Anda di halaman 1dari 345

UNIVERSITAS INDONESIA

PERANCANGANBUSINESS CONTINUTIY PLAN (BCP) :


STUDI KASUS PT ABC

KARYA AKHIR

PRABOWO PRIYO ARDHIATNO


1006747896

FAKULTAS ILMU KOMPUTER


PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI
JAKARTA
JANUARI 2013

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

UNIVERSITAS INDONESIA

PERANCANGAN BUSINESS CONTINUTIY PLAN (BCP) :


STUDI KASUS PT ABC

KARYA AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Teknologi Informasi

PRABOWO PRIYO ARDHIATNO


1006747896

FAKULTAS ILMU KOMPUTER


PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI
JAKARTA
JANUARI 2013

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Akhir ini adalah hasil karya karya saya sendiri,


Dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
Telah saya nyatakan dengan benar.

Nama

: Prabowo Priyo Ardhiatno

NPM

: 1006747896

Tanda Tangan

Tanggal

: 21 Januari 2013

ii

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Akhir ini diajukan oleh


Nama
NPM
Program Studi
Judul Karya Akhir

:
:
:
:
:

Prabowo Priyo Ardhiatno


1006747896
Magister Teknologi Informasi
PERANCANGAN BUSINESS CONTINUTIY
PLAN (BCP) : STUDI KASUS PT ABC

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Teknologi
Informasi pada Program Studi Magister Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu
Komputer, Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing

Dr. Achmad Nizar Hidayanto

Penguji

Yudho Giri Sucahyo, Ph.D

Penguji

Rizal Fathoni Aji, M.Kom

Ditetapkan di
Tanggal

:
:

Jakarta
21 Januari 2013

(............................)

iii

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah Subhanallahu Wataala, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya akhir ini sesuai dengan harapan. Dan juga shalawat dan salam kepada Nabi
Muhammad Rasul akhirul zaman yang menjadi suri tauladan bagi umatnya.
Dalam penyusunan karya akhir ini penulis banyak mendapat bimbingan,
arahan, saran dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena
Mas Pri (Kakak Ipar), Wahyu (Adik), Raka Keponakan kecil yang selalu memberi
keceriaan di saat saya lelah, dan Seseorang di sana yang dengan sabar selalu
menunggu saya :-)
1. Dr. Achmad Nizar Hidayanto S.Kom.,M.Kom selaku dosen pembimbing,
yang telah banyak memberikan waktunya untuk membimbing, membantu dan
banyak memberikan tambahan masukan dan ilmu pengetahuan bagi penulis mulai
dari masuk ke MTI sampai saat ini dapat menyelesaikan karya akhir ini.
2. Seluruh jajaran pengajardan staf administrasi (Pak Wiryo, Pak Ganda, Bu
Dewi dan Bu Nining) dalam lingkup Program Studi Magister Teknologi Informasi
Universitas Indonesia.
3. Teman-teman kantor saya, Ibu Murty dan Bapak Budiman selaku dewan
direksi yang sudah memberikan ijin dan dukungannya untuk dapat melakukan
penelitian di kantor Bapak dan Ibu, Bapak Yoseph Ronald yang sudah banyak
membantu studi saya, Bp. Paul, Bp. Andhika, Bp. Imron, Bp. Bobby, Bp.
Ihsandan Bp. Restu yang sudah memberikan ilmunya dengan cuma-cuma.
4. Teman-teman MTI UI 2010 SB dan sivitas akademik UI, khususnya rekanrekan satu angkatan 2010.
5. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut
memberikan dukungan dalam penyusunan karya akhir ini.

Penulis menyadari bahwa karya akhir ini masih memiliki keterbatasan dan
kekurangan. Penulis berharap agar karya akhir ini memberikan manfaat bagi
penulis dan bermanfaat bagi pembacanya.
Jakarta, 21 Januri 2012
Penulis
iv

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS


AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di


bawah ini:
Nama

: Prabowo Priyo Ardhiatno

NPM

: 1006747896

Departemen

: -

Program Studi

: Teknologi Informasi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

Perancangan BusinessContinuityPlan(BCP) : Studi Kasus PT.ABC.

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Nonekslusif

ini

Universitas

Indonesia

berhak

menyimpan,

mengalihmedia/Formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),


merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 21 Januari 2013
Yang menyatakan

(Prabowo Priyo Ardhiatno)


v

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

ABSTRAK
Nama
: Prabowo Priyo Ardhiatno
Program Studi : Magister Teknologi Informasi
Judul
: PERANCANGAN BUSINESS CONTINUTIY PLAN (BCP) :
STUDI KASUS PT ABC
Karya akhir ini membahas mengenai perancangan BusinessContinuityPlan
(BCP) pada studi kasus PT. ABC. Kesulitan yang dialami oleh PT.ABC dalam
mengimplementasikan sebuah program BCP menjadi latar belakang dari karya
akhir ini, kesulitan tersebut disebabkan antara lain kurangnya komitmen
manajemen, kurangnya pengetahuan SDM akan pengembangan program BCMS
dan belum adanya standar pengembangan BCP khusus untuk industri konstruksi.
Pengembangan BCP dilakukan dengan menggunakan kerangka kerja
generik dari BS 25999. Langkah-langkah pengembangan yang dilakukan mulai
dari RiskAssessment, Business Impact Analysis (BIA), sampai dengan
pengembangan BCP/DRP. Data diperoleh melalui analisis dokumen, wawancara
maupun survei dengan pihak middle management yang dilakukan untuk
mendapatkan pengetahuan mengenai risiko apa saja yang mungkin dihadapi,
proses bisnis mana yang kritis untuk keberlangsungan organisasi, dan juga
kualifikasi masing-masing Subject Matter Expert (SME).
Hasil dari penelitian ini adalah dokumen BCP berdasarkan BS 25999 yang
harus memuat tujuan dan ruang lingkup, peran dan tanggung jawab, detail
contact, Action Plan/TaskList dan Form/lampiran yang berisi tabel
riskAssessment, tabel BIA dan Form-Form yang penting lainnya.Dari pengalaman
selama melakukan penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa kunci untuk
mendapatkan sebuah BCP yang sesuai dengan kebutuhan PT.ABC (maupun
organisasi lainnya) adalah dengan melakukan proses pemahaman organisasi
(RiskAssessment dan BIA) secara benar, melakukannya dengan runtut dan sesuai
dengan batasan ruang lingkup yang sudah disepakati sebelumnya. Dokumen BCP
yang dihasilkan diharapkan akan membantu kehandalan dan menambah
resiliencePT.ABC dalam menghadapi berbagai masalah yang mungkin dihadapi
dan meningkatkan kepercayaan masyarakat dan perusahaan rekan terhadap
PT.ABC.
Kata kunci :BCP, DRP, BS 25999, Konstruksi, Resillience.

vi

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

ABSTRACT
Nama
: Prabowo Priyo Ardhiatno
Program Studi : Magister Teknologi Informasi
Judul
: DESIGNING BUSINESS CONTINUTIY PLAN (BCP) :
CASE STUDY OF PT ABC
This final project is discussing the design of a Business Continuity Plan
(BCP) in the case study of PT. ABC. The background of this final project is the
difficulties experienced by PT.ABC in implementing a BCP program. The
difficulties is due to such a lack of Management commitment, lack of knowledge
of BCMS program development and the absence of BCP development standards
specific to the construction industry.
BCP Development is done using the generic framework of BCP in this
case BS 25999. Development steps are done from Risk Assessment, Business
Impact Analysis (BIA) all the way to the development of BCP / DRP. Data
obtained through the analysis of documents, interviews and surveys with the
middle Management. It done to gain knowledge about any risks that may be
encountered, which Business processes are critical to the sustainability of the
organization, and the qualifications of each Subject Matter Expert (SME).
Based on BS 25999 BCP document, the results of this study should
contain the objectives and scope, roles and responsibilities, contact details, Action
Plan / Task List and Form / attachments containing tables risk Assessment, BIA
tables and some of important Form. From the experience during this study, it is
concluded that the key to getting a BCP that fit the needs of PT.ABC (or other
organizations) is to make the process of understanding the organization (Risk
Assessment and BIA) properly, do it coherently and in accordance with the scope
limits that have been agreed in advance. BCP document generated is expected to
help increase the reliability and resilience in the face of PT.ABC problems you
might encounter and enhance public trust and Company associates to PT.ABC.

Keywords: BCP, DRP, BS 25999, Construction, Resillience

vii

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... ii


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iv
ABSTRAK ................................................................................................................. vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xiv
DAFTAR ISTILAH ................................................................................................ xv
BAB 1

PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6

Latar Belakang ............................................................................................... 1


Perumusan Masalah........................................................................................ 3
Research Question .......................................................................................... 5
Batasan Penelitian .......................................................................................... 5
Tujuan dan Manfaat........................................................................................ 5
Sistematika Penulisan ..................................................................................... 6

BAB 2

LANDASAN TEORI ................................................................................ 8

2.1

BusinessContinuityPlan (BCP) ....................................................................... 8

2.1.1.
2.1.2.
2.1.3.

Definisi ...................................................................................................................... 8
Komponen Bisnis BCP .............................................................................................. 9
Risk Analysis/Assesment .......................................................................................... 11

2.1.3.1
2.1.3.2

2.1.4.

Business Impact Analysis (BIA)............................................................................... 19

2.1.4.1
2.1.4.2
2.1.4.3
2.1.4.4

2.1.5.

Kerugian Upstream dan Downstream ............................................................................. 20


Impact Criticality.............................................................................................................. 21
Kebutuhan Waktu Pemulihan .......................................................................................... 22
Proses BIA ........................................................................................................................ 24

Business Continuity Strategy (BCS) ........................................................................ 36

2.1.5.1
2.1.5.2

2.1.6.
2.1.7.

Perhitungan Nilai Risiko .................................................................................................. 11


Proses RiskAssessment ..................................................................................................... 15

Kerangka Kerja Business Continuity Strategy (BCS) .................................................... 36


Pertimbangan umum dalam pemilihan strategi pemulihan............................................ 43

Mitigation Strategy.................................................................................................. 43
Element Dokumen BCP berdasarkan BS 25999-1:2006 ......................................... 44

2.1.7.1
2.1.7.2
2.1.7.3
2.1.7.4
2.1.7.5

Tujuan dan Ruang lingkup ............................................................................................... 45


Peran dan Tanggungjawab ............................................................................................... 45
Aktivasi Rencana/Deklarasi Bencana ............................................................................. 50
Pemilik dan pemelihara dokumen ................................................................................... 51
Detail contact .................................................................................................................... 51

viii

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

2.1.7.6
2.1.7.7
2.1.7.8
2.1.7.9

2.1.8.

Rencana Aksi/daftar tugas ............................................................................................... 51


Kebutuhan sumber daya................................................................................................... 51
Orang-orang yang Bertanggung jawab ........................................................................... 51
Form dan Lampiran (Mengacu pada bab 8.7.5 dalam BS 25999-1) ............................. 51

Kebutuhan akan Business Continuity Plan ............................................................. 52

Perbandingan Standar dan Panduan Pembuatan BCP .................................... 53

2.2
2.2.1.
2.2.2.
2.2.3.
2.2.4.
2.2.5.

2.3

ISO/PAS 22399:2007 .............................................................................................. 54


CMMI for Services .................................................................................................. 55
BS 25999-1:2006 / BS 25999-2:2007 ...................................................................... 56
BCI GPG 2008 ........................................................................................................ 61
NIST Special Publication 800-34 ............................................................................ 79

Metode Pengumpulan Data........................................................................... 83

2.3.1.
2.3.2.
2.3.3.

Wawancara (Interview) ........................................................................................... 83


Kuisioner (Questionnaires) ..................................................................................... 84
Kategori dan struktur pertanyaan ........................................................................... 85

2.4

Penelitian Sebelumnya ................................................................................. 86

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 92

3.1
3.2
3.3

Tipe Penelitian ............................................................................................. 92


Tahapan Penelitian ....................................................................................... 92
Kerangka Berpikir/Kerja .............................................................................. 94

3.3.1.
3.3.2.

Kebijakan BCMS ..................................................................................................... 96


Memahami Organisasi ............................................................................................ 96

3.3.2.1
3.3.2.2
3.3.2.3

3.3.3.
3.3.4.

Business Impact Analysis ................................................................................................ 97


Analisis/Estimasi Kebutuhan Pemulihan ...................................................................... 102
RiskAssessment ............................................................................................................... 102

Menentukan Strategi BC/Pemulihan ..................................................................... 104


Mengembangkan Business Continuity Plan (BCP) ............................................... 107

3.3.4.1
3.3.4.2
3.3.4.3
3.3.4.4
3.3.4.5
3.3.4.6
3.3.4.7
3.3.4.8

Tujuan dan Ruang lingkup ............................................................................................. 107


Peran dan Tanggungjawab ............................................................................................. 108
Action Plans/Task Lists.................................................................................................. 114
Pemilik dan pemelihara dokumen ................................................................................. 114
Detail contact .................................................................................................................. 114
Kebutuhan sumber daya................................................................................................. 116
Orang-orang yang Bertanggung jawab ......................................................................... 116
Form dan Lampiran (Mengacu pada bab 8.7.5 dalam BS 25999-1) ........................... 116

BAB 4

PROFIL ORGANISASI ...................................................................... 117

4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8

Visi dan Misi PT. ABC............................................................................... 117


Customer .................................................................................................... 118
Bidang Usaha ............................................................................................. 121
Value Chain PT.ABC ................................................................................. 122
Struktur Organisasi ..................................................................................... 123
PortofolioAplikasi ...................................................................................... 125
Portofolio Infrastruktur TI .......................................................................... 126
Topologi Jaringan PT.ABC ........................................................................ 127

BAB 5

PEMBAHASAN .................................................................................... 129


ix

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

5.1
5.2

Kebijakan BCMS ....................................................................................... 129


Memahami Organisasi ................................................................................ 131

5.2.1.

Business Impact Analysis (BIA)............................................................................. 131

5.2.1.1
5.2.1.2
5.2.1.3
5.2.1.4
5.2.1.5
5.2.1.6
5.2.1.7
5.2.1.8
5.2.1.9
5.2.1.10

5.2.2.
5.2.3.

Tujuan BIA, Ruang Lingkup dan Asumsi .................................................................... 131


Fungsi Bisnis dan Proses Bisnis .................................................................................... 133
Dampak Finansial dan Operasional............................................................................... 137
Proses Bisnis Kritis ........................................................................................................ 139
MTPD dan prioritasi proses kritis ................................................................................. 145
Sistem IT dan Aplikasi kritis ......................................................................................... 145
Sumber daya Non-TI Kritis ........................................................................................... 145
RTO ................................................................................................................................. 145
RPO ................................................................................................................................. 146
Work around procedures............................................................................................... 155

Kebutuhan Pemulihan ........................................................................................... 158


Risk Assessment..................................................................................................... 159

5.2.3.1
5.2.3.2
5.2.3.3

Daftar Sumber Ancaman................................................................................................ 159


Threat Events dan Konsekuensi .................................................................................... 160
Nilai Risiko ..................................................................................................................... 163

Strategi BusinessContinuity ........................................................................ 169


BusinessContinuityPlan (BCP) ................................................................... 174

5.3
5.4
5.4.1.
5.4.2.
5.4.3.
5.4.4.

Tujuan dan Ruang Lingkup ................................................................................... 174


Peran dan Tanggung jawab .................................................................................. 174
Detail Contact ....................................................................................................... 182
Action Plans/Task List .......................................................................................... 190

5.4.4.1
5.4.4.2
5.4.4.3
5.4.4.4
5.4.4.5

5.4.5.

Fase 1 : Notifikasi dan Respon awal ............................................................................. 190


Fase 2 : Penilaian Masalah dan Eskalasi....................................................................... 190
Fase 3 : Deklarasi Bencana ............................................................................................ 192
Fase 4 : Implementasi rencana logistik ......................................................................... 192
Fase 5 : Pemulihan dan Melanjutkan bisnis seperti biasa ............................................ 193

Form dan Lampiran .............................................................................................. 194

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 195

6.1
6.2

Kesimpulan ................................................................................................ 195


Saran .......................................................................................................... 196

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 198

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Interaksi antara People, Process dan Technology (Snedaker, 2007) ... 9
Gambar 2.2 Contoh perhitungan nilai risiko menggunakan metrik kuantitatif
(Andalan Nusantara Teknologi (ANT), 2012) ........................................................ 12
Gambar 2.3 Contoh Hubungan antara komponen ALE dengan representasi risiko
(Andalan Nusantara Teknologi (ANT), 2012) ........................................................ 12
Gambar 2.4 Contoh perhitungan nilai risiko menggunakan metrik kualitatif
(Andalan Nusantara Teknologi (ANT), 2012) ........................................................ 14
Gambar 2.5 Contoh Hubungan antara komponen AIE dengan representasi risiko
(Andalan Nusantara Teknologi (ANT), 2012) ........................................................ 14
Gambar 2.6 Proses Risk Assessment(Andalan Nusantara Teknologi (ANT), 2012)
.................................................................................................................................... 16
Gambar 2.7 Kerangka Waktu Pemulihan (Snedaker, 2007)................................... 23
Gambar 2.8 Tahapan proses BIA beserta output masing-masing langkah (Andalan
Nusantara Teknologi (ANT), 2012) ......................................................................... 25
Gambar 2.9 Kerangka Kerja Pengembangan Kebutuhan Pemulihan (Andalan
Nusantara Teknologi (ANT), 2012) ......................................................................... 37
Gambar 2.10CrisisManagementTeam (Andalan Nusantara Teknologi (ANT),
2012) .......................................................................................................................... 46
Gambar 2.11 Ilustrasi tentang berbagai aspek bencana (t0) dan reaksinya (t1, ... , t4)
(Modiri & Ghorbani, 2010) ...................................................................................... 53
Gambar 2.12 BCMS Lifecycle (BSI - British Standard, 2006) ............................... 58
Gambar 2.13 Daur PDCA Program BCMS (BSI - British Standard, 2007).......... 60
Gambar 2.14 Pilihan Produk Dan Layanan (Business Continuity Institute, 2007)
.................................................................................................................................... 65
Gambar 2.15 Three Tiers Incident Response (Business Continuity Institute, 2007)
.................................................................................................................................... 76
Gambar 2.16 Proses Perencanaan BCMS berdasarkan NIST SP 800-34 (NIST US Departement of Commerce, 2012) ..................................................................... 79
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Berdasarkan BCI GPG 2008 ................................ 95
Gambar 3.2 Contoh calltree untuk tim pemulihan TI (Andalan Nusantara
Teknologi (ANT), 2012) ......................................................................................... 115
Gambar 4.1Analisis Rantai Nilai PT.ABC (Trihendra, 2009) ............................. 123
Gambar 4.2 Diagram Jaringan PT.ABC ................................................................ 128
Gambar 5.1CallTree PT.ABC ................................................................................ 189
Gambar 6.1Roadmap integrasi BCP ...................................................................... 196

xi

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Portofolio Aplikasi di PT.ABC.................................................................. 2


Tabel 1.2 Pilot Project List TI PT.ABC ..................................................................... 4
Tabel 2.1 Threat Checklist-telah diolah kembali (Snedaker, 2007)....................... 17
Tabel 2.2 Contoh output dari Vulnerability/ThreatEventAssessment(Andalan
Nusantara Teknologi (ANT), 2012) ......................................................................... 18
Tabel 2.3 Contoh output dari langkah mengidentifikasi consequences (Andalan
Nusantara Teknologi (ANT), 2012) ......................................................................... 18
Tabel 2.4 Contoh output dari langkah 4,5 dan 6 dalam risk Assessment (Andalan
Nusantara Teknologi (ANT), 2012) ......................................................................... 19
Tabel 2.5 Contoh Penilaian Financial Impact & Level Kerusakan(Andalan
Nusantara Teknologi (ANT), 2012) ......................................................................... 28
Tabel 2.6 Contoh Penilaian Peringkat Dampak Operasional(Andalan Nusantara
Teknologi (ANT), 2012) ........................................................................................... 29
Tabel 2.7 Contoh pemilihan proses bisnis kritis (Andalan Nusantara Teknologi
(ANT), 2012) ............................................................................................................. 30
Tabel 2.8 Contoh MTD dan Prioritas Pemulihan (Andalan Nusantara Teknologi
(ANT), 2012) ............................................................................................................. 31
Tabel 2.9 Contoh Pemetaan Sistem dan Aplikasi TI Kritis(Andalan Nusantara
Teknologi (ANT), 2012) ........................................................................................... 32
Tabel 2.10 Contoh Sumber Daya Non-TI Kritis(Andalan Nusantara Teknologi
(ANT), 2012) ............................................................................................................. 33
Tabel 2.11 Contoh WRT RTO untuk sistem TI yang mendukung proses
Generate order (Andalan Nusantara Teknologi (ANT), 2012) .......................... 34
Tabel 2.12 Contohwork-around procedures untuk proses bisnis Generate
orders(Andalan Nusantara Teknologi (ANT), 2012).............................................. 35
Tabel 2.13 Contoh Opsi pemulihan : Alternatif area kerja dan Crisis Management
Center(Andalan Nusantara Teknologi (ANT), 2012) ............................................. 39
Tabel 2.14 Contoh Opsi pemulihan : Sistem dan Infrastruktur TI Kritis (Andalan
Nusantara Teknologi (ANT), 2012) ......................................................................... 40
Tabel 2.15 Contoh Opsi Pemulihan : Sumber daya dan Peralatan kritis (Andalan
Nusantara Teknologi (ANT), 2012) ......................................................................... 40
Tabel 2.16 Contoh Opsi Pemulihan : Data kritis dan fasilitas penyimpanan data di
luar kantor (Andalan Nusantara Teknologi (ANT), 2012) ..................................... 41
Tabel 2.17 PDCA dalam BS 25999-2 (BSI - British Standard, 2006)................... 60
Tabel 2.18 Daur PDCA implementasi BCMS pada GPG 2008 (The Business
Continuity Institute, 2010) ........................................................................................ 62
Tabel 2.19 Matrik Kriteria vs Standard (EURACOM (European RiskAssessment
and Contigency Planning Methodologies for Interconnected Energy Network),
2007) .......................................................................................................................... 81
xii

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Tabel 2.20 Perbandingan Metode Standar Pengembangan BCP (Hikmat, 2010) . 87


Tabel 2.21 Rangkuman Hasil Studi Literatur .......................................................... 88
Tabel 3.1 Template identifikasi Fungsi dan Proses Bisnis (Andalan Nusantara
Teknologi (ANT), 2012) ........................................................................................... 98
Tabel 3.2 Template Penilaian Dampak Finansial dan Operasional(Andalan
Nusantara Teknologi (ANT), 2012) ......................................................................... 99
Tabel 3.3 Template Tim BCP Beserta Tanggung Jawab (Andalan Nusantara
Teknologi (ANT), 2012) ......................................................................................... 109
Tabel 3.4 Template ContactList(Andalan Nusantara Teknologi (ANT), 2012) . 116
Tabel 4.1 Daftar Customer PT.ABC (PT. ABC 2011) ........................................ 119
Tabel 4.2 Tupoksi Masing-masing Bagian Divisi IT ............................................ 124
Tabel 4.3 Portofolio Aplikasi PT.ABC .................................................................. 125
Tabel 4.4 Portofolio Infrastruktur TI ..................................................................... 127
Tabel 5.1 Daftar Dokumen Data Sekunder............................................................ 130
Tabel 5.2 Daftar SME ............................................................................................. 132
Tabel 5.3 Fungsi dan Proses Bisnis beserta Deskripsinya .................................... 134
Tabel 5.4 Pengelompokan Level Kerusakan Finansial PT.ABC ......................... 138
Tabel 5.5 Tabel Penilaian Dampak Finansial dan Operasional ............................ 141
Tabel 5.6 Nilai MTD, RTO, WRT, RPO dan Sumber Daya Kritis ..................... 147
Tabel 5.7 Identifikasi Work Around Procedure .................................................... 156
Tabel 5.8 Threat source categories ........................................................................ 160
Tabel 5.9 Identifikasi ThreatEvent, Critical Asset dan Konsekuensi .................. 161
Tabel 5.10 Perhitungan Nilai Risiko (ALE/AIE) .................................................. 165
Tabel 5.11 Opsi Pemulihan Tempat Kerja dan DRC/Co-Location ...................... 169
Tabel 5.12 Opsi Pemulihan Infrastruktur dan Sistem TI ...................................... 170
Tabel 5.13 Opsi Pemulihan Sumber Daya dan Peralatan Kritis ........................... 171
Tabel 5.14 Opsi Pemulihan Fasilitias Logistik dan Gudang Alternatif ............... 171
Tabel 5.15 Opsi pemulihan untuk data dan Record penting lainnya ................... 172
Tabel 5.16 Peran dan Tanggung Jawab Tim BCP................................................. 176
Tabel 5.17ContactList PT.ABC ............................................................................. 183

Tabel A 1 Korespondensi BS 25999 Dengan Standar Manajemen Lainnya ...... 201

xiii

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Struktur Organisasi PT. ABC


Lampiran 2 : Korespondensi BS 25999 Dengan Standar Manajemen Lainnya
Lampiran 3 : Kebijakan Mutu PT.ABC.
Lampiran 4 : Dokumen BusinessContinuityPlan (BCP)
Lampiran 5 : Tabel Business Impact Analyis (BIA)
Lampiran 6 : Tabel RiskAssessment
Lampiran 7 : Data &Informasi Bencana DKI Jakarta sd. Juni 2012 BNPB
Lampiran 8 : Transkrip Wawancara

xiv

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

DAFTAR ISTILAH
(Berdasarkan GPG 2008 dan BS 25999)
Istilah (Inggris)

Singkatan
Activity

Terjemahan

Definisi

(Indonesia)
Aktivitas

atau

Proses

proses

sekumpulan

yang dilakukan oleh


sebuah
(atau

organisasi
atas

nama

organisasi)

yang

menghasilkan

atau

mendukung satu atau


lebih

produk

atau

layanan
CATATAN

contoh

dari proses tersebut


meliputi akun, call
center,

IT,

manufaktur, distribusi

xv

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Istilah (Inggris)

Singkatan
Audit

Terjemahan

Definisi

(Indonesia)
Audit

yang

Pemeriksaan

untuk

sistematis
menentukan
aktivitas
yang

apakah

dan

hasil

berhubungan

dengan

aktivitas

tersebut sesuai dengan


susunan yang telah
ditentukan dan apakah
susunan
diimplementasikan
secara

evektif

dan

sesuai untuk mencapai


kebijakan dan tujuan
organisasi
[BS

EN

ISO

9000:2005]
BC

BusinessContinuity

Keberlangsungan Kemampuan strategis


Bisnis

dan taktis dari sebuah


organisasi

untuk

merencanakan
merespon

dan

terhadap

insiden dan gangguan


bisnis dalam rangka
untuk

melanjutkan

bisnis pada level yang


dapat diterima yang
telah
sebelumnya

xvi

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

ditentukan

Singkatan
BCMS

Istilah (Inggris)
BusinessContinuityManagement

Terjemahan

Definisi

(Indonesia)
Manajemen

manajemen

Proses

yang

Keberlangsungan hoListik
Bisnis

mengidentifikasi
potensi

ancaman

terhadap

sebuah

organisasi

dan

dampaknya terhadap
operasi

bisnis

apa

yang mungkin terjadi


pada

ancaman-

ancaman

yang

teridentifikasi,

dan

menyediakan
kerangka kerja untuk
membangun
ketahanan (resilience)
organisasi

dengan

kemampuan

untuk

merespon

secara

efektif

yang

mengamankan
kepentingan dari para
stakeholders
(key

utama

stakeholder),

reputasi,

merk

dan

aktivitas-aktivitas lain
yang

menghasilkan

nilai.
CATATANBCMS
melibatkan
penanganan
pemulihan

atau

keberlangsungan dari

xvii

Universitas Indonesia
aktivitas

sewaktu

bisnis
terjadinya

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013 gangguan binis dan

manajemen

Singkatan

Istilah (Inggris)
BusinessContinuityManagement lifecycle

Terjemahan

Definisi

(Indonesia)

dari

Daur hidup

Rangkaian

manajemen

aktivitas

keberlangsungan

keberlangsungan

bisnis

bisnisyang

secara

kolektif

mencakup

semua aspek dan fase


dari sebuah program
manajemen
keberlangsungan
bisnis
CATATAN :
hidup

Daur

manajemen

keberlangsungan
bisnis

digambarkan

padaGambar 2.13

xviii

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Istilah (Inggris)

Singkatan

Terjemahan

Definisi

(Indonesia)

BusinessContinuityManagement

Personil

Adalah

Personnel

Manajemen

yang diberi tanggung

orang-orang

Keberlangsungan jawab yang terdefinisi


Bisnis

di

BCMS,

mereka

bertanggung

jawab

terhadap

kebijakan

BCMS

dan

implementasinya,
mereka adalah orangorang

yang

mengimplementasikan
dan menjaga program
BCMS, mereka yang
menggunakan

atau

mengakifkan BC dan
IMP dan mereka juga
yang

memiliki

kekuasaan
terjadinya insiden

xix

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

saat

Istilah (Inggris)

Singkatan

Terjemahan

Definisi

(Indonesia)

BusinessContinuityManagement

Manajemen

Programme

sedang

yang

berlangsung

dan

proses

pemerintahan
didukung

yang

oleh

Management

dan

diberikan
daya

top

sumber

yang

cukup

untuk

memastikan

bahwa

langkah-

langkah yang perlu


sudah diambil untuk
mengidentifikasi
dampak dari potensi
kerugian,

menjaga

kelangsungan
dari

hidup

strategi

rencana
dan

dan

pemulihan
memastikan

keberlangsungan dari
produk dan layanan
melalui

training,

pelatihan,
pemeliharaan
tinjauan

xx

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

dan

Singkatan

Istilah (Inggris)

Terjemahan

Definisi

(Indonesia)

BusinessContinuityManagementResponse

Elemen dari BCMS


yang

berhubungan

dengan
pengembangan

dan

implementasi

dari

rencana

yang

berkesesuaian

dan

sebuah

penyusunan

untuk

memastikan

keberlangsungan dari
aktivitas

kritis

manajemen

dan
dari

sebuah insiden
BCMS

BusinessContinuityManagementSystem

dari

Bagian
manajemen

sistem

secara

keseluruhan

yang

menyusun,

mengimplementasi,
mengoperasikan,
mengawasi, meninjau,
memelihara,

dan

meningkatkan
keberlangsungan
bisnis
CATATAN : sistem
manajemen termasuk
struktur

orgasisasi,

kebijakan,

aktivitas

perencanaan,
tanggungjawab,
prosedur, proses, dan
sumber daya

xxi

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Singkatan
BCP

Istilah (Inggris)
BusinessContinuityPlan

Terjemahan

Definisi

(Indonesia)
Rencana

Sekumpulan

Keberlangsungan dokumentasi

dari

Usaha

prosedur

dan

informasi

yang

dikembangkan,
disusun,

dan

dipelihara dalam hal


kesiapan

untuk

digunakan

di

terjadinya

saat

insiden

sehingga
memungkinkan
sebuah

organisasi

untuk

dapat

dapat

menjalankan

aktivitas
pada

terus

kritisnya

sebuah

level

yang dapat diterima


yang telah ditentukan
sebelumnya
BCP

BusinessContinuity Plam/Strategy

Strategi

yang

Pendekatan

Keberlangsungan ditempuh oleh sebuah


Bisnis

organisasi yang akan


memastikan

dapat

terjadinya pemulihan
dan keberlangsungan
pada saat terjadinya
bencana atau insiden
besar

lainnya

gangguan
bisnis

xxii

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

atau

terhadap

Singkatan
BIA

Istilah (Inggris)

Terjemahan

Definisi

(Indonesia)

Business Impact Analysis

Proses

menganalisis

fungsi bisnis dan efek


yang mungkin ketika
sebuah

gangguan

bisnis mengenainya
Consequence

Konsekuensi

Output dari sebuah


insiden

yang

akan

memiliki

dampak

terhadap

tujuan

organisasi

CATATAN 1 Dapat
ada

sekumpulan

konsekuensi dari satu


buah insiden
CATATAN 2 Sebuah
konsekuensi

dapat

pasti atau tidak pasti


dan dapat berdampak
positif maupun negatif
terhadap
tujuan

xxiii

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

sebuah

Singkatan

Istilah (Inggris)

Terjemahan

Definisi

(Indonesia)

Cost-Benefit Analysis

Teknik finansial yang


mengukur biaya dari
mengimplementasi
sebuah solusi tertentu
dan membandingkan
dengan

keuntungan

yang diberikan oleh


solusi tersebut
CATATAN
keuntungan mungkin
saja

didefinisikan

dalam

ukuran

finansial,

reputasi,

service

delivery,

peraturan atau istilahistilah

lain

sesuai

yang
dengan

organisasi
Critical Activities

Aktivitas Kritis

Aktivitas-aktivitas
yang harus beroperasi
untuk

dapat

menghasilkan produkproduk dan layanan


utama

yang

memungkinkan
sebuah
untuk

organisasi
dapat

memenuhi tujuannya
yang paling penting
dan sensitif waktu

xxiv

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Istilah (Inggris)

Singkatan
Disruption

Terjemahan

Definisi

(Indonesia)
Gangguan

Peristiwa baik yang


diantisipasi
(mogoknya

pekerja

atau badai) ataupun


tidak

diantisipasi

(pemadaman

lampu

ataupun gempa bumi)


yang

dapat

mengakibatkan
penyimpangan
tidak

yang

direncanakan

terhadap penyampaian
produk atau layanan
menurut
organisasi

xxv

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

tujuan

Istilah (Inggris)

Singkatan
Exercise

Terjemahan

Definisi

(Indonesia)
Pelatihan

Sebuah aktivitas yang


membicarakan bagian
atau

keseluruhan

rencana dalam BCP


untuk

memastikan

BCP

memuat

informasi

dan

memberikan
yang

hasil

diinginkan

ketika dijalankan
CATATAN

sebuah

pelatihan

dapat

melibatkan

aktivasi

prosedur BC, namun


lebih

sering

melibatkan

simulasi

dari sebuah insiden


BC, baik diumumkan
maupun

tidak

diumumkan, di mana
partisipan memainkan
peran untuk menilai
masalah

apa

yang

mungkin

terjadi,

sebelum

terjadinya

kejadian

yang

sebenarnya
Gain

Keuntungan

Konsekuensi positif

Impact

Dampak

Hasil

evaluasi

konsekuensi
output tertentu

xxvi

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

dari

Singkatan

Istilah (Inggris)
Insiden (incident)

Terjemahan

Definisi

(Indonesia)
Insiden

Situasi yang mungkin


atau dapat mengarah
pada gangguan bisnis,
kerugian,

keadaan

darurat atau krisis


IMP

Incident ManagementPlan

Rencana

Tindakan

Manajemen

didefinisikan

Insiden

didokumentasikan
secara

yang
dan

jelas

untuk

digunakan pada saat


terjadinya

insiden.

Biasanya

meliputi

personil inti, sumber


daya,

layanan

tindakan
diperlukan

dan
yang
untuk

mengimplementasikan
proses
insiden.

xxvii

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

manajemen

Istilah (Inggris)

Singkatan

Internal Audit

Terjemahan

Definisi

(Indonesia)
Audit Internal

Audit yang dilakukan


oleh, atau atas nama
organisasi itu sendiri
untuk

keperluan

tinjauan

manajemen

dan keperluan internal


lainnya,

dan

mungkin

yang

menjadi

dasar bagi deklarasi


kesesuaian

bagi

organisasi
CATATAN

Dalam

banyak

kasus,

khususnya

dalam

organisasi yang kecil,


kebebasan
ditunjukkan

dapat
dengan

kebebasan

dari

kewajiban

dari

aktivitas

audit

terhadap dirinya
Invocation

Tindakan
mendeklarasikan
bahwa

BCP

suatu

organisasi

perlu

diaktifkan

agar

produk

atau

utama

layanan utama dapat


tetap dihasilkan

xxviii

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Istilah (Inggris)

Singkatan
Likelihood

Terjemahan

Definisi

(Indonesia)

Peluang

sesuatu

terjadi,

apakah

didefinisikan, diukur
atau

diperkirakan

secara objektif atau


subjektif, atau dalam
hal deskriptor umum
(seperti jarang terjadi,
mungkin,

mungkin,

hampir

pasti),

frekuensi

maupun

probabilitas
matematika
CATATAN

Kemungkinan

dapat

diekspresikan

secara

kuantitatif

maupun

kualitatif
CATATAN 2 Kata
probability

dapat

dipergunakan sebagai
pengganti

kata

likelihood di dalam
bahasa

non-English

yang tidak memiliki


kesetaraan langsung.
Karena

kata

probability
seringkali
diinterpretasikan lebih
Formal

di

dalam

bahasa Inggris sebagai


istilah

xxix

matematika,

sementara

Universitas Indonesia

kata

likelihooddigunakan
di

seluruh

Standar

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013 (dan KA) ini dengan

maksud agar memiliki

Istilah (Inggris)

Singkatan
Loss

Terjemahan

Definisi

(Indonesia)
Kerugian

ManagementSystem

Konsekuensi negatif
Sebuah sistem untuk
menetapkan kebijakan
dan tujuan dan untuk
mencapai

tujuan

tersebut
[BS

EN

ISO

9000:2005]
MTPD/MTD Maximum Tolerable (Period of)

Durasi setelah sebuah

Disruption

dalam

organisasi
jangka

hidupnya

terancam tidak dapat


dipulihkan

jika

produksi produk dan


layanan tidak dapat
dilanjutkan
NonconFormity

Tidak

terpenuhinya

suatu persyaratan
[BS

EN

ISO

9000:2005, 3.6.2; BS
EN ISO 14001:2004,
3.15]
CATATAN

sebuah

nonconFormitybisa
jadi

merupakan

simpangan

dari

standar

pekerjaan

terkait,

praktek,

prosedur,

hukum,

persyaratan dll.

xxx

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Istilah (Inggris)

Singkatan

Organization

Terjemahan

Definisi

(Indonesia)
Organisasi

orang

Sekumpulan

dan fasilitas dengan


susunan

tanggung

jawab,

kewenangan

dan hubungan
CONTOH
Perusahaan,
korporaso,

firma,

enterprise,

institusi,

badan amal, pedagang


tunggal atau asosiasi
atau

bagian

dari

kombinasi di atas
CATATAN
Susunan

1
dari

organisasi

biasanya

terurut
CATATAN 2 Sebuah
organisasi

dapat

merupakan organisasi
pemerintah

maupun

swasta
[BS

EN

ISO

9000:2005]
Process

Proses

Sekumpulan

dari

aktivitas

yang

berkaitan

atau

berinteraksi satu sama


lain yang mengubah
masukan

menjadi

output/hasil
[BS

EN

9000:2005]

xxxi

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

ISO

Istilah (Inggris)

Singkatan

Products and Services

Terjemahan

Definisi

(Indonesia)
Produk dan

Hasil yang bermanfaat

Layanan

yang disediakan oleh


suatu

organisasi

kepada konsumennya,
penerima

manfaat

maupun stakeholders
CONTOH

barang

produksi,

asuransi

kendaraan bermotor,
peraturan, kepatuhan
dan

komunitas

keperawatan
RTO

Recovery Time Objective

Target

waktu yang

diatur

untuk

dimulainya

kembali

pengiriman

produk,

layanan atau kegiatan


setelah insiden

CATATAN

RTO

harus

kecil

lebih

daripada MTPD
Resilience

Kemampuan

sebuah

organisasi

untuk

bertahan

tidak

terpengaruh terhadap
suatu insiden

xxxii

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Istilah (Inggris)

Singkatan
Resources

Terjemahan

Definisi

(Indonesia)
Sumber daya

Semua aset, manusia,


keahlian,

informasi

(analog

maupun

digital),

teknologi

(termasuk pabrik dan


peralatan),

tempat,

dan

barang-barang

habis

pakai

yang

harus

dimiliki

dan

dapat digunakan oleh


organisasi

ketika

dibutuhkan sehingga
dapat beroperasi dan
mencapai tujuan
Risk

Risiko

Sesuatu

yang

mungkin terjadi dan


efek-efeknya

dalam

pencapaian tujuan
RiskAssessment

keseluruhan

proses

identifikasi

risiko,

analisis dan evaluasi


RiskManagement

pengembangan
terstruktur

dan

penerapan

budaya

manajemen,
kebijakan,
dan

prosedur

praktek

untuk

tugas
mengidentifikasi,
menganalisis,
mengevaluasi,
mengendalikan
menanggapi risiko

xxxiii

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

dan

Istilah (Inggris)

Singkatan

Terjemahan

Definisi

(Indonesia)

Stakeholders

yang

Mereka

memiliki kepentingan
dalam

pencapaian

organisasi
CATATAN

istilah

stakeholder memiliki
arti

yang

luas

diantaranya

(tidak

terbatas

pada)

karyawan internal dan


outsource, konsumen,
pemasok,

mitra,

pegawai,

distributor,

investor,

pihak

asuransi,

pemegang

saham,

pemilik,

pemerintah

dan

pembuat peraturan
System

Sistem

Sekumpulan

elemen

yang saling berkaitan


atau
berinteraksi[BS
ISO 9000:2005]

xxxiv

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

saling
EN

Singkatan

Istilah (Inggris)
Top Management

Terjemahan

Definisi

(Indonesia)
Top Manajemen

atau

Seseorang

orang

sekumpulan

yang mengatur atau


mengontrol organisasi
pada level yang paling
atas
[BS

EN

ISO

9000:2005]
CATATAN

Top

manajemen
khususnya

pada

organisasi
multinasional
mungkin tidak terlibat
secara

langsung,

namun

memiliki

akuntabilitas melalui
rantai

pemerintahan

yang nyata.

Dalam

organisasi yang lebih


kecil, top manajemen
dapat menjadi pemilik

xxxv

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

BAB 1
PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang pengembangan


BusinessContinuityPlan (BCP) di PT.ABC, (selanjutnya akan di sebut
PT.ABC),perumusan masalah, research question, batasan penelitian serta tujuan
dan manfaat penelitian
1.1

Latar Belakang
Kejadian-kejadian tidak terduga seringkali terjadi, seperti banjir, kebakaran,

kerusuhan, demontrasi besar hingga wabah penyakit dan lain-lain. Dari pusat data
tempo(TEMPO, 2006) didapatkan informasi bahwa Indonesia dikepung oleh tiga
lempeng tektonik dunia juga berada di jalur "The Pasific Ring of Fire" (Cincin
Api Pasifik) yang merupakan rangkaian gunung berapi paling aktif di dunia,
tercatat sebanyak 240 buah gunung berapi di Indonesia, dimana 70 di antaranya
masih aktif, hal ini merupakan potensi bencana. Tercatat beberapa bencana yang
pernah terjadi di Indonesia sebut saja, misalnya, banjir besar di Jakarta, tsunami
Aceh, gempa di Yogyakarta, konflik Ambon dan Poso, bom Bali, SARS dan
sebagainya.
Kejadian-kejadian dan bencana-bencana tersebut, tentu berdampak baik
secara langsung maupun tidak langsung terhadap operasional perusahaan atau
organisasi. Dampak yang harus dihadapi perusahaan maupun organisasi dalam
situasi seperti itu sangat beragam, seperti lumpuhnya jaringan TI, pemadaman
listrik,

ketidakhadiran

karyawan,

terhentinyasupply

dari

supplier,

tidak

berfungsinya fasilitas umum, keterlambatan pembayaran dan lain sebagainya


PT.ABC terutama divisi TImulai menyadari akan pentingnya sebuah
BusinessContinuityPlan khususnya di bidang TI. Sebagai perusahaan konstruksi
modern PT.ABC bergantung pada TI untuk melakukan beberapa proses bisnisnya.
Kebutuhan PT.ABC akan sebuah BusinessContinuityPlan didasari olehportofolio
aplikasi di PT.ABC yang ditunjukkan dalam sebuah matrik McFarlan. Matrix ini
dikemukakan oleh McFarlan dan McKenney (1983) untuk mengkategorikan
1

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

sistem informasi kedalam empat golongan

yaitu pendukung (support), High

Potential, Key Operational dan Strategic. Masing-masing golongan dapat


dijelaskan sebagai berikut ini :
1. Strategic
Sistem informasi yang kritis untuk usaha dan kesuksesan mendatang.
2. Key Operational
Sistem informasi yang penting untuk mendukung Keberlangsunganusaha saat
ini dan harus selaludijaga keefektifannya.
3. Support
Membantu meningkatkan efisiensi prosesbisnisdan efektivitas manajemen,
namun tidak kritis bagibisnis.
4. High Potential
Sistem informasi yang terwujud dari inovasi-inovasi baru dan sangat potensial
mencapai keunggulan kompetitif.
Tabel 1.1di bawah ini menjelaskan susunan keempat golongan dalammatrix
portofolio McFarlan di PT.ABC
Tabel 1.1Portofolio Aplikasi di PT.ABC
STRATEGIC

HIGH POTENTIAL

ERP (SAP Business One)

2X ApplicationServer

AutoDesk AutocadCivil 3D

eSPT PPh

Staad Pro

Payroll

Zimba Collaboration

Absensi

3CX VOIP Server

KEY OPERATIONAL

Primaverra

(Multisite

Project

Scheduler)

SUPPORT

Dari pemetaan di atas dapat terlihat bahwa beberapa aplikasi utama


PT.ABCberada di kuadran strategic, key operational dan high potential sehingga
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

dapat

disimpulkan

keberlangsungan

usaha

PT.ABC

bergantung

kepada

keberlangsungan sistem informasi tersebut.


1.2

Perumusan Masalah
Kebutuhan

akan

adanya

sebuah

BusinessContinuityPlan

di

PT.ABC(terutama di divisi TI) telah ada sejak 2007 namun belum dapat
diselesaikan sampai dengan sekarang karena beberapa permasalahan yang dapat
digambarkan dalam fishbone diagram seperti Gambar 1.1 di bawah ini

Gambar 1.1Fishbone Diagram : Identifikasi Permasalahan


Pada gambar Gambar

1.1 di atas terlihat permasalahan yang terjadi di

PT.ABC adalah kesulitan dalam Perencanaan BCP yang disebabkan oleh root
causeutama yaitu : SDM, Teknologi, Organizational Environment, Prosedur dan
Standarisasi. Kesulitan dalam perancangan BCP tersebut dapat terlihat dari data di
Tabel 1.2di bawah ini :

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Tabel 1.2Pilot Project List TIPT.ABC


Project
No

Project Title

Location

Date

BCP & DRP Planning

HeadOffice

Mei-07

Code
No.

Project
Status

....
31

0000.TI

On

Going

(???)
....
45

0000.TI

Peremajaan jaringan Upgrade

HeadOffice

Nop-08

Completed

HeadOffice

Jun-09

Completed

10/100 MBps to 100/1000 MBps


46

0000.TI

Instalasi Fiber Optik 1 MBps


International/10MBps National

47

0000.TI

Implementasi OpenBravo ERP

HeadOffice

Agust-09

Completed

48

0000.TI

Peremajaan Server + Peralatan

HeadOffice

Jan-10

Completed

HeadOffice

Agustus-

On-going

Jaringan
48

0000.TI

Implementasi SAP Business One

11
....

Dari List project di atas dapat dilihat bahwa sempat terjadi Perancangan
BusinessContinuityPlan pada tahun 2007 setelah terjadinya banjir besar di Jakarta
(Januari-Februari 2007) namun tidak pernah sampai selesai karena tingginya
turnover karyawan TI di PT.ABC. Proyek Perancangan BusinessContinuityPlan
juga kalah populer dibandingkan dengan beberapa proyek yang lain karena
dianggap kurang memiliki ROI yang lebih jelas misalnya dengan proyek
implementasi ERP maupun proyek peremajaan perangkat keras.

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Research Question

1.3

Dari latar belakang dan perumusan masalah yang ada dapat ditarik
pertanyaan penelitian, "Bagaimana rancanganBusinessContinuityPlan yang
sesuai dengan kebutuhan PT.ABC?"
1.4

Batasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT.ABCdibatasi untuk menjawab root cause

permasalahan SDM (terutama permasalahan pengetahuan SDM TI) dan dapat


diuraikan sebagai berikut :
a. Karena

ruang

lingkup

perancangan

BusinessContinuityManagementSystem(BCMS) sangat luas cakupannya maka


pada sub bab ini dijelaskan mengenai ruang lingkup penelitianini yaitu
perancangan BusinessContinuityPlan yang sesuai dengan kebutuhan dan
lingkungan PT.ABC dan dibatasi langkahnya hanya sampai dengan
perancangan dokumen BCP.
b. Perancangan BCP akan dibatasi pada ruang lingkup HeadOfficePT.ABC dan
tidak membahas perancangan BCP di Cabang maupun proyek.
c. Tidak membahas sisiAssesment, Sertifikasi,Organizational Environment dan
Change Management sesuai dengan BCI GPG 2008.
d. Asumsi dana tersedia untuk semua kebutuhan pemulihan yang dipilih.
e. Terdapat dokumen pelengkap yang memuat daftar Record dokumen vital
PT.ABC.
1.5

Tujuan dan Manfaat


Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan diatas, maka tujuan yang

ingin

dicapai

dari

penelitian

ini

adalah

menghasilkan

sebuah

BusinessContinuityPlan (BCP) yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan


PT.ABC.Sedangkan manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini antara lain :
a. Manfaat bagi PT.ABC

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

BusinessContinuityPlan yang dihasilkan diharapkan dapat berguna untuk


membantu keberlangsungan usaha di PT.ABC dan dapat digunakan sebagai
acuan sewaktu-waktu terjadi bencana.
b. Manfaat akademis
Dapat menjadi tambahan referensi dalam memperkaya pengetahuan di bidang
perancangan BusinessContinuityPlan di industri non perbankan. Serta
menambah kesadaran akan perlunya sebuah BusinessContinuityPlan di
Industri non perbankan di Indonesia. Dengan penelitian ini diharapkan dapat
menjadi referensi yang dapat dipergunakan dalam penelitian selanjutnya,
sehingga menghindari reinventing the wheel.
c. Manfaat Praktis
Dengan penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan dalam perancangan
BusinessContinuityPlandi Indonesia, khususnya dalam Perancangan BCP di
Industri Non Perbankan.
1.6

Sistematika Penulisan
Penulisan proposal karya akhir ini disusun dengan sistematika penulisan

sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini bersifat overview dan menjelaskan tentang latar belakang penelitian,
identifikasi dan rumusan masalah, pertanyaan penelitian, ruang lingkup, batasan
penelitian, tujuan dan manfaat.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Bab ini akan menjelaskan tentang uraian mengenai literatur yang terkait
dengan permasalahan penelitian yang difokuskan ke konteks permasalahan
penelitian.

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

BAB 3 METODOLOGI
Bab ini akan menjelaskan tentang uraian mengenai literatur yang terkait
dengan permasalahan penelitian yang difokuskan ke konteks permasalahan
penelitian.

BAB 4 PROFIL ORGANISASI


Pada bab ini akan dibahas profil organisasi PT. ABC secara umum
kemudian difokuskan kepada List portofolio dari aplikasi dan aset yang ada saat
ini.
BAB 5PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dilakukan pembahasan mengenai perancangan BCP di
PT.ABC
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan dijelaskan apa saja hasil dari penelitian ini (kesimpulan)
dan apa saja yang masih bisa ditingkatkan (saran) di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Bab ini akan menjelaskan tentang daftar pustaka yang digunakan sebagai
acuan dalam penelitian dan referensi.

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

BAB 2
LANDASAN TEORI

Bab ini akan membahas landasan teori yang digunakan dalam perancangan
BusinessContinuityPlanyang sesuai dengan kebutuhan PT.ABC. Literatur yang
digunakan antara lain karya akhir mahasiswa MTI sejenis sebelumnya, penelitian
mengenai BusinessContinuityPlan (BCP), Beberapa standar yang biasa dipakai
dalam perancangan BCP, Business Impact Analysis dan RiskManagementterkait
dengan metode perancangan BusinessContinuity.
2.1

BusinessContinuityPlan(BCP)
Pada subbab ini akan dilakukan pembahasan mengenai BCP secara lebih

mendalam mulai dari definisi, komponen-komponen sebuah BCP sampai dengan


mengapa sebuah organisasi membutuhkan BCP.
2.1.1. Definisi
Terdapat beberapa definisi BCP/BCMS yang didapat dari beberapa
sumber literatur, di antaranya :
a. Menurut
dapat

Snedaker(2007)BusinessContinuityPlanadalah

digunakan untuk

membuat

dan memvalidasi

metodologi

yang

sebuah rencana

keberlangsungan bisnis sebelum, saat terjadinya dan setelah sebuah bencana


terjadi.
b. Menurut Dr Modiri dan Ghorbani(2010)sebuah BCP adalah sebuah rencana
yang komperhensif yang menjamin keberlangsungan dari layanan yang
disediakan yang memiliki informasi tentang informasi yang rentan, kondisi
atau situasi tertentu.
c. Menurut BSI (Bundesamt fur Sucherheit in der InFormationstechnic)
Standard 100-4 (2012)BCMS adalah sebuah proses Management dengan
tujuan mendeteksi risiko yang serius yang akan membahayakan keselamatan
sebuah organisasi sedini mungkin dan untuk mengimplementasikan usaha
penjagaan terhadap risiko-risiko ini.
d. Avaluation Consulting menggunakan istilah BusinessContinuity yang lebih
mature yaituBusinessContinuityManagementSystem (BCMS) yaitu istilah
8

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

yang dipergunakan untuk menyebut sebuah "System Thinking" yang


diaplikasikan kepada sebuah BusinessContinuity(Avaluation Consulting and
BSI Management System America, 2010).
e. Menurut BS 25999-1 (2006) sebuah BCMS adalah sebuah proses yang
dimiliki oleh bisnis dan didorong oleh bisnis yang membentuk sebuah strategi
yang didesain secara khusus dan sebuah kerangka kerja yang :

Secara proaktif meningkatkan kemampuan untuk pulih dan beradaptasi


dengan cepat (baca: resilience) suatu perusahaan terhadap gangguan
yang mungkin terjadi terhadap kemampuan untuk mencapai tujuan
utama

Menyediakan metode pelatihan untuk memulihkan kemampuan sebuah


organisasi untuk menyediakan layanan dan produk utamanya ke
sebuah level dan waktu yang telah disepakati bersama setelah
terjadinya sebuah gangguan,

menghasilkan kemampuan yang sudah terbukti dapat menangani


gangguan usaha dan melindungi reputasi perusahaan dan merk tertentu

Pada

karya

akhir ini

untuk

seterusnya

akan dipergunakan

definisi

BusinessContinuity menurut BS 25999-1.


2.1.2. Komponen Bisnis BCP
Snedaker mem-breakdown elemen bisnis menjadi 3 kategori sederhana
yaitu manusia (people), proses (process) dan teknologi (technology)

Gambar 2.1 Interaksi antara People, Process dan Technology(Snedaker, 2007)


Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

10

a. Manusia
Sebuah krisis yang dikelola secara baik tidak akan menyebabkan seorang
karyawan utama di dalam sebuah perusahaan mencari pekerjaan di tempat yang
lain, selain itu pengelolaan yang baik akan membuat karyawan lebih tenang dan
fokus kepada pekerjaan mereka dan kembali ke pekerjaan seperti biasanya secepat
mungkin. Krisis yang dikelola secara baik juga akan meningkatkan reputasi
perusahaan, tentang bagaimana perusahaan tersebut dapat menangani kondisi
yang kritis sekalipun. Memiliki pengelolaan krisis yang baik juga dapat
mengurangi stress yang diderita karyawan secara signifikan, sehingga karyawan
dapat bekerja kembali lebih cepat, kembali ke operasi bisnis yang normal dan
menghasilkan keuntungan untuk perusahaan.
b. Proses
Perencanaan BR/DR dapat menyediakan kesempatan bagi perusahaan
untuk mengevaluasi dan meningkatkan bisnis prosesnya. Seringkali pada saat
penyusunan rencana BC/DR tim menemukan cara baru untuk merampingkan
bisnis proses juga meningkatkan keamanan sistem dengan mengidentifikasi titik
lemah dalam sistem. Selain itu mendokumentasikan bisnis proses kritis akan
menentukan hidup dan matinya suatu perusahaan. seperti dijelaskan oleh Dr
Nasser Modiri, Ghorbani, Saeed dan Ali Rostami(2010) di atas, apabila suatu
perusahaan gagal untuk dapat beroperasi dalam MTPD maka kemungkinan besar
perusahaan tersebut tidak dapat bertahan.

c. Teknologi
Menangani isu teknologi secara acak/pada saat terjadinya bencana akan
jauh lebih mahal daripada ketika sebuah organisasi sudah memiliki sebuah
rencana penanganan bencana yang solid di awal. Negosiasi di awal terhadap
layanan darurat dapat menghasilkan harga yang lebih murah dan ROI yang lebih
tinggi untuk proses BCP/DRP sebuah organisasi.

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

11

2.1.3. RiskAnalysis/Assesment
Tujuan dari dilakukannya Risk Analysis/Assesment adalah untuk menilai,
mengevaluasi dan mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang mungkin dialami
oleh sebuah organisasi. Sebuah risiko bisa berasal dari luar maupun dari dalam,
dan perlu dipertimbangkan juga ada kalanya sebuah risiko berdampak positif
terhadap organisasi sehingga sebuah organisasi bisa bersifat proaktif daripada
reaktif dalam mencapai keunggulan kompetitifnya(Jones & Ashenden, 2005).
Lebih lanjut mereka mendefinisikan risiko sebagai kemungkinan dari sebuah
ancaman meng-exploitasi sebuah kerawanan yang kemudian menimbulkan
kerugian pada aset.
Risk = Threat vunerability impact (asset value)
Analisis risiko dilakukan dalam konteks BCP untuk mengidentifikasi
ancaman-ancaman yang dapat berakibat pada gangguan pada proses bisnis dan
untuk mengevaluasi risiko-risiko yang terkait. Tujuan dari risk assesmentmenurut
Federal Office for InformationSecurity(2012)adalah:

membuat risiko yang ada saat ini terlihat jelas bagi para pembuat keputusan

jika diperlukan untuk mengembangkan strategi yang sesuai dan langkah


antisipasi untuk mengurangi dampak risiko ini di awal dan meningkatkan
kehandalan organisasi.

mengidentifikasi skenario untuk setiap individual BCP yang perlu di


kembangkan

2.1.3.1 Perhitungan Nilai Risiko


Terdapat dua metodologi yang dapat digunakan untuk menentukan besaran
nilai risiko berdasarkan nilai kemungkinan dan dampak yang ditimbulkan oleh
sebuah ancaman yaitu dengan metodologi pengukuran risikokualitatif dan
metodologi pengukuran risikokuantitatif.

Menentukan besarnya nilai risiko menggunakanKuantitatif Methodology


Metrik

kualitatif

mempergunakan

nilai

numerik

untuk

memperhitungkan nilai risiko, misalnya dalam diagram Gambar 2.2


konsekuensi dari power outage dinyatakan dalam istilah kualitatif sebagai
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

12

expected loss sebesar $2.5 juta. Berdasarkan ekspektasi ini dan probability
sebesar 25%. Nilai risiko diekspresikan secara kuantitatif sebesar $625.000.

Gambar 2.2Contoh perhitungan nilai risiko menggunakan metrik kuantitatif


(Andalan Nusantara Teknologi (ANT), 2012)
Salah satu metode perhitungan untuk metrik kuantitatif adalah ALEMethod
(Annualized Loss Expectancy). Metode ALE ini menentukan nilai risiko
berdasarkan 2 komponen utama yaitu : Annualized Rate of Threat Occurance
(ART)

dan

Single

Loss

Expectancy(SLE).Gambar

2.3

di

bawah

memperlihatkan pemetaan metode ALE dengan komponen risiko berdasarkan


Gambar 2.2 sebelumnya.

Gambar 2.3Contoh Hubungan antara komponen ALE dengan


representasi risiko(Andalan Nusantara Teknologi (ANT), 2012)
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

13

Berdasarkan pada pemetaan di atas. ART mengacu pada kemungkinan


sebuah ancaman dalam jangka waktu satu tahun, dan SLE merepresentasikan
konsekuensi dari sebuah dampak tunggal terhadap sebuah ancaman. Nilai
ALE menggambarkan nilai risiko.
ALE = SLE * ART
Dimana
SLE = ALPV * EF
ALPV (Asset Loss Potential Value) mengukur berapa nilai potensial
keuangan ketika seluruh aset terkena dampak gangguan. Sedangkan EF
(Exposure Factor) mengindikasikan presentase dari ALPV dalam satu kali
kejadian.
Dalam contoh Gambar 2.3 di atas diasumsikan bahwa potensi kerugian
ketika seluruh sistem komputer dalam computer center terpengaruh oleh
power outage adalah $10 juta. Exposure factor diasumsikan sebesar 25% dari
ALPV untuk satu kali kejadian. Maka SLE dapat dihitung sebagai berikut ini
:

SLE = $10.000.000 * 25/100


SLE = $2.500.000

Ice storm terjadi satu kali setiap 4 tahun. Maka nilai ART
(Anualized Rate of Threat Occurance) adalah berdasarkan nilai ini
makan dapat dihitung ALE
ALE = $2.500.000 *
ALE = $625.000

Menentukan besarnya nilai risiko menggunakanKualitatif Methodology


Penggunaan metrik kualitatif melibatkan perhitungan yang lebih
sederhana dan menghabiskan lebih sedikit waktu. Namun kelemahannya
adalah nilai risiko subyektif dan non-repeatable karena hanya berdasarkan
penilaian individu. Gambar 2.4 di bawah memperlihatkan perhitungan
konsekuensi dari power outage yang dinyatakan dalam istilah kualitatif
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

14

sebagai memiliki dampak bisnis yang High. Nilai risiko dinyatakan dalam
istilah kualitatif sebagai Low yang didapatkan dari dampak bisnis High
dikalikan dengan kemungkinan terjadinya ancaman tersebut sebesar 25%.

Gambar 2.4 Contoh perhitungan nilai risiko menggunakan metrik


kualitatif(Andalan Nusantara Teknologi (ANT), 2012)
Salah satu metode perhitungan untuk metrik kualitatif adalah
AIEMethod (Annualized Impact Expectancy). Metode AIE ini menentukan
nilai risiko berdasarkan 2 komponen utama yaitu : Annualized Rate of Threat
Occurance (ART) dan Single Impact Expectancy(SIE).

Gambar 2.5 Contoh Hubungan antara komponen AIE dengan representasi


risiko(Andalan Nusantara Teknologi (ANT), 2012)
Gambar 2.5 di atas memperlihatkan pemetaan antara metode AIE
dengan komponen-komponen risiko. Definisi ART dalam perhitungan AIE
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

15

sama dengan definisi ART dalam perhitungan ini. Sedangkan SIE (Single
Impact Expectancy) merepresentasikan konsekuensi dari sebuah dampak
tunggal dari sebuah ancaman direpresentasikan dalam nilai kualitatif numerik.
AIE dalam perhitungan ini merepresentasikan nilai risiko.
AIE = SIE * ART
SIE dapat direpresentasikan dalam nilai yang dipilih antara 1sampai
dengan 100, di mana 1 mengindikasikan dampak terrendah dan 100
mengindikasikan dampak tertinggi.
Dalam contoh pada Gambar 2.5 di atas, diasumsikan bahwa ice
storm terjadi sekali setiap 4 tahun sehingga ART adalah . Besar dari
dampak dipertimbangkan tinggi karena pentingnya computer center bagi
operasi perusahaan, dalam hal ini SIE adalah 80. Berdasarkan nilai-nilai di
atas dapat ditentukan nilai AIE
AIE = 80 *
AIE = 20
Nilai numerik ini dapat di petakan ke dalam istilah kualitatif yang
lebih bermakna contohnya dengan mempergunakan tabel pemetaan sebagai
berikut ini:

High : jika nilai numerik berada di antara 67 sampai dengan 100

Medium : jika nilai numerik berada di antara 34 sampai dengan 66

Low : jika nilai numerik berada di antara 1 sampai dengan 33

Maka berdasarkan pemetaan di atas, power outage yang disebabkan oleh ice
stormdalam contoh di atas dikategorikan sebagai memiliki risiko Low untuk
organisasi.
2.1.3.2 Proses RiskAssessment
Untuk melakukan risk assesment ada 6 langkah yang harus dilakukan, di
antaranya

Identify Threat Sources

Identify Threat Events

Identify Consequences (Impact)

Assess Single Loss (or Impact) Expectancies


Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

16

Assess Likelihoods

Derive Risk Values

Gambar 2.6Proses RiskAssessment(Andalan Nusantara Teknologi (ANT), 2012)


Masing-masing langkah pada Gambar 2.6 di atas dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Identify Threat Sources (Threat assesment)
Kata kunci dalam langkah ini adalah "identifikasi, control,
mengeliminasi dan meminimalisasi kejadian yang tidak terduga".
Sebuah risiko dapat dipandang sebagai kombinasi ancaman itu sendiri,
kemungkinan dari ancaman itu terjadi, kerawanan dari sebuah
organisasi atau sistem terhadap ancaman dan dampak relatif maupun
absolut terhadap ancaman tersebut terhadap organisasi atau sistem.
Ada banyak jenis ancaman yang harus dipertimbangkan oleh sebuah
organisasi, namun secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 yaitu
ancaman yang disebabkan oleh manusia (human caused) dan ancaman
yang disebabkan oleh alam (natural). Snedaker

membuat sebuah

checklist untuk mempermudah memulai mengidentifikasi ancamanancaman yang paling sering terjadi. Tabel 2.1 berikut ini adalah

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

17

checklist yang sudah di sesuaikan dengan keadaan di Indonesia


(Snedaker, 2007).

Tabel 2.1ThreatChecklist-telah diolah kembali (Snedaker, 2007)


Natural/Environtmental Threats
Fire (can be human-caused)
Flood
Electrical Storm
Earthquake
Hurricane/Typhoon/Cyclone
Tsunami
Volcano
Avian Flu/Pandemik
Human-Caused Threats.
Fire, arson
Theft, Sabotage, Vandalism
Labor Disputes
Workplace Violance
Terorism
Chemical and Biological Hazzard
War, Civil unrest
Infrastructure Threat
Building-specific failures
Non-TI equipment, system failure
Heating/Cooling, Power failures
Public Transportation distruption
Oil, petroleum supply disruption
Regulatory, legal changes
TI-Specific Threat

Cyber Threat
Equipment/system failure
Production line equipment failure
Loss of data or Record

b. ThreatEventAssessment
ThreateventAssessment mengukur sejauh mana kerawanan sebuah
bisnis atau sistem dan berapa kemungkinan terjadinya kerawanan
tersebut. Langkah ini menentukan Threat events apa yang dapat terjadi
karena adanya Threat yang telah diidentifikasi pada langkah pertama.
Tabel 2.2 di bawah ini memperlihatkan contoh output dari langkah ini.

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

18

Tabel 2.2Contoh output dari Vulnerability/ThreatEventAssessment(Andalan


Nusantara Teknologi (ANT), 2012)
ThreatEvent (Vulnerabilities)

Threat
Flood
Flood
Hacker

Power outage
Akses jalan terhambat
Akses ke halaman web/data oleh pihak yang
tidak berhak

c. Identify Consequences
Langkah ketiga ini mengidentifikasi konsekuensi apa yang mungkin
terjadi sebagai akibat threats yang diidentifikasi pada langkah 1 dan 2.
Sebagai tambahan langkah ini juga mengidentifikasi aset apa saja
yang kritis bagi organisasi.Tabel 2.3memberikan gambaran mengenai
output pada langkah ini.

