Granular
Granular
Skripsi
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Farmasi
Disusun oleh :
GITA PERMATA SARI
106102003380
NAMA
NIM
: 106102003380
JUDUL
Disetujui Oleh:
Pembimbing I
Pembimbing II
NIP:
NIP: 197211272005012004
Mengetahui
Kepala Program Studi Farmasi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil alamin. Segala pujian hanya pantas ditujukan kepada
Allah SWT. Tak ada satu pun makhluk di dunia ini yang pantas mendapatkan pujian
melebihi diri- Nya. Shalawat dan Salam hanyalah untuk Muhammad Rasulullah
SAW, seorang manusia luar biasa. Ia senantiasa menjadi inspirasi dan semangat
semangat penulis ketika melemah dan membutuhkan dukungan.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian akhir
guna mendapatkan gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Adapun judul skripsi ini adalah Uji Efek Analgetik dan Antiinflamasi
Ekstrak Kering Air Gambir Secara In Vivo.
Selesainya penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan
ucapan terimakasih yang tulus dan sebesar-besarnya, khusunya kepada:
1. Prof. Dr. (hc) dr. M. K. Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. M. Yanis Musdja, M.Sc, Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Ahmad Musir, Apt sebagai pembimbing I yang senantiasa dan dengan
sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
4. Azryfitria, M.Si, Apt sebagai pembimbing II yang senantiasa dan dengan
sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
5. Ayahanda Hartono dan Ibunda tercinta Endang Ketut Setyowati yang
selalu mendoakan dan mendukung penulis baik moril maupun materiil.
6. Ibu/Bapak Dosen dan Staf Akademika Program Studi Farmasi Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Untuk kakakku Fariz Agung Kurniawan, dan sister tersayang Dymitri
Adhita, Nuri Prita Wardhani yang selalu memberikan dateline, dukungan
materiil dan semangat kepada penulis.
8. Sahabat-sahabat farmasiku Alfi Inayati, Arny Fitri Agus, Eli Felasih,
Nailul Hana, Reni Yandwi Sari, Putrisa Amnel Viona, Nindi Sesarowanti,
dan Yunita Haryati untuk kebersamaan yang sangat berharga dalam 4
tahun terakhir ini, semoga ini bukanlah perpisahan untuk kita.
9. Sahabat-sahabat farmasi UHAMKA ibu Fith, Pak Hadi, Ibu Dwita, Ibu
Alma, Hakim, Heru, Dian yang dengan senang hati mengajarkan dan
membantu pelaksanaan uji antiinflamasi.
10. Teman-teman apotek JMED bang udin, mba imah, mba Yeni dan Ricky
yang selalu memaklumi keterlambatan saya serta dr. Elsa, dr. Salfiah, dr.
Hestin, drg. Dede, dan drg. Desy yang memberikan masukan serta
motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
11. Teman-teman seperjuangan Farmasi Teofilin 2006 untuk kekompakan dan
canda-tawa yang dihadirkan setiap hari meskipun saat kelas berlangsung.
12. Dan kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama ini yang
tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.
Penulis meyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
karena tiada gading yang tak retak oleh karena itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun untuk lebih menyempurnakan
skripsi ini serta memperbaiki kemampuan penulis dalam kesempatan lainnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...
i
Daftar Isi . iii
Daftar Tabel
v
Daftar Gambar .......
vi
Daftar Lampiran . vii
Abstrak viii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah . 2
1.3 Hipotesa 3
1.4 Tujuan Penelitian . 3
1.5 Manfaat .. 3
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1 Uraian Tanaman ..
2.1.1 Klasifikasi ...
2.1.2 Nama Daerah .
2.1.3 Deskripsi .
2.1.4 Kandungan Kimia ..
2.1.5 Khasiat
2.2 Persiapan Simplisia .
2.3 Ekstrak dan Ekstraksi ..
2.3.1 Pengertian ekstrak dan ekstrak ...
2.3.2 Cara pembuatan ekstrak ..
2.4 Metode Ekstraksi ..
2.5 Pengeringan Beku (Freeze Drying) ..
2.6 Parameter Ekstrak ....
2.7 Analgetik ..
2.7.1 Pengertian analgetik
2.7.2 Mekanisme nyeri ..
2.7.3 Golongan obat analgetik...
2.7.4 Asam mefenamat .
2.7.5 Asam asetat ..
2.7.6 Pengujian efek analgetik ..
2.8 Inflamasi ..
2.8.1 Pengertian inflamasi .
2.8.2 Mekanisme inflamasi
2.8.5 Karagenan
2.8.6 Pengujian efek antiinflamasi
4
4
4
5
5
6
6
7
7
7
8
10
11
12
11
13
14
15
15
16
18
18
18
19
20
20
21
25
25
25
25
26
26
26
26
26
27
27
27
30
32
33
34
34
34
35
37
39
39
40
40
40
42
44
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Kelompok Perlakuan uji analgetik & antiinflamasi.. 33
Tabel 2 Kelompok Dosis Untuk Uji Analgetik.. 33
Tabel 3 Kelompok Dosis Untuk Uji Antiinflamasi 33
Tabel 4 Hasil Pengujian Penapisan Fitokimia 39
Tabel 5 Karakteristik Ekstrak. 40
Tabel 6 Data Pengamatan Rata-rata Geliat.... 40
Tabel 7 Data Persentase Proteksi Analgetik... 41
Tabel 8 Data Persentase Radang Telapak Kaki Tikus 42
Tabel 9 Data Penghambatan Radang Telapak Kaki Tikus. 43
Tabel 10 Konversi Dosis Hewan ke HED Berdasarkan BSA 71
Tabel 11 Data Pengamatan Geliat Mencit Pada Uji Analgetik . 80
Tabel 12 Data Persentase Proteksi Analgetik 81
Tabel 13 Hasil Pengamatan Radang Pada Uji ANtiinflamasi .. 83
Tabel 14 Hasil Persentase Radang Telapak Kaki Tikus ... 84
Tabel 15 Hasil Persentase Penghambatan Radang Telapak Kaki Tikus .. 86
Tabel 16 Uji Normalitas ANOVA pada Analgetik ..
88
Tabel 17 Uji Homogenitas ANOVA pada Analgetik 90
Tabel 18 Uji ANOVA pada Analgetik .
91
Tabel 19 Uji Bobot Nyata Terkecil pada Analgetik .
91
Tabel 20 Uji Normalitas ANOVA pada Antiinflamasi
94
Tabel 21 Uji Homogenitas ANOVA pada Antiinflamasi..
95
Tabel 22 Uji ANOVA pada Antiinflamasi
97
Tabel 23 Uji Kruskal Wallis pada Antiinflamasi Jam 1
99
Tabel 24 Uji Bobot Nyata Terkecil pada Antiinflamasi 100
DAFTAR GAMBAR
vi
Halaman
41
42
43
44
60
60
60
60
60
61
61
61
61
61
62
62
62
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1Gambar Alat dan Bahan Penelitian............................................
61
Lampiran 2 Kegiatan Penelitian ...................................................................
62
Lampiran 3 Sertifikat Natrium Diklofenak ..................................................
64
Lampiran 4 Sertifikat Analisa Diklofenak Sodium ......................................
65
Lampiran 5 Sertifikat Karagenan .................................................................
66
Lampiran 6 Absorbansi Asam Mefenamat...................................................
67
Lampiran 7 Skema Kerja (Pembuatan Ekstrak) ...
68
Lampiran 8 Skema Kerja Uji Analgetik 69
Lampiran 9 Skema Kerja Uji Antiinflamasi... 70
Lampiran 10 Rumus Perhitungan Dosis Hewan .
71
Lampiran 11 Perhitungan Dosis Untuk Hewan Uji
72
Lampiran 12 Pemeriksaan Parameter Ekstrak
79
Lampiran 13 Data Pengamatan Geliat Mencit...
80
Lampiran 14 Data Persentase Proteksi Analgetik .
81
Lampiran 15 Hasil Pengamatan Radang Pada Uji Antiinflamasi ..
83
Lampiran 16 Hasil Persentase Radang telapak Kaki Tikus 84
Lampiran 17 Hasil Persentase Penghambatan Radang Telapak Kaki Tikus.. 86
Lampiran 18 Hasil Statistik Uji Efek Analgetik 88
Lampiran 19 Hasil Statistik Uji Efek Antiinflamasi..
94
vii
ABSTRACT
viii
ABSTRAK
Judul : Uji Efek Analgetik dan Antiinflamasi Ekstrak Kering Air Gambir
Secara In Vivo
Ekstrak air gambir diasumsikan memiliki efek analgetik dan antiinflamasi secara
ilmiah. Penelitian ini bertujuan sebagai obat analgetik dan antiinflamasi sehingga
efek samping yang ditimbulkan oleh obat-obat AINS dapat diminimalisasi. Hasil
penelitian menunjukkan pemberian oral pada dosis 3,5 mg/200 gBB, 7 mg/200 gBB
dan 14 mg/200 gBB dapat menghambat pembentukkan radang yang ditimbulkan oleh
karagenan dan histamine pada tikus. Pada metode writhing yang diinduksi dengan
asam asetat,ekstrak air gambir menunjukkan efek analgetik yang baik dalam
mereduksi jumlah geliat mencit pada dosis 1,4 mg/20 g BB dibandingkan dengan
control positif. Efek analgetik dan antiinflamasi pada ekstrak air gambir berhubungan
dengan katekin, tannin dan gambiriin yang terkandung didalamnya yang dapat
menghambat jalur siklooksigenase dan lipooksigenase sehingga pembentukan asam
arakidonat tidak terbentuk. Hasil statistik ANOVA menunjukkan bahwa data
analgetik dan antiinflamasi tidak terdapat perbedaan secara bermakna dengan kontrol
positif
ix
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...
