Disusun oleh :
NAMA
: NURHAYATI
NIM
: 2124140232
JURUSAN PJKR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis bisa
menyelesaikan skripsi penelitian ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam
semoga tercurah limpahkan kepada Nabi besar yakni Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan sahabatnya.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam penyusunan skripsi penelitian ini.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini banyak terdapat
kekurangan karena penulis masih dalam tahap pembelajaran. Namun, penulis
tetap berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Kritik dan saran dari penulisan makalah ini sangat penulis harapkan untuk
perbaikan dan penyempurnaan pada makalah penulis berikutnya. Untuk itu
penulis ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
i
DAFTAR
ISI
ii
BAB
PENDAHULUAN
1
A. Latar
Belakang
1
B. Rumusan
Masalah
2
C. Tujuan
2
BAB
II
PEMBAHASAN
3
A. Pengertian
Tenis
Meja
3
B. Peraturan
Tenis
Meja
C. Perwasitan
Tenis
Meja
15
BAB
III
PENUTUP
19
A. Kesimpulan
19
B. Saran
19
DAFTAR
PUSTAKA
20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di zaman modernisasi dan perkembangan teknologi yang semakin
pesat, semua kegiatan aktivitas manusia menjadi sangat mudah untuk
dilakukan terutama bagi kehidupan kehidupan di perkotaan. Dengan segala
sarana dan fasilitas yang memadai membuat semua pekerjaan manusia
menjadi lebih mudah dan cepat untuk diselesaikan.
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, manusia
terkadang melupakan sesuatu hal yang penting dalam kehidupannya yaitu
kesehatan untuk tubuhnya sendiri. Dengan terlalu padatnya jadwal kerja yang
dimiliki, membuat manusia tidak pernah merawat kesehatan tubunya. Untuk
menjaga tubuh agar tetap bugar manusia dapat melakukan olahraga.
Olahraga adalah suatu aktivitas untuk melatih tubuh seseorang baik
secara jasmani maupun secara rohani. Terdapat slogan yang menyebutkan
Men sana in corpora sano yaitu di dalam badan yang sehat terdapat jiwa
yang sehat yang berarti dalam upaya meningkatkan ketahanan tubuh tidak
hanya dibutuhkan badan yang sehat, namun juga jiwa yang sehat. Olahraga
sebenarnya tidak memerlukan waktu yang cukup lama dan tidak
mengeluarkan biaya yang mahal tapi tetap saja banyak orang yang
memandang olahraga dengan sebelah mata dan belum memahami betapa
pentingnya olahraga bagi kesehatan tubuh. Salah satu jenis olahraga yang
dapat dilakukan oleh manusia adalah permainan tenis meja.
Tenis meja, atau ping pong (sebuah merek dagang), adalah suatu
olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua
pasangan (untuk ganda) yang berlawanan. Permainan tenis meja di Indonesia
baru dikenal pada tahun 1930. Pada masa itu hanya dilakukan di balai-balai
pertemuan orang-orang Belanda sebagi suatu permainan rekreasi.Hanya
golongan tertentu saja dari golongan pribumi yang boleh ikut latihan, antara
lain keluarga pamong yang menjadi anggota dari balai pertemuan
1
mendirikan
PPPSI
(Persatuan
Ping
Pong
Seluruh
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang penyusun
bahas dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimanakah peraturan tenis meja?
2. Bagaimanakah perwasitan tenis meja?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui tentang peraturan tenis meja.
2. Untuk mengetahui tentang perwasitan tenis meja.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tenis Meja
Tenis Meja adalah salah satu jenis cabang olahraga yang populer di
Dunia. Di indonesia olahraga ini sudah tidak asing lagi. Olahraga ini dulunya
sering disebut Ping-pong. Permainan ini belum dapat diketahui secara pasti
dari mana asalnya, siapa penemunya dan kapan ditemukan. Permainan ini
mulai dikenal mulai kenal oleh masyarakat sekitar tahun 1890.kemudian
mengalami pasang surut. Baru pada tahun 1920-an, permainan tennis meja
mulai berkembang lagi dengan munculnya klub-klub tennis meja di seluruh
dunia, terutama di Eropa. Di Indonesia Olahraga ini sudah cukup populer
dikalangan masyarakat. Berbagai event sudah banyak digelar baik di level
perkampungan, regional maupun nasional. Di level nasional olahraga ini
selalu dipertandingkan dalam kejuaran multievent sperti PON dan di level
provinsi juga dipertandingkan pada PORPROV. Tetapi banyak dikalangan
masyarakat banyak yang asal-asalan dalam bermain tenis meja tanpa
mengetahui teknik dasar yang benar.
