Pendahuluan
Material dengan jenisnya yang bermacam-macam telah menjadi bagian dari
peradaban manusia sejak dahulu. Manusia memerlukan material untuk dapat
menghasilkan sesuatu yang dapat difungsikan untuk membantu berbagai macam
aktivitas manusia seperti menebang kayu, mambajak sawah, memasak, dll. Beberapa
jenis material telah lama dikenal oleh manusia sejak lama. Logam telah dipergunakan
oleh manusia sejak 3000 SM, manusia telah mengenal beberapa jenis logam yang telah
dijadikan berbagai macam alat/perkakas untuk membantu dan memudahkan aktivitas
manusia. Tembaga telah dipergunakan sejak 3200-2300 SM, oleh karenanya disebut
Zaman Tembaga. Perunggu pada kisaran waktu 2300-700 SM dan zaman ini disebut
sebagai Zaman Perunggu. Penggunaan logam kemudian lebih meluas ke berbagai
aspek kehidupan manusia setelah ditemukannya besi sebagai materi logam yang lebih
kuat daripada temaga dan perunggu, zaman ini kemudian disebut sebagai Zaman Besi
dan dimulai pada kisaran tahun 700-1 SM. Zaman sekarang ini telah terdapat banyak
jenis material logam yang dikembangkan dengan cara memadukan berbagai jenis
logam berbeda.
Keramik juga telah dipergunakan manusia sejak lama. Keramik yang banyak
ditemukan sebagai artefak-artefak peninggalan kebudayaan yang telah lampau banyak
dipergunakan sebagai benda hiasan, wadah, dan tempat untuk sesuatu dan terbuat dari
tanah liat yang dibakar (clay). Pada abad 20, istilah keramik kemudian dipergunakan
untuk berbagai mecam aplikasi-aplikasi keteknikan/rekayasa (engineering). Material
keramik untuk bidang rekayasa adalah material yang mampu menahan suhu yang
tinggi yang tidak mampu ditahan oleh logam. Semikonduktor adalah salah satu contoh
dari material keramik rekayasa (engineering ceramic) untuk aplikasi pada bidang
elektronik. Salah satu keunggulan dari material keramik terbaru adalah ketahanannya
terhadap temperature yang sangat tinggi (> 1200C) dimana logam tidak bisa.
Keunggulan tersebut dimanfaatkan pada desain pesawat ulang-alik yakni pada bagian
hidung dan sisi bagian bawah yang harus menahan panas sangat tinggi ketika
bergesekan dengan lapisan atmosfir bumi.
Kemudian pada abad ke-21, makin banyak jenis material baru yang ditemukan.
Dengan makin dieksplorasinya minyak bumi maka tidak hanya bahan bakar saja yang
diproduksi dari cairan-yang-memfosil tersebut akan tetapi juga material. Material yang
diciptakan dari turunan minyak bumi kemudian disebut sebagai polimer. Polimer
kemudian dikembangkan lagi menjadi banyak sekali turunan-turunan dengan sifat yang
bermacam-macam. Material polimer memiliki keunggulan yakni densitasnya yang
rendah sehingga banyak diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari seperti untuk
packaging, wadah, aksesoris interior maupun eksterior. Pengembangan material tidak
hanya berhenti pada ketiga jenis material yang telah dijelaskan sebelumnya, akan
tetapi terus dilanjutkan dengan menggabungkan material-material berbeda untuk
memperoleh sifat material yang lebih baik. Material ini kemudian disebut sebagai
komposit. Material komposit dikembangkan dengan menggabungkan beberapa jenis
material berbeda untuk mendapatkan sifat material yang lebih baik yang berasal dari
perpaduan masing-masing material penyusun komposit tersebut.
Klasifikasi Material
Seperti
yang
telah
disinggung
sebelumnya,
material
pada
dewasa
ini
diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis yakni; (1) Logam, (2) Keramik, (3) Polimer, (4)
Komposit. Klasifikasi lebih kecil kemudian dibuat lagi berdasarkan pada perbedaan sifat
yang ada.
