Anda di halaman 1dari 20

PROVINSI

NANGROE ACEH DARUSSALAM

I. KONDISI UMUM
A. Kondisi Fisik Daerah
1. Keadaan Geografis
Provinsi Aceh terletak di bagian barat Indonesia
tepatnya di bagian ujung Pulau Sumatera. Secara
geografis Aceh terletak antara 2 - 6 lintang utara
dan 95 98 lintang selatan dengan ketinggian
rata-rata 125 meter diatas permukaan laut. Batasbatas wilayah Aceh, sebelah utara dan timur
berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah selatan
dengan Provinsi Sumatera Utara dan sebelah barat
dengan Samudra Hindia. Satu-satunya hubungan
darat hanyalah dengan Provinsi Sumatera Utara
sehingga memiliki ketergantungan yang cukup
tinggi dengan provinsi tersebut.
2. Iklim
Aceh beriklim tropis. Artinya dalam setahun terdiri atas musim kering (MaretAgustus) dan musim hujan (September Februari). Kelembaban Udara di wilayah
provinsi Aceh mencapai 79%, dengan rata rata curah hujan adalah 131,4 mm. Di
daerah pesisir, curah hujan berkisar antara 1.000 - 2.000 mm dan di dataran tinggi
dan pantai barat selatan antara 1.500 - 2.500 mm. Penyebaran hujan ke semua
daerah tidak sama, di daerah dataran tinggi dan pantai barat selatan relatif lebih
tinggi. Rata-rata suhu udara mencapai 26,9C dengan rata-rata suhu udara
maksimum 32,5 C dan minimumnya yaitu 22,9C, serta tekanan udara mencapai
1.008,8 atm.
3. Luas Wilayah
Luas wilayah Provinsi Aceh adalah 57.948,94 km2. Provinsi Aceh yang beribukota
di Banda Aceh, terdiri dari 18 kabupaten dan 5 kota, 280 kecamatan, 755 Mukim,
dan 6.423 Gampong atau Desa. Kabupaten dan kota di provinsi Aceh yaitu
Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Aceh Barat daya, Kabupaten Aceh Besar,
Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Aceh Singkil,
Kabupaten Aceh Tamiang, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Aceh Tenggara,
Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Aceh Bener Meriah,
Kabupaten Bireuen, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Nagan Raya, Kabupaten
Pidie, Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Simeulue, Kota Banda Aceh, Kota Langsa,
Kota Lhokseumawe, Kota Sabang, dan Kota Subulussalam.

4. Pulau dan Sungai


Provinsi Aceh memiliki 119 buah pulau, 73 sungai yang besar dan 2 buah danau.
Karena letak geografisnya, Aceh memiliki beberapa pelabuhan laut. Selain itu,
Aceh juga menjadi salah satu pintu gerbang masuk pedagang-pedagang ke wilayah
Indonesia. Beberapa pelabuhan laut yang dijadikan sebagai pintu masuk antara
lain, Malahayati-Krueng Raya, Sabang, Lhokseumawe dan Langsa.

B. Keadaan Sosial Ekonomi


1. Pemerintahan
Provinsi Aceh dalam perkembangannya telah mengalami beberapa kali
pemekaran wilayah administratif dan saat ini terdiri dari 18 kabupaten dan 5
kota. Untuk pemerintah di bawah kabupaten/kota, selain memiliki Kecamatan
dan Gampong (wilayah setingkat Desa) berdasarkan Qanun Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam Nomor 4 Tahun 2003 dibentuk Mukim yang berkedudukan
langsung dibawah Camat dan wilayahnya terdiri atas beberapa gampong.
Hingga saat ini Provinsi Aceh memiliki 284 Kecamatan, 755 Mukim dan 6.450
Gampong
2. Pendidikan
Tahun 2011 persentase penduduk berusia sepuluh tahun keatas yang buta
huruf di daerah pedesaan (4,32%) lebih dari dua kali lipat dibandingkan daerah
perkotaan (1,98%). Di daerah perkotaan mulai kelompok umur 10-14 tahun
hingga 35-39 tahun persentase penduduk yang buta huruf sudah dibawah satu
persen. Sedangkan di daerah pedesaan penduduk yang buta huruf dibawah
satu persen ada pada kelompok umur 10-24 hingga 25-29 tahun. Penduduk
berusia lima tahun ke atas pada 2011 yang berstatus masih sekolah 31,41% dan
yang tidak sekolah lagi sebesar 62,47 persen, sedangkan yang tidak/belum
pernah sekolah sebesar 6,13%. Hasil Susenas 2011 juga menunjukkan bahwa
penduduk yang masih bersekolah pada kelomok umur 10-24 tahun mempunyai
persentase paling tinggi. Sementara itu untuk penduduk yang tidak/belum
pernah sekolah paling tinggi persentasenya pada kelompok umur 5-9 tahun.
Merujuk pada jenjang pendidikan, maka penduduk usia sekolah biasanya
dikelompokkan kedalam 4 (empat) kelompok umur yaitu 7-12 tahun (SD), 13-15
tahun (SMP), 16-18 tahun (SMA), dan 19-24 tahun (perguruan tinggi). Secara
total, jumlah penduduk usia sekolah mengalami kenaikan yaitu 71,76% menjadi
72,37%. Jika dilihat menurut jenis kelamin, penduduk laki-laki usia sekolah
yang masih sekolah sedikit lebih kecil dibanding dengan perempuan yaitu
72,01% dan 72,73%.
3. Tenaga Kerja
Jumlah angkatan kerja di Provinsi Aceh pada Agustus 2012 mencapai 1,978 juta
orang, berkurang sekitar 110 ribu orang dibanding jumlah angkatan kerja pada
Februari 2012 sebesar 2,088 juta orang juga berkurang sekitar 23 ribu orang

