Anda di halaman 1dari 21

Tromboflebitis

By ems

Tromboflebitis
inflammation of a vein (phlebitis) associated
with thrombus formation (thrombosis)


Tromboflebitis melibatkan reaksi inflamasi akut yang
menyebabkan trombus untuk tetap pada dinding
pembuluh darah dan mengurangi kemungkinan
thrombus hilang. Tidak seperti dalam vena, vena
superfisial tidak memiliki otot-otot sekitarnya untuk
menekan dan mengusir trombus. Karena ini,
tromboflebitis superfisialis jarang menyebabkan
emboli. Tromboflebitis yang berulang kali terjadi di
vena yang normal disebut bermigrasi radang
pembuluh darah atau migrasi tromboflebitis. Ini
mungkin menunjukkan kelainan yang mendasari
serius, seperti kanker dari organ internal.

epidem
Women have a slight predilection over men
because of systemic estrogen use.
thromboembolism in Western society is 1 case per
1000 individuals

Etiologi
Tromboflebitis dapat disebabkan oleh infeksi atau
cedera vena.
Penyebab lainnya mungkin tidak bergerak cukup
cepat setelah pembedahan atau beristirahat di
tempat tidur untuk waktu yang lama, mungkin
mengenakan gips, merokok, minum pil KB, obatobatan mungkin melukai dinding pembuluh darah
dan menyebabkan tromboflebitis.
Penyebab lainnya mungkin varises, kehamilan, atau
iritasi dari infus di pembuluh darah/ menggunakan
intravena (IV) line, atau setelah trauma pada vena.
Ini melibatkan respons peradangan berhubungan
dengan gumpalan di pembuluh darah.

Etiologi

a. Pasca bedah, perluasan infeksi endometrium.


b. Mempunyai varises pada vena
Pada vena yang sebelumnya terdapat venaektasia atau varises,
maka terdapatnya turbulensi darah pada kantong-kantong vena
di sekitar klep (katup) vena merangsang terjadinya thrombosis
primer tanpa disertai reaksi radang primer, yang kemudian
karena faktor lokal, daerah yang ada trombusnya tersebut
mendapat radang. Menipisnya dinding vena karena adanya
varises sebelumnya, mempercepat proses keradangan. Dalam
keadaan ini, maka dua factor utama : kelainan dinding vena dan
melambatnya aliran darah, menjadi sebab penting dari terjadinya
tromboplebitis.
c. Obesitas
Bila keadaan dehidrasi berat, koagulasi intravascular yang
meluas ataupun infeksi sistemik dapat menimbulkan rangsangan
untuk pathogenesis ini.

D. Pernah mengalami tromboflebitis


e. Berusia 30 tahun lebih dan pada saat persalinan
berada pada posisi stir up untuk waktu yang lama
f. Trauma
Beberapa sebab khusus karena rangsangan langsung
pada vena dapat menimbulkan keadaan ini. Umumnya
pemberian infus (di lengan atau di tungkai) dalam
jangka waktu lebih dari 2 hari pada tempat yang sama
atau pemberian obat yang iritan secara intra vena.
g. Adanya malignitas (karsinoma), yang terjadi pada
salah satu segmen vena. Tumor-tumor intra abdominal,
umumnya yang memberikan hambatan aliran vena dari
ekstremitas bawah, hingga terjadi rangsangan pada
segmen vena tungkai.
h. Memiliki insidens tinggi untuk mengalami
tromboflebitis dalam keluarga. Kelainan jantung yang
secara hemodinamik menyebabkan kelainan pula pada
system aliran vena.

