Anda di halaman 1dari 6

APA ITU MUNAKAHAT ?

Munakahat berarti pernikahan atau perkawinan. Kata nikah berasal dari bahasa arab
yang berarti bertemu, berkumpul. Menurut istilah nikah ialah suatu ikatan lahir batin antara
seorang laki-laki dan perempuan untuk hidup bersama dalam suatu rumah tangga melalui
aqad yang dilakukan menurut hukum syariat Islam..
Saya shalat, tidur, berpuasa, makan dan menikahi wanita. Barang siapa yang
tidak suka dengan perbuatan(sunnah)ku maka dia bukanlah dari golonganku (H.R.
Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik r.a)
A. HUKUM MENIKAH
1.

Mubah/Jaiz, artinya dibolehkan dan inilah yang menjadi dasar hukum nikah.

2.

Wajib, yaitu orang yang telah mampu/sanggup menikah sedangkan bila tidak

menikah khawatir akan terjerumus ke dalam perzinaan.


3.

Sunat, yaitu orang yang sudah mampu menikah namun masih sanggup

mengendalikan dirinya dari godaan yang menjurus kepada perzinaan.


4.

Makruh, yaitu orang yang akan melakukan pernikahan dan telah memiliki

keinginan atau hasrat tetapi ia belum mempunyai bekal untuk memberikan nafkah
tanggungan-nya.
5.

Haram, yaitu orang yang akan melakukan perkawinan tetapi ia mempunyai

niat yang buruk, seperti niat menyakiti perempuan atau niat buruk lainnya.
B. TUJUAN MENIIKAH
1. Sunnah Nabi
2. Untuk Memperoleh Kebahagiaan dan Ketenangan Hidup (sakinah)
3. Melaksanakan Perintah Allah SWT
4. Tidak Ada Pembujangan Dalam Islam
5. Untuk Memperoleh Keturunan yang Syah
C. RUKUN NIKAH
RUKUN
1. Calon Suami

SYARATNYA
Beragama Islam
Atas Kehendak Sendiri
Bukan Muhrim
Tidak sedang ihrom haji atau umroh
1

2. Calon Istri

Beragama Islam
Tidak Terpaksa
Bukan Muhrim
Tidak Sedang Dalam Masa Iddah
Tidak Sedang Ihrom haji atau umroh
3. Adanya Wali
Mukallaf(Islam, Dewasa, Sehat Akal)
Laki-laki Merdeka
Adil
Tidak Sedang Ihrom haji atau umroh
4. Adanya 2 Orang Mukallaf(Islam, Dewasa, Sehat Akal)
Laki-laki Merdeka
Saksi
Adil
Tidak Sedang Ihrom haji atau umroh
5. Adanya Ijab dan Dengan kata-kata nikah atau yang semakna
Qobul

dengan itu. Berurutan antara Ijab lalu Qobul

D. KEWAJIBAN SUAMI DAN ISTRI


Kewajiban suami:
a. Memberi nafkah
b. Memimpin serta membimbing istri dan anak-anak
c. Bergaul dengan istri dan anak-anak yang baik
d. Menjaga istri dan anak dari bencana
e. Membantu istri dalam tugas sehari-hari
Kewajiban istri:
a. Taat pada suami dalam batas yang sesuai dengan ajaran islam
b. Memelihara diri serta kehormatan dan harta benda suami
c. Membantu suami dalam memimpin keselamatan dan kesejahteraan keluarga
d. Menerima dan menghormati pemberian suami
e. Hormat dan sopan pada suami dan keluarganya
f. Memelihara, mengasuh dan mendidik anak
E. HAK SUAMI DAN ISTRI
Hak-hak Suami:
Ditaati dalam seluruh perkara kecuali maksiat
Mendapatkan pelayanan dari istrinya
Disyukuri kebaikan yang diberikannya
Dimintai izin oleh istri yang hendak keluar rumah

Istri tidak boleh puasa sunnah kecuali dengan izin suaminya, terutama jika
suami sedang berada di rumah seharian.