Daftar Isi .
ii
Daftar Tabel
iii
iv
Daftar Lampiran .
Abstrak .
vi
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ...
1.3 Hipotesa
1.5 Manfaat ..
2.1.3 Deskripsi .
2.1.5 Khasiat
11
12
2.8 Inflamasi 13
2.8.1 Pengertian inflamasi ...
13
14
15
17
18
20
23
ii
32
34
36
38
Daftar Pustaka . 50
Lampiran
54
iii
BAB I
PENDAHULUAN
ekstrak air panas dari daun dan ranting tanaman gambir dan kemudian dicetak
serta dikeringkan (Puguh, 2009)
Kandungan utama gambir adalah katekin (51%), zat penyamak (20-25%),
asam catechutannat, guersetin, catechu merah, gambir flouresein, abu, asam
lemak, lilin (BPOM RI, 2007). Kelarutan katekin yang optimum pada keadaan
hangat sekitar 400 C (Lusida et al., 2007).
Menurut jurnal The key to medicinal plants research resolves around the
detection, isolation, and characterization of antioxidants as therapeutic agents
(Misra, 2009) mengatakan gambir dapat digunakan sebagai analgetik, dimana
kandungan dari gambir seperti tannin, katekin dan gambiriin berfungsi sebagai
antioksidan. Antioksidan ini diasumsikan sebagai penghambat siklooxygenase
dan lipooxygenase sehingga nyeri dan inflamasi tidak terjadi (Esvandiary et
al.,2004). Nyeri adalah suatu mekanisme protektif bagi tubuh, ia timbul
bilamana jaringan sedang dirusak. Inflamasi merupakan suatu gejala pada
beberapa penyakit dan dirasa oleh banyak orang tidak nyaman (Ganiswara et al.,
1995).
1.3 Hipotesa
Ekstrak kering air gambir memiliki efek analgetik dan antiinflamasi yang
diberi secara oral pada mencit putih jantan dan tikus putih betina.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Asteridae
Familia
: Rubiaceae
Genus
: Uncaria
Spesies
Sinonim
2.1.3 Deskripsi
Tanaman gambir termasuk tumbuhan perdu memanjat yang
memiliki batang keras, bila dibiarkan akan tumbuh melingkar. Tinggi
tanaman 1,5-2 meter, warna batang coklat muda sampai coklat tua,
percabangan banyak bersudut 30-50 derajat dari batang utama. Daunnya
berwarna hijau muda-hijau coklat dan coklat muda, dengan panjang 0,2-0,4
cm berwarna hijau. Bunganya berwarna putih, berbentuk kecil-kecil dan
tongkol bulat. Perakaran tanaman gambir adalah berakar tunggang atau
tunjang dan fungsi akar adalah untuk mempengaruhi pertumbuhan daun
dan batang. Perakaran tanaman gambir sangat penting sekali sebagai organ
penyerap air dan unsur hara, tempat menyimpan makanan, jangkar
tanaman, dan sebagai tempat terbentuknya berbagai senyawa organik
(BPOM RI, 2007).
2.1.5 Khasiat
Kandungan tannin dalam gambir bekerja baik sebagai antibakteri
dan antifungi. Gambir dapat digunakan sebagai astringent dan pada dosis
besar dapat digunakan untuk mengobati diare (Kress, 2009). Secara
empirik gambir telah digunakan untuk radang gusi, radang tenggorokan,
serak batuk, caries gigi, bisul, dan obat luka bakar (Haryanto, 2009).
Sediaan antiseptic mulut dari katekin gambir dapat mencegah plak pada
gigi (Lucida et al.,2007).
ruang
(kamar).
Maserasi
kinetik
berarti
dilakukan
dilakukan
pengulangan
penambahan
pelarut
setelah
dilakukan
Umumnya dilakukan
pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat
termasuk proses ekstraksi sempurna.
b. Sokhletasi
Sokhletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang
umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi
berkelanjutan dengan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya
pendingin balik.
c. Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinyu) pada
temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan, secara umum
dilakukan pada temperatur 40o-50oC.
10
d. Infus
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air
(bejana infus tercelup dalan penangas air mendidih), temperatur terukur
96o-98oC selama waktu tertentu (15-20 menit).
e. Dekok
Dekok adalah infus ada waktu yang lebih lama ( 30oC) dan temperatur
sampai titik didih air.
kerja
Freeze
drying
meliputi
pembekuan
larutan,
11
dengan cara biasa namun dengan tekanan udara yang sangat rendah dan suhu
lebih tinggi daripada pengeringan primer (Tambunan, 2000).
12
dari proses awal sampai terbentuknya ekstrak. Nilai untuk kadar abu sesuai
dengan yang tertera dalam monografi.
2.7 Analgetik
2.7.1 Pengertian nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan dan yang berkaitan dengan (ancaman) kerusakan
jaringan. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya merupakan suatu
gejala, yang berfungsi melindungi tubuh. Nyeri disebabkan oleh
rangsangan mekanis, kimiawi atau fisis (kalor, listrik), dapat
menimbulkan kerusakan pada jaringan (Tjay & Rahardja, 2002).
Kualitas nyeri berdasarkan tempat terjadinya dibagi atas nyeri
somatik dan nyeri visceral. Nyeri somatik dibagi atas dua kualitas yaitu
nyeri permukaan dan nyeri dalam (Mustchler, 1991).
Nyeri dalam bila rasa nyeri berasal dari kulit, otot, persendian,
dan tulang. Nyeri dalam bersifat menekan dan membakar yang sukar
dilokalisasi sertag kebanyakan menyebar ke daerah sekitar. Sedangkan
nyeri permukaan bertempat pada kulit, misalnya tertusuk dengan jarum
pada kulit. Nyeri permukaan mempunyai karakter yang ringan, dapat
dilokalisasi (Mustchler, 1991).
13
Nyeri viseral atau nyeri perut adalah nyeri yang disebabkan oleh
rangsangan pada saraf nyeri di daerah visera terutama dalam rongga
dada dan perut (Mustchler, 1991).
Yang
terakhir
hubungan
timbal
balik
antara
Proses
impuls
nyeri
yang
ditransmisikan
hingga
14
adalah
nyeri
senyawa
yang
(Mutschler,
dalam
2007).
dosis
terapetik
Berdasarkan
kerja
15
lambung, kolik usus, mual, muntah dan diare, rasa mengantuk, pusing
sakit kepala, penglihatan kabur, vertigo (Wilmana, 1995). Asam
mefenamat memiliki waktu paruh (T ) sekitar 2 jam dan waktu puncak
2-4 jam. Ikatan protein asam mefenamat > 90% dan eliminasi ginjal
sekitar 52% (Sukandar, 2008).
adalah senyawa
kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma
dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini
seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH,
CH3CO2H.
Asam
asetat
murni
(disebut asam
CH3COOH,
asetat
atau
glasial)
adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16,7C.
16
Metode tgail-clip
Dilakukan oleh Bianchi dan Franchesch ini menggunakan
rangsang tekan melalui suatu artery clip pada pangkal ekor
mencit.
17
Rectodolorimeter
Metode ini menggunakan plate tembaga yang dihubungkan
dengan sebuah kumparan induksi. Kumparan tersebut
dihubungkan dengan sebuah elektroda tembaga berbentuk
silinder yang dimasukkan ke dalam rectum. Untuk mengukur
voltase (tegangan) listrik digunakan sebuah voltmeter dengan
sensitifitas 0,1 volt. Prosedur kerja dan pengamatan sama
seperti pada metode podolorimeter. Voltase yang dibutuhkan
untuk menimbulkan respon mencicit adalah 1 sampai 2 volt.
18
2.8 Inflamasi
2.8.1 Pengertian inflamasi
Inflamasi adalah respon terhadap cedera jaringan dan infeksi.
Ketika proses inflamasi berlangsung, terjadi reaksi vaskular dimana
cairan, elemen-elemen darah, sel darah putih dan mediator kimia
berkumpul pada tempat cedera jaringan atau infeksi. Proses inflamasi
merupakan suatu mekanisme perlindungan tubuh untuk menetralisir dan
membasmi agen-agen yang berbahaya pada tempat cedera dan
mempersiapkan keadaan untuk perbaikan jaringan (Wilmana, 1995).
Ciri khas inflamasi dikenal dengan tanda-tanda utama inflamasi, yaitu:
a. Eritema (kemerahan)
b. Edema (pembengkakan)
c. Kolor (panas)
d. Dolor (nyeri)
e. Functio laesa ( hilangnya fungsi )
19
1995).
Berdasarkan
mekanisme
kerjanya
obat-obat
Antiinflamasi steroid
Bekerja dengan cara menghambat pelepasan prostaglandin dari selsel sumbernya, termasuk golongan obat ini antara lain :
hidrokortison,
pednison,
prednisolon,
metyl
prednisolon,
20
2.8.5 Karagenan
Karagenan merupakan suatu ekstrak kering ganggang laut merah
(EkaPutri, 2001). Zat ini dapat digunakan untuk memicu terbentuknya
udem yang diinduksikan secara subplantar pada telapak kaki tikus
(Anggraini, 2008).
21
22
pembuluh juga akan mengalami kebocoran terhadap protein dan hal ini
dapat digunakan untuk mengukur kemampuan obat dalam menekan efek
mediator endogen terhadap permeabilitas vaskuler. Dalam pengujian ini
biasanya digunakan zat warna biru seperti evans blue, trypan blue yang
dapat bergabung dengn protein plasma dan memperlihatkan terjadinya
perubahan permeabilitas vaskuler. Zat warna ini disuntikkan melalui
pembuluh darah ekor hewan coba. Peningkatan permeabilitas vaskuler
dapat menimbulkan kebococran protein yang telah berikatan dengan zat
warna biru, sehingga kulit bewarna biru pada daerah yang rusak. Tingkat
pembiruan
dapat
diukur
dengan
berbagai
cara,
dapat
dengan
mengekstraksi daerah kulit yang biru atau hanya diamati secara visual
(Turner, R.A, 1965).
