Anda di halaman 1dari 17

LO 1

1. Definisi dan syarat


A. Definisi
Semen kedokteran gigi adalah campuran powder dan liquid yang
merupakan reaksi kimia antara asam dan basa. Powder yang bersifat
basa dan liquid yang bersifat asam membentuk konsistensi berupa
pasta kental yang kemudian akan mengeras menjadi massa yang
padat. Semen merupakan suatu bahan yang bisa dibentuk untuk
menutup sebuah celah atau untuk menyemen dua komponen menjadi
satu. (Annusavice, 2003 : 470)
Sedangkan menurut Cralk (Kadariani,2001) , semen merupakan
suatu bahan non logam yang digunakan untuk restoratif. Semen juga
berfungsi sebagai perekat pada logam dan juga sebagai luting, basis,
liner dan Varnis.
B. Syarat
Syarat semen dalam kedokteran gigi secara umum adalah sebagai
berikut ;
1. Bersifat non toksik serta non iritasi pulpa dari jaringan
lainnya.
2. Tidak larut dalam saliva dan cairan lain yang dimasukkan ke
dalam mulut.
3. Sifat-sifat mekanis harus memenuhi persayaratan untuk
tujuan penggunaan ahan tersebut, misalnya semen untuk
cavity lining haruslah menghadulkan kekuatan yang cukup
dalam waktu cepat untuk memungkinkan bahan tambal
dimasukkan ke dalam kavitet.
4. Perlindungan jaringan pulpa terhadap pengaruh bahan
restorasi lainnya antara lain :
a. Penghambat panas, lapsan semen diberi di bawah satu
restorasi besar yang terbuat dri bahan logam untuk
melindungi pulpa terhadap perubahan suhu.
b. Pelindung kimia, suatu semen haruslah dapat
mencegah penetrasi zat kimia yang bersifat merusak
dari bahan restorasi ke dalam pulpa.

c. Penghambat arus listrik antara restorasi logam untuk


mengurangi pengaruh galvanis.
5. Sifat-sifat optis, untuk penyemenan suatu restorasi yang
translusen. Sifat-sifat optis bahan semen haruslah menyerupai
sifat optis jaringan gigi.
6. Suatu semen sebaiknya bersifat merekat terhadap enamel dan
dentin, tahan terhadap alloy emas, porselen dan akrilik tetapi
tidak terhadap instrument/alat-alat.
7. Suatu semen haruslah bersifat bakteriostatis bila dimasukkan
ke dalam kavitet yang masih mengandung sisa-sisa karies.
8. Semen harus mempunya pengaruh yang tidak merusak pulpa.
9. Sifat-sifat rheologi juga penting : adonan semen haruslah
mempunyai viskositas rendah sehingga bisa didapatkan
lapisan semen yang tipis dan waktu kerja yang ckup pada
suhu mulut untuk memungkinkan pemasangan bahan
restorasi. (Combe, 1992 : 139-140)
Sumber :
AnnusaviceKJ.1996.ScienceofDentalMaterials10 ed.Florida:W.B
th

Soundersco.
Kadariani.2001.SemenBasisSebagaiInsulatorTerhadapThermaShock
DiBawahRestorasiLogam.USUeRepository

Combe,E.C.1992.SariDentalMaterial,Trans,SlamatTarigan.
Jakarta:BalaiPustakan
2. Klasifikasi dan komposisi
Nggak ngerti aku klasifikasinya gimana , tak kasi macam-macam aja
A. SEMEN ZINC OXYDE EUGENOL
Komposisi :
Zinc Oxyde Eugenol (konvensional) terdiri dari bubuk Zinc Oxyde
dan cairannya berupa eugenol. Terkadang ada bahan tambahan seperti
polimer (metil akrilat), alumina, dan cairannya berupa EBA dimana
penambahannya berfungsi untuk meningkatkkan durabilitas dan

kekuatan, tetapi menyebabkan penurunan daya tensile dan daya larut.