Tabel 2.3Contoh output dari langkah mengidentifikasi consequences(Andalan


Nusantara Teknologi (ANT), 2012)
Critical Asset

Threat
Flood

ThreatEvent (Vulnerabilities)
Power outage

Computer Center

Flood
Hacker

Akses jalan terhambat


Akses ke halaman web/data oleh
pihak yang tidak berhak

Staff
Clients
personal
information

Consequences
Computer
systems
shutdown
Kekurangan staff
Unauthorized access
to
personal
Informationand
confidential data

Pada tabel di atas terlihat bahwa event power outage dapat berdampak
kepada Critical Asset (Computer Center) yang berimbas padamatinya
sistem komputer. Banjir juga akan berdampak langsung terhadap staf
dengan terhambatnya akses jalan yang akan memiliki konsekuensi
kekurangan staff di kantor pada saat terjadinya banjir. Akses halaman
web/data oleh hacker akan berakibat pada terjadinya ter-expose nya
data-data pribadi milik klien.
d. Assess Single Loss (or Impact) Expectancies

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

19

Pada langkah ini dilakukan penilaian terhadap konsekuansi terhadap


sebuah ancaman (threats) sebagai sebuah SLE atau SIE (bergantung
dari metodologi yang digunakan)
Output dari langkah ini adalah sekumpulan :

Threat consequences

SLE atau SIE tergantung metodologi yang digunakan untuk


menentukan besarnya nilai risiko

e. Assess Likelihoods
Dalam langkah ini dilakukan penilaian terhadap likelihood dari sebuah
ancaman per-tahun dan dinyatakan dalam ART (Annualized Rate of
Threat)
f. Derive Risk Values
Berdasarkan output dari langkah 2,4 dan 6 langkah terakhir ini
melakuka perhitungan nilai risiko menggunakan metode ALE atau
AIE.Output dari langkah 4,5 dan 6 dapat dilihat pada berikut ini

Tabel 2.4 Contoh output dari langkah 4,5 dan 6 dalam riskAssessment(Andalan
Nusantara Teknologi (ANT), 2012)
Threat
Flood
Threat
Flood

ThreatEvent
(Vulnerabilities)
Power outage
ThreatEvent
(Vulnerabilities)
Power outage

Consequences
Computer systems
shutdown
Consequences
Computer systems
shutdown

RiskValue :
ALE
$625000
($2.5M*)
RiskValue :
ALE
Low
(numeric
value of
20=80*)

SLE

ART

$2.5M

SIE

ART

High (or
numeric
value of
80)

2.1.4. Business Impact Analysis (BIA)


Hubungan antara valuechaindengan proses bisnis kritis ditentukan oleh
Business Impact Analysis (BIA). Dalam BIA sumber daya kritis yang saling
bergantung (stakeholder, produk dan layanan utama) dan level kepentingannya
terhadap aktivitas kritis (proses kunci dalam sebuah valuechain) dianalisis. BSI
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

20

100-4(2012)menyebutkan bahwa tugas utama dari BIA adalah untuk mengetahui


bisnis proses mana saja yang penting untuk menjaga keberlangsungan bisnis dan
organisasi. Bisnis proses kritis ini lalu dilindungi dengan sebuah kerangka kerja
spesial dalam sebuah BCP. Sementara itu tujuan dari penggunaan BIA oleh semua
organisasi adalah mengoptimasi kinerja dari pemulihan dan waktu yang
dibutuhkan untuk pemulihan ini (Recovery Time Objective/RTO) dengan
melakukan apapun untuk memastikan RTO MTPD dengan tidak mengabaikan
efisiensi dari pemulihan tersebut(Boehmer, 2009). Menurut BusinessContinuity
Institute (BCI) (2010) sebuah organisasi dalam BCMS dan sertifikasi ada 4
(empat) tujuan utama dari BIA :

Mendapatkan pemahaman tentang tujuan utama organisasi, prioritas dari


masing-masing tujuan dan jangka waktu untuk melanjutkan kembali dari
sebuah gangguan yang tidak direncanakan

MenginFormasikan keputusan manajemen mengenai Maximum Tolerable


Outage (MTO) dari setiap fungsi

Menyediakan sumber daya informasibagaimana sebuah strategi pemulihan


yang sesuai dapat ditentukan/direkomendasikan

Menguraikan ketergantungan yang ada baik internal maupun external


untuk mencapai tujuan kritis.

2.1.4.1 Kerugian Upstream dan Downstream


Selain gangguan bisnis seperti gempa bumi, banjir terdapat dampak tidak
langsung yang harus dipertimbangkan. Yaitu kerugian upstream dan kerugian
downstream(Snedaker, 2007)

Kerugian upstream : terjadi jika salah satu supplier utama terpengaruh


oleh adanya bencana/gangguandan organisasi mengandalkan pengiriman
reguler dari produk maupun layanan dari perusahaan lain (supplier),
sehingga organisasi tersebut tidak dapat memberikan produk atau layanan
meskipun organisasi tersebut tidak mengalami bencana tersebut secara
langsung.

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

21

Kerugian downstream : terjadi saat pelanggan utama atau lingkungan di


sekitar

organisasi

terpengaruh

oleh

bencana/gangguan,

sementara

organisasi tidak menyediakan layanan yang kritis sehingga pelanggan


utama lebih fokus kepada menangani dampak dari bencana daripada
menggunakan produk ataupun layanan yang organisasi sediakan.
2.1.4.2 Impact Criticality
Sewaktu dilakukannya pengumpulan fungsi-fungsi kritis di dalam sebuah
organisasi prioritas terhadap fungsi-fungsi tersebut harus diberikan. Tujuannya
adalah untuk mengklasifikasikan dari fungsi-fungsi tersebut mana yang kritis
(sangat penting bagi misi organisasi/mission critical), mana yang penting, mana
yang kurang penting sehingga dapat di abaikan atau ditunda pemulihannya. Susan
Snedaker (2007) membagi sistem peringkat untuk melakukan assesmentkekritisan
proses/fungsi menjadi 4 kategori sebagai berikut :

Kategori 1 : Fungsi Kritis Mission Critical


Adalah bisnis proses dan fungsi yang memberikan dampak paling besar
kepada operasi perusahaan dan potensi untuk pemulihan. Atau dengan kata
lain proses apa yang harus ada dalam perusahaan untuk melakukan
fungsinya. Hal yang dapat dilakukan untuk memfokuskan responden
mengenai fungsi-fungsi yang mission critical adalah misalnya dengan
menanyakan tiga sampai lima hal apa saja yang akan mereka lakukan
ketika sebuah bencana reda.

Kategori 2 : Fungsi Esensial Vital


Terkadang ada beberapa fungsi bisnis yang berada di antara mission
critical dengan important. Tidak semua organisasi membutuhkan kategori
ini, salah satu ciri sebuah organisasi tidak membutuhkan kategori ini
adalah ketika sebuah organisasi tidak dapat membedakan antara mission
critical dengan vital (Snedaker, 2007). Fungsi vital mungkin saja
memasukkan fungsi-fungsi seperti pengajian yang mungkin sekilas tidak
tampak seperti sebuah fungsi yang mission critical di dalam rangka
memulihkan organisasi untuk dapat berjalan kembali secepat mungkin,

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

22

namun dapat menjadi vital bagi kemampuan organisasi untuk dapat


berfungsi penuh lebih dari sekedar pulih dari bencana.

Kategori 3 : Fungsi yang dibutuhkan Important


Ketidakadaan fungsi dan proses bisnis yang penting (important) tidak akan
menghentikan bisnis dari beroperasi di waktu dekat, namun fungsi-fungsi
dan bisnis proses tersebut biasanya memiliki dampak jangka panjang
ketika mereka tidak ada atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Fungsi dan bisnis proses ini biasanya memiliki dampak finansial dan legal.
Biasanya juga terhubung lintas unit fungsional dan lintas sistem bisnis.
Dalam perspektif TI biasanya sistem ini termasuk di dalamnya email,
database, akses internet dan perangkat lunak bisnis yang digunakan untuk
menjalankan fungsi-fungsi pendukung. RTO dari sistem-sistem ini
biasanya dalam hitungan hari atau minggu.

Kategori 4 : Fungsi yang diinginkan Minor


Fungsi dan bisnis proses minor biasanya tidak akan dibutuhkan dalam
jangka waktu dekat dan yang jelas tidak akan dibutuhkan selama operasi
bisnis perusahaan belum berjalan sebagaimana mestinya.

2.1.4.3 Kebutuhan Waktu Pemulihan


Kebutuhan waktu pemulihan berhubungan erat dengan impact criticality. Makin
penting suatu aktivitas atau fungsi biasanya makin kecil juga waktu pemulihannya

Maximum Tolerable Downtime (MTD): pada beberapa literatur disebut


juga sebagai MTPD (Maximum Tolerable Period of Distrupment) sesuai
namanya adalah besar waktu maksimum sebuah bisnis dapat menoleransi
ketidakadaan sebuah fungsi bisnis. Semakin kritis sebuah fungsi bisnis
biasanya akan memiliki MTD yang semakin kecil.

Recovery Time Objective (RTO) : yaitu waktu yang tersedia untuk


memulihkan sistem dan sumber daya yang terganggu. Secara definisi RTO
harus lebih kecil dari MTD.

Work Recovery Time (WRT): adalah langkah-langkah tambahan yang


perlu dilakukan supaya bisnis dapat berjalan kembali setelah sistem
(perangkat lunak,perangkat keras dan konfigurasi) dikembalikan (restore).
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

23

Secara definisi MTD adalah penggabungan dari RTO dengan WRT atau
bisa dituliskan sebagai

MTD = RTO + WRT

RecoveryPoint Objective (RPO): Banyaknya kehilangan data yang dapat


ditoleransi oleh sistem bisnis kritis perusahaan. Sebagai contoh ketika
sebuah perusahaan melakukan backup secara realtime maka dapat
disimpulkan toleransi kehilangan data perusahaan tersebut hampir tidak
ada. Sementara itu jika sebuah perusahaan melakukan backup setiap satu
minggu sekali maka toleransi kehilangan data perusahaan tersebut
maksimal adalah satu minggu.

Gambar 2.3 di bawah ini menggambarkan hubungan antara keempat terminologi


tersebut

Gambar 2.7Kerangka Waktu Pemulihan(Snedaker, 2007)

Poin 1 : RecoveryPoint Objective - maksimum kehilangan jumlah data


berdasarkan jadwal backup dan kebutuhan masing-masing organisasi

Poin 2 : Recovery Time Objective - durasi waktu yang dibutuhkan untuk


menyalakan kembali sistem-sistem yang kritis

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

24

Poin 3 :

Work Recovery Time - durasi waktu yang dibutuhkan untuk

mengembalikan data berdasarkan RPO dan untuk memasukkan data yang


dihasilkan dari proses manual selama masa gangguan.

Poin 2 dan 3 : Maximum Tolerable Downtime - Durasi dari RTO + WRT

Poin 4 : Test, verifikasi dan melanjutkan operasi normal

2.1.4.4 Proses BIA


Tahapan proses BIA beserta output yang dihasilkan pada masing-masing
tahapan dapat dilihat pada diagram pada berikut ini.

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

25

Gambar 2.8Tahapan proses BIA beserta output masing-masing langkah (Andalan


Nusantara Teknologi (ANT), 2012)

Masing-masing langkah pada Gambar 2.8 dapat dijelaskan sebagai berikut ini:

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

26

Step 1 : Melakukan Identifikasi Tujuan BIA, Ruang Lingkup dan


Asumsi
Untuk melakukan BIA pertama-tama yang dilakukan adalah mengidentifikasi
tujuan, ruang lingkup dan asumsi yang diperlukan untuk melakukan proses
BIA hal ini sebagai dasar untuk :

memahami ekspektasi manajemen mengenai temuan dari proses BIA

mendefinisikan fokus dari aktivitas BIA

memperkirakan jumlah sumber daya, waktu dan usaha yang diperlukan


untuk melakukan proses BIA

Ruang lingkup membantu untuk praktisi BC untuk fokus terhadap BIA di


area tertentu dalam organisasi, ruang lingkup dapat berupa:

Company-wide,

Kantor tertentu saja

Fungsi bisnis tertentu saja

Seluruh fungsi bisnis yang didukung oleh sumber daya baik TI maupun
non-TI

Sebagai tambahan dapat pula diberikan asumsi yang menggambarkan


karakteristik dari gangguan yang mungkin dapat terjadi dan kemampuan
recovery organisasi. Contoh asumsi antara lain :

Belum adanya fasilitas IT recovery

Gangguan terjadi pada jam puncak

Kantor tidak dapat diakses setelah terjadinya gangguan

Kantor dapat diakses kembali setelah periode tertentu

Step 2 : Melakukan identifikasi Fungsi Bisnis dan Proses Bisnis


Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengidentifikasi Fungsi Bisnis dan
Proses Bisnis apa saja yang dipergunakan untuk mendukung misi, tujuan dan
sasaran organisasi. Ruang lingkup BIA dapat dijadikan startingpoint untuk
mengidentifikasi fungsi bisnis. Beberapa organisasi mungkin memiliki model
bisnis maupun struktur organisasi yang dapat membantu identifikasi fungsi
bisnis. Sementara itu proses bisnis dapat diidentifikasi dari masing-masing
staf di dalam fungsi bisnis berdasarkan pekerjaan sehari-hari mereka.

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

27

Step 3 : Melakukan penilaian dampak Finansial dan Operasional


Penilaian Dampak Finansialmengukur sejauh mana dan seberapa parah
kerugian finansial terhadap bisnis. Penilaian dilakukan untuk setiap fungsi
bisnis dengan menanyakan pertanyaan "Sejauh mana dan separah apa
kerugian finansial jika sebuah proses terganggu setelah terjadinya bencana?".
Bagian pertama dari penilaian dampak finansial adalah melakukan penilaian
untuk menentukan sejauh mana kerugian setelah terjadinya bencana dalam
jangka waktu tertentu sehingga memudahkan untuk melakukan perbandingan
dengan dampak finansial dengan proses yang lain. Kerugian dalam proses ini
termasuk kehilangan pendapatan, dan pembelanjaan tambahan yang harus
dikeluarkan karena terjadinya bencana.
Beberapa hal yang umum menjadi penyebab kerugian adalah hilangnya
penjualan produk dan layanan namun dapat juga disebabkan oleh faktorfaktor lain seperti :

Penalti karena ketidakmampuan untuk memenuhi kontrak

Kehilangan sumber dana

Kehilangan diskon

Kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan

Pembelanjaan tambahan juga memiliki dampak finansial. Contoh dari


pembelanjaan tambahan ini antara lain :
- menyewa karyawan tambahan untuk membantu menyelesaikan tugas
- perjalanan, akomodasi dan penginapan
- upah lembur untuk kerja tambah
- sistem pengiriman dan peralatan
- sewa peralatan pengganti

Bagian kedua dari penilaian dampak finansial adalah memberikan peringkat


untuk tiap level kerusakan berdasarkan nilai kerugian finansial. Berikut ini
adalah contoh level kerusakan mulai dari "no impact" sampai dengan "major
impact".

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

28

dampak kerusakan level 0 (no impact)

dampak kerusakan level 1 (minor impact)

dampak kerusakan level 2 (intermediate impact)

dampak kerusakan level 3 (major impact)

Contoh penilaian dampak finansial dan pemberian level kerusakan (severity)


dapat dilihat pada Tabel 2.5berikut ini

Tabel 2.5 Contoh Penilaian Financial Impact & Level Kerusakan(Andalan


Nusantara Teknologi (ANT), 2012)
BusinessFunction

Sales

Marketing

Customer Service
Shipping

Extent of
Financial Loss
(per day)

Business Process
Generate orders
Sales
Report
Data
Promote
Production
Maintain Catalog
Handle Customer
Problems
Process Oders
Package Product
Ship Product

Severity
Level

700.000,00

2.000,00

5.000,00

$
$
$

500.000,00
15.000,00
20.000,00

3
2
2

SedangkanPenilaian dampak operasional melakukan penilaian terhadap dampak


negatif yang ditimbulkan oleh sebuah gangguan (bencana) terhadap berbagai
operasi bisnis yang berkaitan dengan kecukupan, efisiensi, kepuasan, image,
kepercayaan, kontrol, moral dsb.Berikut ini adalah contoh dari dampak
operasional :

Arus kas yang tidak memadai

Kehilangan kepercayaan investor

Kehilangan pangsa pasar

Hilangnya daya saing

Kerusakan terhadap kepercayaan para pemegang saham

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

29

Kerusakan terhadap reputasi industri

Rendahnya moral staf

Pelayanan konsumen yang tidak memuaskan

Rusaknya hubungan dengan vendor

Pelanggaran terhadap suatu peraturan

Pemberian peringkat untuk suatu bisnis proses merepresentasikan perkiraan


subyektif yang disediakan oleh partisipan BIA dalam sebuah peringkat kualitatif
seperti "none", "low", "medium", "high" dan "highest". Sebagai contoh ketika
sebuah kejadian memiliki dampak yang signifikan terhadap bisnis proses dalam
aspek operasional maka Business proses tersebut dapat diberi peringkat "high".
Contoh penilaian dampak operasional dapat dilihat padaTabel 2.6berikut ini.

Tabel 2.6 Contoh Penilaian Peringkat Dampak Operasional(Andalan Nusantara


Teknologi (ANT), 2012)

BusinessFunction

Sales

Marketing

Customer Service

Shipping

Business
Process

Cash
Clow

Generate
high
orders
Report
none
Sales Data
Promote
low
Production
Maintain
low
Catalog
Handle
Customer medium
Problems
Process
highest
Oders
Package
high
Product
Ship
high
Product

Operational Impacts Peringkat


Investor
Market
Competitive
Confidence
Share
Edge

Customer
SatisfAction

high

highest

high

none

highest

low

none

none

high

high

highest

low

medium

high

highest

high

low

low

medium

high

Medium

low

medium

highest

Medium

low

high

high

Medium

low

high

high

Step 4 : Melakukan identifikasi Proses Bisnis Kritis


Pemberian peringkat kepada dampak finansial dan operasional yang telah
dilakukan pada step 3 sebelumnya menjadi dasar untuk mengidentifikasi
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

30

bisnis proses kritis. Dalam melakukan pemilihan proses bisnis kritis


dibutuhkan kriteria pemilihan untuk menentukan apakah sebuah proses
memenuhi kualifikasi untuk dimasukkan ke dalam kategori proses bisnis
kritis. Sebagai contoh suatu proses bisnis dikategorikan kritis apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut ini :

Pelayanan konsumen yang tidak memuaskan

Memiliki level kerusakan (severity) 2-3 dalam dampak finansial

Peringkat "high" diberikan kepada sekurang-kuranya 3 dalam dampak


operasionalnya

Peringkat "high" diberikan kepada sekurang-kurangnya 2 dan peringkat


"highest" diberikan kepada sekurang-kurangnya 1 dalam dampak
operasionalnya

Peringkat "highest" kepada diberikan sekurang-kurangnya 2 dalam


dampak operasionalnya

Dengan menerapkan kriteria di atas maka didapatkan daftar bisnis proses


kritis sebagaimana Tabel 2.7berikut ini :
Tabel 2.7 Contoh pemilihan proses bisnis kritis (Andalan Nusantara Teknologi
(ANT), 2012)
BusinessFunction

Business Process

Sales

Generate orders
Promote Production
Maintain Catalog
Process Oders
Package Product
Ship Product

Marketing
Customer Service
Shipping

Step 5 : Melakukan Identifikasi MTPD dan melakukan prioritasi proses


kritis
Setelah proses bisnis diidentifikasi langkah selanjutnya adalah menentukan
Maximum Tolerable Downtime (MTD) atau Maximum Tolerable Period of
Distruption (MTPD). Semua partisipan BIA terlibat dalam penentuan nilai
dampak finansial dan operasional diberikan pertanyaan "Berapa lama waktu
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

31

yang dapat ditoleransi oleh proses ini berdasarkan level dampak


finansial dan operasional ?".

Contoh penggunaan nilai dampak finansial dalam identifikasi MTD:


sebuah proses yang memiliki dampak kerugian finansial sebesar $7000
per hari menjadi tidak dapat diterima ketika kerugian finansial melebihi
$21000 dalam 3 hari sehingga MTD dari proses ini adalah 3 hari.

Contoh penggunaan nilai dampak operasional dalam identifikasi MTD:


bisnis proses "Promote Product" memiliki estimasi MTD sebesar 7 hari
berdasarkan BIA. Estimasi ini berdasarkan alasan bahwa gangguan
lebih dari 7 hari akan menyebabkan level kerusakan yang tidak dapat
diterima terhadap kepercayaan investor, daya saing dan pangsa pasar

Setelah MTD ditentukan langkah selanjutnya adalah pemberian prioritas


pemulihan besar MTD. Proses bisnis dengan MTD singkat diberikan prioritas
yang lebih tinggi (kecil) dibandingkan proses dengan MTD yang lebih lama.
Tabel 2.8berikut ini memberikan contoh mengenai pemberian nilai MTD dan
prioritas pemulihan.

Tabel 2.8 Contoh MTD dan Prioritas Pemulihan (Andalan Nusantara Teknologi
(ANT), 2012)
BusinessFunction
Sales

Marketing

Customer Service
Shipping

Business
Process
Generate
orders
Promote
Product
Maintain
Catalog
Process
Oders
Package
Product
Ship Product

MTD

Recovery
Priority

3 days

7 days

5 days

3 days

4 days

4 days

Step 6 : Melakukan identifikasi Sistem IT dan Aplikasi kritis


Sebuah sistem TI dianggap kritis apabila mendukung proses bisnis yang
kritis. Berdasarkan Tabel 2.8beserta bantuan dari departemen TI dan pemilik
proses bisnis dapat dipetakan portofolio aplikasi dan sistem yang mendukung
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

32

suatu proses bisnis. Contoh pemetaan portofolio aplikasi dan sistem dapat
dilihat pada Tabel 2.9 berikut ini :

Tabel 2.9 Contoh Pemetaan Sistem dan Aplikasi TI Kritis(Andalan Nusantara


Teknologi (ANT), 2012)
BusinessFunction

Business
Process

Sales

Generate
orders

Critical IT System and Application


Customer InformationSystem
Order Entry System
EmailSystem

Promote
Product
Marketing
Maintain
Catalog

Customer InformationSystem
EmailSystem
Online CatalogApplication
Order Entry System

Process
Oders

Customer Service

Inventory ManagementSystem
Customer Billing System

Package
Product

Order Entry System


Shipping and Freight ManagementSystem
Shipping and Freight ManagementSystem

Shipping
Ship Product

Inventory ManagementSystem
Order Entry System

Step 7 : Melakukan identifikasi Sumber daya Non-TI Kritis


Sama seperti proses identifikasi aplikasi dan sistem TI kritis pada langkah
sebelumnya, tingkat kekritisan sebuah sumber daya Non-TI bergantung pada
tingkat kekritisan proses bisnis yang didukungnya. Berikut ini adalah contoh
daftar beberapa jenis sumber daya Non-TI :

Fasilitas TI, Fasilitas produksi dan Pabrik

Area kerja kantor

Peralatan produksi dan manufaktur

Bahan mentah

Perabotan kantor

Alat-alat keamanan

Peralatan komunikasi suara

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

33

Peralatan maintenance dan cadangan

Catatan berharga

Fax, printer dan peralatan fotokopi

Alat-alat tulis kantor

Daftar di atas diharapkan akan membantu pemilik proses bisnis untuk


mengidentifikasi sumber daya Non-TI apa yang mereka butuhkan untuk
menjalankan bisnis proses kritis mereka. Contoh output dari langkah ini dapat
dilihat pada Tabel 2.10berikut ini.

Tabel 2.10 Contoh Sumber Daya Non-TI Kritis(Andalan Nusantara Teknologi


(ANT), 2012)

BusinessFunction

Critical Non-IT Resources

Business
Process
Resource Type

Resource Detail

Machinery/Equipment
Raw material

Horizontal case packer


Box
Sealing material
- Hot glue
- Tape

Shipping

Package
Product
Tools

Forklift

Furniture
Safety equipment

Desk & Chair for supervisor


Hard safety hats

Voice communication
equipment

safety gloves
3 phone with voice mail, call waiting,
call forwarding options

Step 8 : Menentukan RTO


Seperti telah dijelaskan pada subbab 2.1.4.3 sebelumnya RTO adalah waktu
yang tersedia untuk memulihkan sistem dan sumber daya yang terganggu,
maka secara definisi RTO harus lebih kecil dari MTD (didapatkan pada step
5). Selain RTO, MTD juga terdiri dari WRT. WRT adalah langkah-langkah
tambahan yang perlu dilakukan supaya bisnis dapat berjalan kembali setelah
sistem (perangkat lunak,perangkat keras dan konfigurasi) dikembalikan
(restore).
MTD = RTO + WRT
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

34

Informasi yang didapatkan dari langkah 5,6,dan 7 dipergunakan untuk


menentukan RTO untuk setiap sumber daya TI maupun Non-TI. Contoh
mengenai tabel RTO dan WRT dapat dilihat pada Tabel 2.11di bawah ini.
Tabel 2.11 Contoh WRT RTO untuk sistem TI yang mendukung proses
Generate order (Andalan Nusantara Teknologi (ANT), 2012)
Critical
BusinessFunction
Sales

Critical
Business
Process
Generate
orders

Critical IT
Systems and
Applications
Customer
InformationSystem
Order Entry
System
EmailApplication
EDI Systems

RTO

WRT

2.5 days

0.5 days

1 days

2 days

2.5 days
2 days

0.5 days
1 days

Sebagai contoh untuk aset kritis TI Customer InformationSystem yang


memiliki MTD sebesar 3 hari maka aset TI tersebut harus dipulihkan lebih
cepat dari 3 hari untuk dapat mengakomodasi RTO dan WRT. Bergantung
kebutuhan yang ada dilapangan, besarnya RTO dapat lebih besar dari WRT
dapat pula lebih kecil.
Step 9 : Menentukan RPO
RPO menggambarkan toleransi terhadap kehilangan data sebagai akibat dari
adanya gangguan. RPO diukur dalam skala waktu sejak waktu terakhir data
dilakukan backup dan waktu gangguan.
Sebagai contoh sebuah perusahaan Listrik

yang memiliki aplikasi kritis

untuk melakukan tracking data konsumsi Listrik konsumennya menetapkan


RPO sebesar 48 jam dengan backup data yang berlangsung setiap 48 jam
sekali. RPO sebesar 48 jam didapatkan dari besar kapasitas perangkat
metering Record genggam yang dimiliki oleh pegawai keliling mampu untuk
menampung data sampai dengan 48 jam. Pada saat terjadinya gangguan data
terjadi gangguan data dapat dipulihkan backup ke 48 jam yang lalu kemudian
data terkini diinput kembali dari perangkat metering Recorder genggam.
Dalam proses BIA ini RPO ditentukan untuk setiap aplikasi dengan
menanyakan Berapa toleransi (dalam ukuran waktu) kehilangan data yang

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

35

mungkin terjadi diantara 2 periode backup ? respon dari pertanyaan ini


mengindikasikan nilai RPO.

Step 10 : Mengidentifikasi work-around procedures


Work-around procedures memungkinkan proses bisnis untuk tetap berjalan
ketika sumber daya TI maupun non TI tidak tersedia dengan menjalankan
metode alternatif. Metode alternatif ini seringkali melibatkan proses manual,
cenderung

sementara,

kurang

efisien

atau

seringkali

lebih

mahal

dibandingkan dengan prosedur normal. Langkah ini mengidentifikasikan


work-around procedures untuk bisnis proses yang telah terpilih pada step 4
sebelumnya dengan menanyakan pertanyaan sebagai berikut ini :

Adakah work-around procedures yang telah terdokumentasi dengan


baik untuk proses anda ?

Identifikasi semua pekerjaan yang tidak tercakup oleh work-around


procedures ini.

Tabel 2.12berikut ini menggambarkan contoh work-around procedures untuk


proses bisnis generate order

Tabel 2.12 Contohwork-around procedures untuk proses bisnis Generate


orders(Andalan Nusantara Teknologi (ANT), 2012)
Critical
BusinessFunction
Sales

Critical
Business
Process
Generate
orders

Critical IT
System and
Applications
Order
Entry
System

Work-around procedures

Manually track customer order using


customer
Informationon
Microfiche
Records. Manually process order with the
exception of financial credit approval.
Financial credit approval through the once
the system is recoverd and the external
credit check link is establish.

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

36

2.1.5. BusinessContinuityStrategy (BCS)


Langkah ini berada di bab 7.2 dalam BS25999-1:2006. Tujuan dari
langkah ini adalah untuk mengembangkan sebuah strategi BC yang dapat
menunjang kebutuhan pemulihan yang telah diidentifikasi pada tahap BIA. BCS
terdiri dari sekumpulan pilihan pemulihan yang dapat digunakan sebagai alternatif
pada saat sumber daya kritis tidak tersedia(Andalan Nusantara Teknologi (ANT),
2012). ANT mengelompokkan area BCS menjadi beberapa areadiantaranya
(Andalan Nusantara Teknologi (ANT), 2012):

Tempat kerja

Infrastruktur dan sistem TI

Manufaktur dan Produksi

Data dan Record penting lainnya.

2.1.5.1 Kerangka Kerja BusinessContinuityStrategy (BCS)


Kerangka kerja yang pengembangan BusinessContinuityStrategy(BCS)
terdiri dari 4 fase yaitu :

Fase A : Identifikasi Kebutuhan Pemulihan

Fase B : Identifikasi Pilihan Pemulihan

Fase C : Penilaian Ketersediaan Waktu

Fase D : Penilaian Kemampuan-Biaya

Gambar 2.9 di bawah ini menggambarkan kerangka kerja pengembangan BCS.

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

37

Gambar 2.9 Kerangka Kerja Pengembangan Kebutuhan Pemulihan(Andalan


Nusantara Teknologi (ANT), 2012)

Masing-masing langkah dalam kerangka kebutuhan pemulihan di atas dapat


dijelaskan per-fase sebagai berikut :
A. Identifikasi Kebutuhan Pemulihan
Fase ini terdiri dari 5 langkah, langkah 1 diturunkan langsung dari BIA
namun langkah ini juga bisa menghasilkan kebutuhan pemulihan tambahan
misalnya : sumber daya yang dibutuhkan di CrisisManagement Center.
Langkah

2-5

mengelompokkan

kebutuhan

pemulihan

yang

sudah

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

38

diidentifikasi pada langkah 1 ke dalam beberapa area BCS pada pembahasan


sebelumnya. Contohnya adalah sebagai berikut ini :

Fase A :Langkah 2
Area : Tempat Kerja
Kategori kebutuhan pemulihan :
a) Tempat kerja alternatif, untuk staf dapat berkerja
b) CrisisManagement CenterCrisisManagement Center, untuk
tim CrisisManagement dapat melakukan usaha pemulihan

Fase A :Langkah 3
Area : Infrastruktur dan sistem TI
Kategori kebutuhan pemulihan :
a) Infrastruktur dan sistem TI kritis
b) Fasilitas pemulihan TI alternatif

Fase A :Langkah 4
Area : Manufaktur dan Produksi
Kategori kebutuhan pemulihan :
a) Sumber daya dan peralatan kritis
b) Produk kritis
c) Fasilitas manufaktur dan produksi alternatif

Langkah 5
Area : Data dan Record penting lainnya
Kategori kebutuhan pemulihan :
a) Data-data

kritis

dan

fasilitas

penyimpanan

di

luar

perusahaan.
b) Catatan/Record dan fasilitas penyimpanan Record di luar
perusahaan.
B. Identifikasi Pilihan Pemulihan
Tujuan dari fase ini adalah untuk mengidentifikasi pilihan pemulihan yang
tersedia yang telah dihasilkan pada fase A. Contoh dapat dilihat di bawah
ini:

Fase B :Langkah 1
Area : Tempat Kerja
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

39

Kategori kebutuhan pemulihan :


a) Tempat kerja alternatif, untuk staf dapat berkerja
b) CrisisManagement Center, untuk tim CrisisManagement
dapat melakukan usaha pemulihan
Opsi Pemulihan :
Opsi pemulihan dapat dilihat pada Tabel 2.13 berikut ini :
Tabel 2.13Contoh Opsi pemulihan : Alternatif area kerja dan CrisisManagement
Center(Andalan Nusantara Teknologi (ANT), 2012)
Recovery
Option
Category
Komersial

Recovery Options
MobileSite

Hotel meeting room


Tempat tetap

Dimiliki
Oleh
Perusahaan
Dimiliki
oleh staf

Pada

Tempat alternatif
yang dimiliki oleh
perusahaan atau
kantor cabang
Home Office

Option Description
Mobilesiteadalah sebuah lokasi alternatif
dalam sebuah kendaraan yang dapat
dikirim ke tempat yang ditentukan.
Biasanya sudah tersedia meja, kursi,
perangkat keras, perangkat lunak, dan
peralatan telekomunikasi data dan suara
(tidak applicable di Indonesia)
Fasilitas hotel
Fasilitas alternatif di sebuah tempat
tetap yang ditawarkan oleh vendor
sebagai sebuah layanan. Biasanya sudah
memiliki peralatan kantor, jaringan
komunikasi dsb
Fasilitas alternatif di sebuah tempat
tetap yang dimiliki oleh perusahaan.

Sebagian staf menggunakan rumah


sebagai kantor

contoh di atas kategori opsi pemulihan (Recovery Option

CategoryRecovery Option Category) terdiri dari 3 kategori, komersial,


dimiliki perusahaan maupun dimiliki oleh staf namun pilihan tersebut tidak
mutlak namun dapat disesuaikan dengan kondisi setempat. Sebagai contoh
mobilesite sangat populer di Amerika namun tidak begitu populer di
Indonesia.

Fase B : Langkah 2
Area : Infrastruktur dan sistem TI
Kategori kebutuhan pemulihan :
a) Infrastruktur dan sistem TI kritis

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

40

b) Fasilitas pemulihan TI alternatif


Opsi Pemulihan :
Opsi pemulihan dapat dilihat pada Tabel 2.14berikut ini :
Tabel 2.14 Contoh Opsi pemulihan : Sistem dan Infrastruktur TI Kritis(Andalan
Nusantara Teknologi (ANT), 2012)
Recovery
Option
Category
Cara
Perolehan

Recovery Options
Sudah disiapkan
sebelumnya
(Pre-establish)
Diatur sebelumnya
(Pre-arranged)

Diperoleh saat
dibutuhkan saja
(acquire as needed)

Option Description
Sistem diperoleh dan diinstall setelah
terjadinya gangguan dan hanya
dipergunakan untuk keperluan
pemulihan saja
Membuat perjanjian dengan vendor
yang menjamin ketersediaan sistem pada
jangka waktu yang telah disetujui
bersama pada saat terjadinya gangguan
Sistem yang dibutuhkan dibeli dari
supplier pada saat dibutuhkan

Fase B : Langkah 3
Area : Manufaktur dan Produksi
Kategori kebutuhan pemulihan :
a) Sumber daya dan peralatan kritis
b) Produk kritis
c) Fasilitas manufaktur dan produksi alternatif
Opsi Pemulihan :
Opsi pemulihan untuk sumber daya dan peralatan kritis dapat dilihat
pada Tabel 2.15berikut ini :

Tabel 2.15 Contoh Opsi Pemulihan : Sumber daya dan Peralatan kritis(Andalan
Nusantara Teknologi (ANT), 2012)
Recovery
Option
Category
Aquire as
needed

Recovery Options
Acquire equipment
Acquire parts

Option Description
peralatan manufaktur diperoleh pada
saat dibutuhkan setelah bencana terjadi
Parts manufaktur diperoleh pada saat
dibutuhkan setelah bencana terjadi

Fase B : Langkah 4

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

41

Area : Data dan Record penting lainnya


Kategori kebutuhan pemulihan :
a) Data-data

kritis

dan

fasilitas

penyimpanan

di

luar

perusahaan.
b) Catatan/Record dan fasilitas penyimpanan Record di luar
perusahaan.
Opsi Pemulihan :Contoh opsi pemulihan untuk sumber daya dan
peralatan kritis dapat dilihat pada Tabel 2.16berikut ini :

Tabel 2.16 Contoh Opsi Pemulihan : Data kritis dan fasilitas penyimpanan data di
luar kantor(Andalan Nusantara Teknologi (ANT), 2012)

Recovery
Option
Category
Data
Backup
frequency

Backup
Type

Backup
Method

Recovery Options

Option Description

Continous

Data di-backup ke sebuah ruang


penyimpanan di luar kantor secara terus
menerus menggunakan replikasi data
secara real time

Daily
Weekly
Monthly
Full
Incremental

Data di-backup setiap hari


Data di-backup setiap minggu
Data di-backup setiap bulan
Backup dilakukan untuk semua file
Backup dilakukan untuk file yang
berubah atau baru dibuat saja sejak
waktu full backup atau incremental
backup yang terakhir

Differential

Backup dilakukan untuk file yang


berubah atau baru dibuat saja sejak
waktu full backup yang terakhir

Remote Mirroring

Data dicerminkan/mirror ke lokasi


alternatif untuk menyediakan
continousavailbility menggunakan
teknologi seperti transAction router
maupun faulttolerantredudantsystem
lainnya

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

42

Tabel 2.16 Contoh Opsi Pemulihan : Data kritis dan fasilitas penyimpanan data di
luar kantor (lanjutan)
Recovery
Option
Category

Backup
Method

Recovery Options
Wide Area High
Availbility
Clustering

Menggunakan SW maupun HW yang


sudah di tata sedemikian rupa sehingga
dapat secara otomatis dikonfigurasi
untuk menggantikan mesin yang rusak

SAN

Sebuah peralatan jaringan dengan


perForma tinggi yang memungkinkan
komputer dengan OS yang berbeda
untuk berkomunikasi dengan satu alat

Storage
Virtualization

Mengkombinasikan beberapa perangkat


penyimpanan ke dalam sebuah peralatan
penyimpanan logicalyang dapat diatur
secara tersentralisasi

Disk Mirroring

Sebuah teknik dimana dua buah hardisk


ditulis bersamaan secara sinkron
Perubahan pada perangkat penyimpanan
utama secara terus menerus di simpan
dalam sebuah catatan (log) yang
nantinya diaplikasikan ke perangkat
penyimpanan cadangan secara a-sinkron

Disk Shadowing

Application or Utility
based data
replication

Sebuah aplikasi mengirimkan data pada


Server utama ke Server kedua yang
berada di luar kantor

Electronic Vaulting

Backup dibuat secara otomatis melalui


penyedia layanan vaulting elektronis
Catatan transaksi (transAction logs)
atau journal dikirim ke fasilitas
pemulihan alternatif

Remote Journaling

Tape Backup
Off-Site
Storage
Fascility

Option Description

Commercial data
storage facility
Company owned
remote data storage
facility

Backup tradisional dengan


menggunakan media tape
Situs penyimpanan jarak jauh yang
disediakan oleh vendor komersial untuk
menyimpan data dalam media backup
Situs penyimpanan jarak jauh yang
dimiliki perusahaan untuk menyimpan
data dalam media backup

Fase C dan D (Penilaian Ketersediaan Waktu dan Penilaian Kemampuan-Biaya)


tidak dibahas karna merupakan fase assement yang berada di luar ruang lingkup
karya akhir ini.
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

43

2.1.5.2 Pertimbangan umum dalam pemilihan strategi pemulihan


Kunci dari sebuah BCS yang sukses adalah melakukan pemilihan strategi
berdasarkan pertimbangan karakteristik dan kemampuan dari masing-masing opsi.
Sebagai contoh opsi hot-site memerlukan pertimbangan yang hati-hati terhadap
faktor-faktor sebagai berikut :

Jarak antara situs pemulihan dan situs utama, untuk memastikan bahwa situs
pemulihan tidak terkena dampak bencana.

Tingkat dukungan teknis tersedia saat pemulihan

Waktu respon untuk menyiapkan hot site ketika bencana dideklarasikan.

Dsb.
Pertimbangan-pertimbangan tersebut bergantung dari karakteristik dan

kebutuhan masing-masing organisasi.


2.1.6. MitigationStrategy
Strategi Mitigasi Risiko adalah sebuah langkah yang diambil untuk
mengurangi risiko yang mungkin terjadi(Snedaker, 2007). Tipe Strategi Mitigasi
dapat dibagi menjadi 4 yaitu:

Risk acceptence
Sebuah perusahaan menerima kemungkinan konsekuensi dari risiko yang
mungkin terjadi namun perusahaan tersebut tidak melakukan apa-apa untuk
menghindari, mengurangi atau mentransfer risiko tersebut. Acceptance ini
memiliki biaya yang sangat rendah (bisa juga zero cost) terhadap manajemen
risiko namun berpotensi memiliki biaya yang sangat tinggi setelah bencana.
Kecuali untuk risiko-risiko pada proses bisnis yang sama sekali tidak kritis.

Risk avoidance
Merupakan strategi mitigasi risiko dimana risiko tersebut dihindari sama
sekali. Hal ini bisa termasuk menghentikan sistem yang kritis dan
memindahkan sistem tersebut pada saat sebelum terjadinya bencana. Strategi
mitigasi ini memberikan risiko minimal (zero risk) namun seringkali
memiliki biaya yang besar berasosiasi dengan strategi mitigasi ini. Karena itu

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

44

biaya menangani risiko ini sangat tinggi namun biaya pemulihan yang sangat
rendah.
Risk limitation/Controls

Strategi ini berada di antara acceptance dengan avoidance. Strategi mitigasi


ini muncul karena sebagian perusahaan menganggap strategi mitigasi
acceptence ataupun avoidance secara menyeluruh membutuhkan terlalu
banyak

biaya

pada

kedua

sisi

bencana.

Langkah-langkah

seperti

pembangunan off-sitebackup dapat sangat mengurangi risiko sebuah


organisasi tanpa menjadi terlalu mahal dalam fase implementasi dan
pemulihan
Risk Transfer

Strategi mitigasi ini melibatkan pihak ketiga untuk mentransfer risiko. Contoh
paling umum adalah pembelian asuransi.
Lebih lanjut mengenai strategi mitigasi ini dapat dilihat pada Gambar 2.14 pada
subbab GPG 2008.
Sebuah risiko bisa dikurangi, hindari, terima maupun ditransfer kepada pihak
ketiga.

Tiap

strategi

memiliki

harganya

masing-masing.

Kunci

dari

riskmitigationstrategy di sini adalah cost efektif. Sebagai contoh orang cenderung


untuk membangun sebuah gedung dengan sistem pemadam kebakaran
dibandingkan dengan membangun sebuah gedung yang semua materialnya terbuat
dari bahan yang tahan api.
2.1.7. Element Dokumen BCP berdasarkan BS 25999-1:2006
Berdasarkan

BS

25999-1:2006

BusinessContinuityPlan(BCP)

maupun

BusinessResumptionPlan (BRP) setidaknya harus memuat elemen sebagai berikut


ini (BSI - British Standard, 2006):

Tujuan dan Ruang lingkup (mengacu pada bab 8.3.2 dalam BS 25999-1)

Peran dan Tanggungjawab (mengacu pada bab 8.3.3 dalam BS 25999-1

Aktivasi Rencana (mengacu pada bab 8.3.4 dalam BS 25999-1)

Pemilik dan Pemelihara dokumen (mengacu pada bab 8.3.5 dalam BS


25999-1)

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

45

Detail Contact (mengacu pada bab 8.3.6 dalam BS 25999-1)

Selain element-element di atas BCP juga harus memuat element-element berikut


ini:

Action Plan/TaskList (mengacu pada bab 8.7.2 dalam BS 25999-1)

Kebutuhan sumber daya (mengacu pada bab 8.7.3 dalam BS 25999-1)

Orang yang bertanggung jawab terhadap rencana atau Responsible


Person(s) (mengacu pada bab 8.7.4 dalam BS 25999-1)

Form dan Lampiran (mengacu pada bab 8.7.5 dalam BS 25999-1)

2.1.7.1 Tujuan dan Ruang lingkup


Isi dari element BCP ini menjelaskan tujuan dari program BCP untuk
PT.ABC.

Sementara

ruang

lingkup

diturunkan

langsung

dari

proses

pengembangan dokumen Kebijakan BusinessContinuity pada proses sebelumnya


namun dapat memuat ruang lingkup tambahan seperti :

Asumsi lama maksimum yang digunakan untuk melakukan opsi pemulihan.

Tipe event yang dapat memicu rencana, seperti antara lain : kerusakan
layanan kritis, kerusakan hardisk, kerusakan pada gedung kantor dsb.

Area yang tidak tercakup dalam rencana.

2.1.7.2 Peran dan Tanggungjawab


Isi dari Element BCP ini mendefinisikan BusinessContinuityTeam beserta
Peran dan Tanggung jawabnya. Ukuran dan jumlah tim bergantung pada besarnya
organisasi. Anggota tim dipilih berdasarkan pengetahuan dan pengalaman mereka
terhadap aktivitas, prosedur dan tugas yang ditugaskan kepada mereka. Berikut ini
adalah tipikal tim yang ada dalam BCP beserta tanggung jawabnya.
A. CrisisManagement group
CrisisManagement group terdiri dari

CrisisManagementTeam (CMT),
CMT mengelola dan mengatur eksekusi BCP. Selama masa krisis
CMT

akan

menggunakan

CrisisManagement

Center

untuk

melakukan operasinya. Penting sebuah CMT untuk memiliki

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

46

setidak-tidaknya satu senior manager sebagai pemimpin, dan


bertanggung jawab terhadap seluruh tindakannya. Anggota lainnya
dari tim ini adalah BusinessContinuityCoordinator (BCC), kepala
damageAssessmentTeam

(DAT),

notificationTeam

(NT),

emergencyresponseTeam, Crisis communication Team (CTT),


resourceprocurement

and

logisticTeam

(RPLT)

dan

kepala

RiskAssessment Manager (RAM). Anggota tim ini nantinya akan


memberikan informasi mengenai aktivitas tim mereka kepada CMT.
Jika dibutuhkan CMT bisa menyertakan anggota Businessfunction
yang relevan lainnya seperti TI, finance, legal. Struktur organisasi
CMT beserta hubungannya dengan tim lainnya dapat dilihat pada

Gambar 2.10CrisisManagementTeam(Andalan Nusantara Teknologi (ANT),


2012)

BusinessContinuityCoordinator (BCC),
BCC memegang tanggung jawab secara keseluruhan terhadap
pelaksanaan fase eksekusi : Fase 1 : Notifikasi dan Respon awal,
Fase 2 : Penilaian Masalah dan Eskalasi, Fase 3 : Deklarasi Bencana,
Fase 4 : Implementasi rencana logistik, Fase 5 : Pemulihan dan
Melanjutkan bisnis seperti biasa. BCC menjadi penghubung antara
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

47

CMT dengan tim lainnya dan juga bertanggung jawab untuk


pengembangan, testing dan maintenance BCP di PT.ABC.

DamageAssessmentTeam (DAT),
DAT dimobilisasi segera setelah terjadinya gangguan. Tim ini
bertanggung jawab melakukan penilaian terhadap dampak kerugian
dan untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan.

NotificationTeam (NT),
NT bertanggung jawab untuk memberitahu BusinessContinuityTeam
dan personel yang diperlukan untuk mengeksekusi rencana dan
prosedur pemulihan. Salah satu metode notifikasi adalah calltree
dijelaskan pada subbab 3.3.4.5 berikutnya.

EmergencyResponseTeam (ERT),
ERT bertanggung jawab untuk melindungi nyawa, property dan
lingkungan segera setelah terjadinya gangguan. ERT memfasilitasi
evakuasi personel, operasi penyelamatan darurat, bantuan medis dan
lokalisasi(containment)

insiden.

ERT

berkoordinasi

dengan

departement kebakaran, kepolisian dan rumah sakit terdekat untuk


menstabilkan situasi.

Crisis Commmunication Team (CCT),


CCT bertanggung jawab untuk menyediakan informasi yang cepat,
akturat dan konsisten kepada para stakeholder PT.ABC (staf,
manajemen, partner bisnis eksternal, pelanggan, public dsb).

ResourceProcurement and LogisticTeam (RPLT),


RPLT bertanggung jawab untuk memastikan sumber daya dan
peralatan yang dibutuhkan didapatkan tepat waktu. Tim ini juga
bertanggung jawab untuk memobilisasi orang-orang, sumber daya,
peralatan dan perlengkapan ke fasilitas pemulihan.

RiskAssessment Manager (RAM)


Peran RAM adalah untuk melakukan penilaian dan kontrol terhadap
risiko yang berasosiasi dengan gangguan dan eksekusi BCP.
Penilaian meliputi risiko yang berkaitan dengan keamanan, asuransi,
legal obligasi dan keselamatan.
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

48

B. BusinessResumption Group
Grup BusinessResumption terdiri dari User ManagementTeam (UMT) dan
Business Unit Team (BUT)

User ManagementTeam (UMT)


Peranan UMT adalah untuk melakukan penilaian secara menyeluruh
terhadap kebutuhan mendadak dari masing-masing staf masingmasing unit bisnis PT.ABC. UMT terdiri dari masing-masing
pimpinan dari Business unit Team (BUT)

Business Unit Team (BUT)


BUT merepresentasikan masing-masing fungsi bisnis. Anggota BUT
adalah key staf dari sistem dan sumber daya kritis. Tugas dari BUT
adalah untuk melakukan penilaian kebutuhan unit saat ini dan
membantu IT RecoveryTeam untuk memulihkan data dan sumber
daya, memasukkan kembali data yang tersimpan dan untuk
memvalidasi sukses tidaknya pemulihan.

C. Technical and Operational Recovery Group


Technical dan Operational Recovery Group terdiri dari Tim pemulihan
sumber daya TI dan Non-TI sebagaimana berikut

IT Technical RecoveryTeam (ITTRT)


ITTRT terdiri dari beberapa anggota yang fokus terhadap pemulihan
area teknis tertentu misalnya : OperationSystem PlatFormTeam,
Networking and Telecommunications Teams, Database SystemTeam,
Applications Team, SystemBackup Team, Security Control Team,
Integration and Testing Team.

Manufacturing and Production Technical RecoveryTeam


Tim ini bertanggung jawab menyelamatkan dan memulihkan alatalat dan sumber daya produksi. Contoh anggota dari tim ini adalah :
Tim penyelamatan dan pemulihan alat produksi, Tim perbaikan dan
pemulihan peralatan, Tim Testing, Tim kontrol keamanan, elektrik,
teknisi peralatan, montir.
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

49

Safety and Hazardous Material Handling Team


Tim ini membantu tugas-tugas pemulihan baik di fasilitas alternatif
maupun pada saat perbaikian di tempat yang lama. Tergantung dari
tipe bahaya yang dihadapi tim ini dapat menyertakan anggota dari
tim safety (PT.ABC memiliki divisi safety khusus untuk konstruksi
proyek yang dapat

dipertimbangkan) dan ahli bahan-bahan

berbahaya, mikrobiologi dll.

Vital Record Salvage and Restoration Team


Tujuan dari tim ini adalah untuk menyelamatkan catatan-catatan
(Records) dengan segera dan berhati-hati untuk menghindari
kerugian yang lebih banyak, dan melakukan prosedur khusus yang
dapat memulihkan Record tersebut ke kondisi semula.

Data and Critical RecordBackup Retrieval Team


Tim ini bertanggung jawab untuk mengambil (retrieve) salinan dari
sistem operasi, aplikasi, data, catatan penting, manual, dokumen
maupun sumber daya lainnya yang berguna dalam proses pemulihan
dari lokasi backup. Tim ini juga bertanggung jawab terhadap
keamanan dari media backup. Penting untuk dipertimbangkan bahwa
setidak-tidaknya satu orang anggota tim ini adalah anggota dari
departemen manajemen dokumen.

Administration Support Coordination Team


Peran dari tim ini adalah untuk mengkoordinasi proses pemulihan
dengan fasilitas pemulihan alternatif, fasilitas penyimpanan off-site,
dan vendorhardware/software. Tim ini juga bertanggung jawab
terhadap makanan, minuman, pengurusan perjalanan beserta
akomodasi juga melakukan pencatatan pengeluaran.

Restoration Team
Tim ini bertugas untuk memfasilitasi transisi dari fasilitas alternatif
kembali ke fasilitas lama organsasi atau ke fasilitas baru.

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

50

2.1.7.3 Aktivasi Rencana/Deklarasi Bencana


Keputusan untuk mendeklarasikan keadaan bencana berdasarkan pada review
terhadap dokumen laporan permasalahan yang dihasilkan oleh penilaian masalah
da n fa se esk ala si. Fa se-fa se dala m ek seku si renca na BC terdiri dari:

Fase 1 : Notifikasi dan Respon awal


fase ini dimulai segera setelah terjadinya gangguan. Contoh aktivitas highlevel untuk fase ini antara lain : Menerima peringatan mengenai gangguan
dari

personel

yang

ada

di

lapangan,

otoritas

keamanan,

emergencyresponseTeam atau senior manajemen. Membunyikan alarm


kebakaran dan memperingatkan otoritas keamanan (jika diperlukan) dsb.

Fase 2 : Penilaian Masalah dan Eskalasi


Tujuan dari fase ini ada 2, tujuan yang pertama melakukan penilaian
mengenai sejauh mana masalah pada fase sebelumnya (berapa nilai
kerusakannya). Tujuan yang kedua adalah menentukan perlu tidaknya
eskalasi masalah ke fase selanjutnya.

Fase 3 : Deklarasi Bencana


Keputusan untuk mendeklarasikan sebuah bencana ada di fase ini
berdasarkan penilaian masalah dan eskalasi pada fase sebelumnya.

Fase 4 : Implementasi rencana logistik


Fase ini fokus pada tugas-tugas logistik dalam mempersiapkan lingkungan
pemulihan, dan memobilisasi tim BusinessContinuity dan sumber daya
untuk pemulihan dan fase melanjutkan kembali proses bisnis.

Fase 5 : Pemulihan dan Melanjutkan bisnis seperti biasa


Fase ini menangani perencanaan aktivitas pada fasilitas-fasilitas berikut
ini:
a) Lokasi asli yang rusak
b) Fasilitas pemulihan TI alternatif
c) Area kerja alternatif
d) Fasilitas produksi dan manufaktur (dalam kasus PT.ABC fasilitas
warehouse dan logistik) alternatif
e) CrisisManagement Center.

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

51

2.1.7.4 Pemilik dan pemelihara dokumen


Organisasi harus menominasikan pemilik utama dari rencana dan
mendokumentasikan siapa yang bertanggung jawab untuk mereview, merubah dan
memperbarui rencana secara rutin.
2.1.7.5 Detail contact
Sebuah dokumen BCP harus memuat atau menyediakan acuan untuk detail
semua contact yang penting bagi semua stakeholder utama.
2.1.7.6 Rencana Aksi/daftar tugas
Berdasarkan bab 8.7.2 dalam BS 25999-1 sebuah rencana aksi harus
memuat checklist tindakan dan tugas dari yang terstuktur terurut berdasarkan
prioritas.
2.1.7.7 Kebutuhan sumber daya
Sumber daya yang dibutuhkan untuk BusinessContinuity dan
BusinessRecovery harus diidentifikasi pada berbagai situasi. Identifikasi
sumber daya ini dapat meliputi
a) Orang
b) Tempat
c) Teknologi (temasuk komunikasi)
d) Informasi
e) Perlengkapan kantor
2.1.7.8 Orang-orang yang Bertanggung jawab
Elemen ini tidak akan dijelaskan lagi karena beroverlap dengan element
3.3.4.2 (Peran dan Tanggung jawab) sebelumnya.
2.1.7.9 Form dan Lampiran (Mengacu pada bab 8.7.5 dalam BS 25999-1)
Ketika memungkinkan BCP harus berisi detail contact yang up-to-date
berisi data agensi internal maupun eksternal yang relevan, organisasi dan
penyedia layanan yang mungkin diperlukan bagi organsiasi.

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

52

BCP juga sebaiknya menyertakan catatan insiden (incident log) atau


Formulir untuk mencatat informasi penting terutama untuk proses
pengambilan keputusan.
2.1.8. Kebutuhan akan BusinessContinuityPlan
Mengapa sebuah BCP dan DRP dibutuhkan oleh perusahaan? Level
kebutuhan dan kepentingan akan berbeda-beda tergantung dari jenis usahanya.
Bagi beberapa organisasi kebutuhan akan BCP dan DRP terlihat jelas, terutama
organisasi-organisasi yang sangat bergantung pada TI untuk menjalankan proses
bisnisnya seperti BANK dan beberapa perusahaan penyedia layanan TI.
Organisasi-organisasi ini akan mensyaratkan continous availability yang
merupakan subset dari BCP yang juga dikenal sebagai zero-downtime.Hal ini
karena cost dari ketika sebuah sistem tidak berjalan (down)sesaat saja akan jauh
lebih besar daripada biaya investasi perancangan sebuah BCP. Sementara bagi
organisasi lain memiliki toleransi yang lebih besar, misalnya sebuah retailer brick
and mortar tidak begitu merasakan kerugian jika sistemnya downdi luar jam
kerjanya. Signifikansi dari sebuah BCP dan DRP dalam sebuah organisasi secara
garis besar bergantung dari besarnya ketergantungan suatu organisasi kepada
komunikasi data(Wiboonrat, 2008)
Sedangkan Dr Nasser Modiri, Ghorbani, Saeed dan Ali Rostami(2010)
menekankan pentingnya sebuah BCP dan DRP dilihat dari sisi kompetitif. Tingkat
kompentensi sebuah organisasi dapat dilihat oleh seorang konsumen, bagaimana
sebuah organisasi bereaksi ketika sebuah bencana terjadi, para konsumen
mengharapkan informasi mereka tetap aman meskipun suatu kejadian luar biasa
terjadi dan mereka mengharapkan pemulihan yang secepat mungkin. Kemampuan
ini dikenal dengan istilah Maximum Tolerable Period of Disruption (MTPD) yaitu
waktu

downtime

maksimum

yang

dapat

diterima

untuk

menjamin

keberlangsungan sebuah organisasi. MTPD ini berbeda-beda untuk setiap jenis


bisnis. MTPD dimulai pada saat sebuah bencana terjadi dan ditentukan oleh
berapa lama waktu yang dibutuhkan aktivitas kritis dalam valuechain untuk dapat
bekerja kembali sehingga sebuah organisasi dapat bertahan. Selang waktu ini
(Tmax =

t0 t3) merupakan batasan mutlak untuk sebuah organisasi. Jika


Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

53

batasan ini terlampaui maka organisasi tersebut akan mengalami kerugian besar
dan mungkin tidak bertahan. (curva 2 padaGambar 2.11 di bawah ini)(Modiri &
Ghorbani, 2010)

Gambar 2.11Ilustrasi tentang berbagai aspek bencana (t0) dan reaksinya (t1, ... ,
t4)(Modiri & Ghorbani, 2010)
Susan

Snedaker

(2007)

mengemukakan

hubungan

antara

biaya

perencanaan sebuah BCP/DRP dengan biaya yang harus ditanggung dari sebuah
kegagalan bisnis akibat bencana. Dari penelitian yang dilakukan oleh Cummings,
Haag & McCubbrey pada tahun 2005 terhadap perusahaan yang mengalami
kehilangan data skala besar tanpa memiliki BCP/DRP didapatkan data sebagai
berikut : 43% dari perusahaan itu tidak pernah dibuka kembali, 51% dari
perusahaan tersebut ditutup dalam jangka waktu 2 tahun dan hanya 6% dari
perusahaan tersebut yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.
2.2

Perbandingan Standar dan Panduan Pembuatan BCP


EURACOM

(European

RiskAssesment

and

Contigency

Planning

Methodologies for Interconnected Energy Network) sebuah badan yang dibentuk


untuk proyek interkoneksi energi di Eropa dalam dokumentasi proyek
implementasi BCP untuk yang mereka lakukan telah melakukan perbandingan
antara kriteria standar BCP diantaranya(EURACOM, 2007) :

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

54

Apakah standar tersebut menyediakan panduan untuk mengimplementasi


BCP

Apakah standar tersebut melakukan pendekatan secara menyeluruh


(hoListik)

Apakah standar tersebut mendukung sektor energi

Kerangka kerja apa yang digunakan

Apakah standar tersebut mendukung manajemen program BCP (tanggung


jawab, dokumentasi, strategi dan kebijakan, regulasi)

Apakah standar tersebut melakukan analisis organisasi (BIA, analisis


kritis, kebutuhan Continuity, risiko dan kerawanan, pilihan)

Cakupan komponen BCP (people, infrastruktur, informasi, ketergantungan


dengan pihak luar, lingkungan, Continuity)

Cakupan implementasi pengembangan dan respon (pencegahan bencana,


kesiapan keadaan darurat, BusinessContinuity, manajemen respon,
pemulihan)
Manajemen Proses (asesment perForma, pelatihan, maintenance dan

review, continous improvement)

Persiapan organisasi dan budaya (komunikasi dan training)

2.2.1. ISO/PAS 22399:2007


Standar ISO ini dipublikasikan pada tahun 2007 dan dipahami sebagai
sebuah panduan untuk membangun sebuah proses, prinsip dan terminologi untuk
sebuah

Incident

Preparedness

and

Operational

ContinuityManagement

(IPOCM)yang dapat diaplikasikan kepada semua jenis organisasi baik pemerintah,


swasta maupun organisasi-organisasi non profit lainnya. Standar ini memahami
IPOCM sebagai sebuah proses Management yang menyeluruh (hoListic), panduan
ini mencakup seluruh fase dasar dari persiapan/pencegahan, respon darurat dan
BusinessContinuity untuk pemulihan bencana, kecuali untuk kegiatan tanggap
darurat tertentu seperti bantuan bencana dan pemulihan sosial infrastruktur.

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

55

Kelebihan :

Standar ini kompatibel dengan hampir semua kriteria yang

ditetapkan dan termasuk lampiran inFormatif untuk panduan tambahan. Insiden


pencegahan dan mitigasi terutama ditangani.
Potensi kelemahan : dibandingkan dengan standar dan panduan yang lain
beberapa elemen seperti risk assesment dan analisis kerawanan belum
terdeskripsikan dengan detail. Penerapan standar dapat terhambat oleh kenyataan
bahwa deskripsi tekstual tidak dilengkapi dengan spesifikasi yang terdaftar yang
dapat berfungsi sebagai check-List atau setara.
2.2.2. CMMI for Services
CMMI (Capability Maturity Model Integration) dan disediakan oleh
SoftwareEngineering Institute (SEI) sebagai koleksi good practiceuntuk proses
perbaikan dalam pengembangan produk dan jasa yang mencakup seluruh siklus
hidup produk dari konseptualisasi sampai dengan pemeliharaan dan pembuangan.
Dalam konteks ini, model CMMI untuk layanan yang dipublikasikan baru-baru ini
pada tahun 2009, dikembangkan menangani kebutuhan khusus dari industri jasa.
Model CMMI tidak berisi kerangka BCMS penuh, tetapi menjelaskan
metodologi CMMI khusus untuk manajemen risiko dan kesinambungan layanan
dalam dua bagian tertentu, selanjutnya membuat hubungan antara keduanya.
Manajemen risiko meliputi unsur utama seperti definisi model risiko
(kategori, parameter) dan strategi manajemen risiko, identifikasi risiko, analisis,
evaluasi dan prioritas serta pengembangan dan pelaksanaan rencana mitigasi
risiko. Service Continuity (SCON) menggunakan output dari manajemen risiko
dan mengandung langkah yang paling penting untuk manajemen kontinuitas, yaitu
identifikasi fungsi penting dan sumber daya, pembentukan rencana kelangsungan
pelayanan dan verifikasi, validasi dan pemeliharaan serta penyusunan rencana
pelatihan dan pelaksanaan(EURACOM, 2007)
Kelebihan : Pedoman ini (good practice collection) meliputi semua proses dasar
pelayanan dan bagian dalamasesment risikodan service Continuity hanya dua
dari proses ini. Dari perspektif ini, pedoman ini tentu berguna bagi penyedia
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

56

layanan yang ingin menerapkan model CMMI untuk seluruh organisasi. Untuk
tujuan ini, struktur lebih kompleks untuk kelangsungan pelayanan dibenarkan.
Potensi kelemahan : CMMI for servicetidak direkomendasikan sebagai kerangka
kerja untuk kelangsungan pelayanan dalam organisasi yang lebih kompleks, atau
bahkan dalam domain infra-struktur kritis sekalipun. Karena : tingkat kerincian
yang tidak cukup; aspek penting seperti pencegahan insiden, tanggap darurat,
definisi kebutuhan kontinuitas dan pemulihan hanya disebutkan secara lemah atau
tidak sama sekali disebutkan
2.2.3. BS 25999-1:2006 / BS 25999-2:2007
BS (British Standard) 25999 merupakan de-facto standar penerapan BCMS.
Berbeda dengan pemahaman orang selama ini standar ini merupakan standar
internasional bukan hanya standar Eropa maupun Inggris saja(Avaluation
Consulting and BSI Management System America, 2010). Standar ini
menguraikan gambar besar dari ekspektasi dari sebuah proses (TheCode of
Practice) juga detail bagaimana cara mencapai ekspektasi tersebut (The
Spesification) dan versi BS 25999 dapat dijelaskan sebagai berikut ini:

Part 1 : Code of Practice yang menguraikan bagaimana mencapai sebuah


"best

practice"

yang

tidak

hanya

memenuhi

kebutuhan

minimum

mendiskusikan mengenai peluang manajemen risiko dan metode untuk


mencapai tujuan bisnis

Part 2 : Spesification yang mengemukakan mengenai kebutuhan minimum


dari sebuah BCMS yang efektif dan memberikan kerangka kerja untuk
implementasinya, manajemen dan peningkatan yang berkelanjutan. Bagian ini
ditulis untuk memenuhi kebutuhan akan compliance
Berdasarkan BS 25999-1 dokumentasi program BCMS memuat dokumen

dokumen sebagai berikut ini :


a) Kebijakan BCMS
b) Dokumen/tabel BIA
c) Risk dan ThreatAssessment
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

57

d) Strategi BCMS
e) Program kepedualian/awareness
f) Program training
g) Incident ManagementPlan (IMP)
h) BusinessContinuityPlan (BCP)
i) BusinessRecoveryPlan (BRP)
j) Jadwal latihan dan laporan
k) Service Level Agreement (SLE) dan kontrak
Namun dari batasan penelitian pembahasan karya akhir ini akan difokuskan pada
pembuatan dokumen BCP dan dokumen-dokumen yang mendukung pembuatan
BCP.
Daur

hidup

manajemen

keberlangsungan

bisnis

(BusinessContinuityManagement Lifecycle) terdiri dari enam elemen sebagaimana


digambarkan pada Gambar 2.12 di bawah ini. Daur ini dapat diterapkan pada
berbagai organisasi dengan bermacam ukuran dan berbagai sektor. Ruang lingkup
dan struktur program BCMS dapat bervariasi dan besarnya usaha yang dibutuhkan
bergantung pada kebutuhan masing-masing organisasi namun elemen-elemen ini
harus diambil antara lain(BSI - British Standard, 2006).

