Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ENZIM
A. Tujuan
Tujuan praktikum acara I Enzim adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh pH terhadap aktivitas enzim diastase
atauamilase.
2. Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim diastase atau
amilase.
3. Untuk mengetahui aktivitas amilase pada kecambah.
B. Tinjauan Pustaka
1. Teori : Pengujian-pengujian
Uji Fehling dan Uji Benedict. Monosakarida dan disakarida
(kecuali sukrosa) beraksi dengan pereaksi fehling ataupun pereaksi benedict
membentuk endapan merah bata Cu2O. Pereaksi benedict dapat digunakan
untuk memeriksa ada tidaknya gula dalam urine (Putjaatmaka, 2002).
Larutan benedict merupakan campuran dari CuSO4, natrium sulfat
dan Na2CO3. Karbohidrat yang mempunyai sifat pereduksi (misalnya
glukosa) akan memberikan endapan merah bata dengan larutan benedict. Uji
iodine digunakan untuk menunjukkan adanya polisakarida. Bila ke dalam
bahan yang mengandung polisakarida diberi larutan iodine memberikan
warna biru, berarti bahan tersebut mengandung amilum (amilosa).
Amilopektin akan memberikan warna merah ungu, glikogen, dan dekstrin
akan memberikan warna merah coklat (Sudarmo, 2006).
Senyawa pengoksidasi yang selalu direduksi oleh monosakarida
adalah Fe(CN)2, H2O2 dan ion kupri (Cu )2+. Gula akan dioksidasi pada
gugus karbonilnya (Lehninger 1997). Metode yang seringdigunakan dalam
analisa kadar gula suatu sampel, biasanya menggunakan reagenBenedict.
Reagen Benedict mengandung ionCu2+
efek
diperoleh biji bersih dan utuh, dicuci, direndam dengan aquades selama
30 menit, ditiriskan, kemudian diperam dalam wadah berpori sampai terjadi
perkecambahan. Waktu perkecambahan (1, 2, 3, 4 dan 5 hari). Kecambah
dibersihkan dengan melepas kulit luarnya, sebagian diambil sebagai sampel
untuk analisis kadar protein dan air. Sebagian ditimbang
kemudian
ini disebabkan
karena
enzim
mengalami
denaturasi akibatnya
semakin
meningkat
dengan kenaikan
suhu
tercapai
(Zusfahair, 2012).
Suarni dkk (2006) berhasil melakukan modifikasi pati jagung
menggunakan enzim a-amilase dari kecambah kacang hijau, tanpa
memisahkan enzim amilase dari kecambah (tidak dilakukan ekstraksi enzim
a-amilase). Potensi kecambah kacang hijau sebagai sumber enzim a-amilase
juga dilaporkan oleh Suarni dan Patong (2007). Selain
berasal
dari
mempunyai
tingkat kemanisan
tinggi,
pembuatan
roti,
dan
makanan bayi. Sedangkan enzim -amilase ekstra sel dari isolat bakteri
termofil SW2 menjadi tidak aktif pada 1000C. Penentuan pH optimum
enzim -amilase ekstrasel dari isolat bakteri termofil SW2 ini dilakukan
pada suhu 600C. Bahwa keaktifan enzim tertinggi diperoleh pada pH 6.
Keaktifan enzim relatif masih tinggi baik pada pH 5 maupun pada pH antara
7 9 akan tetapi pada pH di bawah 5 dan di atas pH 9 keaktifan enzim
menurun drastis (Setiasih, 2006).
