SINUSITIS
A. DEFINISI
Sinusitis adalah suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi,
infeksi virus, bakteri dan jamur. Sinusitis bisa terjadi pada salah satu dari keempat
sinus yang ada (Cangjaya, 2002).
Sinusitis berasal dari akar bahasa latin, akhiran umum dalam kedokteran, itis
berarti peradangan karena itu sinusitis adalah suatu peradangan sinus paranasal. .
Sinus sendiri adalah rongga udara yang terdapat di area wajah yang terhubung
dengan hidung. Fungsi dari rongga sinus adalah untuk menjaga kelembapan
hidung & menjaga pertukaran udara di daerah hidung. Rongga sinus sendiri terdiri
dari 4 jenis, yaitu
a. Sinus Frontal, terletak di atas mata dibagian tengah dari masing-masing alis
b. Sinus Maxillary, terletak diantara tulang pipi, tepat disamping hidung
c. Sinus Ethmoid, terletak diantara mata, tepat di belakang tulang hidung
d. Sinus Sphenoid, terletak dibelakang sinus ethmoid & dibelakang mata
Didalam rongga sinus terdapat lapisan yang terdiri dari bulu-bulu halus yang
disebut dengan cilia. Fungsi dari cilia ini adalah untuk mendorong lendir yang di
produksi didalam sinus menuju ke saluran pernafasan. Gerakan cilia mendorong
lendir ini berguna untuk membersihkan saluran nafas dari kotoran ataupun
organisme yang mungkin ada. Ketika lapisan rongga sinus ini membengkak maka
cairan lendir yang ada tidak dapat bergerak keluar & terperangkap di dalam
rongga sinus. Jadi sinusitis terjadi karena peradangan didaerah lapisan rongga
sinus yang menyebabkan lendir terperangkap di rongga sinus & menjadi tempat
tumbuhnya bakteri.
Sinusitis paling sering mngenai sinus maksila (Antrum Highmore), karena
merupakan sinus paranasal yang terbesar, letak ostiumnya lebih tinggi dari dasar,
sehingga aliran sekret (drenase) dari sinus maksila hanya tergantung dari gerakan
silia, dasar sinus maksila adalah dasar akar gigi (prosesus alveolaris), sehingga
infeksi gigi dapat menyebabkan sinusitis maksila, ostium sinus maksila terletak di
b.Dentogen
Penjalaran infeksi dari gigi geraham atas
Penyebabnya adalah kuman :
Streptococcus pneumoniae
Hamophilus influenza
Steptococcus viridans
Staphylococcus aureus
Branchamella catarhatis
C. KLASIFIKASI
Sinusitis dapat dibagi menjadi dua tipe besar yaitu berdasarkan lamanya
penyakit (akut, subakut, khronis) dan berdasarkan jenis peradangan yang terjadi
(infeksi dan non infeksi). Disebut sinusitis akut bila lamanya penyakit kurang dari
30 hari. Sinusitis subakut bila lamanya penyakit antara 1 bulan sampai 3 bulan,
sedangkan sinusitis khronis bila penyakit diderita lebih dari 3 bulan. Sinusitis
infeksi biasanya disebabkan oleh virus walau pada beberapa kasus ada pula yang
disebabkan oleh bakteri. Sedangkan sinusitis non infeksi sebagian besar
disebabkan oleh karena alergi dan iritasi bahan bahan kimia. Sinusitis subakut dan
khronis sering merupakan lanjutan dari sinusitis akutyang tidak mendapatkan
pengobatan adekuat.
D. PATOFISIOLOGI
Edema pada kompleks osteomeatal menyebabkan mukosa sinus paranasal yang
saling berhadapan akan bertemu sehingga silia tidak dapat bergerak. Akibatnya
lendir tidak dapat dialirkan. Gangguan drainase ini juga diiringi oleh gangguan
ventilasi dalam sinus paranasal. Selain kurang aktifnya silia, lendir yang
dihasilkan oleh mukosa sinus paranasal menjadi lebih kental. Keadaan ini menjadi
media yang baik bagi pertumbuhan bakteri patogen. Bila sumbatan ini
berlangsung terus-menerus maka dapat terjadi hipoksia jaringan, retensi lendir dan
perubahan jaringan. Retensi lendir menimbulkan infesksi bakteri anaerob.
