LAPORAN KASUS
FARAHDINA BACHTIAR
C131 09 002
BAB I
PENDAHULUAN
Nyeri leher biasanya bersifat terus menerus dan episodik. Setidaknya 40%
dari penderita nyeri leher akan mengalami kekambuhan dan episode selanjutnya
hampir sama dengan rata-rata kekambuhan yang dilaporkan pada penelitian
jangka panjang dari pasien Low Back Pain (Mckenzie & May 2003).
Alignment merupakan dasar terjadinya gerakan yang optimal dan
kesehatan muskuloskeletal memerlukan gerakan optimal untuk mencegah atau
meminimalisasi sindroma nyeri gerak. Mayoritas sindroma nyeri gerak
muskuloskeletal, baik akut maupun kronis merupakan hasil kumulatif dari micro
trauma dari stress yang disebabkan oleh gerakan berulang dalam arah tertentu
atau dari alignment tidak ideal yang telah berlangsung lama.
Otot-otot yang ada di sekitar leher menunjang dan menggerakkannya.
Leher memiliki gerakan yang khusus dan sangat fleksibel serta berperan
menunjang berat kepala yang rata-rata 15 pounds. Selain itu, leher melindungi
saraf-saraf yang berasal dari otak dan berjalan ke seluruh tubuh. Leher merupakan
bagian tubuh yang perlindungannya lebih sedikit dibandingkan batang tubuh yang
lain, sehingga leher lebih rentan terkena trauma atau kelainan yang menyebabkan
nyeri dan gangguan gerakan terutama bila dilakukan gerakan yang mendadak dan
kuat. Bagi kebanyakan orang, nyeri leher merupakan kondisi yang sementara yang
akan hilang dengan sendirinya. Beberapa lainnya membutuhkan diagnosis dan
penanganan yang tepat untuk membebaskannya dari nyeri leher tersebut.
Penanganan nyeri leher tidak cukup dengan obat saja, tetapi juga
membutuhkan intervensi fisioterapi. Fisioterapis adalah tenaga kesehatan
profesional, pemberi pelayanan kesehatan yang bidang kajiannya bertujuan untuk
meningkatkan, memelihara, dan memulihkan kemampuan gerak dan fungsi
BAB II
KAJIAN TEORI
A. ANATOMI
Columna vertebralis terdiri dari 33 tulang vertebra yang membentuk kurva
dan secara struktural terbagi atas 5 regio. Dari superior ke inferior, mulai dari 7
segmen vertebra cervical, 12 segmen vertebra thoracal, 5 segmen vertebra lumbal,
5 vertebra sacral yang menyatu dan 4 vertebra coccygeus yang menyatu. Karena
terdapat perbedaan struktural dan adanya sejumlah costa, maka besarnya gerakan
yang dihasilkan juga beragam antara vertebra yang berdekatan pada regio
cervical, thoracal, dan lumbal.
Corpus vertebra terpisah oleh adanya diskus intervertebralis yang
membentuk tipe symphysis dari amphiarthrosis. Facet joint kiri dan kanan antara
processus artikular superior dan inferior adalah tipe plane/glide joint dari
diarthroses yang dilapisi oleh cartilago sendi.
Lebih jelasnya, unit fungsional dari columna vertebralis terdiri dari anterior
pillar dan posterior pillar. Anterior pillar dibentuk oleh corpus vertebra dan diskus
intervertebralis. Posterior pillar dibentuk oleh processus artikular dan facet joint,
yang merupakan mekanisme slide untuk gerakan. Juga dibentuk oleh dua arkus
vertebra, dua processus transversus, dan processus spinosus. Pada arcus vertebra,
processus transversum dan processus spinosum merupakan tempat melekatnya
otot yang menunjang dan melindungi columna vertebra.
Leher terdiri dari tujuh susunan vertebra cervical yang dimulai dari dasar kranium
dan berakhir tepat di atas vertebra torakal atau setinggi batang tubuh bagian atas. Vertebra
cervical memiliki lengkung lordosis seperti yang terdapat pada vertebra lumbalis.
Vertebra cervical lebih mudah bergerak dibandingkan vertebra lainnya.
I.
1.
SEGMENTASI CERVICAL
Atlanto-occypital joint (C0 C1)
Merupakan sendi sinovial jenis ovoid yang dibentuk facies
articular inferior occyput yang cembung dan facies articular atlas yang
cekung. Gerak utama fleksi-ekstensi sehingga dikenal sebagai yes
joint.
2.
3.
4.
ELEMEN-ELEMEN SARAF
Terdapat 8 pasang saraf cervical. Akar saraf pada cervical muncul di atas
corpus vertebra yang sesegmen, seperti akar saraf C1 keluar dari atas
corpus vertebra C1, akar saraf C3 keluar dari atas corpus vertebra C3.
