Anda di halaman 1dari 61

K A T A P E N G A N TAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas
segala karuniaNya sehingga dapat menyelesaikan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Badan Pengembangan Sumber
Daya Pariwisata Ekonomi Kreatif tahun 2014. Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini merupakan dokumen
pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi, serta program
yang
dioperasionalisasikan
melalui
kegiatan-kegiatan
Badan
Pengembangan Sumber Daya selama tahun 2014.
Penyusunan LAKIP
sesuai amanat
Perpres nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, sedangkan outline disusun
sesuai dengan Keputusan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor:B/5278/D.I.PAN-RB/12/2014 tentang
Penyampaian PERMENPANRB Nomor 53 Tahun 2014.
Tujuan penyusunan LAKIP adalah untuk menyampaikan hasil kinerja
organisasi Badan Pengembangan Sumber Daya
kepada Menteri
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang di dasarkan pada rencana kinerja,
pengukuran dan evaluasi kinerja, termasuk keberhasilan dan kendala
yang di hadapi guna meningkatkan kinerja di masa yang akan datang.
Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif 2012-2014, pada tahun 2014, Badan Pengembangan Sumber
Daya
melaksanakan program pengembangan sumber daya.
Operasionalisasi program tersebut diwujudkan melalui beberapa

L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

|i

kegiatan sebagai manifestasi tugas dan fungsi, yaitu: pengembangan


SDM baik untuk aparatur, industri dan masyarakat, meningkatnya
kapasitas dan profesionalisme SDM pariwisata dan ekonomi kreatif bagi
lulusan pendidikan tinggi pariwisata, penelitian dan pengembangan
kebijakan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, kualitas perencanaan,
pemantauan dan evaluasi program.
Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam mewujudkan LAKIP
ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Besar
harapan kami semoga kinerja Badan Pengembangan Sumber Daya
dalam rangka pelaksanaan salah satu tugas Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif dapat terus meningkat, yang pada gilirannya dapat
memberikan manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan.

Jakarta, Januari 2015


Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya

I Gde Pitana
NIP: 19600804 198503 1 017

ii

| LAKIP-2014

| Badan Pengembangan Sumber Daya

Ikhtisar Eksekutif
Berdasarkan siklus Renstra, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) tahun 2014 ini, merupakan laporan tahun ketiga
dari siklus Renstra Badan Pengembangan Sumber Daya (BPSD)
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2012-2014.
LAKIP merupakan dokumen pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi, serta program yang dioperasionalisasikan
melalui kegiatan-kegiatan Badan Pengembangan Sumber Daya selama
kurun waktu tahun 2014. Sesuai dengan amanat Inpres RI No 7 Tahun
1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), sebagai
unsur pemerintah pusat, unit kerja Badan Pengembangan Sumber Daya
(BPSD) melaksanakan fungsi antara lain:
a) Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program pengembangan
sumber daya di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif;
b) Pelaksanaan pengembangan sumber daya di bidang pariwisata
ekonomi kreatif;
c) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pengembangan
sumber daya di bidang pariwisata ekonomi kreatif; dan
d) Pelaksanaan administrasi Badan Pengembangan Sumber Daya
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Namun demikian, mengingat begitu kompleks dan luasnya
permasalahan pengembangan sumber daya pariwisata dan ekonomi
kreatif, maka perlu langkah-langkah penanganan secara bertahap,
komprehensif dan berkelanjutan sesuai dengan skala prioritas dan
urgensinya.
Berikut capaian kinerja BPSD dibandingkan dengan target kinerja yang
dituangkan dalam PK BPSD Parekraf sebagai berikut:
1) Capaian kinerja berdasarkan jumlah tenaga kerja di sektor
pariwisata dan ekonomi kreatif tidak mencapai target disebabkan:
a. Pada tahun 2014 kegiatan sertifikasi kompetensi pariwisata dan
ekonomi kreatif direncanakan targetnya sebanyak 6.000 orang,
karena ada penghematan anggaran maka sertifikasi tidak bisa
dilaksanakan.

L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

| iii

b. Target Renstra BPSD 2012 2014 sertifikasi tenaga kerja


pariwisata dan ekonomi kreatif sebesar 30.000 orang. Posisi
sampai dengan tahun 2013 tenaga kerja yang sudah tersertifikasi
berjumlah 33.000 orang atau 110.00% sehingga telah melampui
target yang ditetapkan oleh Renstra BPSD sebesar 3.000 orang
yang tersertifikasi.
2) Capaian kinerja berdasarkan jumlah lulusan pendidikan tinggi
pariwisata yang terserap di pasar kerja sebesar 1685 orang atau
113.09% terhadap target kinerja yang dituangkan dalam PK BPSD
sebesar 1490 orang.
3) Capaian kinerja berdasarkan presentase penelitian dan
pengembangan yang dimanfaatkan untuk mendukung kebijakan
pengembangan sektor pariwisata sebesar 10% dengan target 12%,
dari 10 Penelitian yang telah dilaksanakan. Sedangkan capaian
kinerja berdasarkan presentase penelitian dan pengembangan
yang dimanfaatkan untuk mendukung kebijakan pengembangan
sektor ekonomi kreatif belum tercapai yang ditargetkan (13%) dari
7 penelitian yang telah dilaksanakan. Hal ini disebabkan belum
tuntasnya program keberkelanjutan penelitian di Pusat Penelitian
dan
Pengembangan
Kebijakan
Ekonomi
Kreatif
untuk
dimanfaatkan secara langsung oleh Ditjen teknis terkait (EKSB dan
EKMDI).
Berdasarkan pagu
DIPA Badan Pengembangan sumber Daya
Pariwisata
dan
Ekonomi
Kreatif
seluruhnya
sebesar
Rp.333.925.231.000,- (tiga ratus tiga puluh tiga milyar Sembilan ratus
dua puluh lima juta dua ratus tiga puluh satu ribu rupiah) anggaran
yang dapat direalisasikan sampai dengan 31 Desember 2014 sebesar
Rp.267.991.987.931,- (dua ratus enam puluh tujuh milyar Sembilan
ratus Sembilan puluh satu juta Sembilan ratus delapan puluh tujuh ribu
Sembilan ratus tiga puluh satu ribu rupiah) atau 80.26%.
Tidak maksimalnya penyerapan anggaran disebabkan antara lain:
a.
b.
c.
d.

iv

Kelambatan DIPA;
Kebijakan penghematan anggaran;
Realokasi anggaran, yang berdampak perubahan struktur anggaran;
Terjadinya revisi sebagai akibat perubahan kebijakan dari
Kementerian Keuangan.

| LAKIP-2014

| Badan Pengembangan Sumber Daya

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..............................................................................
Daftar Isi ......................................................................................
Ikhtisar Eksekutif ..........................................................................
Bab I
Pendahuluan ..................................................................
1.1
Latar Belakang ................................................................
1.2
Gambaran Badan Pengembangan Sumber Daya ...............
1.3
Peran dan Fungsi Badan Pengembangan Sumber Daya .....
Bab II
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.2

Hal
i
v
iii
1
2
4
5

Perencanaan Strategis ....................................................


Rencana Strategi Badan Pengembangan Sumber Daya ......
Visi .................................................................................
Misi ................................................................................
Tujuan .............................................................................
Sasaran ...........................................................................
Penetapan/Perjanjian Kinerja ..........................................

7
8
9
10
10
11
12

Bab III Akuntabilitas Kinerja ......................................................


3.1
Ikhtisar Capaian Kinerja 2014 ..........................................
3.2
Anggaran 2014 Badan Pengembangan Sumber Daya ........

13
14
48

Bab IV Penutup ..........................................................................

51

Lampiran
1. Penetapan Kinerja (PK) Badan Pengembangan Sumber Daya Tahun
2014
2. Formulir Pengukuran Pencapaian Sasaran (Form PPS)

L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

|v

BAB I
P ENDAHULUAN

L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

|1

Pendahuluan
1.1 LATAR BELAKANG
Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah antara lain menyatakan
bahwa setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara Negara,
wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya.
Berdasarkan kebijakan tersebut di atas, Badan
Pengembangan Sumber Daya (BPSD) berkewajiban mempertanggungjawabkan kinerja pelaksanaan program dan kegiatan BPSD tahun 2014
kepada Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif.
Sejalan dengan visi dan misi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif yang tertuang dalam RPJM (2010-2014), Badan Pengembangan
Sumber Daya menempuh 4 (empat) strategi utama dalam
pengembangan sumber daya pariwisata dan ekonomi kreatif yaitu:
1

Mengembangkan sistem dan metode, serta penelitian dan


pengembangan yang berorientasi pada kebutuhan pengguna.
Penelitian bidang kepariwisataan diarahkan untuk mendukung
empat bidang, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang
No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, meliputi:
pengembangan pemasaran, pengembangan destinasi, industri, serta
kelembagaan. Penyelenggaraan Litbang Kebijakan Ekonomi Kreatif
yang Berbasiskan Seni dan Budaya sebagai pendukung Ditjen
Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya, sedangkan Penelitian
Kebijakan Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek
dilaksanakan untuk mendukung Ditjen Ekonomi Kreatif Berbasis
Media, Desain, dan Iptek.

Mengembangkan sistem, kurikulum, dan pelaksanaan pendidikan,


pelatihan dan pembekalan bagi aparatur, industri, serta masyarakat

2 | L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

berdasarkan
kompetensi,
serta
mengembangkan
pembekalan melalui penerapan pre and post test.

sistem

Dengan menerapkan kebijakan Zero Unemployment, diharapkan


peserta didik atau lulusan pendidikan tinggi kepariwisataan yang
dihasilkan dari 4 Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pendidikan Tinggi
Kepariwisataan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,
selambat-lambatnya dalam waktu 1 tahun telah mendapatkan
pekerjaan, baik di dalam maupun di luar negeri. Penyelanggaraan
pelayanan prima khususnya bagi pelaku industri pariwisata, maupun
aparatur guna meningkatkan citra kepariwisataan Indonesia di mata
internasional, serta dukungan dalam rangka peningkatan kapasitas
sumber daya manusia daerah khususnya bidang Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif, yang berorientasi pada upaya peningkatan
kemandirian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
3

Melibatkan pemangku kepentingan dalam merumuskan sertifikasi


kompetensi SDM Parekraf. Peran lembaga sertifikasi kompetensi
kerja dan pendidikan sangat dominan dalam proses-proses
sertifikasi. Sejalan dengan peran tersebut, pelaksanaan sertifikasi
memerlukan dukungan berbagai pihak agar pencapaian sertifikasi
dapat lebih optimal.