Logam
Material logam memiliki konduktor panas dan listrik yang sangat baik. Tak hanya
itu, material ini juga memiliki sifat-sifat mekanis yang unggul dibandingkan dengan
jenis material yang lain. Ada beragam jenis material logam yang ada saat ini, seperti
yang terlihat di tabel periodik unsur, material logam menempati mulai dari golongan IA
dan IIA serta golongan B (logam transisi). Dari sekian banyak jenis logam, ada
beberapa logam yang mendapatkan porsi besar di dalam apikasi-aplikasi dunia rekayasa
(engineering). Logam-logam tersebut diklasifikasikan ke dalam istilah ferrous dan nonferrous. Logam ferrous adalah yang yang berbasis pada Besi (Fe) sebagai komponen
penyusun utama sedangkan non-ferrous adalah selain Fe yang menjadi penyusun
utamanya. Beberapa non-ferrous digolongkan ke dalam base metal dikarenakan muda
bereaksi dengan oksigen (terkorosi) membentuk lapisan oksida di permukaannya.
Beberapa non-ferrous tersebut adalah Aluminium (Al), Tembaga (Cu), Timbal (Pb),
Seng (Zn), Nikel (Ni), dan Timah (Sn). Ada juga jenis non-ferrous lain yang juga banyak
diaplikasikan yakni Magnesium (Mg) dan Titanium (Ti).
Ferrous
Logam ferrous lebih banyak diaplikasikan di dalam dunia rekayasa karena
beragam sifat mekanis yang ditawarkan dari jenis-jenisnya yang berbeda. Berdasarkan
konsentrasi karbonnya maka kelompok logam ferrous dibedakan menjadi Baja (Steel)
dan Besi Tuang (Cast Iron).
Baja (Steel)
Karbon di dalam matriks besi akan memperkuat besi yang dalam keadaan murni
rendah sifat mekaniknya. Jika di dalam matriks besi kandungan karbonnya maksimal
2% maka disebut sebagai baja, tapi jika kandungan karbonnya lebih besar dari 2%
maka disebut sebagai besi tuang. Gambar 2 menunjukkan diagram kesetimbangan
antara besi dan karbon (Fe-C Phase Diagram).
disebut sebagai besi tuang (cast iron). Besi tuang memiliki kandungan karbon jenuh
sehingga kelebihan karbon ini akan berbentuk karbon bebas yang tidak mengisi matriks
dari besi. Karbon bebas ini disebut sebagai grafit. Besi tuang digolongkan sebagai
berikut ini;
1. Besi tuang putih (white cast iron)
Besi tuang ini keras dan getas, memiliki ketahanan aus yang baik. Hal tersebut
dikarenakan matriks yang menyusun besi tuang ini adalah pearlite dan cementite yang
keras dan getas. Besi tuang jenis ini dibuat dengan pendinginan yang sangat cepat
sehingga mencegah terbentuknya grafit di dalam besi tuang. Biasanya dengan
memasangkan pendingin (chiller) di permukaan cetakan. Aplikasi dari besi tuang putih
adalah; brake shoes, shot blasting nozzles, mill liners, crushers, pump impellers dan
abrasion resistant parts.
Non-ferrous
Logam-logam selain besi disebut sebagai non-ferrous metal. Seperti yang
tinggi, ketahanan terhadap korosi karena lingkungan atau kimia. Berikut adalah
beberapa penjelasan dari logam-logam tersebut.
1. Aluminium
Logam Aluminium dalam keadaan murni sangat lunak, ringan, tidak beracun
(sebagai logam), non-magnetik. Aluminium juga mudah dibentuk (forming), dimesin
(machining), dan dituang (casting). Untuk meningkatkan kekuatannya maka aluminum
dipadu (alloying) dengan beberapa jenis logam lain yang memiliki struktur kristal yang
sama. Aluminum paduan (alloy) kemudian diklasifikasikan ke dalam beberapa seri
sesuai dengan logam pemadunya.
Tabel 1. Jenis paduan aluminum dan aplikasinya
Seri
Paduan
Paduan Utama
Sifat-sifat
High corrosion resistance,
high electrical and thermal
conductivity, easy
workability
High strength
Combines moderate
strength with good
workability
Industri
Electrical and
chemical
1xxx
2xxx
Tembaga (Cu)
3xxx
Mangan (Mn)
4xxx
Silicon (Si)
5xxx
Magnesium (Mg)
Packaging
(cansheet)
7xxx
Seng (Zn)
8xxx
Various
Construction,
transport nd
engineering
Aircraft, other
applications
requiring high
strength/weight
ratios
Very high stress
engineering
applications
6xxx
Moderate/high strength.