Zinc Asetat dan Asam asetat dalam jumlah hingga 1%, dipergunakan
sebagai akselerator untuk reaksi setting. (Buku Ajar Konservasi Gigi,
159-160)
Komposisi
Bahan bubuk
Zinc oxide
White rosin
Zinc stearate
Zinc acetate
Magnesium oxide

%
69
29,3
1,0
0,7

Bahan liquid
Eugenol
Olive oil

%
85
15

B. SEMEN ZINC PHOSPATE


Komposisi :
Komposisi terdiri dari powder seng oksida 90% dan magnesium
10% dan asam phorporie, garam logam dan air sebagai liquid. bahanbahan dari bubuk diaduk bersama-sama pada temperatur 1000-1400C
menjadi cake yang kemudian ditumbuk menjadi bubuk halus.Ukuran
partikel bubuk mempengaruhi kecepatan pengerasannya, semakin
kecil ukuran partikelnya maka semakin cepat semen mengeras. Bukan
hanya seng Oksida , terdapat pula bahan tambahan lain seperti yang
terdapat pada tabel berikut ;
Komposisi
Bahan bubuk
Zn O
Mg O
Bi2O3
BaO, Ba SO4
Ca O

%
90,3
8,2
1,4
0,1
0,1

Bahan liquid
H3PO
H3PO4
Al
Sn
H20

%
38,2
16,2
2,5
7,1
36

C. SEMEN ZINC POLYCARBOXYLATE


Komposisi :
Semen polycarboxylate adalah sistem bubuk-cairan. Cairannya adalah
larutan air dari asam poliakrilat atau kopolimer dari asam akrilik

dengan asam karboksilat yang tidak jenuh. Bubuknya mengandung


oksida seng dengan sejumlah oksida magnesium. Oksida-oksida
lainnya lainnya, misalnya bismuth dan alumunium juga dapat
ditambahkan. Bubuk ini juga mengandung sejumlah kecil stannous
fluorida, yang mengubah waktu pengerasan dan memperbaiki sifat
manipulasi. Unsur ini ,merupakan bahan penambah yang penting
karena juga meningkatkan kekuatan. (Phillips, 481-482)
D. SEMEN GLASS IONOMER
Komposisi :
Bubuk Semen Ionomer Kaca adalah kaca alumina-silikat. Walaupun
memiliki karakteristik yang sama dengan silikat tetapi perbandingan
alumina-silikat lebih tinggi pada semen silikat.
Kimiawi
- Silica

Persen berat
29,0

- Alumina

16,6

- Calcium Fluorida

34,3

- Alumunium Fluorida

5,3

- Sodium Fluorida

5,0

- Alumunium Phospate

9,8

Cairan yang digunakan Semen Ionomer Kaca adalah larutan dari asam
poliakrilat dalam konsentrasi kira-kira 50%. Cairan ini cukup kental
cenderung membentuk gel setelah beberapa waktu. Pada sebagian
besar semen, cairan asam poliakrilat dalah dalam bentuk kopolimer
dengan asam itikonik, maleic atau asam trikarbalik. Asam-asam ini
cenderung menambah reaktivitas dari cairan, mengurangi kekentalan
dan mengurangi kecenderungan membentuk gel. Asam tartaric juga
terdapat dalam cairan yang memperbaiki karakteristik manipulasi dan
meningkatkan waktu kerja, tetapi memperpendek pengerasan. Terlihat

peningktan yang berkesinambungan secara perlahan pada kekentalan


semen yang tidak mengandung asam tartaric.
Kimiawi
- Poly (asam akrilik asam itikonik)

Persen berat
47,5

- Air

47,5

- Asam tartarik

5,0

(Manappallil JJ. Basic Dental materials, 1998 ; 221)

E. SEMEN SILIKAT
Komposisi
Powder : Bubuk semenya adalah kaca yang terdiri dari silica (SiO2);
alumina (Al2O3); senyawa flourida, seperti NaF, dan Na3AlF6; dan
beberapa garam kalsium, seperti Ca(H2PO4)H2O dan CaO. Bahanbahan ini dipanaskan sampai suhu 1400C sampai terbentuk kaca.
Tujuan senyawa flourida adalah untuk menrunkan temperature
pencampuran dari kaca.
Cairan : Cairannya adalah larutan dari asam fosfor dengan garamgaram dapur. Ketika bubuk dan cairan dicampur , permukaan partikel
bubuk terpajan asam, dan melepaskan ion-ion Ca2+, Al3+, dan F-. ionion logam berpresipitasi sebagai fosfat yang membentuk matriks
semen dengan sisipan garam-garam fluoride.
Silikat dan glass ionomer mempunyai beberapa keuntungan karena
mengandung fluor yang akan menghambat karies. Namun sekarang
silikat jarang digunakan karena mudah larut jika tertutup oleh plak
yang asam sedangkan semen glass ionomer mungkin akan lebih tahan
lama. (Kidd, 200)
F. RESIN MODIFIED GLASS IONOMER CEMENT
Self cured dan light cured resin modified glass ionomer atau hybrid
ionomers tersedia dalam bentuk serbuk-cairan, serbuk-serbuk, atau
unit uncapsulated unruk semen. Resin modified glass ionomers juga
digunakan untuk material restorasi.
Komposisi

