6 197 Suryo Adji Paper Bank Indonesia - SW
6 197 Suryo Adji Paper Bank Indonesia - SW
Oleh :
Ir. Surjo W. Adji, M.Sc
1. P e n d a h u l u a n
Indonesia adalah merupakan negara kepulauan yangmana dua pertiga
wilayahnya berupa perairan atau lautan, dan tersusun dari tujuhbelas ribuan
pulau-pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Panjang garis
pantai yang dimiliki pun mencapai lebih dari 81 ribuan kilometer, maka sudah
sepatutnya bila bangsa Indonesia memanfaatkan secara optimal seluruh potensi
laut guna mewujudkan kemakmuran bagi segenap rakyat Indonesia. Dan, pada
masa economic recovery seperti sekarang ini, perlu adanya langkah-langkah
konkrit dan lebih inovatif yang harus diupayakan oleh semua pihak, baik itu
pemerintah maupun swasta, agar dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan
dalam memperbaiki kondisi perekonomian Negara Kesatuan Repulbik Indonesia
(NKRI). Maka peran potensi kelautan adalah sangat vital untuk lebih
dikembangkan di masa-masa mendatang.
kapal, kebutuhannya juga variatif mulai dari 10 GT, 30 GT, 70 GT, hingga diatas
120 GT, dan jika ditinjau dari aspek fungsi maka kebutuhannya adalah kapal
penangkap ikan (Fishing Vessels ) dan kapal pengangkut ikan (Fish Carriers ).
Industri Pendukung
Kebutuhan
Unit
Kapal
Industri Perkapalan
Produk
Kapal
Industri Penunjang
No
Class
Approval ?
Yes
Tahap Berikutnya :
Construction & Production
Pada Tahap Construction & Production ini peran Biro Klasifikasi juga bersifat
wajib, khususnya pada kapal-kapal komersial. Sertifikasi Kapal yang meliputi
Sertifikasi Lambung Kapal (Hull Construction Certificate ), Sertifikasi Permesinan
(Machinery Certificate ), serta Sertifikat Perlengkapan Kapal (Ship Equipment
Certificate ) yangmana sertifikasi-sertifikasi tersebut dapat digunakan sebagai
pegangan untuk pihak-pihak yang lain (Insurance) dalam menilai terhadap
kualitas kapal.
Sub-Kontraktor
Pembangunan
Kapal
Pemilik Kapal /
Owner
Industri
Perkapalan /
Galangan Kapal
Biro Klasifikasi
Industri Pendukung
& Penunjang
terhadap orang, barang (kapal dan muatannya), dan lingkungan. Disamping itu
kecenderungan dari industri maritim ini adalah seperti investasi jangka panjang,
padat modal dan lambat dalam pengembaliannya. Sehingga mengakibatkan
banyak investors yang enggan untuk terjun kedalam bisnis maritim tersebut.
Dilain pihak tingkat ketergantungan industri perkapalan / galangan kapal
terhadap peran investor adalah sangat besar.
(2) SISI KELEMAHAN INDUSTRI PERKAPALAN DI INDONESIA
Secara keseluruhan bagi industri perkapalan untuk dapat survive didalam market
competetion adalah dukungan pemodalan didalam pembiayaan pembangunan
kapal. Hal ini tidak hanya dialami oleh galangan-galangan kelas kecil dan
menengah saja, akan tetapi juga terjadi pada galangan-galangan besar/modern
di Indonesia. Kesulitan didalam pendanaan ini juga merupakan salah satu
penyebab kelesuan industri perkapalan saat ini.
Dengan
dalam desain serta analisis pada dunia industri perkapalan. Tuntutan (design
requirements & manufacturing process ) yang diminta oleh Pemberi Pekerjaan /
Pemilik Kapal menjadi lebih tinggi, sehingga tidak sedikit galangan kapal yang
tidak mampu memenuhi kriteria tersebut. Hal ini disebabkan oleh peralatan
produksi (softwares dan hardwares) yang dimiliki oleh industri perkapalan
tersebut sudah ketinggalan zaman dan tidak dapat bersaing ditingkat pasar
internasional. Untuk ber-investasi peralatan-peralatan produksi yang canggih
membutuhkan dana yang relatif besar.