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

58

Gambar 2.12BCMS Lifecycle(BSI - British Standard, 2006)


a) BCMS Programme Management (Manajemen Program BCMS)
Manajemen program BCMS ini mengacu pada bagian 5 pada BS 25999-1.
Manajemen program memungkinkan kemampuan BC untuk ditetapkan
(jika diperlukan) dan dipelihara dengan cara yang sesuai dengan ukuran
dan tingkat kompleksitas organisasi.
b) Understanding The Organization(Memahami Organisasi)
Aktivitas ini mengacu pada bab 6 pada BS 25999-1. Aktivitas ini
menyediakan informasi yang memungkinkan prioritasisasi dari produk dan
layanan organisasi dan tingkat kepentingan dari aktivitas yang diperlukan
untuk dapat menjalankan aktivitas tersebut. Sekumpulan aktivitas ini akan
menentukan pemilihan dari strategi BCMS yang sesuai
c) Determining BCMSStrategy(Menentukan StrategiBCMS)
Aktivitas ini mengacu pada bab 7 pada BS 25999-1. Aktivitas ini
memungkinkan sekumpulan strategi untuk dievaluasi dan respon yang
sesuai di pilih untuk setiap produk dan layanan sehingga organisasi tetap
dapat memberikan produk dan layanan tersebut pada

level operasi yang dapat diterima


Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

59

dalam jangka waktu yang dapat diterima

pada saat terjadinya gangguan. Pilihan yang dibuat akan memperhitungkan


resiliencedan pilihan tindakan yang telah ada sebelumnya di dalam
perusahaan.
d) Developing and Implementing BCMSResponse (Mengembangkan dan
Mengimplementasikan Respon BCMS)
Aktivitas ini mengacu pada bab 8 pada BS 25999-1. Mengembangkan dan
mengimplemantasikan respon BCMS menghasilkan kerangka kerja
manajemen

dan

struktur

manajemen

insiden,

BCP

dan

BRP

(BusinessRecoveryPlan) yang merinci langkah-langkah yang diambil


selama dan setelah insiden untuk menjaga atau memulihkan operasi.
e) Exercising Maintaining and Reviewing(Pelatihan dan Menjaga
Program BCMS)
Aktivitasi ini mengacu pada klausa 9 pada BS 25999 dan memungkinkan
organisasi untuk dapat :

mendemonstrasikan sampai sejauh mana strategi dan rencana telah


selesai, masih berlaku dan akurat; dan

mengidentifikasi peluang untuk peningkatan

f) Embedding BCMS in The Organization's Culture(Menanamkan


Program BCMS di Budaya Organisasi)
Menanamkan BCMS di budaya organisasi memungkinkan BCMS untuk
dapat menjadi bagian dari nilai inti organisasi dan menanamkan keyakinan
kepada semua stakeholder terhadap kemampuan organisasi
Lebih lanjut mengenai tiap-tiap tahapan pada daur hidup BCMS (BCMS
Lifecycle) dapat dilihat pada subbab 2.2.4 mengenai BCI GPG 2008. Seperti
standar manajemen yang lain BS 25999 menggunakan daur PDCA (Plan-DoCheck-Act) untuk mengembangkan, mengimplementasikan dan meningkatkan
efektifitas program sebagaimana Gambar 2.13 di bawah ini dan memiliki
komponen utama sebagai berikut ini :
a) Kebijakan
b) Orang-orang dengan tanggung jawab yang telah didefinisikan
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

60

c) Proses manajemen yang terkait dengan


1) kebijakan
2) perencanaan
3) implementasi dan operasi
4) assesment kinerja
5) tinjauan manajemen
6) peningkatan/ improvement
d) Sekumpulan dokumen yang menyediakan bukti audit
e) topik yang spesifik yang berhubungan dengan subyek, dalam hal ini BC
seperti BIA dan pengembangan BCP

Gambar 2.13Daur PDCA Program BCMS (BSI - British Standard, 2007)


Masing-masing langkah dalam daur PDCA dapat dijelaskan secara singkat
sebagaimana Tabel 2.17 di bawah ini.
Tabel 2.17 PDCA dalam BS 25999-2(BSI - British Standard, 2006)
Plan

Pengembangan kebijakan, tujuan, target, kontrol, proses dan prosedur BC


yang terkait untuk mengelola risiko dan meningkatkan BC sehingga
memberikan hasil sesuai dengan keseluruhan kebijakan dan tujuan organisasi.

Do

Implementasi dan operasi kebijakan, kontrol, proses dan prosedur BC

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

61

Check

Memonitor dan meninjau kembali kinerja terhadap tujuan dan kebijakan BC,
melaporkan kepada pihak manajemen untuk review, dan memutuskan dan
memberikan kewenangan terhadap aksi perbaikan dan peningkatan

Act

Menjaga dan meningkatkan program BCMS dengan mengambil aksi


pencegahan dan perbaikan berdasarkan tinjauan manajemen dan kembali
menilai ruang lingkup dari program BCMS, kebijakan dan tujuan BC

Daur hidup program BCMS dimulai dari mendapat input dari kebutuhan
dan ekspektasi BCMS, dan melalui beberapa aksi dan proses yang dibutuhkan
untuk menghasilkan BC yang memenuhi kebutuhan dan ekspektasi tersebut. Daur
PDCA adalah sarana untuk memastikan bahwa BC benar-benar dikelola dan
ditingkatkan secara efektif. Daur PDCA ini berlaku untuk setiap bagian di dalam
daur hidup BCMS.
Dari tinjauan di atas dapat dilihat beberapa kesimpulan mengenai BS 25999
Kekuatan : BS 25999 adalah salah satu standar BCMS yang paling banyak
dikenal sampai saat ini, merupakan standar de-facto dalam hal BC. Standar ini
sangat lengkap dan memiliki fokus yang jelas pada kelangsungan bisnis.
Spesifikasi disediakan dalam cara yang terstruktur yang mendukung adopsi baik
dan implementasi.
Potensi keterbatasan:Insiden pencegahan dan pemulihan bisnis seringkali tidak
ditangani oleh standar ini, karena BS 25999 lebih berkonsentrasi pada penanganan
insiden dan kontinuitas manajemen dan bisnis(EURACOM, 2007).
2.2.4. BCI GPG 2008
GPG pertama kali dipublikasikan oleh BCI (BusinessContinuity Institute)
pada tahun 2002. Publikasi pertama ini memiliki peranan yang sangat besar
terhadap perkembangan PAS 56 (Public Available Spesification 56) yang
merupakan cikal bakal BS 25999. GPG 2008 ini ditulis dengan mengikuti struktur
BS 25999-1 : 2006 dan dapat dilihat sebagai sebuah panduan implementasi dan
teks definitif bagi yang ingin memahami BC dengan cara yang lebih
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

62

comperhensif. Meskipun begitu GPG 2008 tidak dapat digunakan sebagai


dokumen pengganti yang dapat digunakan untuk mengimplemantasi BS 25999
(Business Continuity Institute, 2007).
GPG 2008 menggunakan skematik diagram dan daftar istilah dari BS
25999 dan mengimplementasikan daur PDCA (Plan Do Check Act) sebagaimana
BS 25999. Daur PDCA dapat dilihat pada Tabel 2.18
Tabel 2.18 Daur PDCA implementasi BCMS pada GPG 2008(The Business
Continuity Institute, 2010)
Plan

Pembuatan kebijakan, tujuan dan ruang lingkup dari program - section 1a

Do

Implementasi program BCMS - section 1b, 2-6

Check

Internal audit dan tinjauan manajemen terhadap BCMS - tidak dibahas

Act

Implementasi dan hasil tinjauan - tidak dibahas

Langkah PDCA di atas serupa dengan PDCA pada tabel Masing-masing langkah
dalam daur PDCA dapat dijelaskan secara singkat sebagaimana Tabel 2.17 di
bawah ini.
Tabel 2.17 namun check dan act tidak dibahas dalam GPG 2008 karena di
spesifikasi BS 25999-2 kedua langkah tersebut merupakan langkah audit, yang
bukan merupakan kebutuhan dari program BCMS.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya GPG 2008 ini ditulis menggunakan
struktur BS 25999-1. Tahapan-tahapannya mengacu pada BCMSLifecycle pada
Gambar 2.12 yaitu :
TAHAP PERTAMA : MANAJEMEN PROGRAMBCMS
Manajemen program BCMS ini mengacu pada bab 5 pada BS 25999-1.
Tahapan ini memiliki komponen-komponen sebagai berikut :
1a. KEBIJAKANBCMS(Mengacu Pada BS 25999-1 bab 4)
Kebijakan BCMS adalah suatu dokumen yang menetapkan dan
memerintahkan program BCMS untuk dilaksanakan. Kebijakan ini
memberikan

konteks

bagaimana

sebuah

tim

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

63

BCMSmengimplementasikan kemampuan yang dibutuhkan dari


sebuah program BCMS. Beberapa langkah utamanya adalah :

memastikan program BCMS mendukung tujuan dan budaya


organisasi

memutuskan ruang lingkup program BCMS

MemFormulasikan kebijakan BCMS

1a.1

BERCERMIN

PADA

KONTEKS

ORGANISASI

(Mengacu pada BS 25999-1 bab 4.2 dan BS 25999-2 bab


3.2.1)
Sebuah Program BCMS yang baik harus mencerminkan pada
tujuan dan budaya organisasi. Beberapa pertanyaan yang
perlu dijawab antara lain :

apa tujuan organisasi?

bagaimana tujuan tersebut diraih?

Tujuan dari langkah ini adalah :

memahami arah dan fokus dari bisnis sebelum


melakukan langkah BIA ataupun RiskAssesment

Membantu memahami rencana bisnis untuk ekspansi,


perampingan, restrukturisasi

dsb,

dalam jangka

menengah maupun panjang. Informasi ini mungkin


tidak dimiliki oleh orang yang bertanggung jawab
terhadap program BCMS, padahal orang tersebut
sangat

bergantung

pada

ukuran

organisasi.

Pengetahuan akan rencana bisnis akan membantu


mengembangkan strategi yang lebih sesuai dan
fleksibel bagi organisasi.

Untuk menetapkan skala parameter geografis untuk


pilihan pemulihan

Alat utama untuk membantu melakukan proses ini antara lain


dengan

menguraikan

jangka

panjang

pemahaman

perusahaan,

terhadap

informasi

rencana

manajemen

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

64

terkini yang menguraikan proses secara detail, volume,


target

dan

apabila

mungkin

nilai-nilai

yang

terkuantifikasi dari sebuah aktivitas.


Hasil dari proses ini antara lain : ruang lingkup dan daftar
dokuman yang akan digunakan dalam proses BIA dan
RiskAssessment
1a.2 ISI KEBIJAKAN BCMS (Mengacu pada BS 25999-1 bab
4.3 & BS 25999-2 bab 3.2.2)
Sebuah dokumen Kebijakan BCMS akan berisi (atau
mengacu pada dokumen tambahan)

Definisi BCMS berdasarkan Organisasi

Definisi ruang lingkup program BCMS

Sebuah dokumentasi kerangka kerja operasional BCMS


untuk manajemen program BCMS termasuk tanggung
jawab

Dokumen yang berisi sekumpulan prinsip BCMS,


panduan dan standar minimum

Rencana implementasi dan pemeliharaan kebijakan


BCMS

Sebuah kebijakan BCMS seharusnya ditinjau setiap saat,


sebuah peninjauan secara Formal terhadap kebijakan tersebut
biasanya dipicu oleh perubahan pada lingkungn eksternal
organisasi seperti regulasi maupun perubahan pasar
1a.3

RUANG

LINGKUP

PROGRAM

BCMS&

MENENTUKAN PILIHAN (Mengacu pada BS 25999-1


bab 4.4&6.6)
BS

mengijinkan

ruang

lingkup

dari

standar

untuk

diimplementasikan pada bagian tertentu saja dari organisasi.


Misalnya pada layanan tertentu, pada produk tertentu atau
pada wilayah geografi tertentu
Tujuan dari langkah ini adalah untuk memastikan ruang
lingkup dari program BCMS. Dokumentasi dari 'pilihan' dari
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

65

setiap produk dan layanan dimaksudkan untuk menyebutkan


secara eksplisit bagaimana organisasi akan atau tidak akan
melindungi suatu produk atau layanan.
Kriteria pemilihan dapat dilihat pada Gambar 2.14 di bawah
ini :

Gambar 2.14 Pilihan Produk Dan Layanan (Business Continuity Institute, 2007)

BusinessContinuity : ketika memilih BusinessContinuity


sebagai strategi maka diperlukan langkah yang sesuai untuk
dijalankan sehingga memastikan berbagai aktivitas yang
mendukung pengiriman barang dapat diteruskan dalam skala
waktu yang ditentukan
Acceptance:alternatif strategi ini dipilih ketika BCMS dirasa
terlalu mahal dan ancaman gangguan kemungkinan tidak
akan terjadi (memiliki peluang terjadinya sangat kecil) maka
risiko tersebut dapat diterima (acceptance)
Transfer : risiko ditransfer ke pihak ketiga yang lebih
mampu untuk menanganinya, seperti :
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

66

outsource : perlu diingat bahwa risiko seperti reputasi


perusahaan dan merk tidak dapat ditransfer, risiko tersebut
selalu melekat pada organisasi
off-shoring : dengan mempergunakan sumber daya
internal maupun outsource jauh dari pusat bisnis (biasanya
di luar negara). Langkah ini menimbulkan kerumitan baru
seperti regulasi, politik dan lingkungan di negara tujuan
asuransi : transfer beberapa kerugian finansial kepada
perusahaan asuransi. Namun pada bencana besar langkah
ini hanya dapat menyediakan uang untuk mendukung
proses

pemulihan

bencana

yang

lain

tidak

dapat

menyediakan solusi yang menyeluruh


Change, suspend or terminate:
Dari

perspektif

seorang

konsumen

mengubah

proses

memungkinkan bisnis dapat dipulihkan, biasanya dengan


melakukan outsource pada semua bagian operasi. Sebagai
contoh

sebuah perusahaan manufaktur dapat

menjadi

distributor dengan melakukan impor dan mengubah nama


perusahaan.
Melakukan suspending atau terminate pada beberapa bagian
bisnis mungkin sesuai ketika beberapa bagian bisnis kritis
lainnya tetap berjalan. Hal ini akan mempercepat pemulihan
1a.4 AKTIVITAS OUTSOURCE (Mengacu pada BS 25999-1
bab 4.5)
Meskipun suatu aktivitas dilakukan outsource namun
tanggung jawab untuk pengiriman produk dan layanan
menetap pada organisasi dan tidak dapat ditransfer ke pihak
ketiga.

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

67

1b. MANAJEMEN PROGRAM (Mengacu pada BS 25999-1 bab 5)


Faktor kunci penentu keberhasilan dari program BCMS adalah
penunjukan orang yang tepat untuk mengawasi dan menangani
program BCMS. Langkah- langkah kunci dalam tahapan ini adalah :
1b.1 MENETAPKAN TANGGUNG JAWAB (Mengacu pada
BS 25999-1 bab 5.2 & BS 25999-2 bab3.2.3/4)
Tujuan dari proses ini adalah untuk memastikan tugas yang
diperlukan

untuk

mengimplementasi

dan

memelihara

program BCMS telah berikan kepada individual spesifik yang


kompeten dengan kinerja yang dapat dimonitor
1b.2

MELAKUKAN

IMPLEMENTASI

BCMS

DI

ORGANISASI (Mengacu pada BS 25999-1 bab 5.3)


Tujuan

dari

langkah

ini

adalah

untuk

memastikan

keberlangsungan program BCMS ditetapkan pada organisasi.


Keberlangsungan sebuah program BCMS artinya telah
mendapatkan komitmen dari organisasi dan memiliki
struktur dan prosedur untuk memastikan pemeliharaan
kesiapan dan peningkatan dapat dilakukan di masa depan.
1b.3 MANAJEMEN PROYEK (Mengacu pada BS 25999-1 bab
5.3.2)
Ketika mengimplementasikan BCMS untuk pertama kali
sebuah organisasi harus mengadopsi metode manajemen
proyek yang sesuai. Metode itu harus menyertakan kebutuhan
untuk tinjauan reguler terhadap progres berdasarkan tanggal
dan millestone yang telah disetujui sebelumnya
1b.4

MANAJEMEN

BC

YANG

BERKELANJUTAN

(Mengacu pada BS 25999-1 bab 5.4)

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

68

Tujuan dari

langkah

ini adalah untuk

menyediakan

manajemen yang efektif dan berkelajutan dari program


BCMS.
Jumlah professional praktisi BCMS dan staf dari disiplin
manajemen yang lain yang mungkin diperlukan untuk
mendukung dan menangani program BCMS tergantung
ukuran, karakteristik, kompleksitas dan lokasi geografis dari
organisasi tersebut. Sebuah aktivitas BCMS di organisasi
yang kecil mungkin saja diberikan kepada individual
merangkap tugas yang lain. Di organisasi yang lebih besar
mungkin bisa terdiri dari beberapa staf pekerja tetap atau
paruh waktu. Sebesar ataupun sekecil apapun sebuah
organisasi

program

berkelanjutan

dan

BCMS
dilakukan

harus

dikelola

review secara

secara
internal

maupun eksternal dalam jangka waktu yang telah


ditentukan sebelumnya.
1b.5 DOKUMENTASI (Mengacu pada BS 25999-1 bab 5.5 &
BS 25999-2 bab3.4)
Salah satu bagian penting dari proses BCMS adalah untuk
mengelola semua dokumentasi BCMS. Dokumentasi harus
dikelola konsistensinya, kemudahan untuk dimengerti dan
menyediakan

dukungan

baik

operasional

maupun

audit/review. Sebuah organisasi yang telah menetapkan


standar yang lain seperti ISO 9000 atau ISO 27001 perlu
meninjau dokumentasi standar-standar tersebut sehingga
dokumentasi dari program BCMS dapat sesuai (fit) dengan
dokumentasi dari standar-standar tersebut.
Dokumentasi BCMS memiliki 3 tujuan :

Untuk mengelola program secara effektif

Untuk membuktikan manajemen program yang efektif


sewaktu terjadinya audit

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

69

Terdapatnya dokumentasi yang paling baru dan


efektif

pada waktu terjadinya gangguan yang

mungkin dibutuhkan untuk melakukan pemulihan


1b.6 KESIAPAN DAN TANGGAP INSIDEN
Pihak-pihak yang terlibat dalam BC harus selalu siap untuk
memberikan arahan ketika terjadi insiden. Setiap pihak yang
terlibat harus menjaga level kesiapan sehingga maajemen
insiden dapat mengambil alih situasi dengan mulus ketika
sebuah insiden terjadi.
Proses-proses yang terlibat antara lain :

Menerima pemberitahuan dari masalah

Melakukan asesment situasi kemudian menangani


masalah

tersebut

melalui

rencana

yang

telah

dipersiapkan atau meningkatkan insiden ini ke IMT


(Incident ManagementTeam)

Jika sebuah tindakan diperlukan maka beberapa hal


yang patut dipertimbangkan antara lain : apakah
seorang pemimpin secara emosional dan fisik siap
untuk membantu atau memimpin langkah respon,
apakah orang lain yang Bertanggung jawab dapat
untuk menjalankan tanggung jawabnya - beberapa
orang bereaksi dengan tidak biasa ketika terjadinya
insiden dan yang terakhir adalah apakah seorang
penanggungjawab BCP, sudah mengkomunikasikan
apa yang terjadi pada manajemen senior

Hasil yang diharapkan dari proses ini adalah respon yang


sesuai untuk mencapai bisnis sebagaimana biasa (Business as
usual) dari sebuah organisasi.
TAHAP KEDUA : MEMAHAMI ORGANISASI
Tahapan ini mengacu pada bab 6 pada BS 25999-1 dan merupakan
element kunci dalam BCMS. Berguna untuk mengindentifikasi produkproduk dan layanan kunci organisasi dan mendefinisikan aktivitas yang
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

70

kritis waktu yang mendukungnya. Bagian BCMS ini harus diintegrasikan


secara penuh terhadap tujuan, kewajiban dan tanggung jawab hukum yang
dimiliki oleh organisasi. Lebih lanjut proses BIA dan RiskAssessment
seringkali menemukan ketidakefisienan dalam bisnis dan fokus terhadap
prioritas yang mungkin tidak akan disebutkan secara jelas oleh pihak
manajemen.
2a. BUSINESS IMPACT ANALYSIS (Mengacu pada BS 25999 bab
6.2-3 & BS 25999-2 bab 4.1.1)
BIA adalah dasar dari seluruh proses BCMS. Di dalam proses ini
diidentifikasi,

mengkuantifikasi

dan kualifikasi

dampak

bisnis

terhadap gangguan yang dialami oleh bisnis proses dari suatu


organisasi dan menyediakan data sehingga Continuitystrategy yang
sesuai dapat ditentukan.
Proses yang harus ada sebelum melakukan BIA adalah mendapatkan
dukungan dari eksekutif atau top manajemen, menentukan produk dan
service yang akan dimasukkan ke dalam BIA, ruang lingkup dan
syarat-syarat dari program BCMS yang terangkum dalam dokumen
Kebijakan BCMS.
Setelah ruang lingkup ditentukan proses BIA memfokuskan pada
aktivitas yang mendukung produk dan layanan tersebut. Biasanya
merupakan aktivitas-aktivitas operasional yang berinteraksi dengan
konsumen dan dengan pihak di luar organisasi. Berikut ini adalah
contoh dari beberapa aktivitas yang harus dianalisis

Contoh dari fungsi operasional meliputi


o Customer service
o Penjualan (Sales)
o Production

Contoh dari fungsi support meliputi


o TI
o HR
o Layanan pendukung eksternal seperti utilitas

Contoh dari aktivitas strategis meliputi


Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

71

o Manajemen
o Proyek
o Perencanaan
Hasil akhir dari sebuah proses BIA adalah

MTD/MTPD dan justifikasi untuk setiap aktivitas

RPO untuk informasi yang digunakan di dalam aktivitas ini


sehingga memungkinkan aktivitas dapat berjalan kembali
setelah diresume

GPG 2008 menyarankan BIA untuk dijalankan minimal satu tahun


sekali namun dapat lebih jika :

terjadi perubahan kecepatan aktivitas bisnis

terjadi perubahan signifikan terhadap bisnis proses internal,


lokasi maupun teknologi

terjadi perubahan di lingkungan bisnis eksternal, seperti


perubahan pasar maupun regulasi.

2b.ESTIMASI

KEBUTUHAN

PEMULIHAN

ESTIMATING

CONTINUITY REQUIREMENT(Mengacu pada BS 25999-1 bab


6.4)
Aktivitas ini pada dasarnya mengumpulkan informasi mengenai
jumlah sumber daya yang diperlukan untuk memulai kembali dan
melanjutkan ke sebuah level yang diperlukan untuk memenuhi
kewajiban organisasi.
Aktivitas ini biasanya berlangsung bersamaan dengan aktivitas BIA.
Tujuan dari aktivitas ini adalah :

menyediakan

informasi

sumber

daya

sehingga

strategi

pemulihan yang sesuai dapat ditentukan/dipilih

mengidentifikasi kebutuhan sumber daya dari ketergantungan


antar aktivitas yang terdapat di internal maupun eksternal

Hasil dari aktivias analisis kebutuhan pemulihan antara lain :

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

72

Daftar sumber daya yang dibutuhkan selama masa waktu


sesudah pelanjutan kembali untuk menyediakan service level
yang disetujui sebelumnya

Ketergantungan antara aktivitas internal, eksternal supplier

Informasi dari tahap ini akan dipergunakan langsung pada tahap


MENENTUKAN STRATEGI BC. Informasi kebutuhan sumber daya
akan menyediakan data untuk mengevaluasi solusi pemulihan alternatif
untuk kecukupan ukuran dan kinerja
2c. EVALUASI ANCAMAN / RISKASSESSMENT(Mengacu pada BS
25999 bab 6.5 & BS 25999 bab 4.1.2/3)
Aktivitas Assessmentrisiko dalam konteks BCMS akan mencari
kemungkinan dan dampak dari berbagai macam ancaman yang spesifik
yang dapat menyebabkan gangguan pada aktivitas bisnis. Tujuan dari
aktivitas riskAssessment adalah :

Mengidentifikasi ancaman internal dan eksternal yang dapat


menyebabkan gangguan dan melakukan Assessment terhadap
kemungkinan dan dampak yang mungkin ditimbulkan

Memberikan prioritas terhadap ancaman berdasarkan Formula


yang sudah ditetapkan sebelumnya

Untuk memberi informasi kepada program kontrol manajemen


risiko dan rencana kerja

Hasil dari aktivitas ini adalah identifikasi dan dokumentasi dari :

Titik tunggal kegagalan kerja

Daftar ancaman yang sudah terurut berdasarkan prioritas


terhadap organisasi atau terhadap salah satu bisnis proses yang
dianalisa

Informasi yang dapat dipergunakan untuk membuat strategi


manajemen kontrol risiko dan rencana kerja untuk risiko yang
sudah teridentifikasi

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

73

Sebuah dokumen acceptance terhadap risiko teridentifikasi


yang tidak ditangani

TAHAP KETIGA : MENENTUKAN STRATEGI BC


Aktivitas ini mengacu pada bab 7 pada BS 25999-1. Aktivitas ini
memungkinkan sekumpulan strategi untuk dievaluasi dan respon yang
sesuai di pilih untuk setiap produk dan layanan sehingga organisasi tetap
dapat memberikan produk dan layanan tersebut pada

level operasi yang dapat diterima

dalam jangka waktu yang dapat diterima

pada saat terjadinya gangguan. Pilihan yang dibuat akan memperhitungkan


resiliencedan pilihan tindakan yang telah ada sebelumnya di dalam
perusahaan.
3a. MENENTUKAN STRATEGI BUSINESSCONTINUITY(Mengacu
pada BS 25999-1 bab 7.2)
Tujuan dari langkah ini adalah untuk memastikan bahwa keseluruhan
Continuitystrategy telah mendukung penyampaian produk dan servis
organisasi.
Beberapa konsep dan asumsi untuk langkah ini antara lain :

Pemisahan jarak (off-site) : seringkali insiden menyebabkan


lokasi kantor tidak dapat diakses, sehingga perlu untuk
dipastikan bahwa data elektronis dan rekaman lain diduplikasi
dan disimpan di lokasi lain yang secara georgafis terpisah. Dua
lokasi yang secara geografis terpisah akan mengurangi
kemungkinan kedua lokasi tersebut terpengaruh oleh insiden
yang sama. Menurut GPG 2008 tidak ada jarak minimum atau
jarak seharusnya namun biasanya limit ini lebih kepada berapa
jauh seorang staf dapat pergi (misalnya sekitar 1 jam dari
kantor)

Resilience : kata ini digunakan untuk mengindikasikan sesuatu


yang mengalami kergagalan fungsi namun masih dapat
melanjutkan operasinya. Di dalam TI istilah ini seringkali
dianggap seakan-akan mutlak (sama sekali tidak terganggu oleh
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

74

gangguan) misalnya teknologi RAID akan meningkatkan


resiliencehardiskServer namun tidak meningkatkan resilience
ketika terjadinya kebakaran. Menambahkan jarak geografis dari
off-site akan menambahkan organizational-resilience meskipun
mungkin masih terpengaruh oleh insiden yang menyebar secara
luas, pandemik, atau virus komputer.

Beberapa istilah lain seperti MTD/MTPD, RTO dapat dilihat


pada subbab 2.1.4 mengenai BIA

3b. PEMILIHAN AKTIVITAS KEBERLANGSUNGAN(Mengacu


pada BS 25999-1 Bab 7.3-8)
Aktivitas/langkah ini mencakup proses pemilihan taktik yang sesuai
untuk setiap aktivitas yang mendukung penyampaian dari satu atau
lebih produk dan layanan di dalam ruang lingkup program BCMS.
Taktik yang sesuai untuk setiap aktivitas harus dipilih untuk
mencakup sumber daya yang diperlukan di area antara lain :

Manusia, keterampilan dan pengetahuan

Tempat

Teknologi

Supplier

Stakeholder

Syarat untuk dapat menjalankan aktivitas ini adalah seluruh RTO dari
produk dan layanan sudah ditentukan sebelum menentukan RTO
untuk setiap aktivitas dan pemilihan taktik dilakukan.
Tujuan dari langkah ini adalah untuk memastikan bahwa pemilihan
aktivitas keberlangsungan untuk setiap aktivitas mendukung secara
benar penyampaian produk dan layanan organisasi. Aktivitas yang
proses pemulihannya paling penting bisa saja diproses lebih lanjut
untuk mengurangi berbagai aktivitas pengurangan ancaman yang
sesuai.
Beberapa konsep dan asumsi untuk untuk langkah ini antara lain :

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

75

Kehandalan / Reability : Seringkali keputusan manajemen


dibuat berdasarkan perhitungan biaya dan kehandalan dari
penyampaian layanan pihak ketiga yang diperlukan untuk
pemulihan.

Perluasan Perencanaan : Perluasan dan detail kepada setiap


taktik untuk setiap aktivitas

yang perlu direncanakan

tergantung pada keperluan masing-masing aktivitas dan


tingkat kerumitan dari kebutuhan.

Biaya vs Keuntungan

Pembagian kewajiban dengan situs pemulihan pihak ketiga

3c. KONSOLIDASI LEVEL SUMBER DAYA


Setelah melakukan pemilihan taktik pemulihan untuk setiap aktivitas
bisnis maka tim BCMS perlu melakukan konsolidasi kebutuhan
sumber daya, menentukan bagaimana cara mendapatkannya dan
memasukannya ke dalam BCP.
Langkah ini memiliki 2 tujuan utama antara lain :

Jika sumber daya yang dibutuhkan akan dibeli maka harga


yang lebih baik akan didapatkan jika membelinya dalam satu
kali pembelian besar daripada membelinya secara eceran

Dengan melakukan koordinasi sumber daya dapat mencegah


terjadinya konflik - misalnya lebih dari satu aktivitas di dalam
sebuah gedung memiliki tempat kerja yang sama di tempat
yang lain

Hasil yang diharapkan dari langkah ini adalah :

Sekumpulan sumber daya dan layanan yang dapat diterapkan


dalam kontrol BCP yang menyediakan pemulihan fungsi bisnis
ke dalam level yang dapat diterima (didalam jangka waktu
RTO maupun pemulihan informasi didalam RPO)

TAHAP

KEEMPAT

MENGEMBANGKAN

DAN

MENGIMPLEMENTASIKAN RESPON BCMS

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

76

Aktivitas ini mengacu pada bab 8 pada BS 25999-1 dan bab 4.3 pada BS
25999-2. Mengembangkan dan mengimplemantasikan respon BCMS
menghasilkan kerangka kerja manajemen dan struktur manajemen insiden,
BCP dan BRP (BusinessRecoveryPlan) yang merinci langkah-langkah
yang diambil selama dan setelah insiden untuk menjaga atau memulihkan
operasi.
4a. STRUKTUR INCIDENTRESPONSE
Tahapan ini mengacu pada bab 4.3.1 pada BS 25999-2. Salah satu
model incident response dapat dilihat pada UK Emergency Services,
yang membagi incident response menjadi 3 lapis yaitu emas, perak dan
perunggu sebagaimana Gambar 2.15berikut ini :

Gambar 2.15 Three Tiers Incident Response(Business Continuity


Institute, 2007)

Level Strategic - Incident ManagementPlan (IMP)


Sebuah IMP mendefinisikan bagaimana sebuah masalah strategis dapat
ditangani dan diselesaikan oleh eksekutif. Level ini menangani
insiden-insiden yang tidak termasuk di dalam BCP dan krisis yang
bukan merupakan hasil dari insiden. Sebagai contoh insiden yang
terjadi secara nasional.
IMP seringkali disebut sebagai 'CrisisManagementPlan' namun kata
krisis seringkali dikonotasikan negatif.

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

77

Level Taktikal - BusinessContinuityPlan (BCP)


BCP menangani gangguan bisnis, interupsi maupun kerugian dari
suatu titik respon pertama dilakukan sampai dengan operasi bisnis
normal dapat diresume. Sebuah BCP dilakukan atas dasar Strategi BC
yang sudah disetujui sebelumnya dan menyediakan prosedur dan
proses untuk BC dan tim pemulihan yang terlibat didalamnya. Seperti
sudah disinggung di atas ketika sebuah event berada di luar ruang
lingkup dari BCP maka situasi tersebut harus dinaikkan ke pihak-pihak
yang bertanggung jawab mengimplementasikan IMP.

Level Operasional - Activity ResumptionPlan


Untuk

departemen

operasional

rencana

ini

disediakan

untuk

melanjutkan kembali fungsi bisnis normal. Sebagai contoh divisi


fasilitas dan IT yang menangani infrastruktur, rencana ini akan
menyediakan sebuah struktur untuk memulihkan layanan atau
menyediakan fasilitas pengganti jika dirasa perlu.
4b.INCIDENT MANAGEMENTPLAN (IMP)
Aktivitas ini mengacu pada BS 25999-1 bab 8.3.5 dan BS 25999-2 bab
4.3.3.
Mengembangkan IMP merupakan langkah pertama yang harus
dilakukan pada sebuah organisasi yang belum memiliki rencana kerja,
dengan begitu menyediakan sebuah level perlindungan yang terbatas
sementara rencana lain dikembangkan. Tujuan dikembangkannya IMP
adalah untuk memberikan kerangka kerja yang terdokumentasi untuk
menangani semua jenis krisis apapaun penyebabnya (meskipun tidak
ada BC response yang sesuai untuk ancaman-ancaman seperti reputasi)
Hasil dari langkah ini antara lain :

Sebuah IMP yang dapat mendukung peranan dari tim incident


managment selama berlangsungnya krisis

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

78

Sebuah Incident Communication Plan yang dapat menangani


media dan stakeholder selama berlangsungnya krisis

Demonstrasi dari kesiapan terhadap incident managemnt yang


efektif terhadap media, pasar, konsuman, stakeholder dan
regulator.

4c.BUSINESSCONTINUITYPLAN (BCP)
Sebuah BCP menyatukan respon dari seluruh organisasi di saat
terjadinya insiden yang mengganggu dengan memfasilitasi pemulihan
aktivitas bisnis.
Komponen dan isi dari sebuah BCP akan berbeda dari suatu
organisasi ke organisasi yang lain dan akan memiliki tingkat
kedetailan yang berbeda berdasarkan budaya organisasi beserta tingkat
kerumitan dari solusi. Untuk dapat menulis sebuah BCP yang efektif
elemen-elemen

kunci

dari

strategi

pemulihan

harus

sudah

direncanakan terlebih dahulu


Tujuan dari sebuah BCP adalah untuk menyediakan kerangka kerja
yang terdokumentasi dan proses yang memungkinkan organisasi untuk
dapat melanjutkan bisnis proses di dalam RTO mereka. Sebuah
dokumen BCP yang berdiri sendiri tidak dapat mendemonstrasikan
kapasitas maupun kemampuan BCMS.

Masih ada 2 tahap lagi yaituTAHAP KELIMA : PELATIHAN,


MENJAGA DAN MENINJAU PROGRAM BCMSdan TAHAP
KEENAM : MENANAMKAN BCMS DI BUDAYA ORGANISASI
namun kedua tahap tersebut berada di luar ruang lingkup karya akhir ini
sehingga tidak akan masuk dalam pembahasan.
Secara garis besar GPG 2008 bukan merupakan standar yang berdiri sendiri
melainkan ditulis dengan mengikuti struktur BS 25999-1 : 2006 dan dapat dilihat
sebagai sebuah panduan implementasi dan teks definitif bagi yang ingin
memahami BC dengan cara yang lebih comperhensif. GPG 2008 tidak dapat
digunakan

sebagai

dokumen

pengganti

yang

dapat

digunakan

untuk

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

79

mengimplemantasi BS 25999 (Business Continuity Institute, 2007). Sehingga


GPG 2008 tidak dapat dibandingkan dengan standar-standar yang lain melainkan
sebagai pelengkap (panduan implementasi dan teks definitif) dari BS 25999.
2.2.5. NIST Special Publication 800-34
Panduan Amerika terhadap BSM ini diterbitkan oleh NIST (National
Institute of Standard and Technology) ini berjudul "Contingency Planning
Guide for Information Technology (IT) Systems". Analisis standar ini menarik
karena metodologi yang mendasari jelas berisi beberapa elemen penting dari
kerangka BCMS umum. Proses perencanaan kontingensi disajikan meliputi unsurunsur esensial dari proses BCMS khas dan terdiri dari langkah-langkah berikut
sebagaimana Gambar 2.16 di bawah ini.

Gambar 2.16 Proses Perencanaan BCMS berdasarkan NIST SP 800-34(NIST US Departement of Commerce, 2012)
Dokumen NIST SP 800-34 menyediakan panduan untuk setiap fase dari proses
perencanaan BCP dimulai dari Pengembangan kebijakan Contigency Planning,
bagaimana melakukan BIA, bagaimana mengidentifikasi kontrol, bagaimana
mengembangkan strategi pemulihan, bagaimana mengembangkan contigency
Planning, bagaimana melakukan perencanaan, testing dan pelatihan, dan terakhir
bagaimana melakukan pemeliharaanBCMS.
Kelebihan : Panduan ini memberikan pandangan komprehensif pada perencanaan
kontingensi untuk TIK, yaitu sebagai proses perencanaan. Sebagaimana
disebutkan di atas, proses yang mendasari memiliki struktur yang mirip kerangka
BCMS dianalisis.

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

80

Potensi keterbatasan : Sesuai dengan tujuan umum dan cakupan panduan ini,
tidak semua elemen setara BCMS ditangani dengan tingkat yang sama detail.
Faktanya aspek implementasi yang paling penting biasanya terkait dengan
kontrol-kontrol pencegahan,

tindakan pencegahan lainnyauntuk mencegah,

mendeteksi, dan/atau mengurangi dampak pemadamanListrik

ke sistem) dan

strategi pemulihan dan pelaksanaannya (prosedur, kegiatan).


Selain standar-standar yang disebutkan tadi masih banyak standar-standar
dan panduan lainya, namun kurang dikenal atau hanya berlaku pada skala nasional
saja. Perbandingan standar dan panduan lainnya dirangkum EURACOM
dalamTabel 2.19berikut ini :

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

81

Tabel 2.19Matrik Kriteria vs Standard (EURACOM (European RiskAssessment


and Contigency Planning Methodologies for Interconnected Energy Network),
2007)

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

82

Tabel 2.19Matrik Kriteria vs Standard (EURACOM (European RiskAssessment and


Contigency Planning Methodologies for Interconnected Energy Network),
2007)(lanjutan)

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

83

Metode Pengumpulan Data

2.3

Data dapat didapatkan dari sumber primer maupun sekunder. Data primer
mengacu pada informasi yang didapatkan secara langsung oleh peneliti.
Sedangkah data sekunder mengacu pada data-data yang telah ada. Pemilihan
metode pengumpulan data bergantung pada fasilitas yang tersedia, tingkat
keakuratan yang dibutuhkan, tingkat keahlian/expertise dari peneliti, jangka waktu
penelitian

dan

biaya

juga

sumberdaya

yang

berhubungan

dengan

penelitian(Sekaran, 2003).
Secara umum ada beberapa pihak yang biasanya terlibat dalam sebuah
proses perancangan BusinessContinuityPlan atau biasa disebut key contributor
mereka adalah (Snedaker, 2007):

InformationSystem

Human Resources

Facilities/Security

Financial/Legal

Warehouse/Inventory/Manufacturing.Research

Purchasing/Logistics

Marketing and Sales

Public Relation

Beberapa metode pengumpulan data antara lain (Sekaran, 2003):


2.3.1. Wawancara(Interview)
Wawancara terhadap respondenadalah salah satu metode pengumpulan
data untuk mendapatkan pokok permasalahan. Wawancara dapat dilakukan secara
tidak terstruktur maupun terstruktur dan dilakukan baik tatap muka secara
langsung, menggunakan telepon maupun online.
Sekaran (Sekaran, 2003) mengungkapkan beberapa kelebihan dan
kekurangan wawancara tatap muka ataupun melalui telepon. Wawancara secara
bertatap muka mempunyai keunggulan bahwa peneliti dapat menyesuaikan bentuk
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

84

pertanyaan sesuai dengan kepentingan, dapat mengklarifikasikan keragu-raguan


dan menjamin bahwa respon yang diberikan oleh responden benar-benar dipahami
oleh peneliti melalui pengulangan pertanyaan. Selain itu dalam wawancara tatap
muka peneliti dapat melihat mimik responden, misalkan responden sedang stress
atau kurang nyaman. Sedangkan kekurangannya adalah keterbatasan geografis,
selain itu biayanya juga lebih cukup tinggi dibandingkan dengan melalui telepon
atau kuisioner
Kelebihan wawancara melalui telepon adalah jumlah responden yang
dapat diraih seangat banyak dalam jangkauan geografis yang luas bahkan
mungkin berbeda negara. Selain itu juga akan mengurangi ketidaknyamanan yang
mungkin ditemukan dalam wawancara tatap muka. Sedangkan kelemahan dari
metode ini adalah responden dapat secara tiba-tiba menghentikan wawancara
tanpa persetujuan peneliti.
2.3.2. Kuisioner (Questionnaires)
Sebuah

kuisioner

adalah

sekumpulan

pertanyaan

yang

sudah

diFormulasikan sebelumnya (biasanya pertanyaan tertutup) dimana responden


mencatat jawaban mereka. Kuisioner adalah metode pengumpulan data yang
sangat efektif jika peneliti mengetahui dengan pasti apa yang dibutuhkan dan
bagaimana mengukur variabel yang menjadi minat penelitian.
Soemardjan dan Koentijaraningrat (1990) mengungkapkan beberapa
kelebihan dan kekurangan kuesioner, kelebihan kuisioner adalah :
1. dapat disusun dengan teliti dan tenang dalam kamar kerja si peneliti
2. memungkinkan banyak orang yang dapat dihubungi sebagai responden
3. waktu yang diperlukan untuk memperoleh responden yang banyak relatif
singkat
4. orang dari bidang ilmu sosial yang lain dapat menggunakan kuisioner serta
jawaban untuk analisis dan interpretasi yang berbeda
Sedangkan kekurangannya adalah :

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

85

1. semua pertanyaan sudah ditetapkan terlebih dahulu, sehingga sulit untuk


menangkap semua permasalahan yang khusus ada di suatu masyarakat,
misalkan suatu kejadian politik, bencana alam, atau musim pertanian yang
berpengaruh pada suatu bagian masyarakat yang lain
2. sifat kaku, tidak ada atau sedikit keleluasaan untuk mengubah pertanyaan
agar lebih cocok dengan alam pikiran atau pengetahuan para responden
3. tidak dapat memperoleh hasil yang mendalam, karena pertanyaannya
bersifat luas dan mendatar
2.3.3. Kategori dan struktur pertanyaan
Kuisioner dan jadwal wawancara (sebuah istilah alternatif untuk kuisioner
yang digunakan dalam wawancara personal) dapat merentang dari kuisioner yang
mempunyai sangat baik hingga yang secara essensial tidak terstruktur. Kuisioner
mengandung tiga kategori pertanyaan pengukuran :

pertanyaan administratif : mengidentifikasi partisipan, pewawancara,


lokasi dan kondisi wawancara.

pertanyaan klasifikasi : Pertanyaan ini jarang diajukan pada partisipan


namun diperlukan untuk pola kajian data dan identifikasi kemungkinan
sumber error. pertanyaan jenis ini biasanya mencakup variabel sosialdemografis yang memungkinkan jawaban partisipan dikelompokkan
sehingga dapat mengungkapkan pola dan dapat dipelajari.

pertanyaan target (terstruktur dan tidak terstruktur) : mengarah pada


pertanyaan investigatif dari kajian tertentu. Pertanyaan ini dikelompokkan
menurut topik dalam survei. Pertanyaan target dapat terstruktur
(memberikan partisipan himpunan pilihan yang tetap sehingga sering
disebut pertanyaan tertutup) atau tidak terstruktur (tidak membatasi
tanggapan tetapi tidak menyediakan kerangka referensi untuk jawaban
partisipan, seringkali disebut sebagai pertanyaan terbuka)

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

86

2.4

Penelitian Sebelumnya
Pada studi sebelumnya yang dilakukan oleh Sandra Novianto(2006)

pengembangan BCP menggunakan PWSMM+ secara garis besar terbagi menjadi


3 tahap pengembangan yaitu (Novianto, 2006):
I.
II.
III.

Analisis Dampak Bisnis


Seleksi Strategi
Rencana Persiapan, Pengujian dan Pemeliharaan

Selain menggunakan PWSMM+ penulis juga menggunakan LCF (Life Cycle


Framework) sebagai alternatif untuk melakukan kajian implementasi prosesproses DRP.
Di penelitian yang lain Eddy Cahyadi(2006) telah melakukan kajian
terhadap terhadap nilai manfaat BCP dan kuantifikasi terhadap biaya yang telah
dilakukan oleh perusahaan dalam melakukan implementasi BCP. Hasil studi Eddy
Cahyadi ini dapat dipergunakan untuk menghitung ROI yang selama ini sulit
untuk dilakukan (Cahyadi, 2006).
Selain Novianto dan Cahyadi studi mengenai penerapan BCP juga telah
dilakukan oleh Kusmayadi. Dalam penelitiannya Kusmayadi menggunakan
Framework dari Sharing Vision untuk penyusunan BCP yang dilakukannya.
Sayangya penggunaan framework Sharing Vision ini kurang dibahas secara
mendalam malah penerapan dalam karya akhirnya terlihat bercampur dengan
PWSMM+ yang dilakukan oleh penulis-penulis sebelumnya.
Kajian
Hikmat(2010).

mengenai

BCP

Hikmat

dalam

yang

terakhir

penelitian

adalah

sebelumnya

tulisan

Muhamad

telah

melakukan

perbandingan antara 5 metode pengembangan BCP standar yang sering


dipakai.Perbandingan ini menggunakan parameter kriteria BCP efektif dari

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

87

peraturan Bank Indonesia (PBI 2007) Hasil perbandingannya dapat dilihat pada
Tabel 2.20di bawah ini(Hikmat, 2010).
Tabel 2.20Perbandingan Metode Standar Pengembangan BCP (Hikmat, 2010)
Fitur

NIST

BSI 100-

800-34

BCI GPG

BS 25999-

ISO/PAS 22399

(pengembangan
dari BS 259991)

Mendefinisikan
framework
BCP
Melakukan
BIA
Melakukan
AnalisisRisk&
Impact
Mendefinisikan
Recovery
Options
Mendefinisikan
peran dan
tanggung
jawab
Melakukan
Testing BCP
Harga

Free

Free

Free
US$28

EUR 100

Belum di
publikasikan

(update 24
Februari
2012)

Pada tabel sedikit kesalahan karena BCI-GPG tidak berhadapan langsung


dengan BS 25999, NIST maupun standar lainnya melainkan menjadi panduan

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

88

implementasi dan definisi untuk memahami BCMS berdasarkan BS 25999


(Business Continuity Institute, 2007)

Rangkuman hasil studi literatur berdasarkan tahundapat dilihat pada Tabel


2.21di bawah ini.
Tabel 2.21Rangkuman Hasil Studi Literatur
Penulis

Judul

Metode

Tujuan

Sandra

Kajian dan Analisis

PWSMM+ (Prince

Perancangan

Novianto

BusinessContinuityPlan

Waterhouse

BCP

(2006)

: Studi Kasus Pada PT

SystemManagement

Bank XYZ

Methodology) dengan

Hasil
Dokumen BCP

menggunakan
kerangka siklus hidup
(LCF/Life Cycle
Framework)
Eddy

Kajian

Kuantifikasi Nilai

Mengkaji

Kajian

Cahyadi

BusinessContinuityPlan

Ekonomi

kelayakan

Kelayakan,

(2006)

Berdasarkan

penerapan

Perhitungan

Kuantifikasi Nilai

BCP pada

ROI

Ekonomis Sistem

studi kasus

Aplikasi pada Industri

industri

Penerbangan

penerbangan

Muhamad

Perancangan

Perancangan

Perbandingan

Hikmat

BusinessContinuityPlan

BCP untuk

antara standar

(2010)

(Studi Kasus

PT Uni-

Metode BCP,

Departemen

Charm

Dokumen BCP

Dokumen BCP

NIST 800-34

ACCOUNTINGFinance
PT Uni-Charm
Indonesia)
Kusmayadi

Perancangan

BCP Framework dari

Perancangan

(2010)

BusinessContinuityPlan

Sharing Vision

BCP

: Studi Kasus PT X

Setelah membahas beberapa metodologi pengembangan BCP dari matrix


perbandingan standar dan pedoman pengembangan BCP dan penelitian-penelitian
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

89

yang telah dilakukan sebelumnya diperlukan pedoman pemilihan sebuah standar


yang sesuai dengan organisasi. Avaluation Consulting (2010) sebuah organisasi
konsultan yang telah lama bekerja dalam implementasi BS dan ISO memberikan
pedoman mengenai bagimana memilih standar BC. Menurut Avaluation
Consulting (2010)aspek yang paling penting dalam menggunakan sebuah standar
secara efektif dan menjadikan standar tersebut sebuah patokan adalah dengan
memilih standar yang tepat. Beberapa pertanyaan ini akan memberikan panduan
untuk memilih standar mana yang sesuai untuk organisasi.
1. Apakah standar tersebut dapat diimplementasikan dan diakui secara
internasional dengan tidak memandang batas geografis maupun negara?
Jawab : Perusahaan di Indonesia cenderung lebih mengenal dan
menggunakan ISO sebagai patokan suatu standarisasi. ISO/PAS 22399
sebuah

standar

mengenai

BusinessContinuity

yang

direncanakan

dipublikasikan akhir 2011 masih belum belum dipublikasikan sampai


sekarang (April 2012). Pilihan selanjutnya adalah BS 25999 yang
merupakan de-factostandar untuk BusinessContinuity. BS 25999 adalah
standar yang telah diterima secara internasional dan dikembangkan oleh
organisasi pengembangan standar terkemuka di dunia yaitu British
Standard Institute. Organsisasi yang sebagian besar standarnya dijadikan
ISO.
2. Apakah standar tersebut memberikan kerangkan kerja yang lengkap, dan
tidak hanya menguraikan mengenai Business continutiy saja namun juga
bagaimana melakukan Risk Analysis dan aktivitas mitigasi risiko?
Jawab : BS 25999 memberikan kerangka kerja dan spesifikasi untuk
diikuti dan memfokuskan perhatian kepada aktivitas bisnis yang paling
kritis.
3. Apakah standar yang dipilih mencerminkan pendekatan manajemen
terhadap manajemen risiko?
Jawab : Pendekatan manajemen selama ini adalah menggunakan ISO
untuk menangani risiko, trend yang ada di perusahaan saat ini adalah
wacana impelementasi RMS (ISO 31000) di beberapa proyek dan ISMS

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

90

(ISO 27001) untuk pengamanan informasi terutama data-data tender dan


desain. BS 25999 kompatible dengan ISO 27001 (dalam kontrol A.14 ISO
27001 di spesifikasikan mengenai BCMS). Meskipun implementasi BS
25999 tidak menjamin keberhasilan sertifikasi ISO 27001 namun
implementasi BS 25999 akan memberikan efek positif bagi customer,
supplier dan stakeholders(Calder & Watkins, 2008)
4. Apakah standar yang akan dipilih didasarkan pada terminologi bisnis,
bukan hanya terminologi BusinessContinuity?
Jawab : Meskipun menggunaan istilah-istilah khusus tidak dapat
dihindarkan, penggunaan akronim dan istilah-istilah yang sudah usang
secara luas harus dihindari. Semua istilah yang digunakan harus desktiptif
dan tidak memerlukan terlalu banyak penjelasan. Bab 2 dari BS 259992:2007 memberikan daftar istilah yang digunakan oleh BS 25999 yaitu
sebanyak 40 istilah dan sebagian besar merupakan istilah-istilah umum
dalam dunia bisnis seperti : 2.1. activity; 2.2. audit; 2.18. gain; 2.19.
impact dsb.
5. Apakah standar yang akan dipilih menanamkan kepercayaan manajemen
dengan menjelaskan komponen-komponen kunci dari sebuah BCMS yang
diakui secara internasional juga menjelaskan bagaimana mencapai tujuantujuan kunci manajemen?
Jawab : BS 25999 di bagi menjadi 2 bagian untuk mempermudah standar
ini dipahami dan diimplementasikan. Bagian kedua yaitu spesification
menetapkan prasyarat minimum untuk sebuah BCMS yang efektif dan
memberikan kerangka kerja untuk implementasinya, manajemen dan
continous improvement. Bagian kedua ini ditulis untuk memungkinkan
pengukuran kepatuhan. Sementara bagian pertama dari standar ini
menguraikan bagaimana mencapai "good practice", lebih dari sekedar
memenuhi prasyarat dan mendiskusikan kemungkinan-kemungkinan
manajemen risiko dan cara-cara untuk memenuhi tujuan bisnis.
6. Apakah standar yang akan dipilih memfokuskan diri di pengembangan
program, manajemen program dalam jangka panjang dan continuous
improvement?
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

91

Jawab : BS 25999 mendeskripsikan daur hidup sebuah siklus BCMS dan


pendekatannya

terhadap

continous

improvement.

Standar

ini

mendeskripsikan sebuah BCMS sebagai sebuah program yang hidup dan


terus berevolusi.

Dari faktor-faktor di atas dipilihlah BS 25999 sebagai kerangka dalam


pengembangan BCP pada karya akhir ini.

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai metodologi penelitian yang berisi
langkah-langkah serta metode sistematis yang dipergunakan dalam penyusunan,
pengumpulan data dan melakukan perancangan BCP pada studi kasus PT.ABC.
3.1

Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang dilakukan adalah Case Studies Research, karena

merupakan penelitian yang memusatkan perhatian pada suatu kasus tertentu


dengan menggunakan individu atau kelompok tertentu sebagai bahan studinya
(dalam kasus ini adalah SME). Penelitian difokuskan untuk menggali dan
mengumpulkan data yang lebih dalam terhadap obyek yang diteliti untuk dapat
menjawab pertanyaan yang sedang terjadi. Sehingga bisa dikatakan bahwa
penelitian ini bersifat deskriptif dan eksploratif(Hasibuan, 2007).
3.2

Tahapan Penelitian
Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini, dimulai

dengan perumusan masalah, berdasarkan perumusan masalah yang ada pada


PT.ABCkemudian dilakukan studi literatur. Pada tahapan studi literatur ini
ditentukan penggunaan standar BS 25999 sesuai dengan bahasan pada subbab 2.4
dan menggunakan GPG 2008 sebagai kerangka kerja untuk penyusunan BCP,
tahapan penelitian selanjutnya dilakukan mengikuti kerangka kerja BS 25999 dan
GPG 2008.

Perumusan Masalah
Tahapan

penelitian

dimulai

dengan

melakukanperumusan

masalah.

Perumusan masalah dimulai dengan analisis dokumen perusahaan. Hasil


analisis dokumen kemudian diolah dengan penggunaan fishbone diagram
untuk menangkap masalah yang tampak dipermukaan.

Studi Literatur
Pada tahapan ini dilakukan studi lieratur yang berhubungan dengan BCP.
Studi ini dilakukan dengan menggali informasi dari berbagai sumber seperti:
buku, jurnal (atau paper),textbook, penelitian sebelumnya dan dokumen92

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

93

dokumen standar BS/ISO, NIST. Studi juga dilakukan dengan menggali


informasi yang sudah ada di organisasi seperti dokumen ISO 9001:2000,
standar mutu, data inventaris, daftar proyek (pilot project List) dan dokumendokumen lainnya yang berhubungan dengan aset dan proses bisnis kritis.

Pengumpulan dan Pengolahan Data


Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data-data yang diperlukan untuk
memecahkan masalah yang telah dirumuskan pada tahapan sebelumnya. Data
yang diambil baik dari data primermaupun data sekunder.
Data primer didapatkan langsung melalui wawancara atau melalui kuisioner
yang disebar ke setiap departemen fungsional di PT.ABC atau melalui email
karena sebagai perusahaan konstruksi nasional yang proyeknya tersebar di
berbagai wailayah di Indonesia mobilitas karyawannya dapat dikatakan
sangat tinggi. Data sekunder didapatkan dari berbagai dokumen internal
organisasi (seperti dokumen ISO 9001, Perspektif Bisnis Jangka Menengah
dan data inventaris) maupun data dari luar organisasi (seperti Data
&Informasi Bencana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana). Hasil
pada tahapan ini akan menjadi input bagi tahapan berikutnya yaitu analisis.

Analisis
Pada tahapan ini akan dilakukan analisis terhadap data sesuai dengan standar
BS 25999 dan kerangka kerja BCI GPG 2008 dengan fokus untuk
menghasilkan dokumen BusinessContinuityPlan (BCP). Secara umum
pembahasan berisi tahapan-tahapan (stage) pada BCI GPG 2008 namun tidak
semua langkah dilakukan namun hanya langkah-langkah yang merupakan
prasyarat untuk menghasilkan dokumen BCP. Untuk setiap langkah akan
dibahas secara lengkap precursors, masukan/inputdan output yang dihasilkan.
Hasil pemecahan masalah ini diharapkan dapat membantu PT.ABCdalam
implementasi BCMS dan meningkatkan resilience organisasi secara
keseluruhan.

Kesimpulan dan Saran


Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

94

Pada tahapan ini penelitian sudah selesai dan dihasilkan sebuah kesimpulan
terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan berdasarkan hasil pengolahan
data dan analisis pembahasan masalah. Kesimpulan ini berupa pernyataanpernyataan yang menggambarkan penyelesaian masalah dan menjawab
research question. Sedangkan saran merupakan tindak lanjut dari kesimpulan
disertai beberapa usulan yang kiranya dapat dipertimbangkan baik untuk
PT.ABC maupun untuk akademisi.
3.3

Kerangka Berpikir/Kerja
Metodologidibangun berdasarkan kerangka kerja standar BS-25999 (sesuai

pembahasan pada bab 2.4). Standar ini menguraikan gambar besar dari ekspektasi
dari sebuah proses (TheCode of Practice) juga detail bagaimana cara mencapai
ekspektasi tersebut (The Spesification) dan versi BS 25999 dapat dijelaskan
sebagai berikut ini:

Part 1 : Code of Practiceyang menguraikan bagaimana mencapai sebuah


"best practice", tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan minimum. Part ini
mendiskusikan mengenai peluang manajemen risiko dan metode untuk
mencapai tujuan bisnis

Part 2 : Spesification yang mengemukakan mengenai kebutuhan minimum


dari sebuah BCMS yang efektif dan memberikan kerangka kerja untuk
implementasinya, manajemen dan peningkatan yang berkelanjutan. Bagian ini
ditulis untuk memenuhi kebutuhan akan compliance.
Kerangka kerja karya akhir ini disusun berdasarkan BS-25999-1dan BCI

GPG 2008.GPG 2008 terdiri dari 6 bagian (sesuai dengan bahasan pada subbab
2.2.4), tetapi hanya bagian-bagian yang dibutuhkan atau menjadi prasyarat untuk
menghasilkan dokumen BusinessContinuityPlan (BCP) yang akan dilakukan
sehingga dihasilkan kerangka berpikir sebagaimana Gambar 3.1 di bawah ini.

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

95

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Berdasarkan BCI GPG 2008


Dalam kerangka pikir di atas terdapat 4 langkah utama yaitu :
1.
2.
3.
4.

Membuat kebijakan BCMS


Memahami Organisasi
Menentukan Strategi BCMS
BCP

Masing-masing langkah dapat dapat dijelaskan sebagai berikut ini

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

96

3.3.1. Kebijakan BCMS


Langkah ini mengacu Pada BS 25999-1 bab 4) :Berdasarkan pembahasan pada
subbab 2.2.4untuk membuat sebuah dokumen kebijakan BCMSada beberapa hal
yang akan dilakukan di antaranya :
1. Memastikan program BCMS mendukung tujuan dan budaya PT.ABC
Untuk memastikan program BCMSdilakukan dengan cara :
a. Mendapatkan profil PT.ABC dengan melihat struktur organisasi dan
menanyakan visi dan misi, apa tujuan organisasi dan bagaimana tujuan
tersebut diraih?
b. Bercermin kepada kebijakan yang sudah ada sebelumnya yaitu kebijakan
mutu ISO 2008.
c. Mendapatkan dokumen (data sekunder) yang akan dipergunakan dalam
proses BIA dan Risk Asessment.
d. Mendefinisikan BCMS berdasarkan organisasi.
2. Memutuskan ruang lingkup program BCMS : hal ini dapat dilakukan dengan
melakukan wawancara, FGD maupun membuat kesepakatan dengan senior
ManagementPT.ABC(terutama Management yang berhubungan erat dengan
implementasi standar dalam hal ini Q-SHE).
3. MemFormulasikan kebijakan BCMSPT.ABC : Setelah data-data didapatkan
dan ruang lingkup diputuskan langkah terakhir adalah memFormulasikannya
ke dalam sebuah Dokumen Kebijakan BCMS.
3.3.2. Memahami Organisasi
Langkah ini mengacu pada bab 6 pada BS 25999-1 : Berguna untuk
mengindentifikasi

produk-produk

dan

layanan

kunci

organisasi

dan

mendefinisikan aktivitas yang kritis waktu yang mendukungnya. Alat yang dapat
digunakan untuk memahami bisnis untuk keperluan BC antara lain BIA, Analisis
kebutuhan pemulihan dan RiskAssessment.Penggunaanmasing-masing alat dapat
dijelaskan sebagi berikut ini.

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

97

3.3.2.1 Business Impact Analysis


Langkah ini mengacu pada BS 25999-1 bab 6.2-3 & BS 25999-2 bab 4.1.1. Untuk
dapat melakukan BIA perlu untuk mendapatkan dukungan dari eksekutif maupun
senior manajemen. Karena beberapa manajer yang sudah cukup sibuk dengan
pekerjaannya tidak akan memberikan datanya kecuali ada dukungan dari pihak
top manajemen.Dokumen Kebijakan BCMS yang sudah diFormulasikan pada
langkah 3.3.1 sebelumnya disertakan dalam setiap langkahdan digunakan untuk
mendemonstrasikan komitmen dari top manajemen dalam mengimplementasikan
BCMS.
Tahapan proses BIA beserta output yang dihasilkan pada masing-masing tahapan
dapat dilihat pada diagram pada Gambar 2.8 pada bab 2, meliputi :
1. Identifikasi Tujuan BIA, Ruang Lingkup dan Asumsi
Untuk melakukan BIA pertama-tama yang dilakukan adalah mengidentifikasi
tujuan, ruang lingkup, narasumberdan asumsi yang diperlukan untuk
melakukan proses BIA di PT.ABC. Tujuan dan ruang lingkup didapatkan dari
Dokumen Kebijakan BCMS pada langkah sebelumnya, narasumber di
dapatkan dari struktur organisasi pada lampiran 1 dengan memfokuskan
pencarian narasumber kepada senior

manajemen, sedangkan asumsi

dipergunakan untuk menggambarkan karakteristik dari gangguan yang


mungkin dapat terjadi dan kemampuan recovery organisasi.
2. Identifikasi Fungsi Bisnis dan Proses Bisnis
Dalam langkah ini dilakukan identifikasi Fungsi Bisnis dan Proses Bisnis
yang digunakan untuk mendukung misi, tujuan dan sasaran organisasi. Untuk
melakukan identifikasi ini digunakan Lampiran 1 : Struktur organisasi
PT.ABCdan Gambar 4.1Analisis Rantai Nilai PT.ABC. Kedua diagram
tersebut dipergunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai fungsi-fungsi
bisnis apa saja yang ada mana yang merupakan fungsi bisnis utama dan yang
merupakan fungsi bisnis pendukung. Template untuk identifikasi fungsi
bisnis dan proses bisnis adalah sebagaimana
Tabel 3.1 berikut ini :

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

98

Tabel 3.1Template identifikasi Fungsi dan Proses Bisnis(Andalan Nusantara


Teknologi (ANT), 2012)
SME#
1

BUSINESSFUNCTION
*1
Fungsi Bisnis A

PROSES
BISNIS
*2
Proses Bisnis 1
Proses Bisnis 2
Proses Bisnis 3

DESKRIPSI
Deskripsi proses bisnis 1
Deskripsi proses bisnis 2
Deskripsi proses bisnis 3

3. Melakukan penilaian dampak Finansial dan Operasional


a. Menentukan penilaian dampak Finansial
Penilaian dampak finansial ini berguna untuk mengukur sejauh
mana/seberapa parah kerugian finansial terhadap bisnisPT.ABC yang
disebabkan tidak berfungsinya proses bisnis karena bencana. Hal ini
dilakukan dengan menanyakan Sejauh mana dan separah apa kerugian
finansial jika sebuah proses terganggu setelah terjadinya bencana ?.
Penilaian dampak finansial ini terdiri dari 2 langkah yaitu :

Menentukan Extent of Financial Loss


Melakukan kuantifikasi dampak kerugian dari suatu kejadian
dalam periode tertentu. Data didapatkan dengan melakukan
wawancara

dengan

narasumber (SME)

mengenai

potensi

kerugian per hari yang dapat diderita PT.ABC ketika proses


bisnis tersebut tidak dapat berjalan.

Menentukan Severity Level


Memberikan level kerusakan terhadap masing-masing proses
bisnis berdasarkan nilai kualitatif pada Extent of Financial Loss
setelah

sebelumnya

membuat

kesepakatan

mengenai

Pengelompokan Level Kerusakan Finansial dengan pihak-pihak


terkait (manajemen senior)PT.ABC.
b. Menentukan penilaian dampak Operasional
Penilaian dampak operasional ini berguna untuk mengukur dampak
negatif yang ditimbulkan oleh sebuah gangguan (bencana) terhadap
berbagai operasi bisnis yang kurang dapat dikuantifikasi (subyektif)
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

99

contohnya berkaitan dengan kecukupan, efisiensi, kepuasan, image,


kepercayaan, moral.
Pemberian peringkat untuk suatu bisnis proses merepresentasikan
perkiraan subyektif yang disediakan oleh partisipan BIA dalam sebuah
peringkat kualitatif seperti "none", "low", "medium", "medium-high",
"high" dan "highest". Berdasarkan tingkat signifikansi bisnis proses
terhadap aspek operasional.
Untuk memudahkan dalam proses input maupun bagi SME untuk
mengkualifikasi signifikansi dampak operasional maka peringkat tersebut
dikonversi ke dalam angka numerik sebagai berikut ini :
0 untuk none
1 untuk low
2 untuk medium
3 untuk medium -high
4 untuk high
5 untuk highest
Template untuk penilaian dampak finansial dan operasional dapat dilihat
pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Template Penilaian Dampak Finansial dan Operasional(Andalan
Nusantara Teknologi (ANT), 2012)

BUSINESSFUNCTION
*1

Fungsi Bisnis A

PROSES
BISNIS
*2

Proses
Bisnis 1
Proses
Bisnis 2
Proses
Bisnis 3

EXTENT OF
FINANCIAL
LOSS
(per day)
*3a

OPERATIONAL
IMPACTS
RANKING
*3c

SEVERITY
LEVEL
*3b

O1

O2

O...

On

Rp.

Rp.

Rp.

Kolom 1 dan 2 didapatkan dari langkah 2 Identifikasi Fungsi Bisnis dan


Proses Bisnis sebelumnya. Kolom 3 (a,b,c) didapatkan dari hasil
wawancara. Banyaknya Operational Impacts Ranking antara 1 sampai

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

100

dengan n buah faktor operasional yang ingin diukur dampak


operasionalnya.

4. Melakukan identifikasi Proses Bisnis Kritis


Proses bisnis diidentifikasi dengan menerapkan beberapa kriteria terhadap
nilai dampak finansial dan operasional. Kriteria ini disusun lalu divalidasi
kepada manajemen senior PT.ABC. Misalnya : memiliki level kerusakan
finansial lebih dari 2, peringkah high (4) diberikan sekurang-kurangnya 2
dan

sebagainya.

Proses-proses

yang

sesuai

dengan

kategori

ini

dikelompokkan ke dalam proses bisnis kritis.


5. Melakukan Identifikasi MTPD dan melakukan prioritasi proses kritis
Berdasarkan masukan dari SME dilakukan estimasi MTD/MTPD untuk
masing-masing proses bisnis kritis yang telah diidentifikasi sebelumnya. Hal
ini dilakukan dengan memberikan pertanyaan Berapa lama waktu yang dapat
ditoleransi oleh proses ini berdasarkan level dampak finansial dan operasional
? ke masing-masing SME.
Setelah MTPD dapat diidentifikasi langkah selanjutnya adalah memberikan
peringkat untuk masing-masing bisnis proses berdasarkan identifikasi MTPD.
Semakin kecil MTPD maka semakin tinggi prioritasnya (ditandai dengan
angka yang semakin kecil)
6. Melakukan identifikasi Sistem IT dan Aplikasi kritis
Semua sistem TI akan dianggap kritis apabila mendukung proses bisnis yang
kritis. Proses ini dilakukan dengan menanyakan kepada SME aplikasi apa saja
yang dipergunakan. Divisi TI akan membantu SME pada langkah ini.List
aplikasi dapat dilihat pada portofolio sistem aplikasi pada Tabel 4.3 dapat
dipergunakan untuk membantu SME dalam mengingat.
7. Melakukan identifikasi Sumber daya Non-TI Kritis
Sama seperti proses identifikasi aplikasi dan sistem TI kritis pada langkah
sebelumnya, tingkat kekritisan sebuah sumber daya Non-TI bergantung pada
tingkat kekritisan proses bisnis yang didukungnya.Proses ini dilakukan
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

101

dengan menanyakan kepada SME sumber daya apa saja yang dipergunakan
untuk melakukan masing-masing proses bisnis. Sumber daya non kritis
mencakup namun tidak terbatas pada sumber daya berikut ini : supplies
(misal

pre-printed

Form,

kertas,

toner,

ribbon),

utility

(AC,

dispenser),peralatan kerja (meja, kursi, telepon, brankas).