4. Pengujian berdasarkan metode granuloma pouch
Metode ini dilakukan dengan penyuntikkan 20-25 ml udara dan sejumlah
kecil iritan ke dalam jaringan subkutan punggung tikus, yang terjadi
inflamsi yang berupa abses. Luasnya inflamasi yang terbentuk diukur 4-14
hari sesudah induksi dengan mengukur tebalnya dinding granulasi yang
terbentuk sekitar abses, ditimbang potongan granuloma (Turner, R.A,
1965).
23
BAB III
KERANGKA KONSEP KERJA
Ekstrak kering
air gambir
1.
2.
3.
4.
Serbuk
Dibuat
infusa
Larutan ekstrak
kering air gambir
Freeze
drying
Ekstrak uji
0,7; 1,4; 2,8 mg/20 gBB
Uji efek
analgetik
Ekstrak uji
3,5; 7; 14 mg/200 gBB
Uji efek
antiinflamasi
24
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
25
26
27
28
a. Identifikasi alkaloid
Sebanyak 5 gram serbuk dilembabkan dengan 5 ml ammoniak 25
% digerus dalam mortir, kemudian ditambahkan 20 ml kloroform
dan digerus kembali dengan kuat, campuran tersebut disaring
dengan kertas saring, filtrat berupa larutan organik diambil
(sebagai larutan A), sebagai larutan A (10 ml) diekstraksi dengan
10 ml larutan HCl 1:10 dengan pengocokan dalam tabung reaksi,
diambil larutan bagian atasnya (larutan B).
Larutan A diteteskan beberapa tetes pada kertas saring dan
disemprot atau ditetesi dengan pereaksi Dragendroff, terbentuk
warna merah atau jingga pada kertas saring menunjukkan adanya
senyawa alkaloid.
Larutan B dibagi dalam 2 tabung reaksi, ditambahkan masingmasing pereaksi Dragendroff dan pereaksi Mayer, terbentuk
endapan merah bata dengan pereaksi Dragendroff atau endapan
putih dengan pereaksi Mayer menunjukkan adanya senyawa
alkaloid.
b. Identifikasi flavonoid
Sebanyak 10 gram serbuk ditambah 100 ml air panas, didihkan
selama 5 menit, saring. Ambil 5 ml filtratnya (dalam tabung
reaksi), ditambahkan serbuk Mg secukupnya dan 1 ml asam klorida
pekat dan 2 ml amil alkohol, kocok kuat dan biarkan memisah.
Terbentuknya warna merah, kuning, atau jingga pada lapisan amil
alkohol menunjukkan adanya flavonoid.
29
c. Identikasi saponin
Serbuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambah 10 ml air
panas. Setelah dingin kocok kuat secara vertikal selama 10 detik.
Terbentuknya busa yang stabil menunjukkan adanya saponin, bila
ditambahkan 1 tetes HCl 1% busa tetap stabil.
d. Identifikasi tanin
Sebanyak 10 gram serbuk ditambah 10 ml air, didihkan selama
15 menit, setelah dingin kemudian di saring dengan kertas saring.
Filtrat ditambah 1-2 tetes FeCl3 1 %, terbentuknya warna biru,
hijau atau hitam menunjukkan adanya seyawa golongan tanin.
e. Identifikasi steroid/terpenoid
Sebanyak 5 gram serbuk dimaserasi dalam 20 ml eter selama 2
jam kemudian disaring. Diuapkan dalam cawan penguap sampai
kering. Ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam
sulfat pekat ke dalam residu. Terbetuknya warna hijau atau merah
menunjukkan adanya steroid/triterpenoid.
f. Identifikasi kuinon
Sebanyak 1 gram serbuk dipanaskan dalam air selama 5 menit,
disaring. Sebanyak 5 ml filtat ditambah beberapa tetes larutan
NaOH 1 N, terbentuk warna merah menunjukkan adanya kuinon.
g. Identifikasi minyak atsiri
Sebanyak 2 gram serbuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi
(volume 20 ml), tambahkan 10 ml pelarut petroleum eter. Pada
mulut tabung dipasang corong yang diberi lapisan kapas yang telah
30
31
b. Kadar abu
Lebih kurang 2 g sampai 3 g ekstrak yang telah digerus dan ditimbang
seksama, dimasukan kedalam krus platina atau krus silikat yang telah
dipijarkan dan ditara, lalu ekstrak diratakan. Dipijarkan
perlahan-
32
> 15
(n-1) (5-1)
> 15
(n-1) (4)
>15
4n 4
> 15
> 4,75 5
33
Kelompok
Perlakuan
Kontrol negatif
Kontrol positif
Dosis 1
Dosis 2
Dosis 3
Dosis II
Dosis III
Dosis II
Dosis III
34
35
36
positif,
dan
kelompok
uji.
Masing-masing
37
Keterangan:
P = Jumlah geliat kumulatif kelompok percobaan rata-rata tiap
individu
K = Jumlah geliat kumulatif kelompok kontrol rata-rata
Jumlah kumulatif geliat mencit dan persen proteksi analgetik dari
semua kelompok perlakuan, diuji dengan Anova satu jalan untuk
mengetahui perbedaan tiap kelompok-kelompok perlakuan dan
dilanjutkan dengan uji LSD jika terdapat perbedaan bermakna.
2. Persentasi penghambatan radang
Data yang diperoleh dianalisis dengan uji Kolmogorov Smirnovz
untuk melihat distribusi data dan dianalisis dengan uji Levene
untuk melihat homogenitas data. Jika data terdistribusi normal dan
homogen maka dilanjutkan dengan uji Analisis varians (ANAVA)
satu arah dengan taraf kepercayaan 95% sehingga dapat diketahui
apakah perbedaan yang diperoleh bermakna atau tidak (Santoso,
2008). Jika terdapat perbedaan bermakna, dilanjutkan dengan uji
38
Keterangan:
Vt dan Vo adalah volume telapak kaki tikus pada waktu t dan
waktu nol
Keterangan:
a = volume radang pada kelompok hewan kontrol negatif
b = volume radang pada kelompok hewan uji
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ekstrak
Alkaloid
Flavonoid
Saponin
Tanin
Kuinon
Minyak atsiri
Kumarin
40
Hasil Pengujian
Persyaratan
Bentuk
Serbuk Kering
--
Rasa
Pahit
Pahit
Warna
Coklat Muda
Coklat muda
Bau
Lemah
Lemah
Susut Pengeringan
0,29 %
Kadar Abu
0,18 %
Rendemen
48,16 %
---
No.
Kelompok
NaCMC 1%
0,5ml/20 gBB
Asam mefenamat
1,82 mg/20 gBB
Ekstrak air gambir
0,7 mg/20 gBB
2
3
16.67
13.67
12.33
10
41.33
32.67
23
19.33
13.67
14
41
4
5
17
16.33
12.33
7.33
4.67
3.33
32.67
25
23.67
19.33
14.33
No.
1
2 D
3 a
4
Kelompok Perlakuan
Asam mefenamat
1,82 mg/20 gBB
Ekstrak air gambir
0,7 mg/20 gBB
Ekstrak air gambir
1,4 mg/20 gBB
Ekstrak air gambir
2,8 mg/20 gBB
42
5.1.5.2
Antiinflamasi
Berikut data persentase radang telapak kaki tikus pada masingmasing kelompok perlakuan.
Tabel 8. Data persentase radang telapak kaki tikus
Waktu
1 jam
2 jam
3 jam
4 jam
5 jam
NaCl 2
ml/200
gBB
112.45
135.69
143.09
149.15
135.69
Na diklofenak
1,03 mg/
200 gBB
30.55
58.89
68.33
86.67
73.89
Ekstrak air
gambir 3,5
mg/200
gBB
48.77
74.54
84.54
91.21
78.18
Ekstrak air
gambir 7
mg/200
gBB
22.22
45
63.89
76.11
63.89
Ekstrak air
gambir 14
mg/200
gBB
56.67
66.06
81.51
90.9
75.15
43
Waktu
1 jam
2 jam
3 jam
4 jam
5 jam
Na diklofenak
1,03 mg/
200 gBB
70.06
55.81
50.99
41.27
44.14
43.77
38.87
38.04
40.74
65.77
53.48
48.35
51.67
51.47
42.67
39.09
44.24
Dan dari data diatas ditampilkan dalam bentuk grafik, dapat dilihat
pada gambar berikut:
44
5.2 Pembahasan
Tanaman gambir (Uncaria gambir Roxb) memiliki khasiat unuk
pengobatan berbagai penyakit. Dari literature diperoleh informasi bahwa
tanaman ini digunakan sebagai obat diare, luka bakar dan lain-lain (Haryanto,
2009). Dari hasil penapisan fitokimia ekstrak air gambir mengandung
flavanoid, alkaloid, saponin, tannin dan kuinon. Menurut jurnal the key to
medicinal plants research revolves around the detection, isolation, and
characterisation of antioxidants as therapeutic agent (Misra, 2009)
mengatakan bahwa gambir dapat digunakan sebagai analgetik dan
antiinflamasi karena gambir mengandung katekin (flavanoid), tannin dan
gambiriin yang berfungsi sebagai antioksidan. Antioksidan ini diasumsikan
dapat menghilangkan nyeri (analgetik) dan radang (inflamasi) (Lieber dan
Leo, 1999).