Enzim amilase merupakan enzim yang mampu mengkatalis
proses hidrolisa pati untuk menghasilkan molekul lebih sederhana seperti
diperpanjangdari
sampaipH9.Kegiatanyang
antarapH4danpH7,
cukupterjadi
sekitarpH2
dankerja
dan-amilase
dalammencernaterpisah,
ditemukan
bahwa
et
al.,
2000).
glucohydrolase3.2.1.1)
milik
Alphaamilase
keluarga
(endo-1,4-D;glucose-D
endoamilase
yang
acak
permintaan
dunia
untuk
makanan
dan
protein
akan
membangkitkan
minat
dalam
eksplorasi
aktivitas
enzimatik
e. Gelas pengukur
f. Gelas beker
g. Stopwatch
h. Pipet tetes
i. Pipet volume
j. Mortar
k. Kain saring
l. Penjepit
m. Timbangan
n. Inkubator
2. Bahan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Pengaruh
pH
Terhadap
Aktivitas
Enzim
b. Uji Benedict
c. Uji Iod
Kel
8, 11
2
2
9,12,
14
10,1
3,15
1,4,7
2,5
3,6
1
1
Substrat
3 ml
amilum
1%
Warna
10
pH 4
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
pH 6
Jingga
Jingga
Jingga
Jingga
Jingga
pH 4
pH 6
Ungu
Pekat
Bening
Bening
Ungu
Pekat
Bening
Coklat
Ungu
Pekat
Kuning
Coklat
Ungu
Pekat
Kuning
Coklat
pH 8
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
Pekat
Kuning
Coklat
Ungu
Buffer
pH 8
3 ml
amilum
1%
15
20
Pekat
a-amilase,
-amilase,
kelompok
dari
enzim
Enzim yang memiliki aktivitas optimum pada suhu 50C sampai dengan 80C
disebut termozim dan enzim yang memiliki aktivitas optimum di atas 80C
disebut hipertermozim (Meryandini, 2009).Umumnya aktivitas enzim aamilase terjadi pada suhu 30-40 C dan mengalami penurunan pada kisaran
suhu 45-50C, halini disebabkan karena enzim mangalami denaturasi
akibatnya molekul-molekul enzim rusak sehingga kehilangan spesifitasnya.
Salah satu enzim pemecah pati adalah enzim a-amilase (a-1,4-glukanglukanodidrolase; EC.3.2.1.1.), enzim ini sangat berperan dalam industri
pembuatan roti dan sirup (Suarni, 2007). Dalam industri pangan, enzim amilase berfungsi menyediakan gula hidrolisis pati sehingga dapat di
manfaatkan untuk produksi sirup glukosa ataupun sirup fruktosa yang
mempunyai tingkat kemanisan tinggi, pembuatan roti, dan makanan bayi
(Setiasih, 2006).
Tahap Karakterisasi Enzim Amilase:
Pengaruh pH terhadap Aktivitas Enzim Amilase,
Pengaruh Konsentrasi Substrat terhadap Aktivitas Enzim Amilase,
Pengaruh Temperatur terhadap Aktivitas Enzim Amilase (Mappiratu dan
Nurhaeni, 2009 dalam Bahri, 2012).
Kel
Substrat
Buffer
8,11,14
Amilum 1%
pH 4
9,12
Amilum 1%
pH 6
Perubahan Warna
Biru menjadi biru muda,
tidak terdapat endapan
Biru menjadi biru muda,
10,13,15
Amilum 1%
pH 8
1,4,7
Amilum 1%
pH 4
2,5
Amilum 1%
pH 6
3,6
Amilum 1%
pH 8
Kel
8, 12
Substrat
Glukosa 0,01 M
Perubahan Warna
Biru menjadi coklat
kemerahan
Warna
Endapan
Merah bata
9, 13
Glukosa 0,02 M
10, 14
Glukosa 0,03 M
11, 15
Glukosa 0,04 M
1, 5
Glukosa 0,01 M
2, 6
Glukosa 0,02 M
3, 7
Glukosa 0,03 M
Glukosa 0,04 M
Merah bata
Merah bata
Merah bata
Merah bata
Merah bata
Merah bata
Merah bata
percobaan, pada larutan glukosa 0,01 M; 0,03 M;dan 0,04 M, reagen benedict
yang ditambahkan 3ml sedangkan pada larutan glukosa dengan konsentrasi
0,02 M reagen benedict yang ditambahkan lebih banyak, yakni 4
ml.Perbedaan pemberian reagen benedict tersebut terjadi karena kesalahan
dalam melalukan praktikum.