Serbuk self cured resin modified glass ionomer cement berisi sebuah
radiopaque, fluoroaluminosilicate glass dan sebuah microencapsulated
potassium persulfate dan ascorbic acid catalyst sistem. Cairannya
adalah sebuah larutan aquaeous asam polycarboxylic dimodifikasi
dengan golongan pendant methacrylate. Ini juga mengandung 2hydroxyethylmethacrylate (HEMA) dan asam tartar. Semen self cured
yang lain mengandung sebuah campuran fluoroaluminosilicate dan
borosilicate glass pada serbuknya. Cairannya adalah monomer
complex berisi golongan asam carboxylic yang dapat mengalami
reaksi asam basa dengan golongan glass dan vinyl yang akan
polimerisasi ketika reaksi kimia aktif. Suatu light cured resin modified
glass ionomer cement mengandung fluoroaluminosilicate glass pada
serbuk dan kopolimer acrylic dan asam maleic, HEMA, air,
camphorquinone, dan sebuah activator pada cairan.
G. SEMEN IONOMER KACA DENGAN MODIFIKASI LOGAM
(CERMET)
H. Semen Silikofosfat
Komposisi
Powder
Aluminosilicate Glass
Seng oxide
Magnesium oxide

Liquid
Asam fosfat
Seng dan alumunium salt
Air

I. Kalsium Hidroxide
Kalsium Hidroksida tersedia dalam 4 sediaan yaitu:
1. Dalam 2jenis pasta yaitu base dan katalis
2. Sistem light cured
3. Sistem pasta dalam bentuk suntikan
4. Dalam bentuk bubuk (dicampur dengan air suling)
Komposisi kalsium hidroksida pasta dan katalis adalah
sebagai berikut :
1. Base paste :

glikol salisilat 40%, bereaksi dengan Ca(OH)2


dan SnO

Kalsium sulfat

Titanium dioksida,sebagai inert filler,pigmen

Kalsium tungstat atau barium sulfat, provides


radiopacity

2. Catalyst paste:
-

Kalsium hidroksida 50%

Sink oksida 10%

Zinc Stearat 0,5% sebagai akselerator

Ethylene toluenesulfonamide 39,5%,senyawa


berminyak:bertindak sebagai carrier
(Manappallil, 2003)

Sumber :
Manappallil. Jj. 2003. Basic dental material. New delhi :
Jaypee. Hal 259-260.l
J. Gutta Percha
Secara kimia , gutta percha merupakan transisomer karet. Gutta
percha merupakan suatu bahan alami yang terdiri dari eksudat
koagulasi yang telah dimurnikan dari pohon Mazer (Isonandra percha)
yang berasal dari archipelago Melayu atau Amerika Selatan. Gutta
percha mentah mengandung 20-30% resin dan 70-80% karbohidrat
getah.
Gutta percha yang biasa digunakan dalam bidang kedokteran gigi
terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk dan bentuk .Bentuk biasa
digunakan untuk produk-produk yang diinjeksikan karena memiliki
sifat aliran yang lebih baik. Sedangkan bentuk biasa digunakan untuk
batangan gutta percha atau gutta percha cone. Gutta percha bentuk
memiliki sifat yang lebih rapuh daripada gutta percha bentuk .
Gutta percha dapat digunakan untuk cone saluran akar serta berisi
gutta percha (19-22%), zinc oksid(59-75%) dan malam, bahan