Jaringan dapat berubah menjadi hipertrofi, polipoid, polip, atau kista.
E. MANIFESTASI KLINIS
- Demam yang berlangsung lebih dari 10-14 hari. Terkadang demam tidak
-
terlalu tinggi.
Keluar lendir yang berwarna kuning kehijauan dari hidung.
Lelehan lendir dari hidung, kadang mengarah ke atau terlihat seperti sakit
F. KOMPLIKASI
- Osteomyelitis & abses subperiostal: sering terjadi pada sinusitis frontal
dan
media
Kelainan pada orbita: penyebaran dapat terjadi perkontinuitatum atau
tromboflebitis.
orbita
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, hal-hal yang mungkin kita temui pada pasien seperti :
purulent nasal secretion, purulent posterior pharyngeal secretion, mucosal
erythema, periorbital erythema, tenderness overlying sinuses, air-fluid levels on
transillium of the sinuses dan facial erythema.
-
Pemeriksaan Penunjang
darah
lengkap
juga
diperlukan
sebagai
acuan
(berguna hanya pada infeksi jamur atau curiga tumor) dan USG (penggunaannya
terbatas).
Sinusitis Kronik
-
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaaan fisik pasien sinusitis kronik ditemukan beberapa hal seperti:
pain or tenderness on palpation over frontal or maxillary sinuses, oropharyngeal
erythema dan purulent secretions, dental caries dan ophthalmicmanifestation
(conjunctival congestion dan lacrimation, proptosis).
-
Pemeriksaan Penunjang
H. PENATALAKSANAAN
Prinsip penatalaksanaan dari sinusitis adalah: mengembalikan fungsi silia
mukosa, memperbaiki drainase, eradikasi bakteri, dan menghilangkan keluhan
nyeri. Seringkali sinusitis, tidak perlu dirujuk ke ahli THT, tetapi bila gagal
dengan pengobatan medikamentosa, maka harus dirujuk ke ahli THT untuk
penanganan lebih lanjut seperti terapi bedah, irigasi, dll.
Pengobatan yang diberikan berupa terapi medikamentosa:
1. Antibiotik:
Lini I: Amoksisilin, Kotrimoksasol
Lini II: Amoksisilin klavulanat
Sefalosporin generasi II
Makrolid, Linkosamid
. Terapi tambahan:
Dekongestan oral atau topikal
Mukolitik
Penderita atopi: antihistamin
kortikosteroid yang semprotkan di hidung maupun yang diminum(oral)
. Pembedahan jarang diperlukan, kecuali bila terjadi komplikasi ke orbita /
intrakranial atau nyeri hebat karena sumbatan ostium. Pembedahan hanya
dipertimbangkan jika pengobatan medis tidak memungkinkan atau jika ada
gangguan hidung yang tidak dapat diperbaiki dengan obat-obatan. Tipe dari
operasi yang diperlukan lebih baik ditentukan oleh ahli bedah, tetapi jaman
sekarang umumnya operasi dilakukan di dalam hidung dengan bantuan dari
alat endoskopi khusus.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Data Demografi
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama,
pendidikan, pekerjaan, suku / bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan
dan identitas penanggung jawab.
2. Riwayat Sakit dan Kesehatan
a.
Keluhan
Utama
biasanya
klien
mengeluh
sakit
kepela
sinus,dantenggorokan.
b.
trauma
Klien pernah mempunyai riwayat penyakit THT.
Klien pernah menderita sakit gigi geraham
samping
b. Pola nutrisi dan metabolism ; biasanya nafsu makan klien berkurang
karena terjadi gangguan pada hidung.
c. Pola istirahat dan tidur ; adakah indikasi klien tidak dapat istirahat
karenasering flu.
d. Pola persepsi dan konsep diri ; klien sering flu terus menerus
danberbau,yang menyebabkan konsep diri menurun.
