Kesenian marawis berasal dari negara timur tengah terutama dari Yaman.
Nama marawis diambil dari nama salah satu alat musik yang dipergunakan dalam
kesenian ini. Secara keseluruhan, musik ini menggunakan hajir (gendang besar)
berdiameter 45 Cm dengan tinggi 60-70 Cm biasnya diberi tali untuk di
kalungkan di leher, marawis (gendang kecil) berdiameter 20 Cm dengan tinggi 19
Cm, dumbuk atau (jimbe) (sejenis gendang yang berbentuk seperti dandang,
memiliki diameter yang berbeda pada kedua sisinya), serta dua potong kayu bulat
berdiameter sepuluh sentimeter.
Kesenian Marawis berkembang di berbagai tempat salah satunya di Kota
Pekalongan, Kota Pekalongan merupakan salah satu Kota yang berada di Wilayah
Propinsi Jawa Tengah dengan kesenian yang beraneka ragam. Termasuk yang saat
ini masih trend adalah Kesenian Marawis. Marawis sendiri adalah salah satu jenis
"Band Tepuk" dengan perkusi sebagai alat musik utamanya, dipadu dengan alat
musik yang lainnya. Musik marawis masuk di Pekalongan pada tahun 2005 yang
masih mempertahankan asal mula dari kesenian Timur Tengah dan Betawi, serta
masih memiliki unsur keagamaan yang kental juga di karenakan di Pekalongan
masih banyak orang keturunan Arab yang tinggal di sana serta mayoritas
beragama Islam. Perlombaan Marawis juga di adakan di Pekalongan saat HUT
Pekalongan dan festival. Dewasa ini, Kesenian Marawis menjadi salah satu ikon
budaya di Kota Pekalongan. Terbukti dengan banyaknya grup/jamiyah Marawis
yang tumbuh dan berkembang di berbagai daerah di Pekalongan. Bahkan bisa
dikatakan di setiap Kelurahan di Kota Pekalongan bisa dijumpai grup/jamiyah
marawis.
: 13208241006