Sampai dengan saat ini jumlah perusahaan yang bergerak dalam industri
perkapalan di Indonesia tercatat sekitar 240 perusahaan, dimana 9 perusahaan
dikategorikan sebagai galangan kapal besar (yaitu kelas fasilitasnya diatas
10.000 ton). Sehingga dengan jumlah besar ini, industri perkapalan nasional
memiliki kekuatan tersendiri didalam mengantisipasi tingkat kebutuhan kapalkapal baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Namun demikian, bukan berarti
peningkatan kemampuan internal tidak dibutuhkan lagi akan tetapi justru
merupakan keharusan seiring dengan perkembangan IPTEK.
Jumlah tenaga kerja yang berada di industri perkapalan di Indonesia saat ini
berkisar 32 ribuan orang, sehingga ini juga merupakan kekuatan yang harus
ditingkatkan kemampuan serta kompetensinya dimasa-masa mendatang. Lebih
jauh, penguatan dalam merubah kemampuan tenaga kerja dari kondisi ordinary
workers menjadi professionals / skill workers adalah merupakan langkah bijak
yang perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sisi kekuatan lainnya dari industri perkapalan di Indonesia, adalah track record
(pengalaman) dalam pembangunan/pembuatan kapal (bangunan baru). Dalam
sepuluh tahun terakhir, berbagai tipe kapal serta bangunan lepas pantai telah
dibangun oleh galangan-galangan kapal di Indonesia. Adapun jenis / tipe kapal
yang pernah dikerjakan oleh galangan kapal Indonesia, sebagai berikut :
Tanker
Container
Cargo Vessel
Ferry Roro
Fishing Vessel
Tug Boat
: 19.000 GT
: 300 GT
: 4.200 HP, dll
Peluang dan tantangan industri perkapalan Indonesia di waktu yang akan datang
adalah sangat besar dan kompleks, khususnya bila spektrum pasarnya diperluas
tidak hanya mencakup kepentingan nasional saja akan tetapi juga internasional.
Dipandang dari sisi peluang, industri perkapalan di Indonesia memiliki potensi
pasar yang cukup besar di masa-masa yang akan datang. Hal ini terkait dengan
kondisi iklim usaha serta ditunjang oleh kebijakan-kebijakan pemerintah yang
memberikan kesempatan dan peluang lebih besar bagi industri perkapalan
nasional.
Potensi pasar Dalam Negeri di era mendatang akan memberikan peluang untuk
pembangunan kapal-kapal yang mendukung kegiatan-kegiatan, sebagai berikut :
Transpotasi Laut dan Penyeberangan, Perikanan dan Kelautan, Migas Lepas
Pantai, Hankam, Sarana Pelabuhan dsb. Walaupun begitu industri perkapalan
nasional perlu ingat bahwa persaingan industri kapal di era pasar global adalah
sangat ketat.
Pada sub-bab ini akan dibahas mengenai potensi pasar industri perkapalan di
Indonesia serta instrumen-instrumen yang mempengaruhi besarnya potensi
tersebut. Menurut hasil studi dari JICA (2000) yang bekerjasama dengan
Departemen Perhubungan RI, ada 244 unit kapal barang dengan tipe General
Cargo, Semi-Container, Full Container dan Multi-purpose ship, atau sekitar
243.760 Ton DWT, sudah berusia lebih dari 25 tahun. Artinya, kapal-kapal
tersebut sudah waktunya untuk dibesi-tuakan (scrapping), sehingga perlu
dilakukan peremajaan / penggantian dengan kapal-kapal sejenis serta total
kapasitas kapal yang sama. Apabila kapasitas kapal pengganti memiliki rata-rata
ukuran 4.000 Ton DWT, maka jumlah kapal barang (pengganti) yang dibutuhkan
adalah mencapai 61 unit kapal.