pewarna, bahan antioksidasi dan bahan opak (2-17%), bervariasi dari


merek satu ke yang lain.
Komposisi kerut gutta percha bervariasi menurut tiap pengusaha
pabrik. Friedman dkk menggambarkan kira-kira komposisinya sebagai
berikut :
a. Gutta percha (matriks) 20%
b. Zink oxide 66% sebagai filler
c. Logam berat sulfat 11% sebagai radiopacifier
d. Malam 3% dan/atau resin sebagai bahan plastis
sedangkan menurut McCabe&Walls (2009) Gutta percha yang
digunakan dalam bidang kedokteran gigi mengandung:
a. Trans-polyisoprene 19-22%
b. Zink oxide 60-75%
c. Agen pewarna
d. Bahan resin
e. Malam
f. Bahan antioksidan
h. Bahan opak 2-17%
Para peneliti ini melaporkan bahwa perbedaan dasar sifat mekanis
pada jenis individual adalah fungsi gutta percha dan konsentrasi seng
oksida. Karena sifat menutup gutta percha yang tidak baik, tanpa
melihat tekniknya, gutta percha harus dikombinasi dengan semen lain
untuk memperbaiki kualitasnya.
3. Sifat
Tabel perbedaan Silikat dengan SIK (dirangkum dari buku
Philips bab 24 & 25)
Pembanding
a. Tekanan Kompresi (MPa)
b. Tekanan Kompresi (Psi)
c. Kekuatan Tensil (MPa)
c. Kekuatan Tensil (Psi)
e. Kekerasan (KHN)
f. Respon thd Pulpa
g. Daya Larut Air
h. Anti Karies

Silikat
180
26000
3,5
500
70
besar
0,7
ada

TABEL GEJEEEEE
A. SEMEN ZINC OXYDE EUGENOL

SIK
150
22000
6,6
960
48
Ringan
0,4
Ada

Solubility
kelarutan semen ini dalam air cukup tinggi, termasukyang
tertinggi diantara semua bahan semen gigi, hal ini terutama

dikarenakan pelepasan eugenol.


Compressive strenght
Semen ini memiliki compressive strength sekitar 5,5-39
MPa, dan kekuatan maksimum didapatkan pada 12-15
menit.

Keasaman
PH-nya mendekati 7 yang membuatnya menjadi salah satu
semen dental dianjurkan untuk dipakai pada cavitas dalam

yang dekat dengan pulpa


Retensi
semen ini tidak bereaksi terhadap enamel dan dentin.

Kelebihan :
1. Meminimalkan kebocoran mikro
2. Memberikan perlindungan terhadap pulpa
3. Daya antibakteri
Kekurangan :
Mempunyai potensi iritasi terhadap jaringan

B. SEMEN ZINC PHOSPATE


Solubility dan Disintegrasi
Semen ini dapat larut dalam cairan mulut (terutama dalam
suasana asam).
Compressive strenght
Jika semen zink fosfat dimanipulasi dengan tepat maka akan
memiliki compressive strength sampai dengan 104 MPa dan
diametral telsile strength-nya sekitar 5,5 MPa. Modulus
elastisitas zink fosfat semen sekitar 13,7 MPa.
Retensi
Setting semen zink fosfat tidak melibatkan reaksi apapun dengan
jaringan keras sekelilingnya ataupun dengan bahan restorasi.
Keasaman

Karena adanya asam fosfor maka keasaman semen ini cukup


tinggi terutama pada saat pertama kali diletakkan pada gigi.
Kelebihan :
1. Insolator panas yang baik
2. Daya larut relatif rendah di dalam air
3. Compressive strength yang tinggi. (Phillips, 478-479)
Kekurangan :
1. Keasamanan semen cukup tinggi
2. Iritatif terhadap pulpa. (Combe,147)

C. SEMEN ZINC POLYCARBOXYLATE


- Compressive strength semen polikarboksilat sekitar 55 MPa,
lebih rendah daripada semen zink fosfat. Namun tensile
-

strength sedikit lebih tinggi.