Very high corrosion
resistance
Medium strength, corrosion
Magnesium/silicon resistant and heat
treatable
Aircraft, automobile
Construction,
automobile (truck
bodies)
Automotive,
mechanical
engineering
Logam aluminium murni diperoleh dari proses ekstraksi bijih logamnya yang
disebut Bauxite dengan proses elektrolisis. Proses elektrolisis yang melibatkan energy
listrik untuk membebaskan logam aluminum dari pengotor bijihnya dinamakan Proses
Bayer. Bijih bauxite yang berasal dari tambang tidak bisa begitu saja direduksi dengan
reduktor seperto pada proses pengolahan besi baja. Bijih bauxite harus dirubah terlebih
dahulu menjadi alumina (Al2O3) untuk dapat diekstrak logam aluminumnya. Alumina
kemudian dicampur dengan elektrolit yang disebut cryollite pada saat proses
elektrolisis. Logam alumina kemudian akan terkumpul pada katoda dan akan distripping lalu dileburkan kembali dan dicetak menjadi ingot.
2. Tembaga
Tembaga merupakan logam yang sangat penting kehadirannya dalam peradaban
manusia. Logam ini menjadi awalan perubahan peradaban yang lebih maju yakni
Peradaban Zaman Perunggu dimana perkakas baru semuanya mulai digantikan oleh
perkakas yang terbuat dari perunggu (paduan antara Cu dengan Sn). Logam tersebut
lunak serta memiliki konduktifitas termal dan listrik yang sangat baik/tinggi. Logam Cu
murni lunak dan mudah dibentuk, dipemukaannya akan terbentuk tarnish berwarna
jingga kemerahan jika terekspos udara. Ada beberapa jenis paduan tembaga yang
banyak dipergunakan di dalam dunia rekayasa (engineering), berikut adalah beberapa
jenis tersebut.
Properties
Tembaga murni; Cu
Kuningan (brass);
Cu-Zn
Perunggu (bronze);
Cu-Sn
Cupronickel; Cu-Ni
Aplikasi
Pipa air, kabel, dan
perangkat elektronik
lainnya
Pipa air, peralatan dapur,
fittings, sekrup, komponen
listrik
Bearings, baling-baling
kapal, bel, instrument
music, peralatan dapur
Uang koin, thermocouple,
zippers, perhiasan, strings
cast iron) yang bermacam-macam jenis. Nikel juga banyak dipergunakan untuk paduanpaduan lainnya, seperti kuningan dan perunggu nikel (nickel brasses and bronzes), dan
juga paduan-paduan dengan tembaga, kromium, aluminium, timbal, kobalt, perak, dan
emas. Berikut beberapa data statistik mengenai penggunaan nikel dalam berbagai
bidang; Water treatment (4%), Pulp and paper (8%), Plumbing and piping (8%), Hot
water system (3%), Marine (3%), Architecture, building and construction (18%),
Consumer goods (15%), Transport and automotive (12%), Chemical processing (11%),
Kitchen work-surfaces and kitchenware (8%), Energy (10%)
kanker kulit. Titanium dioksida juga berfungsi sebagai fotokatalis dalam pengolahan air
kotor.
Logam titanium juga banyak dipergunakan di bidang olah raga seperti; tennis
rackets, golf clubs, lacrosse stick shafts, cricket, hockey, lacrosse, football helmet grills,
dan frame sepeda serta komponen lainnya. Ada juga aplikasi logam ini untuk barangbarang outdoor seperti cookware, peralatan makan, lentera, dan kerangka tenda.
Titanium memiliki tampilan kilau logam yang sangat menarik sehingga cocok juga untuk
aplikasi di bidang structural seperti tugu atau monument peringatan, atau sebagai
casing untuk peralatan elektronik atau juga dapat sebagai perhiasan seperti cincin.
Titanium memiliki sifat yang istimewa untuk aplikasi di bidang medis yakni
biocompatible, artinya logam titanium dapat diterima oleh tubuh manusia jika
dipasangkan di dalam tubuh manusia dan tidak menyebabkan inflamasi. Karena sifatnya
tersebut, titanium sering dijadikan implant pada proses penyembuhan tulang yang
patah. Selain itu, untuk pemasangan gigi palsu juga menggunakan logam titanium
sebagai akarnya.
5. Timah
Logam timah bersifat lunak, mudah ditempa dan tahan korosi serta tidak
beracun untuk manusia. Pada masa lampau logam tersebut merupakan logam paduan
terbesar di dalam pembuatan perunggu (Cu-Sn). Bersama tembaga, logam timah telah
menjadi warisan peradaban yang sangat berharga. Perkakas sehari-hari yang terbuat
dari perunggu banyak sekali memudahkan kehidupan manusia pada zaman perunggu
(Bronze age) sejak 3000 SM, baru setelah 600 SM logam timah murni diproduksi.