8. Menentukan RTO dan WRT
RTO adalah waktu yang tersedia untuk memulihkan sistem dan sumber daya
yang terganggu, maka secara definisi RTO harus lebih kecil dari MTD
(didapatkan pada step 5). Selain RTO, MTD juga terdiri dari WRT.
WRTadalah langkah-langkah tambahan yang perlu dilakukan supaya bisnis
dapat berjalan kembali setelah sistem (perangkat lunak,perangkat keras dan
konfigurasi) dikembalikan (restore).
MTD = RTO + WRT
Informasi yang didapatkan dari langkah 5,6,dan 7 dipergunakan untuk
menentukan RTO untuk setiap sumber daya TI maupun Non-TI.
9. Menentukan RPO
RPO menggambarkan toleransi terhadap kehilangan data sebagai akibat dari
adanya gangguan. RPO di ukur dalam skala waktu sejak waktu terakhir data
dilakukan backup dan waktu gangguan.
Dalam proses BIA ini RPO ditentukan untuk setiap aplikasi dengan
menanyakan Berapa toleransi (dalam ukuran waktu) kehilangan data
yang mungkin terjadi diantara 2 periode backup ? kepada SME, respon
dari pertanyaan ini mengindikasikan nilai RPO.
10. Mengidentifikasi work around procedures
Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasikan work-around procedures
untuk bisnis proses yang telah terpilih pada step 4 sebelumnya dengan
menanyakan beberapa pertanyaan kepada SME sebagai berikut ini :
o Adakah work-around procedures yang telah terdokumentasi dengan baik
untuk proses anda ?
o Identifikasi semua pekerjaan yang tidak tercakup oleh work-around
procedures ini.

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

102

3.3.2.2 Analisis/Estimasi Kebutuhan Pemulihan


Mengacu pada BS 25999-1 bab 6.4
Langkahini dilakukan pada waktu yang sama dengan saat BIA dilakukan. Proses
yang dilakukan antara lain :
1. Menentukan Kebutuhan Pemulihanhal ini dengan melakukan kuantifikasi
sumber daya (misalnya orang, teknologi, telepon) yang dibutuhkan selama
waktu melakukan pemeliharaan fungsi bisnis pada level yang dapat diterima
dan di dalam periode MTPD.
2. Melakukan Pelaporan dilakukan dengan mendapatkan tanda tangan dari
masing-masing pemilik proses untuk mengkonfirmasi akurasi dari informasi
tersebut.
3. Teruskan ke langkah pengembangan strategi BCMS
3.3.2.3 RiskAssessment
Langkah ini mengacu pada BS 25999-1 bab 6.5 & BS 2599902 bab 4.1.2/3 :
RiskAssessment adalah proses yang dimulai dengan identifikasi ancaman potensial
terhadap keberlangsungan bisnis organisasi dan berakhir dengan penentuan nilai
risiko untuk setiap ancaman yang telah diidentifikasi sebelumnya. Proses
pengumpulan data untuk riskAssessment terdiri dari langkah-langkah berikut ini.
Ada beberapa asumsi yang dibuat sebelum dilakukannya proses riskAssessment
antara lain

Semua ancaman yang reaListis dapat diidentifikasi.

Data &Informasi Bencana dari Badan Nasional Penaggulangan Bencana


(BNPB) akurat dan memadai.

Ancaman yang lebih mudah dikontrol (staf maupun masalah gedung)


diprioriTaskan pada biaya ancaman lain yang lebih rentan terhadap pengaruh
misalnya cuaca buruk

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

103

Penggunaan skala numerik untuk menentukan nilai dari pengaruh dapat


mencerminkan kepentingan relatif untuk aset-aset yang kurang dapat
dikuantifikasi seperti reputasi

BCI GPG-2008 tidak memberikan panduan secara spesifik mengenai proses


RiskAssessment ini. Untuk karya akhir ini akan digunakan metode dari ANT
(Andalan Nusantara Teknologi (ANT), 2012) pada subbab 2.1.3.2.Proses
riskAssessment mengacu pada subbab 2.1.3 dengan langkah-langkah sebagai
berikut ini :
1. MengidentifikasiSumber Ancaman
Langkah pertama dalam melakukan Risk Assesment adalah melakukan
identifikasi daftar ancaman potensial terhadap PT.ABC berdasarkan
Threatchecklist pada Tabel 2.1, Data &Informasi Bencana DKI Jakarta sd.
Juni 2012. Data tersebut kemudian disesuaikan dengan keadaan PT.ABC.
Beberapa ancaman yang sangat kecil kemungkinan terjadinya (seperti badai
salju) dapat dieliminasi untuk mengurangi usaha.
2. MengidentifikasiThreat Events
Langkah kedua adalah menentukan Threat events/kejadian apa yang mungkin
terjadi karena adanya ancaman yang telah diidentifikasi pada langkah pertama
sebelumnya, kemudian menentukan kritikal aset apa saja yang terpengaruh
oleh kejadian tersebut.
3. MengidentifikasiKonsekuensi (Impact)
Langkah ketiga adalah menentukan konsekuensi (impact) dari masing-masing
Threat events terhadap aset kritis yang dipengaruhinya. Konsekuensi ini dapat
berupa Berhentinya produksi karena kerusakan fasilitas alat-alat kantor dan
mesin produksi, ketidakhadiran/kehilangan staf.
4. Melakukan penilaian SLE atau SIE
Dalam langkah 4 ini akan ditentukan nilai Asset Lost Potential Value (ALPV)
yaitu nilai critical asset yang mengacu pada hasil stok opname aset PT.ABC
per Juli 2012 dan Exposure Factor (EF) yaitu poternsi kerusakan suatu aset
pada satu kali Threatevent kedua nilai ini hanya berlaku untuk perhitungan
dengan menggunakan metode kuantitatif, tujuannya untuk menentukan nilai
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

104

SLE sedangkan untuk perhitungan kualitatif (SIE) dilakukan secara subyektif


sesuai dengan tabel pemetaan pada subbab 2.1.3.
5. Melakukan penilaian kemungkinan (likelihoods)
Langkah ini melibatkan perhitungan likelihood dalam Annualized Rate of
Threat Occurance (ART) berdasarkan Data &Informasi Bencana DKI Jakarta
sd. Juni 2012 dari BNPB yang telah diolah kembali. ART direpresentasikan
dalam nilai 1/x yang mengindikasikan suatu kejadian terjadi setiap x tahun
sekali.
6. Turunkan (derive) nilai risiko
Berdasarkan output dari langkah 2,4 dan 5 dilakukan perhitungan nilai risiko
sehingga menghasilkan nilai ALE atau AIE bergantung dari tipe jenis aset
dan perhitungannya (kualitatif atau kuantitatif).Output dari langkah 6 ini
antara lain :

Daftar ancaman (threats)

Konsekuensi

Nilai risiko

3.3.3. Menentukan Strategi BC/Pemulihan


Langkah ini mengacu pada bab 7.2 pada BS 25999-1. Sebelum melakukan
langkah ini BIA harus sudah dilakukan untuk dapat menentukan strategi BC yang
tepat. Sesuai dengan pembahasan pada subbab 2.1.5.1 untuk menentukan strategi
BC terdapat 2 fase (hanya fase A dan B yang akan dilakukan) sebagai berikut ini :

Fase A : Identifikasi Kebutuhan Pemulihan (Recovery Requirement


Identification)

Fase B : Identifikasi Pilihan Pemulihan (Recovery Option Identification)

Masing-masing fase dapat dijabarkan sebagai berikut ini :


A. Identifikasi Kebutuhan Pemulihan (Recovery Requirement Identification)
Langkah

diturunkan

dari

analisis

kebutuhan

pemulihan(bab

3.3.2.2).Sedangkan langkah 2-5 mengelompokkan kebutuhan pemulihan yang


sudah diidentifikasi pada langkah 1 ke dalam beberapa area BCS. Masing-

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

105

masing langkah identifikasi kebutuhan pemulihan PT.ABC dapat dijabarkan


sebagai berikut :

Fase A :Langkah 2
Area : Tempat Kerja
Kategori kebutuhan pemulihan :
a) Tempat kerja alternatif, untuk staf dapat berkerja
b) Disaster Recovery Center atau Co-Location, untuk tim
CrisisManagement dapat melakukan usaha pemulihan

Fase A :Langkah 3
Area : Infrastruktur dan sistem TI
Kategori kebutuhan pemulihan :
a) Infrastruktur dan sistem TI kritis
b) Fasilitas pemulihan TI alternatif

Fase A :Langkah 4
Area : Logistic
Kategori kebutuhan pemulihan :
a) Sumber daya dan peralatan kritis
b) Fasilitas logistik dan gudang alternatif

Fase A :Langkah 5
Area : Data dan Record penting lainnya
Kategori kebutuhan pemulihan :
a) Data-data

kritis

dan

fasilitas

penyimpanan

di

luar

perusahaan.
b) Catatan/Record dan fasilitas penyimpanan Record di luar
perusahaan.

B. Identifikasi Pilihan Pemulihan (Recovery Option Identification)

Fase B :Langkah 1
Area : Tempat Kerja
Kategori kebutuhan pemulihan :
a) Tempat kerja alternatif, untuk staf dapat berkerja

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

106

b) Disaster Recovery Center atau Co-Location, untuk tim


CrisisManagement dapat melakukan usaha pemulihan
Opsi Pemulihan Tempat Kerja dan DRC/Co-Location :lakukan
identifikasi opsi pemulihan untuk tempat kerja sebagaimana Tabel
2.13

Fase B :Langkah 2
Area : Infrastruktur dan sistem TI
Kategori kebutuhan pemulihan :
a) Infrastruktur dan sistem TI kritis
b) Fasilitas pemulihan TI alternatif
Opsi Pemulihan Infrastruktur dan Sistem TI : lakukan
identifikasi opsi pemulihan untuk tempat kerja sebagaimana Tabel
2.14.

Fase B :Langkah 3
Area : Logistic
Kategori kebutuhan pemulihan :
a) Sumber daya dan peralatan kritis
b) Fasilitas logistik dan gudang alternatif
Opsi Pemulihan Infrastruktur dan Sistem TI : lakukan
identifikasi opsi pemulihan untuk tempat kerja sebagaimanaTabel
2.15.

Fase B :Langkah 4
Area : Data dan Record penting lainnya
Kategori kebutuhan pemulihan :
a) Data-data

kritis

dan

fasilitas

penyimpanan

di

luar

perusahaan.
b) Catatan/Record dan fasilitas penyimpanan Record di luar
perusahaan.
Opsi Pemulihan Infrastruktur dan Sistem TI : lakukan
identifikasi opsi pemulihan untuk tempat kerja sebagaimanaTabel
2.16.

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

107

3.3.4. Mengembangkan BusinessContinuityPlan (BCP)


Berdasarkan pembahasan pada subbab 2.1.7 sebuah dokumen BCP berdasarkan
BS 25999-1:2006 sedikitnya memuat element-element berikut ini :

Tujuan dan Ruang lingkup (mengacu pada bab 8.3.2 dalam BS 25999-1)

Peran dan Tanggungjawab (mengacu pada bab 8.3.3 dalam BS 25999-1

Aktivasi Rencana (mengacu pada bab 8.3.4 dalam BS 25999-1)

Pemilik dan Pemelihara dokumen (mengacu pada bab 8.3.5 dalam BS


25999-1)

Detail Contact (mengacu pada bab 8.3.6 dalam BS 25999-1)

Selain element-element di atas BCP juga harus memuat element-element berikut


ini:

Action Plan/TaskList (mengacu pada bab 8.7.2 dalam BS 25999-1)

Kebutuhan sumber daya (mengacu pada bab 8.7.3 dalam BS 25999-1)

Orang yang bertanggung jawab terhadap rencana atau Responsible


Person(s) (mengacu pada bab 8.7.4 dalam BS 25999-1)

Form dan Lampiran (mengacu pada bab 8.7.5 dalam BS 25999-1)

Dari dokumen training ANT (Andalan Nusantara Teknologi (ANT), 2012)


terdapat juga element-element tambahan yang perlu untuk dipertimbangkan untuk
dimasukkan ke dalam BCP antara lain:

Rangkuman Hasil Proses BIA

Rangkuman Hasil Proses RiskAssessment

3.3.4.1 Tujuan dan Ruang lingkup


Isi dari element BCP ini menjelaskan tujuan dari program BCP untuk
PT.ABC.

Sementara

ruang

lingkup

diturunkan

langsung

dari

proses

pengembangan dokumen Kebijakan BusinessContinuity pada proses sebelumnya


namun dapat memuat ruang lingkup tambahan seperti :

Asumsi lama maksimum yang digunakan untuk melakukan opsi pemulihan.

Tipe event yang dapat memicu rencana, seperti antara lain : kerusakan
layanan kritis, kerusakan hardisk, kerusakan pada gedung kantor dsb.

Area yang tidak tercakup dalam rencana.


Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

108

3.3.4.2 Peran dan Tanggungjawab


Isi dari Element BCP ini mendefinisikan BusinessContinuityTeam beserta
Peran dan Tanggung jawabnya. Ukuran dan jumlah tim bergantung pada besarnya
organisasi. Anggota tim dipilih berdasarkan pengetahuan dan pengalaman mereka
terhadap aktivitas, prosedur, tugas yang ditugaskan kepada mereka serta kesamaan
dengan regular job description mereka.

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Tabel 3.3 Template Tim BCP Beserta Tanggung Jawab(Andalan Nusantara Teknologi (ANT), 2012)
No

A.
A.1.
A.2.

Nama Tim

CrisisManagement group
CrisisManagementTeam
(CMT)
Bussiness
ContinuityCoordinator (BCC)

A.3.

DamageAssessmentTeam
(DAT)

A.4.

NotificationTeam (NT)

Tanggung Jawab

CMT mengelola dan mengatur


eksekusi BCP
Keseluruhan fase eksekusi:
fase 1 : Notifikasi
fase 2 : Penilaian masalah dan
eskalasi
fase 3 : Deklarasi bencana
fase 4 : Implementasi rencana
logistik
fase 5 : Pemulihan dan
melanjutkan bisnis seperti biasa
Penghubung CMT dengan tim
lainnya
Pengembangan, testing dan
maintenance BCP
Melakukan penilaian dampak
kerugian
Memperkirakan waktu yang
dibutuhkan untuk pemulihan
Memberitahu tim BC dan personel
untuk mengeksekusi rencana dan
prosedur pemulihan

Tanggung
Jawab
Ke.

Nama Staff

Jabatan dalam
tim

Jabatan dalam
organisasi

0.BOD
A.1.CMT

A.2.

A.2.

109

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Universitas Indonesia

110

Tabel 3.3 Template Tim BCP Beserta Tanggung Jawab (lanjutan)


No
A.5.

Nama Tim
EmergencyResponseTeam
(ERT)

Tanggung Jawab
Melindungi nyawa, property dan
lingkungan segera setelah
terjadinya bencana

Tanggung
Jawab
Ke.
A.2.

Nama Staff

Jabatan dalam
tim

Jabatan dalam
organisasi

Memfasilitasi evakuasi personel


Operasi penyelamatan darurat
Bantuan medis
Containment Insiden
Koordinasi dengan departemen
kebakaran, kepolisian dan rumah
sakit terdekat
A.6.

Crisis Communication Team


(CCT)

Menyediakan informasi yang


cepat akurat dan konsisten kepada
stakeholder (staf, manajemen,
partner bisnis eksternal,
pelanggan, publik dsb)

A.2

A.7.

ResourceProcurement and
LogisticTeam (RPLT)

Memastikan sumber daya dan


peralatan yang dibutuhkan
didapatkan tepat waktu

A.2.

Melakukan mobilisasi orang,


sumber daya, peralatan dan
perlengkapan ke fasilitas
pemulihan

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Universitas Indonesia

111

Tabel 3.3 Template Tim BCP Beserta Tanggung Jawab (lanjutan)


No

Nama Tim

Tanggung Jawab

A.8.

RiskAssessment Manager
(RAM)

B.
B.1.

BusinessResumption Group
User ManagementTeam (UMT)

B.2.

Business Unit Team (BUT)

C.
C.1.

Technical and Operational Recovery Group


IT Technical RecoveryTeam
Membantu ITTRT (C.1) untuk
(ITTRT)
memulihkan data dan sumber daya
Memasukkan data yang dihasilkan
dari proses manual
Memvalidasi sukses tidaknya
pemulihan

Melakukan penilaian dan


mengontrol risiko yang
berhubungan dengan gangguan
dan eksekusi BCP

Tanggung
Jawab
Ke.
A.2.

Melakukan penilaian terhadap


kebutuhan mendadak dari staf di
masing-masing bisnis unit

A.2.

Melakukan penilaian kebutuhan


unit saat ini

A.2.

Nama Staff

Jabatan dalam
tim

Jabatan dalam
organisasi

*masing-masing
kepala fungsi bisnis

A.2.

Melakukan pemulihan
infrastruktur TI
C.2.

Manufacturing and Production


Technical RecoveryTeam
(MPTRT)

Menyelamatkan dan memulihkan


peralatan dan sumber daya
produksi

A.2.

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Universitas Indonesia

112

Tabel 3.3 Template Tim BCP Beserta Tanggung Jawab (lanjutan)


No

Nama Tim

Tanggung Jawab

C.3.

Safety and Hazardous Material


Handling Team

Membantu memastikan
keselamatan tugas-tugas
pemulihan baik di tempat alternatif
maupun di tempat yang lama.

C.4.

Vital Record Salvage and


Restoration Team

Menyelamatkan Record dengan


cepat dan berhati-hati untuk
menghindari kerugian yang lebih
besar

Tanggung
Jawab
Ke.
A.2.

Nama Staff

Jabatan dalam
tim

Jabatan dalam
organisasi

A.2.

Berusaha memulihkan Record


tersebut ke/mendekati kondisi
semula
C.5.

Data and Critical


RecordBackup Retrieval Team

Mengambil salinan operating


system, aplikasi, data, Record
penting, manual, dokumen
maupun sumber daya lainnya yang
berguna untuk proses pemulihan
dari lokasi backup

A.2.

Menjaga keamanan media backup

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Universitas Indonesia

113

Tabel 3.3 Template Tim BCP Beserta Tanggung Jawab (lanjutan)


No
C.6.

Nama Tim
Administration Support
Coordination Team

Tanggung Jawab
mengkoordinasi proses pemulihan
dengan fasilitas pemulihan
alternatif, fasilitas penyimpanan
off-site, dan
vendorhardware/software
Penyediaan makanan, minuman,
pengurusan perjalanan beserta
akomodasi

Tanggung
Jawab
Ke.
A.2.

Nama Staff

Jabatan dalam
tim

Jabatan dalam
organisasi

melakukan pencatatan pengeluaran


C.7.

Restoration Team

Memfasilitasi transisi dari fasilitas


alternatif ke fasilitas lama
organisasi atau ke fasilitas baru

A.2.

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Universitas Indonesia

3.3.4.3 Action Plans/TaskLists


Berdasarkan bab 8.7.2 dalam BS 25999-1 sebuah rencana aksi harus
memuat checklist tindakan dan tugas dari yang terstuktur terurut berdasarkan
prioritas dengan menyoroti hal-hal berikut ini :
a) Bagaimana BCP diaktifkan
b) Orang-orang yang bertanggung jawab mengaktifkan BCP kepada siapa
mereka harus berkonsultasi dan prosedur apa yang harus mereka ambil
c) Prosedur yang harus diambil untuk mengambil keputusan tersebut
d) Siapa yang kemana dan kapan
e) Layanan apa saja yang berada di mana dan kapan, termasuk cara
memindahkan sumber daya eksternal dan pihak ketiga.
f) Bagaimana informasi di sebarkan
g) Jika perlu prosedur workaround, sistem recovery dsb.
3.3.4.4 Pemilik dan pemelihara dokumen
Organisasi

harus

menominasikan

pemilik

utama

dari

rencana

dan

mendokumentasikan siapa yang bertanggung jawab untuk mereview, merubah dan


memperbarui rencana secara rutin. Berdasarkan Peran dan Tanggung jawab pada
Tabel 3.3 di atas pemilik dan pemelihara dokumen di PT.ABC adalah
BusinessContinuityCoordinator (BCC) Team, baik leads maupun membernya.
3.3.4.5 Detail contact
Element BCP ini memuat atau mengacu detail contact untuk semua
stakeholder. Metode yang umum digunakan adalah menggunakan calltree
berdampingan dengan contactList. Dengan menggunakan calltree seorang
anggota tim akan dihubungi oleh anggota tim lain yang memiliki node yang lebih
tinggi asalkan kedua node itu terhubung. Untuk masing-masing anggota tim harus
mengacu ke anggota tim lainnya yang ditunjuk sebagai contactperson
alternatif.Gambar 3.2 di bawah ini menggambarkan contoh calltree untuk tim
pemulihan TI.

114
Universitas Indonesia
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

115

Gambar 3.2 Contoh calltree untuk tim pemulihan TI(Andalan Nusantara


Teknologi (ANT), 2012)
ContactListbiasanya didapatkan dari buku alamat perusahaan yang dipergunakan
dan dipelihara oleh sekertaris maupun resepsionis. Berdasarkan ANT sebuah
contactlist sebaiknya memuat informasi berikut ini(Andalan Nusantara Teknologi
(ANT), 2012) :

Nama tim

Nama anggota

Peran

Nomor Telp Kantor

Nomor Telp Selular

Nomor Rumah

Alamat Email

Alternatif anggota lainnya (digunakan ketika anggota tim utama tidak


dapat dijangkau)

List di atas dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagaimana Tabel 3.4 berikut ini

Universitas Indonesia
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

116

Tabel 3.4 Template ContactList(Andalan Nusantara Teknologi (ANT), 2012)


No.
1

Nama
Tim

Nama
Anggota

Mr.A

No Telp
Peran

XXX

XXX

XXX

XXX

XXX

XXXX

Kantor Selular Rumah

A
XXX
TeamLeads
A Team
XXX
Member

Mr.B

XXX

Anggota
tim
Alternatif
Mr.B

Email

3.3.4.6 Kebutuhan sumber daya


Sumber daya yang dibutuhkan

untuk

BusinessContinuity

dan

BusinessRecovery harus diidentifikasi pada berbagai situasi. Identifikasi sumber


daya ini dapat meliputi
a) Orang
b) Tempat
c) Teknologi (temasuk komunikasi)
d) Informasi
e) Perlengkapan kantor
3.3.4.7 Orang-orang yang Bertanggung jawab
Elemen ini tidak akan dijelaskan lagi karena beroverlap dengan element
3.3.4.2 (Peran dan Tanggung jawab BCC) sebelumnya.
3.3.4.8 Form dan Lampiran (Mengacu pada bab 8.7.5 dalam BS 25999-1)
Ketika memungkinkan BCP harus berisi detail contacteksternal yang upto-date berisi data agensi internal maupun eksternal yang relevan, organisasi dan
penyedia layanan yang mungkin diperlukan bagi organsiasi.
BCP juga sebaiknya menyertakan catatan insiden (incident log) atau
Formulir

untuk

mencatat

informasi

penting

terutama

berkaitan

proses

pengambilan keputusan.

Universitas Indonesia
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

BAB 4
PROFIL ORGANISASI

PT. ABC

adalah perusahaan konstruksi nasional yang didirikan pada

tanggal 8 Agustus 1988 dengan kantor pusat berada di Jakarta. PT.ABC


merupakan sebuah perusahaan General Engineering & Construction terkemuka
di

Indonesia

dengan

berbagai

pengalaman

dibidangnya.

Dari

CompanyProfilePT.ABC (PT. ABC 2011) didapatkan data sebagai berikut, secara


garis besar PT.ABC menyediakan Civil, Mechanical and Electrical works for the
Power Plant, Chemical & Petrochemical Plant, Storage Tank Terminal,
Infrastructure and Building.
Dengan moto : Innovative Construction - Committed to Quality and
SafetyPT.ABC bertekad mewujudkan semua tantangan pembangunan yang
diberikan. Termasuk di dalamnya menyediakan infrastruktur generasi lengkap dan
konstruksi fasilitas dan dukungan dari Power Plant, Minyak dan Pertambangan,
Kimia & Petrokimia, Infrastruktur, bangunan dan rekayasa gudang dan
konstruksi.
4.1

Visi dan Misi PT. ABC


Visi dari PT.ABC :To be the best Indonesian construction Company with

an extensive national and international clients, for Civil, Mechanical and


Electrical works in the Power Plant, Chemical & Petrochemical Plant, Storage
Tank Terminal, Infrastructure and Building.
Sedangkan Misi PT.ABC (PT. ABC 2011) :

Proven quality in process and productions in every delivered service

Maintain and prioritize Health, Safety and Environment policy in all aspect
of the projects

Optimize competency and consistency of PT.ABCs structure to fulfill


Business commitment

117

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

118

Maximizing shareholders value by achieving customer value and improving


continuous internal processes . (PT. ABC 2011)
Kantor pusat PT.ABC berada di Jl. ABC No.1. Saat ini memiliki 2 (dua)

cabang yang berada di Surabaya dan di Samarinda. PT.ABC mempunyai banyak


proyek yang membentuk sebuah struktur organisasi sendiri dan tersebar di banyak
kota. Meskipun memiliki banyak proyek di berbagai tempat namun proyek tidak
dapat dinyatakan sebagai cabang.Walaupun masing-masing proyek memiliki
struktur organisasi sendiri yang independent, organisasi dalam proyek ini hanya
bersifat sementara.Secara garis besar Karyawan di PT.ABC dibedakan menjadi 2
kategori. Karyawan perusahaan, yang biasanya merupakan karyawan tetap, dan
karyawan proyek, yang biasanya direkrut untuk menyelesaikan proyek tertentu.
Saat ini total karyawan tetap di PT.ABC adalah 300 orang. Sedangkan untuk
karyawan proyek jumlahnya tergantung pada berapa banyak proyek yang sedang
dikerjakan.
4.2

Customer
PT.ABC

mempunyai

berbagai

jenis

customer

dan telah sukses

membangun berbagai bangunan prestesius seperti Gedung Seni dan Teknologi


Sasana Ganesha Bandung, Gedung Training dan Analisis Perkapalan milik
Seafarer, Pabrik makanan milik PT URC, Gudang Moderen milik PT. Lautan
Luas. List lengkap customer PT.ABC bisa dilihat padaTabel 4.1berikut ini :

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

119

Tabel 4.1 Daftar Customer PT.ABC (PT. ABC 2011)


NO

Project Name

Owner/Main
Contractor

Description

Paiton STeam Power


Plant 2 x 600 MW.
Paiton, East Java

Earth Work, Vertical


PT. PLN
(Persero)/KNP/KASBN Drain, Piling and Ash
Disposal Area PLTU
paiton Unit 1 & 2

Suralaya STeam Power


Plant 5, 6, 7 3 x 600
MW. Merak, West Java

PT. PLN (Persero)/


Marubeni-ABB, Nouva
Cim

Piping : 131.625 DB,


Pipe Support : 211 Ton,
Large Bore Piping :
1.696 Ton, Small Bore :
83 Ton

Muara Karang Open


Cycle Power Plant

PT. PLN (Persero)/ PT.


Brantas Abipraya

Reclamation, Fill,
CompAction , Stripping,
Civil Work

Tambak Lorok Open


Cycle Power Plant

PT. PLN (Persero)/


Hazama Brantas
Abipraya JO

Earth Work and Access


Road Civil Work,
Foundation of
equipment and others

Cikarang Power Plant I


& II 2 & 4 units x 30
MW. Cikarang, West
Java.

PT. Cikarang Listrindo/


IPCO Guna J.O.

Civil, M&E of 6 units


Frame 6 GE Gas
Turbines, Fuel Tank,
Gas Piping, Fire
Fighting, WTP.

Paiton Private Power


Plant I & II

PT. PEC/TOA/Shinwa
Jawa Power/Siemen
AG

Civil Work, Canal,


Transyard, Rock
Blasting, Civil Work,
Blasting, Building, Ash
Disposal.

Cilacap Power Plant 2 x


300 MW, CFSPP Project

Chengda

Civil Work, CPW


House, Basin Work,
Annex Build Chimney
Works.

Indralaya Combined
Cycle Addition

Indonesia Power/Imeco
Black & Veatch Int'l

Civil, Equipment
Erection, Piping,
HRSG, Turbine, etc.

Tanjung Jati B Power


Plant, Units 3-4 2 x 660
MW, Jepara.

PLN/Mitsui

Site Preparation,
Dredging, Civil Work,
Chimney.

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

120

Tabel 4.1 Daftar Customer PT.ABC (PT. ABC 2011)(Lanjutan)


NO

Project Name

Owner/Main Contractor

Description

10

PLTU 2 Jawa Tengah,


Coal Fired Power
Plant 2 x 300 - 400
MW

PLN/Zelan-Priamana JO

11

Chandra Asri
Petrochemical - CAPC
Anyer, West Java.

PT. Chandra
Chilling Process Piping
Asri/Toyo/Nisconi/Techno 113, 402 DB. Utility
N JO
Piping 46.000 DB.
Add'l Piping 21.770
DB

12

Styrene Monomer
Plant Merak, West
Java

PT. SMI/TEC

Civil, Building and


M&E

13

Polypropilene Plant

PT. Tripolyta Indonesia

Civil, Building and


M&E.

14

Storage Tank Terminal

Oil Tanking/Rotary
Engineering

Total Storage Tank


Fabrication and
Construction 288.000
KL Storage Tank
Capacity & Jetty
Topsides.

15

Coal Processing Plant


Reclaim, Tunnel
Upgrade Rehabilitation
of TBCT Rails
Foundation

PT. Kaltim Prima Coal

CPP Reclaim Tunnel


Upgrade Stage 1
Rehabilitation of TBCT
Rails Foundation

16

Samudra Logistic
Center (SLC), Medan

PT. Samudra Indonesia


Tbk

Civil, Structural &


Architectural Work

17

Science, Technology & ITB


Arts Centre ITB,
Bandung

Construction of Large
dome roof convention
building

18

URC Factory Building


Extension

PT. Universal Robina


Corp.

Upper Structure and


M&E

19

Warehouse Extension,
Cibitung

PT. Lautan Luas Tbk

Warehouse
construction

Civil & Building for


Boiler, MCW Pump
Station and
Electrochlorination.

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

121

4.3

Bidang Usaha

Beberapa jenis bidang usaha yang dijalankan oleh PT.ABC, antara lain :
CIVIL ENGINEERING CONSTRUCTION
1. Earth Works and Site Perparation : Cut & Fill Excavation, Blasting,
Reclamation, Soil Improvement, Shore Protection, etc.
2. Piling Works
3. Fondation Works to Plant Equipment, Machineries, Gas Turbine,
Generator Building, etc.
4. Steel Structure.
5. Building Construction : Offices, Hotels, Process Building, Utilities
Buildings, Laboratories, Warehouse, etc.
6. Civil Infrastructure : Road, Bridge, etc.
7. Chimneys and Refractories.

MECHANICAL ERECTION & INSTALATION


1. Equipment and Machineries Erection, Reactors, Towers, Wessels, Gas
Turbine Generators, Other Rotating Equipment, etc.
2. Piping Installation for Chemical, Petrochemical, Utility and Power Plant.
3. Pipelines.
4. Storage Tanks for Chemical, Fuels and Water.
5. Insulation and Alumunium Jacketing.
6. Fire fighting and Plumbing.
7. Ventilating and Air Conditioning Systems.
8. Chimney Stell Liners Flue Doct.

ELECTRICAL AND INSTRUMENT INSTALATION


1. H.V Switchyards, M.V.Switchgear, Power TransFormer, Transmision
Line.
2. Power Distribution and Lighting for Plants and Building.
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

122

3. Diesel Generator, Grounding and Lighting Protection.


4. Firefighting Alarm System& Annunciator Panel.
5. Instrument Air Tubing, Control Panel, Field Instrument and Control
Station.

4.4

ValueChain PT.ABC
ValueChain pada Gambar 4.1memberikan gambaran bagaimana
sebuah organisasi mendapatkan keunggulan bersaingnya secara terus
menerus (sustainable competitive advantage) dan melihat berbagai kegiatan
di dalam PT.ABCsecara terpisah sebagai dasar penetapan biaya rendah yang
akhirnya akan dijadikan keunggulan bersaing(Trihendra, 2009).
PT.ABC merupakan organisasi dari kegiatan yang dilakukan untuk
menciptakan, memproduksi, memasarkan, mengantar dan mendukung produk
yang dihasilkan. Pada dasarnya kegiatan ini dibagi menjadi dua tipe aktivitas
yaitu aktivitas pendukung /support activity (warna kuning)dan aktivitas
utama/primary activity (warna oranye). Keunggulan bersaing didapatkan
didapatkan dengan mengutamakan satu bagian atau lebih dari sebuah
valuechain

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

123

Gambar 4.1Analisis Rantai Nilai PT.ABC(Trihendra, 2009)


4.5

Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT.ABC terdiri dari Board of Commisioners,
Board of Directors (BOD), Operation Directorate, Support Directorate, 3
(tiga) Division, 2 (dua) Sub-division, 6 (enam) Department, 1 (Satu)
Reprensentative Office, dan 2 (dua) BOD Support Unit. (Lihat Gambar 1.1
Struktur Organisasi PT.ABC).Wewenang dari setiap Unit Kerja (Divisi / SubDivisi / Departemen / Kantor Perwakilan / Unit Pendukung BOD) dijelaskan
dalam Uraian Fungsional dan Uraian Kerja (Functional Description and Job
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

124

Description) untuk pelaksanaan tugas. Diagram struktur organisasi dapat di


lihat pada bagian lampiran.
Pada Departemen Teknologi Informasi terdiri dari 3 bagian yaitu.
Network Engineer, System Development, dan Technical Support. Masingmasing bagian di pimpin oleh seorang supervisor dan bertanggung jawab
langsung kepada IT Manager,Tabel 4.2berikut menjelaskan tanggung jawab
dari masing-masing bagian:
Tabel 4.2 Tupoksi Masing-masing Bagian Divisi IT
No.
1.

PIC
IT Manager

Tupoksi
IT Manager bertanggung jawab memastikan semua
prosedur dilakukan sebagaimana mestinya oleh
masing-masing bagian

2.

Network Engineer

Network Engineer supervisor bertanggung jawab

Supervisor

dalam keamanan dan kelancaran komunikasi data,


baik LAN maupun WAN, memelihara Server
beserta perangkat jaringan serta wajib melakukan
backup secara rutin dan memelihara tape backup

3.

System Developer

System developer supervisor bertanggung jawab

Supervisor

dalam melakukan pengembangan perangkat lunak


secara in-house juga melakukan kostumisasi
produk menyimpan dokumentasi dari produkproduk yang dibeli

4.

Technical Support

Technical Support supervisor bertanggung jawab

Supervisor

dalam proses pengadaan hardware dan software,


pengirimannya dari dan ke proyek serta
pemeliharaan komputer-kumputer, printer dan
supplies

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

125

4.6

PortofolioAplikasi

Tabel 4.3berikut ini menjelaskan portofolio aplikasi yang dipergunakan di


PT.ABC saat ini :
Tabel 4.3 Portofolio Aplikasi PT.ABC
No

Nama Aplikasi

Keterangan/Fungsi

Pengguna

Zimbra Collaboration merupakan sebuah aplikasi


komunikasi opensource berbasis web yang
digunakan untuk mempermudah kolaborasi internal
PT.ABC dan internal mitra PT.ABC. Pada
dasarnya zimbra adalah sebuah aplikasi open source
web client e-mail dengan beberapa fitur, antara lain
Task, calendar dan lain sebagainya.

semua staff

1.

EmailSystem :
Zimbra
Collaboration

2.

ERP : SAP

Aplikasi ERP yang berguna untuk pengelolaan endto-end Business process.

Divisi Finance,
Logistic,
Warehouse,
ACCOUNTING,
Equipment,
PPC

3.

AutoDesk Autocad

Aplikasi AutoDesk Autocad lebih banyak


digunakan oleh Engineer untuk melakukan desain,
terutama oleh Civil Engineering. Fokus pada 2D dan
3D software desain yang terutama digunakan dalam
arsitektur, rekayasa dan konstruksi bangunan,
manufaktur.

Civil
Engineering

4.

Primavera

Aplikasi yang digunakan di bidang konstruksi.


Mempermudah proyek dengan melakukan
perencanaan, pengendalian dan pemantauan,
terutama pada proyek yang berskala besar.

Operation
Division

5.

eSPT-PPh

Aplikasi yang digunakan untuk membuat laporan


pajak, termasuk perhitungannya.

Divisi Finance

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

126

Tabel 4.3 Portofolio Aplikasi PT.ABC (Lanjutan)


No

Nama Aplikasi

Keterangan/Fungsi

Pengguna

6.

Absensi

Aplikasi absensi ini digunakan untuk mencatat


absensi karyawan PT.ABC

Personnel And
General
Affairs
Department,
Divisi Finance

7.

Payroll

Aplikasi yang digunakan untuk mengatur penggajian


karyawan.

Divisi Finance

8.

2X
ApplicationServer

2X ApplicationServeradalah perangkat lunak yang


berjalan di Server yang memungkinkan multiple user
untuk mengakses aplikasi yang sama yang diinstal di
Server. Aplikasi ini memungkinkan SAP Business
One yang secara native merupakan aplikasi desktop
untuk dapat diakses di proyek-proyek sehingga
terjadi sentralisasi data keuangan, warehouse dan
logistik. Tujuannya adalah agar masing-masing
proyek dapat melakukan share sumber daya sehingga
sumber daya yang ada dapat dioptimalkan
penggunaannya.

Finance,
Finance
Proyek, PPC,
Logistik,
Warehouse,
Equipment

9.

Pro
Staad
(Structural Analysis
And Design)

Aplikasi yang digunakan untuk melakukan analisis


perhitungan struktur bangunan.Merupakan aplikasi
yang menggunakan teknologi mutakhir dalam metode
finite-element, dengan metode input yang sangat
interaktif dan mudah.

Civil
Engineering

10

File Server

File Server berbasis SMB dan web. Dipergunakan


untuk menyimpan data-data penting perusahaan,
disertai dengan pengaturan ACL

Semua divisi.

4.7

Portofolio Infrastruktur TI
Yang dimaksud Infrastruktur TI PT.ABC di sini adalah semua perangkat

keras yang dipergunakan untuk menyimpan, menyalurkan dan mengolah data.


Infrastruktur

meliputi

Server,

perangkat

jaringan

dan

perangkat

penyimpanan.Tabel 4.4 berikut ini menjelaskan infrastruktur IT berdasarkan data


inventori tahun 2012.

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

127

Tabel 4.4 Portofolio Infrastruktur TI


No.

Nama Perangkat

HP ProLiant
ML150
HP ProLiant
ML110
HP ProLiant
ML150
HP ProLiant
DL380-G5

2
3
4

HP ProLiant
DL380-G7

HP Storage Works

10

Mikrotik RB1200
PPC
HP Procurve
2910al-48G
Juniper SSG
(Secure Security
Gateway) 140
Linksys SRW2048

11

Linksys SRW2024

8
9

4.8

File ServerPT.ABCSVR
Lama - Windows 2000
PDC ServerPT.ABCSVR
Lama - Windows 2003
File Server Temporary Linux Ubuntu Server 11
Backup Server + File
Server Temporary - Linux
CentOS 6.1
Virtual Server : PDC, File
Server, Mail, SAP etc XenServer 5.6
Storage untuk Server
virtual - HP proprietary
Main Gateway Internet,
Load balancer
Main Router

Running - ready
to retire
Running - ready
to retire
Running

Tahun
Perolehan
2004

2007

2007

Running

2007

Running

2011

Running

2011

Running

2011

Running

2011

Firewall, Antivirus, IPS,


IDS

Running

2011

Switch Manageble 48 port

running

2008

Switch Manageble 24 port

running

2010

Deskripsi

Status

Jumlah

Topologi Jaringan PT.ABC


Jaringan di PT.ABC di bagi menjadi dua yaitu jaringan WAN dan jaringan

LAN. Untuk jaringan WAN PT.ABC memiliki 2

koneksi internet dedicated

sebesar 2x2MB Bandwidth Internasional dan 2x10MB Bandwidth Nasional atau


IIX yang berasal dari 2 ISP yang berbeda dengan 2 tipe media yang berbeda juga.
Koneksi pertama dari PT. Linknet Indonesia dengan menggunakan media fiber
optik koneksi kedua yang merupakan backup berasal dari PT. Moratelematika
Indonesia dengan menggunakan media radio 5.4 Ghz. Pemakaian Internet
sebagian besar diperuntukkan untukemail, VoIP antara kantor pusat dengan kantor
cabang maupun proyek-proyek yang sedang berjalan, web Server (portal dan
support), 2X ApplicationServer untuk mengakses aplikasi SAP dari proyekproyek, juga untuk akses web karyawan. Sementara jaringan LAN di PT.ABC
dipisahkan menggunakan VLAN sesuai dengan masing-masing divisi, khusus
untuk subnetServer atau biasa disebut dengan Demilitarized Zone (DMZ)

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

128

dilindungi oleh IPS/IDS/Antivirus berupa hardware. Gambar 4.2 Berikut ini


adalah diagram jaringan PT.ABC.

Gambar 4.2 Diagram Jaringan PT.ABC

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

BAB 5
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dilakukan pembahasan karya akhir ini berupa
perancangan BCP berdasarkan kerangka kerja BS 25999. Bab-bab berikut ini
mengacu pada BS 25999 dan disusun berdasarkan metodologi pada Bab 3 (BCI
GPG 2008).
5.1

Kebijakan BCMS

Sesuai dengan pembahasan sebelumnya pada subbab 3.3.2 : untuk memulai


sebuah program BCMSdiperlukan sebuah Dokumen Kebijakan BCMS.Untuk
menghasilkan sebuah dokumen kebijakan BCMS dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut ini :
A. Memastikan program BCMS mendukung tujuan dan budaya PT.ABC
dilakukan dengan cara :

Identifikasi tujuan dan budaya organisasi dilakukan dengan cara


melakukan wawancara dengan Senior Manager Q-SHE Bapak Bapak A
yang telah merumuskan Perspektif Bisnis Jangka Menengah PT.ABC
2009-2011 didapatkan pernyataan sebagai berikut ini : visi dan misi
PT.ABC. Yaitu untuk "Menjadi perusahaan konstruksi terbaik di
Indonesia

dibidangnya

dengan

mengedepankan

kualitas,

memprioriTaskan aspek health, safety dan kebijakan lingkungan di


setiap aspek proyek, mengoptimalkan kompetensi dan konsistensi dan
memaksimalkan nilai shareholder mencapai nilai pelanggan dan
meningkatkan proses internal yang berkelanjutan". Tujuan tersebut
diraih dengan mengimplementasikan kebijakan mutu ISO 9001
dimulai dari tahun 1994 dan diperbarui dengan ISO 9001:2008.

Peninjauan terhadap kebijakan yang telah ada sebelumnya (dalam hal


ini Kebijakan Mutu ISO9001:2008 pada Lampiran 3).

Melakukan identifikasi dokumen yang akan dipergunakan dalam


proses BIA dan RiskAssessment antara lain :
129

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

130

Tabel 5.1 Daftar Dokumen Data Sekunder


No.
1

Dokumen ISO 9001:2008

Perspektif Bisnis Jangka


Menengah PT.ABC
CompanyProfilePT.ABC 2011

3
4

5
6
7

Nama Dokumen

TO-BE BUSINESS PROCESS :


Organization Structure &
Valuation
Buku Alamat Perusahaan
Struktur Organisasi 2011
Aset Asesmet Juli 2012

Deskripsi
Dokumen yang berisi tentang kebijakan ISO
9001:2008 mengenai manajemen mutu
Berisi strategi perusahaan jangka menengah (3
tahunan) juga valuechain
Berisi profil (pekerjaan, klien dsb) PT.ABC,
visi dan misi
Dokumentasi implementasi SAP 2011-2012

Berisi contact karyawan PT.ABC


Struktur organisasi terbaru PT.ABC
Berisi daftar aset PT.ABC beserta nilai buku
sampai dengan bulan Juli 2012

MendefinisikanBCMS berdasarkan Organisasi : Dari diskusi dengan


bapak Bapak A selaku senior manager divisi manajemen kualitas
didapatkan definisi sebuah BCMS untuk PT.ABC dengan mengacu pada
BS 25999 dan fokus untuk meningkatkan kompetensi dan konsistensi
dari program yang sudah ada sebelumnya yaitu ISO 9001:2008 : "Sebuah
program manajemen untuk meningkatkan kompetensi dan konsistensi
dalam memenuhi komitmen usaha secara profesional yang senantiasa
memberikan nilai tambah bagi perusahaan dengan cara mencapai
resilience perusahaan dan meningkatkan proses internal secara
berkelanjutan" (dapat dilihat pada transkrip wawancara Transkrip Hasil
Kuisioner oleh Divisi Quality(QA-QC) & SHE pertanyaan nomor 3).

B. Memutuskan ruang lingkup pilot projectBCPsebagai berikut ini :

Dibatasi langkahnya hanya sampai dengan perancangan dokumen BCP.

Perancangan BCP akan dibatasi pada ruang lingkup HeadOfficePT.ABC


dan tidak membahas perancangan BCP di Cabang maupun proyek.

Tidak membahas sisi Assesment, Sertifikasi, Organizational Environment


dan Change Management(sesuai dengan BCI GPG 2008).

Berikut kutipan dari diskusi dengan bapak Bapak A selaku senior manager
divisi Quality & SHE.
Untuk pilot project memang sebaiknya membatasi scope project yang kecil
terlebih dahulu, misalnya di satu divisi atau di fungsi bisnis tertentu dulu.
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

131

Setelah pilot project tersebut berhasil baru hasilnya di copy (baca:


diterapkan) ke divisi yang lain. Saya kira ruang lingkupnya yang anda
ajukan cukup memadai, malah cenderung besar karena mencakup seluruh
divisi (baca: fungsi bisnis) di kantor ini.
C. MemFormulasikan kebijakan BCMS dari data-data dan hasil analisis
sebelumnya. Hasil dari langkah ini dapat dilihat pada Lampiran 4 Dokumen
BCP pada halaman 2-5
5.2

Memahami Organisasi

Sesuai dengan pembahasan pada 3.3.2 beberapa langkah yang perlu dilakukan
antara lain melakukan BIA, melakukan estimasi kebutuhan pemulihan dan yang
terakhir adalah melakukan RiskAssessment.
5.2.1. Business Impact Analysis (BIA)
Proses BIA dilakukan berdasarkan diagram pada Gambar 2.8untuk menentukan
point-point berikut ini :

Tujuan BIA, Ruang Lingkup dan Asumsi

Fungsi Bisnis dan Proses Bisnis

Dampak Finansial dan Operasional

Proses Bisnis Kritis

MTPD dan Prioritas Proses Kritis

Sistem TI dan Aplikasi Kritis

Sumber daya non-TI kritis

RTO

RPO

Work around procedures

Masing-masing point di atas dapat dijelaskan sebagaimana pembahasan berikut


ini:

5.2.1.1 Tujuan BIA, Ruang Lingkup dan Asumsi


Langkah ini dapat dimulai dengan membuat daftar dari setiap area fungsional
seperti tiap divisi atau setiap area kerja besar seperti manufaktur, gudang,
Operation

dan

pengembangan

dengan

melakukan

peninjauan

terhadap

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

132

valuechaindan struktur organisasi. Setelah langkah ini selesai didapatkan daftar


dari semua departemen baik besar maupun kecil, yang seringkali menjadi area
fungsional di suatu organisasi. Kepala/manajer dari masing masing area
fungsional ini merupakan SME. Tujuan dan ruang lingkup diidentifikasi dari
Dokumen Kebijakan BIA dan struktur organisasi. Daftar BusinessFunction dan
nama masing-masing kepala divisi (sekaligus merupakan SME) dapat dilihat pada
Tabel 5.2 di bawah ini.

Tabel 5.2Daftar SME


SME#

BUSINESSFUNCTION

NAME

JABATAN

1
2

QA,QC, SHE, ISO


TI
(Teknologi Informasi)

Bapak A
Bapak B

Quality Manajement
Manajer Teknologi Informasi

MARKETING

4
5

OPERATION
ENGINEERING
(OperationSub-division)
CONSTRUCTION
(OperationSub-division)
PPC
(Project Planning And
Control)

Bapak C
Bapak D
Bapak E
Bapak F
Bapak G

Deputy Director Marketing


Marketing Sub Division
Marketing Area Kalimantan
GM Operation Division
Engineering Sub Divison

Bapak H

Construction Sub Divison

Bapak I
Bapak J
Bapak K
Bapak L

Manajer Project and Planning


Control
PPC & SAP Project Manager
BOD Support Unit
Manajer Procurement

Bapak M

Manajer Logistic

Bapak N
Ibu O
Ibu P
Ibu Q
Bapak R

Manajer Keuangan
Manajer Finance
Jr. Manajer ACCOUNTING
Manajer PGA
Assisten HRD

6
7

PURCHASING

LOGISTIC
(Material Control &
Execution, Warehouse,
Expedition)
FINANCE AND
ACCOUNTING

10

11

PERSONEL
&GENERAL AFFAIR

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

133

Tabel 5.2Daftar SME (Lanjutan)


SME#
12

BUSINESSFUNCTION

13

LEGAL &
COMPLIANCE
EQUIPMENT

14

SEKERTARIS

NAME

JABATAN

Bapak S

Legal & Compliance

Bapak T
Bapak U
Ibu V
Ibu W

Manajer Equipment
Equipment Supervisor
Sekertaris 1
Sekertaris 2

Berikut beberapa asumsi untuk menggambarkan karakteristik dari gangguan yang


mungkin dapat terjadi dan kemampuan recoveryPT.ABC, antara lain :

Belum adanya fasilitas IT recovery di PT.ABC

Gangguan terjadi pada jam puncak

Kantor tidak dapat diakses setelah terjadinya gangguan

Kantor dapat diakses kembali setelah periode tertentu

5.2.1.2 Fungsi Bisnis dan Proses Bisnis


Dalam langkah ini dilakukan identifikasi Fungsi Bisnis dan Proses Bisnis yang
digunakan untuk mendukung misi, tujuan dan sasaran organisasi. Untuk
melakukan identifikasi ini digunakan Tabel 5.2Daftar SME dan Gambar
4.1Analisis Rantai Nilai PT.ABC sehingga didapatkan daftar Fungsi Bisnis dan
Proses Bisnis sebagai berikut ini :

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

134

Tabel 5.3 Fungsi dan Proses Bisnis beserta Deskripsinya


SME#
1

BUSINESSFUNCTION
*1
QA,QC, SHE, ISO

PROSES
BISNIS
*2
QA

QC

SHE
JSA (Job Safety
Analysis)

TI (TEKNOLOGI
INFORMASI)

Technical
Support

Pengadaan

MARKETING

Pemasaran

Tender

Kontrak

Customer
Relationship

OPERATION

Control Proyek

DESKRIPSI
Memastikan pekerjaan proyek
dijalankan sesuai dengan prosedur &
instruksi kerja pada ISO9001:2008
Memastikan produk yang dihasilkan
sesuai dengan standar minimum dan
keinginan pelanggan
Memastikan keselamatan kerja untuk
semua aspek pekerjaan
Memastikan pekerjaan proyek
dijalankan sesuai dengan prosedur &
instruksi kerja pada OHSAS
18001:2007
Memberi dukungan teknis yang
berhubungan dengan TI kepada
proses bisnis lain, berupa
infrastruktur TI, perangkat lunak,
layanan, maupun dukungan teknis
lainnya
Melakukan pemenuhan kebutuhan
komputer dari HO ke proyek
(berdasarkan PBA)
Melakukan pengiklanan kepada
rekanan juga pencarian proyekproyek baru yang potensial
berdasarkan informasi dari data
rekanan internal, rekanan tetap,
maupun berita surat kabar
Dilakukan setelah proyek didapatkan
(tender dimenangkan), didalam
kontrak juga termuat BoQ (Bill of
Quantity) yang berisi deskripsi
pekerjaan, unit dan harga satuan
pekerjaan
Dilakukan setelah proyek didapatkan,
didalam kontrak juga termuat BoQ
(Bill of Quantity) yang berisi
deskripsi pekerjaan, unit dan harga
satuan pekerjaan
Win-win solution : Menjaga
hubungan baik dengan klien,
membuat survei kepuasan customer
setelah selesainya suatu proyek
Memastikan proyek berjalan tepat
waktu, sesuai mutu dan biaya

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

135

Tabel 5.3 Fungsi dan Proses Bisnis beserta Deskripsinya(lanjutan)


SME#
5

BUSINESSFUNCTION
*1
ENGINEERING
(SUB-DIVISION dari
OPERATION)

PROSES
BISNIS
*2
Design
Estimate
Melakukan
riskManagement
proyek

CONSTRUCTION
(SUB-DIVISION dari
OPERATION)

Monitoring
proses konstuksi

PPC (Project Planning


And Control)

Planning

Control Proyek

PURCHASING

LOGISTIC (Material
Control & Execution,
Warehouse,
Expedition)

Pembuatan
Project
PerFormance
Report
Melakukan
Purchase Order
(PO)
Pembuatan SPK
(Surat Perintah
Kerja)
Nota Penerimaan
Barang/Good
Receipt PO
(dalam SAP)

DESKRIPSI
Melakukan desain berdasarkan
spesifikasi proyek
Melakukan estimasi kasar sebuah
proyek
kelayakan (feasibility analysis) dari
faktor :
owner, lokasi geografis, lingkungan
sosial, infrastruktur pendukung
Melakukan monitoring proses
konstruksi masing-masing proyek
terhadap desain dan schedule yang
telah dibuat oleh Operation, PPC
dan Engineer
Melakukan validasi project budget
dan schedule berdasarkan input dari
sub-divisi engineering dan
construction (PM/SM)
* Melakukan Input, Validasi data
PBA berdasarkan Form PBA
maupun hasil input PBA di proyek
+ PBA N1 : PBA dibuat di HO dan
dibeli di HO
+ PBA N2 : PBA dibuat di proyek
dan barang di beli di HO (Jakarta)
+ PBA N3 : PBA dibuat di proyek
dan barang di beli di proyek (untuk
barang < Rp.20juta)
* Validasi permintaan kebutuhan
dana operasional proyek
* Validasi progress report proyek
Laporan mengenai Plan vs actual
seluruh aktivitas proyek yang telah
direncanakan di atas
Melakukan proses purchase order ke
supplier terbaik berdasarkan data
supplier dan PBA
Membuat SPK untuk pekerjaanpekerjaan yang di-outsource
Bukti penerimaan barang dari
supplier berdasarkan Purchase Order
yang telah diterbitkan

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

136

Good Receipt
Adjustment

Inventory
Transfer

Penerimaan barang tidak


berdasarkan surat pesanan (PO) pada
PT.ABC. Penerimaan seperti ini di
beri value 0
Pengiriman barang dari site ke HO,
antar site, maupun dari HO ke site
berdasarkan PBA (Surat jalan)

Tabel 5.3 Fungsi dan Proses Bisnis beserta Deskripsinya (lanjutan)


SME#

BUSINESSFUNCTION
*1

9
LOGISTIC (Material
Control & Execution,
Warehouse,
Expedition)
10

FINANCE AND
ACCOUNTING

PROSES
BISNIS
*2
Good Issue

Good Return

AR Invoice

AP Invoice

Outgoing
Payment

AP Invoice +
Payment
Fixed Asset

Incoming
Payment
AR Credit Memo

AP Credit Memo

DESKRIPSI
Proses mengeluarkan barang dari
gudang untuk dipakai
(dihabiskan/spend) pada proses
konstruksi/kebutuhan
Pengembalian barang ke supplier
karena barang yang dikirim tidak
sesuai spesifikasi/cacat
Surat tagihan/ biling yang ditujukan
kepada customer berdasarkan
progress yang telah dikerjakan. AR
Invoice ini berupa piutang dalam
pembukuan
Surat tagihan yang diterima dari
vendor berdasarkan surat pesanan
(PO) atau penerimaan barang
(NPB). Berupa hutang pada
pembukuan
Proses pembayaran kepada vendor
melalui pelunasan AP Invoice. Pada
kasus hutang project diwujudkan
berupa transfer sejumlah uang ke
kas proyek untuk pelunasan hutang
secara fisik.
Pembayaran kepada vendor yang
berupa transaksi kas (bukan hutang)
Mencatat jenis Fixed Asset, value,
jenis depresiasi dan besaran
depresiasi
Proses pembayaran dari owner
kepada kantor sebagai pelunasan AP
Invoice
membuat memo kosong untuk
memperbaiki kesalahan dalam input
data AR
membuat memo kosong untuk
memperbaiki kesalahan dalam input
data AP

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

137

Bank
Reconciliation

11

PERSONEL &
GENERAL AFFAIR

Recruitment
Maintenance

12

LEGAL &
COMPLIANCE

13

EQUIPMENT

Manajemen
surat-surat &
perijinan
kendaraan
bermotor
Monitoring aspek
legal

Dukungan alat
berat
Sewa/pengadaan
alat berat

Melakukan penyesuaian/pencocokan
pada transaksi yang melibatkan bank
terutama proses bank dalam
perjalanan.
Melakukan penerimaan tenagatenaga baru berdasarkan kebutuhan.
Perawatan berkala untuk kendaraan
dan perlengkapan
Melakukan perpanjangan dan
mengurus perijinan untuk surat-surat
kendaraan bermotor

Melakukan monitoring terhadap


perubahan aspek legal yang ada
dilapangan yang mungkin
berpengaruh terhadap organisasi
Memberi dukungan terhadap
kebutuhan alat berat berdasarkan
kebutuhan proyek
Melakukan pengadaan alat berat
baik melalui mutasi, sewa maupun
pembelian alat berat berdasarkan
PBA

Tabel 5.3 Fungsi dan Proses Bisnis beserta Deskripsinya


SME#
14

BUSINESSFUNCTION
*1
SEKERTARIS

PROSES
BISNIS
*2
Perencanaan
Perjalanan Dinas
Pembukuan
pengeluaran
rutin
Arsip

DESKRIPSI
Melakukan perencanaan perjalanan
dinas (transportasi, tiket, UPD)
Melakukan pembukuan untuk semua
pengeluaran rutin.
Melakukan penyimpanan dan arsip
untuk dokumen-dokumen legal
perusahaan dalam filling cabinet

5.2.1.3 Dampak Finansial dan Operasional


Langkah ini melibatkan 2 proses yaitu penilaian dampak finansial untuk kerugiankerugian yang dapat dikuantifikasi nilai rupiahnya, dan penilaian dampak
operasional untuk faktor-faktor kerugian yang kurang dapat dikuantifikasi seperti
reputasi, moral dsb.
A. Penilaian Dampak Finansial
Penilaian dampak finansial dilakukan dengan menanyakan Sejauh mana
dan separah apa kerugian finansial jika sebuah proses terganggu setelah
terjadinya bencana ?.
Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

138

Untuk melakukan penilaian dampak finansial ada 2 hal yang perlu di


perhatikan yaitu Extent of Financial Lossdan Severity Level:

Extent of Financial Loss


Melakukan kuantifikasi

dampak

kerugian

dari

suatu

kejadian

(gangguan) yang dapat berupa :


- penalti karena ketidakmampuan untuk memenuhi kontrak
- kehilangan sumber dana
- kehilangan diskon
- kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan
Atau pengeluaran tambahan selama terjadinya bencana antara lain :
- menyewa karyawan tambahan untuk membantu menyelesaikan
tugas
- perjalanan, akomodasi dan penginapan
- upah lembur untuk kerja tambah
- sistem pengiriman dan peralatan
- sewa peralatan pengganti
Nilai Extent of Financial Loss untuk masing-masing proses bisnis
PT.ABC dapat dilihat pada Tabel 5.5 pada kolom 3.a.

Severity Level
Dari hasil kesepakatan pihak senior Management pada lampiran
didapatkan tabel pengelompokan kerusakan finansial (Severity Level)
PT.ABC sebagaimana Tabel 5.4 berikut ini.
Tabel 5.4Pengelompokan Level Kerusakan FinansialPT.ABC
Severity
Level

0
(no impact)
1
(minor impact)
2
(intermediate impact)
3
(major impact)

Kriteria
Tidak memiliki kerusakan finansial sama sekali
Memiliki kerusakan finansial kurang dari Rp.30juta per hari
Memiliki kerusakan finansial lebih besar sama dengan Rp. 30 juta
per hari dan kurang dari Rp.150juta per hari
Memiliki kerusakan finansial lebih besar dari Rp. 150 juta per hari

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

139

Tabel dibuat berdasarkan nilai kerugian finansial (Extent of Financial


Loss) dan dikelompokkan berdasarkan besar kecilnya berdasarkan
kebutuhan dan kesepakatan bersama.Severity level untuk masing-masing
proses bisnis dapat dilihat pada Tabel 5.5 kolom 3.b
B. Penilaian Dampak Operasional
Penilaian dampak operasional berguna untuk mengukur dampak negatif yang
ditimbulkan oleh sebuah gangguan (bencana) terhadap berbagai operasi bisnis
yang berkaitan dengan kecukupan, efisiensi, kepuasan, image, kepercayaan,
moral (secara kualitatif).
Pemberian peringkat untuk suatu bisnis proses merepresentasikan perkiraan
subyektif yang disediakan oleh partisipan BIA dalam sebuah peringkat
kualitatif seperti

"none", "low", "medium", "medium-high", "high"dan

"highest". Berdasarkan tingkat signifikansi bisnis proses terhadap

aspek

operasional.
Untuk memudahkan dalam proses input maupun bagi SME untuk
mengkualifikasi signifikansi dampak operasional maka peringkat tersebut
dikonversi ke dalam angka numerik
0 untuk none
1 untuk low
2 untuk medium
3 untuk medium -high
4 untuk high
5 untuk highest
Output dari step 3 ini dapat dilihat pada pada kolom 3 (a,b,c) dalam Tabel
5.5berikut ini.
5.2.1.4 Proses Bisnis Kritis
Dari hasil kesepakatan dengan pihak manajemen (lampiran 4 : asumsi dan
kesepakatan) sebuah proses bisnis di PT.ABC dikategorikan sebagai kritis apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut ini :
1. Memiliki level kerusakan (severity)2-3 dalam dampak finansial

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

140

2. Peringkat "high" (4) diberikan kepada sekurang-kurangnya 3 dalam


dampak operasionalnya
3. Peringkat "high" (4) diberikan kepada sekurang-kurangnya 2 dan peringkat
"highest" (5) diberikan kepada sekurang-kurangnya 1 dalam dampak
operasionalnya
4. Peringkat "highest" (5) kepada diberikan sekurang-kurangnya 2 dalam
dampak operasionalnya
5. Bisnis proses ini merupakan prasyarat untuk berjalannya bisnis proses
lainnya (dependensi)
6. BOD & senior Management mensyaratkan proses bisnis tersebut adalah
kritis
Dari aplikasi kriteria di atas maka proses bisnis kritis dapat diketahui pada baris
dengan warna teks hitam sedangan proses bisnis non kritis ditandai dengan warna
teks abu-abu sebagaimana terlihat pada Tabel 5.5.

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Tabel 5.5Tabel Penilaian Dampak Finansial dan Operasional

BUSINESSFUNCTION
*1
*(DILAKUKAN
OLEH HAMPIR
SEMUA FUNGSI
BISNIS)
QA,QC, SHE, ISO

TI (TEKNOLOGI
INFORMASI)
MARKETING

OPERATION
ENGINEERING
(SUB-DIVISION dari
OPERATION)

PROSES
BISNIS
*2
Permintaan
Barang dan Alat
(PBA)/Inventory
transfer request
QA
QC
SHE
JSA (Job Safety
Analysis)
Technical
Support
Pengadaan
Pemasaran
Tender
Kontrak
Customer
Relationship
Control Proyek
Design
Estimate
Melakukan
riskManagement
proyek

EXTENT OF
FINANCIAL
LOSS
(per day)
*3a

SEVERITY
LEVEL
*3b

Rp. 300juta

OPERATIONAL IMPACTS RANKING


*3c

CRITICAL
?
*4

Cash
Clow

Legal

Competitive
Edge

Moral
karyawan

Vendor

Customer
SatisfAction

Yes

3
0
0

2
2
2

2
2
5

5
5
3

5
2
5

0
0
0

3
5
2

Yes
Yes
Yes

Yes

Yes

Rp. 15 juta
Rp. 111juta
Rp. 111juta
-

1
2
2
0

3
4
4
2

0
0
1
5

2
5
3
0

2
0
0
0

5
0
0
0

0
0
5
5

Yes
Yes
Yes
Yes

Yes

Rp.28juta
Rp.444juta
Rp.444juta

1
3
3

4
5
3

3
0
0

5
5
5

3
2
0

0
1
2

5
3
3

Yes
Yes
Yes

Rp.30juta

Yes

141

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Universitas Indonesia

142

Tabel 5.5Tabel Penilaian Dampak Finansial dan Operasional (lanjutan)

BUSINESSFUNCTION
*1
CONSTRUCTION
(SUB-DIVISION dari
OPERATION)
PPC (Project Planning
And Control)

PURCHASING

LOGISTIC (Material
Control & Execution,
Warehouse,
Expedition)

PROSES
BISNIS
*2
Monitoring
proses
konstuksi
Planning
Control Proyek
Pembuatan
Project
PerFormance
Report
Melakukan
Purchase Order
(PO)
Pembuatan
SPK (Surat
Perintah Kerja)
Nota
Penerimaan
Barang/Good
Receipt PO
(dalam SAP)
Good Receipt
Adjustment
Inventory
Transfer
Good Issue
Good Return

EXTENT OF
FINANCIAL
LOSS
(per day)
*3a

SEVERITY
LEVEL
*3b

OPERATIONAL IMPACTS RANKING


*3c

CRITICAL
?
*4

Cash
Clow

Legal

Competitive
Edge

Moral
karyawan

Vendor

Customer
SatisfAction

No

Rp.444juta
Rp.20juta

3
1

5
3

2
0

5
3

0
3

2
1

3
2

Yes
No

No

Rp25juta

Yes

Rp.20juta

Yes

Rp.2 M

Yes

Rp. 100juta

Yes

Rp.2 M

Yes

Rp.2 M
Rp.2 M

3
3

5
5

0
0

4
4

3
4

4
4

4
5

Yes
Yes

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Universitas Indonesia

143

Tabel 5.5Tabel Penilaian Dampak Finansial dan Operasional (lanjutan)

BUSINESSFUNCTION
*1
FINANCE AND
ACCOUNTING

PERSONEL &
GENERAL AFFAIR

LEGAL &
COMPLIANCE

PROSES
BISNIS
*2
AR Invoice
AP Invoice
Outgoing
Payment
AP Invoice +
Payment
Fixed Asset
Incoming
Payment
AR Credit Memo
AP Credit Memo
Bank
Reconciliation
Recruitment
Maintenance
Manajemen
surat-surat &
perijinan
kendaraan
bermotor
Monitoring
aspek legal

EXTENT OF
FINANCIAL
LOSS
(per day)
*3a

SEVERITY
LEVEL
*3b

Rp.500juta

OPERATIONAL IMPACTS RANKING


*3c

CRITICAL
?
*4

Cash
Clow

Legal

Competitive
Edge

Moral
karyawan

Vendor

Customer
SatisfAction

Yes

Rp.25juta

No

Rp.25juta

Yes

Yes

Rp.30juta

Yes

No

0
0

0
0

0
0

0
0

0
0

0
0

No
No

No

0
0

3
0

3
0

2
2

5
2

0
3

5
4

Yes
No

Rp.6juta

Yes

Rp.700juta

Yes

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Universitas Indonesia

144

Tabel 5.5Tabel Penilaian Dampak Finansial dan Operasional (lanjutan)

BUSINESSFUNCTION
*1
EQUIPMENT

SEKERTARIS

PROSES
BISNIS
*2
Dukungan alat
berat
Sewa/pengadaan
alat berat
Perencanaan
Perjalanan Dinas
Pembukuan
pengeluaran
rutin
Arsip

EXTENT OF
FINANCIAL
LOSS
(per day)
*3a

SEVERITY
LEVEL
*3b

OPERATIONAL IMPACTS RANKING


*3c

CRITICAL
?
*4

Cash
Clow

Legal

Competitive
Edge

Moral
karyawan

Vendor

Customer
SatisfAction

Yes

Rp. 100 juta

Yes

Rp.5juta

Yes

No

No

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Universitas Indonesia

5.2.1.5 MTPD dan prioritasi proses kritis


Identifikasi MTPD dilakukan dengan memberikan pertanyaan Berapa lama
waktu yang dapat ditoleransi oleh proses ini berdasarkan level dampak
finansial dan operasional ? ke masing-masing SME. Masing-masing SME
kemudian memberikan MTD untuk masing-masing bisnis prosesnya sebagaimana
Tabel 5.6 kolom 5a.
Setelah MTPD dapat teridentifikasi langkah selanjutnya adalah memberikan
peringkat untuk masing-masing bisnis proses berdasarkan identifikasi MTPD.
Semakin kecil MTPD maka semakin tinggi prioritasnya sebagaimana terlihat pada
Tabel 5.6 kolom 5b.
5.2.1.6 Sistem IT dan Aplikasi kritis
Semua sistem TI akan dianggap kritis apabila mendukung proses bisnis yang
kritis. Berdasarkan hasil ketegorisasi dari step 4 didapatkan proses bisnis kritis.
Masing-masing proses bisnis kritis tersebut akan dianalisis bersama-sama dengan
SME dan bantuan divisi TI. Hasil analisis adalah daftar aplikasi kritis
sebagaimana kolom 6 pada Tabel 5.6.
5.2.1.7 Sumber daya Non-TI Kritis
Sama seperti proses identifikasi aplikasi dan sistem TI kritis pada langkah
sebelumnya, tingkat kekritisan sebuah sumber daya Non-TI bergantung pada
tingkat kekritisan proses bisnis yang didukungnya.Masing-masing proses bisnis
kritis tersebut akan dianalisis bersama-sama dengan SME. Sumber daya Non-TI
Kritis dapat ditentukan sebagaimana kolom 7 pada Tabel 5.6 dan disajikan secara
lebih detail pada bab 5.2.2 mengenai kebutuhan (sumber daya) pemulihan.
5.2.1.8 RTO
RTO adalah waktu yang tersedia untuk memulihkan sistem dan sumber daya yang
terganggu, maka secara definisi RTO harus lebih kecil dari MTD (didapatkan
pada step 5). Selain RTO, MTD juga terdiri dari WRT. WRTadalah langkahlangkah tambahan yang perlu dilakukan supaya bisnis dapat berjalan kembali
setelah sistem (perangkat lunak,perangkat keras dan konfigurasi) dikembalikan
(restore).