45
senyawa polar dan akan lebih besar kelarutannya apabila menggunakan air
panas (Pambayun, 2007). Sehingga, diharapkan dengan metode infusa dapat
menarik semua komponen berkhasiat dalam gambir karena proses infundasi
sendiri adalah ekstraksi dengan pelarut air selama 15 menit setelah suhu
dalam penangas mencapai 95-980C (DepKes 2000). Pada saat proses
penyaringan, gambir harus segera disaring dalam keadaan panas agar
kandungan dalam gambir tetap larut dan tersaring selain itu karena gambir
akan cepat mengeras (membentuk seperti pasta) dalam keadaan dingin
sehingga dikhawatirkan komponen berkhasiat gambir tidak ikut terbawa saat
46
47
nyeri yang cukup lama maka geliat mencit dapat teramati dan dihitung selama
30 menit.
Pada metode Writhing Test efek analgetik diamati mulai dari waktu 0
menit sampai 30 menit (Cavalho et.al,. 1999) setelah diinduksi dengan asam
asetat pada tiap-tiap kelompok perlakuan, dimana kelompok perlakuannya
adalah kontrol negatif (NaCMC 1%), kontrol positif (asam mefenamat 1,82
mg/20 gBB) dan variasi kelompok dosis (0,7 mg/20 gBB, 1,4 mg/20 gBB dan
2,8 mg/20 gBB). Penggunaan asam mefenamat sebagai kontrol positif
dikarenakan penggunaan obat ini sebagai analgetik sudah cukup umum dalam
masyarakat dan efek samping yang ditimbulkan oleh asam mefenamat
khususnya dalam mengiritasi saluran cerna masih terbilang rendah jika
dibandingkan dengan aspirin (asam asetil salisilat) (Sukandar, 2008).
Penggunaan NaCMC sebagai suspending agent karena NaCMC dapat
mensuspensikan ekstrak air gambir. Selain itu keuntungan penggunaan
NaCMC karena kelarutan dalam air cukup baik.
Pada grafik rata-rata jumlah geliat mencit (gambar 1) terlihat asam
asetat 0,5% v/v memberikan efek geliat yang banyak pada 5 menit pertama
kemudian rata-rata jumlah geliat menurun sedikit demi sedikit sampai 5 menit
keenam di setiap kelompok perlakuan. Hal ini kemungkinan terjadi karena
asam asetat mengalami sekresi di dalam tubuh mencit yang dapat terlihat
bahwa hewan coba (mencit) mengeluarkan urin selama uji pengamatan. Hasil
rata-rata jumlah geliat mencit pada tiap kelompok perlakuan terlihat hubungan
48
antara dosis dengan penurunan rata-rata jumlah geliat mencit. Semakin kecil
rata-rata jumlah geliat mencit semakin besar efek analgetik yang ditimbulkan
oleh kelompok perlakuan, dimana didapatkan kelompok dosis 1,4 mg/20 gBB
(dosis sedang) memberikan nilai rata-rata jumlah geliat mencit yang paling
rendah, baik dari 5 menit pertama sampai 5 menit keenam (30 menit).
Kemudian diikuti oleh asam mefenamat 1,82 mg/20 gBB (kontrol positif),
dosis 2,8 mg/20 gBB (dosis tinggi), dosis 0,7 mg/20 gBB (dosis rendah).
Kemudian dari hasil rata-rata jumlah geliat mencit kita dapat
menghitung persentase proteksi analgetik (gambar 2). Dari perhitungan ini,
didapat nilai persentase dosis 1,4 mg/20 gBB yang memiliki nilai persentase
proteksi analgetik terbesar yaitu sebesar 68,04%, kemudian diikuti oleh asam
mefenamat (kontrol positif) 59,84%, kelompok dosis 2,8 mg/20 gBB (dosis
tinggi) 36,18%, dan kelompok dosis 0,7 mg/20 gBB (dosis rendah) 27,54%.
Hasil-hasil ini menunjukkan hubungan antara rata-rata jumlah geliat mencit
benbanding terbalik dengan persentase proteksi analgetik. Artinya semakin
rendah nilai rata-rata jumlah geliat mencit maka semakin besar nilai
persentase proteksi analgetik sebaliknya makin besar nilai rata-rata jumlah
geliat mencit maka semakin besar nilai persentase proteksi analgetik.
Pada grafik hubungan antara dosis dengan rata-rata jumlah geliat
(gambar 1) terlihat bahwa pada dosis 2,8 mg/20 gBB menurun efek analgetik.
Hal ini kemungkinan karena ekstrak gambir dibuat secara suspensi sehingga
mungkin gambir tidak terdispersi secara sempurna sehingga konsentrasi
49
kemampuan
senyawa
tersebut
untuk
menghambat
dan
50
waktu relatif singkat dan radang yang terbentuk berkembang lambat dan dapat
kembali normal dalam 1-2 hari. Pembentukan radang oleh karagenan dapat
diamati dengan jelas dan tidak menyebabkan kerusakan permanen pada
jaringan disekitar inflamasi. Pemilihan penggunaan karagenan sebesar 2% b/v
dikarenakan radang yang terbentuk oleh karagenan 1% terlalu kecil sehingga
pengukuran menjadi kurang jelas dan dikhawatirkan terjadinya kesalahan
dalam pembacaan besar radang.
Alat yang digunakan untuk mengukur volume radang pada kaki tikus
adalah plethysmometer air raksa. Pada saat pengukuran, hal-hal yang harus
diperhatikan adalah volume air raksa harus sama pada setiap kali pengukuran,
tanda pada pergelangan kaki tikus harus jelas dan dipastikan pada saat
mencelup kaki tikus harus tercelup sempurna sampai tanda batas yang telah
ditentukan. Hal ini bertujuan agar mendapatkan data pengukuran yang selalu
konstan pada tiap waktu dan dalam kondisi yang sama.
Bahan pembanding yang digunakan adalah natrium diklofenak.
Pemilihan natrium diklofenak sebagai bahan pembanding karena natrium
diklofenak memiliki daya absorbsi yang cepat, dilihat dari waktu paruh
natrium diklofenak 0,5-1 jam dalam tubuh (Sukandar, 2008). Selain itu,
penggunaan natrium diklofenak sebagai antiinflamasi dalam masyarakat
sudah cukup umum.
Volume radang rata-rata telapak kaki tikus maksimal dicapai pada jam
ke 4 setelah pemberian larutan karagenan 2% b/v. Demikian juga persentase
51
radang rata-rata hewan coba maksimal dicapai pada jam ke-4 (Gambar 3).
Pada jam ke-5 persentase radang sudah mulai menurun, hal ini mungkin
disebabkan karena absorbsi karagenan cepat dalam tubuh sehingga efek
radang sudah mulai menurun. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
dosis sedang ekstrak air gambir 7 mg/200 gBB mampu menghambat proses
radang, kemudian diikuti oleh kontrol positif (natrium diklofenak 3,04
mg/200 gBB), dosis tinggi (14 mg/200 gBB) dan dosis rendah (3,5 mg/200
gBB).
Hasil penelitian pada beberapa tanaman, diketahui flavonoid
mempunyai aktivitas antiinflamasi karena dapat menghambat beberapa enzim
seperti lipooxygenase dan cyclooxygenase (Esvandiary, 2002). Melalui jalur
enzim cyclooxygenase dan lipooxygenase dari metabolisme asam arakidonat
ini yang memfasilitasi terbentuknya mediator proses inflamasi (Katzung,
2002). Flavonoid dalam bentuk aglikon bersifat non-polar dan dalam bentuk
glikosidanya bersifat polar. Untuk melakukan penyarian flavonoid dapat
dilakukan dengan pelarut air (Harborne, 1987).
Aktivitas gambir sebagai penghambat analgetik dan antiinflamasi
diasumsikan berhubungan dengan ketersedian kandungan katekin, tannin dan
gambiriin dalam gambir, dimana kandungan katekin mencapai 51% katekin,
tannin dan gambiriin memiliki aktivitas sebagai antioksidan alami (Misra,
2009). Katekin, tannin dan gambiriin mampu menghambat oksidasi asam
arakhidonat menjadi endoperoksida dan menurunkan aktivitas enzim
52
53
ditimbulkan oleh kontrol positif (asam mefenamat 1,82 mg/20 gBB) dalam
memberikan proteksi analgetik sama dengan dosis 2 (ekstrak air gambir 1,4
mg/20 gBB).
Pada uji antiinflamasi dilanjutkan dengan pengolahan data melalui
statistik untuk mendapatkan nilai distribusi normal dan uji distribusi homogen
(lampiran 18). Pada uji antiinflamasi didapatkan signifikansi normal (
0,05) dan uji homogenitas ( 0,05) hal ini menunjukkan bahwa data
terdistribusi normal dan data homogen kecuali pada jam 1 data tidak homogen
karena = 0,039 ( 0,05). Oleh karena itu data pada jam 1 dilanjutkan
dengan metode Kruskal Wallis untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang
bermakna atau tidak pada setiap kelompok perlakuan. Hasil analisa diperoleh
nilai = 0,028 ( 0,05), maka Ho ditolak atau data memiliki perbedaan
secara bermakna. Pada hasil BNT antiinflamsi didapatkan bahwa baik pada
jam 1 sampai jam 5 kontrol negatif (NaCl 0,9% 2 ml/200 gBB) memiliki
perbedaan secara bermakna dengan kontrol positif (Na diklofenak 3,04
mg/200 gBB), kelompok dosis 1 (ekstrak air gambir 3,5 mg/200 gBB), dosis 2
(ekstrak air gambir 7 mg/200 gBB) dan dosis 3 (ekstrak air gambir 14 mg/200
gBB). Sedangkan kontrol positif (Na diklofenak 3,04 mg/200 gBB) tidak
berbeda secara bermakna dengan kelompok dosis 1 (ekstrak air gambir 3,5
mg/200 gBB), dosis 2 (ekstrak air gambir 7 mg/200 gBB) dan dosis 3 (ekstrak
air gambir 14 mg/200 gBB). Hasil ini menunjukkan bahwa efek kontrol
positif (Na diklofenak 3,04 mg/200 gBB) dalam menghambat radang pada
54
telapak kaki tikus sama dengan dosis 1 (ekstrak air gambir 3,5 mg/200 gBB),
dosis 2 (ekstrak air gambir 7 mg/200 gBB) dan dosis 3 (ekstrak air gambir 14
mg/200 gBB).