ANALISA DATA
No
.
1
Diagnosa
Ketidakefektifa
Intervensi
Rasional
Evaluasi
NIC Label
Airway
klien dapat
n Bersihan
asuhan keperawatan
Jalan Nafas
selama .x 24 jam,
berhubungan
dengan infeksi
Frekuensi
1. Posisikan klien
untuk
mengoptimalkan
pernafasan (posisi
semiflower)
2. Memantau nilai
normal ( 12-
kadar saturasi
18x/mnt) dengan
oksigen
Ritme pernafasan
5)
Klien mampu
mengeluarkan
secret (skala 4)
Management
Airway
pernafasan klien
skala 5
-
Management
Airway Suctroning
1. Monitor status
pernafasan klien
dan oksigenasi
2. Monitoring pola
pernafasan
termasuk tingkat
Kedalaman
kedalaman dan
inspirasi klien
usaha nafas
normal (skala 5)
bernafas
secara
1. Untuk
normal
membantu klien
bisa bernafas
klien tidak
dengan lebih
mengalami
bebas ( posisi
gangguan
semiflower
dalam
memberikan
bernafas
klien
berinspirasi
menyatakan
lebih dalam)
sulit
2. Untuk
mengetahui
apakah klien
masih
merasakan
kekurangan
oksigen atau
tidak
Airway
Suctroning
1. Untuk
memantau
keadaan klien
2. Untuk
mengetahui
kemampuan
klien dalam
bernafas ,
menggunakan
otot bantu atau
klien tidak
bernafas
-
klien tidak
menyatakan
sesak
tidak
2
Nyeri Akut
Setelah dilakukan
berhubungan
asuhan keperawatan
dengan agen
selama x 24 jam,
cidera
NIC Label
Untuk
Klien
menentukan
mengatakan
lokasi dan
nyeri sudah
Lakukan
tindakan
dapat
dapat berkurang
pengkajian
management
berkurang
kompherensif
pada nyeri
unuk pasien
Pain Management
-
NOC Label
meliputi lokasi,
Pain Control
-
karakteristik,
Pasien dapat
kualitas, intensitas
menjelaskan factor
nyeri
intensitas nyeri
-
tampak
menangis
Strategi
terapeutik
Klien tidak
Klien
membuat pasien
mampu
komunikasi
merasa nyaman
mengontrol
terapeutik untuk
untuk
rasa
mengetahui
menceritakan
nyerinya
riwayat
keluhan serta
pengalaman nyeri
pengalaman
Pasien mampu
serta kemampuan
nyeri
mengatakan rasa
klien merespon
nyeri
mandiri untuk
mengurangi level
nyeri skala 4
skala 4
Mengetahui
seberapa besar
pengaruh nyeri
Knowledge : Pain
pada kualitas
pada hidup
Management
hidup klien
klien
Dapat mengetahui
melokalisasi
Gunakan teknik
Pasien dapat
melakukan tindakan
nonverbal dari
pasien
skala 4
-
persepsi dan
Klien tidak
tampak
menunjukkan
Observasi respon
rasa tidak nyaman
penyebab nyeri
serta
presipitasi nyeri
dialami skala 4
meringis
level nyeri
Pasien dapat
menunjukkan
Klien tidak
tampak
Respon
nonverbal dapat
durasi, frekuensi,
mendeskripsikan
( misalkan tidur,
nafsu makan,
Klien
mengatakan
perubahan
gejala nyeri
penyebab nyeri
aktifitas, kognisi,
skala 5
perasaan,
hubungan, peran
Dapat mengenali
dalam pekerjaan
Memahami
tindakan
penanganan nyeri
Ajarkan klien
teknik
penanganan nyeri
non farmakologi
secara mandiri
Dapat melakukan
(relaksasi
tindakan
progresif, latihan
penanganan nyeri
nafas dalam,
Dapat melakukan
teknik relaksasi :
guide imagery,
distraksi, back
massage
Hipertermia
Setelah dilakukan
