1.
Roasting
Roasting adalah proses pemanasan suatu bijih/konsentrat di bawah
2SO2
(1)
2SO2 + O2
2SO3
(2)
MS + O2
(3)
+ SO2
2M
+ O2
2MO
(4)
2MS + 3O2
2MO + 2SO2
(5)
(6)
2MO + 2SO2 + O2
MeS
+ 2O2
MSO4
2MSO4
(7)
. (3)
. (4)
. (5)
. (6)
. (7)
Setelah diagram Kellog selesai dibuat, maka dapat ditentukan reaksi yang
diinginkan. Misalnya kita menginginkan terjadinya perubahan dari bentuk sufida
tertentu menjadi bentuk oksida tertentu, maka ada dua kemungkinan yang
terjadi:
Gambar 1
Alat Roasting
2.
Smelting
Proses smelting merupakan proses reduksi dari konsentrat bijih pada
temperatur tinggi menjadi logam dengan nilai kadar tertentu Prinsip smelting
adalah melepas ikatan oksigen yang terdapat mineral kasiterit. Reduktor yang
digunakan sebagai pereduksi adalah gas CO. Reaksi yang terjadi selama proses
smelting adalah :
SnO2 + CO = SnO + CO2
SnO + CO = Sn + CO2
Proses smelting ini terdiri dari dua tahapan. Peleburan tahap pertama
adalah peleburan konsentrat timah yang menghasilkan timah kasar atau crude
tin dan terak I (slag). Kadar timah dalam terak I ini adalah sekitar 20 persen.
Tahap ini juga dikenal dengan sebutan peleburan konsentrat timah karena
umpan yang dilebur adalah konsentrat bijih timah. Contoh alat yang digunakan
pada
proses
smelting
yaitu
Schacht
Oven,
Scraal
Oven
Gambar 2
Alat Smelting
3.
Conventing
Salah satu perbedaan antara smelting furnace dan converting furnace
proses
smelting
menggunakan
SiO2.
Hal
ini
dikarenakan
12-18% Cu
15-20 % CaO
4.
Reduction of Oxides
Proses oksidasi ini merupakan proses yang dilakukan untuk mengurangi
kadar sulfur pada blister. Proses oksidasi dilakukan dengan menambahkan udara
ysng diperkaya oksigen (250 Nm3/ h ) dan udara (1700 Nm3/h ) melalui dua
tuyere. Persamaan reaksi secara sederhana dapat dituliskan sebagai berikut:
S + O2 SO2
Jumlah blister minimal agar dapat dioksidasi adalah 250 ton dengan
kapasitas maksimum anode furnace 450 ton. Proses oksidasi yang terjadi saat
receiving mouth masih menerima blister copper untuk mencapai kapasitas
maksimum disebut pre-oksidasi, sekitar 4-5 jam sebelum anode furnace tersebut
penuh. Pre-oksidasi dilakukan untuk menghemat waktu oksidasi agar tidak terlalu
lama. Proses oksidasi membutuhkan waktu sekitar 2 jam.
Pada saat pre-oksidasi dan oksidasi anode furnace diputar sehingga
posisi tuyere terendam logam cair (blister). Ini dimaksudkan agar udara yang
diperkaya oksigen dari tuyere dapat masuk kedalam blister dan mengaduk
blister. Sehingga oksigen akan bereaksi sempurna dengan sulfur di blister. Pada
saat oksidasi lubang burner yang tidak terpakai disumbat dengan menggunakan
ceramic blanket (selimut keramik). Hal ini dilakukan agar burner tidak tersumbat
oleh splash. Jika kondisi furnace memungkinkan maka proses oksidasi dan
reduksi akan lebih baik menggunakan burner untuk mempertahankan temperatur
logam cair.
Gambar 3
Mekanisme Alat Reduction of Oxides
5.
Refining
Proses refining
merupakan
suatu
proses
pemurnian
dengan
2.
1.
Menghasilkan
(impurities).
tembaga
yang
murni,
bebas
dari
pengotor
2.
ini mengandung pengotor dengan kadar dibawah 20 ppm, dan juga mengandung
oksigen dengan kadar sekitar 0,025 %.
Gambar 4
Alat Refining
6.
Destilasi
Logam-logam mudah menguap dapat dimurnikan dengan destilasi.
Gambar 6
Alat Destilasi Logam
7.
Halide Metalurgy
Halide metalurgy merupakan proses pemurnian yang memanfaatkan
Proses klorinasi didasari oleh chemical inertness dari Emas dimana Energi
Bebas Pembentukan (Go) Emas adalah positif dan oleh karenanya ia bersifat
non-reaktif, begitu pula dengan PGE (Platinum Group Element), namun tidak
demikian dengan Perak dan base metal, mereka semua memiliki energi bebas
yang negatif dan dengan mudah membentuk klorida masing-masing selama
proses berlangsung.
Proses klorinasi adalah metode pemurnian yang cepat, ekonomis dan
dapat diandalkan untuk meningkatkan emas ke kadar fine gold (> 99.5%).
Metode ini adaptif terhadap variasirange komposisi dore, meminimalkan jumlah
material tertahan dalam proses sehingga secara umum paling hemat biaya
terutama jika feed yang diproses berkadar emas > 70%. Namun tidak mesti >
70%, kadar berapapun dapat diproses dengan metode ini, asalkan tersedia
kedalaman yang cukup di krusibel pada induction furnace sehingga logam cair
memiliki kontak yang cukup dengan gas klorin sampai dengan berakhirnya
proses.
Kelemahan utama proses klorinasi ini antara lain :
1.
Tingkat racun yang tinggi dari gas klorin, bahkan pada konsentrasi kecil
sekalipun, oleh karenanya memerlukan pengawasan lingkungan kerja yang ketat
dan penerapan sistem kesehatan-keselamatan kerja yang sangat baik,
2.
Non reaktif-nya PGE (Platinum Group Element) pada proses klorinasi ini
sehingga apabila ada kandungan PGE pada doremaka PGE ini akan terus
terbawa ke produk akhir proses klorinasi ini.
Kemudian akan diproses lebih lanjut di dalam sel elektrorefining atau biasa
disebut proses Wohlwill untuk mendapatkan emas murni 99.99%.
DAFTAR PUSTAKA