Logam timah diperoleh dari ekstraksi bijih logam cassiterite (SnO2) yang umumnya
banyak ditambang. Selain cassiterite sebagai mineral bijih utama ada juga mineral lain
yang mengandung logam timah namun dalam persentase yang lebih kecil yaitu;
stannite, cylindrite, franckeite, canfieldite, dan tealite (dari jenis sulfide). Proses
ekstraksi logam timah menggunakan metode pyrometallurgy yakni melebur bijih logam
bersama reduktor karbon sehingga terpisah logam timah dari kotorannya. Di Indonesia,
bijih logam timah berupa cassiterite banyak terdapat di Bangka dan Belitong.
Logam timah banyak dipergunakan sebagai filler untuk proses soldering
(menempati 52%). Sebagai soldering filler, logam timah dipadu dengan timbal (63% Sn
dan 37% Pb) yang membentuk campuran eutektik bertitik lebur rendah. Soldering
banyak diaplikasikan pada industry elektronik dan penyambungan pipa. Untuk
mencegah korosi terjadi pada baja maka dilakukan pelapisan (coating) menggunakan
logam timah. Baja lapis timah umumnya dipergunakan sebagai food packaging dalam
mengawetkan makanan. Logam timah juga dipergunakan sebagai paduan dengan
logam lain, umumnya dipadu dengan tembaga, sebagai contoh adalah pewter (paduan
Cu-Sn dengan 99%Sn). Logam timah juga dapat dijadikan sebagai elemen dekorasi,
sebagai contoh adalah punched tin lanterns atau pierced tin. Untuk dunia medis,
persenyawaan timah dengan fluoride (SnF2) digunakan di dalam produk-produk
perawatan gigi. Persenyawaan logam timah dengan senyawa organic (contoh
hidrokarbon) sangat beracun, senyawa ini disebut sebagai organotin. Organotin sangat
toxic dan umumnya dipergunakan sebagai biosida, contohnya; fungisida, pestisida,
algaesida, pengawet kayu, dan antifouling agents. Penggunaan organotin untuk biosida
sangat ketat aturannya dikarenakan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
potensial yang umumnya ditambang adalah galena (PbS), cerrusite (PbCO3), dan
anglesite (PbSO4). Galena merupakan bijih timah hitam utama yang mengandung kadar
Pb 86.6%. Bijih timah hitam dengan kandungan Pb kurang dari 10% dan atau
sedikitnya
3%
masih
dapat
dieksploitasi
secara
eknomonis.
Kadarnya
dapat
Alloys: solder, terne plate (lead-based alloy coating), brass, and bronze.
Miscellaneous uses: anode & cathode in copper refining, lead weights for wheel
balancing, Yacht keels, curtain weights, fishing weights, etc.
Gambar 10. Beberapa contoh aplikasi dari timbal/timah hitam dan paduannya
Keramik
Keramik identik dengan clay (tanah liat) sebagai bahan dasar pembuatannya, hal
ini karena pada masa lampau keramik dibuat dari material tersebut dengan cara
dibentuk lalu dibakar di dalam tungku. Seiring perkembangan teknologi, keramik jadi
lebih
menarik
tempilannya
dengan
ditemukannya
teknik
pewarnaan
(glazing)
dipermukaannya. Keramik ada yang kristalin ada pula yang amorf (contohnya glass).
Keramik memiliki sifat mekanis yang baik dalam hal ketahanan aus dan temperature
tinggi. Material ini juga memiliki kekuatan tekan yang baik akan tetapi karena sifatnya
yang getas maka tidak tahan terhadap beban tarik satu arah. Keramik diklasifikasikan
ke dalam beberapa kelas sebagai berikut;
Hot-pressing, seperti proses tempa pada logam dimana segumpal gelas panas
ditekan diantara cetakan (dies). Biasa dipakai untuk membuat insulator dari
gelas.
Blow moulding, untuk memproduksi botol atau keca pada bola lampu pijar
b. Particulate forming
Pembuatan komponen dari keramik umumnya dengan metode ini yang mana
melibatkan proses pressing menggunakan cetakan kemudian dilanjutkan dengan proses
sintering pada temperatur tinggi sehingga terjadi perlekatan antar partikel, tujuan
sintering adalah menurunkan tingkat porositas pada bakalan yang telah dicetak. Proses
ini lebih terkenal untuk pembuatan engineering ceramics (material keramik untuk
aplikasi-aplikasi khusus di bidang rekayasa). Serbuk keramik terlebih dahulu dicampur
dengan binder (pengikat) sebelum di-pressing. Ada tiga jenis teknik pressing di dalam
proses ini yaitu;
1. Uniaxial compression, dipadatkan pada satu arah
2. Isostatic (hydrostatic) compression, tekanan diberikan oleh fluida, serbuk
keramik ditempakan di dalam wadah karet.
