Profil Kehutanan Aceh
Profil Kehutanan Aceh
I. KONDISI UMUM
A. Kondisi Fisik Daerah
1. Keadaan Geografis
Provinsi Aceh terletak di bagian barat Indonesia
tepatnya di bagian ujung Pulau Sumatera. Secara
geografis Aceh terletak antara 2 - 6 lintang utara
dan 95 98 lintang selatan dengan ketinggian
rata-rata 125 meter diatas permukaan laut. Batasbatas wilayah Aceh, sebelah utara dan timur
berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah selatan
dengan Provinsi Sumatera Utara dan sebelah barat
dengan Samudra Hindia. Satu-satunya hubungan
darat hanyalah dengan Provinsi Sumatera Utara
sehingga memiliki ketergantungan yang cukup
tinggi dengan provinsi tersebut.
2. Iklim
Aceh beriklim tropis. Artinya dalam setahun terdiri atas musim kering (MaretAgustus) dan musim hujan (September Februari). Kelembaban Udara di wilayah
provinsi Aceh mencapai 79%, dengan rata rata curah hujan adalah 131,4 mm. Di
daerah pesisir, curah hujan berkisar antara 1.000 - 2.000 mm dan di dataran tinggi
dan pantai barat selatan antara 1.500 - 2.500 mm. Penyebaran hujan ke semua
daerah tidak sama, di daerah dataran tinggi dan pantai barat selatan relatif lebih
tinggi. Rata-rata suhu udara mencapai 26,9C dengan rata-rata suhu udara
maksimum 32,5 C dan minimumnya yaitu 22,9C, serta tekanan udara mencapai
1.008,8 atm.
3. Luas Wilayah
Luas wilayah Provinsi Aceh adalah 57.948,94 km2. Provinsi Aceh yang beribukota
di Banda Aceh, terdiri dari 18 kabupaten dan 5 kota, 280 kecamatan, 755 Mukim,
dan 6.423 Gampong atau Desa. Kabupaten dan kota di provinsi Aceh yaitu
Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Aceh Barat daya, Kabupaten Aceh Besar,
Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Aceh Singkil,
Kabupaten Aceh Tamiang, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Aceh Tenggara,
Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Aceh Bener Meriah,
Kabupaten Bireuen, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Nagan Raya, Kabupaten
Pidie, Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Simeulue, Kota Banda Aceh, Kota Langsa,
Kota Lhokseumawe, Kota Sabang, dan Kota Subulussalam.
dibanding Agustus 2011 sebesar 2,001 juta orang. Jumlah penduduk yang
bekerja di Provinsi Aceh pada Agustus 2012 mencapai 1,799 juta orang,
berkurang sekitar 124 ribu orang jika dibandingkan dengan keadaan pada
Februari 2012 sebesar 1,923 juta orang, juga berkurang sekitar 53 ribu orang
jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2011 sebesar 1,852 juta orang.
Jumlah penganggur pada Agustus 2012 mengalami peningkatan sekitar 14 ribu
orang dibandingkan dengan keadaan Februari 2012 yaitu dari 165 ribu orang
jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2011, jumlah penganggur juga
mengalami peningkatan sebesar 30 ribu orang dibandingkan keadaan Agustus
2011 sebesar 149 ribu orang. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi
Aceh pada Agustus 2012 mencapai 9,10 persen, lebih tinggi 1,22 persen dari
TPT bulan Februari 2012 sebesar 7,88 persen, dan lebih tinggi 1,67 persen dari
TPT bulan Agustus 2011 sebesar 7,43 persen. Dari sisi gender, TPT perempuan
pada Agustus 2012 mencapai 11,74 persen lebih tinggi 4,11 persen
dibandingkan TPT laki-laki sebesar 7,60 persen.
4. Penduduk
Berdasarkan data sensus penduduk 2012 Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah
penduduk di Provinsi Aceh sebanyak 4.726.001 jiwa dan tersebar diseluruh
kabupaten/kota. Selama periode Maret 2012-September 2012, persentase
penduduk miskin di daerah perkotaan menurun 0,60 persen (dari 13,07 persen
menjadi 12,47 persen), sementara di daerah perdesaan menurun 1,00 persen
(dari 21,97 persen menjadi 20,97 persen).
