hilangnya nafsu makan (Subronto, 2006). Strain virus yang mampu menginfeksi secara akut
dan fatal secara jelas kelihatan merusak bahan abu (grey matter) dari susunan saraf pusat
yang menyebabkan kerusakan neuronal. Strain virus yang menyebabkan infeksi lebih lambat
akan menyerang bahan putih (white matter) dari susunan saraf pusat dan menimbulkan
demyelinisasi. Resolusi strain virus yang bersifat demikian dapat terjadi 2-3 bulan. Gejalagejala susunan saraf pusat dapat timbul pada anjing yang sebelumnya tidak memperlihatkan
penyakit ini, karena virus dapat menetap dalam otak (Dharmojono, 2001).
kematian sel secara besar-besaran termasuk pada sel neuron yang tidak terinfeksi. Gejala
saraf lain yang terjadi ialah kekakuan leher, kelumpuhan serta kejang yang dicirikan dengan
adanya hipersalivasi (pengeluaran liur tak terkendali) dan gerakan mengunyah oleh rahang
(chewing-gum fits) disebabkan oleh poliencephalomalacia dari lobus temporalis (Ressang,
1988). Kejang akan menjadi lebih sering dan semakin parah, kemudian anjing dapat terjatuh
pada salah satu sisinya. Selain itu, pengeluaran urin dan feses yang tak terkendali juga sering
terjadi. Pada stadium akhir terlihat adanya kejang kejang atau tanpa kejang dengan bola
mata mengalami nystagmus (Subronto, 2006).
2. Palpasi
Dapat dilakukan umtuk mengetahui perubahan suhu tubuh. Serta diraba untuk
memastikan adanya penebalan pada telapak kaki dan cuping hidung.
3. Uji Refleks
Uji aktivitas otot/kelenjar secara involunter sebagai respon rangsangan, pada
hewan yang sudah parah terjadi kekakuan leher dan kelumpuhan. Tes yang dilakukan
meliputi pupillary reflex test (untuk refleks mata), palpebral reflex test, refleks kulit,
refleks lokomotor, dan refleks tendo. Pada stadium akhir terlihat adanya kejang
kejang atau tanpa kejang dengan bola mata mengalami nystagmus (disfungsi sistem
motorik).
DAFTAR PUSTAKA
Blixenkrone-Mller, M., Pedersen, I. R., Appel, M. J, Griot, C. 1991. Detection of IGM
Antibodies Against Canine Distemper Virus in Dog and Mink Sera Employing
Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Journal of Veterinary Diagnostic
Investigation.
Dharmojono. 2001. P3K anjing dan kucing. Jakarta : Penebar Swadaya.
Ressang AA. 1984. Patologi Khusus Veteriner. Ed ke-2. Bali: Percetakan Bali.
Ressang. 1988. Penyakit Viral Pada Hewan Edisi Cetakan Pertama. Jakarta : Universitas
Indonesia ( UI-Press)
Suartha, I.N., D. Mustikawati, I.G.M.K. Erawan, dan S.K. Widyastuti. 2011. Prevalensi dan
faktor risiko penyakit virus parvo pada anjing di Denpasar. J. Vet. 12(3):235-240.
Subronto. 2006. Penyakit Infeksi Parasit dan Mikroba Pada Anjing dan Kucing. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Zhao et all. 2009. Ben Functions with scamp during synaptic transmission and long-term
memory formation in Drosophila. J. Neurosci. 29(2): 414--424. (Export to RIS)