3. Hot pressing, proses penekanan melibatkan panas
c. Cementation
Pada proses ini terjadi pengerasan pasta yang dibuat dari campuran antara
material semen dengan air (contoh; concrete). Umumnya digunakan untuk membangun
struktur dengan dimensi yang besar dan bentuk yang kompleks seperti apartemen,
jalan laying, dll. Proses pengerasan semen terjadi karena terjadi peristiwa hidrasi dari
semen (reaksi kimia kompleks yang melibatkan air dan partikel semen). Sampai saat ini,
material semen Portland yang paling banyak dipergunakan pada proses cementation.
Semen Portland dibuat dari campuran antara clay dan mineral gamping yang kemudian
dikalsinasi pada 1400C. Setelah proses kalsinasi kemudian dilakukan grinding hingga
menjadi serbuk halus yang kita kenal sebagai semen untuk bangunan.
Beberapa contoh engineering ceramics adalah alumina (Al2O3), zirconia (ZrO2),
silicon karbida (SiC), magnesia (MgO). Material-material tersebut banyak dipergunakan
sebagai batu tahan api (refraktori) karena ketahanan temperature tinggi yang baik
seperti alumina, dan magnesia. Ada juga yang dipergunakan untuk bidang medis
seperti zirconia untuk dental crowns, bridges, root pins dan non-metallic implants.
Polimer
Polimer adalah molekul besar yang tersusun atas unit terkecil yang berulang dan
teratur. Unit terkecil tersebut dinamakan monomer. Material ini bersifat isolator, tahan
korosi namun tidak tahan temperature tinggi, mudah dibentuk, viskoelastis dan nonkristalin. Polimer dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu (1) polimer alam dan (2)
polimer sintetis. Polimer alam adalah molekul besar yang terjadi secara alami dan
terdapat di alam, sebagai contoh adalah shellac, amber, karet alam, protein, DNA, dan
juga selulosa. Sedangkan polimer sintetis banyak sekali jumlahnya. Pada umumnya
polimer sintetis merupakan molekul besar yang monomernya merupakan turunan rantai
karbon dari minyak bumi meskipun ada juga yang bukan berupa rantai karbon, sebagai
contoh adalah karet sintetis, Bakelite, neoprene, nylon, PVC, polystyrene, polyethylene,
polypropylene,
polyacrylonitrile,
PVB,
silicone,
dll.
Berdasarkan
pola
susunan
Reaksi polimerisasi ada yang disebut addisi dan ada juga yang kondensasi.
Polimerisasi addisi adalah polimer yang terbentuk dari reaksi addisi dimana monomer
berikatan satu sama lain tanpa kehilangan atom atau molekul. Ada tiga tahapan yang
berlangsung ketika polimer terbentuk melalui reaksi polimerisasi addisi yakni (1) tahap
inisiasi (initiation), (2) tahap propagasi (propagation), dan (3) tahap terminasi
(termination). Beberapa contoh polimer addisi adalah sebagai berikut;
Tabel 3. Jenis polimer addisi dan aplikasinya
Nama polimer
Polyethylene
Monomer
Ethene
Polypropylene
1-propene
Polystyrene
Styrene
Vinyl chloride
Polytetrafluoroethylene
(Teflon)
Tetrafluoroethene
Poly(methyl methacrylate)
(Lucite, Plexiglass)
Methyl
methacrylate
Polyacrylonitrile (Acrilan,
Orlon, Creslan)
Acrylonitrile
Vinyl acetate
Karet alam
2-methyl-1,3butadiene
Polychlorprene (neoprene
rubber)
Styrene butadiene rubber
(SBR)
Aplikasi
Kantong, insulator kabel, botol
Fibers, karpet indoor-outdoor,
botol
Styrofoam, tableware (garpu,
pisau, sendok) tempat
sampah, videocassette case
Pembungkus makanan, botol,
pelapis lantai, kulit sintetis,
pipa air dan pembuangan
Nonstick surface, plumbing
tape, chemical resistant
containers and films
Pengganti kaca, cat, dan
produk-produk rumah tangga
Fibers untuk pembuatan knit
shirts, sweaters, blankets, dan
carpets
Adhesives (Elmers glue), cat,
pelapis tekstil, dan permen
karet
Karet gelang, gloves, ban,
conveyor belts, dan perkakas
rumah tangga
2-methyl-1,3butadiene
berasal dari atom yang hilang tersebut. Berbeda dengan polimerisasi addisi, monomer
pada polimerisasi kondensasi adalah gugus-gugus fungsional yang memiliki dua
karakterisasi yakni;
1. Selain berikatan ganda, monomer juga memiliki gugus fungsional (seperti
alcohol, amine, atau gugus asam karboksil).