Meningkatkan dukungan manajemen dalam rangka peningkatan


kinerja organisasi dan reformasi birokrasi berbasis kinerja dan SDM
BPSD secara lebih efektif dan efisien. Peningkatan manajemen
dapat dilakukan dengan melalui tahap tertib administrasi dan
pelatihan terhadap SDM untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
serta profesionalisme dari SDM BPSD Parekraf.

L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

|3

1.2 GAMBARAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA


BPSD adalah unsur pendukung yang berada pada Kementerian, yang
dipimpin oleh seorang Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Parekraf. Tugas
pokok dan fungsi BPSD sesuai dengan Peraturan Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Nomor: PM.07/HK.001/MPEK/2012 tanggal 27 Januari
2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif pada Bab IX 564, pasal 565, dan pasal 565 adalah:

1.2.1 TUGAS
Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif mempunyai tugas melaksanakan pengembangan sumber
daya pariwisata dan ekonomi kreatif.

1.2.2 FUNGSI
Dalam melaksanakan tugas, BPSD menyelenggarakan fungsi:
Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program
1
pengembangan sumber daya di bidang pariwisata dan
ekonomi kreatif;

Pelaksanaan pengembangan sumber daya di bidang


pariwisata dan ekonomi kreatif;

Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan


pengembangan sumber daya di bidang pariwisata
ekonomi kreatif; dan

Pelaksanaan administrasi Badan Pengembangan Sumber


Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

4 | L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

1.3 PERAN DAN FUNGSI BADAN PENGEMBANGAN


SUMBER DAYA PAREKRAF DALAM PEMBANGUNAN
LINTAS SEKTOR
Badan Pengembangan Sumber Daya dalam pembangunan bidang
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, memiliki peran dan fungsi timbal balik
dengan sektor terkait, sebagaimana digambarkan dalam tabel 1.1.
Tabel 1.1 Peran dan Fungsi BPSD dalam Pembangungan Lintas Sektor

Peran BPSD
LIPI

Pembina fungsi peneliti

Kemendagri

Fasiltator Lokus

Kepolisian

Pengamanan obyek penelitian

Kemendikbud

Pembina Teknis,
Fungsional Dosen

Industri

Kerjasama kerja praktek dan


penyiapan lapangan kerja

Peningkatan
Kapasitas
SDM

Pemda

Pelaksanaan
pembekalan
melalui Dekonsentrasi

Kemennakertrans
dan
BNSP

Sertifikasi kompetensi SDM

Dukungan
Manajemen

DPR-RI

Penganggaran
pengawasan

Bappenas

Perencanaan dan Evaluasi

Kemenkeu

Penganggaran

Litbang
Pendidikan

Badan
Pengembangan
Sumber Daya

K/L

Sektor Terkait
Peran

L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

Pembina

dan

|5

6 | L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

BAB II
P ERENCANAAN
S TRATEGIS

L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

|7

PERENCANAAN
STRATEGIS
2.1 RENCANA

STRATEGI
BADAN

PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA
Sesuai
Renstra
Badan
Pengembangan
Sumber
Daya
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Tahun 2012-2014, arah kebijakan
pengembangan
sumber
daya
pariwisata dan ekonomi kreatif
merupakan
penjabaran
arah
kebijakan Kementerian, sesuai
dengan visi, misi sebagaimana
dituangkan
dalam
Renstra
Kementerian Parekraf:
1. Peningkatan kapasitas dan profesionalisme SDM pariwisata dan
ekonomi kreatif;
2. Peningkatan kualitas lulusan pendidikan tinggi pariwisata;
3. Penciptaan inovasi baru di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif;
4. Peningkatan kinerja organisasi Badan Pengembangan Sumber Daya
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;
5. Penguatan dan peningkatan kualitas organisasi dan SDM Badan
Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Dalam membangun visi, misi dan tujuan, serta sasaran strategis Badan
Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif periode
tahun 2012-2014, maka dikembangkan kerangka pikir untuk

8 | L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

pengembangan sumber daya kepariwisataan dan ekonomi kreatif


sebagai berikut:

2.1.1
Terwujudnya SDM yang
profesional dan kajian kebijakan
yang efektif di bidang pariwisata
dan ekonomi kreatif

Perwujudan SDM professional yang dimaksudkan adalah SDM Parekraf


yang mempunyai daya saing dan kompetensi bidang pariwisata dan
ekonomi kreatif, salah satunya adalah pengakuan UNWTO terhadap
lembaga pendidikan tinggi Kepariwisataan Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif sebagai salah satu yang terbaik melalui pengakuan
tertinggi dunia bagi sekolah pariwisata (Tedqual Certification).
Pengakuan lainnya sebagai representasi profesionalisme SDM tercermin
pada kepemilikan sertifikasi profesi, baik dosen, peneliti, aparatur,
tenaga kerja, pelaku seni dan budaya, maupun mahasiswa. Demikian
halnya dengan hasil karya pengembangan sumber daya seperti
penelitian, kajian, makalah, atau karya cipta lain yang unggul, tercermin
pada publisitas kekaryaan pada suatu media yang terakreditasi, baik
internasional, maupun nasional.
Kajian kebijakan yang efektif dimaksudkan bahwa outcome penelitian
dan pengembangan kebijakan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif didorong
oleh kebutuhan unit kerja Eselon I di lingkungan Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif serta pemangku kepentingan dalam rangka
pembangunan kepariwisataan dan ekonomi kreatif.

L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

|9

2.1.2

Mengembangkan sumber daya


pariwisata dan ekonomi kreatif
secara berkualitas

Misi yang akan dilaksanakan BPSD merupakan manifestasi fungsi yang


menjadi tugas BPSD, yaitu pendidikan, pelatihan, sertifikasi kompetensi,
serta penelitian dan pengembangan. Berdasarkan konsideran tersebut,
maka pada kurun waktu 3 tahun (2012-2014) BPSD akan melaksanakan
tiga misi pokok, yaitu:

1. Meningkatkan kapasitas dan profesionalisme SDM pariwisata dan


ekonomi kreatif.
2. Meningkatkan hasil guna penelitian dan pengembangan bidang
kepariwisataan & ekonomi kreatif.
3. Menciptakan tata pemerintahan Badan Pengembangan Sumber
Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang responsif, transparan,
dan akuntabel

2.1.3 Tujuan badan pengembangan sumber daya


pariwisata & ekonomi kreatif adalah:
1. Peningkatan Kapasitas dan Profesionalisme SDM Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif.
2. Peningkatan Kualitas Lulusan Pendidikan Tinggi Pariwisata.

10 | L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

3. Penciptaan inovasi baru di sektor Pariwisata dan Ekonomi


Kreatif.
4. Peningkatan Kualitas Kinerja Organisasi Badan Pengembangan
Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
5. Penguatan dan Peningkatan Kualitas Organisasi dan SDM Badan
Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

2.1.4 SASARAN STRATEGIS


Sasaran strategis BPSD mesti sejalan dengan Renstra Kementerian
Pariwisata & Ekonomi Kreatif, di mana terdapat dua rumusan sasaran
pokok, yaitu aspek peningkatan kapasitas SDM dan kapasitas nasional
untuk pelaksanaan penelitian dan pengembangan.
Berdasarkan pada rumusan tersebut, maka dalam lingkup BPSD untuk
mewujudkan tujuan sampai dengan tahun 2014 dalam hal meningkatkan
kualitas, kuantitas, profesionalisme, dan daya saing sumber daya
pariwisata dan ekonomi kreatif yang adaptif terhadap kebutuhan
pemangku kepentingan, maka dilaksanakan melalui 8 sasaran pokok yaitu:

1. Meningkatnya kapasitas dan profesionalisme SDM Pariwisata dan


2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Ekonomi Kreatif
Meningkatnya kualitas lulusan pendidikan tinggi pariwisata
Meningkatnya penelitian dan pengembangan kebijakan di bidang
pariwisata
Meningkatnya penelitian dan pengembangan kebijakan di bidang
ekonomi kreatif
Meningkatnya kualitas perencanaan, pemantauan dan evaluasi
program dan kegiatan
Meningkatnya kualitas penyerapan anggaran belanja
Meningkatnya kualitas SDM Badan Pengembangan Sumber Daya
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Meningkatnya kualitas organisasi Badan Pengembangan Sumber Daya
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

| 11

2.2 PENETAPAN/PERJANJIAN KINERJA BADAN


PENGEMBANGAN SUMBER DAYA PAREKRAF
Dalam rangka mewujudkan komitmen dan kesepakatan antara penerima
amanah dan pemberi amanah atas kinerja berdasarkan tugas, fungsi dan
wewenang serta sumber daya yang tersedia, BPSD telah menyusun
dokumen penetapan kinerja yang merupakan tekat dan janji rencana
kerja tahunan yang akan dicapai.
Dokumen Penetapan Kinerja merupakan tolok ukur keberhasilan
organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran atau kegiatan utama dan
dapat digunakan sebagai fokus perbaikan kinerja dimasa depan adalah
Indikator Kinerja Utama. Dengan telah ditetapkannya Indikator Utama
(IKU) sebagai Indikator keberhasilan Badan Pengembangan Sumber
Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, maka IKU harus terdapat dalam
perencanaan kinerja.
Sasaran strategis tahun 2014, Indikator kinerja dan target kinerja dapat
disajikan pada tabel berikut:
NO

SASARAN STRATEGIS

Meningkatnya kapasitas dan


profesionalisme SDM Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif

Meningkatnya kualitas lulusan


pendidikan tinggi pariwisata

Meningkatnya penelitian dan


pengembangan kebijakan di
sektor pariwisata dan ekonomi
kreatifn

INDIKATOR KINERJA
Jumlah tenaga kerja di sector pariwisata
yang disertifikasi (orang)
Jumlah tenaga kerja disektor ekonomi
kreatif yang disertifikasi. (orang)

TARGET

500

Jumlah lulusan pendidikan tinggi pariwisata


yang terserap di pasar kerja (orang)

1.490

Presentase penelitian dan pengembangan


yang dimanfaatkan dalam mendukung
kebijakan pengembangan sektor pariwisata

12%

Presentase penelitian dan pengembangan


yang dimanfaatkan dalam mendukung
kebijakan pengembangan sektor pariwisata

13%

12 | L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

PROGRAM

5.500

Program
Pengembangan
Sumber Daya
Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif.