Klasifikasi
Tromboflebitis dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Pelvio tromboflebitis
Pelvio tromboflebitis mengenai vena-vena dinding uterus
dan ligamentum latum, yaitu vena ovarika, vena uterina
dan vena hipograstika. Vena yang paling sering terkena
ialah vena ovarika dekstra karena infeksi pada tempat
implantasi plasenta yang terletak dibagian atas uterus;
proses biasanya unilateral. Perluasan infeksi dari vena
ovarika sinistra ialah ke vena renalis, sedangkan perluasan
infeksi dari vena ovarika dekstra ialah ke vena kava inferior.
Peritonium selaput yang menutupi vena ovarika dekstra
dapat mengalami inflamasi dan dapat menyebabkan
perisalpingo-ooforitis(an inflammation of a fallopian tube
and associated ovary ) dan periapendistitis(inflammation of
the tissues around the vermiform appendix) . Perluasan
infeksi dari vena uterina ialah ke vena iliaka komunis.
Biasanya terjadi sekitar hari ke-14 atau ke-15 pasca partum

Point 4 : VENA OVARICA

b. Tromboflebitis Femoralis
Tromboflebitis femoralis mengenai vena-vena
pada tungkai, misalnya vena femarolis, vena
poplitea dan vena safena. Sering terjadi
sekitar hari ke-10 pasca partum.
Komplikasi jarang terjadi, tapi ketika mereka
terjadi mereka bisa serius. Komplikasi yang
paling serius terjadi ketika bekuan darah
dislodges, bepergian melalui hati dan
occluding lewat jaringan kapiler paru-paru; ini
adalah emboli paru-paru dan sangat
mengancam nyawa. Gangguan ini berjalan
secara cepat, dapat berlanjut menjadi emboli
paru-paru yang berkemampuan menjadi
komplikasi fatal.

Keadaan-Keadaan Khusus
1. Flebitis Migrans
Tromboflebitis
Suatu keadaan yang menyangkut reaksi menyeluruh dari
system vena karena berbagai etiologi yang menimbulkan
gangguan dari vena.
Penyakit-penyakit yang umumnya berkaitan dengan gejala ini :
- Fase awal dari Beurger Disease
- Reaksi alergi (keadaan yang lebih dari gatal-gatal)
- Adanya malignitas (gejala adanya penyebaran hematogen)
- Penyakit Lupus
Tanda-tanda flebitis migrans :
- timbul gejala-gejala flebitis di satu segmen vena yang
menghilang sendiri dengan meninggalkan bercak hitam/
kecoklatan.
- beberapa hari timbul lagi pada daerah vena yang lain,
biasanya pada ekstremitas yang sama lagi.
- dapat disertai febris atau menggigil
- LED meningkat

2. Tromboflebitis Septik
Yaitu gejala-gejala tromboflebitis yang
disertai pembentukan abces atau nanah pada
tempat radang dan penyebaran secara
hematogen. Timbul gejala-gejala sepsis :
febris, menggigil dan memerlukan perawatan
di Rumah Sakit.
Dalam menghadapi kasus seperti ini,
diperlukan perawatan khusus dari berbagai
segi : pemberian infus/cairan, antibiotika
dosis tinggi, kortikosteroid dan cara-cara
pengobatan sepsis lainnya.

3. Tromboflebitis vena dalam (Deep Vein


Thrombophlebitis)
Yaitu kedaan flebitis dari vena-vena daerah vena
femoralis, vena iliaka eksterna dan vena iliaka
communis.

Patofisiologi
a. trias virvhov ( di flipchart)

Diff. diagnosis

Cellulitis
Deep venous thrombosis
Lymphangitis
Neuritis
Ruptured medial head of the gastrocnemius
Tendonitis
Baker cyst
Chronic venous insufficiency
Hematoma
Lipodermatosclerosis
Lymphedema
Postphlebitic syndrome
Septic thrombophlebitis
Varicosities

Manifestasi Klinis
Penderita-penderita umumnya mengeluh spontan terjadinya
nyeri di daerah vena (nyeri yang terlokalisasi), yang nyeri
tekan, kulit di sekitarnya kemerahan (timbul dengan cepat
diatas vena) dan terasa hangat sampai panas.
Juga dinyatakan adanya oedema atau pembengkakan agak
luas, nyeri bila terjadi atau menggerakkan lengan, juga
pada gerakan-gerakan otot tertentu.
Pada perabaan, selain nyeri tekan, diraba pula pengerasan
dari jalur vena tersebut, pada tempat-tempat dimana
terdapat katup vena, kadang-kadang diraba fluktuasi,
sebagai tanda adanya hambatan aliran vena dan
menggembungnya vena di daerah katup. Fluktuasi ini dapat
pula terjadi karena pembentukan abses.
Febris dapat terjadi pada penderita-penderita ini, tetapi
biasanya pada orang dewasa hanya dirasakan sebagai
malaise.