2. Tiap monomer setidaknya memiliki dua situs reaktif, yang biasanya berarti dua
gugus fungsional.
Beberapa jenis polimer kondensasi adalah sebagai berikut ini;
Tabel 4. Jenis polimer kondensasi dan aplikasinya
Nama polimer
Polyamides (nylon)
Polyesters (Dacron, Mylar,
Fortrel)
Polyesters (Glyptal resin)
Polyesters (Casting resin)
Phenol-formaldehyde
(Bakelite)
Cellulose acetate
Silicones
Polyurethanes
Aplikasi
Fibers, molded objects
Linear polyesters, fibers, recording tape
Cross-linked polyesters, paints
Cross-linked dengan styrene dan benzoyl peroxide,
fiberglass boat resin, casting resin
Dicampur dengan fillers, molded electrical cases,
adhesives, laminates, varnishes
Photographic film
Water-repellent coatings, temperature-resistant
fluids, rubbers
Foams, fibers
Komposit
Komposi merupakan material yang tersusun atas dua atau lebih material sebagai
konstituen dan memiliki sifat gabungan dari kedua material konstituen tersebut.
Komposit terdiri atas matriks dan penguat (reinforce/filler) yang menjadi definisi
khususnya. Matriks pada komposit berfungsi sebagai distributor tegangan yang diterima
oleh penguat yang jenisnya dapat bermacam-macam. Berdasarkan jenis matriksnya
komposit debedakan atas beberapa kelas yakni;
modulus young tinggi, yang tinggi sehingga didapatkan kombinasi dari keduanya.
Komposit matriks polimer yang diperkuat dengan jalinan fibre memiliki kekuatan
mekanis yang baik yakni;
High stiffness
fabrikasinya akan tetapi ada beberapa kekurangan yang dimiliki oleh koposit jenis ini
yaiku;
yaitu;
1. Fiberglass Glass fibre reinforced polymers
2. Carbon fibre reinforced polymers
3. Kevlar (Aramid) fibre reinforced polymers
Untuk memperoleh sifat mekanis yang berbeda-beda sesuai keinginan maka
penguat dapat disusun berdasarkan orientasi yang berbeda-beda. Berikut adalah jenis
orientsi/susunan dari penguat tersebut;
Unidirectional fibre
Rovings
Veil mat
Chopped strand
Woven fabric
Komposit matriks polimer banyak dimanufaktur untuk aplikasi-aplikasi berikut;
Alumina (Al2O3) atau silicon carbide (SiC) dalam bentuk partikel sebanyak 1570 vol% (particulate composite)
Continuous fibre dari alumina, SiC, graphite (long fibre reinforced composite)
casting, (3) infiltration. Sifat-sifat yang dimiliki oleh komposit matrik logam aluminum
adalah;
-
matriks
logam
aluminum
dimanufaktur
untuk
aplikasi-aplikasi;
automotive parts (pistons, pushrods, brake components), brake rotors for high speed
trains, bicycles, golf clubs, electronic substrates, cors for high voltage electrical cables.
kebanyakan adalah silicon karbida (SiC) dalam bentuk partikel (particulate composite).
Sifat-sifat yang dimiliki oleh komposit matriks ini adalah;
-
components for racing cars, lightweight automotive brake system, aircraft parts for:
gearboxes, transmissions, compressors and engine.
dipergunakan adalah continuous monofilament SiC fibre, titanium boride (TiB2), dan
titanium carbide (TiC) dalam bentuk partikel. Teknik fabrikasinya menggunakan powder
metallurgy (sintering). Sifat-sifat yang dimiliki oleh komposit matriks logam titanium
adalah;
-
High strength
components of the F-16 jets landing gear, turbine engine components (fan blades,
actuator pistons, synchronization rings, connecting links, shafts, discs), automotive
enginecomponents, drive train parts, general machine components.
penguatnya adalah continuous fibre dari carbon (C), SiC, W, dan SS 304, serta SiC
dalam bentuk partikel. Metode farbikasinya dengan powder metallurgy (sintering) dan
infiltrasi. Sifat-sifat yang dimiliki oleh komposit matriks logam tembaga adalah;
-
modules, electronic relays, electrically conducting springs and other electrical and
electronic components.