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat di ambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Didapatkan dosis ekstrak kering air gambir yang berefek analgetik adalah 1,4
mg/20 gBB dengan menggunakan metode Writhing test (geliat) pada mencit
putih jantan.
2. Dosis ekstrak kering air gambir yang berefek sebagai antiinflamasi adalah 3,5
mg/200 gBB, 7 mg/200 gBB, 14 mg/200 gBB dengan menggunakan metode
Rat hind paw (pembentukan radang) pada tikus putih betina.
3. Pada uji ANOVA ekstrak kering air gambir yang sebagai analgetik dengan
variasi dosis 0,7 mg/20 gBB, 1,4 mg/20 gBB dan 2,8 mg/20 gBB terdapat
perbedaan secara bermakna terhadap kontrol negatif (p 0,05). Tetapi semua
variasi dosis ini tidak memiliki perbedaan secara bermakna (p 0,05)
terhadap kontrol positif (asam mefenamat) dengan dosis 1,82 mg/20 gBB.
4. Pada uji ANOVA dan Kruskal Wallis ekstrak kering air gambir sebagai
antiinflamasi dengan variasi dosis 3,5 mg/200 gBB, 7 mg/200 gBB dan 14
mg/200 gBB terdapat perbedaan secara bermakna terhadap kontrol negatif (p
0,05). Tetapi semua variasi dosis ini tidak memiliki perbedaan secara
bermakna (p 0,05) terhadap kontrol positif (natrium diklofenak) dengan
dosis 3,04 mg/200 gBB.
55
56
6.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada ekstrak gambir yang berkhasiat
sebagai analgetik dan antiinflamasi dengan pelarut yang berbeda untuk
mengetahui pengaruh perbedaan pelarut dalam menghambat nyeri dan radang.
DAFTAR PUSTAKA
57
58
59
Lucida, Henny, Amri Bakhtiar, Wina Astari. 2007. Formulasi Sediaan Antiseptik
Mulut dari Katekin Gambir.. Dalam: Jurnal Sains dan Teknologi Famasi vol
12(1). Padang.
Misra, Meena. 2009. The key to medicinal plants research revolves around the
detection, isolation, and characterisation of antioxidants as therapeutic agents.
Journal of Medicinal Plants Research Vol. 3(10).
Mutschler, E. 1991. Dinamika Obat; Buku Ajar Farmakologi dan Toksikologi.
Edisi ke lima, diterjemahkan oleh Widianto, M. B. Dan A. S. Ranti. Bandung
: Penerbit ITB. Pp 177-195.
Pambayun, Rindit.. 2007. Kandungan fenol dan sifat antibakteri dari berbagai
jenis ekstrak produk gambir (Uncaria gambir Roxb). Majalah Farmasia
Indonesia 18(3): 141 146
Puguh. 2009. Gambir Dapat Mencegah Gangguan Perut dan Kanker.
http://puguh.com/2009/09/09/gambir-dapat-mencegah-gangguan-perut-dankanker/">. Diakses tanggal 28 Febuari 2010 pukul 21.54 WIB
Putri, Eka. 2001. Uji Efek Analgetik, Antipiretik dan Anti Inflamasi Ekstrak
Metanol Batang Brotowali (Tinospora crispa (L) Miers ex Hook. F. & Thems).
Padang: Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNAND.
Reagan-Shaw S,. Nihal M and Ahmad N. 2008. Dose translation from animal to
human studies revisited. The FASEB Journal 2007, 22:659-661.
http://www.fasebj.org. Diakses tanggal 4 Maret 2010 pukul 19.25 WIB
Ridwansyah. 2003. Pengolahan Kopi.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/776/1/tekperridwansyah4.pdf. Diakses pada tanggal 17 Juli 2010 pukul 22.29 WIB
Saha, Achinta, Mohammad A. Masud, Sitesh C. Bahtiar. 2007. The Analgesic and
Anti-inflammatory Activities of The Extracts of Phyllantus reticulatus.
Journal Pharmaceutical Biology.Vol 45 no.5, pp 355-359.
Santoso, S. Panduan Lengkap Menguasai SPSS 16. PT. Jakarta: Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia. 2008: 237-247.
Setiawati, Arini, Zunilda S.B., F.D. Suyatna. 1995. Farmakologi dan Terapi edisi
V. Jakarta: Bagian Farmakologi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Siswandono, M. S. 1995, Kimia Medisinal. 301-302. Surabaya: Airlangga Press.
Wade,Ainley (editor). 1992. Handbook of Pharmaceutical Excipients section
II.78-79. London : The Pharmaceutical Press.
60
Suhendi, Andi, Kuswandi, Agung Endro Nugroho. 2003. Efek Analgetik Infusa
Daun Dewa (Gynura procumbens (Lour) Merr.) Pada Mencit Putih Jantan
Galur DDY. Pharmaceutical Journal of Indonesia. Vol. 4, no. 2.
Tambunan, Armansyah., Solahudin. 2000. Simulasi Karakteristik Pengeringan
Beku Daging Sapi Giling. Bulletin Keteknikan Pertanian Vol 14: 1.
Sukandar, Ellin Yulinah, Retnosari, Joseph I Sigit, I Ketut Adnyana. 2008. Iso
Farmakoterapi. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan.
Tjay, Tan Hoan, Kirana Rahardja. 2002. Obat-obat Penting. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
Turner, R.A. 1965. Screening Methods in Pharmacology. New York: Academic
Press.
Wilmana, P.F. 1995. Farmakologi dan Terapi edisi V. Jakarta: Bagian
Farmakologi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
62
Gambar
6:
Hasil
Freeze
Drying
Gambir
Gambar 9: Plethysmometer
62
Gambar
14
:
Penyuntikkan
karagenan sec subplantar
62
gambir (urea)
kaki tikus
Ga
mbar
16:
radang tikus
Pengukuran
volume
62
68
Gambir
(sampel)
Determinasi
gambir
Serbuk
Dibuat
infusa
Ekstrak air
Gambir
Freeze
drying
Ekstrak uji
100,200,400 mg./KgBB
Uji efek
analgetik
Ekstrak uji
50,100,200 mg./KgBB
Uji efek
antiinflamasi
Ekstrak kering
gambir
69
Perlakuan tiap
Kelompok
Kontrol
Negatif
Kontrol
Positif
Kelompok
Dosis
Rendah
Kelompok
Dosis
Sedang
30
Analisa data
Kelompok
Dosis
Tinggi
70
Timbang Berat
Badan
Ukur Volume Telapak Kaki
Kiri Belakang Tikus
Perlakuan tiap
Kelompok
Kontrol
Negatif
Kontrol
Positif
Kelompok
Dosis
Rendah
Kelompok
Dosis
Sedang
1 jam
Masing-masing diinjeksikan
suspensi karagenan 2%
1 jam
Analisa data
Kelompok
Dosis
Tinggi
71
Lampiran 10. Rumus perhitungan dosis hewan dan tabel konversi dosis hewan
ke HED berdasarkan BSA (Reagan-Shaw dkk, 2008)
BSA (m2)
Km factor
Adult
60
1.6
37
Chile
20
0.8
25
Baboon
12
0.6
20
Dog
10
0.5
20
Monkey
0.24
12
Rabbit
1.8
0.15
12
Guinea pig
0.4
0.05
Rat
0.15
0.025
Hamster
0.08
0.02
Mouse
0.02
0.007
Species
Human
72
= 168 mg
HED
168mg
60
Dosis hewan
= 1,4 mg/ml
VAO
VAO
= 0,5 ml
0,7 mg/
0,7 mg/
20 gBB x 20 gBB
0 , 5 ml
20 gBB x 20 gBB
1 , 4 mg / ml
= 336 mg
73
HED
336
60
Dosis hewan
= 2,8 mg/ml
VAO
VAO
= 0,5 ml
1,4 mg/
1,4 mg/
20 gBB x 20 gBB
0 , 5 ml
20 gBB x 20 gBB
2 , 8 mg / ml
c. Dosis 3. Ekstrak air gambir 138 mg/ KgBB 2,8 mg/20 gBB
1400 mg x 48%= 672 mg
HED
672
60
Dosis hewan
= 5,6 mg/ml
2,8 mg/
20 gBB x 20 gBB
0 , 5 ml
74
2,8 mg/
VAO
VAO
= 0,5 ml
20 gBB x 20 gBB
5 , 6 mg / ml
Perhitungan dosis untuk asam mafenamat 0,05% (Andi Suhedi, Kuswandi dan
Agung Endro Nugroho. 2003)
Dosis lazim asam mefenamat untuk manusia adalah 500 mg untuk sekali pakai.