Monosakarida dan disakarida (kecuali sukrosa) beraksi dengan
pereaksi fehling ataupun pereaksi benedict membentuk endapan merah bata
Cu2O. Pereaksi benedict dapat digunakan untuk memeriksa ada tidaknya gula
dalam urine (Putjaatmaka, 2002).Reagen Benedict mengandung ionCu 2+
yang akan direduksi oleh gula menjadi ionCu+melalui proses pemanasan
sehinggamenghasilkan
endapan
coklat
atau
merah
bata
(David dan Halme, 1998 dalam Indarti, 2011). Berdasarkan data percobaan,
shift 1 sesuai dengan teori karena glukosa mempunyai endapan merah bata.
Begitu pula pada percobaan shift 2, sesuai dengan teori karena menghasilkan
endapan merah bata.
Tabel 1.3 Uji Iod
Shift
Kel
Substrat
1
8,12,15
Selulosa 1%
1
9,13,11
Glikogen 1%
1
10,14
Amilum 1%
2
1,4,7
Selulosa 1%
2
2,5
Glikogen 1%
2
3,6
Amilum 1%
Sumber : Laporan Sementara
Perubahan Warna
Bening menjadi kuning
Bening menjadi orange
Bening menjadi biru pekat
Bening menjadi kuning transparan
Bening menjadi orange
Bening menjadi biru pekat
Shift
Kel
Suhu
8,11,14
40
30
9,12
100
10
inkubasi
Perubahan Warna
Bening menjadi ungu
kecoklatan
Bening menjadi ungu
10,13,15
Suhu kamar
30
1,4,7
40
30
2,5
100
10
3,6
Suhu kamar
30
kehitaman
Bening menjadi ungu
kecoklatan (lebih terang)
Bening menjadi ungu
kecoklatan (lebih terang)
Bening menjadi ungu
kehitaman
Bening menjadi ungu
kecoklatan
rusak
Berdasar data yang diperoleh pada shift 1, kerja optimum enzim saat suhunya
di suhu kamar. Sedangkan data pada shift 2 menunjukkan bahwa kerja enzim
paling optimum saat suhu 40C. Hal ini menunjukkan bahwa sesuai dengan
teori, hasil yang diperoleh dari percobaan keja enzim menjadi optimum pada
kisaran suhu kamar dan 40C.
Tabel 1.5 Aktivitas Enzim Amilase dari Ekstrak Kacang Hijau dan Tauge
Shift
Kel
Bahan
8, 9
10, 11
3 ml amilum + 1 ml
ekstrak kacang hijau
12, 13
14, 15
3 ml amilum + 1 ml
ekstrak tauge
1, 2, 3
3 ml amilum + 1 ml
ekstrak kacang hijau
+ buffer
3 ml amilum + 1 ml
ekstrak tauge +
buffer
Sumber: Laporan Sementara
Sumber
enzim
dapat
Perubahan warna
0
20
Krem kehijauan Krem kehijauan
menjadi ungu
menjadi ungu
kehitaman
kehitaman
Putih susu
Putih susu
menjadi ungu
menjadi ungu
kehitaman
kehitaman
Bening menjadi Bening menjadi
hitam
kuning pekat
kekuningan
Bening menjadi Bening menjadi
ungu pekat
kuning bening
diperoleh
dari
tanaman,
hewan
dan
mikroorganisme. Enzim -amilase banyak terdapat pada kecambah kacangkacangan. Pemilihan kacang hijau sebagai sumber enzim a-amilase karena
dalam bentuk kecambah mengandung tokoferol (pro vitamin E) 936,4 ppm,
fenolik 11,3 ppm. Pembuatan ekstrak enzim dari kecambah kacang
hijau : Biji kacang hijau disortasi hingga diperoleh biji bersih dan utuh,
dicuci, direndam dengan aquades selama 30 menit, ditiriskan, kemudian
diperam
dalam
wadah
berpori
sampai
terjadiperkecambahan.Waktu
dibersihkan
dengan
melepas kulit luarnya, sebagian diambil sebagai sampel untuk analisis kadar
protein dan air. Sebagian ditimbang kemudian dihancurkan dengan blender,
dimana untuk 1g kecambah ditambahkan 5 mL buffer asetat 0,2 M pH 5.