High stiffness
High toughness
Low density
untuk pembuatan keramik pada umumnya yaitu pencampuran antara matriks dan
penguat kemudian dikuti dengan proses pada temperature tinggi seperti; hot pressing,
sintering. Metode tersebut biasanya untuk short-fibre composite, sedangkan untuk
long-fibre composite menggunakan metode infiltrasi. Sebagai contoh untuk komposit
matriks keramik adalah sebagai berikut ini;
infiltration dari matriks ke dalam perform yang disiapkan dari silicon carbide fibre.
Komposit jenis ini dimanufaktur untuk aplikasi-aplikasi; combustion liners of gas turbine
engines, hot gas re-circulating fans, heat exchangers, rocket propulsion components,
filters for hot liquids, gas-fired burner parts, furnace pipe hangers, immersion burner
tubes.
Carbon-carbon composite
Difabrikasi dengan metode chemical vapour infiltration atau liquid phase
infiltration dari matriks ke dalam perform yang telah dibuat dari serat karbon (carbon
fibre). Komposit jenis ini dmanufaktur untuk aplikasi-aplikasi; high performance braking
systems, refractory components, hot-pressed dies, heating elements, turbojet engine
components.
4. Carbon and graphite composite
Komposit matriks karbon dan grafit memiliki keunggulan yaitu kekuatan dan
rigiditasnya tidak berubah pada temperature tinggi yang temperaturnya mencapai
2300C. Komposit jenis ini difabrikasi dengan teknik kompaksi atau multiple
impregnation dari frame berpori dengan liquid carbonizer precursor serta subsequent
pyrolization. Komposit jenis ini juga dapat difabrikasi dengan metode chemical vapor
deposition (CVD) dari pyrolitic carbon. Sebenarnya komposit matriks karbon tidak
dipergunakan untuk aplikasi temperature tinggi sebagaimana komposit jenis lain kan
tetapi karena sifatnya yang mampu mempertahankan kekuatan dan rigiditas pada
temperature hingga 2300C membuatnya dapat dipergunakan untk aplikasi yang
bertemperatur tersebut seperti pada bidang aeronautic seperti spacecraft structure.
Material Mutakhir
Material mutakhir adalah jenis-jenis material yang dirancang khusus untuk
aplikasi-aplikasi teknologi tinggi (high-tech) yang memerlukan material dengan sifatsifat yang spesifik. Tidak ada domain ataupun batasan yang jelas untuk material
mutakhir. Material mutakhir dapat berasal dari polimer sintetis, logam, keramik,
komposit yang masing-masing difabrikasi dan dimanufaktur dengan teknologi khusus.
Material mutakhir juga dapat merupakan gabungan dari beberapa jenis material sama
seperti halnya komposit. Beberapa contoh dari jenis material mutakhir adalah;
Logam
o Shape memory alloys
o Biomaterials
o Amorphous metal (metallic glass)
Keramik
o Mesoporous materials
o Solar cell
o Geopolymers
o Biomaterials
Polimer
o Biodegradable polymer
o Biomaterials
Komposit
o Clay composite
Ada lebih banyak lagi jenis material mutakhir karena dewasa ini terus
Gambar 19. Beberapa contoh aplikasi dari Shape Memory Alloy (SMA)
b. Metallic biomaterial
Untuk menjadi biomaterial maka logam harus compatible denga lingkungan
tubuh manusia dalam artian tidak ditolak oleh system kekebalan dan tidak melepaskan
substansi berbahaya ke dalam tubuh manusia. Sifat tersebut dinamakan sebagai
biokompatibilitas. Logam-logam yang terkenal dengan sifat biokompatibilas yang baik
adalah dari jenis non-ferrous serta paduan baja tahan karat (stainless steel). Dari non-
ferrous ada logam titanium dan paduannya yang banyak diaplikasikan untuk perawatan
gigi dan ortopedi seperti implant untuk proses penyembuhan tulang patah.
pipes, armor, ballistic, cell phone casing, anti-theft devices, perhiasan seperti jam
tangan dan cincin.