BAB III
A KUNTABILITAS
K INERJA

L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

| 13

AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 IKHTISAR CAPAIAN KINERJA 2014
Untuk mengukur keberhasilan yang menggambarkan terwujudnya
kinerja, tercapainya hasil program dan kegiatan sesuai dengan tugas
dan fungsi masing-masing unit kerja di lingkungan Kementerian adalah
menggunakan Indikator Kinerja Utama (IKU) berdasarkan perjanjian
kinerja yang telah disepakati dan ditetapkan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Pengembangan Sumber Daya
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tahun 2014 merupakan laporan
akuntabilitas ke 3 (tiga) dari periode Renstra 2012 2014 yang
menggambarkan capaian kinerja dan memuat analisis capaian kinerja
yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun dari tahun
2012 2014.
Berikut ini akan diuraikan sasaran strategis Badan Pengembangan
Sumber Daya tahun 2014, yang diukur dengan menggunakan Indikator
Kinerja Utama (IKU) yang telah ditetapkan pada tabel 3.1 sebagai
berikut:

14 | L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

Tabel 3.1 Sasaran Strategis, Indikator dan Target Kinerja BPSD


Tahun 2014

No

Sasaran
Strategis

1.

Meningkatnya
kapasitas
dan
profesionalisme
SDM pariwisata
dan
ekonomi
kreatif

2.

3.

Meningkatnya
kualitas lulusan
pendidikan
tinggi pariwisata

Meningkatnya
penelitian dan
pengembangan
kebijakan
di
sektor
pariwisata dan
ekonomi kreatif

Target

Realisasi

2. Jumlah tenaga kerja


di sektor pariwisata
yang disertifikasi
(orang)

5500

0.00

3. Jumlah tenaga kerja


di sektor ekonomi
kreatif yang
disertifikasi (orang)

500

0.00

4. Jumlah lulusan
pendidikan tinggi
pariwisata yang
terserap di pasar
kerja (orang)

1490

1685

113.09

5. Persentase
penelitian dan
pengembangan yang
dimanfaatkan untuk
mendukung
kebijakan
pengembangan
sektor pariwisata

12%

10%

83.33

6. Persentase
penelitian dan
pengembangan yang
dimanfaatkan untuk
mendukung
kebijakan
pengembangan
sektor ekonomi
kreatif

13%

0.00

Indikator Kinerja

L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

| 15

Ditinjau dari capaian kinerja masing-masing sasaran untuk tahun 2014,


Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
telah dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab
organisasi. Indikator keberhasilan sasaran, berikut ini akan diuraikan
kinerja Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif, dilihat dari masing-masing sasaran strategis yang telah
ditetapkan.

Meningkatnya kapasitas dan profesionalisme


SDM pariwisata dan ekonomi kreatif

Sasaran meningkatnya kapasitas dan profesionalisme SDM pariwisata


dan ekonomi kreatif dapat dilihat dari jumlah tenaga kerja di sektor
pariwisata yang disertifikasi pada tahun 2014. Indikator keberhasilan
sasaran, serta target dan realisasi dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
No

Indikator Kinerja Utama

Target

Realisasi

1.

Jumlah tenaga kerja di


sektor pariwisata yang
disertifikasi (orang)

5.500

Capaian
(%)
0

2.

Jumlah tenaga kerja di


sektor ekonomi kreatif
yang disertifikasi (orang)

500

Dari tabel di atas nampak bahwa capaian dari indikator kinerja sasaran
jumlah tenaga kerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang
disertifikasi terlihat tidak mencapai target bahkan tidak ada realisasi.
Hal tersebut disebabkan adanya penghematan anggaran sehingga
kegiatan sertifikasi tidak dapat dilaksanakan, namun demikian kegiatan
pendukung sertifikasi kompetensi tetap dilaksanakan antara lain
Penyusunan SKKNI bidang pariwisata dan ekonomi kreatif, Fasilitasi
work Place Assesor (WPA) bidang pariwisata.
16 | L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

Berikut ini dapat disandingkan antara capaian kinerja tahun 2014


dengan capaian kinerja tahun 2013, kondisi realisasi dan capaian kinerja
sebagai berikut:
No

Indikator Kinerja
Utama

1.

Jumlah
tenaga
kerja di sektor
pariwisata yang
disertifikasi
(orang)

2.

Jumlah
tenaga
kerja di sektor
ekonomi kreatif
yang disertifikasi
(orang)

2014
Realisasi Capaian
(%)
0
0.00

0.00

2013
Realisasi Capaian
(%)
11.500
127.8

0.00

Dari tabel di atas nampak bahwa realisasi di tahun 2014 secara umum
tidak ada realisasi, namun demikian di tahun 2013 capaian realisasi
melebihi dari target atau mencapai 127.8%.
Jika dibandingkan indikator keberhasilan sasaran meningkatnya
kapasitas dan profesionalisme SDM pariwisata dan ekonomi kreatif
antara realisasi dan target dari tahun 2012 2014 dapat dilihat pada
tabel berikut:
No

Indikator Kinerja
Utama

1.

Jumlah tenaga kerja di


sektor pariwisata yang
disertifikasi (orang)

2.

Jumlah tenaga kerja di


sektor ekonomi keratif
yang disertifikasi (orang)

Target
2012 2014
29500

Realisasi
2012 2014
33.000

%
Capaian

500

0.00

L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

111.86

| 17

Capaian kinerja di atas apabila diuraikan pertahun dalam periode 2012


2014, nampak bahwa ada indikator mengalami peningkatan dan juga
penurunan bahkan terdapat indikator yang tidak ada realisasi
capaiannya. Dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
No
1.

Indikator Kinerja Utama (IKU)


Jumlah tenaga kerja di sektor
pariwisata yang disertifikasi
(orang)

2012
21500

2013
11500

2014
-

2.

Jumlah tenaga kerja di sektor


ekonomi
keratif
yang
disertifikasi (orang

Berdasarkan data dalam tabel tersebut di atas, jumlah tenaga kerja di


sektor pariwisata yang disertifikasi pada tahun 2013 mengalami
penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2012. Sertifikasi tenaga kerja
disektor ekonomi kreatif pada tahun 2012 2013 belum ditargetkan
karena pada tahun tersebut masih pada tahap penyusunan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
Sedangkan realisasi capaian tahun 2014 jumlah tenaga kerja disektor
pariwisata dan ekonomi kreatif yang disertifikasi terlihat tidak mencapai
target bahkan tidak ada realisasi. Hal tersebut dikarenakan adanya
penghematan anggaran sehingga tidak dapat dilaksanakan kegiatan
sertifikasi. Namun demikian sertifikasi di bidang pariwisata dan ekonomi
kreatif yang ditargetkan Renstra BPSD tahun 2012 2014 sebanyak
30.000 orang, telah tercapai pada tahun 2013 dengan realisasi capaian
33.000 orang tenaga kerja yang tersertifikasi, berarti realisasi capaian
telah melampui target sebanyak 3.000 orang atau 110.00%

18 | L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

Jumlah tenaga kerja di sektor pariwisata


dan ekonomi kreatif yang disertifikasi
25000

21500

20000
15000

11500

10000
5000

0
Tahun 2012

0
Tahun 2013

0
Tahun 2014

Jumlah tenaga kerja di


sektor pariwisata yang
disertifikasi

21500

11500

Jumlah tenaga kerja di


sektor ekonomi kreatif
yang disertifikasi

Grafik 1.1 Jumlah tenaga kerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang disertifikasi

Dengan memperhatikan hal tersebut di atas, maka Badan Pengembangan


Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah berhasil
melaksanakan kinerjanya dalam rangka mencapai sasaran yang telah
ditetapkan.

L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

| 19

Kegiatan-kegiatan Pusat Kompetensi Sertifikasi bidang Kepariwisataan


dan Ekonomi Kreatif yang dilaksanakan selama tahun 2014 antara lain:
1.

