OLEH:
MAYA SARI.M (153 222 0082)
DOSEN PEMBIMBING
Syarifah,M.Kes
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang disusun secara konsisten dan telah
teruji kebenarannya dengan menggunakan metode ilmiah. Sementara pengetahuan
adalah hasil akumulasi yang diperoleh berdasarkan kemampuan indera rasa dan daya
pikir(berpikir). Jadi,ilmu pengetahuan(science) dapat didefenisikan sebagai fakta
yang diperoleh berdasarkan penelitian secara cermat dan sestematis.
Bersamaan dengan ilmu diantara makhluk hidup,manusia meniliki derajat
lebihberharga.dia
memiliki
sifat
ingin
tahu
yang
berasal
dari
akal
budinya.kemampuan itu tidak dimiliki makhluk hidup lain (seperti hewan dan
tumbuhan). Sifat keinginan manusia adalah ingin tahu lebih banyak akan segala
sesuatu yang ada dilingkungan sekitarnya. Sifat ini mendorong manusia untuk
melakukan peranan.
Seiring
perkembangan
zaman,
sifat
keingintahuan
manusia
semakin
perkembangan
zaman,
sifat
keingintahuan
manusia
semakin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
PENGERTIAN BIOLOGI
Biologi merupakan ilmu pengetahuan(science) yang mempelajari tentang
perihal kehidupan sejak beberapa juta tahun yang lalu hingga sekarang dengan segala
perwujudan dan kompleksitasnya, dimulai dari sub-partikel atom hingga interaksi
antar makhluk hidup dan makhluk hidup dengan lingkungannya (ekosistem).
Bersama dengan ilmu fisika dan ilmu kimia, biologi merupakan ilmu
pengetahuan alam (natural sciences). Sebagai ilmu pengetahuan, biologi bersifat
dinamis yang selalu berkembang sesuai dengan kemajuan IPTEKS (ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni). Ilmu tentang kehidupan dengan segala
kompleksitasnya diperoleh melalui berbagai eksperimen (exploring) dan dari
penelitian tersebut diperoleh temuan (discovering) baru. Ilmu pengetahuan selalu
diperoleh
melalui
metode
ilmiah
dan
terus
mengalami
perkembangan.
(gembong,2010)
Biologi meliputi semua bentuk kehidupan dari tumbuhan dan hewan terbesar
hingga bentuk kehidupan yang terlalu kecil untuk dilihat serta asal mula bentuk
kehidupan itu. Cara mereka berubah seiring waktu dan cara mereka hidup
berdampingan di seluruh permukaan bumi saat ini. Biologi telah mengalami
perubahan secara besar-besaran sejak kontribusi yang sangat menentukan dari watson
dan crick mengawali era biologi molekuler (1953). Aspek deskriptif tersebut kini
telah diperlengkap oleh pendekatan-pendekatan investigatif yang memberikan
pemahaman mengenai kehidupan sebagai karakteristik-karakteristik makromolekul
semisal DNA,RNA,dan protein. Sampai batas-batas tertentu. (nugroho,2014)
Biologi atau ilmu hayat adalah ilmu yang mempelajari aspek fisik kehidupan.
Istilah "biologi" dipinjam dari bahasa Belanda, biologie, yang juga diturunkan dari
gabungan kata bahasa Yunani, , bios ("hidup") dan ,logos ("lambang",
"ilmu"). Istilah "ilmu hayat" dipinjam dari bahasa Arab, juga berarti "ilmu
kehidupan". Jadi, biologi adalah ilmu yang mempelajari sesuau yang hidup beserta
masalah-masalah yang menyangkut kehidupan. Pada masa kini, biologi mencakup
bidang akademik yang sangat luas, bersentuhan dengan bidang-bidang sains yang
lain, dan sering kali dipandang sebagai ilmu yang mandiri. Namun, pencabangan
biologi selalu mengikuti tiga dimensi yang saling tegak lurus: keanekaragaman
(berdasarkan kelompok organisme), organisasi kehidupan (taraf kajian dari sistem
kehidupan), dan interaksi (hubungan antarunit kehidupan serta antara unit kehidupan
dengan lingkungannya. Objek kajian biologi sangat luas dan mencakup semua
makhluk
hidup.