Gambar 21. Beberapa contoh aplikasi dari material amorf (metallic glass)
d. Mesoporous material
Material yang memiliki pori dengan diameter diantara 2-50 mm disebut material
mesopori. Jika pori < 2 mm disebut microporous material dan > 50 mm disebut
macroporous material. Material ini memiliki luas permukaan yang besar sehingga
memiliki banyak tempat untuk proses serapan terjadi. Sefat tersebut cocok diaplikasi
sebagai katalis, sensor, dan lain-lain yang membutuhkan surface area yang besar.
Beberapa contoh material mesopori adalah dari jenis alumina, silica, oksida-oksida dari
niobium, tantalum, titanium, zirconium, cerium, dan timah. Struktur mesopori-nya dapat
dibuat menjadi teratur atau sebaliknya. Untuk memfabrikasi material mesopori ada
beberapa metode yaitu; (1) Pillaring method, (2) Liquid crystal templating. Material
mesopori dapat diaplikasikan untuk bidang catalysis, sorption, gas sensing, ion
exchange, optics, dan photovoltaics.
Gambar 22. Zeolite mesoposi disintesis dari abu terbang (fly ash)
e. Geopolymer
Material ini pertamakali dikembangkan oleh Joseph Davidovits sejak tahun 1973,
sedangkan terminologi geopolimer diperkenalkannya pertama kali pada tahun 1976.
Material ini memiliki sifat gabungan antara polimer anorganik (plastik) dan keramik.
Geopolimer bisa disintesis dari mineral aluminosilikat dan limbah pembakaran dari batu
bara ataupun limbah dari hasil peleburan bijih besi atau proses smelting logam
tembaga, nikel, dan lain-lain yang menghasilkan terak dengan kandungan silikat dan
alumina yang dapat dipergunakan sebagai precursor dalam pembuatan geopolimer.
Aplikasinya dapat sebagai pengganti semen (green technology), enkapsulasi limbah B3.
yang tidak mudah terdegradasi. Polimer dapat dirancang agar menjadi partially
degradable atau fully degradable. Polimer yang partially degradable adalah polimer
yang berasal dari gabungan antara sintetic polimer yang berbasis petroleum dengan
komponen organic (bisa sebagai fiber). Ketika dibuang maka komponen organic akan
terurai dengan mudah dan cepat oleh mikroorganisme dan meninggalkan struktur
matriks yang rapuh sehingga mempermudah alam untuk mendegradasi. Berbeda
dengan polimer sintetis yang permukaannya sangat halus sehingga sulit bagi alam
untuk mendegradasi. Sedangkan fully degradable polimer adalah polimer yang
seluruhnya terbuat dari bahan yang berasal dari alam atau komponen mahluk hidup
sehingga lebih mudah terdegradasi. Salah satu contoh dari material ini adalah sintesis
polyester dari asam levulinic.
Referensi:
Michael F. Ashby & David R. Jones. 1998. Engineering Materials 2: An Introduction to
Microstructures, Processing and Design Second Edition. UK: Biddles Ltd, Guildford and
Kingds Lynn.
David A. Katz. 1998. Polymers, diakses melalui laman
http://www.chymist.com/Polymers.pdf pada 2 September 2011.
James E. Mark. 1999. Polymer Data Handbook. USA: Oxford University Press, Inc.,
diunduh melalui laman
http://www.qmc.ufsc.br/~minatti/docs/20061/polymer_data_handbook.pdf pada 2
September 2011.
Dmitri Kopeliovich. Cast Irons. SubsTech (Substance and Technology), diakses melalui
laman http://www.substech.com/dokuwiki/doku.php?id=cast_irons pada 2 September
2011.
Dmitri Kopeliovich. Composites. SubsTech (Substance and Technology), diakses melalui
laman http://www.substech.com/dokuwiki/doku.php?id=composites pada 2 September
2011.
Cast steel: Classification of Carbon and Low-Alloy Steels. Key to Metals, diakses melalui
laman http://steel.keytometals.com/articles/art62.htm pada 2 September 2011.
Laman http://www.engineershandbook.com/Tables/alumalloys.htm, diakses pada 2
September 2011.
Laman http://en.wikipedia.org/wiki/brass, diakses pada 2 September 2011.
Laman http://en.wikipedia.org/wiki/bronze, diakses pada 2 September 2011.
Laman http://en.wikipedia.org/wiki/ceramic, diakses pada 2 September 2011.
Laman http://en.wikipedia.org/wiki/copper, diakses pada 2 September 2011.