B. NYERI LEHER
Nyeri leher didefinisikan sebagai nyeri yang terjadi di daerah yang dibatasi
oleh garis nuchae di bagian atas, margo lateralis leher di bagian samping dan di
bagian bawah dibatasi oleh garis transversal imaginer melalui processus spinosus
T1 (Thoracal 1). Sedangkan nyeri leher radicular didefinisikan sebagai nyeri yang
diakibatkan karena gangguan neurologis yang ditandai dengan hilangnya fungsi
neurologis, yaitu kombinasi hilangnya fungsi sensoris, motoris, atau gangguan
refleks dalam distribusi segmental.
Berdasarkan penyebabnya, McKenzie mengklasifikasikan nyeri leher
tersebut ke dalam tiga sindroma mekanik, yaitu postural syndrome, dysfunction
syndrome dan derangement syndrome. Postural syndrome terjadi karena
kesalahan postur yang terjadi terus-menerus dalam jangka waktu panjang. Nyeri
diprovokasi oleh postur itu sendiri. Dysfunction syndrome terjadi karena kebiasaan
seseorang bergerak tidak pada ROM (Range of movement) penuh, dan apabila
terjadi dalam jangka panjang maka saat akan bergerak pada ROM penuh akan
memprovokasi nyeri. Bisa juga terjadi karena whiplash injury, akibat imobilisasi
dengan menggunakan collar dalam waktu beberapa bulan akan menimbulkan
adhesion pada jaringan yang mengalami penyembuhan sehingga gerakan ROM
penuh akan memprovokasi nyeri. Sedangkan derangement syndrome merupakan
sindroma yang terjadi karena protusi diskus intervertrebalis.
10
11
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Data Umum Pasien
Nama/Inisial
: Tn. Syr
Usia
Pekerjaan
: Pengurus PELTI
Tanggal Pemeriksaan
: 17 Oktober 2013
Agama
: Islam
tahun
12
C. Palpasi
a.
b.
c.
d.
Gerakan
Fleksi
Ekstensi
Lateral fleksi kanan
Lateral fleksi kiri
Rotasi kanan
Rotasi kiri
Fleksi
Ekstensi
Abduksi
Adduksi
Endorotasi
Eksorotasi
Protraksi
Retraksi
Elevasi
Depresi
Cervical
Shoulder
Aktif
tdk nyeri
tdk nyeri
tdk nyeri
nyeri
tdk nyeri
nyeri
tdk nyeri
tdk nyeri
tdk nyeri
tdk nyeri
tdk nyeri
tdk nyeri
tdk nyeri
tdk nyeri
tdk nyeri
sedikit nyeri
Pasif
tdk nyeri
tdk nyeri
tdk nyeri
nyeri
tdk nyeri
nyeri
tdk nyeri
tdk nyeri
tdk nyeri
tdk nyeri
tdk nyeri
tdk nyeri
tdk nyeri
tdk nyeri
tdk nyeri
sedikit nyeri
TIMT
tdk nyeri
tdk nyeri
tdk nyeri
tdk nyeri
nyeri
tdk nyeri
tdk nyeri
tdk nyeri
tdk nyeri
tdk nyeri
tdk nyeri
tdk nyeri
tdk nyeri
tdk nyeri
tdk nyeri
sedikit nyeri
4. Restricted
1. ROM: terdapat keterbatasan pada regio cervical
2. ADL
Pasien mengalami gangguan ADL
3. Pekerjaan
Semenjak sakit, pasien terbatas melakukan pekerjaannya.
5. Tissue impairment
Jaringan yang mengalami kerusakan/gangguan adalah:
6. Spesific Tests
a) VAS : 7
Kriteria penilaian (Rumus Bourjone):
13
0
: tidak nyeri
1-3
: nyeri ringan
4-6
: nyeri sedang
7-9
: nyeri berat
10
: nyeri sangat berat
Interpretasi: nyeri yang dirasakan pasien termasuk dalam klasifikasi
nyeri berat.