Kecambah yang sudah hancur disimpan selama 10 menit sambil dikocok
kemudian dilakukan penyaringan dengan kapas. Filtrat yang dihasilkan
disentrifugasi selama 20 menit dengan kecepatan 2000rpm pada suhu 5C.
Supernatan(ekstrak
enzim)
yang
dihasilkandiukur
volumenya
dan
E. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Amutha, K., dan K. Jaya Priya. 2011. Effect of pH, Temperature and Metals Ion
on Amylase Activity from Bacillus Subtilis KCX 006. International Journal
of Pharma and Bio Sciences Vol. 2, Issue 2.
Arunsasi.,et all. 2010. Submerged Fermentation of Amylase Enzyme by
Aspergillus Flavus Using Cocos Nucifera Meal. Kathmandu University
Journal of Science, Engineering and Technology Vol. 6, No. II.
Bahri, Syaiful., Moh. Mirzan., dan Moh. Hasan. 2012. Karakteristik Enzim
Amilase dari Kecambah Biji Jagung Ketan (Zea mays certain L.). Jurnal
Natural Science Vol.1, No.1.
Eyster, Clyde. 1959. The Optimum pH for Diastase of Malt Activity. The Ohio
Journal of Science Vol. 59, No. 5.
Girindra, Aisjah. 1990. Biokimia I. Gramedia. Jakarta.
Gomes, Susana., etall. 2010. Physicochemical, Microbiological and Antimicrobial
Properties of Commercial Honeys from Portugal. CIMO Escola Superior
Agrria, Instituto Politcnico de Braganca, Apartado 1172.
Indarti, Dwi., dan Asnawati. 2011. Karakterisasi Film Nata De Coco-Benedict
Secara Adsorpsi Untuk Sensor Glukosa Dalam Urine. Jurnal Ilmu Dasar
Vol. 12, No. 2.
Lehninger, Albert. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Mahajan, Ritu., et all. 2011. Isolation and Optimization of Amylase Producing
Bacteria from Different Soils of Jammu Province. Research Journal of
Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences, Vol. 2, Issue 4,
October December 2011.
Meryandini, Anja., dkk. 2009. Isolasi Bakteri Selulolitik dan Karakterisasi
Enzimnya. Makara Sains Vol.3, No.1.
Murray, Robert K., dkk. 1996. Biokimia Harper. Kedokteran EGC. Jakata.
Nangin, Debora., dan Aji Sutrisno. 2015. Enzim Amilase Pemecah Pati dari
Mikroba: Kajian Pustaka. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol.3, No. 3.
Page, David. 1989. Prinsip-prinsip Biokimia Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta.
Pudjaatmaka, A. Handyana. 2002. Kamus Kimia. Balai Pustaka. Jakarta.
Setiasih, Siswati., dkk. 2006. Karakteristik Enzim -Amilase Ekstrasel dari Isolat
Bakteri Termofil SW2. Jurnal Kimia Indonesia Vol.1.
Suarni, dan Rauf Patong. 2007. Potensi Kecambah Kacang Hijau sebagai Sumber
Enzim A-Amilase. Indo. J. Chem. 7 (3)332-336.
Sudarmo, Unggul. 2006. Kimia. Phieta. Jakarta.
Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Grafindo. Jakarta.
Zusfahair, dan Dian Riana Ningsih. 2012. Pembuatan Dekstrin dari Pati Ubi
Kayu Menggunakan Katalis Amilase Hasil Fraksinasi dari Azospirillum
sp. JG3. Molekul Vol.7, No.1.