Penyusunan SKKNI Bidang Pariwisata


Penyusunan SKKNI Bidang
Kepemanduan Wisata Review
Tujuan
kegiatan
ini
melaksanakan
perumusan,
penetapan dan penerapan
Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI)
Bidang Kepemanduan Wisata
Review.
Penyelenggaraan Konsinyering I
Konsinyering
I Bidang Kepemanduan Wisata Review untuk
membahas konsep standar yang telah disusun oleh kelompok kerja
diselenggarakan di Jakarta tanggal
13 s.d 15 Maret 2014.
Penyelenggaraan Konsinyering II
Konsinyering II Bidang Kepemanduan Wisata Review untuk
membahas konsep standar yang telah disusun oleh kelompok kerja
diselenggarakan di Jakarta.
Pra Konvensi
Pra Konvensi dilaksanakan sebagai persiapan menuju Konvensi
yang dilaksanakan sebagai langkah mendapatkan masukan dari
stakeholder mengenai rancangan SKKNI yang disusun. Pra
Konvensi dilaksanakan di Jakarta.
Posisi Kegiatan
Kegiatan Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI) Bidang Kepemanduan Wisata Review telah
memasuki tahapan Pra Konvensi dan akan dilanjutkan dengan
Konvensi sesuai dengan tahapan dalam ketentuan Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

20 | L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

Penyusunan Skkni Bidang Trainer Spa


Tujuan kegiatan ini melaksanakan perumusan, penetapan dan
penerapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
Bidang Trainer Spa.
Penyelenggaraan Konsinyering I
Konsinyering I Bidang Trainer Spa untuk membahas konsep
standar yang telah disusun oleh kelompok kerja diselenggarakan di
Jakarta tanggal 23 s.d 25 Mei 2014.
Penyelenggaraan Konsinyering II
Konsinyering II Bidang Trainer Spa untuk membahas konsep
standar yang telah disusun oleh kelompok kerja diselenggarakan di
Jakarta.
Pra Konvensi
Pra Konvensi dilaksanakan sebagai persiapan menuju Konvensi
yang dilaksanakan sebagai langkah mendapatkan masukan dari
stakeholder mengenai rancangan SKKNI yang disusun. Pra
Konvensi dilaksanakan di Jakarta.
Posisi Kegiatan
Kegiatan Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI) Bidang Trainer Spa telah memasuki tahapan Pra
Konvensi dan akan dilanjutkan dengan Konvensi sesuai dengan
tahapan dalam ketentuan Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi.
Penyusunan Skkni Bidang Biro Perjalanan Wisata Review
Tujuan kegiatan ini melaksanakan perumusan, penetapan dan
penerapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
Bidang Biro Perjalanan Wisata Review.
Penyelenggaraan Konsinyering I
Konsinyering I Bidang Biro Perjalanan Wisata Review untuk
membahas konsep standar yang telah disusun oleh kelompok kerja
diselenggarakan di Jakarta.

L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

| 21

Penyelenggaraan Konsinyering II
Konsinyering II Bidang Biro Perjalanan Wisata Review untuk
membahas konsep standar yang telah disusun oleh kelompok kerja
diselenggarakan di Jakarta.
Pra Konvensi
Pra Konvensi dilaksanakan sebagai persiapan menuju Konvensi
yang dilaksanakan sebagai langkah mendapatkan masukan dari
stakeholder mengenai rancangan SKKNI yang disusun. Pra
Konvensi dilaksanakan di Jakarta.
Posisi Kegiatan
Kegiatan Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI) Bidang Biro Perjalanan Wisata Review telah
memasuki tahapan Pra Konvensi dan akan dilanjutkan dengan
Konvensi sesuai dengan tahapan dalam ketentuan Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
2.

Penyusunan SKKNI Bidang Ekonomi Kreatif


Penyusunan SKKNI Bidang Editor Film
Tujuan kegiatan ini melaksanakan perumusan, penetapan dan
penerapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
Bidang Editor Film.
Penyelenggaraan Konsinyering I
Konsinyering I Bidang Editor Film
untuk membahas konsep standar
yang telah disusun oleh kelompok
kerja diselenggarakan di Jakarta
tanggal 6 s.d 8 Mei 2014.
Penyelenggaraan Konsinyering II
(FINALISASI)
Konsinyering II (Finalisasi) Bidang Editor Film untuk finalisasi
konsep standar yang disusun oleh kelompok kerja sebagai bahan
workshop di daerah, kegiatan diselenggarakan di Jakarta 17 s.d 19
Juni 2014.

22 | L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

Workshop
Dilaksanakan sebagai rangkaian tahapan penyusunan penyusunan
SKKNI dan dilaksanakan dengan tujuan mendapat masukan dari
stakeholder daerah. Workshop dilaksanakan di Badung dan
Denpasar pada bulan Oktober.
Pra Konvensi
Pra Konvensi dilaksanakan sebagai persiapan menuju Konvensi
yang dilaksanakan sebagai langkah mendapatkan masukan dari
stakeholder mengenai rancangan SKKNI yang disusun. Pra
Konvensi dilaksanakan di Jakarta pada awal bulan November.
Konvensi
Konvensi dilaksanakan sebagai rangkaian akhir tahapan
penyusunan SKKNI. Konvensi dilaksanakan dengan tujuan
mendapatkan konsensus atau kesepakatan dari stakeholder terkait
mengenai rancangan SKKNI yang telah disusun. Konvensi
dilaksanakan di Jakarta pada akhir bulan November.
Posisi Kegiatan
Kegiatan Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI) Bidang Editor Film telah memasuki tahapan
Konvensi dan akan dilanjutkan dengan penetapan oleh
Kementerian Tenaga Kerja sesuai dengan tahapan dalam
ketentuan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Penyusunan SKKNI Bidang
Dansa
Tujuan
kegiatan
ini
melaksanakan
perumusan,
penetapan dan penerapan
Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI)
Bidang Dansa.

L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

| 23

Penyelenggaraan Konsinyering I
Konsinyering I Bidang Dansa untuk membahas konsep standar
yang telah disusun oleh kelompok kerja diselenggarakan di Jakarta
tanggal 8 s.d 10 Mei 2014.
Penyelenggaraan Konsinyering II (FINALISASI)
Konsinyering II (Finalisasi) Bidang Dansa untuk finalisasi konsep
standar yang disusun oleh kelompok kerja sebagai
bahan
workshop di daerah, kegiatan diselenggarakan di Jakarta.
Workshop
Dilaksanakan sebagai rangkaian tahapan penyusunan penyusunan
SKKNI dan dilaksanakan dengan tujuan mendapat masukan dari
stakeholder daerah. Workshop dilaksanakan di Medan dan Batam.
Pra Konvensi
Pra Konvensi dilaksanakan sebagai persiapan menuju Konvensi
yang dilaksanakan sebagai langkah mendapatkan masukan dari
stakeholder mengenai rancangan SKKNI yang disusun. Pra
Konvensi dilaksanakan di Jakarta.
Konvensi
Konvensi dilaksanakan sebagai rangkaian akhir tahapan
penyusunan SKKNI. Konvensi dilaksanakan dengan tujuan
mendapatkan konsensus atau kesepakatan dari stakeholder terkait
mengenai rancangan SKKNI yang telah disusun. Konvensi
dilaksanakan di Jakarta pada akhir bulan November.
Posisi Kegiatan
Kegiatan Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI) Bidang Dansa telah memasuki tahapan Konvensi
dan akan dilanjutkan dengan penetapan oleh Kementerian Tenaga
Kerja sesuai dengan tahapan dalam ketentuan Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

24 | L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

Penyusunan SKKNI Bidang Penata Audio (Musik)


Tujuan
kegiatan
ini
melaksanakan
perumusan,
penetapan dan penerapan
Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia
(SKKNI)
Bidang Penata Audio (Musik).

Penyelenggaraan Konsinyering II (FINALISASI)


Konsinyering II (Finalisasi) Bidang Penata Audio (Musik) untuk
finalisasi konsep standar yang disusun oleh kelompok kerja sebagai
bahan workshop di daerah, kegiatan diselenggarakan di Jakarta.
Workshop
Dilaksanakan sebagai rangkaian tahapan penyusunan penyusunan
SKKNI dan dilaksanakan dengan tujuan mendapat masukan dari
stakeholder daerah. Workshop dilaksanakan di Surabaya dan
Jakarta.
Pra Konvensi
Pra Konvensi dilaksanakan sebagai persiapan menuju Konvensi
yang dilaksanakan sebagai langkah mendapatkan masukan dari
stakeholder mengenai rancangan SKKNI yang disusun. Pra
Konvensi dilaksanakan di Jakarta.
Konvensi
Konvensi dilaksanakan sebagai rangkaian akhir tahapan
penyusunan SKKNI. Konvensi dilaksanakan dengan tujuan
mendapatkan konsensus atau kesepakatan dari stakeholder terkait
mengenai rancangan SKKNI yang telah disusun. Konvensi
dilaksanakan di Jakarta pada akhir bulan November.
Posisi Kegiatan
Kegiatan Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI) Bidang Penata Audio (Musik) telah memasuki
L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

| 25

tahapan Konvensi dan akan dilanjutkan dengan penetapan oleh


Kementerian Tenaga Kerja sesuai dengan tahapan dalam
ketentuan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
3.

Fasilitasi Work Place Assesor (WPA) Bidang Pariwisata


Kegiatan ini bertujuan untuk memfasilitasi Work Place Assesor (WPA)
bidang pariwisata yang akan menghasilkan asesor dalam rangka
mendukung proses uji kompetensi tenaga kerja pariwisata di
Indonesia.
Pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Work Place Assesor (WPA) Bidang
Pariwisata dilaksanakan di:
a. Bintan, Kepulauan Riau pada tanggal 18 sd. 24 Mei 2014
b. Jakarta pada tanggal 16 s.d 22 Mei 2014
c. Bandung pada tanggal 23 s.d 29 Juni 2014
d. Yogyakarta pada tanggal 23 s.d 29 Juni 2014
e. Papua pada tangga 14 sd. 20 Juli 2014
f. Manado pada tanggal 14 sd. 20 Juli 2014
Dengan peserta sebanyak 90 orang yang berasal dari bidang:
a. Kepemanduan Wisata Outbond,
b. Kepemanduan Wisata Goa,
c. Pemandu Penyelamat Wisata Tirta,
d. Barista,
e. Kepemanduan Wisata Mancing,
f. MICE,
g. Hotel dan Restoran,
h. Kepemanduan Wisata,
i. Kepemanduan Wisata Agro,
j. Biro Perjalanan Wisata,
k. Kepemanduan Wisata Arung Jeram.
Posisi Kegiatan
Kegiatan Fasilitasi Work Place Assesor (WPA) Bidang Pariwisata sudah
selesai dilaksanakan.

26 | L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

4.