dibanding Agustus 2011 sebesar 2,001 juta orang. Jumlah penduduk yang
bekerja di Provinsi Aceh pada Agustus 2012 mencapai 1,799 juta orang,
berkurang sekitar 124 ribu orang jika dibandingkan dengan keadaan pada
Februari 2012 sebesar 1,923 juta orang, juga berkurang sekitar 53 ribu orang
jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2011 sebesar 1,852 juta orang.
Jumlah penganggur pada Agustus 2012 mengalami peningkatan sekitar 14 ribu
orang dibandingkan dengan keadaan Februari 2012 yaitu dari 165 ribu orang
jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2011, jumlah penganggur juga
mengalami peningkatan sebesar 30 ribu orang dibandingkan keadaan Agustus
2011 sebesar 149 ribu orang. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi
Aceh pada Agustus 2012 mencapai 9,10 persen, lebih tinggi 1,22 persen dari
TPT bulan Februari 2012 sebesar 7,88 persen, dan lebih tinggi 1,67 persen dari
TPT bulan Agustus 2011 sebesar 7,43 persen. Dari sisi gender, TPT perempuan
pada Agustus 2012 mencapai 11,74 persen lebih tinggi 4,11 persen
dibandingkan TPT laki-laki sebesar 7,60 persen.
4. Penduduk
Berdasarkan data sensus penduduk 2012 Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah
penduduk di Provinsi Aceh sebanyak 4.726.001 jiwa dan tersebar diseluruh
kabupaten/kota. Selama periode Maret 2012-September 2012, persentase
penduduk miskin di daerah perkotaan menurun 0,60 persen (dari 13,07 persen
menjadi 12,47 persen), sementara di daerah perdesaan menurun 1,00 persen
(dari 21,97 persen menjadi 20,97 persen).
5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Nilai PDRB Aceh dan pendapatan perkapita Atas Dasar Harga Belaku (ADHB)
dengan migas pada tahun 2011 mencapai Rp. 85,54 triliun meningkat sebesar
Rp. 7,55 triliun dibanding tahun 2010 atau Rp. 13,55 triliun dibanding tahun
2009. Kinerja perekonomian Aceh mencerminkan kondisi yang semakin
membaik. Selama tiga tahun terakhir, kondisi ekonomi Aceh tanpa
memperhitungkan migas mencapai pertumbuhan positif dan terus menguat.
Meski masih dibawah capaian angka pertumbuhan nasional pada tahun 2011
yang mencapai 6,5%, ekonomi Aceh telah tumbuh hingga mencapai 5,89%.
Secara bersamaan kinerja ekonomi Aceh dengan migas juga menunjukkan
pertumbuhan yang optimis selama tahun 2009-2011 yaitu dari minus 5,51%
pada tahun 2009, lalu menembus sebesar 2,79% pada tahun 2010 dan berlanjut
sampai dengan tahun 2011 hingga mencapai sebesar 5,02%. Struktur PDRB
Aceh AHDK pada tahun 2011 dengan menyertakan migas menunjukkan bahwa
dua sektor yang merupakan leading sector bagi perekonomian Aceh ialah
sektor pertanian yang mencapai 27,89% dan sektor perdagangan, hotel dan
restoran yaitu sebesar 16,03%. Sektor dengan kontribusi terbesar ketiga dalam
struktur perekonomian Aceh ialah pertambangan dan penggalian yang
mencapai 11,64%.
6. Budaya dan Nilai
Aceh merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki aneka ragam
budaya yang menarik khususnya dalam bentuk tarian, kerajinan dan