145
Universitas Indonesia
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

146

MTD = RTO + WRT

Informasi yang didapatkan dari langkah 5,6,dan 7 dipergunakan untuk


menentukan RTO untuk setiap sumber daya TI maupun Non-TI.Hasil penentuan
RTO dapat dilihat pada kolom 8a pada Tabel 5.6 sedangkan hasil penentuan WRT
terdapat pada kolom 8b tabel yang sama.
5.2.1.9 RPO
RPO menggambarkan toleransi terhadap kehilangan data sebagai akibat dari
adanya gangguan. RPO di ukur dalam skala waktu sejak waktu terakhir data
dilakukan backup dan waktu gangguan.
Dalam proses BIA ini RPO ditentukan untuk setiap aplikasi dengan menanyakan
Berapa toleransi (dalam ukuran waktu) kehilangan data yang mungkin
terjadi diantara 2 periode backup ? kepada SME.Respon dari pertanyaan ini
mengindikasikan nilai RPO sebagaimana kolom 9 pada Tabel 5.6.

Universitas Indonesia
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Tabel 5.6 Nilai MTD, RTO, WRT, RPO dan Sumber Daya Kritis
BUSINESSFUNCTION
*1
*(DILAKUKAN
OLEH HAMPIR
SEMUA FUNGSI
BISNIS)
QA,QC, SHE, ISO

PROSES
BISNIS
*2
Permintaan
Barang dan Alat
(PBA)/Inventory
transfer request
QA

MTD
(hari)
*5a

RECOVERY
PRIORITY
*5b

Critical IT System
and Application
*6
ERP, EmailSystem

File Server,
EmailSystem
14

File Server,
EmailSystem

SHE
30
JSA (Job Safety
Analysis)

30

Telepon line + FAX

QC

14

CRITICAL NON-IT RESOURCES


*7
Resource Type
Resource Detail
Form
Form Permintaan
Barang & Alat

Kamera

File Server,
EmailSystem

Dokumen
keselamatan kerja

File Server,
EmailSystem

Dokumen prosedur
dan instruksi kerja
OHSAS
18001:2007

147

Sebuah line telepon


dan Fax yang dapat
digunakan untuk
menghubungi safety
manager untuk
meminta laporan
bulanan
Kamera dipergunakan
untuk meng-capture
hasil jadi produk
untuk disampaikan ke
HO dan digunakan
sebagai bahan
perbandingan dengan
nilai referensi standar
Sebuah dokumen
yang berisi laporan
kerja disertai panduan
keselamatan kerja

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

RTO
(hari)
*8a

WRT
(hari)
*8b

RPO
(hari)
*9

13

14

13

14

29

30

29

30

Universitas Indonesia

148

Tabel 5.6 Nilai MTD, RTO, WRT, RPO dan Sumber Daya Kritis (lanjutan)
BUSINESSFUNCTION
*1
TI (TEKNOLOGI
INFORMASI)

PROSES
BISNIS
*2
Technical
Support

MTD
(hari)
*5a

RECOVERY
PRIORITY
*5b

Pengadaan

MARKETING

Pemasaran
7

Tender

Kontrak

Customer
Relationship
OPERATION

Control Proyek
4

Critical IT System
and Application
*6
Server,
Storage,
Backup,
File Server,
Emailsystem,
Internet connection
EmailSystem, file
Server, Internet
Connection

EmailSystem, file
Server, Internet
Connection
EmailSystem, file
Server, Internet
Connection
EmailSystem,
Internet Connection
Primavera, ERP,
Email, File Server,
Ms Project 2007
(standalone)

CRITICAL NON-IT RESOURCES


*7
Resource Type
Resource Detail
Power supply
Supplay Listrik yang
memadai untuk
menyalakan Server dan
lefthand storage
-

Telepon-line

Arsip Klien

Telepon-line

Digunakan untuk
berkomunikasi dengan
PM/SM untuk
mengetahui sumber
daya yang masih
tersedia

Data dan Record klien


dalam bentuk arsip
file/filling cabinet
Digunakan untuk
berkomunikasi dengan
PM/SM untuk
mengetahui
progress/perkembangan
proyek

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

RTO
(hari)
*8a

WRT
(hari)
*8b

RPO
(hari)
*9

Universitas Indonesia

149

Tabel 5.6 Nilai MTD, RTO, WRT, RPO dan Sumber Daya Kritis (lanjutan)
BUSINESSFUNCTION
*1
ENGINEERING
(SUB-DIVISION dari
OPERATION)

PROSES
BISNIS
*2
Design

MTD
(hari)
*5a

RECOVERY
PRIORITY
*5b

Estimate

Monitoring
proses konstuksi

File Server,
EmailSystem,
Internet connection,
autodesk land
desktop, staad pro

File Server,
EmailSystem,
Internet connection

Melakukan
riskManagement
proyek

CONSTRUCTION
(SUB-DIVISION dari
OPERATION)

Critical IT System
and Application
*6
File Server,
EmailSystem,
Internet connection

14

CRITICAL NON-IT RESOURCES


*7
Resource Type
Resource Detail
Meja gambar
Meja yang digunakan
engineer/drafter untuk
menggambar (jarang
digunakan)
Telepon line + FAX Sebuah line telepon
dan Fax yang dapat
digunakan untuk
menghubungi vendor
berkenaan dengan
material yang akan
digunakan dalam
desain
Dokumen template
Sebuah dokumen yang
riskManagement
berisi checklist
proyek
mengenai kelayakan
sebuah proyek dari
sisi : owner, lokasi
geografis, lingkungan
sosial, infrastruktur
pendukung

File Server,
EmailSystem,
Internet connection

RTO
(hari)
*8a

WRT
(hari)
*8b

RPO
(hari)
*9

13

14

Tabel 5.6 Nilai MTD, RTO, WRT, RPO dan Sumber Daya Kritis (lanjutan)

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Universitas Indonesia

150

BUSINESSFUNCTION
*1
PPC (Project Planning
And Control)

PROSES
BISNIS
*2
Planning

MTD
(hari)
*5a

RECOVERY
PRIORITY
*5b

ERP, Emailsystem,
file Server

Control Proyek
2

Emailsystem, file
Server

Pembuatan
Project
PerFormance
Report

PURCHASING

Critical IT System
and Application
*6
ERP, Emailsystem,
file Server

Melakukan
Purchase Order
(PO)
Pembuatan SPK
(Surat Perintah
Kerja)

File Server,
EmailSystem,
Internet
Connection, ERP
File Server,
EmailSystem,
Internet
Connection, ERP

CRITICAL NON-IT RESOURCES


*7
Resource Type
Resource Detail
Meeting room
Sebuah ruang yang
kondusif dan memadai
untuk melakukan
meeting pembahasan
validasi project budget.
(8-12 orang)
Telepon-line +
Digunakan untuk
FAX
berkomunikasi dengan
PM/SM maupun
keuangan proyek untuk
memvalidasi PBA
Telepon-line +
Digunakan untuk
FAX
berkomunikasi dengan
PM/SM untuk
mengetahui
progress/perkembangan
proyek
Katalog
Katalog produk dari
berbagai vendor

Mesin ketik Listrik

Mesin ketik Listik


digunakan untuk
pengisian berbagai
macam Form

RTO
(hari)
*8a

WRT
(hari)
*8b

RPO
(hari)
*9

Tabel 5.6 Nilai MTD, RTO, WRT, RPO dan Sumber Daya Kritis (lanjutan)

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Universitas Indonesia

151

BUSINESSFUNCTION
*1
LOGISTIC (Material
Control & Execution,
Warehouse,
Expedition)

PROSES
BISNIS
*2
Nota
Penerimaan
Barang/Good
Receipt PO
(dalam SAP)
Good Receipt
Adjustment
Inventory
Transfer

MTD
(hari)
*5a

RECOVERY
PRIORITY
*5b

14

Critical IT System
and Application
*6
ERP, File Server,
email

ERP, Emailsystem

Good Issue

Form GR
Adjustment

ERP, File Server,


emailsystem

Form Inventory
Transfer

ERP

Form GI

ERP, Emailsystem

Good Return

CRITICAL NON-IT RESOURCES


*7
Resource Type
Resource Detail
Form NPB
Form fisik untuk
melakukan NPB

Telepon Line +
FAX

Form fisik untuk


melakukan GR
Adjustment.
Form Fisik untuk
melakukan Inventory
transfer
Form fisik untuk
melakukan Good
Issues Barang
Untuk berkomunikasi
dengan vendor barang
maupun dengan
SM/PM mengenai
keterlambatan
pengiriman barang,
sehingga mereka dapat
melakukan
rescheduling
berdasarkan data
tersebut

RTO
(hari)
*8a

WRT
(hari)
*8b

RPO
(hari)
*9

13

14

Tabel 5.6 Nilai MTD, RTO, WRT, RPO dan Sumber Daya Kritis (lanjutan)

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Universitas Indonesia

152

BUSINESSFUNCTION
*1
FINANCE AND
ACCOUNTING

PROSES
BISNIS
*2
AR Invoice

MTD
(hari)
*5a

RECOVERY
PRIORITY
*5b

AP Invoice
3

Critical IT System
and Application
*6
ERP, EmailSystem,
Internet Connection

ERP, EmailSystem,
File Server

ERP, EmailSystem

Outgoing
Payment

AP Invoice +
Payment

2
ERP

Fixed Asset
Incoming
Payment

5
ERP,File Server
ERP, File Server

14

AR Credit
Memo
AP Credit Memo
Bank
Reconciliation

14

14

CRITICAL NON-IT RESOURCES


*7
Resource Type
Resource Detail
Telepon line, FAX
Penggunaan telepon
line maupun fax untuk
permintaan AR Invoice
kepada customer
Kurir
Mengutus kurir secara
langsung ke kantor
customer
Telepon line, FAX
Penggunaan telepon
line maupun fax untuk
menerima/konfirmasi
AP Invoice dari vendor
Telepon line, FAX
Penggunaan telepon
line maupun fax untuk
melakukan konfirmasi
pembayaran
Telepon line, FAX
Penggunaan telepon
line maupun fax untuk
melakukan pembelian
barang secara langsung
Telepon line, FAX
Penggunaan telepon
line maupun fax untuk
melakukan penagihan

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

RTO
(hari)
*8a

WRT
(hari)
*8b

RPO
(hari)
*9

29

30

Universitas Indonesia

153

Tabel 5.6 Nilai MTD, RTO, WRT, RPO dan Sumber Daya Kritis (lanjutan)
BUSINESSFUNCTION
*1
PERSONEL &
GENERAL AFFAIR

PROSES
BISNIS
*2
Recruitment

MTD
(hari)
*5a

RECOVERY
PRIORITY
*5b

Critical IT System
and Application
*6
Database absensi,
file Server

Maintenance

LEGAL &
COMPLIANCE

EQUIPMENT

Manajemen
surat-surat &
perijinan
kendaraan
bermotor
Monitoring
aspek legal

Dukungan alat
berat
Sewa/pengadaan
alat berat

File Server,
EmailSystem,
Internet Connection

File Server,
emailsystem
File Server,
emailsystem, ERP

CRITICAL NON-IT RESOURCES


*7
Resource Type
Resource Detail
Alat absensi
Alat absensi
digunakan untuk
mencatat jam
kehadiran dan
keluarnya karyawan
dari kantor
Peralatan bengkel,
Peralatan perbaikian
Tools
seperti obeng, kuncikunci dsb
File Server

Arsip legal

Filling cabinet yang


berisi peraturan
pemerintah yang
berhubungan dengan
operasional
perusahaan

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

RTO
(hari)
*8a

WRT
(hari)
*8b

RPO
(hari)
*9

Universitas Indonesia

154

Tabel 5.6 Nilai MTD, RTO, WRT, RPO dan Sumber Daya Kritis (lanjutan)
BUSINESSFUNCTION
*1
SEKERTARIS

PROSES
BISNIS
*2
Perencanaan
Perjalanan Dinas
Pembukuan
pengeluaran
rutin
Arsip

MTD
(hari)
*5a

RECOVERY
PRIORITY
*5b

Critical IT System
and Application
*6
ERP,
Emailsystem,
internet connection
ERP

File Server

CRITICAL NON-IT RESOURCES


*7
Resource Type
Resource Detail
Telepon line+FAX
Digunakan untuk
vendor dalam
pemesanan tiket

Filling cabinet

Filling cabinet yang


berisi data-data legal
perusahaan

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

RTO
(hari)
*8a

WRT
(hari)
*8b

RPO
(hari)
*9

Universitas Indonesia

5.2.1.10 Work around procedures


Work-around procedures memungkinkan proses bisnis untuk tetap berjalan ketika
sumber daya TI maupun non TI tidak tersedia dengan menjalankan metode
alternatif. Metode alternatif ini seringkali melibatkan proses manual, cenderung
sementara, kurang efisien atau seringkali lebih mahal dibandingkan dengan
prosedur normal. Langkah ini mengidentifikasikan work-around procedures
untuk bisnis proses yang telah terpilih pada step 4 sebelumnya dengan
menanyakan pertanyaan sebagai berikut ini :
o Adakah work-around procedures yang telah terdokumentasi dengan baik
untuk proses anda ?
o Identifikasi semua pekerjaan yang tidak tercakup oleh work-around
procedures ini.
Hasil dari identifikasiwork-around procedures dapat dilihat pada Tabel 5.7
berikut ini.

155
Universitas Indonesia
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

156

Tabel 5.7 Identifikasi Work Around Procedure

*(DILAKUKAN
OLEH HAMPIR
SEMUA FUNGSI
BISNIS)

PROSES
BISNIS
*2
Permintaan
Barang dan Alat
(PBA)/Inventory
transfer request

QA,QC, SHE, ISO

QA

BUSINESSFUNCTION
*1

QC

TI (TEKNOLOGI
INFORMASI)

SHE
JSA (Job Safety
Analysis)
Technical
Support

WORK AROUND PROCEDURES


*10
EXIST?
DESCRIPTION
Form PBA masih digunakan untuk
melakukan input PBA oleh end user,
sedangkan akses ke ERP hanya terbatas
Yes
pada orang-orang tertentu saja. Form PBA
ini dapat dijadikan manual prosedur
selama ERP tidak dapat diakses.
Penggunaan FAX dan Telepon memadai
Yes
untuk penyampaian laporan bulanan
Penggunaan CD/DVD Rom untuk
melakukan pengiriman gambar melalui
Yes
jasa paket dapat dipertimbangkan sebagai
Work around di saat tidak berjalanny
sistem email dan file Server
Yes
Proses bisnis ini masih manual
Yes
Yes

Pengadaan
Yes
MARKETING

Pemasaran
Yes

Tender
Yes

Kontrak
Customer
Relationship
OPERATION

Yes
Yes

Control Proyek

Yes

ENGINEERING
(SUB-DIVISION dari
OPERATION)

Design
Yes
Estimate
Yes

Proses bisnis ini masih manual


Pengadaan DRC untuk tetap dapat
melanjutkan layanan TI disaat terjadinya
bencana
Melakukan pemenuhan kebutuhan
komputer dahulu (di depan) dan
pertanggungjawaban uang di belakang
(melalui PBA susulan)
Penggunaan Laptop dan Microsoft
Outlook untuk menyimpan data-data
contact rekanan beserta estimasi sisa
sumber daya sehingga marketing tetap
dapat bekerja.
Proses tender merupakan proses manual
yang tidak terlalu bergantung pada
teknologi, namun keberadaan teknologi
dapat membantu mempercepat menambah
akurasi estimasi
Proses kontrak sepenuhnya merupakan
proses manual
Penggunaan komputer pribadi/laptop +
modem masih memadai untuk bisnis
proses ini.
Penggunaan Primavera dapat digantikan
oleh Ms. Project dengan beberapa
keterbatasan (minus kolaborasi),
penggnaan telepon masih memadai untuk
komunikasi progress.
Penggunaan ERP sementara digantikan
oleh paperwork dan diinput ketika ERP
telah berjalan kembali
Penggunaan laptop saat ini sudah sangat
memadai untuk desain gambar, yang
menjadi masalah adalah keamanan data
yang ada di laptop itu sendiri.
Sebelum digunakannya Autodesk Land
desktop engineer sudah terbiasa
melakukan perhitungan menggunakan

Universitas Indonesia
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

157

spreedsheet excel. Laptop/komputer


pribadi masih sangat memadai untuk
melakukan perhitungan ini.
Sistem lisensi pada autodesk land desktop
memungkinkan lisensi untuk dipindahkan
ke komputer lain. Dengan syarat pada satu
saat hanya satu komputer yang aktif

Tabel 5.7 Identifikasi Work Around Procedure (lanjutan)


BUSINESSFUNCTION
*1
ENGINEERING
(SUB-DIVISION dari
OPERATION)
PPC (Project Planning
And Control)

PROSES
BISNIS
*2
Melakukan
riskManagement
proyek
Planning

WORK AROUND PROCEDURES


*10
EXIST?
DESCRIPTION
Pada dasarnya proses bisnis ini adalah
Yes
proses bisnis manual yang tidak terlalu
banyak melibatkan komputer
Penggunaan/sewa metting room di hotel
sudah sering dilakukan.
Yes

PURCHASING

LOGISTIC (Material
Control & Execution,
Warehouse,
Expedition)
FINANCE AND
ACCOUNTING

PERSONEL &
GENERAL AFFAIR

LEGAL &
COMPLIANCE
EQUIPMENT

Melakukan
Purchase Order
(PO)

Pembuatan SPK
(Surat Perintah
Kerja)
Good Return

AR Invoice
Outgoing
Payment
AP Invoice +
Payment
Fixed Asset
Recruitment

Yes

Yes

Yes

Penggunaan file excel untuk mencatat


Good return sementara sistem ERP down.

Yes

Proses manual

Yes

Proses manual

Yes

Proses manual

Yes

Proses manual
Penggunaan jasa recruitment bisa
dipertimbangkan untuk mengurangi
kerumitan kerja. PGA cukup memproses
hasil akhir test masing-masing calon saja.

Yes
Manajemen
surat-surat &
perijinan
kendaraan
bermotor
Monitoring
aspek legal
Sewa/pengadaan
alat berat

Sumber daya (data-data, autodesk


landesktop) untuk melakukan estimasi
sebagian besar dapat dipindahkan ke
laptop untuk sementara.
Melakukan pembelian barang di muka
(untuk barang-barang yang benar-benar
urgent) dan melakukan
pertanggungjawaban di belakang setelah
sistem ERP berjalan kembali
Melakukan pembuatan SPK secara manual
baik melalui komputer maupun mesin
ketik Listrik yang tersedia

Yes

Yes

Yes

Manajemen surat-surat dan perijinan


kendaran merupakan proses manual
Sebagian besar file (peraturan perundangundangan) masih ada hard copy, maupun
salinan di komputer pribadi
Sama seperti divisi procurement,
equipment dapat melakukan penyewaan di
awal dan mempertanggungjawabkan

Universitas Indonesia
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

158

SEKERTARIS

Perencanaan
Perjalanan Dinas
Yes

pengeluaran uang di saat ERP sudah


berjalan kembali
Penggunaan aplikasi spread sheet dalam
komputer portable/notebook memadai
untuk melakukan pencatatan data
perjalanan (tiket, UPD dsb) untuk
sementara

5.2.2. Kebutuhan Pemulihan


Dalam menentukan kebutuhan pemulihan langkah mengacu pada BS 25999-1 bab
6.4 : Langkah ini biasanya dilakukan pada waktu yang sama dengan proses BIA
dilakukan. Masing-masing SME diberikan kuisioner mengenai apa yang mereka
butuhkan untuk meresume kegiatan mereka selama masa perbaikan. Berdasarkan
data kuisioner, rangkuman kebutuhan pemulihan adalah sebagai berikut ini :

12 buah ruangan untuk 14 divisi terdiri dari :

3 ruangan ukuran 3x3m : dengan 1 ruangan dengan kunci pengaman

3 ruangan ukuran 3x4m

2 ruangan ukuran 4x5m

2 ruangan ukuran 5x5m

1 ruangan ukuran 4x6m

1 ruangan umum

47 pasang meja dan kursi

38 PC lengkap dengan spesifikasi standar dan 4 PC dengan spesifikasi


khusus engineer.

7 buah laptop

4 buah handphone

7 buah telepon line dedikasi

4 buah mesin ketik

9 buah printer dedicated

18 buah filling cabinet/lemari arsip

3 Buah modem portable

1 Buah ruang meeting dedicated untuk engineer

2 buah brankas

3 buah kamera

Universitas Indonesia
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

159

1 buah ruang meeting dengan kapasitas 25 orang dan 2 buah ruang meeting
dengan kapasitas 12 orang

24 pesawat telepon + line shared

3 Buah printer laser A3 dan 1 buah printer laser warna A3

1 buah mesin fotokopi + fax

5.2.3. RiskAssessment
Langkah ini mengacu pada BS 25999-1 bab 6.5 & BS 25999-2 bab 4.1.2/3.
Sebelum melakukan risk asessment ditetapkan beberapa asumsi antara lain :

Semua ancaman yang reaListis dapat diidentifikasi

Data &Informasi Bencana DKI Jakarta sd. Juni 2012 dari Badan Nasional
Penaggulangan Bencana (BNPB) dianggap akurat dan applicable untuk
melakukan estimasi kemunculan bencana.

Ancaman yang lebih mudah dikontrol (staf maupun masalah gedung)


diprioritaskan pada biaya ancaman lain yang lebih rentan terhadap pengaruh
misalnya cuaca buruk

Penggunaan skala numerik (metode AIE) untuk menentukan nilai dari


pengaruh dapat mencerminkan kepentingan relatif untuk aset-aset yang
kurang dapat dikuantifikasi seperti reputasi.

Proses RiskAssessment mengacu pada subbab 2.1.3dilakukan menggunakan


metode tabletop discusion dengan Bp. Bapak Aselaku pembuat prosedur risk
manajemen proyek. Sebelum melakukan table top discusion dipersiapkan terlebih
dahulu template tabel riskAssessment dari hasil training ANT (Andalan Nusantara
Teknologi (ANT), 2012) juga data &Informasi Bencana DKI Jakarta sd. Juni 2012
dari BNPB sebagai referensi. Sedangkan untuk memperkirakan kerugian finansial
dipergunakan data aset per juli 2012. Masing-masing langkah pengisian tabel risk
asessment dapat dijelaskan sebagai berikut ini :
5.2.3.1 DaftarSumber Ancaman
Langkah pertama dalam melakukan Risk Assesment adalah melakukan
identifikasi

daftar

ancaman

potensial

terhadap

PT.ABC

berdasarkan

Universitas Indonesia
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

160

Threatchecklist pada Tabel 2.1dan Data &Informasi Bencana DKI Jakarta sd. Juni
2012 sehingga didapatkan beberapa ancaman sebagaimana

Tabel 5.8 di bawah ini.

Tabel 5.8Threat source categories


Natural/Environtment
al Threats
Fire (can be humancaused)
Flood
Electrical Storm
Earthquake

Human-Caused
Threats.
Theft, Sabotage,
Vandalism
Labor Disputes
Terorism
War, Civil unrest

Infrastructure Threat

TI-Specific Threat

Building-specific
failures

Cyber Threat

Non-TI equipment,
system failure
Heating/Cooling,
Power failures
Oil, petroleum supply
disruption

Virus/worm/malware
Equipment/system
failure/Crash

Hurricane/Typhoon/Cy
clone/Angin Puting
Beliung
Volcano
Pandemik

5.2.3.2 Threat Events dan Konsekuensi


Threat events/kejadian apa yang mungkin terjadi karena adanya ancaman yang
telah diidentifikasi pada langkah pertama sebelumnya, kemudian menentukan
kritikal aset apa saja yang terpengaruh oleh kejadian tersebut dan konsekuensi apa
yang mungkin diderita oleh kritikal aset sehubungan dengan kejadian yang terjadi.
Output dari langkah ini dapat dilihat pada Tabel 5.9:

Universitas Indonesia
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

161

Tabel 5.9Identifikasi ThreatEvent, Critical Asset dan Konsekuensi


Ancaman

Fire (can be humancaused)

Flood

Electrical Storm

Earthquake

Hurricane/Typhoon/Cyc
lone

Volcano

Pandemik

Threat
Critical Asset
Events/Vulnerability
Natural/Environtmental Threats
Kabel yang tidak sesuai
standar terbakar dan
menyebabkan
kebakaran
Gedung & aset kantor
Salah satu staf lalai
mematikan rokoknya
dan memicu kebakaran
Banjir mengakibatkan
kerusakan
infrastruktur,pemadam Computer &
Communication Center
an Listrik dan genset
terendam untuk waktu
yang relatif lama
Banjir membuat
beberapa ruas jalan
tidak dapat diakses
sehingga
Staff
mengakibatkan
terhambatnya sarana
transportasi bagi staf
Electrical Storm
menyebabkan Fluktuasi
Computer,
Listrik , kerusakan
Communication Center,
perangkat Listrik
peralatan kantor
/jaringan/komunikasi
dan pemadaman Listrik
Gempa bumi
menyebabkan
Kerusakan Bangunan
Angin ribut/putting
beliung menyebabkan
kerusakan bangunan,
perangkat jaringan
radio dan jaringan
Listrik
Abu dan gempa dari
letusan gunung berapi
(terutama krakatau)
menyebkan kerusakan
bangunan
Terjadi penyebaran
pandemi di daerah

Consequence

Berhentinya produksi
karena kerusakan
fasilitas alat-alat kantor
dan mesin produksi

Sistem komputer dan


komunikasi terpaksa
dimatikan

Ketidakhadiran staf
karena kesulitan
transportasi

Kerusakan perangkat
Listrik dan jaringan

Gedung & aset kantor

Berhentinya produksi
karena kerusakan
fasilitas alat-alat kantor
dan mesin produksi

Gedung, aset kantor,


Computer &
Communication Center

terhentinya aktivitas
kantor karena karena
kerusakan fasilitas alatalat kantor dan mesin
produksi

Gedung & aset kantor

Staff

Berhentinya aktivitas
kantor karena
kerusakan fasilitas alatalat kantor dan mesin
produksi
Kehilangan
staff/beberapa staff

Universitas Indonesia
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

162

jakarta/KLB (Kejadian
Luar Biasa)

terjangkit sehingga
tidak dapat bekerja

Tabel 5.9Identifikasi ThreatEvent, Critical Asset dan Konsekuensi (lanjutan)


Ancaman

Theft, Sabotage,
Vandalism
Labor Disputes

Terorism

War, Civil unrest

Building-specific
failures

Threat
Critical Asset
Events/Vulnerability
Human-Caused Threats.
Pencurian/pengerusaka
n aset/uang/dokumen
Aset kantor
oleh orang luar/orang
dalam
Terjadinya mogok
Staff
karyawan
Terjadi aksi terorisme
di wilayah Jakarta Utara
sehingga menyebabkan
Staff
ketakutan dan tidak
beroperasinya fasilitas
umum
Terjadi
perang/kerusuhan yang Gedung kantor, aset
mengakibatkan situasi
dan Kondisi tidak aman
bagi staff
Staff
Infrastructure Threat
Terdapat kesalahan
konstruksi/pemilihan
Gedung
material/usia gedung
yang mulai tua

Non-TI equipment,
system failure

Terjadi konsleting,
gangguan jaringan
telekomunikasi voice,
gangguan peralatan
DVR

Aset kantor (Listrik &


Telekomunikasi)

Heating/Cooling, Power
failures

Terjadi kerusakan
sistem pendingin
gedung

Aset kantor
(Ventilasi/AC)

Consequence
Tidak berjalannya
layanan kantor karena
hilangnya salah satu
aset
Tidak berjalannya
layanan kantor
Tidak berjalannya
layanan kantor karena
hilangnya/ketidakhadira
n staff
Tidak berjalannya
layanan kantor karena
hilangnya/kerusakan
gedung/aset kantor
Tidak berjalannya
layanan kantor karena
hilangnya/ketidakhadira
n staff
Kerusakan gedung
mengakibatkan tidak
berjalannya aktivitas
kantor
Tidak berjalannya
seluruh/sebagian
layanan kantor karena
kerusakan/tidak
berjalannya aset
produksi
Tidak berjalannya
seluruh/sebagian
layanan kantor karena
kerusakan/tidak
berjalannya aset
produksi

Universitas Indonesia
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

163

Tabel 5.9Identifikasi ThreatEvent, Critical Asset dan Konsekuensi (lanjutan)


Ancaman
Cyber Threat

Virus/worm/malware

Equipment/system
failure/Crash

Threat
Critical Asset
Events/Vulnerability
TI-Specific Threat
Terdapat celah
keamanan di jaringan
komputer yang
Informasi, staff, client
dieksploitasi oleh
hacker untuk masuk
dan mengambil
informasi confidential
Penyalahgunaan akun
Reputasi
karena penggunaan
password yang lemah
Penyebaran
virus/worm/mallware
Informasi
oleh staff atau
komputer yang
mengalami kerawanan
Terjadi kerusakan
hardware/software(kes Informasi
alahan koding/bug)

Consequence

Loss of data or Record,


bocornya informasi
confidential (kontrak,
design, pribadi)

Rusaknya reputasi
organisasi

Loss of data or Record

Loss of data or Record

5.2.3.3 Nilai Risiko


Langkah pertama dalam menentukan nilai risiko adalah menentukanAsset Lost
Potential Value (ALPV) atau nilai critical asset. Nilai ini yang mengacu pada
hasil stok opname aset PT.ABC per Juli 2012 danExposure Factor (EF) adalah
potensi kerusakan suatu aset pada satu kali Threatevent kedua nilai ini hanya
berlaku untuk perhitungan dengan menggunakan metode kuantitatif, tujuannya
untuk menentukan nilai SLE.Berikut adalah rangkuman nilai yang dipergunakan
untuk penentuan nilai ALPV :

Alat kantor : Rp1.828.586.972

Server + Peralatan Jaringan : Rp577.431.900

Peralatan ruang Server (PABX+Rack+AC dll) : Rp153.130.000

Mesin Fotokopi : Rp325.000.000

Universitas Indonesia
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

164

Mercy Genset 380 kva : Rp500.000.000

Nilai gedung tanpa tanah : Rp4.000.000.000

* data didapatkan dari data aset per juli 2012


Nilai SLE untuk aset tangible didapatkan dari perkalian ALPV dengan EF.
Sementara untuk perhitungan nilai yang intangible dilakukan secara subyektif
berdasarkan

pemetaan

pada

subbab

2.1.3.1mengenai

Perhitungan

Nilai

Risikoyaitu:

High : jika nilai numerik berada di antara 67 sampai dengan 100

Medium : jika nilai numerik berada di antara 34 sampai dengan 66

Low : jika nilai numerik berada di antara 1 sampai dengan 33

Output dari langkah ini dapat dilihat pada Tabel 5.10 kolom 4,5 dan 6.
Faktor lain yang berperan dalam perhitungan nilai risiko adalah likelihood. Nilai
likelihood direpresentasikan dalam Annualized Rate of Threat Occurance (ART)
yang didapatkan dari Data &Informasi Bencana DKI Jakarta sd. Juni 2012 dari
BNPB yang telah diolah kembali. ART direpresentasikan dalam nilai 1/x yang
mengindikasikan suatu kejadian terjadi setiap x tahun sekali. Detail mengenai data
ini dapat dilihat pada lampiran 5, sedangkan output dari langkah ini dapat dilihat
pada Tabel 5.10 kolom 7. Kemudian berdasarkan SLE/SIE dan ARTdilakukan
perhitungan nilai risiko sehingga menghasilkan nilai ALE atau AIE(bergantung
dari tipe jenis aset dan perhitungannya kualitatif atau kuantitatif). Kolom 8 Tabel
5.10 berikut ini memperlihatkan hasil perhitungan ALE/AIE

Universitas Indonesia
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Tabel 5.10Perhitungan Nilai Risiko (ALE/AIE)

Ancaman
(1)

Fire (can be
human-caused)

Flood

Electrical Storm

Threat
Events/Vulnerability
(2)

Kabel yang tidak sesuai


standar terbakar dan
menyebabkan kebakaran
Salah satu staf lalai
mematikan rokoknya dan
memicu kebakaran
Banjir mengakibatkan
kerusakan
infrastruktur,pemadaman
Listrik dan genset
terendam untuk waktu
yang relatif lama
Banjir membuat beberapa
ruas jalan tidak dapat
diakses sehingga
mengakibatkan
terhambatnya sarana
transportasi bagi staf
Electrical Storm
menyebabkan Fluktuasi
Listrik , kerusakan
perangkat Listrik
/jaringan/komunikasi dan
pemadaman Listrik

Consequence
(3)

Berhentinya
produksi karena
kerusakan fasilitas
alat-alat kantor dan
mesin produksi

Sistem komputer
dan komunikasi
terpaksa dimatikan

APLV
(Asset Loss Potential Value)
(4)

Rp.7.384.148.871,82

Rp1.230.561.900,00

EF
(Exposure
Factor)
(5)

1/2

1/4

SLE
(Single Loss
Expectancy)/SIE (Single
Impact Exposure)
(6)

ART
(Annualiz
ed Rate of
Threat)
(7)

ALE
(Annualized Loss
Expectancy)/AIE
(Annualized Loss
Expectancy)
(8)

1/20

Rp 184.603.721,80

1/5

Rp 738.414.887,18

Rp3.692.074.435,91

Rp 307.640.475,00

Rp 307.640.475,00

1
Ketidakhadiran staf
karena kesulitan
transportasi

Kerusakan
perangkat Listrik
dan jaringan

Rp1.230.561.900,00

165

1/4

80 (high)

Rp 307.640.475,00

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

80 (high)

1/2

Rp 153.820.237,50

Universitas Indonesia

166

Tabel 5.10Perhitungan Nilai Risiko (ALE/AIE) (lanjutan)

Ancaman
(1)

Threat
Events/Vulnerability
(2)

Earthquake

Gempa bumi
menyebabkan Kerusakan
Bangunan

Hurricane/Typh
oon/Cyclone

Angin ribut/putting
beliung menyebabkan
kerusakan bangunan,
perangkat jaringan radio
dan jaringan Listrik

Volcano

Abu dan gempa dari


letusan gunung berapi
(terutama krakatau)
menyebkan kerusakan
bangunan

Pandemik

Terjadi penyebaran
pandemi di daerah
jakarta/KLB (Kejadian
Luar Biasa)

Theft, Sabotage,
Vandalism

Pencurian/pengerusakan
aset/uang/dokumen oleh
orang luar/orang dalam

Labor Disputes

Terjadinya mogok
karyawan

Consequence
(3)

Berhentinya
produksi karena
kerusakan fasilitas
alat-alat kantor dan
mesin produksi
terhentinya aktivitas
kantor karena
karena kerusakan
fasilitas alat-alat
kantor dan mesin
produksi
Berhentinya
aktivitas kantor
karena kerusakan
fasilitas alat-alat
kantor dan mesin
produksi
Kehilangan
staff/beberapa staff
terjangkit sehingga
tidak dapat bekerja
Tidak berjalannya
layanan kantor
karena hilangnya
salah satu aset
Tidak berjalannya
layanan kantor

APLV
(Asset Loss Potential
Value)
(4)

EF
(Exposure
Factor)
(5)

SLE
(Single Loss
Expectancy)/SIE (Single
Impact Exposure)
(6)

ART
(Annualiz
ed Rate of
Threat)
(7)

ALE
(Annualized Loss
Expectancy)/AIE
(Annualized Loss
Expectancy)
(8)

Rp7.384.148.871,82

1/4

Rp1.846.037.217,96

1/179

Rp 10.313.057,08

Rp7.384.148.871,82

1/200

Rp 36.920.744,36

1/2

Rp 18.460.372,18

Rp7.384.148.871,82

1/8

Rp 923.018.608,98

1/129

Rp 7.155.183,02

80 (high)

1/10

8 (low)

Rp 169.207.443,59
Rp3.384.148.871,82

1/20

Rp 13.015.957,20
1/13

80 (high)

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

1/13

6.16 (low)

Universitas Indonesia

167

Tabel 5.10Perhitungan Nilai Risiko (ALE/AIE) (lanjutan)

Ancaman
(1)

Terorism

Threat
Events/Vulnerability
(2)
Terjadi aksi terorisme di
wilayah Jakarta Utara
sehingga menyebabkan
ketakutan dan tidak
beroperasinya fasilitas
umum
Terjadi perang/kerusuhan
yang mengakibatkan
situasi dan Kondisi tidak
aman bagi staff

War, Civil
unrest

Buildingspecific failures

Terdapat kesalahan
konstruksi/pemilihan
material/usia gedung yang
mulai tua

Non-TI
equipment,
system failure

Terjadi konsleting,
gangguan jaringan
telekomunikasi voice,
gangguan peralatan DVR

Consequence
(3)

APLV
(Asset Loss Potential
Value)
(4)

EF
(Exposure
Factor)
(5)

SLE
(Single Loss
Expectancy)/SIE (Single
Impact Exposure)
(6)

Tidak berjalannya
layanan kantor
karena
hilangnya/ketidakha
diran staff

80 (high)

Tidak berjalannya
layanan kantor
karena
hilangnya/kerusaka
n gedung/aset
kantor
Tidak berjalannya
layanan kantor
karena
hilangnya/ketidakha
diran staff
Kerusakan gedung
mengakibatkan
tidak berjalannya
aktivitas kantor
Tidak berjalannya
seluruh/sebagian
layanan kantor
karena
kerusakan/tidak
berjalannya aset
produksi

Rp7.384.148.871,82

1/8

ART
(Annualiz
ed Rate of
Threat)
(7)

1/4

Rp 923.018.608,98

ALE
(Annualized Loss
Expectancy)/AIE
(Annualized Loss
Expectancy)
(8)

20 (low)

Rp 61.534.573,93
1/15

80 (high)

Rp7.384.148.871,82

Rp7.384.148.871,82

Rp1.055.561.900,00

1/8

Rp 131.945.237,50

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

5,33 (low)

1/100

Rp 73.841.488,72

Rp 131.945.237,50

Universitas Indonesia

168

Tabel 5.10Perhitungan Nilai Risiko (ALE/AIE) (lanjutan)

Threat
Events/Vulnerability
(2)

Consequence
(3)

Heating/Cooling
, Power failures

Terjadi kerusakan sistem


pendingin gedung

Tidak berjalannya
seluruh/sebagian
layanan kantor
karena
kerusakan/tidak
berjalannya aset
produksi

Cyber Threat

Terdapat celah keamanan


di jaringan komputer yang
dieksploitasi oleh hacker
untuk masuk dan
mengambil informasi
confidential
Penyalahgunaan akun
karena penggunaan
password yang lemah
Penyebaran
virus/worm/mallware oleh
staff atau komputer yang
mengalami kerawanan
Terjadi kerusakan
hardware/software(kesala
han koding/bug)

Ancaman
(1)

Virus/worm/mal
ware
Equipment/syste
m failure/Crash

APLV
(Asset Loss Potential
Value)
(4)

Rp 400.000.000,00

EF
(Exposure
Factor)
(5)

1/3

SLE
(Single Loss
Expectancy)/SIE (Single
Impact Exposure)
(6)

ART
(Annualiz
ed Rate of
Threat)
(7)

ALE
(Annualized Loss
Expectancy)/AIE
(Annualized Loss
Expectancy)
(8)

Rp 133.333.333,33

1/5

Rp 26.666.666,67

45 (medium)

Loss of data or
Record, bocornya
informasi
confidential
(kontrak, design,
pribadi)

90

1/2

Rusaknya reputasi
organisasi

90

90 (high)

Loss of data or
Record

50

50 (medium)

Loss of data or
Record

80

1/3

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

26.67 (low)

Universitas Indonesia

5.3

Strategi BusinessContinuity

Pada bab ini akan ditentukan strategi BusinessContinuity berdasarkan metodologi


pada subbab 3.3.3. Berikut ini adalah Kebutuhan Pemulihan (Recovery
masing-masingOpsi

Requirement)beserta

Pemulihannya

(Recovery

Options)yang telah teridentifikasi

Area : Tempat Kerja


Kategori kebutuhan pemulihan :
a) Tempat kerja alternatif, untuk staf dapat berkerja
b) Disaster

Recovery

Center

atau

Co-Location,

untuk

tim

CrisisManagement dapat melakukan usaha pemulihan


Opsi Pemulihan Tempat Kerja dan DRC/Co-Location : Tabel
5.11berikut ini menjadi pilihan yang dapat dipertimbangkan dalam
menentukan tempat kerja alternatif maupun DRC/Co-location

Tabel 5.11Opsi Pemulihan Tempat Kerja dan DRC/Co-Location


Recovery
Option
Category
Komersial

Recovery Options

Option Description

MobileSite

Mobilesite adalah sebuah lokasi


alternatif dalam sebuah kendaraan yang
dapat dikirim ke tempat yang
ditentukan. Biasanya sudah tersedia
meja, kursi, perangkat keras, perangkat
lunak, dan peralatan telekomunikasi data
dan suara (tidak applicable di Indonesia)

Hotel meeting room


Tempat tetap

Fasilitas hotel
Fasilitas alternatif di sebuah tempat
tetap yang ditawarkan oleh vendor
sebagai sebuah layanan. Biasanya sudah
memiliki peralatan kantor, jaringan
komunikasi dsb
Fasilitas alternatif di sebuah tempat
tetap yang dimiliki oleh
perusahaan.PT.ABC memiliki beberapa
tempat yang dapat dijadikan
pertimbangan seperti kantor cabang di
Surabaya maupun beberapa asset di
Karawang
Sebagian staf menggunakan rumah
sebagai kantor

Dimiliki
Oleh
Perusahaan

Tempat alternatif
yang dimiliki oleh
perusahaan atau
kantor cabang

Dimiliki
oleh staf

Home Office

169
Universitas Indonesia
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

170

Tabel 5.11Opsi Pemulihan Tempat Kerja dan DRC/Co-Location (lanjutan)


Recovery
Option
Category
Cara
Perolehan

Operational
Readiness

Recovery Options

Option Description

Sudah disiapkan
sebelumnya
(Pre-establish)

Sistem diperoleh dan diinstall setelah


terjadinya gangguan dan hanya
dipergunakan untuk keperluan
pemulihan saja

Diatur sebelumnya
(Pre-arranged)

Membuat perjanjian dengan vendor


yang menjamin ketersediaan sistem pada
jangka waktu yang telah disetujui
bersama pada saat terjadinya gangguan

Diperoleh saat
dibutuhkan saja
(acquire as needed)

Sistem yang dibutuhkan dibeli dari


supplier pada saat dibutuhkan

Cold site-work area

Memerlukan waktu untuk


mempersiapkan, menginstall dan
mengkonfigurasi peralatan yang
dibutuhkan

Warm site-work area

Memerlukan waktu antara beberapa jam


sampai dengan satu hari sebelum siap
dipakai

Hot site-work area

Peralatan selalu tersedia dan siap untuk


digunakan

Area : Infrastruktur dan sistem TI


Kategori kebutuhan pemulihan :
a) Infrastruktur dan sistem TI kritis
Opsi Pemulihan Infrastruktur dan sistem TI: Tabel 5.12berikut ini
adalah beberapa pilihan yang dapat dipertimbangkan dalam memilih
alternatif kebutuhan pemulihan Infrastruktur dan Sistem TI.
Tabel 5.12 Opsi Pemulihan Infrastruktur dan Sistem TI
Recovery
Option
Category
Cara
Perolehan

Recovery Options
Sudah disiapkan
sebelumnya
(Pre-establish)
Diatur sebelumnya
(Pre-arranged)

Diperoleh saat
dibutuhkan saja
(acquire as needed)

Option Description
Sistem diperoleh dan diinstall setelah
terjadinya gangguan dan hanya
dipergunakan untuk keperluan
pemulihan saja
Membuat perjanjian dengan vendor
yang menjamin ketersediaan sistem pada
jangka waktu yang telah disetujui
bersama pada saat terjadinya gangguan
Sistem yang dibutuhkan dibeli dari
supplier pada saat dibutuhkan

Universitas Indonesia
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

171

Area : Logistic
Kategori kebutuhan pemulihan :
a) Sumber daya dan peralatan logistik kritis
b) Fasilitas logistik dan gudang alternatif
Opsi Pemulihan Sumber daya dan peralatan kritis: Tabel 5.13berikut
ini adalah beberapa pilihan yang dapat dipertimbangkan dalam memilih
alternatif kebutuhan Sumber daya dan peralatan logistik kritis.
Tabel 5.13 Opsi Pemulihan Sumber Daya dan Peralatan Kritis
Recovery
Option
Category
Aquire as
needed

Recovery Options
Acquire equipment
Acquire parts

PreEstablish

Membuat perjanjian
dengan vendor untuk
memulihkan
mengamankan
layanan

Option Description
peralatan manufaktur diperoleh pada
saat dibutuhkan setelah bencana terjadi
Parts manufaktur diperoleh pada saat
dibutuhkan setelah bencana terjadi
Sebuah perjanjian dengan vendor dibuat
untuk memulihkan semua peralatan dan
sumber daya yang rusak setelah
terjadinya gangguan

Menjaga backup dari


bagian (parts) kritis
di sebuah tempat di
luar kantor
Menjaga backup
peralatan kritis di
sebuah tempat di luar
kantor

Untuk opsi pemulihan Fasilitas logistik dan gudang alternatif dapat


dilihat pada Tabel 5.14 berikut ini
Tabel 5.14 Opsi Pemulihan Fasilitias Logistik dan Gudang Alternatif
Recovery
Option
Category
Backup
Supply
Inventory

Recovery Options
Menjaga ketersediaan
bahan mentah dan
produk yang
diperlukan selama
masa pemulihan di
gudang remote

Option Description
Supply produk disimpan di gudang
alternatif sesudah terjadinya gangguan

Universitas Indonesia
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

172

Tabel 5.14 Opsi Pemulihan Fasilitias Logistik dan Gudang Alternatif (lanjutan)
Recovery
Option
Category
Bantuan
logistik

Alternate
Recovery
Facility

Recovery Options

Option Description

Membuat perjanjian
dengan organisasi
yang sejenis untuk
bantuan pemulihan

perjanjian timbal balik dapat dibuat


dengan organisasi lain sehingga pada
saat masa pemulihan kedua organisasi
tersebut dapat saling membantu

Menggunakan
fasilitas perusahaan
yang kosong lainnya

Sebuah fasilitas perusahaan di tempat


lain di area remote dengan fasilitas
pendukung minimum seperti Listrik ,
pendingin ruangan dsb

Memdapatkan
fasilitas komersial
disaat dibutuhkan

Fasilitas komersial yang didapatkan


setelah terjadinya gangguan

Membangun
kembali/memperbaiki
fasilitas yang rusak

Fasilitas yang rusak dibangun/diperbaiki


setelah terjadinya gangguan

Berbagi dengan
fasilitas perusahaan
yang lain

Perjanjian dibuat dengan fasilitas


lainnya dalam satu perusahaan

Area : Data dan Record penting lainnya


Kategori kebutuhan pemulihan :
a) Data-data kritis dan fasilitas penyimpanan di luar perusahaan.
b) Catatan/Record dan fasilitas penyimpanan Record di luar perusahaan.
Opsi Pemulihan (Recovery Options) untuk data dan Record penting
lainnya: Tabel 5.13berikut ini dapat dipertimbangkan dalam memilih
alternatif kebutuhan Sumber daya dan peralatan logistik kritis.
Tabel 5.15 Opsi pemulihan untuk data dan Record penting lainnya
Recovery
Option
Category
Data
Backup
frequency

Backup
Type

Recovery Options
Continous

Daily
Weekly
Monthly
Full
Incremental

Option Description
Data di-backup ke sebuah ruang
penyimpanan di luar kantor secara terus
menerus menggunakan replikasi data
secara real time
Data di-backup setiap hari
Data di-backup setiap minggu
Data di-backup setiap bulan
Backup dilakukan untuk semua file
Backup dilakukan untuk file yang
berubah atau baru dibuat saja sejak
waktu full backup atau incremental
backup yang terakhir

Universitas Indonesia
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

173

Tabel 5.15 Opsi pemulihan untuk data dan Record penting lainnya (lanjutan)
Recovery
Option
Category

Recovery Options

Backup
Type

Differential

Backup
Method

Remote Mirroring

Wide Area High


Availbility
Clustering
SAN

Storage
Virtualization

Disk Mirroring
Disk Shadowing

Application or Utility
based data
replication
Electronic Vaulting
Remote Journaling

Tape Backup
Off-Site
Storage
Fascility

Commercial data
storage facility
Company owned
remote data storage
facility

Option Description
Backup dilakukan untuk file yang
berubah atau baru dibuat saja sejak
waktu full backup yang terakhir
Data dicerminkan/mirror ke lokasi
alternatif untuk menyediakan continous
availbilitymenggunakan teknologi
seperti transAction router maupun
faulttolerantredudantsystem lainnya
Menggunakan SW maupun HW yang
sudah di tata sedemikian rupa sehingga
dapat secara otomatis dikonfigurasi
untuk menggantikan mesin yang rusak
Sebuah peralatan jaringan dengan
perForma tinggi yang memungkinkan
komputer dengan OS yang berbeda
untuk berkomunikasi dengan satu alat
Mengkombinasikan beberapa perangkat
penyimpanan ke dalam sebuah peralatan
penyimpanan logicalyang dapat diatur
secara tersentralisasi
Sebuah teknik dimana dua buah hardisk
ditulis bersamaan secara sinkron
Perubahan pada perangkat penyimpanan
utama secara terus menerus di simpan
dalam sebuah catatan (log) yang
nantinya diaplikasikan ke perangkat
penyimpanan cadangan secara a-sinkron
Sebuah aplikasi mengirimkan data pada
Server utama ke Server kedua yang
berada di luar kantor
Backup dibuat secara otomatis melalui
penyedia layanan vaulting elektronis
Catatan transaksi (transAction logs)
atau journal dikirim ke fasilitas
pemulihan alternatif
Backup tradisional dengan
menggunakan media tape
Situs penyimpanan jarak jauh yang
disediakan oleh vendor komersial untuk
menyimpan data dalam media backup
Situs penyimpanan jarak jauh yang
dimiliki perusahaan untuk menyimpan
data dalam media backup

Universitas Indonesia
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

174

BusinessContinuityPlan (BCP)

5.4

Element dari sebuah dokumen BCP sudah dibahas pada subbab 3.3.4 sebelumnya.
Untuk kerapihan susunan dokumen BCP disesuaikan dengan urutan sebagaimana
berikut :

Tujuan dan Ruang Lingkup


Peran dan Tanggung jawab
Detail Contact
Aktivasi Rencana/Deklarasi Bencana
Form dan Lampiran

Pembahasan untuk masing-masing element BCP adalah sebagai berikut :


5.4.1. Tujuan dan Ruang Lingkup
Berdasarkan

BS 25999-1 tujuan dari BusinessContinuityPlan untuk PT.ABC

adalah untuk mendefinisikan secara jelas bagaimana PT.ABC akan mengelola


insiden disaat terjadinya insiden atau gangguan lainnya, dan bagaimana
memulihkan aktivitas dalam jangka waktu tertentu. Tujuan dari rencana ini adalah
untuk mengontrol kerusakan dari gangguan yang mengganggu ke dalam level
yang dapat diterima (BSI - British Standard, 2006).
Sesuai dengan dokumen kebijakan BCMSRuang lingkup perancangan BCP akan
dibatasi pada

ruang lingkup

HeadOfficePT.ABC

dan tidak

membahas

perancangan BCP di Cabang maupun proyek.


Rencana ini diaplikasikan pada semua aktivitas kritis dalam ruang lingkup
BusinessContinuityManagementSystem (BCMS). Pengguna dari dokumen ini
adalah anggota staf, didalam dan diluar organisasi yang memiliki peranan dalam
keberlangsungan bisnis.
5.4.2. Peran dan Tanggung jawab
Berdasarkan metodologi pada subbab 3.3.4.2 anggota tim dipilih
(ditunjuk) berdasarkan pengetahuan dan pengalaman mereka terhadap aktivitas,
prosedur, tugas yang ditugaskan kepada mereka serta kesamaan dengan regular
job description mereka. Sebagai contoh Bapak Bapak F dipilih sebagai CMT
leader karena kesamaan dengan job desk regular yang dimilikinya sebagai GM
Operation Division. Bapak Suparman dipilih sebagai ERT leads karena

Universitas Indonesia
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

175

pengalaman beliau sebagai mantan anggota kopasus. Bapak Bapak A dipilih


sebagai Safety and Hazardous Material Handling Teamleads karena kesamaan dan
pengalaman beliau sebagai manager Q-SHE (Quality-Safety, Health &
Environment) proyek. Berdasarkan template pada Tabel 3.3 masing-masing
Teamleads bersama anggota tim dapat dilihat pada

Universitas Indonesia
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Tabel 5.16 Peran dan Tanggung Jawab Tim BCP


No

Nama Tim

A.
A.1.

CrisisManagement group
CrisisManagementTeam
(CMT)
Bussiness
ContinuityCoordinator (BCC)

A.2.

A.3.

A.4.

DamageAssessmentTeam
(DAT)

NotificationTeam (NT)

Tanggung Jawab

CMT mengelola dan mengatur


eksekusi BCP
Keseluruhan fase eksekusi:
fase 1 : Notifikasi
fase 2 : Penilaian masalah dan
eskalasi
fase 3 : Deklarasi bencana
fase 4 : Implementasi rencana
logistik
fase 5 : Pemulihan dan
melanjutkan bisnis seperti biasa
Penghubung CMT dengan tim
lainnya
Pengembangan, testing dan
maintenance BCP
Melakukan penilaian dampak
kerugian
Memperkirakan waktu yang
dibutuhkan untuk pemulihan
Memberitahu tim BC dan
personel untuk mengeksekusi
rencana dan prosedur pemulihan

Tanggung
Jawab
Ke.

Nama Staff

Jabatan dalam tim

Jabatan dalam
organisasi

0.BOD

Bapak F

CMT leader

GM Operation Division

A.1.CMT

Bapak A

BCC leads

Quality manager

Prabowo Priyo
Ardhiatno

BCC assistant

Network Administrator

Bapak B

DAT leads

Manager TI

Ibu P

DAT member

Manager ACCOUNTING

Bapak R

NT leads

Asst. PGA

VVimala

NT member

Receptionist

A.2.

A.2.

176

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Universitas Indonesia

177

Tabel 5.16 Peran dan Tanggung Jawab Tim BCP (lanjutan)


No
A.5.

Nama Tim
EmergencyResponseTeam
(ERT)

Tanggung Jawab

Tanggung
Jawab
Ke.
A.2.

Nama Staff

Jabatan dalam tim

Jabatan dalam
organisasi

Suparman

ERT leads

Kepala keamanan

Memfasilitasi evakuasi personel

Bapak AB

ERT member

Security

Operasi penyelamatan darurat

Bapak AC

ERT member

Security

Bantuan medis

Bapak AD

ERT member

BOD assistant

Melindungi nyawa, property dan


lingkungan segera setelah
terjadinya bencana

Containment Insiden
Koordinasi dengan departemen
kebakaran, kepolisian dan rumah
sakit terdekat
A.6.

Crisis Communication Team


(CCT)

Menyediakan informasi yang


cepat akurat dan konsisten
kepada stakeholder (staf,
manajemen, partner bisnis
eksternal, pelanggan, publik dsb)

A.2

Ibu V

CCT leads

BOD
secretary/administrator

A.7.

ResourceProcurement and
LogisticTeam (RPLT)

Memastikan sumber daya dan


peralatan yang dibutuhkan
didapatkan tepat waktu

A.2.

Bapak M

CCT leads

Logistic manager

Bapak AE

CCT member

Logistic

Bapak AF

CCT member

IT support/purchasing

Melakukan mobilisasi orang,


sumber daya, peralatan dan
perlengkapan ke fasilitas
pemulihan

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Universitas Indonesia

178

Tabel 5.16 Peran dan Tanggung Jawab Tim BCP (lanjutan)


No

Nama Tim

Tanggung Jawab

A.8.

RiskAssessment Manager
(RAM)

B.
B.1.

BusinessResumption Group
User ManagementTeam
Melakukan penilaian
(UMT)
terhadap kebutuhan
mendadak dari staf di
masing-masing bisnis unit

Melakukan penilaian dan


mengontrol risiko yang
berhubungan dengan
gangguan dan eksekusi BCP

B.2.

Business Unit Team (BUT)

C.
C.1.

Technical and Operational Recovery Group


IT Technical
Membantu ITTRT (C.1)
RecoveryTeam (ITTRT)
untuk memulihkan data dan
sumber daya
Memasukkan data yang
proses
dihasilkan
dari
manual
Memvalidasi
sukses
tidaknya pemulihan

Melakukan penilaian
kebutuhan unit saat ini

Melakukan pemulihan
infrastruktur TI

Tanggung
Jawab
Ke.
A.2.

A.2.

Nama Staff

Jabatan dalam tim

Jabatan dalam
organisasi

Prabowo Priyo
Ardhiatno

RAM

Network Administrator

Ibu O

UMT leads

Finance Manager

Bapak OA

UMT members

Finance staf

A.2.

*masing-masing
kepala fungsi
bisnis

A.2.

Bapak B

ITTRT leads

Manager TI

Prabowo Priyo
Ardhiatno

Operating system
platFormTeamleads

Network Administrator

Bapak ITA

Database
system&ApplicationTeamleads

Database
administrator/programmer

Bapak SPR

Networking &
Telecommunication Team

Teknisi elektrik dan


PABX

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Universitas Indonesia

179

Tabel 5.16 Peran dan Tanggung Jawab Tim BCP (lanjutan)


No

Nama Tim

Tanggung Jawab

C.2.

Manufacturing and Production


Technical RecoveryTeam
(MPTRT)

Menyelamatkan dan memulihkan


peralatan dan sumber daya
produksi

C.3.

C.4.

Safety and Hazardous


Material Handling Team

Vital Record Salvage and


Restoration Team

Membantu memastikan
keselamatan tugas-tugas
pemulihan baik di tempat
alternatif maupun di tempat yang
lama.

Menyelamatkan Record dengan


cepat dan berhati-hati untuk
menghindari kerugian yang lebih
besar
Berusaha memulihkan Record
tersebut ke/mendekati kondisi
semula

Tanggung
Jawab
Ke.
A.2.

A.2.

A.2.

Nama Staff

Jabatan dalam tim

Jabatan dalam
organisasi

Bapak T

MPTRT leads

Equipment Division
Manager

Bapak U

MPTRT member

Equipment supervisor

Bapak A

Safety and
Hazardous Material
Handling
Teamleads

SHE(Safery Health &


Environment) Manager

Bapak K

Safety and
Hazardous Material
Handling Team
member

Q-SHE Supervisor,
Library Staf

Bapak K

Vital Record
Salvage and
Restoration
TeamLeads

Q-SHE Supervisor,
Library Staf

Ibu V

Vital Record
Salvage and
Restoration Team
Member

BOD
secretary/administrator

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Universitas Indonesia

180

Tabel 5.16 Peran dan Tanggung Jawab Tim BCP (lanjutan)


No

Nama Tim

C.5.

Data and Critical


RecordBackup Retrieval Team

Tanggung Jawab
Mengambil salinan operating
system, aplikasi, data, Record
penting, manual, dokumen
maupun sumber daya lainnya
yang berguna untuk proses
pemulihan dari lokasi backup

Tanggung
Jawab
Ke.
A.2.

Menjaga keamanan media


backup

C.6.

Administration Support
Coordination Team

mengkoordinasi proses
pemulihan dengan fasilitas
pemulihan alternatif, fasilitas
penyimpanan off-site, dan
vendorhardware/software
Penyediaan makanan, minuman,
pengurusan perjalanan beserta
akomodasi

A.2.

Nama Staff

Jabatan dalam tim

Jabatan dalam
organisasi

Bapak K

Data and Critical


RecordBackup
Retrieval
TeamLeads

Q-SHE Supervisor,
Library Staf

Prabowo Priyo
Ardhiatno

Data and Critical


RecordBackup
Retrieval Team
Member

Network Administrator

Bapak B

Administration
Support
Coordination
TeamLeads

Manager TI

Ibu W

Administration
Support
Coordination Team
Member

BOD
secretary/administrator

melakukan pencatatan
pengeluaran

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Universitas Indonesia

181

Tabel 5.16 Peran dan Tanggung Jawab Tim BCP (lanjutan)


No
C.7.

Nama Tim
Restoration Team

Tanggung Jawab
Memfasilitasi transisi dari
fasilitas alternatif ke fasilitas
lama organisasi atau ke fasilitas
baru

Tanggung
Jawab
Ke.
A.2.

Nama Staff

Jabatan dalam tim

Jabatan dalam
organisasi

Bapak B

Restoration
Teamleads

Manager TI

Prabowo Priyo
Ardhiatno
Bapak R

Restoration Team
member
Restoration Team
member

Network Administrator

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PGA Assistant

Universitas Indonesia

5.4.3. Detail Contact


Berdasarkan pembahasan 3.3.4.5 Element BCP ini

Metode yang

digunakan adalah menggunakan calltree berdampingan dengan contactList.


Untuk masing-masing anggota tim harus mengacu ke anggota tim lainnya yang
ditunjuk sebagai contactperson alternatif. Dari data contact sekertaris didapatkan
contactList sebagaimana Tabel 5.17 dari tabel tersebut disusun calltree.

182
Universitas Indonesia
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Tabel 5.17ContactListPT.ABC
No Telp
No

Nama Tim

Nama Anggota

Peran

Anggota tim
Alternatif

Email
Kantor

Selular

Rumah

A.1.

CrisisManagementTeam
(CMT)

Bapak F

CMT leader

+6221
6401767 ext
330

6281908xxxxxx

021-xxxxxx

f@PT.ABC.co.id

Joseph Sulardi

A.2.

Bussiness
ContinuityCoordinator
(BCC)

Bapak A

BCC leads

+6221
6401767 ext
303

0856xxxxxx

021-xxxxxx

A@PT.ABC.co.id

Bapak J

Prabowo Priyo
Ardhiatno

BCC assistant

+6221
6401767 ext
306

0856xxxxxx

021-xxxxxx

prabowo@PT.ABC.co.id

Bapak J

Bapak J

BCC assistant

+6221
6401767 ext
363

0813948xxxxx

022-710xxxx

j@PT.ABC.co.id

Prabowo Priyo
Ardhiatno

Bapak B

DAT leads

+6221
6401767 ext
304

0817xxxxxx

021-xxxxxx

B@PT.ABC.co.id

Ibu P

Ibu P

DAT member

+6221
6401767 ext
807

0813xxxxxx

021-xxxxxx

p@PT.ABC.co.id

Bapak R

NT leads

+6221
6401767 ext
334

0812xxxxxx

021-xxxxxx

r@PT.ABC.co.id

VV

NT member

+6221
6401767 ext
702

0812xxxxxx

021-xxxxxx

A.3.

A.4.

DamageAssessmentTeam
(DAT)

NotificationTeam (NT)

183Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013


Perancangan business ...., Prabowo

VV

Universitas Indonesia

184

Tabel 5.17ContactListPT.ABC (lanjutan)


No

Nama Tim

A.5.

EmergencyResponseTeam
(ERT)

Bapak AA

ERT leads

+6221
6401767 ext
502

0218xxxxxx

021-xxxxxx

Anggota tim
Alternatif
Bapak AB

Bapak AB

ERT member

+6221
6401767 ext
503

0812xxxxxx

021-xxxxxx

Bapak AC

Bapak AC

ERT member

+6221
6401767 ext
503

0813xxxxxx

021-xxxxxx

Bapak AD

Bapak AD

ERT member

+6221
6401767 ext
503

0812xxxxxx

021-xxxxxx

Nama Anggota

Peran

No Telp

Email

A.6.

Crisis Communication
Team (CCT)

Ibu V

CCT leads

+6221
6401767 ext
712

0812xxxxxx

021-xxxxxx

v@PT.ABC.co.id

A.7.

ResourceProcurement
and LogisticTeam
(RPLT)

Bapak M

CCT leads

+6221
6401767 ext
207

0812xxxxxx

021-xxxxxx

m@PT.ABC.co.id

Bapak AE

CCT member

+6221
6401767 ext
602

0857xxxxxx

021-xxxxxx

Bapak AF

CCT member

+6221
6401767 ext
305

0812xxxxxx

021-xxxxxx

af@PT.ABC.co.id

Prabowo Priyo
Ardhiatno

RAM

+6221
6401767 ext
306

0856xxxxxx

021-xxxxxx

prabowo@PT.ABC.co.id

A.8.