5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Nilai PDRB Aceh dan pendapatan perkapita Atas Dasar Harga Belaku (ADHB)
dengan migas pada tahun 2011 mencapai Rp. 85,54 triliun meningkat sebesar
Rp. 7,55 triliun dibanding tahun 2010 atau Rp. 13,55 triliun dibanding tahun
2009. Kinerja perekonomian Aceh mencerminkan kondisi yang semakin
membaik. Selama tiga tahun terakhir, kondisi ekonomi Aceh tanpa
memperhitungkan migas mencapai pertumbuhan positif dan terus menguat.
Meski masih dibawah capaian angka pertumbuhan nasional pada tahun 2011
yang mencapai 6,5%, ekonomi Aceh telah tumbuh hingga mencapai 5,89%.
Secara bersamaan kinerja ekonomi Aceh dengan migas juga menunjukkan
pertumbuhan yang optimis selama tahun 2009-2011 yaitu dari minus 5,51%
pada tahun 2009, lalu menembus sebesar 2,79% pada tahun 2010 dan berlanjut
sampai dengan tahun 2011 hingga mencapai sebesar 5,02%. Struktur PDRB
Aceh AHDK pada tahun 2011 dengan menyertakan migas menunjukkan bahwa
dua sektor yang merupakan leading sector bagi perekonomian Aceh ialah
sektor pertanian yang mencapai 27,89% dan sektor perdagangan, hotel dan
restoran yaitu sebesar 16,03%. Sektor dengan kontribusi terbesar ketiga dalam
struktur perekonomian Aceh ialah pertambangan dan penggalian yang
mencapai 11,64%.
6. Budaya dan Nilai
Aceh merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki aneka ragam
budaya yang menarik khususnya dalam bentuk tarian, kerajinan dan
perayaan/kenduri. Di Aceh terdapat delapan suku yaitu Suku Aceh, Gayo, Alas,
Aneuk Jamee, Simeulu, Kluet, Singkil dan Tamiang. Kedelapan sub etnis
mempunyai budaya yang sangat berbeda antara satu dengan yang lain. Suku
Gayo dan Alas merupakan suku yang mendiami dataran tinggi di kawasan Aceh
Tengah dan Aceh Tenggara.
Agama Islam adalah agama yang paling mendominasi di Aceh oleh karena itu
Aceh mendapat julukan Serambi Mekkah. Dari 13 suku asli yang ada di Aceh
hanya suku Nias yang tidak semuanya memeluk agama islam. Agama lain yang
di anut oleh penduduk di Aceh adalah Agama Kristen yang dianut oleh
pendatang suku Batak dan sebagian warga Tionghoa yang kebanyakan bersuku
Hakka. Sedangkan sebagian lainnya tetap menganut agama Khonghucu.
Corak kesenian Aceh memang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan islam,
namun telah diolah dan disesuaikan
dengan nilai-nilai budaya yang
berlaku. Seni tari yang terkenal dari
Aceh antara lain tari Saman, tari
seudati, seudati inong dan seudati
tuning. Seni lain yang dikembangkan
adalah seni kaligrafi arab yang
banyak terlihat pada berbagai ukiran
mesjid, rumah adat, alat upacara,
perhiasan
dsb.
Selain
itu
Tari Saman
berkembang seni sastra dalam
bentuk hikayat yang bernafaskan islam seperti Hikayat Perang Sabil.
Bentuk kesenian Aneuk Jamee berasal dari dua budaya yang berasimilasi. Orang
Aneuk Jamee mengenal kesenian seudati, dabus (dabuih) dan ratoh yang
memadukan unsur tari, music dan seni suara. Selain itu dikenal kaba, yaitu seni
bercerita tentang seorang tokoh
yang dibumbui dengan dongeng.
Asimilasi adat dan budaya itulah
kemudian melahirkan budaya adat
dan budaya Aceh sebagaimana
berlaku sekarang. Sebuah ungkapan
bijak dalam hadih maja disebutkan,
Mate aneuk meupat
jeurat,
gadoh adat pat tamita. Ungkapan
ini bukan hanya sekedar pepatah
semata, tapi juga pernyataan yang
Rumoh Aceh
berisi
penegasan
tentang
pentingnya melestarikan adat dan budaya sebagai pranata sosial dalam hidup
bermasyarakat. Provinsi Aceh memiliki 13 buah asli yaitu Bahasa Aceh, Bahasa
Gayo, Bahasa Aneuk Jamee, Bahasa Singkil, Bahasa Alas, Bahasa Tamiang,
Bahasa Kluet, Bahasa Devayan, Bahasa Sigulai, Bahasa Pakpak, Bahasa
Haloban, Bahasa Lekon dan Bahasa Nias. Rumah Adat di Provinsi Aceh di sebut
Rumoh Aceh.