perayaan/kenduri. Di Aceh terdapat delapan suku yaitu Suku Aceh, Gayo, Alas,
Aneuk Jamee, Simeulu, Kluet, Singkil dan Tamiang. Kedelapan sub etnis
mempunyai budaya yang sangat berbeda antara satu dengan yang lain. Suku
Gayo dan Alas merupakan suku yang mendiami dataran tinggi di kawasan Aceh
Tengah dan Aceh Tenggara.
Agama Islam adalah agama yang paling mendominasi di Aceh oleh karena itu
Aceh mendapat julukan Serambi Mekkah. Dari 13 suku asli yang ada di Aceh
hanya suku Nias yang tidak semuanya memeluk agama islam. Agama lain yang
di anut oleh penduduk di Aceh adalah Agama Kristen yang dianut oleh
pendatang suku Batak dan sebagian warga Tionghoa yang kebanyakan bersuku
Hakka. Sedangkan sebagian lainnya tetap menganut agama Khonghucu.
Corak kesenian Aceh memang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan islam,
namun telah diolah dan disesuaikan
dengan nilai-nilai budaya yang
berlaku. Seni tari yang terkenal dari
Aceh antara lain tari Saman, tari
seudati, seudati inong dan seudati
tuning. Seni lain yang dikembangkan
adalah seni kaligrafi arab yang
banyak terlihat pada berbagai ukiran
mesjid, rumah adat, alat upacara,
perhiasan
dsb.
Selain
itu
Tari Saman
berkembang seni sastra dalam
bentuk hikayat yang bernafaskan islam seperti Hikayat Perang Sabil.
Bentuk kesenian Aneuk Jamee berasal dari dua budaya yang berasimilasi. Orang
Aneuk Jamee mengenal kesenian seudati, dabus (dabuih) dan ratoh yang
memadukan unsur tari, music dan seni suara. Selain itu dikenal kaba, yaitu seni
bercerita tentang seorang tokoh
yang dibumbui dengan dongeng.
Asimilasi adat dan budaya itulah
kemudian melahirkan budaya adat
dan budaya Aceh sebagaimana
berlaku sekarang. Sebuah ungkapan
bijak dalam hadih maja disebutkan,
Mate aneuk meupat
jeurat,
gadoh adat pat tamita. Ungkapan
ini bukan hanya sekedar pepatah
semata, tapi juga pernyataan yang
Rumoh Aceh
berisi
penegasan
tentang
pentingnya melestarikan adat dan budaya sebagai pranata sosial dalam hidup
bermasyarakat. Provinsi Aceh memiliki 13 buah asli yaitu Bahasa Aceh, Bahasa
Gayo, Bahasa Aneuk Jamee, Bahasa Singkil, Bahasa Alas, Bahasa Tamiang,
Bahasa Kluet, Bahasa Devayan, Bahasa Sigulai, Bahasa Pakpak, Bahasa
Haloban, Bahasa Lekon dan Bahasa Nias. Rumah Adat di Provinsi Aceh di sebut
Rumoh Aceh.

II. ASPEK KAWASAN HUTAN


1. Luas kawasan hutan
Luas Kawasan hutan di Provinsi Aceh sesuai SK Menhut No : 170/Kpts-II/2000
tanggal 29 Juni 2000 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi
Aceh adalah seluas 3.549.813 ha, sedangkan luas daratan kawasan hutannya
mencapai 3.335.613 ha. Kawasan hutan tersebut meliputi :
1. Hutan Konservasi seluas 1.066.733 ha
2. Hutan Lindung seluas 1.844.500 ha
3. Hutan Produksi Terbatas seluas 37.300 ha
4. Hutan Produksi Tetap seluas 601.280 ha

37.300 ha
1.05%

601.280 ha
16.94%

Hutan Konservasi
Hutan Lindung
Hutan Produksi
Terbatas
Hutan Produksi
Tetap
1.066.733
ha
30.05%

1.844.500
ha
51.96%

Luas Kawasan Hutan di Provinsi Aceh

Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa 51,96% kawasan hutan


(daratan) yang ada di Provinsi Aceh merupakan hutan lindung, 30,05% hutan
konservasi, 16,94% hutan produksi tetap, dan 1.05% merupakan hutan produksi
terbatas.

2. Luas Penutupan Lahan


Kondisi penutupan lahan di Provinsi Aceh berdasarkan hasil penafsiran Citra
Landsat 7 ETM+ Tahun 2009/2010 adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Diluar Kawasan Hutan Provinsi Aceh
Penutupan
Lahan

KAWASAN HUTAN

APL

TOTAL

HL

HPT

HP

Jumlah

780,7

1.630,4

25,7

372,3

2.809,2

376,7

3.185,9

-Hutan Primer

535,5

638,2

7,4

1.185,6

5,5

1.191,1

21,2

-Hutan Sekunder

239,5

990,3

21,2

327,3

1.578,3

356,6

1.934,9

34,4

A. Hutan

-HutanTanaman
B. Non Hutan

KSA-KPA

Jumlah

%
56,6

5,7

37,6

45,3

14,6

59,9

1,1

71,9

214,1

11,6

227,2

524,8

1.907,5

2.432,3

43,2

C. Tidakada data
Total

1,7

1,7

4,8

6,6

0,1

852,6

1.844,5

37,3

601,3

3.335,7

2.289,0

5.624,7

100,0

Sumber : Statistik Kemenhut 2011

3. Posisi Kawasan hutan dalam DAS


Kawasan hutan dan areal penggunaan lain yang ada di Provinsi Aceh berada pada
15 (lima belas) Satuan Wilayah Pengelolaan DAS (SWP DAS) dengan luas total
5.730.547 ha, sesuai dengan Kepmenhut No. 284/Kpts-II/1999. Secara rinci dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Daftar Luas Kawasan Hutan dan APL dalam SWPDAS
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Nama SWP DAS


