Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM 1

PENGENALAN BIOLOGI SEBAGAI ILMU

OLEH:
MAYA SARI.M (153 222 0082)
DOSEN PEMBIMBING
Syarifah,M.Kes

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang disusun secara konsisten dan telah
teruji kebenarannya dengan menggunakan metode ilmiah. Sementara pengetahuan
adalah hasil akumulasi yang diperoleh berdasarkan kemampuan indera rasa dan daya
pikir(berpikir). Jadi,ilmu pengetahuan(science) dapat didefenisikan sebagai fakta
yang diperoleh berdasarkan penelitian secara cermat dan sestematis.
Bersamaan dengan ilmu diantara makhluk hidup,manusia meniliki derajat
lebihberharga.dia

memiliki

sifat

ingin

tahu

yang

berasal

dari

akal

budinya.kemampuan itu tidak dimiliki makhluk hidup lain (seperti hewan dan
tumbuhan). Sifat keinginan manusia adalah ingin tahu lebih banyak akan segala
sesuatu yang ada dilingkungan sekitarnya. Sifat ini mendorong manusia untuk
melakukan peranan.
Seiring

perkembangan

zaman,

sifat

keingintahuan

manusia

semakin

berkembang dengan cara mempelajari,mengadakan pengamatan dan penyelidikan


untuk menambah pengetahuan dan keterampilannya tentang makhluk hidup. Ilmu
merupakan pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut
metode tertentu yang dapat di gunakan untuk menerangkan segala tertentu,yang dapat
dibidang yang dapat pengetahuan itu sendiri. Ilmu pengetahuan adalah kumpulan
konsep,prinsip,hukum,dan teori yang dibentuk melalui serangkai kegiatan ilmiah
dalam pengenalan biologi sebagai ilmu ada beberapa tujuan yaitu untuk berlatih
melakukan pemecahan masalah biologi melalui prosedur ilmiah,untuk dapat
menunjukan sikap ilmiah dalam melakukan proses-proses ilmiah dan dapat berlatih
menemukan fakta dan konsep ilmiah.bentukkegiatan pengenalan biologi sebagai ilmu
adalah mendesain dan,melakukan pemecahan masalah biologi (ekseprimen atau
observasi) menganalisis dan mengumpulkan hasil dan menyusun laporan hasil dan
mengkomunikasikannya.

Fisika dan ilmu kimia,biologi merupakan ilmu pengetahuan alam(diantara


makhluk hidup,manusia memiliki derajat lebihberharga.dia memiliki sifat ingin tahu
yang berasal dari akal budinya.kemampuan itu tidak dimiliki makhluk hidup lain
(seperti hewan dan tumbuhan). Sifat keinginan manusia adalah ingin tahu lebih
banyak akan segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitarnya. Sifat ini mendorong
manusia untuk melakukan peranan.
Seiring

perkembangan

zaman,

sifat

keingintahuan

manusia

semakin

berkembang dengan cara mempelajari, mengadakan pengamatan dan penyelidikan


untuk menambah pengetahuan dan keterampilannya tentang makhluk hidup. Ilmu
merupakan pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut
metode tertentu yang dapat di gunakan untuk menerangkan segala tertentu, yang
dapat dibidang yang dapat pengetahuan itu sendiri. Ilmu pengetahuan adalah
kumpulan konsep, prinsip , hukum ,dan teori yang dibentuk melalui serangkai
kegiatan ilmiah dalam pengenalan biologi sebagai ilmu ada beberapa tujuan yaitu
untuk berlatih melakukan pemecahan masalah biologi melalui prosedur ilmiah,untuk
dapat menunjukan sikap ilmiah dalam melakukan proses-proses ilmiah dan dapat
berlatih menemukan fakta dan konsep ilmiah.bentuk kegiatan pengenalan biologi
sebagai ilmu adalah mendesain dan melakukan pemecahan masalah biologi
(ekseprimen atau observasi). Menganalisis dan mengumpulkan hasil dan menyusun
laporan hasil dan mengkomunikasikannya.
1.2 TUJUAN PRATIKUM
Tujuan ini dilaksanakan demi terwujudnya hal-hal berikut ini:
a. Mahasiswa berlatih melakukan pemecahan masalah biologi melalui prosedur
ilmiah
b. Mahasiswa dapat menunjukan sikap ilmiah dalam melakukan proses-proses
ilmiah
c. Mahasiswa dapat berlatih menemukan fakta dan konsep ilmiah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1