Karenanya
dikenal
berbagai
cabang
ilmu
biologi
yang
mengkhususkan diri pada kajian tertentu yang lebih spesifik, di antaranya anatomi,
anastesi, zoologi, botani, bakteriologi, parasitologi, ekologi, genetika, embriologi,
entomologi, evolusi, fisiologi, histologi, mikologi, mikrobiologi, morfologi,
paleontologi, patologi, dan lain sebagainya.(salisbury,2013)
ABSTRAK
Percobaan amensalisme bertujuan untuk mengetahui pengaruh alelopati
tumbuhan Acassia auriculiformis terhadap perkecambahan tumbuhan kacang hijau
(Phaseolus radiatus) dan jagung ( Zea mays). Biji jagung dan kacang hijau ditanam
pada media kapas dengan pemberian larutan ekstrak Acassia auriculiformis sebagai
larutan uji dengan konsentrasi 1:7, 1:14, dan 1:21 dan aquades sebagai larutan
kontrol. Setiap cawan berisi masing-masing lima biji kacang hijau atau jagung. Biji
ditanam selama sepuluh hari dan dilakukan pengamatan setiap hari berupa
pengukuran pertambahan tinggi batang dan pemberian larutan ekstrak. Hasil
penelitian menunjukan bahwa allelopathy Cassia tora berpengaruh terhadap
perkecambahan benih kacang hijau (Phaseolus radiatus L) dan benih jagung (Zea
mays) dimana pengaruhnya berupa hambatan terhadap persen pekecambahan kedua
benih. Daya penghambat dari allelopathy Cassia tora lebih besar terhadap benih
kacang hijau (Phaseolus radiatus L), yaitu pada konsentrasi 1:7, 1:14 dan 1:21
masing-masing sebesar 60%, 66.7%, dan 53.3%. sedangkan pengaruh allelopathy
Cassia tora menyebabkan perssen perkecambahan jagung dengan konsentrasi 1:7 1:14
1:21 masing-masing menjadi sebesar 93%, 80% dan 80% . Kata kunci :
Amensalisme, alelopati, acassia auriculiformis, alelokemis.
PENDAHULUAN
Pada suatu komunitas, terdapat suatu keadaan dimana tumbuh kembang spesiesnya
dipengaruhi oleh anggota atau spesies lain. Peristiwa tersebut merupakan suatu
interaksi antara dua atau lebih spesies. Suatu interaksi dapat bersifat positif dan
negatif, bahkan tidak menimbulkan efek apapun.
Alelopati dianggap sebagai mekanisme negatif dari tanaman lain, karena alelopati
mengeluarkan
senyawa
beracun
yang
dapat
menghambat
pertumbuhan
Kandungan Cassia tora Bahan Kering (Dry Matter) 34.2 %, Protin Kasar (Crude
Protein) 17.8 %, Serat Kasar (Crude Fibre) 27.9 %, Lemak Kasar (Crude Fat) 3.5 %,
Jumlah Abu (Total Ash) 4.6 %, Ekstrak Tanpa Nitrogen (Nitrogen Free Extract) 46.2
%, Jumlah Nutrien Tecerna (Total Digestable Nutrient) 28.4 %, Tenaga Metabolisma
(Metabolisable Energy) 3.79 %, Serat Nutral Detergen (Neutral Detergent Fibre) 60.5
%, Serat Asid Detergen (Acid Detergent Fibre) 44.7 %, Lignin Asid Detergen (Acid
Detergent Lignin) 29.2 %, Kalsium (Calsium) 0.52 %, Fosforus (Phosphorus) 0.09 %,
Magnesium (Magnesium) 0.11 %
Perkecambahan epigeal adalah perkecambahan yang menghasilkan kecambah dengan
kotiledon terangkat ke atas permukaan tanah. Dalam proses perkecambahan, setelah
radikel menembus kulit benih, hipokotil memanjang melengkung menembus ke atas
permukaan tanah. Setelah hipokotil menembus permukaan tanah, kemudian hipokotil
meluruskan diri dan dengan cara demikian kotiledon yang masih tertangkup tertarik
ke atas permukaan tanah juga. Kulit benih akan tertinggal di permukaan tanah, dan
selanjutnya kotiledon membuka dan daun pertama (plumula) muncul ke udara.
Beberapa saat kemudian, kotiledon meluruh dan jatuh ke tanah. Beberapa contoh
benih dengan perkecambahan epigeal adalah kedelai, kacang tanah, kacang hijau, dan
lamtoro (Eko,2010).