Talak
Tromboflebitis femoralis
1. Terapi medik : Pemberian analgesik dan antibiotik.
2. Anjurkan ambulasi dini untuk meningkatkan sirkulasi pada
ekstremitas bawah dan menurunkan kemungkinan
pembentukan pembekuan darah. Jauhkan tekanan dari daerah
untuk mengurangi rasa sakit dan
mengurangi risiko kerusakan
lebih lanjut.
3. Tinggikan daerah yang terkena untuk mengurangi
pembengkakan.
Pastikan Pasien untuk tidak berada pada
posisi litotomi dan menggantung kaki lebih dari 1 jam, dan
pastikan untuk memberikan alas pada penyokong kaki guna
mencegah adanya tekanan yaang kuat pada betis.
4. Sediakan stocking pendukung kepada Pasien pasca partum
yang
memiliki varises vena untuk meningkatkan sirkulasi
vena dan
membantu mencegah kondisi stasis.
5. Instruksikan kepada Pasien untuk memakai stocking
pendukung sebelum bangun pagi dan melepaskannya 2x sehari
untuk mengkaji
keadaan kulit dibawahnya.

6. Anjurkan tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang


terkena.
7. Dapatkan nilai pembekuan darah perhari sebelum obat anti
koagulan
diberikan.
8. Berikan anti koagulan, analgesik, dan anti biotik sesuai dengan
resep.
9. Berikan alat pamanas seperti lampu. Atau kompres hangat
basah
sesuai instruksi, pastikan bahwa berat dari kompres
panas tersebut
tidak menekan kaki Pasien sehingga aliran
darah tidak terhambat.
10. Sediakan bed cradle untuk mencegah selimut menekan kaki
yang
terkena.
11. Ukur diameter kaki pada bagian paha dan betis dan kemudian
bandingkan pengukuran tersebut dalam beberapa hari
kemudian
untuk melihat adanya peningkatan atau penurunan
ukuran.
12. Dapatkan laporan mengenai lokea dan timbang berat
pembalut
perineal untuk mengkaji pendarahan jika Pasien dalam
terapi
antikoagulan.

Treatment
Semua pasien plebitis harus di duplex ultrasound scan
Jika ditemukan dvt antikoagulant
Jika superficial venous trombosis tak lebih dari 3 cm
dari vena dalam antikoagulan
Jika superficial venous trombosis lebih dari 5 cm
profilaksis dengan fondaparinux 2,5 mg per hari
selama 45 hari
Jika superficial venous trombosis Kurang dari 5 cm
NSAID,
Compression stocking (reducing the diameter of
distended veins, and causing an increase in venous
blood flow velocity and valve effectiveness. decrease
venous pressure, prevents venous stasis and
impairments of venous walls, and relieves heavy and
aching leg
NB : duplex ultrasound scan to confirm diagnose, check
dvt, guide correct treatment

Sumber :D
http://www.iua2012.org/program/02_a_blinc_%28ljublj
ana_s.pdf
Medscape
https://www.youtube.com/watch?v=IN2vEoc-SKQ (not
to give antibiotic for patient explanation)
http://apps.elsevier.es/watermark/ctl_servlet?
_f=10&pident_articulo=90183535&pident_usuario=0
&pcontactid=&pident_revista=403&ty=16&accion=L
&origen=actasdermo&web=www.actasdermo.org&lan
=en&fichero=403v99n05a90183535pdf001.pdf
http://emedicine.medscape.com/article/463256differential
http://rnspeak.com/pathophysiology/thrombophlebitis
-pathophysiology-disease-process/

Anda mungkin juga menyukai