Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Teori Belajar Behavioristik Dan Penerapannya Dalam


Pembelajaran

1)Yontus Andra
(145500160)
2)Dominicus Aben (145500163)
3)Habibatul Ulumiyyah (145500175)
4)Laili Mufidah Agustin (145500169)
5)Linda Aryani Savitri (145500196)

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA FAKULTAS


KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM
PENDIDIKAN MATEMATIKA
2015

penggunaan alat peraga perkalian


PENGGUNAAN ALAT PERAGA TABEL PERKALIAN PINTAR
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
YANG MENYENANGKAN
Operasi hitung perkalian bilangan bulat merupakan salah satu materi ajar yang terdapat dalam
mata pelajaran matematika sekolah dasar. Kenyataan di lapangan masih banyak dijumpai peserta
didik yang belum terampil dalam pengerjaan hitung perkalian bilangan bulat. Hal ini bisa
disebabkan karena peserta didik masih belum hafal hasil perkalian dasar bilangan 1 sampai 10,
maupun kekurang telitian dalam pengerjaan hitung perkalian bilangan bulat. Berdasarkan
permasalah tersebut di atas, penulis mencoba menerapkan penggunaan alat peraga perkalian
model matrik sebagai upaya agar peserta didik lebih memahami konsep operasi hitung perkalian
bilangan bulat sekaligus juga menjadikan pembelajaran matematika sebagai hal yang
menyenangkan.
Dalam kegiatan pembelajaran, pendidik diharapkan mampu menjelaskan konsep kepada peserta
didik. Usaha ini dapat dibantu dengan penggunaan alat peraga matematika. Dengan penggunaan
alat peraga matematika yang sesuai dengan topik yang diajarkan maka diharapkan konsep akan
lebih mudah dipahami secara jelas. Alat peraga perkalian model matrik merupakan alat peraga
perkalian dengan menggunakan cara penyelesaian berbentuk matrik dengan mengalikan bilangan
pengali pada tempat kolom atas dengan bilangan yang akan dikalikan pada tempat baris sebelah
kanan, kemudian hasil perkalian antara bilangan yang terdapat pada kolom dan baris ditulis pada
kotak baris dan kolom yang tersedia untuk kemudian dijumlahkan secara menyamping yang
dimulai dari kanan, sehingga diperoleh jawaban akhirnya.
Dengan penggunaan alat peraga model matrik ini diharapkan peserta didik dapat meghafal
perkalian dasar bilangan 1 sampai 10 tanpa ada paksaan dan menyelesaikan operasi hitung
perkalian bilangan bulat secara tepat. Sehingga diharapkan penggunaan alat peraga perkalian
model matrik dapat dipergunakan sebagai media pembelajaran matematika yang menyenangkan.
Seorang pendidik disarankan untuk kreatif dan berjiwa inovatif dalam mendesain pembelajaran
matematika sehingga menarik, efektif, dan efisien dengan cara manfaatkan sumber-sumber

belajar yang ada di lingkungan sekolah. Seorang pendidik juga diharapkan mampu mengadakan
penelitian-penelitian sederhana yang bertujuan untuk menemukan formula-formula baru bagi
sistem pembelajaran yang lebih inovatif untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Kata Kunci: alat peraga dan media pembelajaran, alat peraga perkalian model matrik

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern,


mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia.
Perkembangan pesat di bidang teknologi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh
perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan
matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan
penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari
sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan
agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan
informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetetif.
Operasi hitung perkalian bilangan bulat merupakan salah satu materi ajar yang terdapat dalam
mata pelajaran matematika sekolah dasar. Kenyataan di lapangan masih banyak dijumpai peserta
didik yang belum terampil dalam pengerjaan hitung perkalian bilangan bulat. Hal ini bisa
disebabkan karena peserta didik masih belum hafal hasil perkalian dasar bilangan 1 sampai 10,
maupun kekurang telitian dalam pengerjaan hitung perkalian bilangan bulat.
Dalam kegiatan pembelajaran, pendidik diharapkan mampu menjelaskan konsep kepada peserta
didik. Usaha ini dapat dibantu dengan penggunaan alat peraga matematika. Dengan penggunaan
alat peraga matematika yang sesuai dengan topik yang diajarkan maka diharapkan konsep akan
lebih mudah dipahami secara jelas.
Alat peraga perkalian model matrik merupakan alat peraga perkalian dengan
menggunakan cara penyelesaian berbentuk matrik dengan mengalikan bilangan pengali pada
tempat kolom atas dengan bilangan yang akan dikalikan pada tempat baris sebelah kanan,