PENGERTIAN BIOLOGI
Biologi merupakan ilmu pengetahuan(science) yang mempelajari tentang

perihal kehidupan sejak beberapa juta tahun yang lalu hingga sekarang dengan segala
perwujudan dan kompleksitasnya, dimulai dari sub-partikel atom hingga interaksi
antar makhluk hidup dan makhluk hidup dengan lingkungannya (ekosistem).
Bersama dengan ilmu fisika dan ilmu kimia, biologi merupakan ilmu
pengetahuan alam (natural sciences). Sebagai ilmu pengetahuan, biologi bersifat
dinamis yang selalu berkembang sesuai dengan kemajuan IPTEKS (ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni). Ilmu tentang kehidupan dengan segala
kompleksitasnya diperoleh melalui berbagai eksperimen (exploring) dan dari
penelitian tersebut diperoleh temuan (discovering) baru. Ilmu pengetahuan selalu
diperoleh

melalui

metode

ilmiah

dan

terus

mengalami

perkembangan.

(gembong,2010)
Biologi meliputi semua bentuk kehidupan dari tumbuhan dan hewan terbesar
hingga bentuk kehidupan yang terlalu kecil untuk dilihat serta asal mula bentuk
kehidupan itu. Cara mereka berubah seiring waktu dan cara mereka hidup
berdampingan di seluruh permukaan bumi saat ini. Biologi telah mengalami
perubahan secara besar-besaran sejak kontribusi yang sangat menentukan dari watson
dan crick mengawali era biologi molekuler (1953). Aspek deskriptif tersebut kini
telah diperlengkap oleh pendekatan-pendekatan investigatif yang memberikan
pemahaman mengenai kehidupan sebagai karakteristik-karakteristik makromolekul
semisal DNA,RNA,dan protein. Sampai batas-batas tertentu. (nugroho,2014)
Biologi atau ilmu hayat adalah ilmu yang mempelajari aspek fisik kehidupan.
Istilah "biologi" dipinjam dari bahasa Belanda, biologie, yang juga diturunkan dari
gabungan kata bahasa Yunani, , bios ("hidup") dan ,logos ("lambang",
"ilmu"). Istilah "ilmu hayat" dipinjam dari bahasa Arab, juga berarti "ilmu

kehidupan". Jadi, biologi adalah ilmu yang mempelajari sesuau yang hidup beserta
masalah-masalah yang menyangkut kehidupan. Pada masa kini, biologi mencakup
bidang akademik yang sangat luas, bersentuhan dengan bidang-bidang sains yang
lain, dan sering kali dipandang sebagai ilmu yang mandiri. Namun, pencabangan
biologi selalu mengikuti tiga dimensi yang saling tegak lurus: keanekaragaman
(berdasarkan kelompok organisme), organisasi kehidupan (taraf kajian dari sistem
kehidupan), dan interaksi (hubungan antarunit kehidupan serta antara unit kehidupan
dengan lingkungannya. Objek kajian biologi sangat luas dan mencakup semua
makhluk

hidup.