Krueng Aceh
Krueng Peusangan
Krueng Pase
Krueng Baro
Krueng Meurudu
Krueng Jambo Aye
Krueng Sabee-Geupu
Krueng Teunom Woyla
Krueng Singkil
Krueng Tripe Batee
Krueng Kluet
Krueng Peurlak Tamiang
Krueng Merbau
P. Seumeuleu
P. Weh
JUMLAH

Luas (Ha)

Urutan Prioritas

172.370
235.975
234.808
215.226
215.000
485.955
301.566
513.784
857.255
537.248
612.801
798.895
350.909
178.755
20.000
5.730.547

I
I
II
II
II
III
III
III
III
III
III
III
III
III
III

Sumber : Kepmenhut No. 284/Kpts-II/1999

Das Krueng Aceh

III. ASPEK SUMBERDAYA HUTAN


A. Potensi Kayu dan Non Kayu
Potensi kayu jenis perdagangan di Provinsi Aceh baik di Cagar Alam, Suaka
Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam, Taman Buru,
Hutan Lindung, Hutan Produksi Tetap dan Hutan Produksi mencapai 59,19 juta m3.
Secara lebih rinci potensi kayu jenis perdagangan tersebut dapat dilihat pada Tabel
berikut :
Tabel 3. Daftar Potensi Kayu Jenis Perdagangan
Areal Berhutan
No

Kwsn
Htn

Hutan Primer
3

M x
Juta

Rp x
Tril

Hutan
Sekunder
3

M x
Juta

Hutan
Tanaman
3

Rp x
Tril

M x
Juta

Rp x
Tri

Jumlah Areal
Berhutan
3

M x
Juta

Rp x
Tril

Tidak Berhutan

M x
Juta

Rp x
Tril

Jumlah Total

M x
Juta

Rp x
Tril

CA

0,10

0,10

0,19

0,19

0,00

0,00

0,29

0,29

0,0018

0,0018

0,29

0,29

SM

0,61

0,61

1,15

1,15

0,00

0,00

1,76

0,01

0,01

1,77

1,77

TN

3,72

3,72

7,00

7,00

0,00

0,00

1,76
10,7
2

10,72

0,07

0,07

10,79

10,79

0,11

0,11

0,0006
7

0,0006
7

0,11

0,11

0,00

0,28

0,28

0,0017

0,00

0,28

0,28

0,00

0,00

1,49

0,01

0,01

1,50

1,50

0,00

0,00

1,49
28,7
9

28,79

0,38

0,38

29,17

29,17

0,00

0,00

11,26

0,59
11,2
6

1,47

38,59

38,59

1,47

THR

0,04

0,04

0,07

0,07

0,00

0,00

TWA

0,10

0,10

0,18

0,18

0,00

TB

0,52
11,6
1

0,97

HL

0,52
11,6
1

17,18

0,97
17,1
8

HPT

0,00

0,00

0,59

HP

0,03

0,03

Jumlah

16,73

16,73

7
8
9

0,59

0,13

0,13

0,72

0,72

1,47

0,59
12,7
6

12,76

1,80

1,80

14,56

14,56

1,47

56,79

56,79

2,40

2,40

59,19

59,19

Ket :
CA

= Cagar Alam

TB

SM

= Suaka Margasatwa

HL = Hutan Lindung

TN

= Taman Nasional

TAHURA = Taman Hutan Raya


TWA

= Taman Buru

HPT = Hutan Produksi Terbatas


HP = Hutan Produksi Tetap

= Taman Wisata Alam

B. Produksi Kayu dan Non Kayu


1. Produksi Kayu
Produksi kayu bulat di Provinsi NAD pada tahun 2012 berjumlah 185.358,48 m3,
yang berasal dari 3 sumber yaitu Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
(IUPHHK) pada HTI, Izin Pemanfaatan Kayu (IPK), Hutan Rakyat, Kayu perkebunan
dan hasil lelang. Masing-masing produksinya yaitu IUPHHK pada HTI sebanyak
8.043,81 m3, IPK sebanyak 2.196,33 m3, kayu perkebunan 169.348,50 m3, dan
hasil lelang 475,98 m3.

2. Produksi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)


HHBK yang dikembangkan di Provinsi NAD yaitu rotan dimana produksinya mencapai
90.590 kg, Cendana sebesar 14.000 kg, dan Arang kayu produksinya mencapai 155.000 kg

C. Flora dan Fauna

Flora yang tumbuh dan berkembang di Provinsi Aceh terdiri dari berbagai jenis
(species) baik endemik maupun tanaman non endemik. Untuk lebih jelas dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4. Daftar Flora dan Fauna di Provinsi Aceh
Flora
No

1
2
3
4
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Nama
Indonesia
Api-api
Pedada
Bakau
Tancang
Waru Laut
Ketapang
Beringin
Bayur
Rotan
Medang
Puspa
Cengal
Jelatang
Kompas