Dilain
pihak
berdasarkan hasil
RATIO OF SEABORNE TRADE TO TOTAL TRADE
studi
tentang MILLION TONNES
3500
sistem transpotasi
laut yang dilakukan
3000
oleh ITS (Gurning,
2500
R.O.S,
2002),
terlihat bahwa Sea2000
borne Trade lebih
1500
mendominasi
hingga sekitar dua
1000
per-tiga dari jumlah
500
Total Trade dalam
0
proyeksi
sampai
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
dengan
tahun
Total Seaborne
YEAR
2010.
Sehingga
Total Trade
ada potensi di Subsektor
Jasa
Transpotasi Laut hingga mencapai sekitar 1.750 juta ton muatan barang, dan
Rasio muatan barang terhadap Maritime Dependency Factor (MDF) adalah lebih
dari 45 persen. Artinya, jumlah kapasitas muatan/barang yang membutuhkan
unit-unit kapal barang (baru) diprediksi sampai dengan akhir tahun proyeksi
2010, secara total berkisar 780 juta ton.
Saat ini kapal-kapal barang yang beroperasi di Indonesia masih didominasi oleh
kapal-kapal asing yang dikelola oleh shipping/operators Indonesia. Dan sejak
enambelas tahun yang lalu, prosentase antara jumlah armada kapal barang
nasional mengalami penurunan yang semakin drastis bila dibandingkan jumlah
armada kapal asing (yang dikelola oleh Indonesian Shipping Operators). Di akhir
Industri Perkapalan Indonesia Menyongsong Masa Depan
tahun 2002, prosentase yang terjadi adalah 10 % armada kapal nasional dan
90 % armada kapal asing. Sehingga apabila kebijakan pemerintah yang
mengatur armada kapal yang beroperasi di kawasan laut Indonesia haruslah
berbendera dan crews berkebangsaan Indonesia (Prinsip-prinsip Cabotage ) ini
diterbitkan serta dengan dukungan mengenai kemudahan dalam pola
pendanaan, maka industri perkapalan Indonesia akan mempunyai potensi pasar
Dalam Negeri yang sangat besar.
19
19
87
88
19
89
19
90
19
91
19
92
19
93
19
94
19
95
19
96
19
97
19
98
19
99
20
00
20
01
20
02
20
03
20
04
20
05
20
06
20
07
20
08
20
09
20
10
I n M il l io n T o n n e s
1800
Menurut hasil studi dari Departemen Perhubungan RI, pada tahun 2000
Indonesia idealnya memiliki 58 unit kapal penumpang dengan kapasitas 51.000
seats sehingga mampu mengangkut penumpang sebanyak 12 juta orang per
tahun, namun kenyataannya hingga saat ini jumlah armada kapal penumpang
yang ada adalah 30 unit kapal. Sehingga masih ada selisih jumlah (atau yang
10
Di Sektor Perikanan dan Kelautan, potensi pasar Dalam Negeri terhadap industri
perkapalan di Indonesia adalah sangat besar. Pertumbuhan armada kapal ikan
sampai dengan tahun 1997 (kondisi sebelum krisis ekonomi) tercatat sebesar
13.530 unit kapal per tahun, yang terdiri dari :
Dalam rangka menyongsong masa depan yang penuh persaingan, maka industri
perkapalan nasional haruslah lebih mempersiapkan diri dengan menyusun
strategi yang mampu memenangkan kompetisi di tingkat pasar dalam negeri
maupun luar negeri. Strategi yang dikembangkan adalah terkait dengan