Fasilitasi Work Place Assesment (WPA) Bidang Ekonomi Kreatif


Kegiatan
ini
bertujuan
untuk
memfasilitasi Work Place Assesor
(WPA) bidang ekonomi kreatif yang
akan menghasilkan asesor dalam
rangka
mendukung
proses
uji
kompetensi tenaga kerja ekonomi
kreatif di Indonesia.
Pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Work Place Assesor (WPA) Bidang
Ekonomi Kreatif dilaksanakan di Medan, Sumatera Utara pada tanggal
2 s.d 8 Juni 2014 dan Yogyakarta pada tanggal 29 September sd. 5
Oktober 2014.
Posisi Kegiatan
Kegiatan Fasilitasi Work Place Assesor (WPA) Bidang Ekonomi Kreatif
sudah selesai dilaksanakan.

5.

Diseminasi Standar Kompetensi Bidang Pariwisata


Kegiatan ini bertujuan menyebarluaskan
informasi mengenai standar kompetensi
bidang pariwisata yang telah ditetapkan
oleh Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi dalam rangka meningkatan
profesionalisme dan kualitas sumber
daya manusia bidang pariwisata.
Pelaksanaan kegiatan Diseminasi Standar Kompetensi Bidang
Pariwisata dilaksanakan di:
a. Pekanbaru, Riau pada tanggal 5 s.d 6 Juni 2014
b. Banda Aceh, Aceh pada tanggal 10 s.d 11 Juni 2014
c. Semarang, Jawa Tengah pada tanggal 17 s.d 18 Juni 2014
d. Balikpapan, Kalimantan Timur pada bulan September 2014
e. Gorontalo pada bulan November 2014
Posisi Kegiatan
Kegiatan Diseminasi Standar Kompetensi Bidang Pariwisata telah
selesai dilaksanakan.

L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

| 27

6.

Diseminasi Standar Kompetensi Bidang Ekonomi Kreatif


Kegiatan
ini
bertujuan
menyebarluaskan
informasi
mengenai
standar
kompetensi
bidang ekonomi kreatif yang telah
ditetapkan
oleh
Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi
dalam
rangka
meningkatan
profesionalisme
dan
kualitas
sumber daya manusia bidang ekonomi kreatif.
Pelaksanaan kegiatan Diseminasi Standar Kompetensi Bidang
Ekonomi Kreatif dilaksanakan di:
a. Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 19 s.d 20 Mei 2014
b. Medan, Sumatera Utara pada tanggal 22 s.d 23 Mei 2014
Posisi Kegiatan
Kegiatan Diseminasi Standar Kompetensi Bidang Ekonomi Kreatif
telah selesai dilaksanakan sesuai dengan target.

7.

Fasilitasi Kegiatan Leppi / National Tourism Professional Board(NTPB)


Melaksanakan program kegiatan LEPPI / National Tourism
Professional Board(NTPB)
Pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Kegiatan LEPPI / National Tourism
Professional Board (NTPB) berupa diseminasi ACCSTP (Asean
Common Competency Standard for Tourism Professional)
dilaksanakan di Bandar Lampung, Lampung, Jambi, Lampung,
Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sumatera Barat.
Posisi Kegiatan
Hingga saat ini kegiatan Fasilitasi
Kegiatan Leppi / National Tourism
Professional Board(NTPB) berupa
diseminasi
ACCSTP
(Asean
Common Competency Standard
for Tourism Professional) telah
selesai dilaksanakan.

28 | L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

8.

Konferensi Nasional Penyiapan Sumber Daya Manusia Pariwisata


Yang Kompeten dan Berdaya Saing alam Mengantisipasi
Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.
Konferensi dilaksanakan dalam rangka mengetahui kondisi aktual
SDM Pariwisata dari sisi kompetensi yang dimiliki serta mensinergikan
program dan kegiatan masing-masing stakeholder dalam upaya
penyiapan SDM Pariwisata untuk menghadapi impelementasi
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
Konferensi dibuka secara resmi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif
Ibu
Marie
Elka
Pangestu
dan
menghadirkan
narasumber/pembicara pemerintah dan stakeholder terkait
diantaranya industri dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). Kegiatan
dihadiri oleh Perwakilan Kementerian terkait, Pemerintah Daerah dan
stakeholder terkait bidang pariwisata. Kegiatan dilaksanakan di Hote l
Pullman pada tanggal 19 Agustus 2015.

9.

Soft
Launching
Gerakan
Akselerasi Sertifikasi Tenaga Kerja
Pariwisata Dalam Menghadapi
Masyarakat
Ekonomi
ASEAN
(MEA) 2015.
Kegiatan dilaksanakan sebagai
impelementasi kesepakatan 10
negara
ASEAN
terhadap
implementasi MRA dengan tujuan mendorong seluruh stakeholder
pariwisata melakukan gerakan bersama dalam menghadapi ASEAN
MRA on Tourism Professionals di tahun 2015.
Acara
didahului
dengan
penadatanganan Skema Sertifikasi
Kompetensi
Profesi
KKNI
berdasarkan ACCSTP, CATC dan
AQRF Bidang Pariwisata antara
Kepala
Badan
Pengembangan

L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

| 29

Sumber Daya Parekraf dengan Ketua Badan Nasional Sertifikasi


Profesi (BNSP) kemudian dilanjutkan dengan Soft Launching yang
dilakukan secara resmi oleh Menteri Pariwisata Bapak Arief Yahya
yang ditandai dengan penyerahan dokumen skema kepada
perwakilan Pemerintah Daerah, Industri dan Lembaga Sertifikasi
Profesi (LSP). Acara dilaksanakan pada tanggal 4 Desember 2014
bertempat di Balairung Soesilo Soedarman Kementerian Pariwisata.

PERMASALA HAN
1) Stakeholder menyambut baik setiap kegiatan namun masih
kurangnya informasi di daerah mengenai kegiatan dimaksud
sehingga kalangan stakeholder yang terlibat masih terbatas.
2) Masih kurangnya sinergi program antara pemerintah pusat dan
daerah sehingga program yang dijalankan di pemerintah pusat tidak
berkelanjutan di pemerintah daerah.

PEMECAHAN MASALAH
1) Perlu makin intensifnya diseminasi kegiatan di daerah agar
keterlibatan stakeholder di daerah dapat lebih luas.
2) Koordinasi kegiatan antara Pemerintah Pusat dan Daerah perlu
ditingkatkan agar keberlanjutan kegiatan di Pemerintah Pusat dapat
dilakukan di Daerah.

30 | L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

Meningkatnya kualitas lulusan pendidikan


tinggi pariwisata

Indikator yang digunakan untuk mengukur meningkatnya kualitas dan


kuantitas lulusan Pendidikan Tinggi Pariwisata adalah banyaknya lulusan
pendidikan tinggi, yaitu: Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung, Sekolah
Tinggi Pariwisata (STP) Bali, Akademi Pariwisata (Akpar) Medan, Akademi
Pariwista (Akpar) Makassar, yang terserap di pasar tenaga kerja. Semakin
besar jumlah lulusan yang terserap di pasar tenaga kerja, maka semakin
baik kualitas dan kuantitas lulusan pendidikan tinggi pariwisata yang saat
ini dikelola oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Jumlah lulusan pendidikan tinggi kepariwisataan yang terserap di pasar
kerja, dihitung jumlah lulusan pendidikan tinggi pariwisata yang terserap
di pasar kerja baik di dalam dan luar negeri. Semakin tinggi jumlah lulusan
yang dihasilkan maka semakin tinggi jumlah tenaga kerja yang kompeten
dan mampu memenuhi tuntutan lapangan kerja sektor pariwisata.
Indikator keberhasilan sasaran, berikut target dan realisasinya adalah
sebagai berikut:
No

Indikator Kinerja Utama

Target

Realisasi

Capaian (%)

Jumlah lulusan pendidikan


tinggi pariwisata yang terserap
di pasar kerja (orang)

1490

1685

113.09

Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja sasaran
jumlah lulusan pendidikan tinggi pariwisata yang terserap di pasar kerja
pada tahun 2014 mencapai 1.685 orang dari 4 (empat) UPT Pendidikan
Tinggi Pariwisata yang terdiri dari STP Bandung 547 orang, STP Bali 767
orang, Akpar Medan 234 orang, dan Akpar Makassar 137 orang.

L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

| 31

Jika dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2014 dengan capaian


kinerja tahun 2013, maka dapat disandingkan kondisi realisasi dan
capaian kinerja sebagai berikut:
2014

No
Indikator Kinerja Utama

Jumlah lulusan pendidikan


tinggi
pariwisata
yang
terserap di pasar kerja
(orang)

2013

Realisasi

Capaian
(%)

Realisasi

Capaian
(%)

1685

113.09

1437

99.6

Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja, sasaran
jumlah lulusan pendidikan tinggi pariwisata yang terserap di pasar
kerja mencapai 1685 orang atau 113.09%. Dengan demikian jumlah
lulusan tahun 2014 mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun
2013.
Pada tabel berikut ini akan diperlihatkan perbandingan indikator
keberhasilan sasaran meningkatnya kualitas lulusan pendidikan tinggi
pariwisata, antara target dan realisasi dari tahun 2012 2014.
No

Indikator Kinerja Utama


Jumlah lulusan pendidikan
tinggi
pariwisata
yang
terserap di pasar kerja
(orang)

Target

Realisasi

2012 2014

2012 2014

%
Capaian

4316

4338

100.51

Capaian kinerja jumlah lulusan pendidikan tinggi pariwisata yang


terserap di pasar kerja dari tahun 2012 2014 yang terlihat pada tabel
tersebut di atas, realisasi capaian telah melampui target.

32 | L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

Capaian kinerja di atas apabila diuraikan per tahun dalam periode tahun
2012 2014 dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
No

Indikator Kinerja Utama (IKU)

2012

2013

2014

Jumlah lulusan pendidikan tinggi


pariwisata yang terserap di pasar
kerja (orang)

1216

1437

1685

Berdasarkan data dalam tabel tersebut di atas, jumlah lulusan


pendidikan tinggi pariwisata yang terserap di pasar kerja pada tahun
2014 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2012 dan
tahun 2013. Secara umum keberhasilan pencapaian indikator sasaran
meningkatnya kualitas lulusan pendidikan tinggi pariwisata mengalami
peningkatan.