berhubungan
asuhan keperawatan
imajinasi
visualisasi,
sentuhan
terapeutik,
acupressure)
NIC Label
Vital Sign
Monitoring
1. Memonitor
tekanan darah,
NOC Label
Thermoregulation
Vital Sign
-
Klien mengetahui
batas normal suhu
tubuh
respirasi yang
tepat
2. Jelaskan upaya
untuk mengatasi
hipertermi
3. Memonitor
tekanan darah
1. Dapat
memberikan
gambaran
umum keadaan
klien
2. Untuk
mengurangi
hipertermi klien
3. Memastikan
tekanan darah
klien tetap stabil
Suhu tubuh
klien normal
Klien tidak
tampak
mengigil
Klien mampu
mengatasi
melakukan
hipertermi
pengobatan jika
memungkinkan
Insomnia
Setelah dilakukan
berhubungan
asuhan keperawatan
dengan
selama .x 24 jam,
NIC Label
Sleep Enhancement
1. Tentukan pola
tidur/aktivitas
hasil :
klien
NOC Label
Sleep
-
Tidak mengalami
kesulitan untuk
memulai tidur
2. Jelaskan tentang
1. Agar pola
terbangun
klien teratur
dimalam
hari
2. Agar klien
mengetahui
Klien dapat
pentingnya tidur
tidur dengan
yang adekuat
nyenyak
yang adekuat
sakit
3. Diskusikan
Klien tidak
tidur/aktivitas
pentingnya tidur
selama sakit
3. Untuk
menentukan
dengan pasiendan
teknik terbaik
keluarga
yang dapat
mengenai teknik
digunakan agar
peningkatan tidur
tidur klien
optimal
Resiko
berhubungan
asuhan keperawatan
NIC Label
Infection Control
Infection Control
1. Kebersihan
1. Ajarkan klien
untuk
meningkatkan
NOC Label
Risk Control :
Infectious Process
-
Mampu mengetahui
risiko infeksi
Klien mengetahui
konsekuensi
personal yang
berhubungan
dengan infeksi
untuk menjaga
kesehatan diri
2. Anjurkan intake
nutrisi yang tepat
Infection Protection
1. Inspeksi kulit dan
mukosa
membrane
terhadap
kemerahan,
Klien dapat
kehangatan
mengidentifikasi
ektrem atau
risiko infeksidalam
drainase
kehidupan seharihari
-
kebersihan tangan
Klien mampu
mengidentifikasi
tanda-tanda dan
gejala yang
mengindikasikan
2. Tingkatkan
asupan cairan
dengan tepat
3. Ajarkan kepada
pasien dan
keluarga
mengenai tanda
tangan untuk
Suhu tubuh
klien normal
Klien tidak
menghindari
mengeluh
infeksi
adanya
mikroorganisme
infeksi
2. Untuk
Klien tidak
meningkatkan
mengeluh
system
sakit
kekebalan tubuh
klien
Tidak ada
pembengkak
Infection
akn pada
Protection
luka klien
1. Untuk
mengetahui
adanya tanda
dan gejala
infeksi
2. Untuk menjaga
homeostatis
tubuh
3. Terkait
pengetahuan
klien dan
keluarga untuk
mengetahui
potensi risiko
-
Klien mampu
mengidentifikasi
untuk melindungi
dari penyebab
infeksi
Mampu memonitor
kebiasaan diri yang
berhubungan
dengan factor resiko
infeksi
kepada penyedia
dilaporkan
pelayan kesehatan
kepada petugas
kesehatan
dan gejalan
apabila
infeksi
menemukan
4. Jauhkan bunga
segar dan tanaman
dari area klien
bersih
terjadinya
Mampu memonitor
Tidak ada
sehinggabisa
lingkungan tetap
kemerahan
dan melaporkan
dalam tanaman
penyakit infeksi
Menjaga
waktu inkubasi
Klien tidak
mengeluh nyeri
infeksi
DAFTAR PUSTAKA