Karenanya

dikenal

berbagai

cabang

ilmu

biologi

yang

mengkhususkan diri pada kajian tertentu yang lebih spesifik, di antaranya anatomi,
anastesi, zoologi, botani, bakteriologi, parasitologi, ekologi, genetika, embriologi,
entomologi, evolusi, fisiologi, histologi, mikologi, mikrobiologi, morfologi,
paleontologi, patologi, dan lain sebagainya.(salisbury,2013)
ABSTRAK
Percobaan amensalisme bertujuan untuk mengetahui pengaruh alelopati
tumbuhan Acassia auriculiformis terhadap perkecambahan tumbuhan kacang hijau
(Phaseolus radiatus) dan jagung ( Zea mays). Biji jagung dan kacang hijau ditanam
pada media kapas dengan pemberian larutan ekstrak Acassia auriculiformis sebagai
larutan uji dengan konsentrasi 1:7, 1:14, dan 1:21 dan aquades sebagai larutan
kontrol. Setiap cawan berisi masing-masing lima biji kacang hijau atau jagung. Biji
ditanam selama sepuluh hari dan dilakukan pengamatan setiap hari berupa
pengukuran pertambahan tinggi batang dan pemberian larutan ekstrak. Hasil
penelitian menunjukan bahwa allelopathy Cassia tora berpengaruh terhadap
perkecambahan benih kacang hijau (Phaseolus radiatus L) dan benih jagung (Zea
mays) dimana pengaruhnya berupa hambatan terhadap persen pekecambahan kedua
benih. Daya penghambat dari allelopathy Cassia tora lebih besar terhadap benih
kacang hijau (Phaseolus radiatus L), yaitu pada konsentrasi 1:7, 1:14 dan 1:21
masing-masing sebesar 60%, 66.7%, dan 53.3%. sedangkan pengaruh allelopathy
Cassia tora menyebabkan perssen perkecambahan jagung dengan konsentrasi 1:7 1:14

1:21 masing-masing menjadi sebesar 93%, 80% dan 80% . Kata kunci :
Amensalisme, alelopati, acassia auriculiformis, alelokemis.
PENDAHULUAN
Pada suatu komunitas, terdapat suatu keadaan dimana tumbuh kembang spesiesnya
dipengaruhi oleh anggota atau spesies lain. Peristiwa tersebut merupakan suatu
interaksi antara dua atau lebih spesies. Suatu interaksi dapat bersifat positif dan
negatif, bahkan tidak menimbulkan efek apapun.
Alelopati dianggap sebagai mekanisme negatif dari tanaman lain, karena alelopati
mengeluarkan

senyawa

beracun

yang

dapat

menghambat

pertumbuhan

danperkembangan tanaman lain. Dalam allelokhemis ini terdapat tiga faktor


lingkungan yang pokok dan berpengaruh yaitu klimatik, edafik dan biotik.
a. Faktor klimatik, terdiri atas cahaya, temperature, angin, dan air serta aspek
musiman dari faktor-faktor tersebut.
b. Faktor edaphik, factor-faktor tanah yang turut menentukan distribusi gulma antara
lain, kelembaban tanah, pH tanah, aerasi, unsur nutriens dan lain-lain.
c. Faktor biotik, tumbuhan dan hewan merupakan factor biotik yang mempengaruhi
pertumbuhan gulma dan membatasi distribusinya (Odum, 1983).
Allelopathy merupakan zat yang dikeluarkan oleh tumbuhan yang seringkali memiliki
sifat penghambat terhadap pertumbuhan tumbuhan atau tanaman disekitarnya
(Febian, 2003).

Kandungan Cassia tora Bahan Kering (Dry Matter) 34.2 %, Protin Kasar (Crude
Protein) 17.8 %, Serat Kasar (Crude Fibre) 27.9 %, Lemak Kasar (Crude Fat) 3.5 %,
Jumlah Abu (Total Ash) 4.6 %, Ekstrak Tanpa Nitrogen (Nitrogen Free Extract) 46.2
%, Jumlah Nutrien Tecerna (Total Digestable Nutrient) 28.4 %, Tenaga Metabolisma
(Metabolisable Energy) 3.79 %, Serat Nutral Detergen (Neutral Detergent Fibre) 60.5