kemudian hasil perkalian antara bilangan yang terdapat pada kolom dan baris ditulis pada kotak
baris dan kolom yang tersedia untuk kemudian dijumlahkan secara menyamping yang dimulai
dari kanan, sehingga diperoleh jawaban akhirnya.
Dengan penggunaan alat peraga model matrik ini, peserta didik dilatih untuk menghafal
perkalian dasar bilangan 1 sampai 10 tanpa ada paksaan dan menyelesaikan operasi hitung
perkalian bilangan bulat secara tepat. Sehingga dari manfaat penggunaan alat peraga perkalian
model matrik ini dapat dipergunakan untuk mengetahui pemahanan peserta didik dalam
menyelesaikan pengerjaan hitung bilangan bulat.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mencoba menerapkan penggunaan alat peraga
perkalian model matrik sebagai media pembelajaran matematika yang menyenangkan untuk
mempermudah pemahaman peserta didik dalam menyelesaikan pengerjaan hitung perkalian
bilangan bulat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan alat peraga dalam pembelajaran matematika?
2. Cara pembelajaran yang bagaimana yang dapat membantu peserta didik dalam memahami
konsep operasi hitung perkalian bilangan bulat?
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan alat peraga perkalian
model matrik dalam pembelajaran operasi hitung perkalian bilangan bulat.
D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah memberikan alternatif pembelajaran
matematika dengan penggunaan alat peraga perkalian model matrik sebagai media pembelajaran
matematika yang menyenangkan dalam pembelajaran operasi hitung perkalian bilangan bulat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Alat Peraga dan Media dalam Pembelajaran Matematika
Dalam kegiatan pembelajaran, seorang pendidik harus mampu menjelaskan konsep
kepada peserta didiknya. Usaha ini dapat dibantu dengan alat peraga matematika, karena dengan
bantuan alat peraga yang sesuai dengan topik yang diajarkan, konsep akan dapat lebih mudah
dipahami lebih lanjut.
Alat peraga adalah alat bantu yang berwujud benda untuk mendidik atau mengajar agar
materi pembelajaran mudah dipahami dan dimengeti oleh anak didik (Depdikbud, 1995:24). Alat
peraga ini dapat mempermudah, memperjelas, dan memberi gambaran konkrit tentang materi
yang disampaikan. Secara luas, media pendidikan adalah manusia, benda, atau peristiwa yang
memungkinkan mendapatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, atau perilaku (Mudlofir,
1986:93)
Dengan alat peraga bahan pelajaran dapat dipahami dengan mudah oleh siswa dan membantu
guru agar proses pembelajaran lebih efektif dan efisien (Sujana,1998:99). Media pembelajaran
memiliki fungsi sebagai alat bantu mengajar pendidik dan sebagai sumber belajar peserta didik,
juga menjadi wahana penyalur pesan dan informasi belajar. Sujana menjabarkan beberapa fungsi
alat peraga dalam proses pembelajaran sebagai berikut: (1) sebagai alat bantu mewujudkan
situasi belajar mengajar yang efektif dan efisien; (2) proses belajar mengajar menjadi lebih
menarik perhatian ; (3) mempercepat proses belajar mengajar dan membantu dalam menangkap
atau memahami pengertian yang disampaikan guru; (4) mempertinggi mutu belajar mengajar.
Hasil belajar tahan lama dalam ingatan menjadikan pelajaran bernilai tinggi (Sujana, 1998:99).
Menurut Suherman (1993:272) alat peraga dapat membuat siswa merasa lebih tertarik
sehingga lebih termotivasi untuk belajar dan perhatian dapat terpusat bila digunakan alat peraga
dalam pembelajaran. Peranan alat peraga dalam pembelajaran matematika adalah meletakkan
ide-ide konsep dasar, sehingga dengan bantuan alat peraga yang sesuai siswa dapat memahami
ide-ide dasar yang melandasi sebuah konsep dan dapat menarik suatu kesimpulan dari hasil
pengamatannya. Dengan menggunakan alat peraga pada pelajaran matematika diharapkan akan
tumbuh minat belajar matematika pada diri siswa dan siswa lebih mudah memahami konsep
yang disajikan.