37.300 ha
1.05%
601.280 ha
16.94%
Hutan Konservasi
Hutan Lindung
Hutan Produksi
Terbatas
Hutan Produksi
Tetap
1.066.733
ha
30.05%
1.844.500
ha
51.96%
KAWASAN HUTAN
APL
TOTAL
HL
HPT
HP
Jumlah
780,7
1.630,4
25,7
372,3
2.809,2
376,7
3.185,9
-Hutan Primer
535,5
638,2
7,4
1.185,6
5,5
1.191,1
21,2
-Hutan Sekunder
239,5
990,3
21,2
327,3
1.578,3
356,6
1.934,9
34,4
A. Hutan
-HutanTanaman
B. Non Hutan
KSA-KPA
Jumlah
%
56,6
5,7
37,6
45,3
14,6
59,9
1,1
71,9
214,1
11,6
227,2
524,8
1.907,5
2.432,3
43,2
C. Tidakada data
Total
1,7
1,7
4,8
6,6
0,1
852,6
1.844,5
37,3
601,3
3.335,7
2.289,0
5.624,7
100,0
Luas (Ha)
Urutan Prioritas
172.370
235.975
234.808
215.226
215.000
485.955
301.566
513.784
857.255
537.248
612.801
798.895
350.909
178.755
20.000
5.730.547
I
I
II
II
II
III
III
III
III
III
III
III
III
III
III
Kwsn
Htn
Hutan Primer
3
M x
Juta
Rp x
Tril
Hutan
Sekunder
3
M x
Juta
Hutan
Tanaman
3
Rp x
Tril
M x
Juta
Rp x
Tri
Jumlah Areal
Berhutan
3
M x
Juta
Rp x
Tril
Tidak Berhutan
M x
Juta
Rp x
Tril
Jumlah Total
M x
Juta
Rp x
Tril
CA
0,10
0,10
0,19
0,19
0,00
0,00
0,29
0,29
0,0018
0,0018
0,29
0,29
SM
0,61
0,61
1,15
1,15
0,00
0,00
1,76
0,01
0,01
1,77
1,77
TN
3,72
3,72
7,00
7,00
0,00
0,00
1,76
10,7
2
10,72
0,07
0,07
10,79
10,79
0,11
0,11
0,0006
7
0,0006
7
0,11
0,11
0,00
0,28
0,28
0,0017
0,00
0,28
0,28
0,00
0,00
1,49
0,01
0,01
1,50
1,50
0,00
0,00
1,49
28,7
9
28,79
0,38
0,38
29,17
29,17
0,00
0,00
11,26
0,59
11,2
6
1,47
38,59
38,59
1,47
THR
0,04
0,04
0,07
0,07
0,00
0,00
TWA
0,10
0,10
0,18
0,18
0,00
TB
0,52
11,6
1
0,97
HL
0,52
11,6
1
17,18
0,97
17,1
8
HPT
0,00
0,00
0,59
HP
0,03
0,03
Jumlah
16,73
16,73
7
8
9
0,59
0,13
0,13
0,72
0,72
1,47
0,59
12,7
6
12,76
1,80
1,80
14,56
14,56
1,47
56,79
56,79
2,40
2,40
59,19
59,19
Ket :
CA
= Cagar Alam
TB
SM
= Suaka Margasatwa
HL = Hutan Lindung
TN
= Taman Nasional
= Taman Buru
Flora yang tumbuh dan berkembang di Provinsi Aceh terdiri dari berbagai jenis
(species) baik endemik maupun tanaman non endemik. Untuk lebih jelas dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4. Daftar Flora dan Fauna di Provinsi Aceh
Flora
No
1
2
3
4
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Nama
Indonesia
Api-api
Pedada
Bakau
Tancang
Waru Laut
Ketapang
Beringin
Bayur
Rotan
Medang
Puspa
Cengal
Jelatang
Kompas
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Pinus
Seumantok
Meranti
Keruing
Kenanga
Ara
Jabon
Kayu Hitam
Merawan
Ulin
Kenanga
Rafflessia
Keladi hutan
Kapur
27
28
29
30
31
32
33
Rengas
Merbau
Cendana
Gaharu
Sentang
Puno
Cawardi
Nama Ilmiah
Avicenia alba