Jumlah lulusan pendidikan tinggi


pariwisata yang terserap di pasar kerja
1800
1600

1685

1400
1437

1200
1216

1000
800
600

400
200
0
Jumlah lulusan pendidikan
tinggi pariwisata yang
terserap di pasar kerja

Tahun 2012

Tahun 2013

Tahun 2014

1216

1437

1685

Grafik 2.1 jumlah lulusan pendidikan tinggi pariwisata yang terserap di pasar kerja

L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

| 33

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2014 yang


mendukung kepada keberhasilan pencapaian sasaran tersebut antara
lain:

1. Wisuda

Pada tahun 2014 jumlah lulusan ke 4 (empat) UPT Pendidikan Tinggi


Pariwisata Kementerian Pariwisata telah meluluskan sebanyak 1685
orang dari target 1490 orang terdiri dari STP Bandung 547 orang, STP Bali
767 orang, Akpar Medan 234 orang, dan Akpar Makassar 137 orang. Hal
ini sejalan dengan kebijakan zero unemployment yang telah dicanangkan
bahwa selambat-lambatnya dalam waktu satu tahun seluruh lulusan
pendidikan tinggi kepariwisataan, khususnya 4 UPT pendidikan tinggi
kepariwisataan Kementerian Pariwisata sudah mendapatkan pekerjaan.

34 | L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

2. Job Fair
Guna mendukung program pemerintah zero unemployment ke 4 (empat)
UPT Pendidikan Tinggi Pariwisata senantiasa melakukan upaya yang
dapat menyalurkan para lulusannya untuk dapat diterima di pasar kerja
baik nasional maupun internasional. Upaya tersebut antara lain kegiatan
bursa kerja atau Job Fair yang melibatkan perusahaan peserta
rekruitmen, dan perusahaan peserta expo.

Anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka


pencapaian sasaran ini dapat dilihat bahwa dari pagu anggaran sebesar
Rp.271.201.059.000 hanya digunakan sebesar Rp.215.891.263.086 atau
hanya sebesar 79.61%.

L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

| 35

Meningkatnya penelitian dan pengembangan


kebijakan di sektor pariwisata dan ekonomi
kreatif

Sasaran meningkatnya penelitian dan pengembangan kebijakan di


sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di tahun 2014, dapat dilihat dari
presentase penelitian dan pengembangan yang dimanfaatkan untuk
mendukung kebijakan pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi
kreatif.
Indikator keberhasilan sasaran, serta target dan realisasi adalah sebagai
berikut:
No

Indikator Kinerja Utama

Target

Realisasi

Capaian (%)

1.

Persentase penelitian dan


pengembangan
yang
dimanfaatkan
untuk
mendukung
kebijakan
pengembangan
sektor
pariwisata (kajian)

12%

10%

83.33

2.

Persentase penelitian dan


pengembangan
yang
dimanfaatkan
untuk
mendukung
kebijakan
pengembangan
sektor
ekonomi kreatif (kajian)

13%

0.00

Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian dari indikator kinerja yang
dimanfaatkan untuk mendukung kebijakan pengembangan sektor
pariwisata sebesar 10% dari target 12% atau capaian 83.33%,
sedangkan indikator yang dimanfaatkan untuk mendukung kebijakan
pengembangan disektor ekonomi kreatif belum ada realisasi atau belum
dapat dimanfaatkan pada saat ini.

36 | L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

Jika dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2014 dengan capaian


kinerja tahun 2013, maka dapat disandingkan kondisi realisasi dan
capaian kinerja sebagai berikut:
2014

2013

No

Indikator Kinerja Utama

Realisasi

Capaian
(%)

Realisasi

Capaian
(%)

Jumlah/Persentase
penelitian
dan
pengembangan
yang
dimanfaatkan
untuk
mendukung
kebijakan
pengembangan sektor
pariwisata (naskah)

10%

83.33

11

92.7

Jumlah/Persentase
penelitian
dan
pengembangan
yang
diman-faatkan
untuk
mendukung kebijakan
pengembangan sektor
ekonomi
kreatif
(naskah)

0.0

75.0

Dari tabel di atas menunjukan bahwa realisasi di tahun 2014 mengalami


penurunan presentase capaian dari realisasi tahun 2013 baik di bidang
pariwisata maupun ekonomi kreatif.
Jika dibandingkan indikator keberhasilan sasaran meningkatnya
penelitian dan pengembangan kebijakan di sektor pariwisata dan
ekonomi kreatif antara realisasi dan target dari tahun 2012 sampai
dengan tahun 2014, adalah sebagai berikut:
No

Indikator Kinerja Utama

1.

Jumlah/Presentase penelitian
dan pengembangan yang
dimanfaatkan
untuk
mendukung
kebijakan
pengembangan
sektor
pariwisata (kajian)

Target

Realisasi

2012 2014

2012 2014

%
Capaian

32

21

65.63

L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

| 37

Jumlah/Presentase penelitian
dan pengembangan yang
dimanfaatkan
untuk
mendukung
kebijakan
pengembangan
sektor
ekonomi kreatif (kajian)

25

13

52.00

Capaian kinerja di atas apabila diuraikan pertahun dalam periode 2012


2014, akan nampak bahwa capaian indikator dan realisasinya
mengalami peningkatan dan penurunan, dapat dilihat dalam tabel di
bawah ini.
No

Indikator Kinerja Utama (IKU)

2012

2013

2014

1.

Jumlah/Persentase penelitian dan


pengembangan
yang
dimanfaatkan untuk mendukung
kebijakan pengembangan sektor
pariwisata (kajian)

11

Jumlah/Persentase penelitian dan


pengembangan yang dimanfaatkan
untuk
mendukung
kebijakan
pengembangan sektor ekonomi
kreatif (kajian)

Berdasarkan data dalam tabel tersebut di atas, jumlah penelitian dan


pengembangan yang dimanfaatkan untuk mendukung kebijakan
pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif tahun 2013
mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2012,
sedangkan tahun 2014 mengalami penurunan hal tersebut disebabkan
belum tuntasnya program berkelanjutan penelitian di Pusat Penelitian
Pengembangan Kebijakan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk
dimanfaatkan secara langsung oleh Ditjen teknis terkait.

38 | L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

Grafik 3.1 Jumlah/presentase penelitian dan pengembangan yang dimanfaatkan untuk


mendukung kebijakan pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif

L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

| 39

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2014 yang


mendukung kepada keberhasilan pencapaian sasaran tersebut antara
lain:
1) Penelitian
pengembangan
ekonomi kreatif sub-sektor
kerajinan
sebagai
ikon
cenderamata
kaitannya
dengan destinasi wisata.
Penelitian ini di-laksanakan
pada bulan Maret 2014
dengan lokus Padang, Solo,
Sumedang, dan Denpasar.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana strategi
pengembangan ekonomi kreatif sub-sektor kerajinan dan
mengidentifikasi apa permasalahan yang dihadapi agar produk
kerajinan dapat menjadi ikon cenderamata pada daerah destinasi
wisata di Indonesia.
Kerajinan yang berkembang di Indonesia sebagian besar merupakan
produk hasil kreativitas masyarakat yang sangat kental dengan
kearifan budaya lokal. Kerajinan yang pada awalnya sebagian besar
untuk kepentingan religi (sosial
budaya) pada saat ini sudah
mengalami perkembangan menjadi
fungsi estetik.
Pada masingmasing daerah mempunyai ciri
khas dan keunikan tersendiri,
sehingga dari produk kerajinan
dapat
menunjukkan
identitas
daerah tersebut.
Pada masa
otonomi daerah masing-masing
daerah atau destinasi wisata
mencari atau menentukan ciri khas
yang membedakannya dengan
destinasi atau daerah wisata yang
Gambar 3.1. Wawancara dengan pemilik
Tenun Patra

40 | L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

ada di nusantara. Pada perkembangan gelombang ekonomi kreatif


belum semua daerah mempunyai ikon cenderamata yang berasal
dari kerajinan, muncul atau disusulkan suatu ikon cenderamata pada
suatu daerah destinasi wisata dapat terjadi dari dua arah yaitu
usulan dari pemerintah daerah dan perkembangan pasar. Untuk
kasus Kota Denpasar kain Tenun Endek diusulkan oleh pemerintah
kota yang didukung oleh masyarakat. Pengusulan sebuah produk
tentunya berdasarkan berbagai pertimbangan seperti terkait sosial
budaya atau ekonomi. Untuk daerah penelitian lainnya belum ada
payung hukum penetapan produk kerajinan sebagai ikon
cenderamata kaitannya dengan daerah destinasi wisata.
Dari hasil penelitian menunjukkan tiap-tiap daerah sudah
mempunyai produk kerajinan yang berpotensi dijadikan sebagai ikon
cenderamata, kaitannya dengan destinasi wisata. Produk-produk ini
menunjukkan kearifan lokal dan budaya masyarakat setempat dan
mempunyai ciri khas tersendiri. Secara umum, semua daerah,
masing-masing mempunyai berbagai permasalahan dalam
pengembangannya. Strategi yang bisa dilakukan dalam
pengembangan ekonomi kreatif sub-sektor kerajinan sehingga
dapat menjadi ikon cenderamata pada daerah destinasi wisata yaitu:
a) Tingkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kerja dengan
pemerataan penciptaan tenaga kerja melalui pendidikan;
b) Manfaatkan sumber daya budaya lokal sebagai sumber inspirasi
dan dikemas dalam bentuk produk kerajinan yang unik dan khas;
c) Tingkatkan akses bahan baku lokal yang berkualitas dan
kompetitif untuk penciptaan wirausaha dan model bisnis baru
yang berdaya saing;
d) Kembangkan kreasi produk kerajinan yang mengikuti budaya
kekinian (trend pasar) untuk meningkatkan penghargaan pasar;
e) Gunakan ketersediaan teknologi
yang sesuai untuk
meningkatkan penciptaan wirausaha dan model bisnis yang
bersaing dan kompetitif;
f) Ciptakan wirausaha dan model bisnis baru di bidang kerajinan
dengan meningkatkan akses ke lembaga pembiayaan;
g) Tingkatkan partisipasi aktif pemangku kepentingan untuk
penciptaan iklim usaha yang kondusif.
L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