Alat Peraga Perkalian Model Matrik


Alat peraga perkalian model matrik ini dapat dibuat dari kertas yang tebal (karton),
maupun dari bahan lainnya. Kemudian dibuat kolom-kolom seperti matrik. Selanjutnya alat
peraga ini dibentuk sedemikian rupa sehingga bisa ditempeli angka-angka.
Untuk lebih jelas lagi model alat peraga yang dimaksud tergambar seperti berikut:
1.

Berikut ini akan disajikan contoh soal untuk perkalian dua bilangan tiga angka dengan
dua angka.
Misalnya : 543 X 21

0
5

Jadi, hasil kali 543 dengan 21 adalah 11.403


Alat peraga perkalian model matrik ini cocok digunakan pada peserta didik yang duduk di kelas
rendah karena peserta didik akan belajar perkalian sambil bermain, dengan tidak menutup
kemungkinan juga bisa diterapkan pada peserta didik yang duduk di kelas tinggi dengan konsep
perkalian dasar bilangan 1 sampai dengan 10 belum lancar dan kekurangtelitian dalam
pengerjaan operasi hitung perkalian. Di sisi yang lain, peserta didik akan menghafal perkalian 1
sampai dengan 10 tanpa terkesan dipaksakan. Seperti yang pernah dilakukan oleh peneliti sendiri
dengan menggunakan alat peraga perkalian model matrik ini kegiatan pembelajaran menjadi
lebih hidup, baik dari segi partisipasi maupun kecekatan dalam kegiatan pembelajaran.

BAB III
MODEL PEMBELAJARAN
Alat, Bahan Dan Langkah-Langkah Pembuatan (Takalintar)
Alat
1. Gunting
2. Chutter
3. Doubletip

Bahan

1. styrofoum dua
warna
2. kertas karton
3. kertas emas

4. Lem
5. Jarum
6. Penggaris
7. Pensil
8. Spidol
Langkah-langkah pembuatan
1. Potong styrofoum warna hijau hijau dengan ukuran 40 x 60 cm sebagai alas
2. Kemudian bagi styrofoum tersebut menjadi 20 persegi panjang engan ukuran 11 x 9
cm
3. Lalu potomg styrofoum warna merah dengan ukuran 1 cm sebagai sekat dan
lekatkan pada alas dengan lem
4. Potong kertas karton dengan ukuran 6 x 4 cm untuk membuat kotak angka
5. Gunting kertas emas sebagai hiasan samping kotak angka

Langkah-langkah Model Pembelajaran


Penyajian pembelajaran dapat ditempuh dengan prosedur atau langkah-langkah antara
lain kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Berikut akan disajikan langkah-langkah
pembelajaran yang bisa menjadi salah satu alternatif dalam kegiatan pembelajaran.
1) Kegiatan awal (5 menit)
Kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan awal ini antara lain :
a. Penyampaian tujuan pembelajaran

b. Mengadakan apersepsi dengan menjajaki tingkat pemahaman peserta didik tentang perkalian
bilangan satuan atau bilangan dasar 1 sampai 9 dengan mengajukan beberapa pertanyaan,
misalnya
6x7=...
8x9=...
2) Kegiatan Inti (60 menit)
Kegiatan inti ini difokuskan pada pemahaman peserta didik tentang penggunaan alat peraga
perkalian model matrik. Kegiatan yang dilakukan pada kegiatan inti antara lain :
a. Pendidik menjelaskan cara penggunaan alat peraga perkalian model matrik yang telah
dipersiapkan pendidik terlebih dahulu.
b. Peserta didik diminta membuat satu soal perkalian dua bilangan dan menuliskannya di papan
tulis. Misalnya 123 x 57 = . . .