Dalam bermain tenis meja setiap pemain harus menguasai berbagai
jenis pukulan yang ada. Terdapat banyak jenis pukulan dalam permainan tenis
meja seperti pukulan Drive, Chop, dan masih banyak lagi. Dalam bermain
tenis meja hendaknya mngetahui berbagai pukulan tersebut. Selain berbagai
jenis pukulan juga ada teknik block, juga ada teknik servis. Agar permainan
baik dan tidak asal-asalan harus menguasai teknik dasar secara keseluruhan.
Mulai bagaimana teknik servis, teknik blocking, sampai berbagai jenis
pukulan. Semua itu harus dikuasai karena itu adalah suatu kesatuan yang utuh
dalam bermaian tenis meja.
Setelah mengetahui teknik dasar yang benar diharapkan pemain dapat
bermain dengan baik dan dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan yang
terjadi dalam bermain tenis meja. Diharapkan dapat meningkatkan dan
mengembangkan teknik dan pola yang sudah ada. Dengan latihan yang rutin
4
garis lurus sepanjang kedua bagian meja, garis tengah tersebut harus
dianggap menjadi 2 bagian kiri dan kanan.
Net
a. Perangkat net harus terdiri dari net, perpanjangannya dan ke dua tiang
penyangga, termasuk kedua penjepit yang dilekatkan ke meja.
b. Net harus terpajang dengan bantuan tali yang melekat pada ke dua sisi
atas tiang setinggi 15,25 cm, batas perpanjangan ke dua tiang di setiap
sisi akhir lebar meja adalah 15,25 cm.
c. Ketinggian sisi atas net secara keseluruhan harus 15,25 cm di atas
permukaan meja.
d. Dasar net sepanjang lebar meja harus rapat dengan permukaan meja
dan perpanjangan ujung net harus serapat mungkin dengan tiang
penyangga.
Bola
a. Bola harus bulat dengan diameter 40 mm.
b. Berat bola harus 2,7 gram.
c. Bola harus terbuat dari bahan selulosa (celluloid) atau sejenis bahan
plastik, berwarna putih atau oranye, dan tidak mengkilap.
Bet
a. Ukuran, berat dan bentuk raket tidak ditentukan, tetapi daun raket
harus datar dan kaku.
b. Daun raket minimal 85 % terbuat dari kayu diukur dari ketebalannya;
lapisan perekat di dalam kayu dapat diperkuat dengan bahan yang
berserat seperti serat karbon (carbon fibre) atau serat kaca (glass fibre)
atau bahan kertas yang dipadatkan, namun bahan tersebut tidak boleh
lebih dari 7,5 % dari sum ketebalan atau berukuran 0,35 mm, yang
lebih tipis yang dipakai sebagai acuan.
c. Sisi daun raket yang digunakan untuk memukul bola harus ditutupi
oleh karet licin/halus maupun bintik, bila menggunakan karet bintik
yang menonjol ke luar (tanpa spons) maka ketebalan karet termasuk
lapisan lem perekat tidak boleh lebih dari 2.0 mm, atau jika
menggunakan karet lapis (karet + spons) dengan bintik di dalamnya
menghadap keluar atau ke dalam maka ketebalannya tidak boleh lebih
dari 4.0 mm sudah termasuk dengan lem perekat.
d. Karet bintik biasa adalah lapisan tunggal karet yang bukan seluler
(cellular), sintetik atau alami, dengan bintik yang menyebar
6
f. Tangan bebas adalah tangan yang tidak memegang raket; lengan bebas
adalah lengan dari tangan bebas.
g. Seorang pemain memukul bola jika dia menyentuhnya dengan raket
yang dipegangnya atau bagian tangan dibawah pergelangan tangan
yang memegang raket ketika bola masih dalam permainan.
h. Seorang pemain yang menyentuh bola jika dia, atau apa saja yang
dipakai atau dibawanya, mengenai bola dalam permainan ketika bola
masih berada/melintas di atas permukaan meja dan belum melewati
garis akhir, belum menyentuh bagian mejanya sejak dipukul oleh
lawannya.
i. Pelaku Servis/Pemain yang melakukan servis(server) adalah pemain
yang memukul bola pertama kalinya dalam suatu reli.
j. Penerima bola (receiver) adalah pemain yang memukul bola yang
kedua pada suatu reli.
k. Wasit adalah seseorang yang ditunjuk untuk mengawasi permainan.
l. Pembantu wasit adalah seseorang yang ditunjuk untuk membantu wasit
dengan keputusan-keputusan tertentu.
m. Sesuatu yang dipakai atau dibawa oleh seorang pemain adalah segala
sesuatu yang dipakai atau dibawa, kecuali bola, pada saat reli dimulai.
n. Bola sudah harus dinyatakan melewati atau mengelilingi net jika telah
melalui bagian mana saja selain antara net dan tiangnya dan antara net
dan permukaan meja.
o. Garis akhir adalah juga perpanjangan kedua arah sisi ujung meja.