serangkaian Rancangan Program Kegiatan yang akan diimplementasikan serta
Industri Perkapalan Indonesia Menyongsong Masa Depan
11
Organizational Weaknesses :
Fokus
utama
masih
pada
on
sea
activities
(Reparasi/Perbaikan Kapal
Kerjasama/keterkaitan dengan Lembaga-lembaga R&D,
Asosiasi Profesi, Asosiasi Industri belum optimal
Diversifikasi Produk (on-land activities) untuk mengeleminasi
resiko fluktuasi demand, melalui : (i) Meningkatkan kerjasama
dengan institusi terkait (Lembaga R & D, Perguruan Tinggi,
Organisasi Profesi, dsb. ); (ii) Meningkatkan peran Asosiasi
Industri untuk penyebaran informasi teknologi dan pemasaran
12
Pada dasarnya didalam suatu struktur pembiayaan pembangunan kapal ada lima
bagian dasar yang menjadi pertimbangan penilaian, yaitu :
(a) Hull Construction (Konstruksi Lambung Kapal);
(b) Ship Equipment (Peralatan Kapal);
(c) Deck Machinery (Permesinan Geladak);
(d) Ship Propulsion System (Sistem Penggerak Kapal);
(e) Auxiliary Machinery Systems (Sistem Permesinan Bantu).
13
2
2.1.
PERALATAN (OUTFIT)
Peralatan tambat
a.
Jangkar
b.
Mesin Jangkar
b.
Capstan, Winch, Tali Tambat , dsb
c.
Bollard, Fairlead, dsb
Peralatan Keselamatan
a.
Sekoci
b.
Permesinan Sekoci
c.
Life Raft
d.
Baju Pelampung
e.
Gelang Pelampung
Ruang Akomodasi & Gudang
a.
Furnitures
b.
Dekorasi Ruangan
c.
Peralatan Sanitasi
d.
Pintu Non-Metal
e.
Partisi Ruang, Sekat, dsb
f.
Pelindung geladak
Ventilasi Ruangan Akomodasi
a.
Ventilasi R. Akomodasi Penumpang
b.
Ventilasi R. Akomodasi Crew
Peralatan Navigasi & Komunikasi
a.
Navaids dan Radio
b.
Aerials-Radio
c.
Komunikasi Internal
d.
Perlengkapan Nautical
Peralatan Pemadam Kebakaran
Peralatan Bongkar/Muat (Ramp door)
Peralatan Instalasi Listrik Kapal
a.
Jaringan Distribusi Kapal
b.
Generator
c.
Switch Board (Main & Emergency)
d.
Baterei & Peralatan Charging
e.
Lampu-lampu penerangan
f.
Lampu-lampu navigasi
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6
2.7.
2.8.
14
2.9.
2.10.
g.
Terminal
h.
Alarm
Sistem Perpipaan
a.
Sistem Pelayanan Umum
b.
Sistem Pendingin Motor
c.
Sistem Pelumas
d.
Sistem Bahan Bakar
e.
Sistem Air Laut
f.
Sistem Bilga
g.
Sistem Gas Buang
h.
Perlengkapan Tangki-tangki
I.
Perlengkapan Ventilasi
Sundry
a.
Sidelights dan windows
b.
Pintu Metal
3
3.1.
3.2.
3.3.
PERMESINAN GELADAK
Steering gear
Windlass
Capstain
4
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
4.6.
4.7.
5
5.1.
5.2.
5.3.
15
Satuan
Ukur
Tonase (ton)
GT
GT
Harga satuan
(dlm. Juta Rp)
8-12,5/ton
0,2-1,5/GT
2-3/GT
Prosentase
Kondisi
40%-60%
5%-10%
10%-15%
Kapal kosong
HP
(Horse-Power)
1-4,5
25%-30%
Tergantung
sistem penggerak
HP
(Horse-Power)
0,5-2,25
12,5%-15%
Misalkan A
Prosentase
Prosentase
(5-10%) * A
(10-15%) * A
Inflasi
Prosentase
(2-10%) * A
Administrasi
Prosentase
(0,5-1%) * A
Kebijakan
Tergantung pasar
uang
Situasional
secara ekonomik
Orientasi
Peraturan
No.