13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

Pinus
Seumantok
Meranti
Keruing
Kenanga
Ara
Jabon
Kayu Hitam
Merawan
Ulin
Kenanga
Rafflessia
Keladi hutan
Kapur

27
28
29
30
31
32
33

Rengas
Merbau
Cendana
Gaharu
Sentang
Puno
Cawardi

Nama Ilmiah
Avicenia alba
Sonneratia Sp
Rhizophora Sp
Bruguira Sp
Hibiscus teliaceus
Terminalia cattapa
Ficus benjamina
Pteruspermum Sp
Callamus Sp
Litsea Sp
Schima walichii
Hopea Sp
Lapertea microstigma
Koompassia
malaccensis
Pinus merkusii
Parashorea
Shorea Sp
Kananga odoratum
Ficus Sp
Arthocarpus cadamba
Dyuspiros Sp
Michelia montana
Litsea Sp
Canangium odoratum
Rafflessia atjehensis
Colocasia esculenta
Dryobalanops
aromatica
Intsia bijuga
Santalum album
Aqualaria Sp
Azadirachta exelsa

Flora
No
1
2
3
4
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Azadirachta Sp

Nama
Indonesia
Monyet
Lutung
Biawak
Landak
Ular Piton
Babi Hutan
Owa
Orang Utan
Rusa Sambar
Kijang
Gajah
Sumatera
Harimau
Sumatera
Napu
Macan Dahan
Kambing
Hutan
Siamang
Trenggiling
Buaya
Rangkong
Elang Laut
Cangak Abu
Walet
Punai
Kuan
Gagak Hitam
Kuntul
Ayam Hutan
Beo
Penyu Hijau
Penyu Sisik
Penyu
Belimbing
Monyet

Nama Ilmiah
Macaca fascicularis
Presbytis cristata
Varanus salvator
Histryx brachiura
Phyton reticulus
Sus scrofa
Hylobates syndatylus
Pongo pygmaeus
Cervus unicolor
Muntiacus muntjak
Elevaphas
maximus
Sumatranus
Panthera
tigris
sumaterana
Trangulus napu
Neofelis nebubulosa
Capricornis
sumateraensis
Hylobates syndactylus
Trenggiling vanica
Crocodylus Sp
Buceros rhinoceros
Haliastur Indus
Ardea sumatrana
Callocalia Sp
Treeon vernans
Argusianus
Corvus corax
Egreta Sp
Galus galus
Chelonia midas
Eretmochelys imbricata
Dermochelys coriaceae
Macaca fascicularis

34
35
36
37
38
39

Mimba
Pasak Bumi
Bambu
Jemblang
Brand
Pulai

Azadirachta indica
Bambusa Sp
Shorea Sp
Alstromia fascularis

D. Jasa Lingkungan
Pemanfaatan jasa lingkungan dari kawasan hutan khususnya untuk kegiatan wisata
alam sudah lama dikembangkan di Aceh, hal ini didukung dengan keberadaan
berbagai potensi yang ada, antara lain :
Cagar Alam Hutan Pinus Janthoi (16.940 Ha).
Cagar Alam Hutan Pinus Janthoi terletak di Aceh Besar, Nangroe Aceh
Darussalam. Kawasan konservasi ini diresmikan sebagai cagar alam berdasarkan
SK Menhut No. 168/Kpts-II/1984, 10 Maret 1984.

Cagar Alam Rafflesia Serbojadi (300 Ha).


Cagar Alam Rafflesia I/II Serbojadi terletak di Aceh Timur, Nangroe Aceh
Darussalam. Kawasan konservasi ini menempati lahan seluas 300 hektar.
Diresmikan sebagai cagar alam berdasarkan SK Gubernur No ZB 159/AGR, 19
Desember 1936.

Suaka Margasatwa Rawa Singkil (102.370 Ha).


Kawasan ini telah ditunjuk sebagai
Kawasan
Pelesatarian
Alam
berdasarkan Keputusan Menteri
Kehutanan No. 166/Kpts-II/1998
tentang Perubahan Fungsi dan
Penunjukkan Kawasan Hutan Rawa
Singkil Yang Terletak di Kabupaten
Aceh Selatan Provinsi Aceh Seluas
102.500 Hektar Menjadi Kawasan
Suaka Alam dengan nama Suaka
Margasatwa Rawa Singkil.

Taman Hutan Raya (TAHURA) Po Cut Meurah Intan (6.300 Ha)


Sejak tahun 1930 kawasan Seulawah
Agam telah ditetapkan menjadi
kawasan hutan. Pada tahun 1990
Pemda Daerah Istimewa Aceh,
melalui SK Gubernur Kepala D.I. Aceh
No. 522.51/442/1990 tanggal 4
September 1990 membentuk Tim
Taman Hutan Raya Seulawah. Nama
Pocut Meurah Intan resmi dilekatkan
sebagai pengganti nama kawasan
hutan Seulawah Agam tahun 2001,

melalui Peraturan Daerah No. 46 yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi, dan telah
diperkuat sebelumnya dengan Keputusan Menhut No. 95/KPts-II/2001.