%, Serat Asid Detergen (Acid Detergent Fibre) 44.7 %, Lignin Asid Detergen (Acid
Detergent Lignin) 29.2 %, Kalsium (Calsium) 0.52 %, Fosforus (Phosphorus) 0.09 %,
Magnesium (Magnesium) 0.11 %
Perkecambahan epigeal adalah perkecambahan yang menghasilkan kecambah dengan
kotiledon terangkat ke atas permukaan tanah. Dalam proses perkecambahan, setelah
radikel menembus kulit benih, hipokotil memanjang melengkung menembus ke atas
permukaan tanah. Setelah hipokotil menembus permukaan tanah, kemudian hipokotil
meluruskan diri dan dengan cara demikian kotiledon yang masih tertangkup tertarik
ke atas permukaan tanah juga. Kulit benih akan tertinggal di permukaan tanah, dan
selanjutnya kotiledon membuka dan daun pertama (plumula) muncul ke udara.
Beberapa saat kemudian, kotiledon meluruh dan jatuh ke tanah. Beberapa contoh
benih dengan perkecambahan epigeal adalah kedelai, kacang tanah, kacang hijau, dan
lamtoro (Eko,2010).
Gambar 1 : Perkecambahan Epigeal
Perkecambahan hipogeal adalah perecambahan yang menghasilkan kecambah dengan
kotiledon tetap berada di bawah permukaan tanah. Dalam proses perkecambahan,
plumula dan radikel masing-masing menembus kulit benih. Radikel menuju ke bawah
dilinungi oleh koleoriza, dan plumula menuju ke atas dilindungi oleh koleoptil.
Setelah kolepotil menembus permukaan tanah dari bawah mencapai udara, lalu
membuka dan plumula terbebas dari lindungan koleoptil dan terus tumbuh dan
berkembang, sedangkan koleotil sendiri berhenti tumbuh. Beberapa contoh benh
dengan perkecambahan epigeal adalah padi, jagung, dan sorgum (Eko, 2009).

Gambar 2: Perkecambahan Hipogeal


Rangkaian peristiwa selama proses perkecambahan berlangsung, yaitu: imbibisi,
aktivasi Enzim, perombakan simpanan cadangan, inisiasi pertumbuhan embrio,
pemunculan radikel, pemantapan kecambah (Eko, 2009).

Senyawa-senyawa kimia yang mempunyai potensi alelopati dapat ditemukan di


semua organ tumbuhan, termasuk daun, batang, akar rhizoma, bunga, buah dan biji.
Senyawa alelopati dilepaskan melalui organ tumbuhan dengan berbagai cara, yaitu :
penguapan eksudat akar, pencucian, dan pembusukan bagian organ yang mati.
Alelopati sendiri merupakan senyawa yang dapat menekan perkecambahan serta
pertumbuhan

tanaman.

Peristiwa

terhambatnya

proses

perkecambahan

dan

pertumbuhan tersebut merupakan salah satu contoh interaksi yang bersifat negatif. Di
dalam percobaan ini, akan dibuktikan pengaruh alelopati tumbuhan akasia (Acacia
auricuriformis) terhadap perkecambahan kacang hijau (Phaseolus radiatus) dan biji
jagung (Zea mays).
Permasalahan yang muncul pada percobaan ini adalah bagaimana pengaruh ekstrak
alelopati akasia (Cassia tora) terhadap perkecambahan.biji kacang hijau (Phaseolus
radiatus) dan biji jagung (Zea mays).
Percobaan ini bertujuan untuk megetahui pengaruh ekstrak alelopati akasia (Cassia
tora) terhadap perkecambahan kacang hijau (Phaseolus radiatus) dan jagung ( Zea
mays).

METODOLOGI
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah botol minuman 1500 ml, gelas
ukur 500 ml, pipet tetes, kapas, alat hitung dan alat ukur. Sedangkan Bahan-bahan
yang diperlukan adalah tumbuhan penghasil alelokemis yaitu Cassia tora.
Cara Kerja
Formulasi ekstrak alelokemis
Daun Cassia tora yang digunakan sebagai sumber alelopati. 50 gram bahan segar
(daun Cassia tora) diblender dengan 350 ml air untuk konsentrasi 1:7, 30 g dengan

420 ml air untuk konsentrasi 1:14, 20 gram dengan 350 ml air untuk konsentrasi 1:21.
Semua larutan tersebut disentrifuse selama 10 menit sebelum digunakan. Ekstrakekstrak tersebut sebelumnya harus didiamkan selama 24 jam.
Uji Laboratorium
Cawan petri berdiameter 9 cm dilapisi dengan kapas. 5 biji untuk kacang hijau dan 10
biji jagung diletakkan dalam tiap peridish yang dibasahi dengan 2 ml larutan yang
disesuaikan dengan perlakuan. Kelembaban media tumbuh dijaga selama praktikum
berlangsung dengan menambahkan larutan formulasi sesuai dengan perlakuan. Untuk
kontrol digunakan air basah. Pengamatan dilakukan mulai hari ke 0 dan diakhiri hari
ke 10 dengan variabel yang diamati meliputi daya kecambah (%) dengan menghitung
banyaknya biji yang mampu berkecambah, panjang akar (mm) diukur pada hari
terakhir pengamatan, keracunan bahan uji (kacang dan jagung) dilakukan dengan
mebandingkan dengan kontrol.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kacang Hijau
One-way ANOVA: hasil versus konsentrasi