1
1

1
7

c. Dengan bimbingan pendidik, peserta didik memasukkan angka-angka ke dalam kotak kolom
yang sesuai.
d. Dengan bimbingan pendidik, peserta didik secara bergilir mengisikan hasil perkalian ke dalam
kolom yang sesuai.
e. Dengan bimbingan pendidik, peserta didik menjumlahkan hasil akhir pada kotak kolom yang

sesuai secara menyamping.


f. Setelah peserta didik paham konsep perkalian dengan menggunakan alat peraga model matrik,
maka peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok disesuaikan dengan jumlah peserta didik,

dengan anggota masing-masing kelompok berkisar 4 atau 5 anak. Setiap anggota dari kelompok
akan berlomba adu kecepatan dalam mengerjakan soal perkalian yang soalnya dibuat sendiri oleh
peserta didik. Ketua kelompok yang dipilih oleh anggota ditunjuk sebagai tutor sebaya sebelum
pelaksanaan kompetisi,sehingga teman yang kurang paham ada kesempatan bertanya kepada
tutornya.
g. Pendidik memilih salah satu anggota dari setiap kelompok untuk berkompetisi di depan kelas
sebagai wakil dari timnya. Salah seorang peserta didik mengukur kecepatan waktunya.
h. Hasil perolehan kemenangan dicatat di papan tulis. Kelompok mana yang paling cepat dalam
mengerjakan soal.
i. Selanjutnya tampilan alat peraga perkalian model matrik dapat dipindah ke dalam buku.
Pesarta didik membuat soal perkalian dalam buku untuk kemudian dikerjakan oleh teman
sebangkunya.
3) Kegiatan akhir (5 menit )
Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada kegiatan akhir ini antara lain :
a. Refleksi kesulitan maupun kemudahan yang diperoleh peserta didik dari proses pembelajaran
b. Memberikan pekerjaan rumah pada peserta didik.

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan hal berikut:
1) Alat peraga perkalian model matrik dapat dipergunakan sebagai media pembelajaran matematika
yang menyenangkan.
2) Untuk peserta didik kelas rendah alat peraga perkalian model matrik ini cukup efektif untuk
membuat peserta didik belajar sambil bermain. Alat peraga ini juga dapat dimanfaatkan peserta
didik kelas tinggi untuk mereka yang belum paham pengerjaan hitung perkalian sehingga dapat
memperjelas dan memperlancar pengerjaan perkalian bilangan bulat.
Saran
Berdasakan hasil penelitian, penulis memberikan saran sebagai berikut:
1) Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang cukup dianggap sulit bagi peserta
didik, maka hendaklah seorang pendidik mampu meramu pembelajaran matematika, khususnya
perkalian menjadi pembelajaran yang menarik dan disukai oleh peserta didik.
2) Seorang pendidik dituntut kreatif dan berjiwa inovatif dalam mendesain pembelajaran
matematika sehingga menarik, efektif, dan efisien dengan cara manfaatkan sumber-sumber
belajar yang ada di lingkungan sekolah.
3) Seorang pendidik hendaknya mampu mengadakan penelitian-penelitian sederhana yang bertujuan
untuk menemukan formula-formula baru bagi sistem pembelajaran yang lebih inovatif untuk
meningkatkan mutu pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA
Suherman, Eman. 1993. Materi Pokok Strategi Pembelajaran Matematika, Jakarta: Universitas
terbuka.
Sujana, Nama. 1998. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Anda mungkin juga menyukai