Tipe Kapal
Satuan
Besaran (US$)
GT
2000-3500/GT
2.
3.
Ferry
PenumpangKendaraan
Tongkang Barge
Tanker Minyak
Feet
LT DWT
2000-2500/Ft
650-800/LTDWT
4.
5.
Container
Kapal Ikan
TEUS
GT (kayu)
6500-7500/TEUS
4500-6000/GT
1.
Galangan
asing
500-1500/GT
700-1000 FT
450600/LTDWT
4000-5500/TEU
4000-5000/GT
Disebut kapal bekas memang karena umur pakai yang telah melewati beberapa
masa periode per lima tahun. Tentunya pembiayaan dari kapal bekas baik secara
teknis dan ekonomis adalah berbeda dengan kapal baru. Dan hal ini tergantung
16
dari beberapa faktor utama sesuai dengan praktek yang variatif antara suatu
negara dengan lainnya.
Di Indonesia faktor-faktor yang dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
Kapal Ferry
Kapal Tongkang
Kontainer
4.
Kapal
Penumpang
Kapal Ikan
5.
Persentasi dari
Kapal baru
nasional
20%-25%
25%-30%
30%-35%
Umur Kapal
(tahun)
Sumber negara
20-25
10-15
10-15
20%-30%
10-15
15%-25%
10-20
Jepang, Korea
Jepang, Cina
Amerika
Utara/Selatan
Jepang, Amerika
Utara
Negara
Skandinavia,
Jepang, Korea
Sedangkan secara umum, harga-harga kapal di atas pada pangsa pasar kapal
bekas di Indonesia adalah relatif besar sekitar 15%-20% dari pangsa pasar asing
atau dunia. Hal ini diakibatkan oleh relatif rendahnya kualitas perawatan kapalkapal Indonesia yang kemudian menjadikan biaya penyusutan kapal menjadi
lebih tinggi.
Namun faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut untuk keputusan
pembelian kapal-kapal bekas di Indonesia adalah sebagai berikut:
17
1.
2.
3.
4.
5.
6.
5. P e n u t u p
Industri Perkapalan Indonesia dalam kurun waktu enam tahun kedepan akan
mengalami masa-masa sulit, bahkan mungkin banyak yang akan gulung tikar
bilamana tidak segera berbenah diri. Kebijakan Pemerintah akan menjadi
pondasi yang kuat agar kehidupan industri perkapalan tetap ada di Indonesia.
Peran dari lembaga-lembaga keuangan yang ada sangat diharapkan sekali, guna
menunjang modal kerja serta investasi yang mengarah kepada peningkatan daya
saing industri perkapalan di pasar internasional.
Peran Asosiasi Profesi dan Assosiasi Industri yang terkait dengan dunia industri
perkapalan nasional adalah sangat penting, hal ini dimaksudkan untuk
Industri Perkapalan Indonesia Menyongsong Masa Depan
18
penguatan aspek brainware dan soft skills dari seluruh induvidu di industri ini.
Pelatihan-pelatihan teknis perlu digalakkan sebagai upaya pencapaian lompatan
penguasaan IPTEK serta sikap professional bagi keseluruhan induvidu yang
terlibat didalamnya. Dan sebagai kata terakhir, kami ucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada Bank Indonesia yang telah mempercayakan kami
untuk menyampaikan permasalahan dunia Industri Perkapalan di Indonesia, dan
juga ucapan terimasih kepada semua kolega saya yang telah banyak membantu
dalam informasi dan data data yang kami perlukan didalam membahas
perkembangan industri perkapalan di Indonesia ini. Semoga Industri Perkapalan
Indonesia semakin Jaya.
------------------------- -------------------------
19