| 41

2) Penelitian Pengembangan Sentra Kreatif Rakyat


Penelitian Pengembangan Sentra Kreatif Rakyat yang dilaksanakan
pada bulan Mei dan Juni tahun 2014 merupakan kegiatan penelitian
lanjutan dari penelitian di tahun 2013. Pada penelitian kali ini ada
beberapa hal yang tetap dilaksanakan yaitu yang berkaitan dengan
pemetaan, perbedaannya hanya pada lokasi penelitian yaitu Pacitan,
Magelang, dan Tana Toraja yang sebelumnya Pacitan dan Manggarai
Barat. Dalam usaha pengembangan sentra-sentra kreatif rakyat ada
permasalahan terkait dengan dampak dari program kegiatan yang
telah dilaksanakan pemerintah terhadap masyarakat di wilayah
Sentra Kreatif Rakyat.
Tujuan dari pelaksanaan Penelitian Kajian Pengembangan Sentra
Kreatif Rakyat adalah:
a) Mengetahui dampak program SKR terhadap keadaan ekonomi,
sosial, dan budaya, serta kreativitas pelaku kreatif;
b) Mengetahui persepsi masyarakat dan pelaku kreatif terhadap
program pengembangan sentra kreatif rakyat;
c) Mengetahui motif-motif tradisional yang ada di wilayah Sentra
Kreatif Rakyat serta perkembangannya.
3) Penelitian Dampak Penyelenggaraan Tour de Singkarak 2014
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014, tujuan dari
penelitian ini adalah menemukenali
secara holistik dampak
pelaksanaan Tour de Singkarak terhadap sektor ekonomi kreatif di
wilayah Sumatera Barat. Sasaran yang ingin dicapai yaitu
terindentifikasinya dampak pelaksanaan Tour de Singkarak (TdS)
terhadap sektor ekonomi kreatif di wilayah Sumatera Barat dan
tersusunnya rekomendasi terhadap Penyelenggaraan TdS untuk
pengembangan Ekraf di Sumbar.
Dari hasil penelitian Ada beberapa point yang dapat disimpulkan
secara khusus, yakni sebagai berikut:

42 | L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

a.

Sub-sektor ekonomi kreatif yang terlibat dalam penyelenggaraan


TdS adalah fesyen, kuliner dan seni pertunjukan. Mayoritas
mereka mengikuti TdS ini atas inisiatif sendiri dan modal sendiri;
b. Dampak terhadap pendapatan pelaku kreatif, pada umumnya
meningkat kecuali untuk modal skala kecil. Para pelaku kreatif
yang terlibat pada TdS ini merupakan pekerjaan tetap bukan
sampingan, sehingga ada dampak sebelum dan sesudah
pelaksanaan TdS. Kebanyakan untuk usaha kecil mengalami
penurunan omset pada saat penyelenggaraan TdS karena
penutupan jalan. Namun untuk usaha yang mempunyai modal
besar malah mendapatkan peningkatan omset (Rp. 1.000.0002.000.000,-). Produk yang dibuat berasal dari bahan lokal.
Sedangkan untuk pembeli sebagian besar berasal dari penduduk
lokal, 24 persen wisnus dan hanya 9% dari wisman;
c. Dampak terhadap kesempatan kerja terhadap penyelenggaraan
TdS adalah para pelaku kreatif hanya mempekerjaan 1-2 orang
sebesar 38%, sedangkan 3-5 orang hanya 18%. Pada saat
penyelenggaraan TdS tidak terjadi peningkatan pekerja secara
signifikan. Pekerja sebagian besar berasal dari lokal (73%) dan
memperkerjakan usia 21-30 tahun sebesar 41%. Para pelaku
kreatif setuju bahwa penyelenggaraan event TdS membuka
lapangan kerja baru;
d. Sedangkan dampak terhadap harga adalah sebanyak 56%
responden menyatakan tidak ada kenaikan harga produk selama
penyelenggaraan TdS;
e. 48% responden menyatakan setuju bahwa penyelenggaraan TdS
memberikan manfaat bagi masyarakat terutama pendapatan;
f. Masyarakat menginginkan sosialisasi penyelenggaraan TdS dan
setuju untuk dilibatkan dalam kegiatan dimaksud baik untuk
saran, ide, dan gagasan.

Gambar 3.8. Pelaku kreatif yang terlibat dalam Tour de

Singkarak

L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

| 43

4) Focus Group Discussion (FGD) Ekonomi Kreatif


Kegiatan ini dilaksanakan 3 (tiga) tahap. Tahap pertama
diselenggaraan pada bulan Mei 2014, tahap kedua dilaksanakan
pada bulan Juni 2014, dan tahap ketiga diselenggarakan pada bulan
Juli 2014.
Tujuan dari FGD Ekonomi Kreatif
adalah
menemukenali
definisi,
ekosistem,
potensi
dan
permasalahan sub-sektor eko-nomi
kreatif
penelitian
dan
pengembangan di Indonesia serta
mengoptimalkan
pengembangan
Ekonomi Kreatif yang tepat guna
dan tepat sasaran.
Sasaran dari pelaksanaan kegiatan
ini adalah teridentifikasinya definisi
dan ekosistem penelitian dan
pengembangan sebagai sub-sektor
ekonomi
kreatif
dan
teridentifikasinya
potensi
dan
permasalahan sub-sektor ekonomi
kreatif
penelitian
dan
pengembangan.
Hasil kegiatan FGD tersebut tersusunlah konsep, definisi, ekosistem,
potensi, dan permasalahan sub-sektor ekonomi kreatif penelitian
dan pengembangan di Indonesia yang termuat dalam buku rencana
induk pengembangan ekonomi kreatif jangka panjang dengan judul
Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025.

44 | L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

P E R M A S A L A HA N
1.

2.

3.

4.

Belum tuntasnya program keberlanjutan penelitian di Pusat


Penelitian Pengembangan Kebijakan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
untuk dimanfaatkan secara langsung oleh Direktorat Jenderal di
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (EKSB dan EKMDI);
Belum terkoordinasinya kegiatan (penelitian) Puslitbangjak ekraf
dengan kegiatan unit Eselon I lainnya terutama Ditjen teknis yang
terkait (EKSB dan EKMDI) yang merupakan pengguna (user) hasil
penelitian;
Diseminasi hasil penelitian tahun anggaran 2014 dilakukan pada
bulan november tahun berjalan, yang didiseminasikan adalah satu
penelitian. Pada bulan tersebut, belum semua penelitian selesai
dilaksanakan.
Jumlah
Anggaran
di
Puslitbangjak
Pariwisata
sebesar
Rp.5.721.420.000 hanya digunakan sebesar Rp.4.795.591.504 atau
83.82%. Sedangkan Anggaran Puslitbangjak Ekonomi Kreatif sebesar
Rp.5.840.573.000 hanya digunakan sebesar Rp.4.807.156.750 atau
82.31%.

P E M E C A HA N M A S A L A H
1.
2.

3.

4.

Segera diselesaikan rekomendasi hasil penelitian untuk segera


diaplikasikan;
Untuk memaksimalkan capaian di tahun depan, agar dalam
perencanaan kegiatan penelitian dikoordinasikan terlebih dahulu
dengan Direktorat teknis (EKSB dan EKMDI), sehingga kegiatan
penelitian yang dilaksanakan didasarkan atas kebutuhan Ditjen Teknis
dan
hasil
penelitian
tersebut
dapat
langsung
dimanfaatkan/diaplikasikan;
Penelitian sebaiknya selesai pada triwulan ketiga, sehingga pada
akhir tahun anggaran dapat didiseminasikan kepada para
stakeholder untuk dapat dimanfaatkan;
Untuk memaksimalkan penggunaan anggaran tahun mendatang, agar
setiap pelaksanaan kegiatan konsisten dengan jadwal dalam
perencanaan serta meminimalisisr revisi kegiatan.

L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

| 45

Capaian RPJMN 2010 2014


Badan Pengembangan Sumber Daya
Program kegiatan
Prioritas

Sasaran

Indikator

1.

Standarisasi
Kompetensi
Kepariwisataan
dan Ekonomi
Kreatif

Meningkatnya
kapasitas dan
profesionalisme
SDM pariwisata dan
ekonomi kreatif

Jumlah tenaga
kerja di sektor
pariwisata
yang
disertifikasi
(orang)

2.

Pengembangan
SDM
Kepariwisataan
dan Ekonomi
Kreatif

Meningkatnya
kapasitas dan
profesionalisme
SDM pariwisata dan
ekonomi kreatif

3.

Pengembangan
Pendidikan
Tinggi bidang
Pariwisata

Meningkatnya
profesionalisme dan
daya saing SDM
bidang pariwisata di
lembaga pendidikan
tinggi pariwisata

No

Target

Realisasi

2010

2011

2012

2013

2014

2010

2011

2012

2013

2014

10.000

10.000

15.000

9.000

6.000

5.000

12.500

21.500

11.500

Jumlah SDM
peserta
pembekalan
sektor
kepariwisataan
dan ekonomi
kreatif (orang

1.150

1.150

1.175

1.190

1.200

1.150

1.270

1.045

1.260

1380

Jumlah lulusan
pendidikan
tinggi
kepariwisataan
yang terserap
di pasar kerja
(orang)

1.241

1.281

1.383

1.443

1.490

1.241

1.290

1.216

1.437

1.685

46 | L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

Dari tabel di atas dapat diuraikan:


1.