Untuk dosis analgetik adalah 91 mg/kgBB mencit sekali pakai maka dosis yang
dapat diberikan pada mencit (20 gr) adalah:
VAO
= 0,364 ml
VAOtota
75
= 168 mg
HED
168
60
= ?x
Dosis hewan
= 1,75 mg/ml
VAO
VAO
= 2 ml
6
37
3,5 mg/
3,5 mg/
200 gBB
2 ml
x 200 gBB
= 336 mg
HED
76
336
60
= ?x
Dosis hewan
= 3,5 mg/ml
VAO
VAO
= 2 ml
6
37
7 mg/
7 mg/
= 672 mg
HED
672
60
= ?x
6
37
14 mg/
= 7 mg/ml
200 gBB
2 ml
x 200 gBB
77
14 mg/
VAO
VAO
= 2 ml
= 14 mg/200 gBB
VAO
78
[ ]
VAOtotal
Jumlah Diklofenak
79
=
=
=
=
80
Lampiran 13. Data Pengamatan Geliat Mencit Selama Pengukuran Pada Uji
Efek Analgetik
Tabel 11. Data Pengamatan Geliat Mencit Pada Uji Efek Analgetik
Kel
1
Perlakuan
Kontrol negatif
(Asam asetat 0,5%)
Dosis
1
2
3
5
47
40
45
44
3,61
30
19
14
15
14,67
2,64
1
2
3
30
12
20
20,67
9,02
24
11
15
16,67
6,66
17
10
14
13,67
3,51
16
9
12
12,33
3,51
15
7
8
10
4,36
14
6
7
9
4,36
1
2
3
42
37
45
41,33
4,04
28
30
40
32.67
6,42
16
22
31
23
7,54
16
19
23
19,33
3,51
15
11
15
13,67
2,3
13
10
10
14
1,73
1
2
3
18
14
19
17
2,64
17
14
18
16,33
2,08
14
10
13
12,33
2,08
7
6
9
7,33
1,52
4
3
7
4,67
2,08
2
3
5
3,33
1,52
1
2
3
32
26
40
32,67
7,02
27
26
22
25
2,64
27
22
22
23,67
2,88
26
19
13
19,33
6,5
17
15
11
14,33
3,05
10
9
8
9
4,35
Rata-rata
SD
2
Kontrol Positif
(As. Mefenamat)
Rata-rata
SD
Ekstrak Air
Gambir
Rata-rata
SD
Ekstrak Air
Gambir
Rata-rata
SD
Ekstrak Air
Gambir
Rata-rata
SD
81
No
1
Kelompok Perlakuan
NaCMC 1% 0,5 ml/20 gBB
N
1
2
3
Rata-rata
kumulatif
38.6
33.2
36.2
% proteksi
analgetik
0
0
0
0
1
2
3
20.4
9.8
13.8
47.15
70.48
61.88
Rata-rata
2
Rata-rata
3
59.84
1
2
3
23.4
23.8
30.8
Rata-rata
4
27.54
1
2
3
12
9.4
13.2
1
2
3
25.8
21.6
21.6
Rata-rata
5
Rata-rata
39.38
28.31
14.92
68.91
71.69
63.53
68.04
33.16
34.94
40.33
36.14
82
Contoh perhitungan:
Pada kelompok Asam mefenamat 1,82 mg/20 gBB:
83
Kel
Perlakuan
Dosis
Kontrol negative
(NaCl 0,9%)
2 ml/200 gBB
1
2
3
1,03mg/200grBB
1
2
3
0,20
0,20
0,24
0,21
0,02
0,24
0,26
0,34
0,28
0,05
0,30
0,32
0,40
0,35
0,05
0,32
0,34
0,42
0,36
0,05
0,36
0,36
0,48
0,40
0,06
0,34
0,32
0,46
0,37
0,07
1
2
3
0,20
0,22
0,20
0,21
0,01
0,30
0,30
0,32
0,31
0,02
0,34
0,36
0,38
0,36
0,02
0,38
0,36
0,40
0,38
0,02
0,40
0,36
0,42
0,39
0,03
0,36
0,34
0,40
0,37
0,03
7 mg/200 gBB
1
2
3
0,24
0,20
0,20
0,21
0,02
0,28
0,26
0,24
0,26
0,02
0,30
0,30
0,32
0,31
0,01
0,34
0,34
0,36
0,35
0,01
0,38
0,36
0,38
0,37
0,01
0,34
0,34
0,36
0,35
0,01
14 mg/200 gBB
1
2
3
0,20
0,22
0,22
0,21
0,01
0,34
0,32
0,34
0,36
0,01
0,36
0,36
0,34
0,38
0,01
0,38
0,40
0,38
0,40
0,01
0,40
0,42
0,40
0,42
0,01
0,36
0,38
0,38
0,38
0,01
Rata-rata
SD
2
Kontrol Positif
(Na diklofenak)
Rata-rata
SD
Dosis 1
(rendah)
Rata-rata
SD
Dosis 2
(sedang)
Rata-rata
SD
Dosis 3
(tinggi)
Rata-rata
SD
84
Perlakuan
Dosis
Kontrol negative
(NaCl 0,9%)
2 ml/200 gBB
1
2
3
1,03 mg/200grBB
0
0
0
0
0
0
5
144,44
144,44
118,18
135,69
15,16
1
2
3
0
0
0
0
0
20
30
41,67
30,55
10,85
50
60
66,67
58,89
8,39
60
70
75
68,33
7,64
80
80
100
86,67
11,55
70
60
91,67
73,89
19,51
1
2
3
0
0
0
0
0
50
36,36
60
48,78
11,87
70
63,63
90
74,54
13,76
90
63,63
100
84,54
18,78
100
63,63
110
91,21
24,40
80
54,54
100
78,18
22,78
7 mg/200 gBB
1
2
3
0
0
0
0
0
16,67
30
20
22,22
6,93
25
50
60
45
18,03
41,62
70
80
63,87
19,91
58,33
80
90
76,11
16,18
41,67
70
80
63,89
19,88
14 mg/200 gBB
1
2
3
0
0
0
0
0
70
45,45
54,54
56,66
12,41
80
63,63
54,54
66,06
12,90
90
81,81
72,72
81,51
8,64
100
90,9
81,81
90,9
9,09
80
72,72
72,72
75,15
4,20
Rata-rata
SD
2
Kontrol Positif
(Na diklofenak)
Rata-rata
SD
Dosis 1
(rendah)
Rata-rata
SD
Dosis 2
(sedang)
Rata-rata
SD
Dosis 3
(tinggi)
Rata-rata
SD
85
Contoh perhitungan :
Pada Na diklofenak 1,03 mg/200 gBB :
86
Perlakuan
1 Kontrol negative
(NaCl 0,9%)
Dosis
N
0
0
0
0
0
0
2 ml/200 gBB
1
2
3
5
144,44
144,44
118,18
135,69
15,16
1,03 mg/200grBB
1
2
3
0
0
0
0
0
83,63
77,49
49
70,04
18,47
65,38
58,46
43,58
55,81
11,14
61,43
54,99
36,54
50,99
12,92
48,57
48,57
26,67
41,27
12,64
51,54
58,46
22,43
44,14
19,12
1
2
3
0
0
0
0
0
59,09
72,72
26,66
52,82
23,66
51,54
55,95
23,84
43,77
17,41
42,14
59,09
15,38
38,87
18,12
35,71
59,09
19,33
38,04
18,88
44,61
62,24
15,38
40,74
19,66
7 mg/200 gBB
1
2
3
0
0
0
0
0
86,36
77,49
75,55
79,8
5,76
82,69
65,38
49,22
65,76
16,73
73,24
54,99
32,20
53,48
20,56
62,50
48,57
33,99
48,35
14,26
71,15
51,54
32,31
51,67
19,42
14 mg/200 gBB
1
2
3
0
0
0
0
0
42,73
65,91
33,33
47,32
16,77
44,61
55,94
53,85
51,47
6,03
42,14
47,40
38,47
42,67
4,49
35,71
41,56
40
39,09
3,03
44,61
49,65
38,47
44,24
5,59
Rata-rata
SD
2
Kontrol Positif
(Na diklofenak)
Rata-rata
SD
Dosis 1
(rendah)
Rata-rata
SD
Dosis 2
(sedang)
Rata-rata
SD
Dosis 3
(tinggi)
Rata-rata
SD
87
Contoh perhitungan :
Pada Na diklofenak 1,03 mg/200 gBB :
88
15
Mean
Std. Deviation
38.3120
25.97856
Most Extreme
Absolute
.151
Differences
Positive
.130
Negative
-.151
Kolmogorov-Smirnov Z
.586
.883
89
90
df1
2.587
df2
4
Sig.
10
.102
91
ANOVA
ProteksiAnalgetik
Sum of
Squares
Between Groups
Within Groups
Total
Df
Mean Square
8807.651
2201.913
640.746
10
64.075
9448.397
14
Sig.
34.365
Multiple Comparisons
ProteksiAnalgetik
LSD
(I)
(J)
Mean
Kelomp Kelomp Difference (Iok
ok
J)
Std. Error
-59.83667
6.53578
.000
-74.3993
-45.2740
Dosis 1
-27.53667*
6.53578
.002
-42.0993
-12.9740
Dosis 2
-68.04333*
6.53578
.000
-82.6060
-53.4807
Dosis 3
-36.14333*
6.53578
.000
-50.7060
-21.5807
Negatif Positif
.000
92
Negatif
59.83667*
6.53578
.000
45.2740
74.3993
Dosis 1
6.53578
.001
17.7374
46.8626
Dosis 2
-8.20667
6.53578
.238
-22.7693
6.3560
Dosis 3
6.53578
.005
9.1307
38.2560
6.53578
.002
12.9740
42.0993
6.53578
.001
-46.8626
-17.7374
6.53578
.000
-55.0693
-25.9440
Dosis 3
-8.60667
6.53578
.217
-23.1693
5.9560
Dosis 2 Negatif
6.53578
.000
53.4807
82.6060
8.20667
6.53578
.238
-6.3560
22.7693
6.53578
.000
25.9440
55.0693
6.53578
.001
17.3374
46.4626
6.53578
.000
21.5807
50.7060
6.53578
.005
-38.2560
-9.1307
Dosis 1
8.60667
6.53578
.217
-5.9560
23.1693
Dosis 2
6.53578
.001
-46.4626
-17.3374
Positif
Dosis 1 Negatif
Positif
Dosis 2
Positif
Dosis 1
Dosis 3
Dosis 3 Negatif
Positif
32.30000
23.69333
27.53667
-32.30000
-40.50667
68.04333
40.50667
31.90000
36.14333
-23.69333
-31.90000
Kesimpulan:
1. Pada kontrol negatif (NaCMC 1% 0,5 ml/20 gBB) terdapat perbedaan
secara bermakna dengan kontrol positif, (Asam mefenamat 1,82 mg/20
gBB) kelompok dosis 1 (ekstrak air gambir 0,7 mg/20 gBB), dosis 2
(ekstrak air gambir 1,4 mg/20 gBB) dan dosis 3 (ekstrak air gambir 2,8
mg/20 gBB). Hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,05.