RiskAssessment Manager
(RAM)

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Bapak AE

Universitas Indonesia

185

Tabel 5.17ContactListPT.ABC (lanjutan)


No

Nama Tim

B.1.

User
ManagementTeam
(UMT)

B.2.

Business Unit
Team (BUT)

Nama Anggota

Peran

No Telp

Email

Anggota tim
Alternatif
Bapak OA

+6221
6401767 ext
802
+6221
6401767 ext
810

08188xxxxx

021-xxxxxx

o@PT.ABC.co.id

0812xxxxxx

021-xxxxxx

oa@PT.ABC.co.id

Q-SHE BUT leads

+6221
6401767 ext
303

0856xxxxxx

021-xxxxxx

A@PT.ABC.co.id

Bapak K

Bapak B

TI BUT leads

+6221
6401767 ext
304

0817xxxxxx

021-xxxxxx

B@PT.ABC.co.id

Bapak ITA

Bapak D

Marketing BUT leads

+6221
6401767 ext
302

0812xxxxxx

021-xxxxxx

d@PT.ABC.co.id

Teguh Prayogo

Bapak F

Operation BUT leads

+6221
6401767 ext
330

6281908xxxxxx

021-xxxxxx

f@PT.ABC.co.id

Joseph Sulardi

Bapak G

Engineering BUT
leads

+6221
6401767 ext
317

0812xxxxxx

021-xxxxxx

g@PT.ABC.co.id

Andreas S

Bapak H

Construction BUT
leads

+6221
6401767 ext
203

0813xxxxxx

021-xxxxxx

h@PT.ABC.co.id

Henry Munthe

Bapak I

PPC BUT leads

+6221
6401767 ext
310

0812xxxxxx

021-xxxxxx

i@PT.ABC.co.id

Bapak J

Bapak J

PPC BUT member

+6221
6401767 ext
363

0813948xxxxx

022-710xxxx

j@PT.ABC.co.id

Ibu O

UMT leads

Bapak OA

UMT member

Bapak A

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Universitas Indonesia

186

Tabel 5.17ContactListPT.ABC (lanjutan)


No

Nama Tim

B.2.

Business Unit
Team (BUT)

C.1.

IT Technical
RecoveryTeam
(ITTRT)

Bapak L

Procurement BUT leads

+6221
6401767 ext
208

0856xxxxxx

021-xxxxxx

l@PT.ABC.co.id

Anggota tim
Alternatif
Fadly Bogdadi

Bapak M

Logistic BUT leads

+6221
6401767 ext
207

0812xxxxxx

021-xxxxxx

m@PT.ABC.co.id

Fitri C.

Ibu O

Finance&ACCOUNTING
BUT leads

+6221
6401767 ext
807

081889xxxx

021-xxxxxx

o@PT.ABC.co.id

Ibu W

Ibu Q

PGA BUT leads

+6221
6401767 ext
206

0812xxxxxx

021-xxxxxx

q@PT.ABC.co.id

Bapak R

Bapak S

Legal & Compliance BUT


leads

+6221
6401767 ext
205

0812xxxxxx

021-xxxxxx

s@PT.ABC.co.id

Garendra Wardoyo

Bapak T

Equipment BUT leads

+6221
6401767 ext
333

0812xxxxxx

021-xxxxxx

t@PT.ABC.co.id

Bapak U

Ibu V

Secretary BUT leads

+6221
6401767 ext
712

0812xxxxxx

021-xxxxxx

v@PT.ABC.co.id

Ibu W

Bapak B

ITTRT leads

+6221
6401767 ext
304

0817xxxxxx

021-xxxxxx

B@PT.ABC.co.id

Prabowo Priyo
Ardhiatno

Prabowo Priyo
Ardhiatno

Operating system
platFormTeamleads

+6221
6401767 ext
306

0856xxxxxx

021-xxxxxx

prabowo@PT.ABC.co.id

Bapak ITA

Bapak ITA

Database
system&ApplicationTeamleads

+6221
6401767 ext
305

0857xxxxxx

021-xxxxxx

ita@PT.ABC.co.id

Mohammad Imron

Nama Anggota

Peran

No Telp

Email

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Universitas Indonesia

187

Tabel 5.17ContactListPT.ABC (lanjutan)


No

C.2.

C.3.

C.4.

C.5.

Nama Tim

Nama Anggota

Peran

No Telp

Email

Bapak AA Elektrik

Networking &
Telecommunication
Team

+6221
6401767 ext
604

021xxxxxxx

021-xxxxxx

aa@PT.ABC.co.id

Manufacturing
and Production
Technical
RecoveryTeam
(MPTRT)

Bapak T

MPTRT leads

+6221
6401767 ext
333

0812xxxxxx

021-xxxxxx

t@PT.ABC.co.id

Bapak U

MPTRT member

+6221
6401767 ext
346

0812xxxxxx

021-xxxxxx

u@PT.ABC.co.id

Safety and
Hazardous
Material
Handling Team

Bapak A

Safety and Hazardous


Material Handling
Teamleads

+6221
6401767 ext
303

0856xxxxxx

021-xxxxxx

A@PT.ABC.co.id

Bapak K

Safety and Hazardous


Material Handling
Team member

+6221
6401767 ext
361

0812xxxxxx

021-xxxxxx

k@PT.ABC.co.id

Vital Record
Salvage and
Restoration Team

Bapak K

Vital Record Salvage


and Restoration
TeamLeads

+6221
6401767 ext
361

0812xxxxxx

021-xxxxxx

k@PT.ABC.co.id

Ibu V

Vital Record Salvage


and Restoration Team
Member

+6221
6401767 ext
712

0812xxxxxx

021-xxxxxx

v@PT.ABC.co.id

Bapak K

Data and Critical


RecordBackup
Retrieval TeamLeads

+6221
6401767 ext
361

0812xxxxxx

021-xxxxxx

k@PT.ABC.co.id

Prabowo Priyo
Ardhiatno

Data and Critical


RecordBackup
Retrieval Team
Member

+6221
6401767 ext
306

0856xxxxxx

021-xxxxxx

prabowo@PT.ABC.co.id

Data and Critical


RecordBackup
Retrieval Team

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Anggota tim
Alternatif

Bapak U

Bapak K

Ibu V

Prabowo Priyo
Ardhiatno

Universitas Indonesia

188

Tabel 5.17ContactListPT.ABC (lanjutan)


No

Nama Tim

C.6.

Administration
Support
Coordination
Team

Bapak B

Administration
Support Coordination
TeamLeads

+6221
6401767 ext
304

0817xxxxxx

021-xxxxxx

B@PT.ABC.co.id

Ibu W

Administration
Support Coordination
Team Member

+6221
6401767 ext
713

0812xxxxxx

021-xxxxxx

w@PT.ABC.co.id

Restoration Team

Bapak B

Restoration
Teamleads

+6221
6401767 ext
304

0817xxxxxx

021-xxxxxx

B@PT.ABC.co.id

Prabowo Priyo
Ardhiatno

Restoration Team
member

+6221
6401767 ext
306

0856xxxxxx

021-xxxxxx

prabowo@PT.ABC.co.id

Bapak R

Restoration Team
member

+6221
6401767 ext
334

0812xxxxxx

021-xxxxxx

r@PT.ABC.co.id

C.7.

Nama Anggota

Peran

No Telp

Email

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Anggota tim
Alternatif
Ibu W

Prabowo Priyo
Ardhiatno

Universitas Indonesia

189

Gambar 5.1CallTreePT.ABC

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Universitas Indonesia

5.4.4. Action Plans/TaskList


Keputusan untuk mendeklarasikan keadaan bencana berdasarkan pada
review terhadap dokumen laporan permasalahan yang dihasilkan oleh penilaian
masalah dan fase eskalasi. Berdasarkan ANT Fase-fase dalam eksekusi rencana
BC terdiridari:

Fase 1 : Notifikasi dan Respon awal


Fase 2 : Penilaian Masalah dan Eskalasi
Fase 3 : Deklarasi Bencana
Fase 4 : Implementasi rencana logistik
Fase 5 : Pemulihan dan Melanjutkan bisnis seperti biasa

Masing-masing fase di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :


5.4.4.1 Fase 1 : Notifikasi dan Respon awal
fase ini dimulai segera setelah terjadinya gangguan. Aktivitas high-level
untuk fase ini antara lain :
a) CTC menerima peringatan dari personel, senior Management, ERT ataupun
otoritas keselamatan di tempat mengenai terjadinya insiden.
b) ERT membunyikan alarm kebakaran dan mengevakuasi staf (jika diperlukan)
c) Seluruh Tim BC mengakses dokumen BCP
d) Ketika insiden terjadi di luar jam kantor segera datang ke fasilitas (jika
memungkinkan)
e) BCC dan DAT menilai apakah fasilitas masih dapat digunakan
f) DAT melakukan penilaian awal terhadap kerusakan
g) DAT melakukan penilaian awal penyebab kerusakan
h) DAT memberikan laporan awal mengenai permasalahan kepada BCC
i) InFormasikan kepada NT
j) NTmenginFormasikan kepada seluruh anggota Crisis Managemen Team
berdasarkan calltree
5.4.4.2 Fase 2 : Penilaian Masalah dan Eskalasi
Terdapat dua tujuan dilakukannya fase ini, tujuan yang pertama
melakukan penilaian mengenai sejauh mana masalah pada fase sebelumnya
(berapa nilai kerusakannya). Tujuan yang kedua adalah menentukan perlu
tidaknya eskalasi masalah ke fase selanjutnya. Aktivitas untuk fase ini antara lain :

190
Universitas Indonesia
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

191

a) BCC menerima laporan awal mengenai masalah yang terjadi


b) BCC bersama-sama CTC melakukan review terhadap laporan tersebut
c) CTC memerintahkan BCC untuk melakukan penilaian yang lebih detail
mengenai gangguan yang terjadi
d) BCC bersama-sama DAT melakukan penilaian secara lebih detail mengenai
dampak insiden.
e) DAT Melakukan penilaian terhadap risiko-risiko kesehatan dan keselamatan
f) DAT melakukan penilaian gedung, kerusakan struktural, gangguan terhadap
proses logistik, kerusakan alat-alat dsb
g) DAT melakukan estimasi kerugian finansial
h) DAT menentukan dampak kerusakan (severity)
i) Jika tidak ada dampak kepada proses-proses kritis maka lanjutkan
monitoring, sebaliknya jika terdapat dampak kepada proses-proses kritis
maka proses ke fase selanjutnya (deklarasi bencana)
j) DAT menyiapkan laporan detail
k) InFormasikan kepada kepada BusinessResumption Group dan Technical
and Operational Recovery Group melalui NT.
Laporan detail insiden pada aktivitas j di atas berisi antara lain :

Level bencana

Perkiraan kerugian finansial

Sumber kerusakan seperti api, banjur, gempa bumi

Skala dan besar kerusakan seperti :


o Struktur gedung terpengaruh oleh bencana
o Unit bisnis tertentu terkena pengaruh bencana
o Tipe dan jumlah sistem TI dan infrastruktur
o Jumlah proses kritis yang terpengaruh bencana

Kondisi fisik dari fasilitas original

Status keselamatan

Adanya bahan-bahan berbahaya

Risiko kerusakan lebih lanjut

Estimasi lama perbaikan.

Universitas Indonesia
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

192

5.4.4.3 Fase 3 : Deklarasi Bencana


Keputusan untuk mendeklarasikan sebuah bencana ada di fase ini
berdasarkan penilaian masalah dan eskalasi pada fase sebelumnya.
a) CTC bersama-sama BCC melakukan review terhadap level bencana, risiko
dan dampak pada laporan detail
b) CTC melakukan review terhadap recovery options yang dideskripsikan di
BusinessContinuityStrategy (bab 5.3)
c) CTC memutuskan opsi pemulihan terbaik untuk situasi saat ini.
d) CTC mempersiapkan deklarasi bencana yang memuat informasi sebagai
berikut ini :

Nama bencana

Tanggal dan waktu terjadinya bencana

Tingkat kerusakan bencana (minor, intermediate atau major)

Strategi pemulihan yang dipilih

Perkiraan waktu pemulihan

Nama dari otoritas yang bertanggung jawab mendeklarasikan


pernyataan bencana bencana (biasanya CTC leads)

Contact yang dapat dihubungi untuk klarifikasi

e) CTC mengumumkan terjadinya bencana melalui NT.


f) Menyampaikan informasi ini pada CCT
5.4.4.4 Fase 4 : Implementasi rencana logistik
Fase ini fokus pada tugas-tugas logistik dalam mempersiapkan lingkungan
pemulihan, dan memobilisasi tim BusinessContinuity dan sumber daya untuk
pemulihan dan fase melanjutkan kembali proses bisnis.
a) RPLT memeriksa pernyataan bencana dan melakukan pembelian sumber
daya (software dan hardware komputer, peralatan komunikasi suara, fax
printer)berdasarkan pilihan opsi pemulihan dan kebutuhan pemulihan.
b) RPLT melakukan pembelian preprinted Form untuk mencata manual
prosedur yang dijalankan.
c) RPLT Mengirimkan dokumen-dokumen kunci ke fasilitas pemulihan
d) RPLT bersiap menerima order di fasilitas pemulihan

Universitas Indonesia
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

193

e) RPLT bersiap untuk menerima tape dan Record penting lainnya di fasilitas
pemulihan dari fasilitas off-site storage
f) Mempersiapkan fasilitas TI alternatif, tempat kerja alternatif, fasilitas
produksi alternatif dan CMC untuk mengakomodasi tim BCP.
5.4.4.5 Fase 5 : Pemulihan dan Melanjutkan bisnis seperti biasa
Fase ini menangani perencanaan aktivitas pada fasilitas-fasilitas berikut
ini:

Lokasi asli yang rusak

Fasilitas pemulihan TI alternatif

Area kerja alternatif

Fasilitas produksi dan manufaktur (dalam kasus PT.ABC fasilitas warehouse


dan logistik) alternatif

CrisisManagement Center.
Detail aktifiasi dan tugas untuk masing-masing fasilitas dapat dijelaskan

sebagai berikut ini :


a) Lokasi asli yang rusak
Aktivitas perbaikan di tempat ini dilakukan oleh Technical and Operational
Recovery

Group.

Data

and

Critical

RecordBackup

Retrieval

Teambertugas menyelamatkan data-data dan catatan penting yang tersisa.


Aktivitas di fasilitas ini terbagi menjadi 4 fase yaitu preparation, inspection
andasessment, salvageandrestoration, transportation untuk lebih detailnya
mengenai aktivitas-aktivitas di masing-masing fase dapat dilihat pada
lampiran
b) Fasilitas pemulihan TI alternatif
Aktivitas di fasilitas TI alternatif dapat dibagi menjadi 3 fase : preparation,
staging critical IT systems and infrastructure dan critical IT aplication
restoration. Detail mengenai aktivitas-aktivitas di masing-masing fase dapat
dilihat pada lampiran
c) Area kerja alternatif
Aktivitas di fasilitas Area kerja alternatif dapat dibagi menjadi 3

fase :

preparation, staging Office work area Office equipment and computer


infrastructure danprosess restoration

Universitas Indonesia
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

194

d) Fasilitas produksi dan manufaktur (dalam kasus PT.ABC fasilitas warehouse


dan logistik) alternatif,
Aktivitas di fasilitas warehouse dan logistik alternatif dapat dibagi menjadi 3
fase : preparation, staging warehouse and logistic fascility dan testing
fascility
e) CrisisManagement Center.
Tugas pertama di CMC adalah mempersiapkan fasilitas untuk aktivitas
CrisisManagement. Berikut ini adalah daftar aktivitas persiapan :

Memastikan semua anggota tim yang dibutuhkan sudah tiba di CMC

Melakukan

review

terhadap

peralatan

di

fasilitas

ini

dan

memastikannya sesuai dengan kebutuhan.

Memastikan peralatan yang dikirimkan begitu sampai, check dengan


daftar kebutuhan CMC

Menginstal peralatan kantor (PC, Printer, Fax, telepon dll)

Menyediakan dokumen yang diambil dari fasilitas penyimpanan offsite

5.4.5. Form dan Lampiran


Elemen ini menyediakan informasidetail tambahan dan referensi dokumen
yang memberikan informasi tambahan pada salah satu area atau lebih, juga berisi
Form untuk melakukan pencatatan informasi vital berkaitan dengan pengambilan
keputusan.

Universitas Indonesia
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

Dari research questionpada bab sebelumnya diidentifikasi tujuan dari KA


ini adalah membuat rancangan BCP yang sesuai dengan kebutuhan PT.ABC. Pada
bab ini akan jelaskan mengenai kesimpulan bagaimana rancangan BCP yang
sesuai dengan kebutuhan PT.ABCdan saran mengenai hal-hal yang dapat
ditingkatkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
6.1

Kesimpulan
Untuk mendapatkan sebuah BCP yang sesuai dengan PT.ABC (atau

organisasi lainnya pada umumnya) kuncinya ada pada saat melakukan langkah
memahami organisasi. Dengan melakukan pemahaman organisasi secara benar
maka akan didapatkan dasar penyusunan BCP (BIA, Kebutuhan Pemulihan dan
RiskAssessment) yang sesuai dengan organisasi tersebut. Dari hasil penelitian
terutama BIA dapat dilihat bahwa beberapa proses memiliki RTO yang tinggi (di
atas 7 hari) hal ini disebabkan karena proses tersebut tidak terlalu bergantung pada
TI hal ini sebagai dampak dari proses transisi proses tersebut dari awalnya proses
manual ke sistem TI.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah penggunaan standar yang sudah
diakui secara internasional sangat penting untuk mendapatkan dukungan baik dari
pihak manajemen maupun dukungan berupa kepercayaan dari semua pihak. Selain
itu pemilihan standar juga harus melihat kembali kebijakan organisasi sebelumnya
kompabilitas dan kemungkinan untuk integrasi satu sama lain menjadi sebuah
sistem manajemen yang utuh. Kompabilitas antar standar selain mempermudah
dalam pengumpulan data karena beberapa data sudah pernah didapatkan pada saat
penerapan standar sebelumnya. Korespondensi BS 25999 Dengan Standar
Manajemen Lainnya dapat dilihat pada lampiran 2 tabel A.

195

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

196

6.2

Saran
Karena keterbatasan waktu dan sumber daya implementasi BS 25999 yang

tujuan akhirnya adalah sebuah BCMS dibatasi sampai dengan pengembangan


BCP saja. Namun KA ini akan memberikan dasar untuk pengembangan sebuah
BusinessContinuityManagementSystem

(BCMS)

di

PT.ABC

sebuah

systemBusinessContinuity(BC)yang lebih mature daripada sekedar sebuah BCP,


sebuah system thinking yang akan terus berevolusi sesuai dengan kebutuhan dari
organisasi. Saran roadmap integrasi BCP ke sistem manajemen perusahaan dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 6.1Roadmap integrasi BCP


Roadmap ini berdasarkan level manajemen mulai dari low level (BCP) menuju ke
sistem manajemen yang lebih tinggi yaitu BCMS, BCMS dapat disertakanke
dalam kontrol A.14 mengenai BC di ISO27001 sehingga menjadi ISMS yang
terintegrasi dengan BCMS (BS25999 dipergunakan untuk melengkapi kontrol).
Sistem ISMS

ini

nantinya

akan

diintegrasikan

secarahigh

leveldengan

QMS(Kosutic, 2012).
Pada saat ditulisnya karya akhir ini (Juni 2012) ISO mempublikasikan ISO
22301 yang direncanakan menjadi pengganti BS 25999 sebagai standar
internasional BCP/BCMS. Secara garis besar kedua standar ini masih memiliki
kemiripan satu sama lain karena ISO 22301 disusun berdasarkan BS 25999.
Namun ISO 22301 ini belum teruji dan belum banyak dikenal oleh masyarakat
umum, maka dapat dikatakan untuk 1-2 tahun kedepan BS 25999 masih relevan
untuk diimplementasikan. Sehingga ketika sebuah organisasi berencana atau
sudah menerapkan BS 25999 tidak harus berhenti di tengah jalan melainkan harus
terus melanjutkan program tersebut karena dapat menunjukkan komitmen

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

197

manajemen terhadap program tersebut dan program yang diganti-ganti dalam


jangka waktu yang relatif cepat akan membingungkan karyawan dan stakeholder

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Andalan Nusantara Teknologi (ANT). (2012). Business Continuity Plan


Fondation. Jakarta: ANT.
Avaluation Consulting and BSI Management System America. (2010). How to
Deploy BS 25999 2nd Edition.
Boehmer, W. (2009). Survivability and Business Continuity Management System
According BS 25999. IEEE (pp. 142-147). Hochschlulstr, Germany: IEEE.
BSI - British Standard. (2006). Business Continuity Management - Part 1 : Code
of Practice. Retrieved 2012, from BSI Group:
http://shop.bsigroup.com/ProductDetail/?pid=000000000030169700
BSI - British Standard. (2007, November). Business Continuity Management Part 2 : Specification. Retrieved 2012, from BSI Group:
http://shop.bsigroup.com/ProductDetail/?pid=000000000030169700
Business Continuity Institute. (2007). Business Continuity Management GOOD
PRACTICE GUIDELINES 2008. BCI.
Cahyadi, E. (2006). Kajian business continuity plan berdasarkan kuantifikasi nilai
ekonomis sistem aplikasi pada industri penerbangan: studi kasus pada PT.
Garuda Indonesia. Jakarta: MTI UI.
Calder, A., & Watkins, S. (2008). IT Governance : A Manager's Guide to Data
Security and ISO27001/ISO27002 4th Edition. London: Kogan Page.
Cooper, R. D., & Schindler, S. P. (2006). Metode Riset Bisnis. Jakarta: Gramedia.
EURACOM. (2007). Contingency Planning and Business Continuity
Methodologies.
Federal Office for Information Security. (2012). BSI-Standard 100-4. Retrieved 2
24, 2012, from Federal Office for Information Security:
https://www.bsi.bund.de/EN/Home/home_node.html
Hasibuan, Z. A. (2007). Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer Dan
Tekonologi Informasi. Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.
Hikmat, M. (2010). Perancangan Business Continuity Plan Studi kasus
Departemen Accounting Finance PT. UNI-Charm Indonesia. Jakarta: Program
Studi Magister Teknologi Informasi Fasilkom UI.

Universitas Indonesia
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Jones, A., & Ashenden, D. (2005). Risk Management for Computer Security.
Burlington: ELSEVIER.
Kosutic, D. (2012, October 2). ISO 27001 & ISO 22301/BS 25999-2: Why is it
better to implement them together? Retrieved October 2, 2012, from Information
Security & Business Continuity Academy: http://www.iso27001standard.com/en
Modiri, D. N., & Ghorbani, S. (2010). The Requirement Needs and Impact of
Business Continuity Plan on Security Strategies. IEEE (pp. 25-32). Zanjan, Iran:
IEEE 2010.
NIST - US Departement of Commerce. (2012, 06 01). NIST Special Publication
800-34 Rev 1. Retrieved 06 01, 2012, from National Institute of Standards and
Technology: www.nist.gov
Novianto, S. (2006). Kajian dan Analisis Business Continuity Plan : Studi Kasus
Pada PT. Bank XYZ. Jakarta: MTI UI.
Peltier, T. R. (2009). How to Complete a Risk Assesment in 5 Days or Less.
London, New York: CRC Press.
Sekaran, U. (2003). RESEARCH METHOD FOR BUSINESS Forth Edition. John
Wiley & Sons.
Snedaker, S. (2007). Business Continuity & Disaster Recovery for IT
Professionals. Burlington: Syngress.
TEMPO. (2006). Indonesia Rawan Bencana. Retrieved November 11, 2011, from
Pusat Data & Analisa Tempo:
http://www.pdat.co.id/hg/political_pdat/2006/06/19/pol,20060619-01,id.html
The Business Continuity Institute. (2010). GOODPRACTICE GUIDELINES 2010
- Global Edition. BCI.
Trihendra, I. (2009). Perspektif Bisnis Jangka Menengah PT ABC 2009-2011.
Jakarta.
Wiboonrat, M. (2008). An Empirical IT Contigency Planning Model for Disaster
Recovery Strategy Selection. IEEE. Bangkok, Thailand: IEEE.

Universitas Indonesia
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Universitas Indonesia
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Korespondensi BS 25999 Dengan Standar Manajemen Lainnya

Table A.1 di bawah ini memperlihatkan korespondensi BS EN ISO 9001:2000,


BS EN ISO 14001:2004, BS ISO/IEC 27001:2005 dengan BS 25999-2:2007
Tabel A 1 Korespondensi BS 25999 Dengan Standar Manajemen Lainnya

Lampiran 2 : Korespondensi BS 25999

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Korespondensi BS 25999 Dengan Standar Manajemen Lain(lanjutan)

Lampiran 2 : Korespondensi BS 25999

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Lampiran 3 : Kebijakan Mutu PT.ABC

Universitas Indonesia

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT ABC
BUSINESS CONTINUITY PLAN (BCP)

Versi 1.0
Juni 2012

Dipersiapkan Oleh :
Prabowo Priyo Ardhiatno

Disetujui Oleh :
President Director

PT ABC
Jl. ABCDEFG
Jakarta Utara 14350

Salinan dokumen ini harus disimpan di luar kantor dan dapat diakses sewaktu-waktu
terjadinya gangguan
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

Confidential
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ccv


HALAMAN KONTROL PERUBAHAN .................................................................................. 1
KEBIJAKAN BCMSPT ABC..................................................................................................... 1
1

Informasi Pendahuluan ......................................................................................................... 1


1.1
1.2
1.3

Tujuan............................................................................................................... 1
Ruang Lingkup.................................................................................................. 1
Pengguna .......................................................................................................... 1

Peran dan Tanggung jawab .................................................................................................. 1

Komunikasi.............................................................................................................................. 1
3.1
3.2

Contact Lists ..................................................................................................... 1


Call Tree ........................................................................................................... 1

Aktivasi Rencana/Deklarasi Bencana ................................................................................. 1


4.1
4.2
4.3
4.4
4.5

Fase 1 : Notifikasi dan Respon awal .................................................................. 1


Fase 2 : Penilaian Masalah dan Eskalasi ............................................................ 2
Fase 3 : Deklarasi Bencana ................................................................................ 3
Fase 4 : Implementasi rencana logistik............................................................... 4
Fase 5 : Pemulihan dan Melanjutkan bisnis seperti biasa .................................... 4

4.5.1

Lokasi asli yang rusak ....................................................................................................................... 4

4.5.1.1
4.5.1.2
4.5.1.3
4.5.1.4

4.5.2

Fasilitas pemulihan TI alternatif ....................................................................................................... 6

4.5.2.1
4.5.2.2
4.5.2.3

4.5.3

Preparation ....................................................................................................................................................... 8
Staging office work area office equipment and computer infrastructure ................................................... 8
Prosess restoration........................................................................................................................................... 9

Fasilitas warehouse dan logistik alternatif, ...................................................................................... 9

4.5.4.1
4.5.4.2
4.5.4.3

4.5.5

Preparation ....................................................................................................................................................... 6
Staging critical IT systems and infrastructure................................................................................................. 6
Critical IT aplication restoration ...................................................................................................................... 7

Area kerja alternatif ......................................................................................................................... 8

4.5.3.1
4.5.3.2
4.5.3.3

4.5.4

Preparation ....................................................................................................................................................... 5
Inspection and Assessment ............................................................................................................................. 5
Salvage and Restoration .................................................................................................................................. 5
Transportation .................................................................................................................................................. 6

Preparation ....................................................................................................................................................... 9
Staging warehouse and logistic fascility ....................................................................................................... 10
Testing fascility ............................................................................................................................................... 10

Crisis Management Center. ............................................................................................................ 10

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

Confidential
HALAMAN KONTROL PERUBAHAN

Tanggal

Versi

Ringkasan Perubahan yang


Dibuat

Perubahan Oleh (Nama)

06/05/2012

0.1

Outline dokumen BCP

Prabowo Priyo Ardhiatno

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

Confidential
KEBIJAKAN BCMS
PT ABC

Sebagai sebuah perusahaan jasa konstruksi yang terkemuka, mengutamakan mutu,


konsistensi serta berorientasi jangka panjang, PT ABC siap berperan aktif dalam tantangan di
era globalisasi. Menjawab tantangan tersebut, seluruh jajaran PT ABC dituntut untuk dapat
selalu diandalkan kompetensi dan konsistensinya dalam memenuhi komitmen usaha secara
profesional yang senantiasa memberikan nilai tambah bagi perusahaan dengan cara mencapai
resilienceperusahaan dan meningkatkan proses internal secara berkelanjutan.
Oleh sebab itu PT ABC dengan kesadaran penuh mengimplementasikan Business
Continuity Manajement System (BCMS) dalam kerangka kerja BS 25999 dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan dari setiap sistem kritis sekalipun pada saat terjadinya
gangguan.
Untuk lebih memfokuskan program ini, sehingga tercapai hasil akhir yang maksimal,
maka ruang lingkup program yang akan dicakup meliputi antara lain : Teknologi Informasi,
Marketing, Engineering, PPC (Project and Planning Control), Procurement, Logistic,
Finance dan PGA (Personnel & General Affair Departement)
Seluruh personil PT ABC terikat tugas dan tanggungjawab untuk selalu meningkatkan
resilience yang terfokus pada kepentingan pelanggan dan berorientasi terhadap keberhasilan
pelaksanaan tugas :
1. Berusaha untuk selalu bersikap pro-aktif guna mengetahui karakter dan kebutuhan
pelanggan dengan cara mempelajari kebutuhan dan memahami masalah dari pelanggan
pada saat sebelum, saat ini dan saat mendatang. Peduli dan berinisiatif untuk mau
mengerti permasalahan pelanggan dengan memberikan solusi serta nilai tambah yang
memuaskan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan pada setiap kondisi,
kesempatan dan peluang yang ada.
2. Mengembangkan semangat profesional, membekali keterampilan

dan

pengetahuan

untuk meningkatkan potensi seluruh karyawan disemua tingkatan melalui berbagai


macam

program pembinaan dan pelatihan sumber daya manusia serta simulasi

sehingga selalu siap setiap saat terjadinya gangguan.

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

Confidential

3. Melakukan

pemeliharaan

terhadap

seluruh

sumber

daya

untuk

memastikan

keberlangsungan program BCP.


4. Menyempurnakan secara berkelanjutan proses dan hasil kerja yang optimal dengan
biaya terbaik, waktu yang tepat dan pekerjaan yang aman demi mencapai kinerja
perusahaan yang efektif dan efesien dalam berbagai macam kondisi yang mungkin terjadi
baik kondisi yan menguntungkan maupun kondisi yang merugikan yang dapat
mengakibatkan kerugian (loss) bagi para stakeholder.
Commitment and Consistency adalah konsep yang digunakan PT ABC dalam
melaksanakan Kebijakan BCMS dan pencapaian Company Objective dalam berbagai macam
kondisi yang memungkinkan. Untuk mencapai tujuannya, PT ABC sepakat untuk menerapkan
BCMS dengan menggunakan kerangka kerja BS 25999.

Jakarta, 15 Juni 2012

MR.B
President Director

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC
1

Confidential

INFORMASI PENDAHULUAN

1.1

Tujuan
Tujuan dari Business Continuity Plan adalah untuk mendefinisikan secara jelas

bagaimana PT. ABC akan mengelola insiden disaat terjadinya insiden atau gangguan lainnya,
dan bagaimana memulihkan aktivitas dalam jangka waktu tertentu. Tujuan dari rencana ini
adalah untuk mengontrol kerusakan dari gangguan yang mengganggu ke dalam level yang
dapat diterima.
1.2

Ruang Lingkup
Ruang lingkup perancangan BCP akan dibatasi pada ruang lingkup Head Office PT

ABC dan tidak membahas perancangan BCP di Cabang maupun proyek.


1.3

Pengguna
Rencana ini diaplikasikan pada semua aktifitas kritis dalam ruang lingkup Business

Continuity Management System (BCMS). Pengguna dari dokumen ini adalah anggota staf, di
dalam dan di luar organisasi yang memiliki peranan dalam keberlangsungan bisnis.
2

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB


Anggota tim dipilih (ditunjuk) dari staf PT.ABC berdasarkan pengetahuan dan

pengalaman mereka terhadap aktivitas, prosedur, tugas yang ditugaskan kepada mereka serta
kesamaan dengan regular job description mereka. Sementara peran dalam tim BCP terbagi
menjadi 3 sebagai beikut :
D. Crisis management group
Group ini terdiri dari tim-tim sebagai berikut :

Crisis Management Team (CMT)

Business Continuity Coordinator (BCC),

Damage Assessment Team (DAT),

Notification Team (NT),

Emergency Response Team (ERT),

Crisis Commmunication Team (CCT),

Resource Procurement and Logistic Team (RPLT),

Risk Assessment Manager (RAM)

Lampiran 4 : Dokumen BCP


Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

Confidential

E. Business Resumption Group


Group ini terdiri dari tim-tim sebagai berikut :

User Management Team (UMT)

Business Unit Team (BUT)

F. Technical and Operational Recovery Group

IT Technical Recovery Team (ITTRT)

Manufacturing and Production Technical Recovery Team (MPTRT)

Safety and Hazardous Material Handling Team

Vital Record Salvage and Restoration Team

Tanggung jawab masing-masing tim beserta staf yang ditunjuk untuk menjabat sebagai
anggota tim dapat dilihat pada Tabel 18 berikut ini.

Lampiran 4 : Dokumen BCP


Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

Confidential

Tabel 18 Peran dan Tanggung Jawab Tim BCP


No
A.
A.1.
A.2.

A.3.

A.4.

Nama Tim
Crisis management group
Crisis Management Team
(CMT)
Bussiness Continuity
Coordinator (BCC)

Damage Assessment Team


(DAT)

Notification Team (NT)

Lampiran 4 : Dokumen BCP

Tanggung Jawab

CMT mengelola dan mengatur


eksekusi BCP
Keseluruhan fase eksekusi:
fase 1 : Notifikasi
fase 2 : Penilaian masalah dan
eskalasi
fase 3 : Deklarasi bencana
fase 4 : Implementasi rencana
logistik
fase 5 : Pemulihan dan
melanjutkan bisnis seperti biasa
Penghubung CMT dengan tim
lainnya
Pengembangan, testing dan
maintenance BCP
Melakukan penilaian dampak
kerugian
Memperkirakan waktu yang
dibutuhkan untuk pemulihan
Memberitahu tim BC dan
personel untuk mengeksekusi
rencana dan prosedur pemulihan

Tanggung
Jawab
Ke.

Nama Staff

Jabatan dalam tim

Jabatan dalam
organisasi

0.BOD

Bapak F

CMT leader

GM Operation Division

A.1.CMT

Bapak A

BCC leads

Quality manager

Prabowo Priyo
Ardhiatno

BCC assistant

Network Administrator

Bapak B

DAT leads

Manager TI

Ibu P

DAT member

Manager Accounting

Bapak R

NT leads

Asst. PGA

VVimala

NT member

Receptionist

A.2.

A.2.

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

Confidential

Tabel 5.16 Peran dan Tanggung Jawab Tim BCP (lanjutan)


No
A.5.

Nama Tim
Emergency Response Team
(ERT)

Tanggung Jawab
Melindungi nyawa, property dan
lingkungan segera setelah
terjadinya bencana

Tanggung
Jawab
Ke.
A.2.

Nama Staff

Jabatan dalam tim

Jabatan dalam
organisasi

Suparman

ERT leads

Kepala keamanan

Memfasilitasi evakuasi personel

Bapak AB

ERT member

Security

Operasi penyelamatan darurat

Bapak AC

ERT member

Security

Bantuan medis

Bapak AD

ERT member

BOD assistant

Containment Insiden
Koordinasi dengan departemen
kebakaran, kepolisian dan rumah
sakit terdekat
A.6.

Crisis Communication Team


(CCT)

Menyediakan informasi yang


cepat akurat dan konsisten
kepada stakeholder (staf,
manajemen, partner bisnis
eksternal, pelanggan, publik dsb)

A.2

Ibu V

CCT leads

BOD
secretary/administrator

A.7.

Resource Procurement and


Logistic Team (RPLT)

Memastikan sumber daya dan


peralatan yang dibutuhkan
didapatkan tepat waktu

A.2.

Bapak M

CCT leads

Logistic manager

Bapak AE

CCT member

Logistic

Bapak AF

CCT member

IT support/purchasing

Melakukan mobilisasi orang,


sumber daya, peralatan dan
perlengkapan ke fasilitas
pemulihan

Lampiran 4 : Dokumen BCP

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

Confidential

Tabel 5.16 Peran dan Tanggung Jawab Tim BCP (lanjutan)


No
A.8.

B.
B.1.

B.2.
C.
C.1.

Nama Tim
Risk Assessment Manager
(RAM)

Tanggung Jawab
Melakukan penilaian dan
mengontrol resiko yang
berhubungan dengan gangguan
dan eksekusi BCP

Business Resumption Group


User Management Team
Melakukan penilaian terhadap
(UMT)
kebutuhan mendadak dari staf di
masing-masing bisnis unit
Business Unit Team (BUT)

Melakukan penilaian kebutuhan


unit saat ini
Technical and Operational Recovery Group
IT Technical Recovery Team Membantu ITTRT (C.1) untuk
(ITTRT)
memulihkan data dan sumber
daya
Memasukkan
data
yang
dihasilkan dari proses manual
Memvalidasi sukses tidaknya
pemulihan
Melakukan pemulihan
infrastruktur TI

Lampiran 4 : Dokumen BCP

Tanggung
Jawab
Ke.
A.2.

A.2.

Nama Staff

Jabatan dalam tim

Jabatan dalam organisasi

Prabowo Priyo
Ardhiatno

RAM

Network Administrator

Ibu O

UMT leads

Finance Manager

Bapak OA

UMT members

Finance staf

A.2.

*masing-masing
kepala fungsi bisnis

A.2.

Bapak B

ITTRT leads

Manager TI

Prabowo Priyo
Ardhiatno
Bapak ITA

Operating system
platform team leads
Database system &
Application team
leads

Network Administrator

Bapak SPR

Networking &
Telecommunication
Team

Teknisi elektrik dan PABX

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Database
administrator/programmer

PT.ABC

Confidential

Tabel 5.16 Peran dan Tanggung Jawab Tim BCP (lanjutan)


No

Nama Tim

Tanggung Jawab

C.2.

Manufacturing and Production


Technical Recovery Team
(MPTRT)

Menyelamatkan dan memulihkan


peralatan dan sumber daya
produksi

C.3.

Safety and Hazardous


Material Handling Team

Membantu memastikan
keselamatan tugas-tugas
pemulihan baik di tempat
alternatif maupun di tempat yang
lama.

C.4.

Vital Record Salvage and


Restoration Team

Menyelamatkan record dengan


cepat dan berhati-hati untuk
menghindari kerugian yang lebih
besar
Berusaha memulihkan record
tersebut ke/mendekati kondisi
semula

Lampiran 4 : Dokumen BCP

Tanggung
Jawab
Ke.
A.2.

A.2.

A.2.

Nama Staff

Jabatan dalam tim

Jabatan dalam
organisasi

Bapak T

MPTRT leads

Equipment Division
Manager

Bapak U

MPTRT member

Equipment supervisor

Bapak A

Safety and
Hazardous Material
Handling Team
leads

SHE(Safery Health &


Environment) Manager

Bapak K

Safety and
Hazardous Material
Handling Team
member

Q-SHE Supervisor,
Library Staf

Bapak K

Vital Record
Salvage and
Restoration Team
Leads

Q-SHE Supervisor,
Library Staf

Ibu V

Vital Record
Salvage and
Restoration Team
Member

BOD
secretary/administrator

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

Confidential

Tabel 5.16 Peran dan Tanggung Jawab Tim BCP (lanjutan)


No
C.5.

Nama Tim
Data and Critical Record
Backup Retrieval Team

Tanggung Jawab
Mengambil salinan operating
system, aplikasi, data, record
penting, manual, dokumen
maupun sumber daya lainnya
yang berguna untuk proses
pemulihan dari lokasi backup

Tanggung
Jawab
Ke.
A.2.

Menjaga keamanan media


backup

C.6.

Administration Support
Coordination Team

mengkoordinasi proses
pemulihan dengan fasilitas
pemulihan alternatif, fasilitas
penyimpanan off-site, dan
vendor hardware/software
Penyediaan makanan, minuman,
pengurusan perjalanan beserta
akomodasi

A.2.

Nama Staff

Jabatan dalam tim

Jabatan dalam
organisasi

Bapak K

Data and Critical


Record Backup
Retrieval Team
Leads

Q-SHE Supervisor,
Library Staf

Prabowo Priyo
Ardhiatno

Data and Critical


Record Backup
Retrieval Team
Member

Network Administrator

Bapak B

Administration
Support
Coordination Team
Leads

Manager TI

Ibu W

Administration
Support
Coordination Team
Member

BOD
secretary/administrator

melakukan pencatatan

Lampiran 4 : Dokumen BCP

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

Confidential

pengeluaran

Tabel 5.16 Peran dan Tanggung Jawab Tim BCP (lanjutan)


No
C.7.

Nama Tim
Restoration Team

Lampiran 4 : Dokumen BCP

Tanggung Jawab
Memfasilitasi transisi dari
fasilitas alternatif ke fasilitas
lama organisasi atau ke fasilitas
baru

Tanggung
Jawab
Ke.
A.2.

Nama Staff

Jabatan dalam tim

Jabatan dalam
organisasi

Bapak B

Restoration Team
leads

Manager TI

Prabowo Priyo
Ardhiatno
Bapak R

Restoration Team
member
Restoration Team
member

Network Administrator

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PGA Assistant

PT.ABC

Lampiran 4 : Dokumen BCP

Confidential

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

Confidential

KOMUNIKASI
Komunikasi internal dan eksternal yang efektif sangat penting ketika

melakukan respon terhadap insiden yang mempengaruhi keberlangsungan bisnis.


Berapa hal yang dapat membantu kelancaran komunikasi internal maupun
eksternal antara lain :
3.1

Contact Lists
Detail kontak memuat atau mengacu dokumen detail kontak untuk

menghubungi semua stakeholder. Metode yang digunakan adalah menggunakan


call tree berdampingan dengan contact list. Untuk masing-masing anggota tim
harus mengacu ke anggota tim lainnya yang ditunjuk sebagai contact person
alternatif. Tabel berikut ini adalah contact list berdasarkan urutan tim.

Lampiran 4 : Dokumen BCP

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

Confidential

Tabel 19 Contact List


No Telp
No

Nama Tim

Nama Anggota

Peran

Email
Kantor

Selular

Rumah

Anggota tim
Alternatif

A.1.

Crisis
Management
Team (CMT)

Bapak F

CMT leader

+6221
6401767 ext
330

6281908xxxxxx

021-xxxxxx

f@PT.ABC.co.id

A.2.

Bussiness
Continuity
Coordinator
(BCC)

Bapak A

BCC leads

+6221
6401767 ext
303

0856xxxxxx

021-xxxxxx

A@PT.ABC.co.id

Dadang Koswara

Prabowo Priyo
Ardhiatno

BCC assistant

+6221
6401767 ext
306

0856xxxxxx

021-xxxxxx

prabowo@PT.ABC.co.id

Dadang Koswara

Bapak J

BCC assistant

+6221
6401767 ext
363

0813948xxxxx

022-710xxxx

j@PT.ABC.co.id

Prabowo Priyo
Ardhiatno

Bapak B

DAT leads

+6221
6401767 ext
304

0817xxxxxx

021-xxxxxx

B@PT.ABC.co.id

Maya Analia

Ibu P

DAT member

+6221
6401767 ext
807

0813xxxxxx

021-xxxxxx

p@PT.ABC.co.id

Bapak R

NT leads

+6221
6401767 ext
334

0812xxxxxx

021-xxxxxx

r@PT.ABC.co.id

VV

NT member

+6221
6401767 ext
702

0812xxxxxx

021-xxxxxx

A.3.

A.4.

Damage
Assessment
Team (DAT)

Notification
Team (NT)

Lampiran 4 : Dokumen BCP

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Vindy V

PT.ABC

Confidential

Tabel 19 Contact List (lanjutan)


No Telp
No
A.5.

Nama Tim
Emergency
Response Team
(ERT)

Nama Anggota

Peran
Selular

Rumah

Bapak AA

ERT leads

+6221
6401767 ext
502

0218xxxxxx

021-xxxxxx

Kilung

Bapak AB

ERT member

+6221
6401767 ext
503

0812xxxxxx

021-xxxxxx

Warjaya

Bapak AC

ERT member

+6221
6401767 ext
503

0813xxxxxx

021-xxxxxx

Karman

A.5.

Emergency
Response Team
(ERT)

Bapak AD

ERT member

A.6.

Crisis
Communication
Team (CCT)

Ibu V

CCT leads

+6221
6401767 ext
712

0812xxxxxx

021-xxxxxx

v@PT.ABC.co.id

A.7.

Resource
Procurement and
Logistic Team
(RPLT)

Bapak M

CCT leads

+6221
6401767 ext
207

0812xxxxxx

021-xxxxxx

m@PT.ABC.co.id

Bapak AE

CCT member

+6221
6401767 ext
602

0857xxxxxx

021-xxxxxx

Bapak AF

CCT member

+6221
6401767 ext
305

0812xxxxxx

021-xxxxxx

af@PT.ABC.co.id

Prabowo Priyo
Ardhiatno

RAM

+6221
6401767 ext
306

0856xxxxxx

021-xxxxxx

prabowo@PT.ABC.co.id

A.8.

Risk Assessment
Manager (RAM)

Anggota tim
Alternatif

Email
Kantor

Lampiran 4 : Dokumen BCP

+6221
6401767 ext
503

0812xxxxxx

021-xxxxxx

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Sarto

PT.ABC

Confidential

Tabel 19 Contact List (lanjutan)


No Telp
No
B.1.

B.2.

Nama Tim
User
Management
Team (UMT)

Business Unit
Team (BUT)

Nama Anggota

Peran

Email
Kantor

Selular

Rumah

+6221
6401767 ext
802
+6221
6401767 ext
810

08188xxxxx

021-xxxxxx

o@PT.ABC.co.id

0812xxxxxx

021-xxxxxx

oa@PT.ABC.co.id

Anggota tim
Alternatif
Matius Suwandi

Ibu O

UMT leads

Bapak OA

UMT member

Bapak A

Q-SHE BUT leads

+6221
6401767 ext
303

0856xxxxxx

021-xxxxxx

A@PT.ABC.co.id

Restu Permadi

Bapak B

TI BUT leads

+6221
6401767 ext
304

0817xxxxxx

021-xxxxxx

B@PT.ABC.co.id

Andhika Kurniawan

Bapak D

Marketing BUT leads

+6221
6401767 ext
302

0812xxxxxx

021-xxxxxx

d@PT.ABC.co.id

Teguh Prayogo

Bapak F

Operation BUT leads

+6221
6401767 ext
330

6281908xxxxxx

021-xxxxxx

f@PT.ABC.co.id

Joseph Sulardi

Bapak G

Engineering BUT
leads

+6221
6401767 ext
317

0812xxxxxx

021-xxxxxx

g@PT.ABC.co.id

Andreas S

Lampiran 4 : Dokumen BCP

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

Confidential

Bapak H

Construction BUT
leads

+6221
6401767 ext
203

0813xxxxxx

021-xxxxxx

h@PT.ABC.co.id

Henry Munthe

Bapak I

PPC BUT leads

+6221
6401767 ext
310

0812xxxxxx

021-xxxxxx

i@PT.ABC.co.id

Dadang Koswara

Bapak J

PPC BUT member

+6221
6401767 ext
363

0813948xxxxx

022-710xxxx

j@PT.ABC.co.id

Tabel 19 Contact List (lanjutan)


No Telp
No
B.2.

Nama Tim
Business Unit
Team (BUT)

Nama Anggota

Peran

Email
Kantor

Selular

Rumah

Anggota tim
Alternatif

Bapak L

Procurement BUT
leads

+6221
6401767 ext
208

0856xxxxxx

021-xxxxxx

l@PT.ABC.co.id

Fadly Bogdadi

Bapak M

Logistic BUT leads

+6221
6401767 ext
207

0812xxxxxx

021-xxxxxx

m@PT.ABC.co.id

Fitri C.

Ibu O

Finance &
Accounting BUT
leads

+6221
6401767 ext
807

081889xxxx

021-xxxxxx

o@PT.ABC.co.id

Ibu W

Ibu Q

PGA BUT leads

+6221
6401767 ext
206

0812xxxxxx

021-xxxxxx

q@PT.ABC.co.id

Bapak R

Bapak S

Legal & Compliance


BUT leads

+6221
6401767 ext
205

0812xxxxxx

021-xxxxxx

s@PT.ABC.co.id

Garendra Wardoyo

Bapak T

Equipment BUT leads

+6221
6401767 ext
333

0812xxxxxx

021-xxxxxx

t@PT.ABC.co.id

Bapak U

Lampiran 4 : Dokumen BCP

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

Confidential

Ibu V

Secretary BUT leads

+6221
6401767 ext
712

0812xxxxxx

021-xxxxxx

v@PT.ABC.co.id

Ibu W

Tabel 19 Contact List (lanjutan)


No Telp
No
C.1.

C.2.

Nama Tim
IT Technical
Recovery Team
(ITTRT)

Manufacturing
and Production
Technical

Nama Anggota

Peran

Email
Kantor

Selular

Rumah

Anggota tim
Alternatif

Bapak B

ITTRT leads

+6221
6401767 ext
304

0817xxxxxx

021-xxxxxx

B@PT.ABC.co.id

Prabowo Priyo
Ardhiatno

Prabowo Priyo
Ardhiatno

Operating system
platform team leads

+6221
6401767 ext
306

0856xxxxxx

021-xxxxxx

prabowo@PT.ABC.co.id

Bapak ITA

Bapak ITA

Database system &


Application team
leads

+6221
6401767 ext
305

0857xxxxxx

021-xxxxxx

ita@PT.ABC.co.id

Mohammad Imron

Bapak AA Elektrik

Networking &
Telecommunication
Team

+6221
6401767 ext
604

021xxxxxxx

021-xxxxxx

parman@ABC.co.id

Bapak T

MPTRT leads

+6221
6401767 ext
333

0812xxxxxx

021-xxxxxx

t@PT.ABC.co.id

Lampiran 4 : Dokumen BCP

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Bapak U

PT.ABC

C.3.

Confidential

Recovery Team
(MPTRT)

Bapak U

MPTRT member

+6221
6401767 ext
346

0812xxxxxx

021-xxxxxx

u@PT.ABC.co.id

Safety and
Hazardous
Material
Handling Team

Bapak A

Safety and Hazardous


Material Handling
Team leads

+6221
6401767 ext
303

0856xxxxxx

021-xxxxxx

A@PT.ABC.co.id

Bapak K

Safety and Hazardous


Material Handling
Team member

+6221
6401767 ext
361

0812xxxxxx

021-xxxxxx

k@PT.ABC.co.id

Bapak K

Tabel 19 Contact List (lanjutan)


No Telp
No
C.4.

C.5.

Nama Tim

Nama Anggota

Peran

Email
Kantor

Selular

Rumah

Vital Record
Salvage and
Restoration
Team

Bapak K

Vital Record Salvage


and Restoration Team
Leads

+6221
6401767 ext
361

0812xxxxxx

021-xxxxxx

k@PT.ABC.co.id

Ibu V

Vital Record Salvage


and Restoration Team
Member

+6221
6401767 ext
712

0812xxxxxx

021-xxxxxx

v@PT.ABC.co.id

Data and Critical


Record Backup
Retrieval Team

Bapak K

Data and Critical


Record Backup
Retrieval Team Leads

+6221
6401767 ext
361

0812xxxxxx

021-xxxxxx

k@PT.ABC.co.id

Lampiran 4 : Dokumen BCP

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Anggota tim
Alternatif
Ibu V

Prabowo Priyo
Ardhiatno

PT.ABC

C.6.

C.7.

Confidential

Administration
Support
Coordination
Team

Restoration
Team

Prabowo Priyo
Ardhiatno

Data and Critical


Record Backup
Retrieval Team
Member

+6221
6401767 ext
306

0856xxxxxx

021-xxxxxx

prabowo@PT.ABC.co.id

Bapak B

Administration
Support Coordination
Team Leads

+6221
6401767 ext
304

0817xxxxxx

021-xxxxxx

B@PT.ABC.co.id

Ibu W

Administration
Support Coordination
Team Member

+6221
6401767 ext
713

0812xxxxxx

021-xxxxxx

w@PT.ABC.co.id

Bapak B

Restoration Team
leads

+6221
6401767 ext
304

0817xxxxxx

021-xxxxxx

B@PT.ABC.co.id

Prabowo Priyo
Ardhiatno

Restoration Team
member

+6221
6401767 ext
306

0856xxxxxx

021-xxxxxx

prabowo@PT.ABC.co.id

Bapak R

Restoration Team
member

+6221
6401767 ext
334

0812xxxxxx

021-xxxxxx

r@PT.ABC.co.id

Lampiran 4 : Dokumen BCP

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Ibu W

Prabowo Priyo
Ardhiatno

PT.ABC

Confidential

Gambar 2 Call Tree

Lampiran 4 : Dokumen BCP

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

3.2

Confidential

Call Tree
Dari kontak list pada Tabel 19 disusun sebuah call tree pada Gambar 2.

Call tree bersama-sama dengan tabel contact list dapat

mempermudah

berkomunikasi dengan tim dan masing-masing anggota tim. Seorang anggota tim
direpresentasikan dalam sebuah node di dalam call tree akan di notifikasi oleh
anggota lain di node yang lebih tinggi jika kedua node tersebut saling terhubung.
Untuk setiap node (anggota tim) wajib menunjuk anggota tim yang lain yang
dirasa dapat menggantikan posisinya. Detail kontak masing-masing node dapat
dilihat pada contact lists.

AKTIVASI RENCANA/DEKLARASI BENCANA


Keputusan untuk mendeklarasikan keadaan bencana berdasarkan pada

review terhadap dokumen laporan permasalahan yang dihasilkan oleh penilaian


masalah dan fase eskalasi. Berdasarkan ANT Fase-fase dalam eksekusi rencana
BC terdiri dari:

Fase 1 : Notifikasi dan Respon awal


Fase 2 : Penilaian Masalah dan Eskalasi
Fase 3 : Deklarasi Bencana
Fase 4 : Implementasi rencana logistik
Fase 5 : Pemulihan dan Melanjutkan bisnis seperti biasa

Masing-masing fase di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :


4.1

Fase 1 : Notifikasi dan Respon awal


fase ini dimulai segera setelah terjadinya gangguan. Aktivitas high-level

untuk fase ini antara lain :


k) CTC menerima peringatan dari personel, senior management, ERT ataupun
otoritas keselamatan di tempat mengenai terjadinya insiden.
l) ERT membunyikan alarm kebakaran dan mengevakuasi staf (jika diperlukan)
m) Seluruh Tim BC mengakses dokumen BCP
n) Ketika insiden terjadi di luar jam kantor segera datang ke fasilitas (jika
memungkinkan)
o) BCC dan DAT menilai apakah fasilitas masih dapat digunakan
p) DAT melakukan penilaian awal terhadap kerusakan
Lampiran 4 : Dokumen BCP

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

Confidential

q) DAT melakukan penilaian awal penyebab kerusakan


r) DAT memberikan laporan awal mengenai permasalahan kepada BCC
s) Informasikan kepada NT
t) NT menginformasikan kepada seluruh anggota Crisis Managemen Team
berdasarkan call tree
4.2

Fase 2 : Penilaian Masalah dan Eskalasi


Terdapat dua tujuan dilakukannya fase ini, tujuan yang pertama

melakukan penilaian mengenai sejauh mana masalah pada fase sebelumnya


(berapa nilai kerusakannya). Tujuan yang kedua adalah menentukan perlu
tidaknya eskalasi masalah ke fase selanjutnya. Aktivitas untuk fase ini antara lain :
l) BCC menerima laporan awal mengenai masalah yang terjadi
m) BCC bersama-sama CTC melakukan review terhadap laporan tersebut
n) CTC memerintahkan BCC untuk melakukan penilaian yang lebih detail
mengenai gangguan yang terjadi
o) BCC bersama-sama DAT melakukan penilaian secara lebih detail mengenai
dampak insiden.
p) DAT Melakukan penilaian terhadap resiko-resiko kesehatan dan keselamatan
q) DAT melakukan penilaian gedung, kerusakan struktural, gangguan terhadap
proses logistik, kerusakan alat-alat dsb
r) DAT melakukan estimasi kerugian finansial
s) DAT menentukan dampak kerusakan (severity)
t) Jika tidak ada dampak kepada proses-proses kritis maka lanjutkan
monitoring, sebaliknya jika terdapat dampak kepada proses-proses kritis
maka proses ke fase selanjutnya (deklarasi bencana)
u) DAT menyiapkan laporan detail
v) Informasikan kepada kepada Business Resumption Group dan Technical
and Operational Recovery Group melalui NT.
Laporan detail insiden pada aktivitas j di atas berisi antara lain :

Level bencana

Perkiraan kerugian finansial

Sumber kerusakan seperti api, banjur, gempa bumi

Skala dan besar kerusakan seperti :

Lampiran 4 : Dokumen BCP

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

Confidential

o Struktur gedung terpengaruh oleh bencana


o Unit bisnis tertentu terkena pengaruh bencana
o Tipe dan jumlah sistem TI dan infrastruktur
o Jumlah proses kritis yang terpengaruh bencana

4.3

Kondisi fisik dari fasilitas original

Status keselamatan

Adanya bahan-bahan berbahaya

Resiko kerusakan lebih lanjut

Estimasi lama perbaikan.


Fase 3 : Deklarasi Bencana
Keputusan untuk mendeklarasikan sebuah bencana ada di fase ini

berdasarkan penilaian masalah dan eskalasi pada fase sebelumnya.


g) CTC bersama-sama BCC melakukan review terhadap level bencana, resiko
dan dampak pada laporan detail
h) CTC melakukan review terhadap recovery options yang dideskripsikan di
Business Continuity Strategy (bab 5.3)
i) CTC memutuskan opsi pemulihan terbaik untuk situasi saat ini.
j) CTC mempersiapkan deklarasi bencana yang memuat informasi sebagai
berikut ini :

Nama bencana

Tanggal dan waktu terjadinya bencana

Tingkat kerusakan bencana (minor, intermediate atau major)

Strategi pemulihan yang dipilih

Perkiraan waktu pemulihan

Nama dari otoritas yang bertanggung jawab mendeklarasikan


pernyataan bencana bencana (biasanya CTC leads)

Contact yang dapat dihubungi untuk klarifikasi

k) CTC mengumumkan terjadinya bencana melalui NT.


l) Menyampaikan informasi ini pada CCT

Lampiran 4 : Dokumen BCP

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

4.4

Confidential

Fase 4 : Implementasi rencana logistik


Fase ini fokus pada tugas-tugas logistik dalam mempersiapkan lingkungan

pemulihan, dan memobilisasi tim business continuity dan sumber daya untuk
pemulihan dan fase melanjutkan kembali proses bisnis.
g) RPLT memeriksa pernyataan bencana dan melakukan pembelian sumber
daya (software dan hardware komputer, peralatan komunikasi suara, fax
printer)berdasarkan pilihan opsi pemulihan dan kebutuhan pemulihan.
h) RPLT melakukan pembelian preprinted form untuk mencata manual
prosedur yang dijalankan.
i) RPLT Mengirimkan dokumen-dokumen kunci ke fasilitas pemulihan
j) RPLT bersiap menerima order di fasilitas pemulihan
k) RPLT bersiap untuk menerima tape dan record penting lainnya di fasilitas
pemulihan dari fasilitas off-site storage
l) Mempersiapkan fasilitas TI alternatif, tempat kerja alternatif, fasilitas
produksi alternatif dan CMC untuk mengakomodasi tim BCP.
4.5

Fase 5 : Pemulihan dan Melanjutkan bisnis seperti biasa


Fase ini menangani perencanaan aktivitas pada fasilitas-fasilitas berikut

ini:

Lokasi asli yang rusak

Fasilitas pemulihan TI alternatif

Area kerja alternatif

Fasilitas produksi dan manufaktur (dalam kasus PT.ABC fasilitas warehouse


dan logistik) alternatif

Crisis Management Center.


Detail aktifiasi dan tugas untuk masing-masing fasilitas dapat dijelaskan

sebagai berikut ini :


4.5.1

Lokasi asli yang rusak


Aktivitas perbaikan di tempat ini dilakukan oleh Technical and

Operational Recovery Group. Data and Critical Record Backup Retrieval


Team bertugas menyelamatkan data-data dan catatan penting yang tersisa.

Lampiran 4 : Dokumen BCP

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

Confidential

Aktivitas di fasilitas ini terbagi menjadi 4 fase yaitu preparation, inspection


andasessment, salvageandrestoration, transportation.
4.5.1.1 Preparation
a) Memastikan semua tim yang dibutuhkan telah tiba di tempat
b) Memastikan tim memiliki daftar aset kritis di tempat yang rusak
c) Memastikan semua anggota tim mendapatkan peralatan safety yang
memadai
d) Review detailed problem report
e) Review panduan dan prosedur keselamatan
4.5.1.2 Inspection and Assessment
a) Melakukan inspeksi gedung dan perlengkapan (air, gas,elektrik dsb).
b) Melakukan inspeksi terhadap sumber daya dan record vital terhadap
bahan-bahan berbahaya seperti bahan-bahan kimia, racun dsb.
c) Melakukan inspeksi terhadap sumber daya dan record vital terhadap tipe
kerusakan seperti air, api, debu dsb
d) Melakukan inspeksi terhadap sumber daya dan record vital mengenai
besarnya kerusakan
e) Melakukan penilaian tehadap potensi kerusakan semakin memburuk
f) Menentukan opsi penyelamatan dan restorasi mana yang akan diambil
g) Menentukan lama waktu yang tersedia untuk mengaplikasikan prosedur
penyelamatan untuk mencegah kerusakan yang lebih banyak.
h) Dokumentasikan hasil inspeksi dan assessment.
4.5.1.3 Salvage and Restoration
a) Dapatkan peralatan/sumber daya pemulihan jika diperlukan\
b) Hilangkan bahan-bahan berbahaya
c) Jalankan prosedur untuk mengurangi dampak kerusakan lebih lanjut
seperti melakukan kontrol kelembabab dan suhu
d) Jika diperlukan pindahkan sumber daya ataupun records yang sedang
dipulihkan ke tempat yang lebih baik
e) Lakukan prosedur pemulihan yang sesuai
f) Dokumentasikan hasil pemulihan
Lampiran 4 : Dokumen BCP

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

Confidential

4.5.1.4 Transportation
a) Tentukan lokasi untuk memindahkan sumber daya atau record yang
hendak dipulihkan
b) Persiapkan panduan untuk memulihkan sumber daya atau record vital
c) Atur transportasi
d) Pindahkan sumber daya dan record dan amankan sesuai dengan prosedur
yang telah dibuat.
4.5.2

Fasilitas pemulihan TI alternatif


Aktivitas di fasilitas TI alternatif dapat dibagi menjadi 3

fase :

preparation, staging critical IT systems and infrastructure dan critical IT


aplication restoration.
4.5.2.1 Preparation
a) Pastikan semua anggota tim tiba di lokasi pemulihan
b) Pastikan semua anggota tim mengetahi kebutuhan waktu pemulihan
(MTD, RTO, RPO dan WRT)
c) Pastikan semua anggota tim memiliki list inventori dan prosedur
pemulihan
d) Lakukan review terhadap peralatan di lokasi pemulihan dan pastikan
sesuai dengan kebutuhan pemulihan dari segi jumlah, tipe dan ukuran
e) Lakukan review terhadap prosedur penanganan untuk peralatan yang
dikirim
f) Menerima peralatan network yang dikirim
g) Menerima media backup dari off-site
h) Periksa integrity dari media backup
i) Periksa setiap paket peralatan yang diterima dan pastikan sesuai dengan
list peralatan yang dikirim diacu oleh BCP.
4.5.2.2 Staging critical IT systems and infrastructure
a) Review layout sistem TI beserta infrastruktur LAN dan pastikan sudah
ditempatkan sesuai rencana.

Lampiran 4 : Dokumen BCP

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

Confidential

b) Review diagram jaringan dan pastikan lokasi yang benar dan check
konektivitas infrastruktur LAN dan peralatannya seperti server, bridge,
gateway, router dsb.
c) Pastikan semua aset TI kritis terkoneksi ke jaringan
d) Review konfigurasi jaringan (ip address, gateway, dns)
e) Lakukan prosedur untuk mengkonfigurasi peralatan jaringan
f) Pulihkan data dari media backup
g) Pulihkan data keamanan termasuk firewall, acl dsb
h) Redirect jaringan voice dan data ke fasilitas pemulihan alternatif
i) Test dan verifikasi setting baru
4.5.2.3 Critical IT aplication restoration
a) Review prioritas recovery untuk sistem TI dan aplikasi kritis
b) Review prioritas tertinggi berikutnya untuk untuk sistem TI dan aplikasi
kritis
c) Pastikan password tersedia
d) Pulihkan operating system dari media backup
e) Lakukan konfigurasi sistem operasi
f) Verifikasi konektivitas jaringan
g) Pulihkan aplikasi dari media backup
h) Verifikasi fungsi aplikasi
i) Pulihkan data dari media backup
j) Verifikasi integritas dan currency data
k) Pastikan aksesibilitas aplikasi dari area kerja alternatif maupun fasilitas
warehouse dan logistik alternatif.

Lampiran 4 : Dokumen BCP

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

4.5.3

Confidential

Area kerja alternatif


Aktivitas di fasilitas Area kerja alternatif dapat dibagi menjadi 3 fase :

preparation, staging office work area office equipment and computer


infrastructure dan prosess restoration.
4.5.3.1 Preparation
a) Pastikan semua anggota tim tiba di lokasi pemulihan
b) Pastikan semua anggota tim mengetahi kebutuhan waktu pemulihan
(MTD, RTO, RPO dan WRT)
c) Pastikan semua anggota tim memiliki list inventori dan prosedur
pemulihan
d) Lakukan review terhadap peralatan di lokasi pemulihan dan pastikan
sesuai dengan kebutuhan pemulihan dari segi jumlah, tipe dan ukuran
e) Lakukan review terhadap prosedur penanganan untuk peralatan yang
dikirim
f) Menerima peralatan network yang dikirim
g) Menerima media backup dari off-site
h) Periksa integrity dari media backup
i) Periksa setiap paket peralatan yang diterima dan pastikan sesuai dengan
list peralatan yang dikirim diacu oleh BCP.
4.5.3.2 Staging office work area office equipment and computer
infrastructure
a) Review layout sistem TI beserta infrastruktur LAN dan pastikan sudah
ditempatkan sesuai rencana.
b) Setup furnitur dan tetapkan masing-masing meja untuk masing-masing
anggota tim
c) Review denah untuk setting infrastruktur komputer
d) Review diagram jaringan
e) Setup dan install LAN untuk area kerja
f) Setup dan install PC, printer dsb
g) Pastikan semua PC dan printer terkoneksi ke jaringan
h) Setup fotokopi dan fax
i) Setup telepon
Lampiran 4 : Dokumen BCP

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

Confidential

j) Sediakan dokumen dan manual yang diambil dari off-site storage.


k) Redirect jaringan data dan suara ke area kerja alternatif
l) Pastikan konektivitas antara fasilitas area kerja alternatif dengan fasilitas
lainnya
m) Setup help desk di area kerja alternatif
4.5.3.3 Prosess restoration
a) Restore PC user
b) Pastikan masing-masing pengguna mengetahui username dan password
komputernya
c) Ambil record kritis dari off-site storage
d) Gunakan work around procedures sampai sistem selesai dipulihkan di
fasilitas pemulihan TI.
e) Pulihkan backlog pekerjaan dengan memasukkan secara manual data-data
yang sudah dikumpulkan ke dalam sistem.
f) Mulai menggunakan sistem yang sudah dipulihkan untuk memproses
semua transaksi/permintaan

4.5.4

Fasilitas warehouse dan logistik alternatif,


Aktivitas di fasilitas warehouse dan logistik alternatif dapat dibagi menjadi

3 fase : preparation, staging warehouse and logistic fascility dan testing fascility.
4.5.4.1 Preparation
a) Pastikan semua anggota tim tiba di lokasi pemulihan
b) Pastikan semua anggota tim mengetahi kebutuhan waktu pemulihan
(MTD, RTO, RPO dan WRT)
c) Pastikan semua anggota tim memiliki list inventori dan prosedur
pemulihan
d) Lakukan review terhadap peralatan di lokasi pemulihan dan pastikan
sesuai dengan kebutuhan pemulihan dari segi jumlah, tipe dan ukuran
e) Pastikan keadaan lingkungan fasilitas, seperti debu dan level kelembaban
dalam batas toleransi untuk fasilitas warehouse.
f) Pastikan ketersediaan listrik
Lampiran 4 : Dokumen BCP

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

Confidential

g) Review peralatan di site dan pastikan memenuhi kebutuhan pemulihan.