Sonneratia Sp
Rhizophora Sp
Bruguira Sp
Hibiscus teliaceus
Terminalia cattapa
Ficus benjamina
Pteruspermum Sp
Callamus Sp
Litsea Sp
Schima walichii
Hopea Sp
Lapertea microstigma
Koompassia
malaccensis
Pinus merkusii
Parashorea
Shorea Sp
Kananga odoratum
Ficus Sp
Arthocarpus cadamba
Dyuspiros Sp
Michelia montana
Litsea Sp
Canangium odoratum
Rafflessia atjehensis
Colocasia esculenta
Dryobalanops
aromatica
Intsia bijuga
Santalum album
Aqualaria Sp
Azadirachta exelsa
Flora
No
1
2
3
4
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Azadirachta Sp
Nama
Indonesia
Monyet
Lutung
Biawak
Landak
Ular Piton
Babi Hutan
Owa
Orang Utan
Rusa Sambar
Kijang
Gajah
Sumatera
Harimau
Sumatera
Napu
Macan Dahan
Kambing
Hutan
Siamang
Trenggiling
Buaya
Rangkong
Elang Laut
Cangak Abu
Walet
Punai
Kuan
Gagak Hitam
Kuntul
Ayam Hutan
Beo
Penyu Hijau
Penyu Sisik
Penyu
Belimbing
Monyet
Nama Ilmiah
Macaca fascicularis
Presbytis cristata
Varanus salvator
Histryx brachiura
Phyton reticulus
Sus scrofa
Hylobates syndatylus
Pongo pygmaeus
Cervus unicolor
Muntiacus muntjak
Elevaphas
maximus
Sumatranus
Panthera
tigris
sumaterana
Trangulus napu
Neofelis nebubulosa
Capricornis
sumateraensis
Hylobates syndactylus
Trenggiling vanica
Crocodylus Sp
Buceros rhinoceros
Haliastur Indus
Ardea sumatrana
Callocalia Sp
Treeon vernans
Argusianus
Corvus corax
Egreta Sp
Galus galus
Chelonia midas
Eretmochelys imbricata
Dermochelys coriaceae
Macaca fascicularis
34
35
36
37
38
39
Mimba
Pasak Bumi
Bambu
Jemblang
Brand
Pulai
Azadirachta indica
Bambusa Sp
Shorea Sp
Alstromia fascularis
D. Jasa Lingkungan
Pemanfaatan jasa lingkungan dari kawasan hutan khususnya untuk kegiatan wisata
alam sudah lama dikembangkan di Aceh, hal ini didukung dengan keberadaan
berbagai potensi yang ada, antara lain :
Cagar Alam Hutan Pinus Janthoi (16.940 Ha).
Cagar Alam Hutan Pinus Janthoi terletak di Aceh Besar, Nangroe Aceh
Darussalam. Kawasan konservasi ini diresmikan sebagai cagar alam berdasarkan
SK Menhut No. 168/Kpts-II/1984, 10 Maret 1984.
melalui Peraturan Daerah No. 46 yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi, dan telah
diperkuat sebelumnya dengan Keputusan Menhut No. 95/KPts-II/2001.
E. Lahan Kritis
Luas lahan kritis di Provinsi Aceh pada tahun 2007 seluas 459.469,28 ha dengan
kategori kritis seluas 393.025,63 ha dan sangat kritis seluas 66.443,65 ha. Pada tahun
2011 luas lahan kritis di provinsi Aceh mengalami peningkatan mencapai 460.099,76
ha, dengan kategori kritis seluas 393.397,03 ha dan sangat kritis seluas 66.702,73 ha.