Taman Nasional Gunung Leuser (623.987 Ha) di Kabupaten Aceh Tenggara.


Taman Nasional Gunung Leuser
(TNGL) ditetapkan berdasarkan
Peraturan Menteri Kehutanan No.
P.03/Menhut-II/2007 tanggal 1
Februari 2007.
Taman Nasional Gunung Leuser
merupakan salah satu yang
ditetapkan oleh UNESCO sebagai
Cagar Biosfir. Taman Nasional
Gunung
Leuser
merupakan
perwakilan tipe ekosistem hutan
pantai, dan hutan hujan tropika dataran rendah sampai pegunungan. Hampir
seluruh kawasan ditutupi oleh lebatnya hutan Dipterocarpaceae dengan
beberapa sungai dan air terjun.

Taman Wisata Alam Iboih (1.200 Ha) di Kota Sabang.


Taman Wisata Alam Kepulauan Banyak (16.200 Ha) di Kabupaten Aceh Singkil.
Taman Wisata Alam Lhok Asan (PLG : 112 Ha) di Kabupaten Aceh Utara
Taman Buru Lingga Isaq (86.704 Ha) di Kabupaten Aceh Tengah.

E. Lahan Kritis
Luas lahan kritis di Provinsi Aceh pada tahun 2007 seluas 459.469,28 ha dengan
kategori kritis seluas 393.025,63 ha dan sangat kritis seluas 66.443,65 ha. Pada tahun
2011 luas lahan kritis di provinsi Aceh mengalami peningkatan mencapai 460.099,76
ha, dengan kategori kritis seluas 393.397,03 ha dan sangat kritis seluas 66.702,73 ha.
Salah satu upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi lahan kritis yaitu melalui
kegiatan penanaman dan pemeliharaan satu miliar pohon (OMOT). Pada tahun 2011,
melalui penanaman pada kegiatan penghijauan sebanyak 24.886.789 batang dan
penanaman reboisasi sebanyak 3.808.598 batang. Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan
Lahan tahun 2011 per Kabupaten/Kota dapat di lihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 5. Daftar Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan
No
1
2
3
4
5
6
7
8

10

Kabupaten/Kota
Aceh Barat
Aceh Barat Daya
Aceh Besar
Aceh Jaya
Aceh Selatan
Aceh Singkil
Aceh Tamiang
Aceh Tengah

Rehabilitasi Lahan
Dalam
Luar Kwsn
Kwsn (Ha)
(Ha)
100
40
2.350
175
1.150
1.225
100
75

Reboisasi
100
100
1.950
-

Penanaman Hutan Rakyat


(Ha)
100
6.824
50
-

9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Aceh Tenggara
Aceh Timur
Aceh Utara
Lhokseumawe
Banda Aceh
Bener Meriah
Bireuen
Gayo Lues
Langsa
Sabang
Subulussalam
Nagan Raya
Pidie
Pidie Jaya
Simeulue
JUMLAH

70
125
2.471
64
6.470

375
325
100
100
271
3.646

125
140
3.315

6.250
1,500
25
6.475
21.224

Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Aceh

Pantai Iboih, Kepulauan Weh

11

IV. ASPEK KELEMBAGAAN


A. Model Pengelolaan

Pengelolaan Hutan di Aceh dikelola oleh beberapa Institusi. Dinas Kehutanan


mengelola Hutan Produksi dan Hutan Lindung, TAHURA Po Cut Meurah Intan, BKSDA
mengelola Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman Buru dan Taman Wisata Alam, Balai
Taman Nasional mengelola Taman Nasional Gunung Leuser. Kemudian untuk Hutan
Rakyat dikelola oleh Dinas Kehutanan Provinsi Aceh dan Dinas Kehutanan
Kabupaten/Kota.
Untuk pemanfaatan hutan produksi dikelola dalam bentuk Ijin Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu (IUPHHK), baik IUPHHK Hutan Alam maupun IUPHHK Hutan
Tanaman. Selain itu dalam upaya peningkatan pemberdayaan masyarakat sekitar
hutan juga dikembangkan program Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan
Kemasyarakatan (HKm) dan Hutan Desa (HD).
1. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) Hutan Alam
Jumlah IUPHHK Hutan Alam provinsi Aceh sampai dengan tahun 2012 sebanyak 7
unit seluas 405.129 ha seluruhnya dikelola oleh swasta murni. Daftar IUPHHK Hutan
Alam di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagai berikut:
Tabel 6. Daftar IUPHHK Hutan Alam di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

2. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) Hutan Tanaman


Jumlah HTI/IUPHHK Hutan tanaman provinsi Aceh sebanyak 5 unit seluas 226.820
ha, dan seluruhnya merupakan HTI patungan. Daftar IUPHHK Hutan Tanaman
Industri di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagai berikut :

12

Tabel 7. Daftar IUPHHK Hutan Tanaman di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