b) Tes Sensorik
a. Tes rasa nyeri (tajam, tumpul)
b. Tes rasa raba (halus, kasar)
c. Tes beda titik (1 titik atau 2 titik)
d. Tes suhu (panas, dingin)
e. Tes rasa posisi (lurus, bengkok)
: normal
: normal
: normal
: normal
: normal
MMT
Cervical
Shoulder
complex
Grup Otot
fleksi/ekstensi
lateral fleksi
rotasi
fleksi/ekstensi
abduksi/adduksi
eksorotasi/endorotas
i
protraksi/retraksi
elevasi/depresi
Dextra
Sinistra
4
4
4
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
5
5
e) Indeks Katz
14
Mandi (bathing)
( ) Sebagian/pada bagian
( ) Sebagian
tertentu dibantu
besar/seluruhnya dibantu
( ) Sebagian/pada bagian
( ) Sebagian
tertentu dibantu
besar/seluruhnya dibantu
( ) Dapat pergi ke WC
WC
( ) Dapat melakukan
dengan bantuan
(+ ) Tanpa bantuan
Continance (blader &
( ) Kadang-kadang
( ) Dibantu seluruhnya
bowel)
ngompol/BAB di tempat
(dgn kateter/manual)
tidur
(+) Dapat mengontrol
Makan (feeding)
( ) seluruhnya dibantu
KRITERIA
Keadaan perasaan sedih
TINGKATAN
0 = tidak ada
SKOR
-0
15
(sedih,putus asa,tak
berdaya,tak berguna)
Perasaan bersalah
Bunuh diri
yang mengancamnya
0 = tidak ada
insomnia)
insomnia)
sepanjang malam,
2 = terjadi sepanjang malam (bangun dari
6
insomnia)
lagi,
2 = bangun saat dini hari tetapi tidak dapat
7
tidur lagi
0 = tidak ada
kegiatannya
16
motorik menurun )
Kegelisahan
sekali)
0= tidak ada
1 = kegelisahan ringan;
2 = memainkan tangan jari-jari, rambut, dan
lain-lain;
3 = bergerak terus tidak dapat duduk dengan
tenang;
4 = meremas-remas tangan, menggigit-gigit
kuku, menarik-narik rambut, menggigit-gigit
10
Kecemasan (ansietas
bibir
sakit nyeri di otot-otot, kaku, dan keduten
somatik)
4 = ketidakmampuan
0 = tidak ada
17
perutnya penuh;
2 = sukar makan tanpa dorongan teman,
membutuhkan pencahar untuk buang air
besar atau obat-obatan untuk saluran
13
pencernaan
0 = tidak ada
Kotamil (genital)
Hipokondriasis (keluahan
2 = berat
0 = tidak ada
1 = dihayati sendiri,
berpindah-pindah)
kesehatan sendiri,
3 = sering mengeluh membutuhkan
pertolongan orang lain,
16
4 = delusi hipokondriasi
0 = tidak ada
(wawancara)
badan
0 = mengetahui dirinya sakit dan cemas
Variasi harian
18
19
20
Depersonalisasi (perasaan
0 = tidak ada
1 = ringan
2 = sedang
realistis)
3 = berat
Gejala paranoid
4 = ketidakmampuan
0 = tidak ada
1 = Kecurigaan;
2 = pikiran dirinya menjadi pusat perhatian,
atau peristiwa kejadian diluar tertuju pada
dirinya (ideas refence);
21
kompulsi
1 = ringan
2 = berat
Total skor
C. Diagnosis Fisioterapi
Gangguan aktivitas fungsional cervical akibat nyeri dan spasme cervical
dekstra 1 hari yang lalu.
D. Problem Fisioterapi
a. Problem Primer
Nyeri dan spasme otot-otot cervical (terutama m.upper trapezius)
b. Problem Sekunder
1. Meningkatkan RPD (rasa percaya diri)
2. Keterbatasan ROM.
c. Problem Kompleks
Gangguan ADL dan pekerjaan.
19
BAB IV
PEMBAHASAN
2.
Problem
Penurunan
RPD/cemas
Modalitas
Komnunikasi
terapeutik
IRR
Dosis
F:1x/hari
I: selama pasien fokus
T: komunikasi antarpersonal T:
3 menit
F: 1x sehari
I: 2 mA
T: heating
T: 10 menit
20
3.
Nyeri
Electrical
Therapy
(TENS)
Spasme
Exercise
5.
Keterbatasan ROM
Exercise
6.
Gangguan ADL
Exercise
F: setiap terapi
I: 30 mA
T: lokal
T: 10 menit
F : 1x/hari
I : maximally VAS
T : NMT (SCS)
T : 2 menit
F : tiap hari
I : 3x repetisi
T : Hold rilex
T : 10 menit
F : 1x/ hari
I : 4 repetisi/gerakan
T : AROMex
T : 3 menit
F : 1x/ hari
I : maksimal diagonal ROM
ressissted 5-10 pengulangan
T: Box Exc (NMT)
T :2-3 menit
A. Evaluasi
Harian
Evaluasi
No.
Problem
Parameter
Pre
Post
Interpretasi
Terjadi
1.
2.
Keterbatasan ROM
VAS
Gerak Aktif
terbatas
Peningkatan
ROM
penurunan
nyeri
Adanya
peningkatan
ROM
B. Modifikasi
Dilakukan sesuai hasil evaluasidan perubahan patofisiologi. Modifikasi juga
dapat dilakukan dengan penggunaan tapping di area cervical.
EDUKASI/HOME PROGRAM
21
23