Hak-hak Istri:
-

Mendapat mahar dari suaminya


Digauli oleh suaminya dengan patut dan akhlak mulia
Mendapatkan nafkah , pakaian, dan tempat tinggal
Mendapat perlakuan adil, jika suami memiliki lebih dari satu istri
Mendapatkan bimbingan dari suaminya agar selalu taat kepada Allah

swt, serta terjaga dari api neraka


F. PEMBAGIAN WALI NIKAH
Ada wali nikah. Yaitu wali yang menikahkan mempelai laki-laki dengan mempelai
wanita atau mengizinkan penikahannya. Wali nikah dibagi menjadi dua:
- Wali Nasab
Yaitu, wali yang mempunyai pertalian darah dengan mempelai wanita
-

yang akan dinikahkannya


Wali Hakim
Yaitu, kepala negara yang beragama islam. Di Indonesia wewenang
presiden sebagai wali hakim dilimpahkan kepada pembantunya yaitu
menteri

agama.

Dan

menteri

agama

melimpahkan

kepada

pembantunya kepala kantor urusan agama di setiap kecamatan


G. SUSUNAN WALI DALAM MUNAKAHAT
- Bapaknya
- Datuknya/Kakeknya (bapak dari bapak mempelai perempuan)
- Saudara laki-laki yang seibu-sebapak dengan dia
- Saudara laki-laki yang sebapak saja dengan dia
- Anak laki-laki dari saudara laki-laki yang seibu-sebapak dengannya.
- Saudara bapak yang laki-laki (paman dari pihak bapak).
- Anak laki-laki dari pamannya yang dari pihak bapak.
- Hakim.
H. SYARAT SAKSI DAN AKAD
SYARAT 2 ORANG SAKSI
beragama islam
laki-laki
baligh dan berakal sehat
dapat mendengar
dapat melihat
dapat berbicara
adil
tidak dalam keadaan ihram haji atau umrah

AKAD NIKAH

yaitu ucapan ijab kabul.

Ijab adalah ucapan wali (dari pihak mempelai wanita) sebagai penyerahan
kepada laki-laki

Kabul adalah ucapan mempelai laki-laki sebagai tanda penerimaan.

I. Wanita Yang Boleh Dipinang


Wanita-wanita yang boleh dipinang apabila memenuhi syarat; ada dua macam
untuk meminang wanita ,yaitu :
1. Syarat mustahsinah
2. Syarat lazimah
> Syarat mustahsinah ialah syarat yang berupa anjuran kepada seorang pria
yang akan meminang wanita untuk meneliti lebih dulu wanita yang akan
dipinang agar lebih terjamin kelangsungan rumah tangganya setelah memasuki pintu gerbang perkawinan.
Adapun Syarat-syarat Mustahsinah:
1. Wanita yang dipilih bukan hanya karena kecantikannya, kekayaan, dan
kebangsawanannya tetapi semata-mata keshalehannya.
2. Wanita yang dipinang hendaknya mempuyai watak kasih sayang dan
mempunyai banyak keturunan.
3. Wanita yang akan dipinang mempunyai
hubungan darah yang jauh.
Syarat lazimah adalah syarat yang harus dipenuhi sebelum dilaksanakan
peminangan;
termasuk didalamnya adalah
1. Wanita yang tidak dipinang oleh laki-laki lain,atau laki-laki tersebut telah
melepaskan hak pinangannya.
2. Wanita yang tidak dalam masa iddah rajiyah.
3. Wanita yang dipinang bukan mahram pria yang
meminang.
J. IDDAH
Iddah berarti masa menunggu bagi istri yang ditinggal mati atau bercerai dari
suaminya untuk bisa mneikah kembali.
Lama masa iddah
1. Karena suami wafat
a. 4 bulan sepuluh hari bagi istri yang tidak hamil. Baik sudah bercampur atau
belum
b. Sampai melahirkan jika istri sedang hamil
2. Karena talak, fasajh dan khulu
4