3. Hutan Tanaman Rakyat


Areal Pencadangan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) di Provinsi NAD seluas 10.884 ha,
terletak di 7 (tujuh) kabupaten. Secara rinci seperti dibawah ini :
Tabel 8. Daftar Areal Pencadangan HTR Provinsi NAD

4. Hutan Kemasyarakatan (HKm)


Areal Pencadangan Hutan Kemasyarakatan (HKm) di Provinsi NAD seluas 17.010 ha,
terletak di 3 (tiga) kabupaten. Secara rinci seperti dibawah ini :
Tabel 9. Daftar Areal Pencadangan HKm Provinsi NAD

5. Hutan Rakyat
Luas hutan rakyat di Provinsi NAD yaitu 11.632 ha, yang tersebar di 11 (sebelas)
kabupaten/kota. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut :

13

Tabel 10. Daftar Luas Hutan Rakyat Per Kabupaten/Kotadi Provinsi NAD
NO.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

KABUPATEN/KOTA LUAS HUTAN RAKYAT (Ha)


Aceh Besar
- Ha
Pidie
100 Ha
Pidie Jaya
261,0 Ha
Bireun
336,0 Ha
Lhokseumawe
- Ha
Aceh Utara
200 Ha
Aceh Timur
335 Ha
Langsa
500 Ha
Aceh Tamiang
1.225 Ha
Bener Meriah
- Ha
Aceh Tengah
75 Ha
Gayo Lues
1.375 Ha
Aceh Tenggara
- Ha
Aceh Jaya
- Ha
Aceh Barat
- Ha
Nagan Raya
- Ha
Abdya
- Ha
Aceh Selatan
- Ha
Subussalam
6.475 Ha
Singkil
- Ha
Simeulue
750 Ha
Sabang
- Ha
Banda Aceh
- Ha
11.632 Ha
JUMLAH
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Aceh

B. Sumber Daya Manusia (SDM)


Tabel 11. Daftar SDM Pengelola Kawasan Hutan Lingkup Provinsi NAD
No

Instansi
IV

1
2
3
4

Dishutprov. Aceh
BPPHP Wil. I
Banda Aceh
BPDAS Krueng
Aceh
BKSDA NAD

L
8
1

Jumlah SDM Menurut Golongan


III
II
I
P
L
P
L
P
L
P
- 97 33
32
11
1
- 17
4
6
2
-

Jumlah
L
138
24

P
44
6

Total
182
30

22

27

33

29

10

48

10

99

21

120

Sumber : Dishut Aceh dan Statistik Kemenhut 2012 (diolah)

C. Sarana dan Prasarana Pengamanan Hutan


Sarana dan prasarana pengamanan hutan yang tercacat yaitu GPS 5 buah, Binokuler 5,
camera digital 2, handycam 3. Perlengkapan personil 7 set, alat-alat pendakian 45 set,
mobil patroli 1, dan sepeda motor patroli 1.

14

D. Prospek Pengelolaan Hutan


Prospek pengelolaan hutan di Aceh pada dasarnya cukup ekonomis, walaupun sampai
saat ini Pemerintah Aceh masih memberlakukan Moratorium Logging pada Hutan
Alam Produksi. Kementerian Kehutanan dan Pemerintah Aceh memberikan Izin Usaha
Pengelolaan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK)-HTI. Kemudian Kementerian Kehutanan
mengeluarkan Peraturan tentang Pengelolaan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) dalam
kawasan hutan Produksi, dan juga pengembangan Hutan Rakyat (HR) serta
Pengembangan Hutan Kemasyarakatan (HKm) dan Hutan Desa/Gampong.
Selain pengembangan hasil hutan kayu pemerintah Aceh juga mengembangkan Hasil
Hutan Bukan Kayu (HHBK) berupa penanaman dengan jenis Rotan, Gaharu dan
Cendana. Dengan demikian pengelolaan hutan Aceh akan menghasilkan berbagai
produk, baik hasil hutan kayu maupun hasil hutan non kayu yang mempunyai nilai
ekonomis yang tinggi. Karena masyarakat dunia akan membeli produk hasil hutan
yang dikelola dengan konsep Ecolabelling atau pengelolaan hutan secara sustainable.

E. Instansi Kehutanan yang ada di Provinsi NAD


Tabel 12. Dinas Kehutanan Provinsi dan Kabupaten/Kota
No

Dinas

Dinas Kehutanan Provinsi Aceh

Dinas Kehutanan dan


Perkebunan Kabupaten Aceh
Besar
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Pidie

3
4

Dinas Pertanian, Perkebunan,


Peternakan dan Kehutanan
Kabupaten Pidie Jaya
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Bireuen

Dinas Kelautan, Perikanan dan


Pertanian Kota Lhokseumawe

Dinas Kehutanan dan


Perkebunan Kabupaten Aceh
Utara
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Aceh
Timur
Dinas Kelautan, Perikanan dan
Pertanian Kotamadya Langsa