2. Pada kontrol positif (Asam mefenamat 1,82 mg/20 gBB) terdapat tidak
ada perbedaan secara bermakna dengan kelompok dosis 2 (ekstrak air
gambir 1,4 mg/20 gBB) karena nilai signifikansi = 0,238 ( 0,05)
93
94
Normal Parameters
Mean
Std. Deviation
Most Extreme
Differences
Jam2
Jam3
Jam4
Jam5
15
15
15
15
15
49.9973
43.8160
37.2007
34.0180
36.1593
Absolute
.165
.246
.156
.233
.173
Positive
.144
.154
.142
.152
.138
Negative
-.165
-.246
-.156
-.233
-.173
Kolmogorov-Smirnov Z
.639
.951
.602
.902
.672
.809
.326
.861
.391
.757
95
df1
df2
Sig.
Jam1
3.807
10
.039
Jam2
2.559
10
.104
Jam3
2.562
10
.104
Jam4
2.710
10
.092
Jam5
2.540
10
.106
96
perlakuan
bervariasi
homogen
karena
97
Between Groups
2853.583
2431.349
10
243.135
13845.681
14
Between Groups
7940.599
1985.150
Within Groups
1485.800
10
148.580
Total
9426.399
14
Between Groups
5614.656
1403.664
Within Groups
2190.987
10
219.099
Total
7805.643
14
Between Groups
4550.112
1137.528
Within Groups
1317.836
10
131.784
Total
5867.948
14
Between Groups
5094.249
1273.562
Within Groups
2668.498
10
266.850
Total
7762.747
14
Total
Jam3
Jam4
Jam5
Mean Square
11414.332
Within Groups
Jam2
Df
Sig.
11.737
.001
13.361
.001
6.407
.008
8.632
.003
4.773
.021
98
e. Uji Kruskal Wallis dan BNT (Beda Nyata Terkecil) terhadap persen
penghambatan udem kaki tikus
Tujuan : Untuk
99
10.838
Df
Asymp. Sig.
4
.028
100
ndent (I)
(J)
Mean
pok
ok
J)
Std. Error
-70.04000* 12.73145
.000
-98.4074
-41.6726
Dosis 1
-52.82333* 12.73145
.002
-81.1908
-24.4559
Dosis 2
-79.80000* 12.73145
.000
-108.1674
-51.4326
Dosis 3
-47.32333* 12.73145
.004
-75.6908
-18.9559
Positif Negatif
70.04000* 12.73145
.000
41.6726
98.4074
Dosis 1
17.21667 12.73145
.206
-11.1508
45.5841
Dosis 2
-9.76000 12.73145
.461
-38.1274
18.6074
Dosis 3
22.71667 12.73145
.105
-5.6508
51.0841
Dosis 1 Negatif
52.82333* 12.73145
.002
24.4559
81.1908
Positif
-17.21667 12.73145
.206
-45.5841
11.1508
Dosis 2
-26.97667 12.73145
.060
-55.3441
1.3908
Dosis 3
5.50000 12.73145
.675
-22.8674
33.8674
101
79.80000* 12.73145
.000
51.4326
108.1674
Positif
9.76000 12.73145
.461
-18.6074
38.1274
Dosis 1
26.97667 12.73145
.060
-1.3908
55.3441
Dosis 3
32.47667* 12.73145
.029
4.1092
60.8441
Dosis 3 Negatif
47.32333* 12.73145
.004
18.9559
75.6908
Positif
-22.71667 12.73145
.105
-51.0841
5.6508
Dosis 1
-5.50000 12.73145
.675
-33.8674
22.8674
Dosis 2
-32.47667* 12.73145
.029
-60.8441
-4.1092
-56.40667*
9.95255
.000
-78.5823
-34.2310
Dosis 1
-43.77667*
9.95255
.001
-65.9523
-21.6010
Dosis 2
-65.76333*
9.95255
.000
-87.9390
-43.5877
Dosis 3
-53.13333*
9.95255
.000
-75.3090
-30.9577
positif Negatif
56.40667*
9.95255
.000
34.2310
78.5823
Dosis 1
12.63000
9.95255
.233
-9.5457
34.8057
Dosis 2
-9.35667
9.95255
.369
-31.5323
12.8190
Dosis 3
3.27333
9.95255
.749
-18.9023
25.4490
Dosis 1 Negatif
43.77667*
9.95255
.001
21.6010
65.9523
positif
-12.63000
9.95255
.233
-34.8057
9.5457
Dosis 2
-21.98667
9.95255
.052
-44.1623
.1890
Dosis 2 Negatif
102
Dosis 3
-9.35667
9.95255
.369
-31.5323
12.8190
Dosis 2 Negatif
65.76333*
9.95255
.000
43.5877
87.9390
positif
9.35667
9.95255
.369
-12.8190
31.5323
Dosis 1
21.98667
9.95255
.052
-.1890
44.1623
Dosis 3
12.63000
9.95255
.233
-9.5457
34.8057
Dosis 3 Negatif
53.13333*
9.95255
.000
30.9577
75.3090
positif
-3.27333
9.95255
.749
-25.4490
18.9023
Dosis 1
9.35667
9.95255
.369
-12.8190
31.5323
Dosis 2
-12.63000
9.95255
.233
-34.8057
9.5457
-50.98667* 12.08577
.002
-77.9154
-24.0579
Dosis 1
-38.87000* 12.08577
.009
-65.7988
-11.9412
Dosis 2
-53.47667* 12.08577
.001
-80.4054
-26.5479
Dosis 3
-42.67000* 12.08577
.005
-69.5988
-15.7412
Positif Negatif
50.98667* 12.08577
.002
24.0579
77.9154
Dosis 1
12.11667 12.08577
.340
-14.8121
39.0454
Dosis 2
-2.49000 12.08577
.841
-29.4188
24.4388
Dosis 3
8.31667 12.08577
.507
-18.6121
35.2454
Dosis 1 Negatif
38.87000* 12.08577
.009
11.9412
65.7988
-12.11667 12.08577
.340
-39.0454
14.8121
positif
103
Dosis 2
-14.60667 12.08577
.255
-41.5354
12.3221
Dosis 3
-3.80000 12.08577
.760
-30.7288
23.1288
Dosis 2 Negatif
53.47667* 12.08577
.001
26.5479
80.4054
Positif
2.49000 12.08577
.841
-24.4388
29.4188
Dosis 1
14.60667 12.08577
.255
-12.3221
41.5354
Dosis 3
10.80667 12.08577
.392
-16.1221
37.7354
Dosis 3 Negatif
42.67000* 12.08577
.005
15.7412
69.5988
Positif
-8.31667 12.08577
.507
-35.2454
18.6121
Dosis 1
3.80000 12.08577
.760
-23.1288
30.7288
Dosis 2
-10.80667 12.08577
.392
-37.7354
16.1221
-44.60333*
9.37314
.001
-65.4880
-23.7187
Dosis 1
-38.04333*
9.37314
.002
-58.9280
-17.1587
Dosis 2
-48.35333*
9.37314
.000
-69.2380
-27.4687
Dosis 3
-39.09000*
9.37314
.002
-59.9747
-18.2053
positif Negatif
44.60333*
9.37314
.001
23.7187
65.4880
Dosis 1
6.56000
9.37314
.500
-14.3247
27.4447
Dosis 2
-3.75000
9.37314
.698
-24.6347
17.1347
Dosis 3
5.51333
9.37314
.569
-15.3713
26.3980
Dosis 1 Negatif
38.04333*
9.37314
.002
17.1587
58.9280
104
positif
-6.56000
9.37314
.500
-27.4447
14.3247
Dosis 2
-10.31000
9.37314
.297
-31.1947
10.5747
Dosis 3
-1.04667
9.37314
.913
-21.9313
19.8380
Dosis 2 Negatif
48.35333*
9.37314
.000
27.4687
69.2380
positif
3.75000
9.37314
.698
-17.1347
24.6347
Dosis 1
10.31000
9.37314
.297
-10.5747
31.1947
Dosis 3
9.26333
9.37314
.346
-11.6213
30.1480
Dosis 3 Negatif
39.09000*
9.37314
.002
18.2053
59.9747
positif
-5.51333
9.37314
.569
-26.3980
15.3713
Dosis 1
1.04667
9.37314
.913
-19.8380
21.9313
Dosis 2
-9.26333
9.37314
.346
-30.1480
11.6213
-44.14333* 13.33791
.008
-73.8620
-14.4246
Dosis 1
-40.74333* 13.33791
.012
-70.4620
-11.0246
Dosis 2
-51.66667* 13.33791
.003
-81.3854
-21.9480
Dosis 3
-44.24333* 13.33791
.008
-73.9620
-14.5246
positif Negatif
44.14333* 13.33791
.008
14.4246
73.8620
Dosis 1
3.40000 13.33791
.804
-26.3187
33.1187
Dosis 2
-7.52333 13.33791
.585
-37.2420
22.1954
Dosis 3
-.10000 13.33791
.994
-29.8187
29.6187
105
40.74333* 13.33791
.012
11.0246
70.4620
positif
-3.40000 13.33791
.804
-33.1187
26.3187
Dosis 2
-10.92333 13.33791
.432
-40.6420
18.7954
Dosis 3
-3.50000 13.33791
.798
-33.2187
26.2187
Dosis 2 Negatif
51.66667* 13.33791
.003
21.9480
81.3854
positif
7.52333 13.33791
.585
-22.1954
37.2420
Dosis 1
10.92333 13.33791
.432
-18.7954
40.6420
Dosis 3
7.42333 13.33791
.590
-22.2954
37.1420
Dosis 3 Negatif
44.24333* 13.33791
.008
14.5246
73.9620
positif
.10000 13.33791
.994
-29.6187
29.8187
Dosis 1
3.50000 13.33791
.798
-26.2187
33.2187
Dosis 2
-7.42333 13.33791
.590
-37.1420
22.2954
Dosis 1 Negatif
Kesimpulan :
1. Pada jam 1, kontrol
negatif
106
2. Pada jam 1, kontrol positif, (Na diklofenak 1,03 mg/200 gBB) tidak
terdapat perbedaan secara bermakna dengan kelompok dosis 1 (ekstrak air
gambir 3,5 mg/200 gBB), dosis 2 (ekstrak air gambir 7 mg/200 gBB), dan
dosis 3 (ekstrak air gambir 14 mg/200 gBB) dilihat dari nilai signifikansi
0,05 tetapi berbeda secara bermakna dengan kontrol negatif (NaCl
0,9% 2ml/200 gBB), dilihat dari nilai signifikansi = 0,00 ( 0,05).