4.5.4.2 Staging warehouse and logistic fascility
a) Review layout sistem TI beserta infrastruktur LAN dan pastikan sudah
ditempatkan sesuai rencana.
b) Setup furnitur dan tetapkan masing-masing meja untuk masing-masing
anggota tim
c) Review denah untuk setting infrastruktur komputer
d) Review diagram jaringan
e) Setup dan install LAN untuk fasilitas warehouse dan logistic
f) Setup dan install PC, printer dsb
g) Pastikan semua PC dan printer terkoneksi ke jaringan
h) Setup fotokopi dan fax
i) Setup telepon
j) Sediakan dokumen dan manual yang diambil dari off-site storage.
k) Redirect jaringan data dan suara ke warehouse and logistic alternatif
fascility
l) Pastikan konektivitas antara fasilitas area kerja alternatif dengan fasilitas
lainnya
4.5.4.3 Testing fascility
a) Test peralatan dan perlengkapan warehouse dan logistic
b) Test jaringan komunikasi suara
c) Test konektivitas antara fasilitas warehouse dan logistic alternatif dengan
fasilitas lainnya
d) Pastikan user mengetahui password dan user id untuk komputer mereka
4.5.5

Crisis Management Center.


Tugas pertama di CMC adalah mempersiapkan fasilitas untuk aktivitas

crisis management. Berikut ini adalah daftar aktivitas persiapan :

Memastikan semua anggota tim yang dibutuhkan sudah tiba di CMC

Melakukan

review

terhadap

peralatan

di

fasilitas

ini

dan

memastikannya sesuai dengan kebutuhan.

Lampiran 4 : Dokumen BCP

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

10

PT.ABC

Confidential

Memastikan peralatan yang dikirimkan begitu sampai, check dengan


daftar kebutuhan CMC

Menginstal peralatan kantor (PC, Printer, Fax, telepon dll)

Menyediakan dokumen yang diambil dari fasilitas penyimpanan offsite.

Lampiran 4 : Dokumen BCP

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

11

PT.ABC

Confidential

LAMPIRAN A

INCIDENT LOG

INCIDENT:
LOCATION:
IMPACTED
SERVICES:

Date/Time:
From/To:
Action:
Other Info:
Date/Time:
From/To:
Action:
Other Info:
Date/Time:
From/To:
Action:
Other Info:
Date/Time:
From/To:
Action:
Other Info:
Date/Time:
From/To:
Action:
Other Info:
Date/Time:
From/To:
Action:
Other Info:

Signature ....................................

Date ......................................

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

Confidential
DAFTAR SUBJECTMATTER EXPERT

QA,QC,SHE,ISO

BapakA

QualityManajement

KEYPERSON
(Staff)
Bapak K

TI
(TeknologiInformasi)

BapakB

ManajerTeknologiInformasi

Bapak BA

SME#

BUSINESSFUNCTION

NAME

JABATAN

Bapak BB

PrabowoPriyoArdhiatno

MARKETING

4
5

OPERATION
ENGINEERING
(Operation Sub-Division)
BapakH
CONSTRUCTION
(Operation Sub-Division)
BapakI
PPC
(ProjectPlanning And
BapakJ
Control)
BapakK
BapakL
PURCHASING

6
7

BapakC
BapakD
BapakE
BapakF
BapakG

DeputyDirectorMarketing
MarketingSubDivision
MarketingAreaKalimantan
GM OperationDivision
EngineeringSubDivison

KEAHLIAN/PENDIDIKAN *
-MenguasaiISO90001
-MenguasaiOSHAS
-MenguasaiDocumentManagement
-Programming (C#,C++)
-SAP :Reporting,troubleshoting
-Database(MSSQL)
-AssetManagement
-Purchasing
-VendorManagement
-LicenseManagement
-Network Infrastructure:
Troubleshoting,maintenance
-Linux
-Windows Server:ActiveDirectories
-Backup/Restore

ConstructionSubDivison
ManajerProjectand Planning
Control
PPC & SAPProjectManager
BODSupportUnit
ManajerProcurement

PrihbadiWahyu

-OperasionalSAP :Input& Validasi


dataPBA

FadliBogdadi
AndhikaPutri
FloraHelmin

-Memilikikoneksiyangbaikdengan
-PembuatanPO melaluiSAP
-Melakukankorespondensisurat

Lampiran 5 : BIA

1
Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC
9

Confidential
LOGISTIC
(MaterialControl&
Execution,Warehouse,
Expedition)

BapakM

ManajerLogistic

FitriC.Heni

Sarto

10

11

BapakN

ManajerKeuangan

Ibu O

ManajerFinance

Ibu P

Jr.ManajerAccounting

Ibu Q

ManajerPGA

BapakR

AssistenHRD

LEGAL &
EQUIPMENT

BapakS
BapakT

Legal& Compliance
ManajerEquipment

SEKERTARIS

BapakU
Ibu V
Ibu W

EquipmentSupervisor
Sekertaris1
Sekertaris2

FINANCE AND
ACCOUNTING

PERSONEL &
GENERAL AFFAIR

Matius Suwandi
Tini
AliImron
Rizky

12
13

14

GarendraWardoyo
Hermawan

-Pembuatansuratjalan
-Menguasaiistilah-istilahMaterial
Control& Execution,Warehouse,
Expedition
-Mengawasipackaging barang
-Menguasaiistilahlogistik
-Warehousemanajemenyang baik
-Mengurus pembayaranmelaluitransfer
maupungiro
-Melakukanpengurusanasuransi,
training,dandanakesehatanstaf
-Mengeloladataabsen,kendaraan
bermotor,danperawatanfasilitaskantor
-Memilikikoneksiyangbaikdengan
-Melakukanpenyewaanalatberat
-Membuatdatastokalatgudang

*UntukkeahliandanpendidikansecaralengkapdapatdilihatdiDokumen PERSYARATANKUALIFIKASIJABATAN

Lampiran 5 : BIA

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

Confidential

Berikutiniadalahasumsidankesepakatan yangdipergunakan dalampenyusuna ndukumenBCP


PengelompokanLevelKerusakanFinans ial
Saverity
Level

Krite ria

Tidakmemilikikerusakanfinansialsamasekali

(noimpact)
MemilikikerusakanfinansialkurangdariRp.30jutaperhari
1
(minorimpact)
MemilikikerusakanfinansiallebihbesarsamadenganRp.30jutaperharidan
2
(intermediate kurangdariRp.150jutaperhari
impact)
3
MemilikikerusakanfinansiallebihbesardariRp.150jutaperhari
(majorimpact)

KriteriaProsesBisnisKrisis
No.
1
2

Krite ria

Memilikilevelkerusakan(saverity)2-3dalamdampakfinansial
Peringkat"high"(4) diberikankepadasekurang-kurangnya3dalamdampak
operasionalnya
Peringkat"high"(4) diberikankepadasekurang-kurangnya2 danperingkat

"highest" 5dalamdampakoperasionalnya

Peringkat"highest"(5) diberikansekurang-kurangnya2dalamdampak
operasionalnya
Prosesbisnis inimerupakanprasyaratuntukberjalannyaprosesbisnis lainnya

(dependens i)

kritis

BODdanseniormanajemenmenyatakanbahwaprosesbisnistersebutadalah

Mengetahui: Seniormanagement
No.
BapakA

TandaTangan

Nama
1

1
BapakB

2
BapakC

3
BapakD

4
BapakE

BapakF
6

BapakG

BapakH
8

8
BapakI

9
BapakJ

10

10
BapakK

11

11
BapakL
12

12
BapakM

13

13
14

15
16

17
18

BapakN
IbuO

14
15

IbuP
IbuQ

16
17

BapakR
BapakS

18
19

19
BapakT
20

20

Lampiran 5 : BIA

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

Confidential
Tabe lBUSINESSIM PACTANALYSIS(B IA)

SM E#

B USI N ESS
FUN CTION
*1

PROSESB I SN I S
*2

EXTENTOF
SA VERI T Y
FINANCIALLO SS
LEVEL
(pe rday)
*3b
Cas hClo w
*3a

DE SKRI PSI

*(DI LAKUKAN
OLEHHAM PIR
SEM UAFUN GSI
B ISN I S)

PermintaanBarang
danAlat
(PBA)/Inventory
transferrequest

Prosespermintaanalat/barang/software dan
berdasarkankeperluanproyekmaupunheadoffice

QA,QC,SHE,ISO

QA

Memastikanpekerjaanproyekdijalankanse suai
denganprosedur&instruksikerjapada
ISO9001:2008

Le gal

Co mpe titive
Edge

M oral
karyawan

Ve ndo r

Cus to me r
Satis fac tio n

CRITICAL?
*4

M TD
(hari)
*5a

RE CO VER
Y
PR IORI TY
*5b

Yes

Yes

14

Teleponline+FAX

Memastikanprodukyangdihasilkansesuaidengan
standarminimumdankeinginanpelanggan

JSA(JobSafety
Analysis)
2

TI(TEK NO LO GI
IN FO RM ASI )

Technica lSupport

Pengadaan

M AR KETIN G

Pemasaran

Tender

Kontrak

OPER ATION

ENGIN EERIN G
(S UB-DI VISI ON
dariOPERA TION )

Memastikankese la matankerjauntuksemuaas pek


pekerjaan

Memastikanpekerjaanproyekdijalankanse suai
denganprosedur&instruksikerjapadaOHSAS
18001:2007
Memberidukunganteknisyangberhubungandengan
TIkepadaprosesbisnisla in,berupainfrastrukturTI,
perangkatlunak,layanan,maupundukunganteknis lainnya

Melakukanpemenuhankebutuhankomputerdari
HOkeproyek(berdasarkanP BA)

Filese rver,
EmailSystem

Ka mera

Yes

14

Yes

30

Filese rver,
EmailSystem

Dokumenkesela matankerja

Yes

30

Filese rver,
EmailSystem

Dokumenprosedurdan
instruksikerjaOHSAS
18001:2007
Powersupply

Yes

Yes

Melakukanpengiklanankepadarekananjuga
pencarianproyek- proyekbaruyangpotensial
berdasarkaninformasidaridatarekananinternal,
rekanantetap,maupunberitasuratkabar

Dilakukansetelahproyekdidapatkan(tender
dimenangkan),didala mkontrakjugatermuatBoQ (Bill
ofQuantity)yangberis ideskripsipekerjaan,
unitdan hargasatuanpekerjaan
Dilakukansetelahproyekdidapatkan,didalam
kontrakjugatermuatBoQ(Bill ofQuantit y)yang
beris ideskripsipekerjaan,unitdan hargasatuan
pekerjaan

Customer
Relationship

Win-wins olution:Menjagahubunganbaikdengan
klien,membuatsurveikepuasancustomersetelah
selesainyasuatuproyek

ControlProyek

Memastikanproyekberjalantepatwaktu,sesuai mutu
danbiaya

Des ign

Estimate

Filese rver,
EmailSystem,

Rp.15juta

Rp.111juta

Yes

Rp.111juta

Yes

Yes

Yes

Rp.28juta

Yes

Rp.444juta

Yes

Melakukandesainberdasarkanspesifikas iproyek

Melakukanestimasikasarsebuahproyek

Rp.444juta

Melakukanrisk
managementproyek

CO N STRU CTION
(S UB-DI VISI ON
dariOPERA TION )

Monitoringproses
konstuksi

Lampiran 5 : BIA

Yes

Filese rver,
Emailsystem,

EmailSystem,
filese rver,

Telepon- line

RPO
(hari)
*9

13

Kameradipergunakanuntuk
meng-capturehasil jadi
produkuntukdisampaikan
keHOdandigunakan
sebagaibahanperbandingan
dengannilaireferensi
standar
Sebuahdokumenyang
beris ilaporankerjadisertai
panduankesela matankerja

Res ourceDe tail

ArsipKlien

Primavera,
ERP ,
EmailSystem,
FileServer,
MsProject2007
(standalone)

Telepon- line

Filese rver,
EmailSystem,

Mejagambar

Filese rver,
EmailSystem,
autodesklanddesktop,
staadpro

Teleponline+FAX

Filese rver,
EmailSystem,
Rp.30juta

Yes

14

No

Sebuahlinetele pondanFax
yangdapatdigunakanuntuk
menghubungisafetymanager
untukmemintalaporan bulanan

Supplaylistrikyang
memadaiuntukmenyalakan
serverdan lefthandstorage

Dokumentemplaterisk
managementproyek

Fileserver,EmailSystem,
Internetconnec tion

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

EXIST?

DE SCRI PTI ON

Yes

FormPBAmasihdigunakanuntukmela kukaninputP BA
olehenduser,sedangkanakseskeERPhanyaterbataspada orangorangtertentusaja.FormP BAinidapatdijadikan
manualprosedursela maERPtidakdapatdiakses.

14

Yes

PenggunaanFAXdanTele ponmemadaiuntukpenyampaian
laporanbulanan

13

14

Yes

29

30

Yes

Prosesbis nis inimasihmanual

29

30

Yes

Prosesbis nis inimasihmanual

Yes

PengadaanDRCuntuktetapdapatmelanjutkanlayananTI
disaatterjadinyabenca na

Yes

Melakukanpemenuhankebutuhankomputerdahulu(di
depan)danpertanggungjawabanuangdibela kang(melalui
PBAsusulan)

Yes

PenggunaanLaptopdanMicrosoftOutlookuntuk
menyimpandata-datakontakrekananbesertaestimasisisa
sumberdayasehinggamarketingtetapdapatbekerja.

Yes

Prosestendermerupakanprosesmanualyangtidakterlalu
bergantungpadateknologi,namunkeberadaanteknologi
dapatmembantumempercepatmenambahakurasiestimasi

Yes

Proseskontraksepenuhnyamerupakanprosesmanual

Yes

Penggunaankomputerpribadi/la ptop+modemmas ih
memadaiuntukbisnisprosesini.

Digunakanuntuk
berkomunikasidengan
PM/SMuntukmengetahui
sumberdayayangmas ih
tersedia

EmailSystem,
filese rver,

EmailSystem,
filese rver,

WORKAROUNDPRO CEDUR E S
*10

FormPermintaanBarang&Al
at

EmailSystem,
filese rver,

kelayakan(feasibilityanalysis)darifaktor:
owner,lokasi geografis,lingkungansosial,
infrastrukturpendukung

Melakukanmonitoringproseskonstruksimasingmas ingproyekterhadapdesaindanscheduleyang
telahdibuatolehOperation,PPCdanEngineer

WR T
(hari)
*8b

Res ource Type


Form

SHE

RTO
(hari)
*8a

Filese rver,
EmailSystem
3

CRITICALNON-ITRE SOUR CES


*7

CriticalITSys te mand
Applic atio n
*6
ERP ,
EmailSystem

Rp.300juta

QC

OPERATIONAL IM PACTSR ANKI N G


*3c

Datadanrecordkliendala m
bentukarsipfile/filling
cabinet
Digunakanuntuk
berkomunikasidengan
PM/SMuntukmengetahui
progress/perkembangan
proyek
Mejayangdigunakan
enginee r/drafter untuk
menggambar(jarang
digunakan)
Sebuahlinetele pondanFax
yangdapatdigunakanuntuk
menghubungivendor
berkenaandenganmateria l
yangakandigunakandalam
desain

Sebuahdokumenyang
beris ichecklistmengenai
kelayakansebuahproyek
darisis i:owner,lokas i
geografis,lingkungansosial,
infrastrukturpendukung

PenggunaanCD/DVDRom untukmelakukanpengiriman
gambarmelaluijasapaketdapatdipertimbangkanse bagai
Workarounddisaattidakberjalannysistememaildanfile se rver

Yes

PenggunaanPrimaveradapatdigantikanolehMs.Project
denganbeberapaketerbatasan(minuskolaborasi),
penggnaanteleponmasihmemadaiuntukkomunikasi
progress.
PenggunaanERPsementaradigantikanolehpaperworkdan
diinputketikaERPtela hberjalankembali

Yes

Penggunaanlaptopsaatinisudahsangatmemadaiuntuk
desaingambar,yangmenjadimasalahadalahkeamanandata
yangadadilaptopitusendiri.

Yes

SebelumdigunakannyaAutodeskLanddesktopenginee r
sudahterbiasamelakukanperhitunganmenggunakan
spreedsheetexce l.Laptop/komputer pribadimasihsa ngat
memadaiuntukmela kukanperhitunganini.
Sistemlisensipadaautodeskla nddesktopmemungkinkan
lisensiuntukdipindahkankekomputerla in.Dengansyarat
padasatusaathanyasatukomputeryangaktif

13

14

Yes

Padadasarnyaprosesbis nis iniadalahprosesbisnismanual


yangtidakterla lubanyakmelibatkankomputer

PT.ABC
SM E#

Confidential

B USI N ESS
FUN CTION
*1
PPC (Pro je ct
Planning And
Co ntrol)

PROSESB I SN I S
*2
Planning

DE SKRI PSI

EXTENTOF
SA VERI T Y
FINANCIALLO SS
LEVEL
(pe rday)
*3b
Cas hClo w
*3a

PembuatanProject
PerformanceReport

PUR CHASI N G

LO GI STIC
(M ate rialControl& E
xe cution,
Ware ho us e ,
Ex pe dition)

Cus to me r
Satis fac tio n

ERP ,
Emailsystem,

*Mela kukanInput,ValidasidataPBAberdasa rkan


formPBAmaupunhasil inputPBAdiproyek
+PBAN1:P BAdibuatdiHOdandibelidiHO
+PBAN2:P BAdibuatdiproyekdanbarangdi
belidiHO(Ja karta)
+PBAN3:P BAdibuatdiproyekdanbarangdi
belidiproyek(untukbarang<Rp.20juta)
*Validasipermintaankebutuhandanaoperasional
proyek
*Validasiprogressreportproyek

Yes

Rp.20juta

No

Res ource Type


Meetingroom

ERP,Emailsystem,file
server

Telepon-line+FAX

Res ourceDe tail


Sebuahruangyangkondusif
danmemadaiuntuk
melakukanmee ting
pembahasanvalidasiprojec t
budget.
(8-12orang)

RTO
(hari)
*8a

Telepon-line+FAX

No

Yes

Filese rver,
EmailSystem,
ERP

Katalog

Rp25juta

Yes

Filese rver,
EmailSystem,
ERP

Mesinketiklistrik

Rp.20juta

RPO
(hari)
*9

WORKAROUNDPRO CEDUR E S
*10
EXIST?

Digunakanuntuk
berkomunikasidengan
PM/SMuntukmengetahui
progress/perkembangan
proyek

DE SCRI PTI ON
Penggunaan/sewa mettingroomdihotel sudahse ring
dilakukan.

Emailsystem,filese rver

WR T
(hari)
*8b

Yes

Digunakanuntuk
berkomunikasidengan
PM/SMmaupunkeuangan
proyekuntukmemvalidas i
PBA

Laporanmengenaiplanvsactualseluruhaktivitas
proyekyangtelahdirencanakandiatas

Sumberdaya(data-data,autodeskla ndesktop)untuk
melakukanestimasisebagianbesardapatdipindahkanke
laptopuntukse mentara.

Yes

Prosesbis nissaatiniyangmasingmenggunakanFormfisik
secaratidakla ngsungmenjadiworkaroundprocedures.
Karenakarenaprosesvalidasiberjalansecaramanualdan karena
keterbatasansumberdaya, sedapatmungkinERP tidakmati
lebihdari2hariuntukmenghindaripenumpukan
data(50PBA/hari,1PBAdapatterdiridaribeberapa
hala man/banyak item)

Yes

LaporanProjectPerformancedilakukansecaramanual
berdasarkandatala pangan.Halinidilakukandengancara:
auditorberkunjungkelapanganuntukmenanyakanke
SM/PMmengenaiprogressterakhirdibandingkandengan
scheduleproyek.

Yes

Melakukanpembelianbarangdimuka(untukbarang- barang
yangbenar-benarurgent)danmelakukan
pertanggungjawabandibela kangsetela hsis temERP berjalan
kembal

Yes

MelakukanpembuatanSPKsecaramanualbaikmelalui
komputermaupunmesinketiklistrikyangtersedia

Formfisikuntukmelakukan
NP B

Yes

Formfisikuntukmelakukan
GRAdjustment.

13

14

Yes

MembuatSPKuntukpekerjaan- pekerjaanyangdioutsource

NotaPenerimaa n
Barang/GoodReceipt
PO(dala mSAP)

Buktipenerimaanbarangdarisupplierberdasarkan
PurchaseOrderyangtelahditerbitkan

Yes

ERP ,
Filese rver,
emailsystem

FormNP B

Rp.2M

GoodReceipt
Adjustment

Penerimaanbarangtidakberdasarkansuratpesanan
(PO)padaSSP.Penerimaa nseperti inidiberivalue

Yes

14

ERP ,
Emailsystem

FormGRAdjustment

Rp.100juta

Yes

ERP ,
Filese rver,
emailsystem
ERP

FormInventoryTransfer

Rp.2M

FormFisikuntukmelakukan
Inventorytransfer

Yes

FormGI

Formfisikuntukmelakukan
GoodIssuesBarang

Yes

PenggunaanformGIuntukmencatatpengeluaranbarang
sela masis temERPmati

Yes

Penggunaanfileexce luntukmencatatGoodreturnse mentara


sistemERPdown.

Yes

Prosesmanual

Yes

Prosesmanual

Yes

Prosesmanual

Yes

Prosesmanual

29

30

Yes

Prosesmanual

Yes

Prosesmannual

0
PengirimanbarangdarisitekeHO,antarsite,
maupundariHOkesiteberdasarkanPBA(Surat
jalan)
Prosesmengeluarkanbarangdarigudanguntuk
dipakai(dihabiskan/spend)padaproses
konstruksi/kebutuhan
Pengembalianbarangkesupplierkarenabarang
yangdikirimtidaksesuaispesifikasi/cacat

Rp.2M

ARInvoice

OutgoingPayment

Rec ruitment

Lampiran 5 : BIA

Yes

Yes

ERP ,
EmailSystem,
3

Yes

No

Prosespembayarankepadavendormelalui
pelunasanAPInvoice.Padakasushutangprojec t
diwujudkanberupatransfersejumlahuangkekas
proyekuntukpelunasanhutangsecarafisik.

Rp.25juta

Yes

Yes

Rp.30juta

Yes

14

Kurir

Mengutuskurirsecara
langsungkekantorcustomer

ERP,EmailSystem,File
Server

Teleponline,FAX

ERP ,
EmailSystem

Teleponline,FAX

Penggunaanteleponline
maupunfaxuntuk
menerima/konfirmas iAP
Invoice darivendor
Penggunaanteleponline
maupunfaxuntuk
melakukankonfirmas i
pembayaran

ERP ,
FileServer
ERP,FileServer

Teleponline,FAX

Teleponline,FAX

Penggunaanteleponline
maupunfaxuntuk
melakukanpembelian
barangsecarala ngsung
Penggunaanteleponline
maupunfaxuntuk
melakukanpenagihan

PenggunaanformGRAdjustmenthanyasebagaisolusi
sementarakarenaperhitugannilaicostsatuanbarangtetap
membutuhkanERP
KarenamasihmenggunakanFormmanual(Inventory
transfer),prosesbisnisinimasihdapatberjala nbeberapahari
(2hari) ketikatidakadaERP

No

14

No

Yes

Prosesmanual

No

Yes

Prosesmanual

No

14

absensi,
filese rver
-

Untukberkomunikas i
denganvendorbarang
maupundenganSM/PM
mengenaiketerla mbatan
pengirimanbarang,se hingga
merekadapatmelakukan
reschedulingberdasa rkan
datatersebut

KarenamasihmenggunakanFormNP B,prosesbis nis ini


mas ih dapatberjalanbeberapahari(2hari) ketikatidakada ERP

Mesinketiklistikdigunakan
untukpengisia nberbagai
macamform

Penggunaanteleponline
maupunfaxuntuk
permintaanARInvoice
kepadacustomer

ERP

Katalogprodukdari
berbagaivendor

Teleponline,FAX

membuatmemokosonguntukmemperbaiki
kesala handala minputdataAR
membuatmemokosonguntukmemperbaiki
kesala handala minputdataAP
Melakukanpenyesuaian/pencocokanpadatransa ksi
yangmelibatkanbankterutamaproses bankdalam
perjalanan.
Melakukanpenerimaa ntenaga-tenagabaru
berdasarkankebutuhan.

TeleponLine+FAX

MencatatjenisFixedAsset,value,jenisdepres ias i
danbesarandepresias i
Prosespembayarandariownerkepadakantor
sebagaipelunasanAPInvoice

BankRec onciliation

FixedAsset

APCreditMemo

Rp.25juta

Pembayarankepadavendoryangberupatransa ksi
kas(bukanhutang)

ARCreditMemo

Surattagihanyangditerimadarivendorberdasarkan
suratpesanan(PO)atau
penerimaanbarang(NPB).
Berupahutangpadapembukuan

APInvoice+
Payment

IncomingPayment

Surattagihan/bilingyangditujukankepadacustomer
berdasarkanprogressyangtelahdikerjakan.AR
Invoice iniberupapiutangdala mpembukuan
Rp.500juta

APInvoice

ERP ,
Emailsystem

Rp.2M

PERSONEL&
GENER AL
AFFAIR

Ve ndo r

CRITICALNON-ITRE SOUR CES


*7

CriticalITSys te mand
Applic atio n
*6

PembuatanSPK
(SuratPerintahKerja)

GoodReturn

11

M oral
karyawan

RE CO VER
Y
PR IORI TY
*5b

Melakukanprosespurchaseorderkesupplier
terbaikberdasarkandatasupplierdan P BA

GoodIssue

FINANCEAN D
ACCO UN TIN G

Co mpe titive
Edge

M TD
(hari)
*5a

MelakukanP urchase
Order(PO)

InventoryTransfer

10

Le gal

CRITICAL?
*4

Melakukanvalidasiprojectbudgetdanschedule
berdasarkaninputdarisub-divisiengineeringdan
construction(P M/SM)
Rp.444juta

ControlProyek

OPERATIONAL IM PACTSR ANKI N G


*3c

Yes

Alatabsensi

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Alata bsensidigunakan
untukmencatatjam
kehadirandankeluarnya
karyawandarikantor

Yes

Prosesmanual

Yes

Penggunaanjasarecruit mentbisadipertimbangkanuntuk
mengurangikerumitankerja.P GAcukupmemproseshas il
akhirtestmasing- masingcalonsa ja.

PT.ABC
SM E#

Confidential

B USI N ESS
FUN CTION
*1

PROSESB I SN I S
*2
Maintenance

12

13

14

LEGAL& COM P
LIANC E

EQ UIPM ENT

SEK ERTARI S

DE SKRI PSI

Perawatanberkalauntukkendaraandan
perlengkapan

EXTENTOF
SA VERI T Y
FINANCIALLO SS
LEVEL
(pe rday)
*3b
Cas hClo w
*3a

OPERATIONAL IM PACTSR ANKI N G


*3c
Le gal

Co mpe titive
Edge

M oral
karyawan

Ve ndo r

Cus to me r
Satis fac tio n

CRITICAL?
*4

M TD
(hari)
*5a

RE CO VER
Y
PR IORI TY
*5b

No

Rp.6juta

Yes

Manajemen suratsurat&perijinan
kendaraanbermotor

Melakukanperpanjangandanmengurusperijinan
untuksurat-suratkendaraanbermotor

M onitoringas pe k
le gal

Melakukanmonitoringterhadapperubahanas pek
legal yangadadilapanganyangmungkin
berpegnaruhterhadaporganisasi

Rp.700juta

Yes

Memberidukunganterhadapkebutuhanala tberat
berdasarkankebutuhanproyek

Yes

Rp.100juta

Yes

Rp.5juta

Yes

No

No

Dukunganala tberat

Sewa/pengadaanalat
berat

Melakukanpengadaanala tberatbaikmelalui
mutasi,sewamaupunpembelianalatberat
berdasarkanPBA

Perenca naa n
Perjala nanDinas

Melakukanperencanaanperjalanandinas
(transportasi,tiket,UPD)

Pembukuan
pengeluaranrutin

Melakukanpembukuanuntuksemuapengeluaran
rutin.

Arsip

Melakukanpenyimpanandanarsipuntukdokumendokumenlegal perusahaandala mfillingca binet

Lampiran 5 : BIA

CRITICALNON-ITRE SOUR CES


*7

CriticalITSys te mand
Applic atio n
*6

Res ource Type


Peralatanbengkel,
Tools

Res ourceDe tail


Peralatanperbaikianse perti
obeng,kunci- kuncidsb

WORKAROUNDPRO CEDUR E S
*10

RTO
(hari)
*8a

WR T
(hari)
*8b

RPO
(hari)
*9

Yes

Maintenance merupakanprosesmanual

Yes

Manajemensurat-suratdanperijinankendaranmerupakan
prosesmanual

Yes

Sebagianbesarfile(peraturanperundang- undangan)mas ih
adahardcopy,maupunsalinandikomputerpribadi

Yes

Yes

Samasepertidivis iprocurement,equipmentdapatmelakukan
penyewaandiawaldanmempertanggungjawabkan
pengeluaranuangdisaatERPsudahberjalankembali

Yes

Penggunaanaplikasispreadsheetdalamkomputer
portable/notebook memadaiuntukmelakukanpenca tatan
dataperjalanan(tiket,UPDdsb)untukse mentara

Yes

Yes

EXIST?

DE SCRI PTI ON

Filese rver

Filese rver,
EmailSystem,

Arsiplegal

Fillingcabinetyangberis i
peraturanpemerintahyang
berhubungandengan
operasionalperusa haa n

Filese rver,
emailsystem
Filese rver,
emailsystem,
ERP

ERP ,
Emailsystem,

Teleponline+FAX

Digunakanuntukvendor
dala mpemesanantiket

ERP

Filese rver

Fillingca binet

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

Fillingcabinetyangberis i
data-datalegal perusa haa n

Menggunakanprosesmanual

Penggunaanaplikasispreadsheetdalamkomputer
portable/notebook memadaiuntukmelakukanpenca tatan
pembukuankeuanganse mentara
Dataperusahaa nterdir idaridatahardcopydanjugahas il
digitalisasidaridatatersebut(softcopy),disaatdibutuhkan
sala hsatudarikeduajenisdatatersebutdapatdiakses
(denganketerbatasanmasing- mas ing)

PT.ABC

Confidential
KETERANGAN:

#KOLOM
*1

BusinessFunctiondapatdidefinisikansebagaiaktivitassepertip enju alan,marketing,manu faktur.

*2

BisnisProsesadalahbagaimana semuaaktivitas-aktivitastersebutberjalan.Sebagaicontohapakahaktivitaspenjualan dilakukanmelaluiwebsite, melaluiteleponataudenganmelakukan pem anggilanpetugas


penjualan kerumah.Denganterlebih dahulumelakukanidentifikasibusinessfunction kitadapatlebihfokusdidalammenentu kanp roses-prosesutama didalamsetiapfun gsi
untukmendapatkangambaranyangkomp erhensifterhadapsebuah perusahaan.

*3a

Penilaiandampakfinansialmengukursejauhmanadanseberapaparahkerugianfinansialterhadapbisnis.Penilaiandilakukanuntuksetiapfungsibisnisdenganmen anyakanp ertanyaan"Sejauh


manadanseparahapa kerugianfinansialjikasebuahprosesterganggu setelahterjadinyabencana?".

*3b

Urutandariperingkatdaridampakfinansialberdasarkannilaikerugianpadakolom*3a
(*tidakperlu diisi)

*3c

Penilaiandampakoperasionalmelakukanpenilaianterhadapdampaknegatifyangditimbulkanolehsebuah gangguan(bencana) terhadapberbagaioperasibisnisyangberkaitandengankecukup an, efisiensi,kepuasan,


image,kepercayaan,kontrol,moraldsb .
Pemberian peringkatuntuksuatubisnisprosesmerepresentasikanperkiraansubyektifyangdisediakanolehpartisipan BIAdalamsebuah peringkatkualitatifseperti "none","low","medium",
"high"dan"highest".
Pemberian peringkatkepadadampakfinansialdanop erasion alyangtelahdilakukanpadastep3sebelumn yamenjadidasaruntukmengidentifikasibisnisproseskritis.Denganm enggunakan
kriteriayangsudahditentukansebelumn yasebuah prosesbisnisdikelompokkanke dalam"kritis"dan"tidakkritis"
(*tidakperlu diisi)

*4

*5

Menentu kanMaximumTolerableDowntime(MTD) atauMaximumTolerablePeriodofDistruption(MTPD).Semuapartisipan BIAterlibatdalampenentuannilaidampakfinansialdanoperasional


diberikanpertanyaan"Berapalamawaktuyangdapatditoleransiolehprosesiniberdasarkanleveldampakfinansialdan operasional?".

*6

IdentifikasiSistemITdanAplikasikritis:SebuahsistemTIdianggapkritisapabilamendukung prosesbisnisyangkritis
(*jikaandakesulitandapatmemintabantuandivisiTIuntukpengisiankolomini)
Samaseperti prosesidentifikasiaplikasi dansistemTIkritispadalangkahsebelu mnya,tingkatkekritisansebuah sumberdayaNon-TIbergantun gpadatingkatkekritisanprosesbisnisyang didukun gnya.

*7
*8

RTOadalahwaktuyangtersediauntukmemulihkansistemdansumberdayayangterganggu, makasecaradefinisiRTOharuslebihkecildariMTD(didapatkanpadastep5).SelainRTO,MTDjuga
terdiridariWRT.WRTadalahlangkah-langkahtambahanyangperludilakukansupayabisnisdapat berjalankembalisetelah sistem(perangkatlunak,perangkatkerasdankonfigurasi)dikembalikan (resto re).
MTD=RTO+WRT

*9

RPOmenggambarkantoleransiterhadapkehilangandatasebagaiakibatdariadanyagangguan.RPOdiukurdalamskalawaktusejakwaktuterakhirdatadilakukanbackupdanwaktugangguan.

*10

Workaroundproceduresmemungkinkan prosesbisnisuntuktetapberjalanketikasumberdayaTImaupun nonTItidaktersediadenganmenjalankan metod ealternatif.Metodealternatif ini


seringkalimelibatkan prosesmanual,cenderungsementara,kurangefisienatauseringkalilebihmahaldibandingkandenganprosedurnormal. Langkahinimengidentifikasikanworkaround
procedu resuntukbisnisprosesyangtelahterpilihpadastep4sebelumnyadenganm enany akanp ertanyaansebagaiberikutini:
oAdakahworkaroundproceduresyangtelahterdokumentasidenganbaikuntukprosesanda?
oIdentifikasisemuapekerjaanyangtidaktercakupolehworkaroundproceduresini.

Lampiran 5 : BIA

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

Confidential
TabelRiskAssessment

PRIORITAS

Ancaman

ThreatEvents/Vulnerability

CriticalAsset

Consequence

APLV
(AssetLossPotentialValue)

EF
(Exposure
Factor)

SLE
(SingleLoss
Expectancy)/SIE(Single

ART
(Annualized
Rateof Threat)

ALE
(AnnualizedLoss
Expectancy)/AIE

Risk
Strategies
(Current)

Kontrol
(Current)

NilaiResikoInheren
(residualrisk)

Risk
Strategies
(Alternatif)

Kontrol
(Alternatif)

Natur al/Environtm ent alThreats

#2

Fire(canbe humancaused)

Kabelyangtidaksesuaistandar
terbakardanmenyebabkan
kebakaran

Gedung& asetkantor

Salahsatustaflalaimematikan
rokoknyadanmemicukebakaran

Banjirmengakibatkankerusakan
infrastruktur,pemadamanlistrik
dangensetterendamuntukwaktu
yangrelatiflama
#1

1.230.561.900,00

1/2

1/4

Rp

Rp

184.603.721,80

Control

Menyediakantabungpemadam
kebakarandibeberapatitik
strategis,CCTV, Alarmapi

low

Transfer

1/5

Rp

738.414.887,18

Control

Laranganmerokokdidalam
gedungdancleardeskpolicysaat
akanpulang

low

Rp

307.640.475,00

Control

Menaikkanketinggiankantor

3.692.074.435,91

307.640.475,00

Staff

Ketidakhadiranstafkarena
kesulitantransportasi

Computer,CommunicationCenter,
peralatankantor

Kerusakanperangkatlistrikdan
jaringan

Rp

1.230.561.900,00

1/4

Rp

307.640.475,00

Gedung& asetkantor

Berhentinyaproduksikarena
kerusakanfasilitasalat-alatkantor
danmesinproduksi

Rp

7.384.148.871,82

1/4

Rp

1.846.037.217,96

terhentinyaaktifitaskantorkarena
Gedung,asetkantor,Computer&Co
karenakerusakanfasilitasalat-alat
mmunicationCenter
kantordanmesinproduksi

Rp

7.384.148.871,82

1/200

Rp

36.920.744,36

Gedung& asetkantor

Berhentinyaaktifitaskantorkarena
kerusakanfasilitasalat-alatkantor
danmesinproduksi

Rp

7.384.148.871,82

1/8

Rp

923.018.608,98

Terjadipenyebaranpandemidi
daerahjakarta/KLB(KejadianLuar
Biasa)

Staff

Kehilanganstaff/beberapastaff
terjangkitsehinggatidakdapat
bekerja

Theft,Sabotage,
Vandalism

Pencurian/pengerusakan
aset/uang/dokumenolehorang
luar/orangdalam

Asetkantor

Tidakberjalannyalayanankantor
karenahilangnyasalahsatuaset

LaborDisputes

Terjadinyamogokkaryawan

Staff

Tidakberjalannyalayanankantor

80 (high)

1/13

6.16 (low)

Terorism

Terjadiaksiterorismediwilayah
JakartaUtarasehingga
menyebabkanketakutandantidak
beroperasinyafasilitasumum

Staff

Tidakberjalannyalayanankantor
karenahilangnya/ketidakhadiran
staff

80 (high)

1/4

20 (low)

Gedungkantor,aset

Tidakberjalannyalayanankantor
karenahilangnya/kerusakan
gedung/asetkantor

#3

Earthquake

Gempabumimenyebabkan
KerusakanBangunan

Anginribut/puttingbeliung
Hurricane/Typhoon/Cyclo menyebabkankerusakan
ne
bangunan,perangkatjaringan
radiodanjaringanlistrik
Abudangempadariletusan
gunungberapi(terutama
Volcano
krakatau)menyebkankerusakan
bangunan
Pandemik

80 (high)

80 (high)

80 (high)

Acceptance

Asuransi

medium

Avoidance

Banjirmembuatbeberaparuas
jalantidakdapatdiaksessehingga
mengakibatkanterhambatnya
saranatransportasibagistaf

ElectricalStorm

#7

Rp

7.384.148.871,82

Rp

#5

#4

Sistemkomputerdankomunikasi
terpaksadimatikan

Rp

Flood

ElectricalStormmenyebabkan
Fluktuasilistrik,kerusakan
perangkat
listrik/jaringan/komunikasidan
pemadamanlistrik

#6

Computer&Co mmunication
Center

Berhentinyaproduksikarena
kerusakanfasilitasalat-alatkantor
danmesinproduksi

1/20

Meliburkankantorsementara
sewaktuterjadinyabanjir

high

Melakukanpemasanganpenangkal
petir&Surgeprotector

low

Control

Relokasikantorke tempatyang
lebihaman

Melakukanpemasangan
penangkalpetir

1/2

Rp

153.820.237,50

Control

1/179

Rp

10.313.057,08

Acceptance

Meliburkankantorsementara
sewaktuterjadinyagempa

low

Asuransi

1/2

Rp

18.460.372,18

Acceptance

Melakukanperbaikansetelah
terjadinyaanginputtingbeliung

low

Transfer

Asuransi

1/129

Rp

7.155.183,02

Acceptance

Menerimakerusakanyang
mungkinterjadi,denganasumsi
bencanagunungberapitidakakan
pernahterjadi

low

Transfer

Asuransi

Acceptance

Pemberianmaskeruntukkaryawan
yangsakit/Flu

low

CCTV, AccessControlpadatiap
aksespoint

low

Acceptance

low

Transfer
Acceptance

Acceptance

Seluruhresikoditerimadengan
asumsilokasikantorberadajauh
daritarget-targetterorisme

low

Transfer

Asuransi

Acceptance

Seluruhresikoditerimadengan
asumsilokasikantorberadajauh
daritarget-targetterorisme

low

Transfer

Asuransi

Acceptance

Seluruhresikoditerimadengan
asumsilokasikantorberadajauh
daripusatpemerintahan

low

1/10

8 (low)

Human-CausedThreats.

#8
#10

#9

Terjadiperang/kerusuhanyang
mengakibatkansituasidanKondisi
tidakamanbagistaff
#11

Rp

Rp

3.384.148.871,82

7.384.148.871,82

1/20

1/8

Rp

Rp

169.207.443,59

Rp

923.018.608,98

War,Civilunrest

Rp13.015.957,20

1/13

61.534.573,93

Control

Control

CCTV, AccessControlpadatiap
aksespoint
Asuransipencurian
-

1/15
Staff

Tidakberjalannyalayanankantor
karenahilangnya/ketidakhadiran
staff

Gedung

Kerusakangedung mengakibatkan
tidakberjalannyaaktifitaskantor

80 (high)

5,33 (low)

InfrastructureThreat
Terdapatkesalahan
konstruksi/pemilihan
material/usiagedungyangmulai
tua

#14

Building-specificfailures

#12

Terjadikonsleting,gangguan
Non-TIequipment,system
jaringantelekomunikasivoice,
failure
gangguanperalatanDVR

Asetkantor(Listrik&T
elekomunikasi)

#13

Heating/Cooling,Power
failures

Asetkantor(Ventilasi/AC)

Terjadikerusakansistem
pendingingedung

Lampiran 6 : Risk Assessment

Tidakberjalannyaseluruh/sebagian
layanankantorkarena
kerusakan/tidakberjalannyaaset
produksi
Tidakberjalannyaseluruh/sebagian
layanankantorkarena
kerusakan/tidakberjalannyaaset
produksi

Rp

7.384.148.871,82

Rp

7.384.148.871,82

Rp

1.055.561.900,00

1/8

Rp

131.945.237,50

Rp

400.000.000,00

1/3

Rp

133.333.333,33

Rp

73.841.488,72

Control

Perawatanberkala

low

Rp

131.945.237,50

Control

Perawatanberkala

low

Control

Perawatanberkala

1/5

Rp

26.666.666,67

Control

Perawatanberkala

low

Control

Perawatanberkala

1/100

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

Confidential

PRIORITAS

Ancaman

TI-SpecificThreat
Cyberthreat

ThreatEvents/Vulnerability

Terdapatcelahkeamanandi
jaringankomputeryang
dieksploitasiolehhackeruntuk
masukdanmengambilinformasi
confidential

CriticalAsset

Informasi,staff,client

Consequence

Lossofdataor record,bocornya
informasiconfidential(kontrak,
design,pribadi)

APLV
(AssetLossPotentialValue)

EF
(Exposure
Factor)

SLE
(SingleLoss
Expectancy)/SIE(Single

90

ART
(Annualized
Rateof Threat)

1/2

ALE
(AnnualizedLoss
Expectancy)/AIE

Risk
Strategies
(Current)

45 (medium)

Control

Logging,monitoring,pemasangan
Firewall,IPS&IDS

low

low

#14
Penyalahgunaanakunkarena
penggunaanpasswordyanglemah

reputasi

Rusaknyareputasiorganisasi

90

90 (high)

Control

50 (medium)

Control

Antivirus,penggunaanSecure
SecurityGateway

low

26.67(low)

Control

Perawatan(patch)& backup
berkala

low

Virus/worm/malware

Penyebaranvirus/worm/mallware
Informasi
olehstaffataukomputeryang
mengalamikerawanan

Lossofdataor record

50

#16

Equipment/system
failure/Crash

Terjadikerusakan
hardware/software(kesalahan
koding/bug)

Lossofdataor record

80

1/3

1USD=

Rp9.795,00

Alatkantor
Server+ Peralatan
Jaringan
Peralatanruangserver
(PABX+Rack+ACdll)
MesinFotokopi
MercyGenset380kva
Nilaigedungtanpatanah
Total

Rp
Rp
Rp

NilaiResikoInheren
(residualrisk)

Enforcingpassworddengan
kombiasihurufbesar,kecildan
angka,penggantianpassword
berkala,penggunaanSSLuntuk
aplikasiyangdiaskesmelalui
jaringanpublik

#15

Informasi

Kontrol
(Current)

Risk
Strategies
(Alternatif)

Control

Kontrol
(Alternatif)

Co-Location

1.828.586.972
577.431.900
153.130.000

Rp
Rp
Rp
Rp

325.000.000
500.000.000
4.000.000.000 +
7.384.148.872

* datadidapatkandaridataasetperjuli2012

Lampiran 6 : Risk Assessment

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

Confidential
Data&InformasiBencanaDKI Jakartasd.Juni2012
BadanNasionalPenaggulanganBencana(BNPB)-(telahdisesuaikan)
http://dibi.bnpb.go.id

Kejadian

AKSITEROR/
SABOTASE

Provinsi

Kabupaten

Tanggal

Rata-rata
Jarak
kemunculan
(tahun)
(per-tahun)
4
1

Meninggal

Rumahrusak
berat

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

13Agustus2003

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

09September2004

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

17Juli2009

DKIJ AKARTA

JAKARTAUTARA

13Juni1994

DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA

JAKARTABARAT

09Februari1996
16Februari2002

2
6
1

DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA

JAKARTABARAT
JAKARTAPUSAT

13Februari2003
13Februari2003

0
0

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

13Februari2003

DKIJ AKARTA

JAKARTATIMUR

13Februari2003

DKIJ AKARTA

JAKARTAUTARA

13Februari2003

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

30April2003

DKIJ AKARTA

JAKARTATIMUR

02Mei2003

138

DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA

JAKARTABARAT
JAKARTAPUSAT
JAKARTAUTARA

18Mei2003
29Desember2003
29Desember2003

1
0
0

100

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

11Januari2004

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

12Januari2004

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

19Januari2004

DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA

JAKARTATIMUR

19Januari2004
19Februari2004

0
0

DKIJ AKARTA

JAKARTABARAT

20Februari2004

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

20Februari2004

DKIJ AKARTA

JAKARTATIMUR

20Februari2004

DKIJ AKARTA

JAKARTAUTARA

20Februari2004

DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA

24April2004
23Februari2005
06Maret2005

JAKARTATIMUR
JAKARTATIMUR

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

11Desember2005

DKIJ AKARTA

JAKARTATIMUR

23Januari2006

DKIJ AKARTA

JAKARTATIMUR

09Februari2006

DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA

JAKARTATIMUR
JAKARTABARAT

26Februari2006
01Februari2007

1
0

17

764

DKIJ AKARTA

JAKARTAPUSAT

01Februari2007

67

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

01Februari2007

3230

DKIJ AKARTA

JAKARTATIMUR

01Februari2007

16

3022

DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA

JAKARTAUTARA
JAKARTAUTARA
JAKARTATIMUR

01Februari2007
13Juni2007
11Nopember2007

0
0
0

11

DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA

JAKARTABARAT
JAKARTAPUSAT

01Januari2008
01Januari2008

0
0

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

01Januari2008

DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA

JAKARTAUTARA
JAKARTATIMUR
JAKARTABARAT

01Januari2008
02Januari2008
01Februari2008

0
0
0

DKIJ AKARTA

JAKARTAPUSAT

01Februari2008

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

01Februari2008

DKIJ AKARTA

JAKARTATIMUR

01Februari2008

Kerusakanjalan
KM

12
10
9

1
20

14

0
1

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013


Lampiran 7: Data Bencana BNPB

PT.ABC
Kejadian

BANJIR

Confidential
Provinsi

Kabupaten

Tanggal

Rata-rata
Jarak
kemunculan
(tahun)
(per-tahun)
0

DKIJ AKARTA

JAKARTAUTARA

01Februari2008

DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA

JAKARTATIMUR
JAKARTABARAT

27Februari2008
12Maret2008

0
0

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

12Maret2008

DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA

JAKARTATIMUR
JAKARTAUTARA

12Maret2008
12Maret2008

0
0

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

14Maret2008

DKIJ AKARTA

JAKARTATIMUR

14Maret2008

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

15Maret2008

DKIJ AKARTA

JAKARTATIMUR

15Maret2008

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

08September2008

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

10Nopember2008

DKIJ AKARTA

JAKARTATIMUR

10Nopember2008

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

14Nopember2008

DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA

JAKARTATIMUR
JAKARTAUTARA

14Nopember2008
14Nopember2008

0
0

DKIJ AKARTA

JAKARTABARAT

13Januari2009

DKIJ AKARTA

JAKARTAPUSAT

13Januari2009

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

13Januari2009

DKIJ AKARTA

JAKARTATIMUR

13Januari2009

DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA

JAKARTAUTARA
JAKARTAPUSAT

13Januari2009
15Januari2009

0
0

DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA

JAKARTABARAT
JAKARTATIMUR
JAKARTAUTARA

07Februari2009
07Februari2009
07Februari2009

0
0
1

DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA

JAKARTAUTARA
JAKARTABARAT

18Januari2010
13Februari2010

0
0

DKIJ AKARTA

JAKARTATIMUR

13Februari2010

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

18Februari2010

DKIJ AKARTA

JAKARTATIMUR

18Februari2010

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

05Maret2010

DKIJ AKARTA

JAKARTATIMUR

30Juni2010

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

17Agustus2010

DKIJ AKARTA

JAKARTATIMUR

25Agustus2010

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

14September2010

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

26September2010

DKIJ AKARTA

JAKARTATIMUR

04Oktober2010

DKIJ AKARTA

JAKARTAUTARA

04Oktober2010

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

25Oktober2010

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

20Mei2011

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

30Oktober2011

DKIJ AKARTA

JAKARTATIMUR

01Nopember2011

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

15Nopember2011

DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA

JAKARTAUTARA
JAKARTAUTARA
JAKARTATIMUR

24Nopember2011
28Nopember2011
01Desember2011

0
0
0

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

13Desember2011

DKIJ AKARTA

JAKARTABARAT

02April2012

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

02April2012

DKIJ AKARTA

JAKARTATIMUR

02April2012

DKIJ AKARTA

JAKARTAUTARA

27Januari2006

DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA

JAKARTAUTARA
JAKARTAUTARA

20Mei2007
25Nopember2007

1
0

Meninggal

Rumahrusak
berat

Kerusakanjalan
KM

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013


Lampiran 7: Data Bencana BNPB

11
5

PT.ABC
Kejadian

Confidential
Provinsi

Kabupaten

Tanggal

Rata-rata
Jarak
kemunculan
(tahun)
(per-tahun)
0

GELOMBANG
DKIJ AKARTA
PASANG/ABRASI DKIJ AKARTA

JAKARTAUTARA

07Februari2008

JAKARTAUTARA

05Mei2008

DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA

JAKARTAUTARA
JAKARTATIMUR

02Juni2008
14Januari2009

1
0

DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA

JAKARTATIMUR

12Mei2009
28/01/1833
27Agustus1883

4
179
129

DKIJ AKARTA

30Juni2005

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN
KEPULAUAN
SERIBU

22Februari2007

DKIJ AKARTA

JAKARTATIMUR

09Juli2007

DKIJ AKARTA

JAKARTATIMUR

21Juni2012
26April2003

1
10

01April2003

GEMP ABUMI
GUNUNGBERAPI

KECELAKAAN
TRANSPORTASI

KLB(SARS)

DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA

JAKARTAPUSAT

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

DKIJ AKARTA

KLB(Demam
Berdarah)

KONFLIK/
KERUSUHAN
SOSIAL

01Mei2003

01Februari2004

Meninggal

Rumahrusak
berat

Kerusakanjalan
KM

179
129
2

5
54
9

10
1

1
52
35

DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA

JAKARTABARAT
JAKARTAPUSAT

09Agustus2005
09Agustus2005

0
0

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN

09Agustus2005

28

DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA

09Agustus2005
09Agustus2005

0
0

15
2

DKIJ AKARTA

JAKARTATIMUR
JAKARTAUTARA
KEPULAUAN
SERIBU

09Agustus2005

DKIJ AKARTA

JAKARTATIMUR

01Nopember2005

DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA

JAKARTABARAT

01Januari2006
13Mei1998

7
10

DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA

JAKARTAPUSAT
JAKARTAPUSAT

01Juni2008
03Maret2010

2
0

DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA

JAKARTAUTARA
JAKARTABARAT

14April2010
31Mei2010

0
0

DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN
JAKARTAPUSAT

29September2010
11April2006

2
2

DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA

JAKARTAUTARA
JAKARTABARAT

19Maret2008
18Januari2010

2
1

DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA

JAKARTAUTARA
JAKARTABARAT

16September2010
12Desember2011

1
0

DKIJ AKARTA

JAKARTASELATAN
KEPULAUAN
SERIBU
JAKARTAUTARA

25Januari2012

25Januari2012

19Maret2012

JAKARTAUTARA
JAKARTATIMUR

19Maret2012
07Februari2006

1
7

10
288

1026

3
1

3
3

PUTINGBELIUNG

DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA
DKIJ AKARTA
TANAHLONGSOR DKIJ AKARTA

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013


Lampiran 7: Data Bencana BNPB

PT.ABC

Confidential

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA & KUISIONER

Wawancara dan kuisioner dilakukan antara Juli 2012 sampai dengan Desember 2012.
Pada awalnya hanya diberikan kuisioner saja, namun karena kesibukan dan istilah-istilah
yang kurang familiar (meskipun terlampir juga keterangan untuk masing-masing istilah)
menyebabkan responden enggan untuk mengisinya, akhirnya hanya sedikit form kuisioner
yang dikembalikan. Untuk mengatasi masalah ini dan membantu SME dalam pengisian tabel
kuisioner, dilakukan kombinasi antara kuisionerdengan wawancara yaitu dengan cara
mengunjungi masing-masing manajer divisi beserta key-staf satu per satu. Kuisioner dan
wawancara diawali dengan memperlihatkan kebijakan BCM kemudian dilanjutkan dengan
penjelasan singkat mengenai tujuan yang hendak dicapai. Pertanyaan diberikan dan langsung
diisikan ke dalam kolom yang sudah dipersiapkan/predefinisikan sebelumnya.
I.

TRANSKRIP HASIL KUISIONER OLEH DIVISI QUALITY(QA-QC) & SHE


Nama
Jabatan
Tanggal
Tanda Tangan

: A
: Manager Quality & SHE
: Juli 2012
:

Nama
Jabatan
Tanggal
Tanda Tangan

: K
: Supervisor Quality & SHE
: Juli 2012
:

Narasumber yang pertama adalah Bapak A. Bapak A merupakan manajer divisi


Quality&SHE (Safety, Health & Environment) yang sudah berpengalaman dalam
implementasi ISO 9001:2008 dan manajemen SHE beserta Bapak Restu Permadi selaku
Supervisor divisi Q-SHE yang melakukan audit dari proyek ke proyek.
6.3

PERTANYAAN KHUSUS
1. Saya hendak mengimplementasikan BCP di PT. SSP, sebagai pilot projectuntuk
ruang lingkup implementasi BCP akan sesuaikan dengan batasan penelitian pada
karya akhir yaitu :

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

Confidential

Dibatasi langkahnya hanya sampai dengan perancangan dokumen BCP.

Perancangan BCP akan dibatasi pada ruang lingkup Head Office PT SSP
dan tidak membahas perancangan BCP di Cabang maupun proyek.

Tidak membahas sisi Assesment, Sertifikasi, Organizational Environment


dan Change Management sesuai dengan BCI GPG 2008.

Di masa depan dapat dipergunakan sebagai dasar untuk pengembangan BCMS


yang lebih baik. Bagaimana menurut bapak?
Jawab

Untuk pilot project memang sebaiknya membatasi scoop project yang kecil
terlebih dahulu, misalnya di satu divisi atau di fungsi bisnis tertentu dulu. Setelah
pilot project tersebut berhasil baru hasilnya di copy (baca: diterapkan) ke divisi
yang lain. Saya kira ruang lingkupnya yang anda ajukan cukup memadai, malah
cenderung besar karena mencakup seluruh divisi (baca: fungsi bisnis) di kantor
ini.
2. Apa tujuan organisasi dan bagaimana tujuan tersebut diraih?
Jawab :
Tujuan dan budaya organisasi bisa dilihat pada dokumen Perspektif Bisnis
Jangka Menengah PT Satyamitra Surya Perkasa 2009-2011dalam
pernyataan visi dan misi PT SSP. Yaitu untuk "Menjadi perusahaan konstruksi
terbaik

di

Indonesia

dibidangnya

dengan

mengedepankan

kualitas,

memprioritaskan aspek health, safety dan kebijakan lingkungan di setiap aspek


proyek, mengoptimalkan kompetensi dan konsistensi dan memaksimalkan nilai
shareholder mencapai nilai pelanggan dan meningkatkan proses internal yang
berkelanjutan".
Tujuan tersebut diraih dengan mengimplementasikan kebijakan mutu ISO
9001 dimulai dari tahun 1994 dan diperbarui dengan ISO 9001:2008.
3. Apa definisi BCM menurut bapak?
Jawab
Dengan melihat (baca : bercermin) pada tujuan organisasi, kebijakan yang
sudah ada sebelumnya (ISO9001:2008) dan berbagai definisi BCM dalam bab
2 (landasan teori) diskusi dengan bapak A(selaku senior manager divisi
manajemen kualitas) menghasilkan sebuah definisi sebuah BCM untuk PT. SSP
dengan mengacu pada BS 25999 dan fokus untuk meningkatkan kompetensi dan
Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

Confidential
konsistensi dari program yang sudah ada sebelumnya (ISO 9001:2008) yaitu :
"Sebuah program manajemen untuk meningkatkankompetensi dan konsistensi
dalam memenuhi komitmen usaha secara profesional yang senantiasa
memberikan nilai tambah bagi perusahaan dengan cara mencapai resilience
perusahaan dan meningkatkan proses internal secara berkelanjutan".
4. Apakah dalam waktu dekat perusahaan ada rencana untuk ekspansi (maupun
pengembangan produk dan layanan baru) ?
Jawab :
Rencana itu ada seperti penjajakan pada industri energi alternatif, namun hal ini
saya kira berada di luar ruang lingkup program BCM ini.
5. Adakah tanggung jawab untuk memenuhi undang-undang tertentu, peraturan
regulasi kesehatan dan keselamatan?
Jawab :
PT SSP patuh pada OSHAS 18001 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) dan ISO 14000 (belum tersertifikasi) untuk keramahan lingkungan

6.4

PERTANYAAN UMUM
6. Deskripsikan aktivitas / proses bisnis apa saja yang ada di divisi Q-SHE ?
Jawab :

Proses QA : Memastikan pekerjaan proyek dijalankan sesuai dengan


prosedur & instruksi kerja pada ISO9001:2008

Proses QC : Memastikan produk yang dihasilkan sesuai dengan standar


minimum dan keinginan pelanggan

Proses SHE: Memastikan keselamatan kerja untuk semua aspek


pekerjaan

Proses JSA (Job Safety Analysis) : Memastikan pekerjaan proyek


dijalankan sesuai dengan prosedur & instruksi kerja pada OHSAS
18001:2007

7. Kerugian finansial : Dalam rupiah sejauh mana dan separah apa kerugian
finansial (per hari) jika proses tersebut terganggu setelah terjadinya bencana?
PROSES BISNIS
QA

KERUGIAN
FINANSIAL

KETERANGAN

Rp. 300juta

Ketidakmampuan melakukan QA berakibat pada


ketidakmampuan untuk menjaga mutu proses

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

Confidential

QC
SHE
JSA (Job Safety
Analysis)

yang kemungkinan besar akan mempengaruhi


mutu produk (tidak sesuai standar). Pada tahap
penyelesaian akhirnya customer akan meminta
untuk melakukan perbaikan minor terhadap
produk.
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada

8. Kerugian operasional : Secara subyektif,dalam skala numerik antara 0-5 (dimana


0 tidak memiliki dampak sama sekali sampai 5 dampak paling tinggi), dilihat
dari beberapa sisi operasional berikut ini berapakah nilai kerugian operasional
ketika masing-masing proses tidak dapat berjalan?

Cash Clow

Investor Confidence

Legal

Competitive Edge

Moral Karyawan

Customer Satisfaction

Jawab :
OPERATIONAL IMPACTS RANKING
PROSES
BISNIS

Cash Clow

Investor
Confidenc
e

Legal

Competiti
ve Edge

Moral
karyawan

Vendor

Customer
Satisfactio
n

QA

QC

SHE

JSA (Job
Safety
Analysis)

9. Berapa jumlah minimum staf yang anda butuhkan dan kualifikasi apa saja yang
mereka lakukan?
Jawab :
Jumlah minimum staf yang saya butuhkan 1 orang dengan kualifikasi sebagai
berikut ini

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

Confidential
No. Nama/Jabatan Keahlian/Pengetahuan/Pengalaman
- Menguasai ISO90001
- Menguasai OSHAS
- Menguasai Document
Management
(detail kualifikasi dapat dilihat di dokumen persyaratan kualifikasi jabatan)
1

Restu
Permadi

10. Sumber daya apa saja yang anda butuhkan untuk dapat meresume pekerjaan
anda disaat terjadinya bencana
No.
1

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

14
15
16
17

Nama Sumber
Daya
Ruangan Khusus

Meja+Kursi
PC
Laptop
Handphone
Telpon
Telpon
(shared)
Fax
(shared)
Mesin ketik
Networking
(shared)
Printer
Printer
(shared)
Ruang Meeting
(shared)

Alat tulis
Filling Cabinet
Kamera

Spesifikasi
Dimensi 3x3m,
Dilengkapi
dengan
pengaman (pintu
berkunci)

Quantity

Keterangan

2 pasang
2 pcs

1 line
1

2 line

1
Untuk
menampung
meeting
6-12
orang

14Mpix

1
2

11. Berapa lama waktu (dalam hari) gangguan yang dapat ditoleransi oleh proses
bisnis ini berdasarkan level dampak finansial dan operasional ? Atau dalam kata
lain berapa lama proses bisnis ini dapat mati hingga tidak dapat diteruskan lagi
(disebut Maximum Tolerable of Distruption/MTD)?

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC

Confidential

PROSES BISNIS
QA

MTD
14

QC
14

SHE

JSA (Job Safety


Analysis)

30

30

KETERANGAN
Dalam keadaan normal proses QA dilakukan secara
manual (di catat dalam worklog) sehingga diperkirakan
masih dapat bertahan selama 14 hari tanpa sistem TI
Sama seperti proses QA, dalam keadaan normal proses
QC dilakukan secara manual (di catat dalam worklog)
malah pada proses QC hanya dilakukan ketika sebuah
produk sudah jadi baru sesudah itu dilakukan
benchmark dengan standar yang dimiliki PT SSP.
Proses SHE dilakukan secara manual (di catat dalam
worklog) sehingga diperkirakan masih dapat bertahan
selama 30 hari tanpa sistem TI
Proses JSA dilakukan secara manual (di catat dalam
worklog) sehingga diperkirakan masih dapat bertahan
selama 30 hari tanpa sistem TI

Work around procedures memungkinkan proses bisnis untuk tetap berjalan ketika
sumber daya TI maupun non TI tidak tersedia dengan menjalankan metode
alternatif. Metode alternatif ini seringkali melibatkan proses manual, cenderung
sementara, kurang efisien atau seringkali lebih mahal dibandingkan dengan prosedur
normal.
12. Adakah work around procedures yang telah terdokumentasi dengan baik untuk
proses anda ?

PROSES BISNIS
QA

Adakah
workaround
procedures
Yes

KETERANGAN

SHE

Yes

Penggunaan FAX dan Telepon memadai untuk


penyampaian laporan bulanan
Penggunaan CD/DVD Rom untuk melakukan
pengiriman gambar melalui jasa paket dapat
dipertimbangkan sebagai Work around di saat tidak
berjalanny sistem email dan file serve
Proses bisnis ini masih manual

JSA (Job Safety


Analysis)

Yes

Proses bisnis ini masih manual

QC
Yes

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

PT.ABC
II.

Confidential

TRANSKRIP HASIL KUISIONEROLEH DIVISITI


Nama
Jabatan
Tanggal
Tanda Tangan

: B
: Manajer IT
: Agustus 2012
:

SME dari divisi TI adalah Bp. B selaku manager divisi TI. Bapak B memiliki
pengetahuan yang mendalam mengenai berbagai bisnis proses di PT SSP karena ikut
terlibat dalam implementasi ERP pada rentang waktu 2010-2012. Bapak B juga yang
ikut membantu beberapa divisi untuk mengidentifikasi bisnis proses yang ada di
divisinya.
6.5

PERTANYAAN KHUSUS
1. Apakah PT SSP memiliki DRP/C?
Jawab :
Sayangnya sampai saat ini kami belum memiliki fasilitas DRC maupun rencana
DRP, mungkin penelitian anda saat ini bisa menjustifikasi biaya untuk membuat
sebuah DRC
2. Adakah solusi/strategi backup saat ini?
Jawab :
Saat ini PT SSP mengandalkan backup dengan mempergunakan file server untuk
mempool data kemudian data tersebut ditulis tape backup Ultrium LTO
berkapasitas 1.4 TB.
3. Berapa jangka waktu antara backup?
Jawab :
Kami melakukan backup setiap tengah malam (satu hari sekali) untuk data-data
sebagai berikut ini :
-

PDC

File server beserta ACL(berisi seluruh data perusahaan)

Email

Database ERP

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

10

PT.ABC

Confidential

4. Berapa besar resiko kehilangan data?


Jawab :
Resiko kehilangan data ada namun sangat kecil, karena kami menggunakan 2
storage server mirror satu sama lain. Meskipun secara fisik salah satu/beberapa
HDD mati kemungkinan data masih dapat diselamatkan kecuali apabila kedua
storage tersebut hancur total.
5. Berapa persen kemungkinan kerusakan seluruh peralatan TI pada satu event?
Jawab :
Dari pengalaman kami saat menghadapi badai petir beberapa saat lalu 2 harddisk
mati, dan salah satu perangkat jaringan hangus terbakar. Jika dikuantifikasi
mungkin event itu mengenai sekitar 1/8 dari total perangkat yang dimiliki PT.
SSP.
6.6

PERTANYAAN UMUM
6. Deskripsikan aktivitas / proses bisnis apa saja yang ada di divisi TI ?
Jawab :

Technical Support: Memberi dukungan teknis yang berhubungan


dengan TI kepada proses bisnis lain, berupa infrastruktur TI, perangkat
lunak, layanan, maupun dukungan teknis lainnya.