a. Tidak ada iddah bagi istri yang belum bercampur


b. bagi yang sudah bercampur:
- 3 kali suci. Bagi yang masih menstruasi
- 3 bulan. Bagi yang sudah berhenti menstruasinya
- sampai melahirkan jika istri sedang hamil
K. WANITA YANG HARAM DINIKAHI
Pengertian Muhrim
Muhrim secara bahasa berarti diharamkan. Dalam masalah fikih muhrim
bermakna wanita yang haram untuk di nikahi.
- Karena keturunan:
a. Ibu kandung dan seterusnya keatas
b. Anak perempuan kandung dan seterusnya ke bawah
c. Saudara perempuan (sekandung, sebapak atau seibu)
d. Anak perempuan dari saudara laki-laki dan seterusnya ke
bawah
e. Anak perempuan dari saudara perempuan dan seterusnya ke
bawah
Karena ada pertalian muhrim dengan istri
Karena hubungan sepersusuan:
Ibu yang menyusui
Saudara perempuan sesusuan
- Karena perkawinan:
Ibu dari istri
Anak tiri, apabila suami sudah berkumpul dengan ibunya
Ibu tiri baik sudah dicerai atau belum
Menantu. Baik yang sudah dicerai atau belum
L. CARA MENCARI ISTRI ATAU SUAMI YANG BAIK
Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan laki-laki bila hendak
-

memiliki istri, antara lain :


1. Utamakan Yang baik Kualitas Agamanya
Rasulullah SAW menilai bahwa wanita shalihah merupakan karunia
terbesar bagi laki-laki, sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu
Abbas ra. :
Empat perkara, yang apabila dianugerahkan kepada seseorang,maka
berarti dia mendapatkan kebaikan didunia dan diakhirat yaitu hati yang
pandai bersyukur,l isan yang sering berdzikir, tubuh yang bersabar atas
musibah, dan istri yang tidak menganiaya suaminya (bisa menjaga diri dan
harta sumaminya). (HR. Thabrani)
Kemudian Rasulullah SAW menjelaskan secara rinci dari sifat wanita
shalihah, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Umamah ra. :
Setelah taqwa kepada Allah Azza wa jalla ,seorang mukmin tidak
mendapatkan faedah sesuatu yang lebih baik dari pada mempunyai istri
yang shalehah yang bila diperintah mentaatinya, bila dipandang
menyenangkan, bila disumpah (yakni perjanjian awal pernikahan) dia
5

menepatinya, dan bila ditinggal (pergi) menjaga diri dan harta suaminya.
(HR. Ibnu Majah)
2. Haram menikahi Wanita Musyrik/Kafir
3. Utamakan Memilih Yang Bukan Kerabat
4. Utamakan Wanita Yang Subur (Berketurunan)
5. Mengutamakan Yang Masih Gadis
M. HUKUM PACARAN DALAM ISLAM
Memang larangan mengenai pacaran di dalam Islam tidak dibahas secara
gamblang. Mungkin itulah salah satu faktor yang mengakibatkan kebanyakan
orang awam tidak dapat menerima atas hukum pelarangan pacaran ini.
Namun, dalam dunia dakwah islam, larangan pacaran adalah hal yang
sudah sangat dimengerti, maka aneh sekali manakala ada seseorang yang
mengaku sebagai aktivis dakwah islam, namun ia tetap melakukan pacaran.
Meskipun tidak dijelaskan secara gamblang, namun banyak sekali dalil
yang dapat dijadikan sebagai rujukan untuk pelarangan aktifitas pacaran
tersebut. Telah sama-sama kita ketahui bahwa Islam adalah agama yang
mengharamkan perbuatan zina, termasuk juga perbuatan yang MENDEKATI
ZINA.
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji dan sesuatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra, 17 : 32)
Apa saja perbuatan yang tergolong MENDEKATI ZINA itu? Diantaranya
adalah: saling memandang, merajuk atau manja, bersentuhan (berpegangan
tangan, berpelukan, berciuman, dll), berdua-duaan, dll. Karena unsur-unsur ini
dilarang dalam agama Islam, maka tentu saja hal-hal yang di dalamnya
terdapat unsur tersebut adalah dilarang. Termasuk aktifitas yang namanya
"PACARAN

Anda mungkin juga menyukai