Capaian indikator kinerja jumlah tenaga kerja di sektor pariwisata


dan ekonomi kreatif yang disertifikasi tahun 2014 mencapai tidak
ada realisasi disebabkan:
Pada tahun 2014 kegiatan sertifikasi kompetensi pariwisata dan
ekonomi kreatif direncanakan targetnya sebanyak 6.000 orang,
karena ada penghematan anggaran maka sertifikasi tidak bisa
dilaksanakan.
Target Renstra BPSD 2012 2014 sertifikasi tenaga kerja
pariwisata dan ekonomi kreatif sebesar 30.000 orang tenaga kerja
pariwisata dan ekonomi kreatif, posisi sampai dengan tahun 2013
tenaga kerja yang sudah tersertifikasi berjumlah 33.000 orang
atau 110.00% sehingga telah melampui target yang ditetapkan
oleh Renstra BPSD sebesar 3.000 orang yang tersertifikasi.

2.

Capaian indikator kinerja jumlah SDM peserta pembekalan sektor


kepariwisataan dan ekonomi kreatif tahun 2014 mencapai 1.380
orang dari target 1.200 orang atau 115.00%. Hal tersebut
disebabkan karena adanya penambahan lokasi pembekalan pada
daerah penerima dana dekonsentrasi, yaitu sebanyak 15 (lima belas)
provinsi, dan ada dalam satu provinsi terdapat 3 kegiatan.Dengan
demikian jumlah peserta pembekalan yang dilaksanakan oleh Pusat
Pengembangan Sumber Daya Manusia Kepariwisataan dan Ekonomi
Kreatif sebanyak 530 orang, dan dilaksanakan melalui dana
dekonsentrasi Badan Pengembangan Sumber Daya sebanyak 850
orang.

3.

Capaian indikator kinerja Jumlah lulusan pendidikan tinggi


kepariwisataan yang terserap di pasar kerja tahun 2014 mencapai
1685 orang dari target 1490 orang atau 113.09%. Hal tersebut
disebabkan adanya beberapa mahasiswa yang ikut wisuda tahun ini
yang seharusnya tahun sebelumnya, sehingga melampui jumlah
yang ditargetkan.

L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

| 47

3.2 ANGGARAN 2014 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER


DAYA PAREKRAF

Pagu DIPA BPSD tahun 2014 sebesar Rp. 333.925.231.000,- (Tiga ratus
tiga puluh tiga milyar Sembilan ratus dua puluh lima juta dua ratus tiga
puluh satu ribu rupiah) yang terbagi di 5 (lima) Satuan Kerja Pusat, 4
(empat) Unit Pelaksana Teknis di Daerah dan 15 Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD). Sedangkan kegiatan Satuan Kerja beserta anggarannya
ditunjukkan pada tabel 3.2

48 | L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

Tabel 3.2 Kegiatan dan Anggaran Satker Tahun 2014


No

Satuan Kerja

Pagu DIPA

Realisasi

Satuan Kerja Pusat

58.724.172.000

48.482.781.567

82.56

Pusat
Penelitian
Pengembangan
Kebijakan Kepariwisataan

5.721.420.000

4.795.591.504

83.82

Pusat
Penelitian
Pengembangan
Kebijakan Ekonomi Kreatif

5.840.573.000

4.807.156.750

82.31

Pusat Pengembangan SDM Pariwisata


dan Ekonomi Kreatif

5.185.030.000

4.286.540.100

82.67

Pusat Kompetensi
Ekonomi Kreatif

Pariwisata dan

9.436.906.000

7.086.603.590

75.09

Dukungan Manajemen dan Dukungan


Teknis Lainnya

32.540.243.000

27.506.889.623

84.53

UPT Pendidikan Tinggi

271.201.059.000

215.891.263.086

79.61

Sekolah Tinggi
Bandung

89.765.836.000

71.932.502.969

80.13

Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bali

87.285.675.000

64.984.630.571

74.45

Akademi Pariwisata (Akpar) Medan

46.948.391.000

40.345.087.787

85.93

Akademi
Makassar

47.201.157.000

38.629.041.759

81.84

Dekonsentrasi

4.000.000.000

3.617.943.278

90.45

Provinsi Jambi

200.000.000

174.718.600

87.36

Provinsi Bengkulu

200.000.000

175.965.500

87.98

Provinsi Lampung

188.000.000

184.118.700

97.94

Provinsi Jawa Tengah

200.000.000

187.697.200

93.85

Provinsi Jawa Timur

200.000.000

199.637.700

99.82

Provinsi Bali

268.000.000

210.745.500

78.64

Provinsi Kalimantan Barat

210.000.000

206.231.500

98.21

Provinsi Kalimantan Selatan

210.000.000

157.779.150

75.13

Provinsi Sulawesi Barat

200.000.000

181.821.800

90.91

10

Provinsi Sulawesi Tenggara

1.000.000.000

999.910.000

99.99

11

Provinsi Gorontalo

200.000.000

158.914.200

79.46

12

Provinsi Nusa Tenggara Barat

230.000.000

203.636.128

88.54

13

Provinsi Nusa Tenggara Timur

230.000.000

230.000.000

100.00

14

Provinsi Maluku

200.000.000

169.526.300

84.76

15

Provinsi Papua

264.000.000

177.241.000

67.14

333.925.231.000

267.991.987.931

80.26

Pariwisata

Pariwisata

Total

(STP)

(Akpar)

L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

| 49

50 | L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

BAB IV
P ENUTUP

L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

| 51

PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan Penetapan Kinerja (PK) Badan Pengembangan Sumber Daya
(BPSD) tahun 2014
terhadap capaian/realisasi kegiatan, yang
merupakan capaian kinerja Badan Pengembangan Sumber Daya,
sebagian besar telah melampui target yang telah ditetapkan.
1) Capaian kinerja berdasarkan jumlah tenaga kerja di sektor
pariwisata dan ekonomi kreatif tidak mencapai target disebabkan:
a. Pada tahun 2014 kegiatan sertifikasi kompetensi pariwisata dan
ekonomi kreatif direncanakan targetnya sebanyak 6.000 orang,
karena ada penghematan anggaran maka sertifikasi tidak bisa
dilaksanakan.
b. Target Renstra BPSD 2012 2014 sertifikasi tenaga kerja
pariwisata dan ekonomi kreatif sebesar 30.000 orang. Posisi
sampai dengan tahun 2013 tenaga kerja yang sudah tersertifikasi
berjumlah 33.000 orang atau 110.00% sehingga telah melampui
target yang ditetapkan oleh Renstra BPSD sebesar 3.000 orang
yang tersertifikasi.
2) Capaian kinerja berdasarkan jumlah lulusan pendidikan tinggi
pariwisata yang terserap di pasar kerja sebesar 1685 orang atau
113.09% terhadap target kinerja yang dituangkan dalam PK BPSD
sebesar 1490 orang.
3) Capaian kinerja berdasarkan presentase penelitian dan
pengembangan yang dimanfaatkan untuk mendukung kebijakan
pengembangan sektor pariwisata sebesar 10% dengan target 12%,
dari 10 Penelitian yang telah dilaksanakan. Sedangkan capaian
kinerja berdasarkan presentase penelitian dan pengembangan yang
dimanfaatkan untuk mendukung kebijakan pengembangan sektor
ekonomi kreatif belum tercapai yang ditargetkan (13%) dari 7
penelitian yang telah dilaksanakan. Hal ini disebabkan belum
tuntasnya program keberkelanjutan penelitian di Pusat Penelitian

52 | L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

dan Pengembangan Kebijakan Ekonomi Kreatif untuk dimanfaatkan


secara langsung oleh Ditjen teknis terkait (EKSB dan EKMDI).
Berdasarkan pagu DIPA Badan Pengembangan sumber Daya Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif seluruhnya sebesar Rp.333.925.231.000,- (tiga
ratus tiga puluh tiga milyar Sembilan ratus dua puluh lima juta dua ratus
tiga puluh satu ribu rupiah) anggaran yang dapat direalisasikan sampai
dengan 31 Desember 2014 sebesar Rp.267.991.987.931,- (dua ratus
enam puluh tujuh milyar Sembilan ratus Sembilan puluh satu juta
Sembilan ratus delapan puluh tujuh ribu Sembilan ratus tiga puluh satu
ribu rupiah) atau 80.26%.
Tidak maksimalnya penyerapan anggaran disebabkan:
a.
b.
c.
d.

Kelambatan DIPA;
Kebijakan penghematan anggaran;
Realokasi anggaran, yang berdampak perubahan struktur anggaran;
Terjadinya revisi sebagai akibat perubahan kebijakan dari
Kementerian Keuangan.

L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

| 53

FORMULIR PENGUKURAN PENCAPAIAN SASARAN


(FORM PPS)

L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

FORMULIR PENGUKURAN PENCAPAIAN SASARAN (FORM PPS)


Unit Organisasi Eselon I
Tahun Anggaran

:
:

Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif


2014

NO

Sasaran

1.

Meningkatnya
kapasitas
dan
profesionalisme SDM pariwisata dan
ekonomi kreatif

2.

3.

Meningkatnya
kualitas
pendidikan tinggi pariwisata

Indikator Kinerja Utama (IKU)

lulusan

Meningkatnya
penelitian
dan
pengembangan kebijakan di sektor
pariwisata dan ekonomi kreatif

Target

Realisasi

1.

Jumlah tenaga kerja di sektor pariwisata


yang disertifikasi (Orang)

5500

0.00

2.

Jumlah tenaga kerja di sektor ekonomi


kreatif yang disertifikasi (Orang)

500

0.00

3.

Jumlah lulusan pendidikan tinggi pariwisata


yang terserap di pasar kerja (Orang)

1490

1685

113.09

4.

Jumlah penelitian dan pengembangan yang


dimanfaatkan untuk mendukung kebijakan
pengembangan sektor pariwisata

12%

10%

83.33

5.

Jumlah penelitian dan pengembangan yang


dimanfaatkan untuk mendukung kebijakan
pengembangan sektor ekonomi kreatif

13%

0.00

L A K I P - 2 0 1 4 | Badan Pengembangan Sumber Daya

Anda mungkin juga menyukai