atauminyak bumi (Chantraine Fet all, 2009).
Setelah Perang Dunia II, detergen sintetik mulai dikembangkan dengan gugus utamasurfaktant adalah ABS
(Alkyl Benzene Sulfonate) yang sulit dibiodegradabel, maka pada tahun1965 industri mengubahnya
dengan yang biodegradable yaitu dengan gugus utama surfaktantLAS ( Linier Alkyl Benzene Sulfonate).
Menurut Asosiasi Pengusaha Deterjen Indonesia(APEDI), surfaktan anionik yang digunakan di Indonesia saat ini
adalah alkyl benzene sulfonaterantai bercabang (ABS) sebesar 40% dan alkyl benzene sulfonate rantai lurus
(LAS) sebesar60%. Alasan penggunaan ABS antara lain karena harganya murah, stabil dalam bentuk krimpasta
dan busanya melimpah. Dibandingkan dengan LAS, ABS lebih sukar diuraikan secara alami sehingga pada
banyak negara di dunia penggunaan ABS telah dilarang dan diganti denganLAS. Sedangkan di Indonesia,
peraturan mengenai larangan penggunaan ABS belum ada.Beberapa alasan masih digunakannya ABS dalam
produk deterjen, antara lain karena harganyamurah, kestabilannya dalam bentuk krim pasta dan busanya
melimpah (Anonimous, 2009).

Bahan bahan yang umum terkandung pada deterjen adalah:


1. Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu
hydrophile (suka air) dan hydrophobe (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkantegangan
permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaanbahan. Surfaktant terbagi
atas jenis anionic ( Alkyl Benzene Sulfonate /ABS, Linier Alkyl BenzeneSulfonate /LAS, Alpha
Olein Sulfonate /AOS), sedangkan jenis kedua bersifat kationik (GaramAmmonium) dan jenis yang ketiga
bersifat non ionic ( Nonyl phenol polyethoxyle) sertaAmphoterik ( Acyl Ethylenediamines ).

2. Builder (Permbentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan caramenonaktifkan
mineral penyebab kesadahan air, dapat berupa Phosphates (Sodium Tri PolyPhosphate/STPP), Asetat (Nitril Tri
Acetate/NTA, Ethylene Diamine Tetra Acetate/EDTA),Silikat (Zeolit), dan Sitrat (asam sitrat).
3.Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuanmeningkatkan daya cuci,
tetapi menambah kuantitas atau dapat memadatkan dan memantapkansehingga dapat menurunkan harga, misal
Sodium sulfate
4.Additives adalah bahan suplemen/ tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnyapewangi,
pelarut, pemutih, pewarna dan sebagainya yang tidak berhubungan langsung dengandaya cuci deterjen. Additives
ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk.Contohnya enzyme, borax, sodium chloride,
Carboxy Methyl Cellulose (CMC) dipakai agarkotoran yang telah dibawa oleh detergent ke dalam larutan
tidak kembali ke bahan cucian padawaktu mencuci (anti Redeposisi). Wangi wangian atau parfum dipakai agar
cucian berbauharum, sedangkan air sebagai bahan pengikat.Menurut kandungan gugus aktifnya detergen
diklasifikasikan sebagai deterjen jenis kerasdan jenis lunak. Deterjen jenis keras sukar dirusak oleh
mikroorganisme meskipun bahandeterjen tersebut dibuang akibatnya zat tersebut masih aktif. Jenis inilah yang
menyebabkanpencemaran air. Salah satu contohnya adalah Alkil Benzena Sulfonat (ABS). Sedangkan
detergen jenis lunak, bahan penurun tegangan permukaannya mudah dirusak oleh mikroorganisme,sehingga tidak
aktif lagi setelah dipakai, misalnya Lauril Sulfat atau Lauril Alkil Sulfonat. (LAS).Pada awalnya deterjen
dikenal sebagai pembersih pakaian, namun kini meluas danditambahkan dalam berbagai bentuk produk seperti
personal cleaning product (sampo, sabuncuci tangan), laundry sebagai pencuci pakaian merupakan produk
deterjen yang paling populerdi masyarakat, dishwashing product sebagai pencuci alat rumah tangga baik
untuk penggunaanmanual maupun mesin pencuci piring, household cleaner sebagai pembersih rumah
sepertipembersih lantai, pembersih bahan-bahan porselen, plastik, metal, gelas (Arifin, 2008)

Anda mungkin juga menyukai