Isolator yang baik sehingga dapat melindungi dentin
tindakan pengadukan dan penempatan dengan getaran akan

menurangi kekentalan semen


waktu pengerasan lebih pendek ketimbang seng fosfat yaitu

sekitar 2,5 menit


daya larut rendah
pH cairan sekitar 1,7 tetapi dapat dinetralkan dengan cepat oleh
bubuknya

Kelebihan
1. Tidak mengiritasi pulpa
2. Merekat baik pada struktur gigi
3. Perlekatannya melalui ikatan kimia dengan hirdoksiapatit
sehingga tidak mudah lepas
4. Insulator panas yang baik
Kekurangan
1.
2.
3.
4.

Waktu kerja pendek


Disintegrasi tinggi
Tidak melekat baik pada logam mulia
Tidak sekaku semen fosfat

D. SEMEN GLASS IONOMER


Kelebihan :

1.
2.
3.
4.
5.

Tahan terhadap penyerapan air dan kelarutan dalam air


Kemampuan berikatan dengan email dan dentin
Memiliki angka retensi gigi
Biokompabilitas
Estetika (penambahan radio opak untuk penyamaan warna
dengan gigi)
6. Mempunyai kekuatan kompresi yang tinggi.
7. Bersifat adhesi.
8. Tidak iritatif.
9. Mengandung fluor sehingga mampu melepaskan bahan fluor
untuk mencegah karies lebih lanjut.
10. Mempunyai sifat penyebaran panas yang sedikit.
11. Daya larut yang rendah.
12. Bersifat translusent atau tembus cahaya.
13. Perlekatan bahan ini secara fisika dan kimiawi terhadap
jaringan dentin dan email.
14. Di samping itu, semen glass ionomer juga bersifat
biokompabilitas, yaitu menunjukkan efek biologis yang baik
terhadap struktur jaringan gigi dan pulpa. Kelebihan lain dari
bahan ini yaitu semen glass ionomer mempunyai sifat anti
bakteri, terutama terhadap koloni streptococcus mutant (mount,
1995).
Kekurangan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Tidak dapat menahan tekanan kunyah yang besar


Tidak tahan terhadap keausan
Daya lekat pasta lebih kecil terhadap dentin
Setelah restorasi butuh proteksi
Kekerasan kurang baik
Rapuh dan sensitive terhadap air pada waktu pengerasan
Dapat larut dalam asam dan air

E. SEMEN SILIKAT
Secara estetis awalnya restorasi silikat mempunyai estetis
sangat baik dan dapat menyamai warna gigi apabila pemilihan
bahan dilakukan dengan tepat. Setelah beberapa lama silikat dapat
mengalami staining terutama bila permukaan telah menjadi kasar
oleh karena aberasi atau erosi. (Combe, 159)
1. Sifat fisik
a. Kuat dalam menahan kompresi (180MPa)
b. Lemah dalam menahan tekanan tarik (3.5MPa)

c.
d.
e.
f.

koefisiens ekspansi termis rendah


konduktifitas termis rendah
tjd kontraksi
sulit dipoles

2. Sifat biologi
a. Ph = <3 saat dimasukkn kedalam rongga mulut, <7 setelah
pemakaian satu bulan
b. Mempunyai efek kariostatis, dikarenakan terdapat kandungan
fluoride
c. terjadi reaksi pulpa
3. Erosi dalam saliva
4. Estetis kurang, dikarenakan warnanya yang agak buram
5. Tidak terjadi ikatan antara semen silikat dengan enamel dentin

F. RESIN MODIFIED GLASS IONOMER CEMENT


Syarat untuk light active cements yaitu water based dan
yang ditentukan oleh reaksi perkalian termasuk reaksi asam basa
dan polimerisasi (tipe I) dan oleh semen yang ditentukan hanya
setelah light activation (tipe II). Untuk kekerasan lebih tinggi dari
semen water based lainnya tapi lebih rendah dari semen komposit.
Range bond strength untuk membasahi dentin dari 10 sampai 14
MPa dan lebih tinggi daripada kebanyakan water based cements.
Resin modified glass ionomer cements mempunyai daya larut yang
rendah ketika dites dengan asam lactic erosion. Water sorption
lebih tinggi daripada untuk resin cements. Baru-baru ini beberapa
resin modified glass ionomer cements telah dimodifikasi untuk
mempunyai water sorption yang rendah. Pelepasan fluoride dan
kemampuan pengisian sama dengan glass ionomer cements. pH
awal sekitar 3,5 dan terus meningkat. Pengalaman klinis
mengindikasi sensitivitas minimal post-operative.
G. SEMEN IONOMER KACA DENGAN MODIFIKASI LOGAM
(CERMET)

GATAUUUUU

H. Semen Silikofosfat

Compressive strength tinggi antara 140 170 Mpa atau

20.000 25.000 psi yang akan dicapai setelah 24 jam.