3. Peraturan Servis
a. Servis dimulai dengan bola diam berada di atas permukaan telapak
tangan yang terbuka dari tangan bebas pelaku servis (siap untuk
dilambungkan).
b. Pelaku servis harus melambungkan bola secara vertikal ke atas, tanpa
putaran, sehingga bola naik minimal 16 cm dari permukaan telapak
tangan bebas, kemudian turun tanpa menyentuh apapun sebelum
dipukul.
c. Pada saat bola turun, pelaku servis harus memukulnya sehingga
menyentuh mejanya terlebih dahulu dan setelah melewati net atau
mengelilingi net kemudian menyentuh meja dari penerima; pada
permainan ganda, bola harus menyentuh bagian kanan dari masingmasing meja pelaku servis dan penerima secara berurutan.
d. Dari mulai servis hingga bola dipukul, bola harus berada di atas
perpanjangan permukaan meja permainan (di belakang batas akhir
meja) pelaku servis, dan bola tidak boleh dihalangi dari pandangan
penerima oleh pelaku servis atau pasangan gandanya atau apa saja
yang mereka bawa atau pakai.
e. Segera setelah bola dilambungkan, lengan dan tangan bebas pelaku
servis harus disingkirkan/ditarik dari ruang antara bola dan net.
Catatan: Ruang antara bola dan net (net dan tiang penyangga)
ditentukan oleh bola yang dilambungkan.
f. Menjadi tanggung jawab pemain untuk melakukan servis agar wasit
atau pembantu wasit dapat diyakinkan bahwa servisnya sesuai
peraturan dan demikian juga untuk memutuskan bahwa servisnya tidak
benar.
g. Jika wasit atau pembantu wasit ragu atas keabsahan suatu servis, maka
pada
kesempatan
pertama
pada
pertandingan
tersebut,
dapat
10
11
12
Pembantu wasit
Pembantu wasit adalah seseorang yang membantu wasit dalam
memimpin suatu pertandingan atau bisa juga menjadi pencatat score.
Pembantu wasit duduk di sebelah meja dan berhadapan dengan wasit.
Pencatat pukulan
Pencatat pukulan adalah seseorang yang mencatat pukulan.
14
15
16
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap olahraga mestinya memiliki peraturan-peraturan tertentu, begitu
juga dengan permainan tenis meja. Peraturan permainan tenis terbilang cukup
rumit bila belum terbiasa bermain tenis meja, karena sangat berbeda dengan
peraturan olahraga-olahraga permainan lainnya.
Salah satu hal yang menjadi pembeda dari peraturan permainan tenis
meja adalah perhitungan poinnya, dimana bola berpindah servis setiap poin
memiliki jumlah genap.
Filosofi wasit tenis meja adalah sebagai pengatur dan penengah
jalannya suatu game atau pertandingan mulai dari pertandingan itu dimulai
sampai selesai agar pertandingan itu berjalan dengan lancar.
Baik pembantu wasit maupun salah satu petugas lain dapat bertugas
sebagai pencatat pukulan, menghitung pukulan penerima bola atau
pasangannya ketika sistem percepatan waktu diberlakukan Keputusan yang
dibuat oleh pembantu wasit atau pencatat pukulan sehubungan dengan yang
dijabarkan pada 3.3.2.5-6 tidak dapat diubah oleh wasit hingga keluar arena
setelah pertandingan selesai.
B. Saran
Supaya pertumbuhan dan perkembangan olahraga Tenis Meja
berjalan dengan normal, maka sebagai olahragawan, harus memotivasi dan
merangsang masyarakat umum (masyarakat/ siswa ) dalam pertumbuhan dan
perkembangan untuk mencintai olahraga supaya keingintahuan tentang dunia
olahraga bertambah. Supaya generasi yang akan datang lebih optimal dalam
bidang olahraga sehingga dalam era globalisasi ini bangsa kita tidak tertinggal
perkembangannya dalam berbagai bidang terutama dalam bidang olahraga.
18
DAFTAR PUSTAKA
19