3. Pada jam 2, kontrol
negatif
negatif
107
6. Pada jam 3, kontrol positif (Na diklofenak 1,03 mg/200 gBB) tidak
terdapat perbedaan secara bermakna dengan kelompok dosis 1 (ekstrak air
gambir 3,5 mg/200 gBB), dosis 2 (ekstrak air gambir 7 mg/200 gBB), dan
dosis 3 (ekstrak air gambir 14 mg/200 gBB) dilihat dari nilai signifikansi
0,05 tetapi berbeda secara bermakna dengan kontrol negatif (NaCl
0,9% 2ml/200 gBB), dilihat dari nilai signifikansi = 0,00 ( 0,05).
7. Pada jam 4, kontrol
negatif
negatif
108
10. Pada jam 4, kontrol positif (Na diklofenak 1,03 mg/200 gBB) tidak
terdapat perbedaan secara bermakna dengan kelompok dosis 1 (ekstrak air
gambir 3,5 mg/200 gBB), dosis 2 (ekstrak air gambir 7 mg/200 gBB), dan
dosis 3 (ekstrak air gambir 14 mg/200 gBB) dilihat dari nilai signifikansi
0,05 tetapi berbeda secara bermakna dengan kontrol negatif (NaCl
0,9% 2ml/200 gBB), dilihat dari nilai signifikansi = 0,00 ( 0,05).
Disusun Oleh:
GITA PERMATA SARI
106102003392
B A B I
P E N D A H U L U A N
LATAR BELAKANG
PERMASALAHAN MASALAH
Apakah ekstrak air gambir (Uncaria gambir Roxb)
memiliki aktivitas analgetik dan antiinflamasi yang
diberi secara oral pada mencit dan tikus putih jantan.
HIPOTESA
Ekstrak air gambir (Uncaria gambir Roxb) memiliki
aktivitas analgetik dan antiinflamasi yang diberi
secara oral pada mencit putih jantan dan tikus putih
jantan.
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh
pemberian ekstrak air gambir (Uncaria gambir Roxb)
terhadap pengurangan rasa nyeri pada mencit putih
jantan dan radang (inflamasi) pada tikus putih jantan
dalam berbagai konsentrasi dengan asetosal dan
natrium diklofenak sebagai pembanding.
MANFAAT PENELITIAN
1)
2)
3)
B A B I I
T I N J A U A N P U S T A K A
GAMBIR
Klasifikasi tumbuhan gambir :
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Asteridae
Familia
: Rubiaceae
Genus
: Uncaria
Spesies
KANDUNGAN KIMIA
Kandungan yang utama adalah flavonoid (terutama gambirin),
katekin (sampai 51%), zat penyamak. Kandungan gambir lain adalah asam
catechutannat, guersetin, catechu merah, gambir flouresein, abu, asam
lemak, lilin, alkaloid tannin (BPOM RI, 2007).
EKSTRAKSI
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia
yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang
tidak dapat larut dengan pelarut cair (Harbone,
1996).
INFUNDANSI
Infusa adalah ekstraksi dengan pelarut air pada
temperatur penangas air, temperatur terukur 96o98oC selama waktu tertentu (15-20 menit) (DepKes
RI, 2000).
Serbuk gambir
Dipanaskan dengan penambahan
aquades selama 15 menit
Saring panas menggunakan
kapas
Filtrat gambir
Freeze drying
NYERI/ ANALGETIK
Nyeri adalah gejala penyakit atau kerusakan yang
paling sering. Walaupun nyeri sering berfungsi
untuk mengingatkan dan melindungi serta sering
memudahkan diagnosis, pasien merasakannya
sebagai hal yang tidak mengenakkan.
Metode green
Metode podolorimeter
Metode rectodolorimeter
INFLAMASI
Inflamasi adalah respon terhadap cedera
jaringan dan infeksi.
Ciri khas inflamasi adalah :
Eritema
Edema
Kolor
Dolor
B A B I I I
A L U R P E N E L I T I A N
SKEMA KERJA
Uji efek
analgetik
Ekstrak
air gambir
Gambir
(sampel
Serbuk
Uji
penapisan
fitokimia
Uji
cemaran
gambir
Ekstrak
kering
gambir
Uji efek
antiinflama
si
0,7 mg/20 g BB
1,4 mg/20 g BB
2,8 mg/20 g BB
B A B I V
METODOLOGI PENELITIAN
Kontrol
normal
Kontrol
positif
Kelompok
dosis
rendah
Kelompok
dosis
sedang
30
Analisa data
Kelompok
dosis
tinggi
Persiapan hewan
uji
Ukur volume
telapak kaki
tikus
Kontrol
positif
Kelompok
dosis
rendah
Timbang berat
badan tikus
Kelompok
dosis
sedang
1 jam kemudian
Masing- masing
diinjeksikan suspensi
karagenan 2%
Selama 4 jam
Ukur volume telapak
kaki tikus
Analisa data
Kelompo
k dosis
tinggi
B A B V
HASIL PENELITIAN
Hasil Pengujian
Bentuk
Serbuk Kering
Rasa
Pahit
Warna
Coklat Muda
Bau
Lemah
Susut Pengeringan
0,29 %
Kadar Abu
0,18 %
Rendemen
48,16 %
Persyaratan
--
Pahit
Coklat muda
Lemah
No.
Kelompok
1
NaCMC
0,5ml/20 gBB
44
39
38
35
24
16
Asam mefenamat
1,82 mg/20 gBB
20.67
16.67
13.67
12.33
10
Ekstrak air
gambir
0,7 mg/20 gBB
Ekstrak air
gambir
1,4 mg/20 gBB
Ekstrak air
gambir
2,8 mg/20 gBB
41.33
32.67
23
19.33
13.67
14
17
16.33
12.33
7.33
4.67
3.33
32.67
25
23.67
19.33
14.33
45
Jumlah geliat
40
Asam mefenamat 1,82
mg/20 gBB
35
30
25
20
15
10
5
0
1
Waktu (menit)
No.
Kelompok Perlakuan
Persentase proteksi
analgetik
59.84 %
27.54 %
68.04 %
36.14 %
% proteksi analgetik
70.00%
60.00%
50.00%
Series1
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Asam mefenamat Ekstrak air gambir Ekstrak air gambir Ekstrak air gambir
1.82 mg/20 gBB
0,7 mg/20 gBB
1,4 mg/20 gBB
2,8 mg/20 gBB
Kelompok Perlakuan
NaCl 2
ml/200 gBB
Na diklofenak
1,03 mg/
200 gBB
Ekstrak air
gambir 3,5
mg/200 gBB
Ekstrak air
gambir 7
mg/200 gBB
Ekstrak air
gambir 14
mg/200 gBB
1 jam
112.45
30.55
48.77
22.22
56.67
2 jam
135.69
58.89
74.54
45
66.06
3 jam
143.09
68.33
84.54
63.89
81.51
4 jam
149.15
86.67
91.21
76.11
90.9
5 jam
135.69
73.89
78.18
63.89
75.15
140
120
% edem
100
80
60
40
20
0
1 jam
2 jam
3 jam
Waktu (jam)
4 jam
5 jam
Waktu
Na diklofenak
1,03 mg/200
gBB
Ekstrak air
gambir 3,5
mg/200 gBB
Ekstrak air
gambir 7
mg/200 gBB
Ekstrak air
gambir 14
mg/200 gBB
1 jam
70.06
52.82
79.8
47.32
2 jam
55.81
43.77
65.77
51.47
3 jam
50.99
38.87
53.48
42.67
4 jam
41.27
38.04
48.35
39.09
5 jam
44.14
40.74
51.67
44.24
Na diklofenak 1,03
mg/200 gBB
70
% edem
60
50
40
30
20
10
0
1 jam
2 jam
3 jam
Waktu (jam)
4 jam
5 jam
B A B V I
KESIMPULAN & SARAN
KESIMPULAN
1.
2.
3.
4.
Pada uji ANOVA dan Kruskal Wallis ekstrak air gambir yang
sebagai antiinflamasi dengan variasi dosis 3,5 mg/200 gBB, 7
mg/200 gBB dan 14 mg/200 gBB terdapat perbedaan secara
bermakna terhadap kontrol negatif (p 0,05). Tetapi semua
variasi dosis ini tidak memiliki perbedaan secara bermakna (p
0,05) terhadap kontrol positif (natrium diklofenak) dengan dosis
1,03 mg/200 grBB.
SARAN
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut seperti
analgetik dan antiinflamasi pada ekstrak gambir
dengan pelarut yang berbeda untuk mengetahui
pengaruh perbedaan pelarut dalam menghambat
intensitas nyeri dan radang.
T E R I M A K A S I H