Tensile strength rendah antara 8 13 Mpa, menyebabkan semen

ini punya sifat rapuh


Sifat adhesif silikofosfat tidak mempunyai perlekatkan
atau ikatan dengan enamel dan dentin tapi merekat antara

I.

kekasaran permukaan kavitas dengan bahan restorasi


ph semen ini sangat rendah pada awal pengaplikasian pada kavitas
dan setelah 1 jam ph nya 4-5.
Kalsium Hidroxide
- Biokompatibilitas = baik, karena menimbulkan reaksi respon
saluran akar yang baik dengan sedikit mengiritasi pulpa,
bahkan tada. Ini id dasari karena gambaran histologis pulpa,
yang menunjukkan penyembuhan awal dari pembentukkan
-

jembatan dentin konsisten yang lengkap.


Celah mikro= tujuan perawatan saluran akar, untuk menutup
akar dgn rapat agar terhindar dari masukny bakteri, tidak
mengalami pengerutan, kalsium hidroksida sama seperti ZOE,

untuk sifatn celah mikro.


Perubahan ph= memiliki sifat alkalis/ basa, kalsium
hodroksida brsifat basa sehingga dapat menghalangi dan
menghambat pertubuhan bakteri terutama disekitar pulpa
dengan ion hidroksil dan merangsang ertumbuhan dentin

reparatif.
Merangsang perbikan apikal= dapat menstimulasi perbaikan
jaringan keras gigi dalam banyak keadaan dan dapat
berkontak lansgsung dengan jaringan periapikal.

Perlekatan/ adesif= adandua merek kalsium hidroksid,


scalapeks memiliki kekuatan perlekatan yang lemah,
sedangkan calciobiotik lebih baik (Wenberg,1990).

J. Gutta Percha
1. Sifat Biologis :
Guta perca memiliki sifat tidak mengiritasi jaringan lunak dan
pulpa, tidak berbau sebagai bahan pengisian saluran akar. Bahan
ini mudah disterilkam dan dapat menghambatpertumbuhan
bakteri/aktivitas anti bakteri dengan menggunakan desinfektan
dingin seperti larutan metafen tak berwarna atau senyawa
ammonium kuarterner seperti zefiran, larutan trimersal 0,1% dan
etil alcohol 60%. Kombinasi zinc oxide eugenol dan ikatan acrylic
diameter 160 tidak memberikan egek negative pada
periodonsium sedangkan calsium hydroxide dapat rangsangan
penutupan pada apeks saluran akar.
2. Sifat Fisik :
Gutta percha point bersifat plastisitas, untuk mendapatkan sifat
plastis digunakan teknik melalui pemanasan (thermoplasticied
gutta-percha technique) dan secara kimiawi (kloroperca,
eucaperca). Dengan cara termoplastik menggunakan lebih banyak
panas untuk menaikan plastisitas gutta percha dan sedikit tekanan
sedangkan dengan menggunakan pelarut kimiawi mengurangi
viskositas gutta percha pada keadaan yang lebih cair dan menaikan
plastisitasnya melebihi plastisitas pada keadaan thermoplastic.
Bentuk molekul translinear dan sifat kristalnya lebih cepat
sehingga mengakibatkan guta percha lebih keras dan kaku
sehingga lebih mudah patah serta kurang elastic pada getah murni.
3. Sifat Termis:
Karakteristik temperature gutta percha berdasarkan proses
terjadinya kristalisasi dibagi atas 2 bentuk yaitu alpha dan beta.
Bentuk fase beta melunak sekitar 98,6 F (37C) berubah menjadi
bentuk kristal ke fase alfa sekitar 107,6F - 111,2F (42C - 44C)
dan akhirnya mengerut, berbentuk amorphous. Gutta percha

mengalami 60% kristalisasi dan 40% memiliki bentuk amorphous.