10

Dinas Kehutanan dan


Perkebunan Kabupaten Bener
Meriah

Alamat
Jl. Jenderal Sudirman No.21 Banda Aceh
Tlp : (0651) 42277
fax : (0651) 43628
Jl. T. Bachtiar Panglima Polem Kota Jantho, Aceh
Besar
Tlp /fax : (0651) 92024, 92044
Jl. Prof A. Masjid Ibrahim, Sigli 24742
Tlp/fax : (0653) 21547 / 23040, 21742
Jl. Banda Aceh Medan Km.160 Simpang Tiga,
Mereudu
Tlp/fax : (0653) 51009 / 51087
Jl. Banda Aceh Medan Km.214 Blang Badeh
Tlp : (0644) 324862, 324242, 21243
fax : (0644) 324863, 323709, 22112
Jl. Balai Kota No.1 Lhokseumawe 24351
Tlp/fax : (0645) 45284 / 42938
Jl. Mayjen T. Hamzah Bendahara, Lhokseumawe
24351
Tlp/fax : (0645) 43229 / 4399
Jl. Sultan Iskandar Muda Idi
Tlp/fax : (0641) 21745 / 424874
Jl. Panglima Polim Komp. Perkantoran No. 2
Gampong, Kota Langsa
Tlp : (0641) 7001221 / 426463
Komp. Perkantoran Pemda Bener Meriah Kp.
Surule, Kayu Redelong
Tlp/fax : (0643) 7426040 / 7426030

15

11

12

13

14

15

16

17

17

18

19

20

21
22

Dinas Kehutanan dan


Perkebunan Kabupaten Aceh
Tengah
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Aceh
Tamiang
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Aceh
Tenggara
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabuoaten Gayo
Lues
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Aceh
Singkil
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Aceh
Selatan
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Aceh
Barat
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Aceh
Barat Daya
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Nagan
Raya
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Aceh
Jaya
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Aceh
Barat
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Simeulu

Jl. Takengon Isak Km.7 Takengon


Tlp/fax : (0643) 7426360 / 23012

Dinas Kehutanan dan


Perkebunan Kota Subulussalam

Jl. T. Umar No.61 Subulussalam


Tlp/fax : (0627) 31234 / 31717

Komp. Perkantoran Pemkab Aceh Tamiang,


Karang Baru, Kuala Simpang
Tlp/fax : (0641) 7447065 / 333112
Jl. Raya Kutacane Blang Kejeren Km.4,5
Tlp/fax : (0629) 21212 / 21348
Jl. M.Z. Abidin No.2 Blower, Blang Kejeren
Tlp/fax : (0642) 21719 / 21169
Jl. Singkil Subulussalam Km.22
Tlp/fax : (0658) 21217
Jl. T. Cut Ali No.95 Tapaktuan
Tlp/fax : (0656) 21114, 32009
Jl. Sisingamangaraja No. 65-67 Meulaboh
Telp. (0655)-7551299
Jl. Nasional Blang Pidie Meulaboh (Padang Merante
Tlp/fax : (0659) 92800
Jl. Poros Utama Al Fitrah Suka Makmue
Tlp/fax : (0655) 7556422 / 7555428
Jl. Banda Aceh Meulaboh No.162-163 Calang
Tlp/fax : (0654) 2210951 / 2210052
Jl. Sisingamangaraja No.66-67 Meulaboh
Tlp/fax : (0655) 7551299
Jl. Nusantara No.28 Sinabang
Tlp/fax : (0650) 21055 / 21804

Tabel 13. UPT Kementerian Kehutanan


No
1
2

16

Nama Lembaga
Balai Konserervasi Sumberdaya
Alam Nangroe Aceh Darussalam
Balai Pengelolaan DAS Krueng
Aceh
Balai Pemantauan Pemanfaatan
Hutan Produksi Wilayah I Banda
Aceh

Alamat Kantor
Jl. Cut Nyak Dhien Km.1,2 Kotak Pos 29 Banda Aceh
Tlp/fax : (0651) 42694
Jl. Cut Nyak Dhien Km.1,2 Kotak Pos 174 Banda
Aceh
Tlp/fax : (0651) 41339 / 44704
Jl. Cut Nyak Dhien Km.1,2 Banda Aceh
Tlp/fax : (0651) 40704, 49875 / 40705

3. LSM
Jumlah dan keberadaan LSM di Aceh khususnya yang bergerak di bidang
kehutanan dan lingkungan hidup sangat membantu pemerintah Aceh khususnya
dan pemerintah kabupaten/kota umumnya. Kelompok LSM yang berkecimpung
di bidang kehutanan dan lingkungan antara lain Word Wild Life (WWF), Flora And
Fauna International(FFI), Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), Yayasan Leuser International
(YLI), Yayasan Gajah Sumatera (Yagasu) dan Yayasan Lebah.

Hari Menanam Indonesia Provinsi Aceh Tahun 2012

17

V. FOTO-FOTO PENDUKUNG

Keanekaragaman Hayati Hutan Aceh yang Perlu Dilestarikan

Kebun Bibit Rakyat (KBR) dan Penanaman Hutan Rakyat

18

Satwa-satwa yang dilindungi di Provinsi Aceh

19

20

Anda mungkin juga menyukai