1)Yontus Andra
(145500160)
2)Dominicus Aben (145500163)
3)Habibatul Ulumiyyah (145500175)
4)Laili Mufidah Agustin (145500169)
5)Linda Aryani Savitri (145500196)
belajar yang ada di lingkungan sekolah. Seorang pendidik juga diharapkan mampu mengadakan
penelitian-penelitian sederhana yang bertujuan untuk menemukan formula-formula baru bagi
sistem pembelajaran yang lebih inovatif untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Kata Kunci: alat peraga dan media pembelajaran, alat peraga perkalian model matrik
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kemudian hasil perkalian antara bilangan yang terdapat pada kolom dan baris ditulis pada kotak
baris dan kolom yang tersedia untuk kemudian dijumlahkan secara menyamping yang dimulai
dari kanan, sehingga diperoleh jawaban akhirnya.
Dengan penggunaan alat peraga model matrik ini, peserta didik dilatih untuk menghafal
perkalian dasar bilangan 1 sampai 10 tanpa ada paksaan dan menyelesaikan operasi hitung
perkalian bilangan bulat secara tepat. Sehingga dari manfaat penggunaan alat peraga perkalian
model matrik ini dapat dipergunakan untuk mengetahui pemahanan peserta didik dalam
menyelesaikan pengerjaan hitung bilangan bulat.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mencoba menerapkan penggunaan alat peraga
perkalian model matrik sebagai media pembelajaran matematika yang menyenangkan untuk
mempermudah pemahaman peserta didik dalam menyelesaikan pengerjaan hitung perkalian
bilangan bulat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan alat peraga dalam pembelajaran matematika?
2. Cara pembelajaran yang bagaimana yang dapat membantu peserta didik dalam memahami
konsep operasi hitung perkalian bilangan bulat?
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan alat peraga perkalian
model matrik dalam pembelajaran operasi hitung perkalian bilangan bulat.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah memberikan alternatif pembelajaran
matematika dengan penggunaan alat peraga perkalian model matrik sebagai media pembelajaran
matematika yang menyenangkan dalam pembelajaran operasi hitung perkalian bilangan bulat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Alat Peraga dan Media dalam Pembelajaran Matematika
Dalam kegiatan pembelajaran, seorang pendidik harus mampu menjelaskan konsep
kepada peserta didiknya. Usaha ini dapat dibantu dengan alat peraga matematika, karena dengan
bantuan alat peraga yang sesuai dengan topik yang diajarkan, konsep akan dapat lebih mudah
dipahami lebih lanjut.
Alat peraga adalah alat bantu yang berwujud benda untuk mendidik atau mengajar agar
materi pembelajaran mudah dipahami dan dimengeti oleh anak didik (Depdikbud, 1995:24). Alat
peraga ini dapat mempermudah, memperjelas, dan memberi gambaran konkrit tentang materi
yang disampaikan. Secara luas, media pendidikan adalah manusia, benda, atau peristiwa yang
memungkinkan mendapatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, atau perilaku (Mudlofir,
1986:93)
Dengan alat peraga bahan pelajaran dapat dipahami dengan mudah oleh siswa dan membantu
guru agar proses pembelajaran lebih efektif dan efisien (Sujana,1998:99). Media pembelajaran
memiliki fungsi sebagai alat bantu mengajar pendidik dan sebagai sumber belajar peserta didik,
juga menjadi wahana penyalur pesan dan informasi belajar. Sujana menjabarkan beberapa fungsi
alat peraga dalam proses pembelajaran sebagai berikut: (1) sebagai alat bantu mewujudkan
situasi belajar mengajar yang efektif dan efisien; (2) proses belajar mengajar menjadi lebih
menarik perhatian ; (3) mempercepat proses belajar mengajar dan membantu dalam menangkap
atau memahami pengertian yang disampaikan guru; (4) mempertinggi mutu belajar mengajar.
Hasil belajar tahan lama dalam ingatan menjadikan pelajaran bernilai tinggi (Sujana, 1998:99).
Menurut Suherman (1993:272) alat peraga dapat membuat siswa merasa lebih tertarik
sehingga lebih termotivasi untuk belajar dan perhatian dapat terpusat bila digunakan alat peraga
dalam pembelajaran. Peranan alat peraga dalam pembelajaran matematika adalah meletakkan
ide-ide konsep dasar, sehingga dengan bantuan alat peraga yang sesuai siswa dapat memahami
ide-ide dasar yang melandasi sebuah konsep dan dapat menarik suatu kesimpulan dari hasil
pengamatannya. Dengan menggunakan alat peraga pada pelajaran matematika diharapkan akan
tumbuh minat belajar matematika pada diri siswa dan siswa lebih mudah memahami konsep
yang disajikan.
Berikut ini akan disajikan contoh soal untuk perkalian dua bilangan tiga angka dengan
dua angka.