Hasil pembentukan fase alpha dapat mengalami pengerutan sedikit
akan tetapi kompaksi tekanan serta penggunaan teknik yang baik
dapat mengalami proses pengerutan. Gutta percha dapat dilunakan
dengan pelarut kimia untuk meningkatkan adaptasi dalam
persiapan pengisian saluran akar. Akan tetapi proses pengerutan
dapat terjadi dan jaringan periradikuler dapat mengalami iritasi
oleh karena proses penguapan bahan pelarut. Hal ini disebabkan
karena bahan pelarut sulit menjangkau saluran gigi atau kurang
kehati-hatian di dalam menumpatkan sejumlah gutta percha yang
lunak ke dalam jaringan periradikuler. Pengerutan yang terjadi
pada gutta percha.
4. Sifat Kimia :
Struktur kimia gutta percha secara alamiah berasal dari polimer
Isoprene (C5H8) yang merupakan molekul organic yang ditandai
suatu atom ikatan rantai kovalen. Struktur isomer gutta percha
adalah trans -1,4-poly isoprene, dimana memiliki struktur yang
teratur yang dapat mengalami kristalisasi sehingga tampak keras
dan kaku.
5. Sifat Biokompatibilitas :
Bahan gutta percha dikombinasikan dengan semen (siler)
yang dapat menginduksi pembentukan jaringan keras (respon
osteogenic), merangsang penutupan apeks, serta mengurangi efek
samping pada pengisian saluran akar. Bahan ini juga dapat
memadat dengan baik dan melekat erat pada permukaan dinding
saluran akar. Maka dapat dikatakan gutta percha point memiliki
biokompatibilitas yang baik terhadap jaringan periradikular. Semen
ini dapat mengeras dalam waktu 10 - 30 menit disaluran akar.
Daftar Pustaka:
Grossman IL. 1995. Ilmu Endodonti dalam Praktek, edisi 11. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Cohen S. 1998. Pathways of Pulp, 7 th ed. Philadelphia : Mosby Inc

Williams DF, Cunningham J. 1979. Material in Clinical Dentistry. New


York : Oxford University Press
Nicholls E. 1984. Endodontics, 3rd ed. Bristol: J Wright and Sons Ltd
Grossman LI. 1952. Dental Formulas and Aids to Dental Practice.
Philadelphia : Lea and Febriger Company Ltd
Harty FJ. 1992. Endodonti Klinis, edisi 3. Jakarta : Hipocrates
Grossman LI. 1978. Endodontic Practice, 6th ed. Philadelphia : Toppen
Company

4. Aplikasi
5. Indikasi dan kontraindikasi
No
1

Jenis semen
Zinc Okside Eugenol

Indikasi
1.
Meredakan rasa

Kontraindikasi
1.
Kasus pupla

sakit
2.

gangrene atau mati


Basis Insulatif

(penghambat)
3.
Tambalan
sementara
4.
Senemtasi inlay,

Semen Polikarboksilat

Semen silikofosfat

crown , dan bride


5.
Karies dentin
1.
Sementasi
2.
Basis
3.
Lapik pelekat
1.
2.

Basis
Sementasi untuk

1.

Perawatan

pulpa
2.
Kasus pulpa
gangrene atau mati
1.
Kasus pulpa
gangrene atau mati

mulut yang angka


4

Semen ionomer kaca

kariesnya tinggi
1.
Pada gigi sulung
2.
Kekuatan kunyah

1.

tidak besar
3.
Pada insidensi

bahan tumpatan untuk

karies yang tinggi


4.
Gigi yang belum
tumbuh sempurna
5.
Area kontaminasi

Tidak dapat

dgunakan sebagai
restorasi klas I dan
klas IV karena rapuh
dan tidak kuat untuk

sulit dihindarkan
6.
Pasien kurang
5

Kalsium hidroksida

kooperatif
1.
Pulpa yang
terbuka dalam pulp
capping dan pulpotomy
2.
Leakage canal
3.
Apexification ,
merangsang pembentukan
apex
4.

Membentuk

jaringan keras gigi


5.
Bahan tambalan
sementara untuk infeksi
saluran akar

menahan tekanan
oklusal
1.

Peradangan

pulpa (pulpitis)
2.
Kasus gangrene
pulpa , seperti : abses

Anda mungkin juga menyukai