Pengadaan: Melakukan pemenuhan kebutuhan komputer dari HO ke


proyek (berdasarkan PBA)

7. Kerugian finansial : Dalam rupiah sejauh mana dan separah apa kerugian
finansial (per hari) jika proses tersebut terganggu setelah terjadinya bencana?
PROSES BISNIS
Technical Support
Pengadaan

KERUGIAN
FINANSIAL

KETERANGAN

Tidak ada

Rp. 15 juta
Karena kenaikan nilai dolar

8. Kerugian operasional : Secara subyektif,dalam skala numerik antara 0-5 (dimana


0 tidak memiliki dampak sama sekali sampai 5 dampak paling tinggi), dilihat

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

11

PT.ABC

Confidential
dari beberapa sisi operasional berikut ini berapakah nilai kerugian operasional
ketika masing-masing proses tidak dapat berjalan?

Cash Clow

Investor Confidence

Legal

Competitive Edge

Moral Karyawan

Customer Satisfaction

Jawab :
OPERATIONAL IMPACTS RANKING
PROSES
BISNIS
Technical
Support
Pengadaan

Cash
Clow

Legal

Competit
ive Edge

Moral
karyawa
n

Vendor

Customer
Satisfacti
on

9. Berapa jumlah minimum staf yang anda butuhkan dan kualifikasi apa saja yang
mereka lakukan?
Jawab :
Jumlah minimum staf yang saya butuhkan 3 orang dengan kualifikasi sebagai
berikut ini
No.

Nama/Jabatan

Keahlian/Pengetahuan/Pengalaman

Andhika
Kurniawan

- Programming (C#, C++)


- SAP : Reporting, troubleshoting
- Database (MSSQL)

Paul Danuardi

Prabowo Priyo
Ardhiatno

- Asset Management
- Purchasing
- Vendor Management
- License Management
- Network Infrastructure : Troubleshoting,
maintenance
- Linux
- Windows Server : Active Directories
- Backup/Restore

(detail kualifikasi dapat dilihat di dokumen persyaratan kualifikasi jabatan)


Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

12

PT.ABC

Confidential

10. Sumber daya apa saja yang anda butuhkan untuk dapat meresume pekerjaan
anda disaat terjadinya bencana
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Nama Sumber
Daya
Ruangan Khusus
Meja+Kursi
PC
Laptop
Handphone
Telpon
Telpon
(shared)
Fax
(shared)
Mesin ketik
Networking
(shared)
Printer
Printer
(shared)
Ruang Meeting
(shared)
Alat tulis
Filling Cabinet

Spesifikasi

Quantity

Dimensi 5x5m

Keterangan

1
4 pasang
4 set
1 pcs

1 line
1 line

4 line

1
Untuk
orang

4-10

11. Berapa lama waktu (dalam hari) gangguan yang dapat ditoleransi oleh proses
bisnis ini berdasarkan level dampak finansial dan operasional ? Atau dalam kata
lain berapa lama proses bisnis ini dapat mati hingga tidak dapat diteruskan lagi
(disebut Maximum Tolerable of Distruption/MTD)?
PROSES BISNIS
Technical Support

MTD

Pengadaan

KETERANGAN
Pada saat terjadinya bencana dukungan teknis dirasa
sangat dibutuhkan terutama untuk pemulihan di tempat
darurat
Pemeliharaan alat dapat ditunda selama 7 hari

Work around procedures memungkinkan proses bisnis untuk tetap berjalan ketika
sumber daya TI maupun non TI tidak tersedia dengan menjalankan metode
alternatif. Metode alternatif ini seringkali melibatkan proses manual, cenderung
sementara, kurang efisien atau seringkali lebih mahal dibandingkan dengan prosedur
normal.

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

13

PT.ABC

Confidential

12. Adakah work around procedures yang telah terdokumentasi dengan baik untuk
proses anda ?

Technical Support

Adakah
workaround
procedures
No

Tidak ada workaround procedure

Pengadaan

Yes

Proses manual

PROSES BISNIS

KETERANGAN

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

14

PT.ABC
III.

Confidential

TRANSKRIP HASIL KUISIONER OLEH DIVISI MARKETING


Nama
Jabatan
Tanggal
Tanda Tangan

: C
: Manager Procurement (Puchasing)
: Agustus September 2012
:

Bapak C merupakan salah satu dari 3 merketing. Bersama-sama bapak D yang


merupakan marketing khusus daerah indonesia timur dan bapak JS yang merupakan
kepala bagian marketing.
6.7

PERTANYAAN UMUM
1. Deskripsikan aktivitas / proses bisnis apa saja yang ada di divisi MARKETING
saat ini ?
Jawab :

Pemasaran :Melakukan pengiklanan kepada rekanan juga pencarian


proyek-proyek baru yang potensial berdasarkan informasi dari data
rekanan internal, rekanan tetap, maupun berita surat kabar

Tender : Proses tender, mulai dari proses menyiapkan dokumen tender


sampai dengan melakukan tender itu sendiri.

Kontrak :Dilakukan setelah proyek didapatkan (tender dimenangkan),


didalam kontrak juga termuat BoQ (Bill of Quantity) yang berisi
deskripsi pekerjaan, unit dan harga satuan pekerjaan

Customer Relationship : Menjaga hubungan baik dengan klien.

2. Kerugian finansial : Dalam rupiah sejauh mana dan separah apa kerugian
finansial (per hari) jika proses tersebut terganggu setelah terjadinya bencana?
PROSES BISNIS

KERUGIAN
FINANSIAL

Pemasaran

KETERANGAN

Rp. 111juta

Estimasi didapatkan dari nilai rata-rata proyek


sebesar 20 M untuk jangka waktu 6-24 bulan.
20M/180 hari = 111 juta

Rp. 111juta

Estimasi didapatkan dari nilai rata-rata proyek


sebesar 20 M untuk jangka waktu 6-24 bulan.
20M/180 hari = 111 juta

Tender

Kontrak

Customer
Relationship

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

15

PT.ABC

Confidential

3. Kerugian operasional : Secara subyektif,dalam skala numerik antara 0-5 (dimana


0 tidak memiliki dampak sama sekali sampai 5 dampak paling tinggi), dilihat
dari beberapa sisi operasional berikut ini berapakah nilai kerugian operasional
ketika masing-masing proses tidak dapat berjalan?

Cash Clow

Investor Confidence

Legal

Competitive Edge

Moral Karyawan

Customer Satisfaction

Jawab :

OPERATIONAL IMPACTS RANKING


PROSES BISNIS
Cash
Clow

Investor
Confiden
ce

Legal

Competit
ive Edge

Moral
karyawan

Vendor

Customer
Satisfacti
on

Pemasaran

Tender

Kontrak

Customer
Relationship

4. Sumber daya apa saja yang anda butuhkan untuk dapat meresume pekerjaan
anda disaat terjadinya bencana
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Nama Sumber Daya


Ruangan Khusus
Meja+Kursi
PC
Laptop
Handphone
Telpon
Telpon
(shared)
Fax
(shared)
Mesin ketik

Spesifikasi

Quantity

Keterangan

3
3
3
3
1

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

16

PT.ABC
10
11
12
13
14
15
16
17

Confidential
Networking
(shared)
Printer
Printer
(shared)
Ruang Meeting
(shared)
Alat tulis
Filling Cabinet
Modem portable

1
Warna A3+

Mempung 6-10
orang

5. Berapa lama waktu (dalam hari) gangguan yang dapat ditoleransi oleh proses
bisnis ini berdasarkan level dampak finansial dan operasional ? Atau dalam kata
lain berapa lama proses bisnis ini dapat mati hingga tidak dapat diteruskan lagi
(disebut Maximum Tolerable of Distruption/MTD)?
PROSES BISNIS
Pemasaran

MTD
7

Tender

Kontrak

Customer
Relationship

KETERANGAN

Work around procedures memungkinkan proses bisnis untuk tetap berjalan ketika
sumber daya TI maupun non TI tidak tersedia dengan menjalankan metode
alternatif. Metode alternatif ini seringkali melibatkan proses manual, cenderung
sementara, kurang efisien atau seringkali lebih mahal dibandingkan dengan prosedur
normal.
6. Adakah work around procedures yang telah terdokumentasi dengan baik untuk
proses anda ?

PROSES BISNIS

Adakah
workaround
procedures

KETERANGAN

Yes

Penggunaan Laptop dan Microsoft Outlook untuk


menyimpan data-data kontak rekanan beserta
estimasi sisa sumber daya sehingga marketing tetap
dapat bekerja.

Yes

Proses tender merupakan proses manual yang tidak


terlalu bergantung pada teknologi, namun keberadaan
teknologi dapat membantu mempercepat menambah
akurasi estimasi

Pemasaran

Tender

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

17

PT.ABC

Confidential
Kontrak

Yes

Proses kontrak sepenuhnya merupakan proses manual

Customer
Relationship

Yes

Penggunaan komputer pribadi/laptop + modem masih


memadai untuk bisnis proses ini.

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

18

PT.ABC
IV.

Confidential

TRANSKRIP HASIL KUISIONER OLEH DIVISI OPERATION

Nama
Jabatan
Tanggal
Tanda Tangan
6.8

: F
: GM Operation Division
: Agustus September 2012
:

PERTANYAAN UMUM

1. Deskripsikan aktivitas / proses bisnis apa saja yang ada di divisi OPERATION
saat ini ?
Jawab :
Secara garis besar divisi operation hanya melakukan control proyek, namun
divisi operation memiliki 2 sub divisi lainnya yaitu engineering sub division dan
construction sub division.

Control Proyek :Memastikan proyek berjalan tepat waktu, sesuai mutu


dan biaya

2. Kerugian finansial : Dalam rupiah sejauh mana dan separah apa kerugian
finansial (per hari) jika proses tersebut terganggu setelah terjadinya bencana?
PROSES BISNIS
Control Proyek

KERUGIAN
FINANSIAL
Rp.28juta

KETERANGAN
Penalty sebesar 0.01 (permil) dari nilai kontrak
diambil dari retensi yang disetorkan di awal
berjalannya kontrak 20M*0.01/7

3. Kerugian operasional : Secara subyektif,dalam skala numerik antara 0-5 (dimana


0 tidak memiliki dampak sama sekali sampai 5 dampak paling tinggi), dilihat
dari beberapa sisi operasional berikut ini berapakah nilai kerugian operasional
ketika masing-masing proses tidak dapat berjalan?

Cash Clow

Investor Confidence

Legal

Competitive Edge

Moral Karyawan

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

19

PT.ABC

Confidential

Customer Satisfaction

Jawab :

OPERATIONAL IMPACTS RANKING


PROSES BISNIS
Cash
Clow

Investor
Confiden
ce

Legal

Competit
ive Edge

Moral
karyawan

Vendor

Customer
Satisfacti
on

Control Proyek

4. Berapa jumlah minimum staf yang anda butuhkan dan kualifikasi apa saja yang
mereka lakukan?
Jawab :
Jumlah minimum staf yang saya butuhkan 1 orang dengan kualifikasi sebagai
berikut ini
No.

Nama/Jabatan

Keahlian/Pengetahuan/Pengalaman

Novi (Sekertaris - Sekertaris


divisi operation) - Arrange rapat dengan PM/SM
- Olah dokumen
- Distribusi surat

5. Sumber daya apa saja yang anda butuhkan untuk dapat meresume pekerjaan
anda disaat terjadinya bencana
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Nama Sumber
Daya
Ruangan Khusus
Meja+Kursi
PC
Laptop
Handphone
Telpon
Telpon
(shared)
Fax
(shared)
Mesin ketik
Networking
(shared)
Printer
Printer
(shared)
Ruang Meeting

Spesifikasi
3x4m

Quantity

Keterangan

1
2
2

2
1

2 line

1
Untuk

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

20

PT.ABC

Confidential
(shared)

14
15
16
17

menampung
meeting
2-8
orang

Alat tulis
Filling Cabinet

6. Berapa lama waktu (dalam hari) gangguan yang dapat ditoleransi oleh proses
bisnis ini berdasarkan level dampak finansial dan operasional ? Atau dalam kata
lain berapa lama proses bisnis ini dapat mati hingga tidak dapat diteruskan lagi
(disebut Maximum Tolerable of Distruption/MTD)?
PROSES BISNIS
Control Proyek

MTD
4

KETERANGAN
Proyek masih dapat berjalan tanpa kontrol dengan
toleransi gangguan selama 4 hari

Work around procedures memungkinkan proses bisnis untuk tetap berjalan ketika
sumber daya TI maupun non TI tidak tersedia dengan menjalankan metode
alternatif. Metode alternatif ini seringkali melibatkan proses manual, cenderung
sementara, kurang efisien atau seringkali lebih mahal dibandingkan dengan prosedur
normal.
7. Adakah work around procedures yang telah terdokumentasi dengan baik untuk
proses anda ?

PROSES BISNIS

Adakah
workaround
procedures

KETERANGAN

Yes

Penggunaan PDF untuk melihat schedule proyek (dari


Ms. Project maupun Primavera) memiliki tingkat detail
yang masih sangat sangat memadai untuk melakukan
kontrol proyek

Control Proyek

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

21

PT.ABC
V.

Confidential

TRANSKRIP HASIL KUISIONER OLEH DIVISI ENGINEERING


Nama
Jabatan
Tanggal
Tanda Tangan

6.9

: G
: Sr. Manajer ENGINEERING
: September 2012
:

PERTANYAAN UMUM
1. Deskripsikan aktivitas /

proses

bisnis apa

saja

yang ada di

sub-

divisiENGINEERsaat ini ?
Jawab :

Design : Melakukan desain berdasarkan spesifikasi proyek

Estimate :Melakukan estimasi kasar sebuah proyek

Melakukan risk management proyek: studikelayakan (feasibility


analysis) dari faktor (owner, lokasi geografis, lingkungan sosial,
infrastruktur pendukung)

2. Kerugian finansial : Dalam rupiah sejauh mana dan separah apa kerugian
finansial (per hari) jika proses tersebut terganggu setelah terjadinya bencana?
PROSES BISNIS

KERUGIAN
FINANSIAL

Design

Rp.444juta

KETERANGAN
Berkaitan erat dengan kesalahan dalam
melakukan planning oleh divisi PPC. Kesalahan
design (diikuti oleh kesalahan estimasi dan
planning) pernah menyebabkan nilai kerugian
sebesar 20% dari nilai proyek (sekitar Rp.
80 M/6 bulan=Rp.444.444.444,-)

Estimate

Rp.444juta

Berkaitan erat dengan kesalahan dalam


melakukan planning oleh divisi PPC. Kesalahan
design (diikuti oleh kesalahan estimasi dan
planning) pernah menyebabkan nilai kerugian
sebesar 20% dari nilai proyek (sekitar Rp.
80 M/6 bulan=Rp.444.444.444,-)

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

22

PT.ABC

Confidential

Melakukan risk
management
proyek

Meskipun belum pernah terjadi, kesalahan dalam


melakukan risk management proyek berpotensi
mengakibatkan kerugian yang cukup besar.
Estimasi Rp.30juta/hari karena faktor owner,
lokasi geografis, lingkungan sosial, infrastruktur
pendukung

Rp.30juta

3. Kerugian operasional : Secara subyektif,dalam skala numerik antara 0-5 (dimana


0 tidak memiliki dampak sama sekali sampai 5 dampak paling tinggi), dilihat
dari beberapa sisi operasional berikut ini berapakah nilai kerugian operasional
ketika masing-masing proses tidak dapat berjalan?

Cash Clow

Investor Confidence

Legal

Competitive Edge

Moral Karyawan

Customer Satisfaction

Jawab :

OPERATIONAL IMPACTS RANKING


PROSES BISNIS
Cash
Clow

Investor
Confiden
ce

Legal

Competit
ive Edge

Moral
karyawan

Vendor

Customer
Satisfacti
on

Design

Estimate

Melakukan
risk
management
proyek

4. Berapa jumlah minimum staf yang anda butuhkan dan kualifikasi apa saja yang
mereka lakukan?
Jawab :
Jumlah minimum staf yang saya butuhkan 1 orang dengan kualifikasi sebagai
berikut ini

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

23

PT.ABC

Confidential
No. Nama/Jabatan Keahlian/Pengetahuan/Pengalaman
- S1 Teknik sipil
- S1 Teknik sipil
- Berpengalaman dan menguasai
program Autocad
(detail kualifikasi dapat dilihat di dokumen persyaratan kualifikasi jabatan)
1
2
3

Andreas
Sulis
Tirsa (drafter)

5. Sumber daya apa saja yang anda butuhkan untuk dapat meresume pekerjaan
anda disaat terjadinya bencana
No.
1
2
3

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Nama Sumber
Daya
Ruangan Khusus
Meja+Kursi
PC

Laptop
Handphone
Telpon
Telpon
(shared)
Fax
(shared)
Mesin ketik
Networking
(shared)
Printer
Printer
Printer
(shared)
Ruang Meeting

13

Ruang Meeting
(shared)

14

Alat tulis

15
16
17

Filling Cabinet

Spesifikasi
4x5m
Dengan
dedicated VGA
+ RAM 4GB
minimum

Quantity

Keterangan

1
4
4

- Ploter A0
- Warna A3+
Laser A3+

1
1
1

Ruang meeting
untuk 4-6 orang
Ruang meeting
untuk
6-12
orang

- Pinsil
- Penghapus

6. Berapa lama waktu (dalam hari) gangguan yang dapat ditoleransi oleh proses
bisnis ini berdasarkan level dampak finansial dan operasional ? Atau dalam kata
lain berapa lama proses bisnis ini dapat mati hingga tidak dapat diteruskan lagi
(disebut Maximum Tolerable of Distruption/MTD)?
PROSES BISNIS
Design

MTD
4

KETERANGAN

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

24

PT.ABC

Confidential

Estimate

Melakukan risk
management
proyek

14

Work around procedures memungkinkan proses bisnis untuk tetap berjalan ketika
sumber daya TI maupun non TI tidak tersedia dengan menjalankan metode
alternatif. Metode alternatif ini seringkali melibatkan proses manual, cenderung
sementara, kurang efisien atau seringkali lebih mahal dibandingkan dengan prosedur
normal.
7. Adakah work around procedures yang telah terdokumentasi dengan baik untuk
proses anda ?

PROSES BISNIS

Adakah
workaround
procedures

KETERANGAN

Yes

Penggunaan laptop saat ini sudah sangat memadai


untuk desain gambar, yang menjadi masalah adalah
keamanan data yang ada di laptop itu sendiri.

Design

Estimate

Yes

Sebelum digunakannya Autodesk Land desktop


engineer sudah terbiasa melakukan perhitungan
menggunakan spreedsheet excel. Laptop/komputer
pribadi masih sangat memadai untuk melakukan
perhitungan ini.
Sistem lisensi pada autodesk land desktop
memungkinkan lisensi untuk dipindahkan ke komputer
lain. Dengan syarat pada satu saat hanya satu
komputer yang aktif

Melakukan risk
management
proyek

Yes

Pada dasarnya proses bisnis ini adalah proses bisnis


manual yang tidak terlalu banyak melibatkan
komputer

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

25

PT.ABC
VI.

Confidential

TRANSKRIP HASIL KUISIONER OLEH DIVISI CONSTRUCTION


Nama
Jabatan
Tanggal
Tanda Tangan

: H
: Sr. Manajer CONSTRUCTION
: September 2012
:

6.10 PERTANYAAN UMUM


1. Deskripsikan aktivitas /

proses

bisnis apa

saja

yang ada di

sub-

divisiCONSTRUCTION saat ini ?


Jawab :
Untuk di proyek divisi konstruksi yang melakukan pembangunan berdasarkan
desain dan jadwal yang telah disusun sebelumnya, namun untuk di head office
secara praktis kami hanya melakukan monitoring dari laporan yang diberikan
oleh PM/SM terhadap desain dan jadwal yang telah disusun sebelumnya.

Monitoring proses konstuksi:Melakukan monitoring proses konstruksi


masing-masing proyek terhadap desain dan schedule yang telah dibuat
oleh Operation, PPC dan Engineer

2. Kerugian finansial : Dalam rupiah sejauh mana dan separah apa kerugian
finansial (per hari) jika proses tersebut terganggu setelah terjadinya bencana?
KERUGIAN
FINANSIAL

PROSES BISNIS

Monitoring
proses
konstuksi

KETERANGAN
Impact langsung terhadap aspek finansial
mungkin tidak ada, namun dampaknya akan terasa
secara tidak langsung

3. Kerugian operasional : Secara subyektif,dalam skala numerik antara 0-5 (dimana


0 tidak memiliki dampak sama sekali sampai 5 dampak paling tinggi), dilihat
dari beberapa sisi operasional berikut ini berapakah nilai kerugian operasional
ketika masing-masing proses tidak dapat berjalan?

Cash Clow

Investor Confidence

Legal

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

26

PT.ABC

Confidential

Competitive Edge

Moral Karyawan

Customer Satisfaction

Jawab :

OPERATIONAL IMPACTS RANKING


PROSES BISNIS
Cash
Clow

Investor
Confiden
ce

Legal

Competit
ive Edge

Moral
karyawan

Vendor

Customer
Satisfacti
on

Design

4. Berapa jumlah minimum staf yang anda butuhkan dan kualifikasi apa saja yang
mereka lakukan?
Jawab :
Construction manager langsung membawahi PM dan SM, jika ditanya minimum
staf yang dibutuhkan jawabannya adalah sebanyak proyek yang ada. (detail
kualifikasi dapat dilihat di dokumen persyaratan kualifikasi jabatan)
5. Sumber daya apa saja yang anda butuhkan untuk dapat meresume pekerjaan
anda disaat terjadinya bencana
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
13

Nama Sumber
Daya
Ruangan Khusus
Meja+Kursi
PC
Laptop
Handphone
Telpon
Telpon
(shared)
Fax
(shared)
Mesin ketik
Networking
(shared)
Printer
Printer
(shared)
Ruang Meeting
Ruang Meeting
(shared)

Spesifikasi
4x5m

Quantity

Keterangan

1
2
1

Laser A3+

Ruang meeting
untuk 4-6 orang
Ruang meeting
untuk
6-12
orang

Untuk melakukan mencetak schedule

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

27

PT.ABC
14
15
16
17

Confidential
Alat tulis
Filling Cabinet

6. Berapa lama waktu (dalam hari) gangguan yang dapat ditoleransi oleh proses
bisnis ini berdasarkan level dampak finansial dan operasional ? Atau dalam kata
lain berapa lama proses bisnis ini dapat mati hingga tidak dapat diteruskan lagi
(disebut Maximum Tolerable of Distruption/MTD)?
PROSES BISNIS
Design

MTD
4

Estimate

Melakukan risk
management
proyek

14

KETERANGAN

Work around procedures memungkinkan proses bisnis untuk tetap berjalan ketika
sumber daya TI maupun non TI tidak tersedia dengan menjalankan metode
alternatif. Metode alternatif ini seringkali melibatkan proses manual, cenderung
sementara, kurang efisien atau seringkali lebih mahal dibandingkan dengan prosedur
normal.
7. Adakah work around procedures yang telah terdokumentasi dengan baik untuk
proses anda ?

PROSES BISNIS

Adakah
workaround
procedures

KETERANGAN

Yes

Penggunaan laptop saat ini sudah sangat memadai


untuk desain gambar, yang menjadi masalah adalah
keamanan data yang ada di laptop itu sendiri.

Design

Estimate

Yes

Sebelum digunakannya Autodesk Land desktop


engineer sudah terbiasa melakukan perhitungan
menggunakan spreedsheet excel. Laptop/komputer
pribadi masih sangat memadai untuk melakukan
perhitungan ini.
Sistem lisensi pada autodesk land desktop
memungkinkan lisensi untuk dipindahkan ke komputer
lain. Dengan syarat pada satu saat hanya satu
komputer yang aktif

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

28

PT.ABC

Confidential

Melakukan risk
management
proyek

Yes

Pada dasarnya proses bisnis ini adalah proses bisnis


manual yang tidak terlalu banyak melibatkan
komputer

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

29

PT.ABC
VII.

Confidential

TRANSKRIP HASIL KUISIONER OLEH DIVISI PPC


Nama
Jabatan
Tanggal
Tanda Tangan

: I
: Sr. Manajer PPC
: September 2012
:

Nama
Jabatan
Tanggal
Tanda Tangan

: J
: PPC
: September 2012
:

6.11 PERTANYAAN UMUM

1. Deskripsikan aktivitas / proses bisnis apa saja yang ada di divisi PPC saat ini ?
Jawab :

Planning : Melakukan validasi project budget dan schedule berdasarkan


input dari sub-divisi engineering dan construction (PM/SM)

Control Proyek:Melakukan Input, Validasi data PBA berdasarkan form


PBA maupun hasil input PBA di proyek. Mengenai PBA dapat
dikategorikan sebagai berikut ini :
o PBA_N1: PBA dibuat di HO dan dibeli di HO
o PBA_N2: PBA dibuat di proyek dan barang di beli di HO
(Jakarta)
o PBA N3: PBA dibuat di proyek dan barang di beli di proyek
(untuk barang < Rp.20juta)
Selain itu kontrol proyek juga meliputi proses :
* Validasi permintaan kebutuhan dana operasional proyek
* Validasi progress report proyek"

Pembuatan Project Performance Report:Laporan mengenai plan vs


actual seluruh aktivitas proyek yang telah direncanakan di atas

2. Kerugian finansial : Dalam rupiah sejauh mana dan separah apa kerugian
finansial (per hari) jika proses tersebut terganggu setelah terjadinya bencana?

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

30

PT.ABC

Confidential

PROSES BISNIS

KERUGIAN
FINANSIAL

KETERANGAN

Planning

Kesalahan dalam melakukan planning pernah


menyebabkan nilai kerugian sebesar 20% dari
nilai proyek (sekitar Rp.

Rp.444juta

80 M/6 bulan=Rp.444.444.444,-)
Control Proyek

Susah untuk di kuantifikasi sekalipun tidak


dikontrol belum tentu sebuah proyek akan rugi.
Tetapi jika dikuantifikasi : misalkan terjadi
ketidakmampuan untuk mengontrol proyek maka
akan berpotensi kecurangan/ketidak normalan :
misal 20juta/hari

Rp.20juta

Pembuatan Project
Performance
Report

Tidak memiliki dampak finansial


-

3. Kerugian operasional : Secara subyektif,dalam skala numerik antara 0-5 (dimana


0 tidak memiliki dampak sama sekali sampai 5 dampak paling tinggi), dilihat
dari beberapa sisi operasional berikut ini berapakah nilai kerugian operasional
ketika masing-masing proses tidak dapat berjalan?

Cash Clow

Investor Confidence

Legal

Competitive Edge

Moral Karyawan

Customer Satisfaction

Jawab :
OPERATIONAL IMPACTS RANKING

Planning

Investor
Confiden
ce
4

Control Proyek

Pembuatan
Project
Performance
Report

PROSES BISNIS

Cash
Clow

Legal

Competit
ive Edge

Moral
karyawan

Vendor

Customer
Satisfacti
on
3

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

31

PT.ABC

Confidential
4. Berapa jumlah minimum staf yang anda butuhkan dan kualifikasi apa saja yang
mereka lakukan?
Jawab :
Jumlah minimum staf yang saya butuhkan 1 orang dengan kualifikasi sebagai
berikut ini
No. Nama/Jabatan Keahlian/Pengetahuan/Pengalaman
Pemahaman mendalam
mengenai bisnis proses
konstruksi.
- SAP
2
- Verifikasi dan validasi input PBA
- Pengetahuan dasar mengenai
material dan alat
5. Sumber daya apa saja yang anda butuhkan untuk dapat meresume pekerjaan
1

J/PPC & SAP


Project
Manager
Prihbadi
Wahyu
Triatmojo

anda disaat terjadinya bencana


No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Nama Sumber
Daya
Ruangan Khusus
Meja+Kursi
PC
Laptop
Handphone
Telpon
Telpon
(shared)
Fax
(shared)
Mesin ketik
Networking
(shared)
Printer
Printer
(shared)
Ruang Meeting
(shared)

14

Alat tulis

15
16
17

Filling Cabinet

Spesifikasi

Quantity

Keterangan

3
3
1

3
1

1
Ruang meeting
untuk
6-12
orang
- Paperclip
- Staples
- Paper-holer

Menyimpan form PBA

6. Berapa lama waktu (dalam hari) gangguan yang dapat ditoleransi oleh proses
bisnis ini berdasarkan level dampak finansial dan operasional ? Atau dalam kata
Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

32

PT.ABC

Confidential
lain berapa lama proses bisnis ini dapat mati hingga tidak dapat diteruskan lagi
(disebut Maximum Tolerable of Distruption/MTD)?

PROSES BISNIS
Planning

MTD
3

Control Proyek

Pembuatan
Project
Performance
Report

KETERANGAN

Work around procedures memungkinkan proses bisnis untuk tetap berjalan ketika
sumber daya TI maupun non TI tidak tersedia dengan menjalankan metode
alternatif. Metode alternatif ini seringkali melibatkan proses manual, cenderung
sementara, kurang efisien atau seringkali lebih mahal dibandingkan dengan prosedur
normal.
7. Adakah work around procedures yang telah terdokumentasi dengan baik untuk
proses anda ?

PROSES BISNIS

Adakah
workaround
procedures

Penggunaan/sewa metting room di hotel sudah sering


dilakukan.

Planning

Yes

Control Proyek

Pembuatan
Project
Performance
Report

KETERANGAN

Sumber daya (data-data, autodesk landesktop) untuk


melakukan estimasi sebagian besar dapat dipindahkan
ke laptop untuk sementara.

Yes

Proses bisnis saat ini yang masing menggunakan Form


fisik secara tidak langsung menjadi work around
procedures. Karena karena proses validasi berjalan
secara manual dan karena keterbatasan sumber daya,
sedapat mungkin ERP tidak mati lebih dari 2 hari untuk
menghindari penumpukan data (50 PBA/hari, 1 PBA
dapat terdiri dari beberapa halaman/banyak item)

Yes

Laporan Project Performance dilakukan secara manual


berdasarkan data lapangan. Hal ini dilakukan dengan
cara : auditor berkunjung ke lapangan untuk
menanyakan ke SM/PM mengenai progress terakhir di

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

33

PT.ABC

Confidential
bandingkan dengan schedule proyek.

VIII.

HASIL KUISIONER OLEH DIVISI PURCHASING


Nama
Jabatan
Tanggal
Tanda Tangan

: L
: Manager Puchasing
: Agustus September 2012
:

Nama
Jabatan
Tanggal
Tanda Tangan

: Yayok K Kusumo
: Procurement
: Agustus September 2012
:

Bapak L merupakan SME di bidang pengadaan yang sudah berpengalaman sejak tahun
1997. Tugasnya meliputi pengadaan barang baik dari supplier dalam dan luar negeri.
Sedangkan Bapak Yayok K. Kusumo merupakan staf senior di divisi procurement yang
sudah mengabdi di PT. SSP sejak tahun 1991.
6.12 PERTANYAAN KHUSUS
Pertanyaan ini untuk mendapatkan gambaran mengenai kerugian upstream dan
downstream.
1. Apakah produk tersedia dari banyak supplier atau hanya satu saja?
Jawab :
Produk yang dihasilkan PT SSP didapatkan dari berbagai supplier mulai dari
dalam maupun langsung mengimpor dari luar negeri untuk memenuhi
permintaan project owner.
2. Seberapa cepat supplier alternatif dapat ditemukan ?
Jawab :
Tergantung dari jenis barang namun secara umum PT SSP memiliki lebih dari
satu supplier untuk setiap jenis barang dan memiliki database daftar supplier
yang pernah bekerja sama dengan PT SSP beserta track recordnya. Hal ini akan
mempermudah pencarian supplier pengganti jika diperlukan.
3. Apakah sektor lain supplier dapat mengambil keuntungan terhadap kondisi
organisasi atau sebaliknya malah mendukung organisasi?
Jawab :
Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

34

PT.ABC

Confidential
Kemungkinan itu ada namun, sebagian besar supplier merupakan pelanggan
(baca: rekanan) lama dan cukup dekat dengan PT SSP

6.13 PERTANYAAN UMUM


4. Deskripsikan aktivitas / proses bisnis apa saja yang ada di divisi
PROCUREMENT ?
Jawab :

Melakukan Purchase Order (PO):Melakukan proses purchase order ke


supplier terbaik berdasarkan data supplier dan PBA

Pembuatan SPK (Surat Perintah Kerja):Membuat SPK untuk


pekerjaan-pekerjaan yang di-outsource

5. Kerugian finansial : Dalam rupiah sejauh mana dan separah apa kerugian
finansial (per hari) jika proses tersebut terganggu setelah terjadinya bencana?
PROSES BISNIS

KERUGIAN
FINANSIAL

Melakukan
Purchase Order
(PO)

Rp25juta

Pembuatan SPK
(Surat Perintah
Kerja)

Rp.20juta

KETERANGAN
Diskon dan perubahan rate dolar

Est kerugian : 20 jt - kerena keterlambatan


progress yang berpotensi mengakibatkan penalty

6. Kerugian operasional : Secara subyektif,dalam skala numerik antara 0-5 (dimana


0 tidak memiliki dampak sama sekali sampai 5 dampak paling tinggi), dilihat
dari beberapa sisi operasional berikut ini berapakah nilai kerugian operasional
ketika masing-masing proses tidak dapat berjalan?

Cash Clow

Investor Confidence

Legal

Competitive Edge

Moral Karyawan

Customer Satisfaction

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

35

PT.ABC

Confidential

Jawab :

OPERATIONAL IMPACTS RANKING


PROSES BISNIS
Cash
Clow

Investor
Confiden
ce

Legal

Competit
ive Edge

Moral
karyawan

Vendor

Customer
Satisfacti
on

Melakukan
Purchase
Order (PO)

Pembuatan
SPK (Surat
Perintah Kerja)

7. Berapa jumlah minimum staf yang anda butuhkan dan kualifikasi apa saja yang
mereka lakukan?
Jawab :
Jumlah minimum staf yang saya butuhkan 1 orang dengan kualifikasi sebagai
berikut ini
No. Nama/Jabatan Keahlian/Pengetahuan/Pengalaman
1

Fadli Bogdadi

- Memiliki koneksi yang baik dengan vendor


- Memahami istilah material dan alat

Andhika Putri

- SAP
- Melakukan pengiriman PO kepada vendor
melalui FAX, Telp maupun Email

Flora Helmin

- Melakukan korespondensi surat menyurat


- Melakukan pembuatan kontrak
- Melakukan pembuatan SPK untuk
subkontraktor

Yayok K Kusumo

- Memiliki koneksi yang baik dengan vendor


- Memahami istilah material dan alat

8. Sumber daya apa saja yang anda butuhkan untuk dapat meresume pekerjaan
anda disaat terjadinya bencana
No.

Nama Sumber
Daya

Spesifikasi

Quantity

Keterangan

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

36

PT.ABC
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

14
15
16
17

Confidential
Ruangan
Khusus
Meja+Kursi
PC
Laptop
Handphone
Telepon
Telepon
(shared)
Fax
(shared)
Mesin ketik
Networking
(shared)
Printer
Printer
(shared)
Ruang Meeting
(shared)

4 x 5m

1
5
5

2
2
1

Dot
matrix
(LQ2180/2190)
Warna A4

1
5 line

Untuk pembuatan SPK

1
1

Untuk melakukan percetakan form PO


sebanyak 4 rangkap
Pembuatan SPK

Penyimpanan PO, SPK, Invoice dsb

Ruang meeting
yang
menampung 612 orang

Alat tulis
Filling Cabinet

9. Berapa lama waktu (dalam hari) gangguan yang dapat ditoleransi oleh proses
bisnis ini berdasarkan level dampak finansial dan operasional ? Atau dalam kata
lain berapa lama proses bisnis ini dapat mati hingga tidak dapat diteruskan lagi
(disebut Maximum Tolerable of Distruption/MTD)?
PROSES BISNIS
Melakukan
Purchase Order
(PO)
Pembuatan SPK
(Surat Perintah
Kerja)

MTD
2

KETERANGAN
Melakukan PO adalah core bisnis dari PT SSP,
sehingga prioritas pemulihannya diharapkan secepat
mungkin
Melakukan SPK adalah core bisnis dari PT SSP,
sehingga prioritas pemulihannya diharapkan secepat
mungkin

Work around procedures memungkinkan proses bisnis untuk tetap berjalan ketika
sumber daya TI maupun non TI tidak tersedia dengan menjalankan metode
alternatif. Metode alternatif ini seringkali melibatkan proses manual, cenderung
sementara, kurang efisien atau seringkali lebih mahal dibandingkan dengan prosedur
normal.

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

37

PT.ABC

Confidential

10. Adakah work around procedures yang telah terdokumentasi dengan baik untuk
proses anda ?

PROSES BISNIS
Melakukan
Purchase Order
(PO)

Pembuatan SPK
(Surat Perintah
Kerja)

Adakah
workaround
procedures

KETERANGAN

Yes

Melakukan pembelian barang di muka (untuk barangbarang yang benar-benar urgent) dan melakukan
pertanggungjawaban di belakang setelah sistem ERP
berjalan kembali

Yes

Melakukan pembuatan SPK secara manual baik


melalui komputer maupun mesin ketik listrik yang
tersedia

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

38

PT.ABC
IX.

Confidential

TRANSKRIP HASIL KUISIONER OLEH DIVISI LOGISTIC


Nama
Jabatan
Tanggal
Tanda Tangan

: M
: ManajerLOGISTIC
: September 2012
:

6.14 PERTANYAAN UMUM


1. Deskripsikan aktivitas / proses bisnis apa saja yang ada di sub-divisiLOGISTIC
saat ini ?
Jawab :

Nota Penerimaan Barang/Good Receipt PO (dalam SAP): Pengiriman


barang dari site ke HO, antar site, maupun dari HO ke site berdasarkan
PBA (Surat jalan)

Good Receipt Adjustment: Proses mengeluarkan barang dari gudang


untuk dipakai (dihabiskan/spend) pada proses konstruksi/kebutuhan

Inventory Transfer:Pengiriman barang dari site ke HO, antar site,


maupun dari HO ke site berdasarkan PBA (Surat jalan)

Good Issue:Proses mengeluarkan barang dari gudang untuk dipakai


(dihabiskan/spend) pada proses konstruksi/kebutuhan

Good Return:Pengembalian barang ke supplier karena barang yang


dikirim tidak sesuai spesifikasi/cacat

2. Kerugian finansial : Dalam rupiah sejauh mana dan separah apa kerugian
finansial (per hari) jika proses tersebut terganggu setelah terjadinya bencana?
PROSES BISNIS
Nota Penerimaan
Barang/Good
Receipt PO (dalam
SAP)

KERUGIAN
FINANSIAL

KETERANGAN
Berpotensi mengakibatkan denda karena
keterlambatan pembayaran kepada vendor
(tergantung negosiasi dan perjanjian sebelumnya).

Rp.2 M
Pada beberapa proyek perhitungan progress
berdasarkan kedatangan barang, hubungannya
dengan penagihan progress AR Invoice

Good Receipt
Adjustment

Biasanya material sisa proyek jumlahnya tidak


begitu banyak dengan nilai antara 50-100juta.
Rp. 100juta
Ketidakmampuan mengakses ERP menyebabkan
proses bisnis ini berhenti sepenuhnya.

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

39

PT.ABC

Confidential

Inventory Transfer
Rp.2 M

Sama seperti kasus NPB : Pada beberapa proyek


perhitungan progress berdasarkan kedatangan
barang, hubungannya dengan penagihan progress
(AR Invoice)

Rp.2 M

Sama seperti kasus NPB : Pada beberapa proyek


perhitungan progress berdasarkan kedatangan
barang, hubungannya dengan penagihan progress
(AR Invoice)

Rp.2 M

Sama seperti kasus NPB : Pada beberapa proyek


perhitungan progress berdasarkan kedatangan
barang, hubungannya dengan penagihan progress
(AR Invoice)

Good Issue

Good Return

3. Kerugian operasional : Secara subyektif,dalam skala numerik antara 0-5 (dimana


0 tidak memiliki dampak sama sekali sampai 5 dampak paling tinggi), dilihat
dari beberapa sisi operasional berikut ini berapakah nilai kerugian operasional
ketika masing-masing proses tidak dapat berjalan?

Cash Clow

Investor Confidence

Legal

Competitive Edge

Moral Karyawan

Customer Satisfaction

Jawab :

OPERATIONAL IMPACTS RANKING


PROSES
BISNIS

Legal

Competit
ive Edge

Moral
karyawa
n

Vendor

Custome
r
Satisfacti
on

Inventory
Transfer

Good Issue

Cash
Clow

Investor
Confiden
ce

Nota
Penerimaan
Barang/Good
Receipt PO
(dalam SAP)

Good Receipt
Adjustment

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

40

PT.ABC

Confidential

Good Return

4. Berapa jumlah minimum staf yang anda butuhkan dan kualifikasi apa saja yang
mereka lakukan?
Jawab :
Jumlah minimum staf yang saya butuhkan 1 orang dengan kualifikasi sebagai
berikut ini
No. Nama/Jabatan Keahlian/Pengetahuan/Pengalaman
- Berpengalaman dalam pencatatan
pengiriman barang
- Familiar dengan istilah-istilah
logistik
2
Sarto
- Berpengalaman dalam bongkar
muat barang
- Berpengalaman dalam pengelolaan
barang
- Berpengalaman dalam stock
opname barang
5. Sumber daya apa saja yang anda butuhkan untuk dapat meresume pekerjaan
1

Fitri C.

anda disaat terjadinya bencana


No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Nama Sumber
Daya
Ruangan Khusus
Meja+Kursi
PC
Laptop
Handphone
Telpon
Telpon
(shared)
Fax
(shared)
Mesin ketik
Networking
(shared)
Printer
Printer
(shared)
Ruang Meeting
(shared)
Alat tulis
Filling Cabinet

Spesifikasi
4x6 m

Quantity

Keterangan

1
3
3

1
2
1

3
Dot matrix LQ300+
Laser A4

Untuk pembuatan surat jalan barang 3


rangkap

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

41

PT.ABC

Confidential
6. Berapa lama waktu (dalam hari) gangguan yang dapat ditoleransi oleh proses
bisnis ini berdasarkan level dampak finansial dan operasional ? Atau dalam kata
lain berapa lama proses bisnis ini dapat mati hingga tidak dapat diteruskan lagi
(disebut Maximum Tolerable of Distruption/MTD)?

PROSES BISNIS
Nota Penerimaan
Barang/Good
Receipt PO (dalam
SAP)

MTD

KETERANGAN

Good Receipt
Adjustment

14

Inventory Transfer

Good Issue

Good Return

Work around procedures memungkinkan proses bisnis untuk tetap berjalan ketika
sumber daya TI maupun non TI tidak tersedia dengan menjalankan metode
alternatif. Metode alternatif ini seringkali melibatkan proses manual, cenderung
sementara, kurang efisien atau seringkali lebih mahal dibandingkan dengan prosedur
normal.
7. Adakah work around procedures yang telah terdokumentasi dengan baik untuk
proses anda ?

PROSES BISNIS
Nota Penerimaan
Barang/Good
Receipt PO (dalam
SAP)
Good Receipt
Adjustment

Adakah
workaround
procedures

KETERANGAN

Yes

Karena masih menggunakan Form NPB, proses bisnis


ini masih dapat berjalan beberapa hari (2 hari) ketika
tidak ada ERP

Yes

Penggunaan form GR Adjustment hanya sebagai solusi


sementara karena perhitugan nilai cost satuan barang
tetap membutuhkan ERP

Yes

Karena masih menggunakan Form manual (Inventory


transfer), proses bisnis ini masih dapat berjalan
beberapa hari (2 hari) ketika tidak ada ERP

Inventory Transfer

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

42

PT.ABC

Confidential

Good Issue

Good Return

Yes

Penggunaan form GI untuk mencatat pengeluaran


barang selama sistem ERP mati

Yes

Penggunaan file excel untuk mencatat Good return


sementara sistem ERP down.

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

43

PT.ABC
X.

Confidential

TRANSKRIP

HASIL

KUISIONER

OLEH

DIVISI

FINANCE

AND

ACCOUNTING

Nama
Jabatan
Tanggal
Tanda Tangan

: Ibu O
: Manajer Finance
: September 2012
:

Nama
Jabatan
Tanggal
Tanda Tangan

: Ibu P
: Assisten Manajer Accounting
: September 2012
:

6.15 PERTANYAAN UMUM


1. Deskripsikan aktivitas / proses bisnis apa saja yang ada di divisiFINANCE
AND ACCOUNTING saat ini ?
Jawab :

AR Invoice : Surat tagihan/ biling yang ditujukan kepada customer


berdasarkan progress yang telah dikerjakan. AR Invoice ini berupa
piutang dalam pembukuan

AP Invoice: Surat tagihan yang diterima dari vendor berdasarkan surat


pesanan (PO) atau penerimaan barang (NPB). Berupa hutang pada
pembukuan

Outgoing

Payment:Proses

pembayaran

kepada

vendor

melalui

pelunasan AP Invoice. Pada kasus hutang project diwujudkan berupa


transfer sejumlah uang ke kas proyek untuk pelunasan hutang secara
fisik.

AP Invoice + Payment: Pembayaran kepada vendor yang berupa


transaksi kas (bukan hutang)

Fixed Asset:Mencatat jenis Fixed Asset, value, jenis depresiasi dan


besaran depresiasi

Incoming Payment: Proses pembayaran dari owner kepada kantor


sebagai pelunasan AP Invoice

AR Credit Memo:membuat memo untuk memperbaiki /membatalkan

input data AR
Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

44

PT.ABC

Confidential

AP Credit Memo:membuat memo untuk memperbaiki kesalahan dalam


input data AP

Bank

Reconciliation:

Melakukan

penyesuaian/pencocokan

pada

transaksi yang melibatkan bank. Yaitu rekening koran dengan data


transaksi buku besar.

2. Kerugian finansial : Dalam rupiah sejauh mana dan separah apa kerugian
finansial (per hari) jika proses tersebut terganggu setelah terjadinya bencana?
PROSES BISNIS

KERUGIAN
FINANSIAL

AR Invoice

AP Invoice
Outgoing Payment

KETERANGAN

Rp.500juta

Misalkan nilai proyek 20M dan progres yang di


tagih adalah 10% ketidakmampuan melakukan
penagihan merupakan kerugian

Rp.25juta

Denda karena keterlambatan pembayaran kepada


vendor

Rp.25juta

Denda karena keterlambatan pembayaran kepada


vendor

AP Invoice +
Payment

Fixed Asset

Rp.30juta

Incoming Payment

AR Credit Memo

AP Credit Memo

Bank
Reconciliation

Tidak ada kerugian karena uang sudah berada di


bank

3. Kerugian operasional : Secara subyektif,dalam skala numerik antara 0-5 (dimana


0 tidak memiliki dampak sama sekali sampai 5 dampak paling tinggi), dilihat
dari beberapa sisi operasional berikut ini berapakah nilai kerugian operasional
ketika masing-masing proses tidak dapat berjalan?

Cash Clow

Investor Confidence

Legal

Competitive Edge

Moral Karyawan
Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

45

PT.ABC

Confidential

Customer Satisfaction

Jawab :

OPERATIONAL IMPACTS RANKING


PROSES
BISNIS

Cash
Clow

Legal

Competit
ive Edge

Moral
karyawa
n

Vendor

Customer
Satisfacti
on

AR Invoice

AP Invoice

Outgoing
Payment

AP Invoice +
Payment

Fixed Asset

AR Credit
Memo

AP Credit
Memo

Bank
Reconciliation

4. Berapa jumlah minimum staf yang anda butuhkan dan kualifikasi apa saja yang
mereka lakukan?
Jawab :
Jumlah minimum staf yang saya butuhkan 1 orang dengan kualifikasi sebagai
berikut ini
No. Nama/Jabatan Keahlian/Pengetahuan/Pengalaman
1
2

Matius .S
Satini

3
4
5
6
7
8

Supri
Ganis
Ugi
Setyawan
Hilda
Roesy

Melakukan pencatatan Cash-flow


Melakukan pembayaran kepada
vendor
Banking HO
Pengeluaran cash (HO)
Cost Proyek
Accounting revenue & AR
Leasing
Banking proyek

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

46

PT.ABC

Confidential
5. Sumber daya apa saja yang anda butuhkan untuk dapat meresume pekerjaan
anda disaat terjadinya bencana

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Nama Sumber
Daya
Ruangan Khusus
Meja+Kursi
PC
Laptop
Handphone
Telpon
Telpon
(shared)
Fax
(shared)
Mesin ketik
Networking
(shared)
Printer
Printer
(shared)
Ruang Meeting
(shared)
Alat tulis
Filling Cabinet
Mesin Fotokopi
Brankas

Spesifikasi
5x5m

Quantity

Keterangan

1
10
10

2
10
1
2
10
1
1
Untuk
orang

20-25

5
1
1

6. Berapa lama waktu (dalam hari) gangguan yang dapat ditoleransi oleh proses
bisnis ini berdasarkan level dampak finansial dan operasional ? Atau dalam kata
lain berapa lama proses bisnis ini dapat mati hingga tidak dapat diteruskan lagi
(disebut Maximum Tolerable of Distruption/MTD)?
PROSES BISNIS
AR Invoice

MTD
7

AP Invoice

Outgoing Payment

AP Invoice +
Payment

Fixed Asset

14

Incoming Payment

14

AR Credit Memo

AP Credit Memo

Bank
Reconciliation

14

KETERANGAN

Tidak bisa lebih dari 1 bulan

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

47

PT.ABC

Confidential
Work around procedures memungkinkan proses bisnis untuk tetap berjalan ketika
sumber daya TI maupun non TI tidak tersedia dengan menjalankan metode
alternatif. Metode alternatif ini seringkali melibatkan proses manual, cenderung
sementara, kurang efisien atau seringkali lebih mahal dibandingkan dengan prosedur
normal.
7. Adakah work around procedures yang telah terdokumentasi dengan baik untuk
proses anda ?

AR Invoice

Adakah
workaround
procedures
Yes

AP Invoice

Yes

Proses manual

Outgoing Payment

Yes

Proses manual

AP Invoice +
Payment

Yes

Proses manual

Fixed Asset

Yes

Proses manual

Incoming Payment

Yes

Proses manual

AR Credit Memo

Yes

Proses manual

AP Credit Memo

Yes

Proses manual

Bank
Reconciliation

Yes

Proses manual

PROSES BISNIS

KETERANGAN
Proses manual

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

48

PT.ABC
XI.

Confidential

TRANSKRIP HASIL KUISIONER OLEH DIVISI PGA


Nama
Jabatan
Tanggal
Tanda Tangan

: Ibu Q
: HRD
: September 2012
:

Nama
Jabatan
Tanggal
Tanda Tangan

: R
: Assistant HRD
: September 2012
:

6.16 PERTANYAAN UMUM


1. Deskripsikan aktivitas / proses bisnis apa saja yang ada di divisiPGA saat ini ?
Jawab :

Recruitment : Melakukan penerimaan tenaga-tenaga baru berdasarkan


kebutuhan.

2. Kerugian finansial : Dalam rupiah sejauh mana dan separah apa kerugian
finansial (per hari) jika proses tersebut terganggu setelah terjadinya bencana?
PROSES BISNIS

KERUGIAN
FINANSIAL

Recruitment
-

KETERANGAN
Misalkan nilai proyek 20M dan progres yang di
tagih adalah 10% ketidakmampuan melakukan
penagihan merupakan kerugian

3. Kerugian operasional : Secara subyektif,dalam skala numerik antara 0-5 (dimana


0 tidak memiliki dampak sama sekali sampai 5 dampak paling tinggi), dilihat
dari beberapa sisi operasional berikut ini berapakah nilai kerugian operasional
ketika masing-masing proses tidak dapat berjalan?

Cash Clow

Investor Confidence

Legal

Competitive Edge

Moral Karyawan

Customer Satisfaction

Jawab :
Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

49

PT.ABC

Confidential

OPERATIONAL IMPACTS RANKING


PROSES BISNIS
Cash
Clow

Investor
Confiden
ce

Legal

Competit
ive Edge

Moral
karyawan

Vendor

Customer
Satisfacti
on

Recruitment

4. Berapa jumlah minimum staf yang anda butuhkan dan kualifikasi apa saja yang
mereka lakukan?
Jawab :
Jumlah minimum staf yang saya butuhkan 1 orang dengan kualifikasi sebagai
berikut ini
No. Nama/Jabatan Keahlian/Pengetahuan/Pengalaman
- Olah dokumen
- Menguasai internet : melakukan
pemasangan iklan lowongan
pekerjaan di situs-situs lowongan
- Mengelola email lamaran
5. Sumber daya apa saja yang anda butuhkan untuk dapat meresume pekerjaan
1

Rizky

anda disaat terjadinya bencana


No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Nama Sumber
Daya
Ruangan Khusus
Meja+Kursi
PC
Laptop
Handphone
Telpon
Telpon
(shared)
Fax
(shared)
Mesin ketik
Networking
(shared)
Printer
Printer
(shared)

Spesifikasi
3x3m

Quantity

Keterangan

1
4
3

2
1

3
1
1

Untuk print gaji

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

50

PT.ABC
13

14
15
16
17

Confidential
Ruang Meeting

Untuk 2 orang,
dipergunakan
untuk
melakukan
wawancara
dengan
calon
karyawan baru

Ruang Meeting
(shared)
Alat tulis
Filling Cabinet

6. Berapa lama waktu (dalam hari) gangguan yang dapat ditoleransi oleh proses
bisnis ini berdasarkan level dampak finansial dan operasional ? Atau dalam kata
lain berapa lama proses bisnis ini dapat mati hingga tidak dapat diteruskan lagi
(disebut Maximum Tolerable of Distruption/MTD)?
PROSES BISNIS
Recruitment

MTD

KETERANGAN

Work around procedures memungkinkan proses bisnis untuk tetap berjalan ketika
sumber daya TI maupun non TI tidak tersedia dengan menjalankan metode
alternatif. Metode alternatif ini seringkali melibatkan proses manual, cenderung
sementara, kurang efisien atau seringkali lebih mahal dibandingkan dengan prosedur
normal.
7. Adakah work around procedures yang telah terdokumentasi dengan baik untuk
proses anda ?

PROSES BISNIS

Adakah
workaround
procedures

KETERANGAN

Yes

Penggunaan jasa recruitment bisa dipertimbangkan


untuk mengurangi kerumitan kerja. PGA cukup
memproses hasil akhir test masing-masing calon saja.

Recruitment

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

51

PT.ABC

XII.

Confidential

TRANSKRIP HASIL KUISIONER OLEH DIVISI LEGAL & COMPLIANCE

Nama
Jabatan
Tanggal
Tanda Tangan

: S
: Legal & Compliance
: September 2012
:

6.17 PERTANYAAN UMUM


1. Deskripsikan aktivitas / proses bisnis apa saja yang ada di divisiLegal &
Compliance saat ini ?
Jawab :

Monitoring aspek legal:Melakukan monitoring terhadap perubahan


aspek legal yang ada dilapangan yang mungkin berpengaruh terhadap
organisasi

2. Kerugian finansial : Dalam rupiah sejauh mana dan separah apa kerugian
finansial (per hari) jika proses tersebut terganggu setelah terjadinya bencana?
PROSES BISNIS

KERUGIAN
FINANSIAL

Monitoring aspek
legal

KETERANGAN
Kelalaian dalam memahami peraturan pemerintah
mengenai exsport import barang telah
mengakibatkan kerugian terhadap perusahaan.

Rp.700juta

Sebagai contoh : pengadaan pipa dengan ukuran


tertentu dari singapura (dengan harga lebih
murah) ternyata menyalahi peraturan pemerintah
karena produk yang sama ternyata telah di
produksi di Indonesia mengakibatkan dilarangnya
impor langsung dari luar negeri tanpa adanya
distributor, sehingga produk tersebut harus
dikembalikan ke negara asal

3. Kerugian operasional : Secara subyektif,dalam skala numerik antara 0-5 (dimana


0 tidak memiliki dampak sama sekali sampai 5 dampak paling tinggi), dilihat
dari beberapa sisi operasional berikut ini berapakah nilai kerugian operasional
ketika masing-masing proses tidak dapat berjalan?

Cash Clow

Investor Confidence

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

52

PT.ABC

Confidential

Legal

Competitive Edge

Moral Karyawan

Customer Satisfaction

Jawab :

OPERATIONAL IMPACTS RANKING


PROSES BISNIS
Cash
Clow

Investor
Confiden
ce

Legal

Competit
ive Edge

Moral
karyawan

Vendor

Customer
Satisfacti
on

Monitoring
aspek legal

4. Berapa jumlah minimum staf yang anda butuhkan dan kualifikasi apa saja yang
mereka lakukan?
Jawab :
Jumlah minimum staf yang saya butuhkan 1 orang dengan kualifikasi sebagai
berikut ini
No. Nama/Jabatan Keahlian/Pengetahuan/Pengalaman
1

Garendra
Wardoyo

Export Import

5. Sumber daya apa saja yang anda butuhkan untuk dapat meresume pekerjaan
anda disaat terjadinya bencana
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Nama Sumber
Daya
Ruangan Khusus
Meja+Kursi
PC
Laptop
Handphone
Telpon
Telpon
(shared)
Fax
(shared)
Mesin ketik
Networking
(shared)
Printer

Spesifikasi
3x3m

Quantity

Keterangan

1
3
3

1
2
1

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

53

PT.ABC
12
13
14
15
16
17

Confidential
Printer
(shared)
Ruang Meeting
(shared)
Alat tulis
Filling Cabinet

6. Berapa lama waktu (dalam hari) gangguan yang dapat ditoleransi oleh proses
bisnis ini berdasarkan level dampak finansial dan operasional ? Atau dalam kata
lain berapa lama proses bisnis ini dapat mati hingga tidak dapat diteruskan lagi
(disebut Maximum Tolerable of Distruption/MTD)?
PROSES BISNIS
Monitoring aspek
legal

MTD

KETERANGAN

Work around procedures memungkinkan proses bisnis untuk tetap berjalan ketika
sumber daya TI maupun non TI tidak tersedia dengan menjalankan metode
alternatif. Metode alternatif ini seringkali melibatkan proses manual, cenderung
sementara, kurang efisien atau seringkali lebih mahal dibandingkan dengan prosedur
normal.
7. Adakah work around procedures yang telah terdokumentasi dengan baik untuk
proses anda ?

PROSES BISNIS
Monitoring aspek
legal

Adakah
workaround
procedures
Ya

KETERANGAN
Sebagian besar file (peraturan perundang-undangan)
masih ada hard copy, maupun salinan di komputer
pribadi

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

54

PT.ABC
XIII.

Confidential

TRANSKRIP HASIL KUISIONER OLEH DIVISI EQUIPMENT

Nama
Jabatan
Tanggal
Tanda Tangan

: T
: Equipment Division Manager
: September 2012
:

Nama
Jabatan
Tanggal
Tanda Tangan

: U
: Equipment Division Supervisor
: September 2012
:

6.18 PERTANYAAN UMUM


1. Deskripsikan aktivitas / proses bisnis apa saja yang ada di divisiEQUIPMENT
saat ini ?
Jawab :

Pemeliharaan alat berat: Melakukan pemeliharan alat berat secara


berkala, maupun perbaikan

Sewa alat berat: Melakukan penyewaan alat berat berdasarkan PBA

Rotasi/mutasi alat: Melakukan rotasi alat berdasarkan jadwal dan PBA

2. Kerugian finansial : Dalam rupiah sejauh mana dan separah apa kerugian
finansial (per hari) jika proses tersebut terganggu setelah terjadinya bencana?
PROSES BISNIS
Pemeliharaan alat
berat

KERUGIAN
FINANSIAL
-

Sewa alat berat


Rp. 100 juta

Rotasi/mutasi alat

KETERANGAN

Biaya sewa alat berat (crane misalnya) adalah


Rp.20 juta/hari, keterlambatan melakukan
penyewaan maupun kelalaian menghitung masa
sewa alat akan mengakibatkan kerugian sebesar
20jt x 5 (rata-rata sewa alat dalam 1 hari) =
100juta

3. Kerugian operasional : Secara subyektif,dalam skala numerik antara 0-5 (dimana


0 tidak memiliki dampak sama sekali sampai 5 dampak paling tinggi), dilihat
dari beberapa sisi operasional berikut ini berapakah nilai kerugian operasional
ketika masing-masing proses tidak dapat berjalan?
Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

55

PT.ABC

Confidential

Cash Clow

Investor Confidence

Legal

Competitive Edge

Moral Karyawan

Customer Satisfaction

Jawab :

OPERATIONAL IMPACTS RANKING


PROSES BISNIS
Cash
Clow

Investor
Confiden
ce

Legal

Competit
ive Edge

Moral
karyawan

Vendor

Customer
Satisfacti
on

Pemeliharaan
alat berat

Sewa alat
berat

Rotasi/mutasi
alat

4. Berapa jumlah minimum staf yang anda butuhkan dan kualifikasi apa saja yang
mereka lakukan?
Jawab :
Jumlah minimum staf yang saya butuhkan 1 orang dengan kualifikasi sebagai
berikut ini
No. Nama/Jabatan Keahlian/Pengetahuan/Pengalaman
Equipment staf
1
Hermawan
5. Sumber daya apa saja yang anda butuhkan untuk dapat meresume pekerjaan
anda disaat terjadinya bencana
No.
1
2
3
4
5
6
7

Nama Sumber
Daya
Ruangan Khusus
Meja+Kursi
PC
Laptop
Handphone
Telpon
Telpon

Spesifikasi
3x4m

Quantity

Keterangan

1
3
3

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

56

PT.ABC

8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Confidential

(shared)
Fax
(shared)
Mesin ketik
Networking
(shared)
Printer
Printer
(shared)
Ruang Meeting
(shared)
Alat tulis
Filling Cabinet
Kamera

1
Untuk
orang

14MP

3-10

1
1

Penyimpanan data-data penyewaan

6. Berapa lama waktu (dalam hari) gangguan yang dapat ditoleransi oleh proses
bisnis ini berdasarkan level dampak finansial dan operasional ? Atau dalam kata
lain berapa lama proses bisnis ini dapat mati hingga tidak dapat diteruskan lagi
(disebut Maximum Tolerable of Distruption/MTD)?
PROSES BISNIS
Dukungan alat
berat
Sewa/pengadaan
alat berat

MTD

KETERANGAN

Work around procedures memungkinkan proses bisnis untuk tetap berjalan ketika
sumber daya TI maupun non TI tidak tersedia dengan menjalankan metode
alternatif. Metode alternatif ini seringkali melibatkan proses manual, cenderung
sementara, kurang efisien atau seringkali lebih mahal dibandingkan dengan prosedur
normal.
7. Adakah work around procedures yang telah terdokumentasi dengan baik untuk
proses anda ?

PROSES BISNIS
Dukungan alat
berat
Sewa/pengadaan
alat berat

Adakah
workaround
procedures

KETERANGAN

Yes

Menggunakan proses manual

Yes

Sama seperti divisi procurement, equipment dapat


melakukan penyewaan di awal dan
mempertanggungjawabkan pengeluaran uang di saat
ERP sudah berjalan kembali (proses manual)

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

57

PT.ABC

Confidential

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

58

PT.ABC
XIV.

Confidential

TRANSKRIP HASIL KUISIONER OLEH DIVISI SEKERTARIS

Nama
Jabatan
Tanggal
Tanda Tangan

: Ibu V
: Sekertaris
: September 2012
:

Nama
Jabatan
Tanggal
Tanda Tangan

: Ibu W
: Sekertaris
: September 2012
:

6.19 PERTANYAAN UMUM

1. Deskripsikan aktivitas / proses bisnis apa saja yang ada di divisiSEKERTARIS


saat ini ?
Jawab :

Perencanaan Perjalanan Dinas: Melakukan perencanaan perjalanan


dinas (transportasi, tiket, UPD)

Pembukuan pengeluaran rutin:Melakukan pembukuan untuk semua


pengeluaran rutin.

Penyimpanan dokumen legal perusahaan:Melakukan penyimpanan


dan arsip untuk dokumen-dokumen legal perusahaan dalam filling
cabinet (surat tanah, sertifikat, akta, SIUP-Besar, Tanda Daftar
Perusahaan/TDP dsb)

Pembuatan dan Penyintingan Dokumen:Melakukan pembuatan dan


penyuntingan dokumen berdasarkan permintaan direksi/GM

2. Kerugian finansial : Dalam rupiah sejauh mana dan separah apa kerugian
finansial (per hari) jika proses tersebut terganggu setelah terjadinya bencana?
PROSES BISNIS
Perencanaan
Perjalanan Dinas
Pembukuan
pengeluaran rutin

KERUGIAN
FINANSIAL
Rp.5juta

KETERANGAN
Keterlambatan pembelian tiket biasanya
mengakibatkan harus membeli tiket secara
mendadak yang lebih mahal

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

59

PT.ABC

Confidential

Penyimpanan
dokumen legal
perusahaan

Pembuatan dan
Penyintingan
Dokumen

3. Kerugian operasional : Secara subyektif,dalam skala numerik antara 0-5 (dimana


0 tidak memiliki dampak sama sekali sampai 5 dampak paling tinggi), dilihat
dari beberapa sisi operasional berikut ini berapakah nilai kerugian operasional
ketika masing-masing proses tidak dapat berjalan?

Cash Clow

Investor Confidence

Legal

Competitive Edge

Moral Karyawan

Customer Satisfaction

Jawab :

OPERATIONAL IMPACTS RANKING


PROSES BISNIS
Cash
Clow

Investor
Confiden
ce

Legal

Competit
ive Edge

Moral
karyawan

Vendor

Customer
Satisfacti
on

Perencanaan
Perjalanan
Dinas

Pembukuan
pengeluaran
rutin

Penyimpanan
dokumen legal
perusahaan

Pembuatan
dan
Penyintingan
Dokumen

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

60

PT.ABC

Confidential
1. Berapa jumlah minimum staf yang anda butuhkan dan kualifikasi apa saja yang
mereka lakukan?
Jawab :
Jumlah minimum staf yang saya butuhkan 1 orang dengan kualifikasi sebagai
berikut ini
No. Nama/Jabatan Keahlian/Pengetahuan/Pengalaman
1

Intan
Sekertaris
Banowati
Kurir
2
Makim
2. Sumber daya apa saja yang anda butuhkan untuk dapat meresume pekerjaan
anda disaat terjadinya bencana
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Nama Sumber
Daya
Ruangan Khusus
Meja+Kursi
PC
Laptop
Handphone
Telpon
Telpon
(shared)
Fax
(shared)
Mesin ketik
Networking
(shared)
Printer
Printer
(shared)
Ruang Meeting
(shared)
Alat tulis
Filling Cabinet
Brankas
Mesin fotokopi

Spesifikasi
3x4 m

Quantity

Keterangan

1
4
2

1
2
1
1
2
Laser warna A3
Laser BW A3

8
1
1

3. Berapa lama waktu (dalam hari) gangguan yang dapat ditoleransi oleh proses
bisnis ini berdasarkan level dampak finansial dan operasional ? Atau dalam kata
lain berapa lama proses bisnis ini dapat mati hingga tidak dapat diteruskan lagi
(disebut Maximum Tolerable of Distruption/MTD)?
PROSES BISNIS
Perencanaan
Perjalanan Dinas

MTD

KETERANGAN

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

61

PT.ABC

Confidential
Work around procedures memungkinkan proses bisnis untuk tetap berjalan ketika
sumber daya TI maupun non TI tidak tersedia dengan menjalankan metode
alternatif. Metode alternatif ini seringkali melibatkan proses manual, cenderung
sementara, kurang efisien atau seringkali lebih mahal dibandingkan dengan prosedur
normal.
4. Adakah work around procedures yang telah terdokumentasi dengan baik untuk
proses anda ?

PROSES BISNIS
Perencanaan
Perjalanan Dinas

Adakah
workaround
procedures

KETERANGAN

Yes

Penggunaan aplikasi spread sheet dalam komputer


portable/notebook memadai untuk melakukan
pencatatan data perjalanan (tiket, UPD dsb) untuk
sementara

Lampiran 8 : Transkrip wawancara

Perancangan business ...., Prabowo Priyo Ardhiatno, Fasilkom UI, 2013

62

Anda mungkin juga menyukai