Misalnya : 543 X 21
0
5
BAB III
MODEL PEMBELAJARAN
Alat, Bahan Dan Langkah-Langkah Pembuatan (Takalintar)
Alat
1. Gunting
2. Chutter
3. Doubletip
Bahan
1. styrofoum dua
warna
2. kertas karton
3. kertas emas
4. Lem
5. Jarum
6. Penggaris
7. Pensil
8. Spidol
Langkah-langkah pembuatan
1. Potong styrofoum warna hijau hijau dengan ukuran 40 x 60 cm sebagai alas
2. Kemudian bagi styrofoum tersebut menjadi 20 persegi panjang engan ukuran 11 x 9
cm
3. Lalu potomg styrofoum warna merah dengan ukuran 1 cm sebagai sekat dan
lekatkan pada alas dengan lem
4. Potong kertas karton dengan ukuran 6 x 4 cm untuk membuat kotak angka
5. Gunting kertas emas sebagai hiasan samping kotak angka
b. Mengadakan apersepsi dengan menjajaki tingkat pemahaman peserta didik tentang perkalian
bilangan satuan atau bilangan dasar 1 sampai 9 dengan mengajukan beberapa pertanyaan,
misalnya
6x7=...
8x9=...
2) Kegiatan Inti (60 menit)
Kegiatan inti ini difokuskan pada pemahaman peserta didik tentang penggunaan alat peraga
perkalian model matrik. Kegiatan yang dilakukan pada kegiatan inti antara lain :
a. Pendidik menjelaskan cara penggunaan alat peraga perkalian model matrik yang telah
dipersiapkan pendidik terlebih dahulu.
b. Peserta didik diminta membuat satu soal perkalian dua bilangan dan menuliskannya di papan
tulis. Misalnya 123 x 57 = . . .
1
1
1
7
c. Dengan bimbingan pendidik, peserta didik memasukkan angka-angka ke dalam kotak kolom
yang sesuai.
d. Dengan bimbingan pendidik, peserta didik secara bergilir mengisikan hasil perkalian ke dalam
kolom yang sesuai.
e. Dengan bimbingan pendidik, peserta didik menjumlahkan hasil akhir pada kotak kolom yang
dengan anggota masing-masing kelompok berkisar 4 atau 5 anak. Setiap anggota dari kelompok
akan berlomba adu kecepatan dalam mengerjakan soal perkalian yang soalnya dibuat sendiri oleh
peserta didik. Ketua kelompok yang dipilih oleh anggota ditunjuk sebagai tutor sebaya sebelum
pelaksanaan kompetisi,sehingga teman yang kurang paham ada kesempatan bertanya kepada
tutornya.
g. Pendidik memilih salah satu anggota dari setiap kelompok untuk berkompetisi di depan kelas
sebagai wakil dari timnya. Salah seorang peserta didik mengukur kecepatan waktunya.
h. Hasil perolehan kemenangan dicatat di papan tulis. Kelompok mana yang paling cepat dalam
mengerjakan soal.
i. Selanjutnya tampilan alat peraga perkalian model matrik dapat dipindah ke dalam buku.
Pesarta didik membuat soal perkalian dalam buku untuk kemudian dikerjakan oleh teman
sebangkunya.
3) Kegiatan akhir (5 menit )
Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada kegiatan akhir ini antara lain :
a. Refleksi kesulitan maupun kemudahan yang diperoleh peserta didik dari proses pembelajaran
b. Memberikan pekerjaan rumah pada peserta didik.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan hal berikut:
1) Alat peraga perkalian model matrik dapat dipergunakan sebagai media pembelajaran matematika
yang menyenangkan.
2) Untuk peserta didik kelas rendah alat peraga perkalian model matrik ini cukup efektif untuk
membuat peserta didik belajar sambil bermain. Alat peraga ini juga dapat dimanfaatkan peserta
didik kelas tinggi untuk mereka yang belum paham pengerjaan hitung perkalian sehingga dapat
memperjelas dan memperlancar pengerjaan perkalian bilangan bulat.
Saran
Berdasakan hasil penelitian, penulis memberikan saran sebagai berikut:
1) Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang cukup dianggap sulit bagi peserta
didik, maka hendaklah seorang pendidik mampu meramu pembelajaran matematika, khususnya
perkalian menjadi pembelajaran yang menarik dan disukai oleh peserta didik.
2) Seorang pendidik dituntut kreatif dan berjiwa inovatif dalam mendesain pembelajaran
matematika sehingga menarik, efektif, dan efisien dengan cara manfaatkan sumber-sumber
belajar yang ada di lingkungan sekolah.
3) Seorang pendidik hendaknya mampu mengadakan penelitian-penelitian sederhana yang bertujuan
untuk menemukan formula-formula baru bagi sistem pembelajaran yang lebih inovatif untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Suherman, Eman. 1993. Materi Pokok Strategi Pembelajaran Matematika, Jakarta: Universitas
terbuka.
Sujana, Nama. 1998. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.