1. Nilai RMR untuk kohesi dan sudut geser dalam berdasarkan kriteria
Mohr-Coulumb dan Hoek &Brown
Pada penggunaan sistim klasifikasi RMR, massa batuan dibagi kedalam
daerah struktural yang memiliki kesamaan sifat berdasarkan 6 parameter pada
tabel RMR di bawah dan klasifikasi massa batuan untuk setiap daerah tersebut
dibuat terpisah. Batas dari daerah struktur tersebut biasanya disesuaikan dengan
kenampakan perubahan struktur geologi seperti patahan, perubahan kerapatan
kekar, dan perubahan jenis batuan.
ini menghasilkan pengenalan akan GSI Geological Strength Index oleh Hoek et
al. (1992), Hoek (1994), dan Hoek, Kaiser and Bawden (1995) yang kemudian
ditambah untuk melingkupi massa batuan yang lemah oleh Hoek et al. (1998),
Marinos and Hoek (2000,2001) dan Hoek and Marinos (2000). GSI dapat
menentukan pelemahan massa batuan yang merupakan hubungan antara derajat
kekar dan kondisi dari permukaan kekar.
Kekuatan massa batuan bergantung pada sifat batuan utuh, dan
kesempatan meluncur/runtuh pada kondisi tegangan tertentu. Kesempatan ini
dipengaruhi oleh bentuk geometri dari batuan utuh dan kondisi separasi pada
bidang diskontinuitas. Batuan tajam dengan permukaan kekar yang bersih dan
kasar akan mempunyai kekuatan yang lebih besar dibanding dengan batuan
berpatikel bulat yang terlapukkan. Kriteria kekuatan massa batuan menurut
The generalized Hoek-Brown (2002) sebagai berikut.
Tabel 2 menunjukkan nilai konstanta batuan utuh berdasarkan jenis batuan. Nilai
s dan a adalah konstanta massa batuan dengan persamaan sebagai berikut.
Tabel 1. Pedoman Penentuan Nilai Faktor D pada Terowongan (Hoek et al, 2002)
Nilai D
D=0
D=0
D = 0,5
D = 0,8
1. 2. Kriteria Mohr-Coulumb
Karena banyaknya model numerik dan analisis yang digunakan pada
mekanika batuan ditampilkan dalam kriteria keruntuhan Mohr-Coulomb, maka
diperlukan persamaan untuk memperkirakan parameter kohesi dan sudut gesek
dalam pada persamaan Mohr-Coulomb. Persamaan dasar dari kriteria keruntuhan
Mohr-Coulomb adalah persamaan linier dari tegangan geser terhadap
kohesi, sudut gesek dalam dan tegangan normal dinyatakan dalam persamaan
berikut.
2. Metode Bishop
Cara analisa yang dibuat oleh A.W. Bishop (1955) menggunakan cara elemen
dimana gaya yang bekerja pada tiap elemen ditunjukkan pada seperti pada gambar
2. Persyaratan keseimbangan diterapkan pada elemen yang membentuk lereng
tersebut. Faktor keamanan terhadap longsoran didefinisikan sebagai perbandingan
kekuatan geser maksimum yang dimiliki tanah di bidang longsor (Stersedia)
dengan tahanan geser yang diperlukan untuk keseimbangan (Sperlu).
Harga m.a dapat ditentukan dari gambar 3. Cara penyelesaian merupakan coba
ulang (trial and errors) harga faktor keamanan FK di ruas kiri persamaan faktor
keamanan diatas, dengan menggunakan gambar 3. untuk mempercepat
perhitungan. Faktor keamanan menurut cara ini menjadi tidak sesuai dengan
kenyataan, terlalu besar, bila sudut negatif ( - ) di lereng paling bawah mendekati
30 . Kondisi ini bisa timbul bila lingkaran longsor sangat dalam atau pusat rotasi
yang diandalkan berada dekat puncak lereng. Faktor keamanan yang didapat dari
cara Bishop ini lebih besar dari yang didapat dengan cara Fellenius.
Mohr- Coulomb
Menggunakan Keseimbangan normal
Menggunakan keseimbangan tangensial
Menggunakan keseimbangan momen
Faktor Keamanan
Secara teoritis tingkat nilai faktor keamanan
Tabel 4. Tingkat nilai Fk Teoritis
Fk
>1
=1
<1
Keterangan
Stabil
Kritis
Labil
Keterangan
Stabil
Kritis
Labil