Salah satu upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi lahan kritis yaitu melalui
kegiatan penanaman dan pemeliharaan satu miliar pohon (OMOT). Pada tahun 2011,
melalui penanaman pada kegiatan penghijauan sebanyak 24.886.789 batang dan
penanaman reboisasi sebanyak 3.808.598 batang. Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan
Lahan tahun 2011 per Kabupaten/Kota dapat di lihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 5. Daftar Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
10
Kabupaten/Kota
Aceh Barat
Aceh Barat Daya
Aceh Besar
Aceh Jaya
Aceh Selatan
Aceh Singkil
Aceh Tamiang
Aceh Tengah
Rehabilitasi Lahan
Dalam
Luar Kwsn
Kwsn (Ha)
(Ha)
100
40
2.350
175
1.150
1.225
100
75
Reboisasi
100
100
1.950
-
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Aceh Tenggara
Aceh Timur
Aceh Utara
Lhokseumawe
Banda Aceh
Bener Meriah
Bireuen
Gayo Lues
Langsa
Sabang
Subulussalam
Nagan Raya
Pidie
Pidie Jaya
Simeulue
JUMLAH
70
125
2.471
64
6.470
375
325
100
100
271
3.646
125
140
3.315
6.250
1,500
25
6.475
21.224
11
12
5. Hutan Rakyat
Luas hutan rakyat di Provinsi NAD yaitu 11.632 ha, yang tersebar di 11 (sebelas)
kabupaten/kota. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut :
13
Tabel 10. Daftar Luas Hutan Rakyat Per Kabupaten/Kotadi Provinsi NAD
NO.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Instansi
IV
1
2
3
4
Dishutprov. Aceh
BPPHP Wil. I
Banda Aceh
BPDAS Krueng
Aceh
BKSDA NAD
L
8
1
Jumlah
L
138
24
P
44
6
Total
182
30
22
27
33
29
10
48
10
99
21
120
14
Dinas
3
4
10
Alamat
Jl. Jenderal Sudirman No.21 Banda Aceh
Tlp : (0651) 42277
fax : (0651) 43628
Jl. T. Bachtiar Panglima Polem Kota Jantho, Aceh
Besar
Tlp /fax : (0651) 92024, 92044
Jl. Prof A. Masjid Ibrahim, Sigli 24742
Tlp/fax : (0653) 21547 / 23040, 21742
Jl. Banda Aceh Medan Km.160 Simpang Tiga,
Mereudu
Tlp/fax : (0653) 51009 / 51087
Jl. Banda Aceh Medan Km.214 Blang Badeh
Tlp : (0644) 324862, 324242, 21243
fax : (0644) 324863, 323709, 22112
Jl. Balai Kota No.1 Lhokseumawe 24351
Tlp/fax : (0645) 45284 / 42938
Jl. Mayjen T. Hamzah Bendahara, Lhokseumawe
24351
Tlp/fax : (0645) 43229 / 4399
Jl. Sultan Iskandar Muda Idi
Tlp/fax : (0641) 21745 / 424874
Jl. Panglima Polim Komp. Perkantoran No. 2
Gampong, Kota Langsa
Tlp : (0641) 7001221 / 426463
Komp. Perkantoran Pemda Bener Meriah Kp.
Surule, Kayu Redelong
Tlp/fax : (0643) 7426040 / 7426030
15
11
12
13
14
15
16
17
17
18
19
20
21
22
16
Nama Lembaga
Balai Konserervasi Sumberdaya
Alam Nangroe Aceh Darussalam
Balai Pengelolaan DAS Krueng
Aceh
Balai Pemantauan Pemanfaatan
Hutan Produksi Wilayah I Banda
Aceh
Alamat Kantor
Jl. Cut Nyak Dhien Km.1,2 Kotak Pos 29 Banda Aceh
Tlp/fax : (0651) 42694
Jl. Cut Nyak Dhien Km.1,2 Kotak Pos 174 Banda
Aceh
Tlp/fax : (0651) 41339 / 44704
Jl. Cut Nyak Dhien Km.1,2 Banda Aceh
Tlp/fax : (0651) 40704, 49875 / 40705
3. LSM
Jumlah dan keberadaan LSM di Aceh khususnya yang bergerak di bidang
kehutanan dan lingkungan hidup sangat membantu pemerintah Aceh khususnya
dan pemerintah kabupaten/kota umumnya. Kelompok LSM yang berkecimpung
di bidang kehutanan dan lingkungan antara lain Word Wild Life (WWF), Flora And
Fauna International(FFI), Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), Yayasan Leuser International
(YLI), Yayasan Gajah Sumatera (Yagasu) dan Yayasan Lebah.
17
V. FOTO-FOTO PENDUKUNG
18
19
20