Gambar 1 : Perkecambahan Epigeal
Perkecambahan hipogeal adalah perecambahan yang menghasilkan kecambah dengan
kotiledon tetap berada di bawah permukaan tanah. Dalam proses perkecambahan,
plumula dan radikel masing-masing menembus kulit benih. Radikel menuju ke bawah
dilinungi oleh koleoriza, dan plumula menuju ke atas dilindungi oleh koleoptil.
Setelah kolepotil menembus permukaan tanah dari bawah mencapai udara, lalu
membuka dan plumula terbebas dari lindungan koleoptil dan terus tumbuh dan
berkembang, sedangkan koleotil sendiri berhenti tumbuh. Beberapa contoh benh
dengan perkecambahan epigeal adalah padi, jagung, dan sorgum (Eko, 2009).
tanaman.
Peristiwa
terhambatnya
proses
perkecambahan
dan
pertumbuhan tersebut merupakan salah satu contoh interaksi yang bersifat negatif. Di
dalam percobaan ini, akan dibuktikan pengaruh alelopati tumbuhan akasia (Acacia
auricuriformis) terhadap perkecambahan kacang hijau (Phaseolus radiatus) dan biji
jagung (Zea mays).
Permasalahan yang muncul pada percobaan ini adalah bagaimana pengaruh ekstrak
alelopati akasia (Cassia tora) terhadap perkecambahan.biji kacang hijau (Phaseolus
radiatus) dan biji jagung (Zea mays).
Percobaan ini bertujuan untuk megetahui pengaruh ekstrak alelopati akasia (Cassia
tora) terhadap perkecambahan kacang hijau (Phaseolus radiatus) dan jagung ( Zea
mays).
METODOLOGI
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah botol minuman 1500 ml, gelas
ukur 500 ml, pipet tetes, kapas, alat hitung dan alat ukur. Sedangkan Bahan-bahan
yang diperlukan adalah tumbuhan penghasil alelokemis yaitu Cassia tora.
Cara Kerja
Formulasi ekstrak alelokemis
Daun Cassia tora yang digunakan sebagai sumber alelopati. 50 gram bahan segar
(daun Cassia tora) diblender dengan 350 ml air untuk konsentrasi 1:7, 30 g dengan
420 ml air untuk konsentrasi 1:14, 20 gram dengan 350 ml air untuk konsentrasi 1:21.
Semua larutan tersebut disentrifuse selama 10 menit sebelum digunakan. Ekstrakekstrak tersebut sebelumnya harus didiamkan selama 24 jam.
Uji Laboratorium
Cawan petri berdiameter 9 cm dilapisi dengan kapas. 5 biji untuk kacang hijau dan 10
biji jagung diletakkan dalam tiap peridish yang dibasahi dengan 2 ml larutan yang
disesuaikan dengan perlakuan. Kelembaban media tumbuh dijaga selama praktikum
berlangsung dengan menambahkan larutan formulasi sesuai dengan perlakuan. Untuk
kontrol digunakan air basah. Pengamatan dilakukan mulai hari ke 0 dan diakhiri hari
ke 10 dengan variabel yang diamati meliputi daya kecambah (%) dengan menghitung
banyaknya biji yang mampu berkecambah, panjang akar (mm) diukur pada hari
terakhir pengamatan, keracunan bahan uji (kacang dan jagung) dilakukan dengan
mebandingkan dengan kontrol.
Source DF SS MS F P
konsentrasi 2 113.0 56.5 1.58 0.282
Error 6 215.0 35.8
Total 8 328.0
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa grafik pertumbuhan kacang hijau
dengan konsentrasi 1:14 pada cawan 2 memiliki pertumbuhan yang paling cepat
dibandingkan dengan yang lainnya. Padahal berdasarkan teori, pertumbuhan yang
pasling cepat seharusnya adalah kontrol.
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa pertumbuhan kacang hijau pada cawan
1 yang paling cepat dibanding dengan yang lainnya adalah kacang hijau kontrol.
Hasil tersebut sesuai dengan teori bahwa alelokemis menghambat pertumbuhan
kacang hijau.
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa pertumbuhan kacang hijau pada cawan
2 yang paling cepat dibanding dengan yang lainnya adalah kacang hijau yang ditetesi
dengan ekstrak Cassia tora dengan konsentrasi 1:14.
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa pertumbuhan kacang hijau pada cawan
3 yang paling cepat dibanding dengan yang lainnya adalah kacang hijau kontrol.
Hasil tersebut sesuai dengan teori bahwa alelokemis menghambat pertumbuhan
kacang hijau.
Jagung
One-way ANOVA: hasil versus konsentrasi
Source DF SS MS F P
konsentrasi 2 27.0 13.5 0.47 0.648
Error 6 173.1 28.9
Total 8 200.1
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa grafik pertumbuhan jagung dengan
konsentrasi 1:7 pada cawan 3 memiliki pertumbuhan yang paling cepat dibandingkan
dengan yang lainnya. Padahal berdasarkan teori, pertumbuhan yang pasling cepat
seharusnya adalah kontrol.
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa pertumbuhan jagung pada cawan 1
yang paling cepat dibanding dengan yang lainnya adalah jagung yang ditetesi dengan
ekstrak Cassia tora dengan konsentrasi 1:7.
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa pertumbuhan jagung pada cawan 2
yang paling cepat dibanding dengan yang lainnya adalah jagung yang ditetesi dengan
ekstrak Cassia tora dengan konsentrasi 1:21.
PEMBAHASAN
Praktikum amensalisme ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senyawa
alelopati terhadap perkecambahan biji Zea mays dan Phaseolus radiatus. Pada
percobaan ini biji Zea mays dan Phaseolus radiatus direndam dengan air sebelum
disemaikan. Perendaman ini bertujuan untuk mempercepat proses perkecambahan.
Perendaman hanya semalam agar biji tidak menggembung atau membusuk.
Kemudian biji ditiriskan pada media baru berupa kapas yang dibasahi dengan air
untuk menumbuhkan kecambah tersebut. Media ini harus selalu basah , tetapi air
yang digunakan tidak boleh menggenangi biji karena dapat memunculkan jamur
sehingga biji akan membusuk dan mati. Kelembaban diperlukan oleh biji untuk dapat
berkecambah dan tumbuh dengan baik.
Senyawa alelokemis yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan tanaman
berasal dari tanaman Acacia auricuriformis dimana bagian yang digunakan berupa
daun. Sejumlah daun dari tanaman tersebut kemudian diekstrak dengan cara diambil
daun Acacia auricuriformis sebanyak 50 gr diekstrak menggunakan blender dengan
350 ml air, 30 gr diekstrak menggunakan blender dengan 420 ml air, 20 gr diekstrak
menggunakan blender dengan 420 ml air . Setelah dihancurkan, selanjutnya ekstrak
disaring dengan kain perca. Awalnya ekstrak yang telah dihasilkan berwarna hijau
muda. Namun , setelah disentrifuge selama 10 menit warna larutan berubah menjadi
hijau tua. Perlakuan ini bertujuan untuk memisahkan filtrat dengan endapan.
BAB III
METODOLOGI PRATIKUM
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
Berikut adalah hasil pengamatan perkecambahan
No
Biji
Tinggi (cm)
ke
Rata-
Keteranga
rata
Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh
Jumlah:
No
Biji
ke
1,1
1,5
11
18
26
8,3
0,5
1,5
1,6
14
23
28
33
14,5
0,4
2,3
2,6
2,7
14
4,8
0,8
2,5
2,6
18
23
26
29
14,5
0,6
2,3
21
25
31
12,9
Jumlah:
55
No
Biji
ke
Rata-
Tinggi (cm)
1
rata
6
Keterangan
7
Tumbuh dan
1,4
1,8
12
18
22,
1
memiliki helai
8,7
daun bewarna
kuning pada
hari ke 4-7
Tumbuh dan
2,1
2,3
10
15
17,
5
memiliki dua
22
9,8
helai daun
bewarna kuning
pada hari ke 4-7
Tumbuh dan
memiliki dua
1,2
11,5
16
19
7,9
helai daun
bewarna kuning
pada hari ke 4-7
Tumbuh dan
0,4
0,6
4,5
memiliki dua
19,
7,5
5,2
helai daun
bewarna kuning
pada hari ke 4-7
Tidak tumbuh
dan tidak
memiliki helai
daun
Jumlah
No
31,6
Biji
ke
Jumlah:
Keterangan
Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh
No
Biji
ke
0,2 0,5
0,7
2,5
10
16
21
7,2
1,3
1,4
2,3
1,5
4,8
ukuran belum
memiliki helai
daun
Hanya bertambah
0,7
0,9
10
12
4,5
ukuran belum
memiliki helai
daun
Hanya bertambah
0,4 1,5
1,6
1,5
3,4
ukuran belum
memiliki helai
daun
Memiliki dua helai
0,5 2,5
2,6
2,7
13
22
7,1
Jumlah:
27
No
Bij
i ke
Rata-
Tinggi (cm)
1
rata
6
Keterangan
7
Tumbuh
pada hari ke
0,8
0,9
10,5
14,2
dua tidak
memeiliki
helai daun.
Tumbuh
pada hari ke
0,7
0,8
0,9
6,5
11
13,5
dua tidak
memeiliki
helai daun.
Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh
Tumbuh
pada hari
0,3
0,4
0,7
0,8
1,5
3,5
kedua tidak
memiliki
helai daun
Jumlah:
31,1
Biji
Tinggi (cm)
Rata-
Keterangan
rata
ke
Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh
Jumlah:
No
Biji
ke
0,7 2,5
10
16
21
7,2
Hanya bertambah
2
1,3
1,4 2,3
15
4,8
ukuran belum
memiliki helai daun
Hanya bertambah
0,7
0,9
10
12
4,5
ukuran belum
memiliki helai daun
Hanya bertambah
0,4 1,5
1,6
15
3,4
ukuran belum
memiliki helai daun
Memiliki dua helai
0,5 2,5
2,6 2,7
13
22
71
Jumlah:
27
No
Biji
ke
Tinggi (cm)
1
Rata
Keteranga
-rata
7
Tumbuh
pada hari ke
0,8
0,9
10,5
14,2
dua tidak
memiliki
helai daun
Tumbuh
pada hari
2
0,7
0,8
0,9
6,5
11
ke dua
13,5
tidak
memiliki
helai daun
Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh
Tumbuh
pada hari
0,3
0,4
0,7
0,8
1,5
ke dua
3,4
tidak
memiliki
helai daun
Jumlah:
No
31,1
Biji
ke
Keterangan
Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh
Jumlah:
No
1
Biji
ke
1
Keterangan
Tidak
tumbuh
Pada hari ke
enam sudah
0,6
1,3
2,5
3,6
3,9
5,5
2,48
ada
akar,batang
dan daun
Pada hari ke
dua sudah
0,3
0,3
0,3
0,6
1,5
1,5
2,57
muncul buah
dan tunas
Jumlah:
3,05
bertambah
Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh
Biji
No
1
2
3
4
5
Jumlah:
4.1
ke
1
2
3
4
5
Keterangan
PEMBAHASAN
Pertumbuhan adalah aktivitas kehidupan yang tidak bisa dipisahkan karena
biji (dalam bahasa yunani : sperma). Biji berasal dari bakal biji,
disamakan dengan makrosporangium.
yang dapat
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan amensalisme dapat disimpulkan bahwa senyawa
alelopati akasia (Acacia auricuriformis) menghambat perkecambahan biji jagung dan
kacang hijau. Persentase toksisitas pada konsentrasi 1:7, 1:14 dan 1:21 masing-
masing sebesar 60%, 66.7%, dan 53.3%. sedangkan pada perkecambahan jagung
dengan konsentrasi 1:7 1:14 1:21 masing-masing menjadi sebesar 93%, 80% dan
80% . sedangkan untuk uji hipotesis anova menunjukkan bahwa pertumbuhan kacang
hijau dan jagung >0.05, yaitu sebesar 0.282 dan 0.648, sehingga dapat disimpulkan
bahwa ekstrak alelopati tidak mempengaruhi pertumbuhan kacang hijau. sinar
matahari sangat berguna bagi fotosintesis pada tumbuhan namun efek lain dari sinar
matahari adalah menekan pertumbuhan sel tumbuhan. Hal ini yang menyebabkan sel
tumbuhan yang terkena cahaya matahari akan lebih pendek dari pada tumbuhan yang
tumbuh pada tempat gelap. Peristiwa ini disebut sengan etiolasi.
5.2 SARAN
Saran dalam pelaksanaan pratikum di laboratorium sebaiknya dilakukan dengan
serius agar apa yang kita dapat atau dipelajari bisa bermamfaat dan dapat di mengerti
serta menambah ilmu pengetahuan /wawasan kita kedepan.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Odum, E. 1995. Dasar-Dasar Ekologi, Edisi Ketiga. UGM Press: Yogyakarta.
L.Hartanto nugroho Dkk, 2004. dasar-dasar biologi: UGM Press: Yogyakarta.
Salisbury Dkk, 1992. Fisiologi tumbuhan: ITB Press: Bandung.
LAMPIRAN