Source DF SS MS F P
konsentrasi 2 113.0 56.5 1.58 0.282
Error 6 215.0 35.8
Total 8 328.0

S = 5.986 R-Sq = 34.45% R-Sq(adj) = 12.60%

Individual 95% CIs For Mean Based on


Pooled StDev
Level N Mean StDev --+---------+---------+---------+------1:14 3 15.407 6.998 (-----------*-----------)
1:21 3 10.220 6.486 (-----------*-----------)
1:7 3 6.787 4.056 (-----------*-----------)
--+---------+---------+---------+------0.0 7.0 14.0 21.0

Pooled StDev = 5.986


Dari hipotesis anova diatas, dapat dilihat bahwa p valuenya kacang hijau >0.05. hal
tersebut menunjukkan bahwa ekstrak Cassia tora tidak mempengaruhi pertumbuhan
kacang hijau.

Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa grafik pertumbuhan kacang hijau
dengan konsentrasi 1:14 pada cawan 2 memiliki pertumbuhan yang paling cepat
dibandingkan dengan yang lainnya. Padahal berdasarkan teori, pertumbuhan yang
pasling cepat seharusnya adalah kontrol.

Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa pertumbuhan kacang hijau pada cawan
1 yang paling cepat dibanding dengan yang lainnya adalah kacang hijau kontrol.
Hasil tersebut sesuai dengan teori bahwa alelokemis menghambat pertumbuhan
kacang hijau.

Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa pertumbuhan kacang hijau pada cawan
2 yang paling cepat dibanding dengan yang lainnya adalah kacang hijau yang ditetesi
dengan ekstrak Cassia tora dengan konsentrasi 1:14.
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa pertumbuhan kacang hijau pada cawan
3 yang paling cepat dibanding dengan yang lainnya adalah kacang hijau kontrol.
Hasil tersebut sesuai dengan teori bahwa alelokemis menghambat pertumbuhan
kacang hijau.
Jagung
One-way ANOVA: hasil versus konsentrasi
Source DF SS MS F P
konsentrasi 2 27.0 13.5 0.47 0.648
Error 6 173.1 28.9
Total 8 200.1

S = 5.371 R-Sq = 13.47% R-Sq(adj) = 0.00%

Individual 95% CIs For Mean Based on


Pooled StDev
Level N Mean StDev ---+---------+---------+---------+-----1:14 3 16.000 2.599 (--------------*--------------)
1:21 3 17.480 5.355 (--------------*--------------)
1:7 3 20.180 7.150 (--------------*---------------)
---+---------+---------+---------+-----10.0 15.0 20.0 25.0

Pooled StDev = 5.371


Dari hipotesis anova diatas, dapat dilihat bahwa p valuenya kacang hijau >0.05. hal
tersebut menunjukkan bahwa ekstrak Cassia tora tidak mempengaruhi pertumbuhan
kacang hijau.

Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa grafik pertumbuhan jagung dengan
konsentrasi 1:7 pada cawan 3 memiliki pertumbuhan yang paling cepat dibandingkan
dengan yang lainnya. Padahal berdasarkan teori, pertumbuhan yang pasling cepat
seharusnya adalah kontrol.

Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa pertumbuhan jagung pada cawan 1
yang paling cepat dibanding dengan yang lainnya adalah jagung yang ditetesi dengan
ekstrak Cassia tora dengan konsentrasi 1:7.

Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa pertumbuhan jagung pada cawan 2
yang paling cepat dibanding dengan yang lainnya adalah jagung yang ditetesi dengan
ekstrak Cassia tora dengan konsentrasi 1:21.
PEMBAHASAN
Praktikum amensalisme ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senyawa
alelopati terhadap perkecambahan biji Zea mays dan Phaseolus radiatus. Pada
percobaan ini biji Zea mays dan Phaseolus radiatus direndam dengan air sebelum
disemaikan. Perendaman ini bertujuan untuk mempercepat proses perkecambahan.
Perendaman hanya semalam agar biji tidak menggembung atau membusuk.
Kemudian biji ditiriskan pada media baru berupa kapas yang dibasahi dengan air
untuk menumbuhkan kecambah tersebut. Media ini harus selalu basah , tetapi air
yang digunakan tidak boleh menggenangi biji karena dapat memunculkan jamur
sehingga biji akan membusuk dan mati. Kelembaban diperlukan oleh biji untuk dapat
berkecambah dan tumbuh dengan baik.
Senyawa alelokemis yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan tanaman
berasal dari tanaman Acacia auricuriformis dimana bagian yang digunakan berupa
daun. Sejumlah daun dari tanaman tersebut kemudian diekstrak dengan cara diambil
daun Acacia auricuriformis sebanyak 50 gr diekstrak menggunakan blender dengan
350 ml air, 30 gr diekstrak menggunakan blender dengan 420 ml air, 20 gr diekstrak
menggunakan blender dengan 420 ml air . Setelah dihancurkan, selanjutnya ekstrak
disaring dengan kain perca. Awalnya ekstrak yang telah dihasilkan berwarna hijau
muda. Namun , setelah disentrifuge selama 10 menit warna larutan berubah menjadi
hijau tua. Perlakuan ini bertujuan untuk memisahkan filtrat dengan endapan.

Kemudian , filtrat diletakkan di dalam beker gelas dan ditambahkan aquades


sebanyak 500 ml untuk dibuat larutan alelokemis. Hasil pembuatan ekstrak alelopati
dimasukkan pada wadah botol air mineral berukuran 600 ml. Botol berisi ekstrak
alelopati disimpan di tempat yang sejuk dengan tutup yang sedikit dilubangi supaya
bau yang dihasilakan oleh ekstrak alelopati segera menghilang.
Dalam interaksi alelokemis, tumbuhan bersaing secara interaksi biokimia, yaitu
salah satu tumbuhan mengeluarkan/mengekskresikan senyawa beracun ke lingkungan
sekitarnya dan pada akhirnya dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan dari tumbuhan yang lain yang berbeda di lingkungan tersebut.
Gangguan-gangguan tersebut antara lain adalah gangguan perkecambahan biji,
kecambah menjadi abnormal, pertumbuhan memanjang akan terhambat, perubahan
susunan sel-sel akar dan lain sebagainya. (Molles: 1999).
Biji jagung dan kacang hijau yang telah diletakkan pada media tanam , ditetesi
ekstrak alelokemis sebanyak 2 ml. Untuk mengetahui pertumbuhan tanaman normal
atau tidak maka dibuat tanaman yang hanya ditetesi aqudes/air keran sebanyak 2 ml
sebagai kontrol perlakuan dan hasilnya dibandingkan dengan tanaman yang ditetesi
dengan alelokemis. Pengamatan dilakukan setiap hari mulai hari ke nol sampai hari
ke sepuluh dengan mengukur pertumbuhan panjang epikotil (daerah diatas kotiledon)
dan hipokotil (bagian kecambah di bawah kotiledon). Berdasarkan pengamatan
pertambahan panjang epikotil dan hipokotil pada kecambah pada dua perlakuan
tersebut, tampak bahwa biji yang tidak ditetesi ekstrak alelokemis mengalami
pertumbuhan lebih cepat daripada biji yang ditetesi ekstrak alelokemis. Hal ini secara
jelas menunjukkan bahwa pertumbuhan kecambah akan terhambat bila terkena
senyawa alelokemis dari tumbuhan lain. Akan tetapi pada hari kesepuluh,
pertumbuhan yang di beri ekstrak lebih cepat daripada yang diberi aquades.
Hasil pengamatan terhadap persen perkecambahan benih kacang hijauphaseolus
radiatus L) dan jagung (Zea mays) menunjukan bahawa allelopathy dari Cassia
toraberpengaruh terhadap persen perkecambahan benih kacang hijau maupun jagung,

dimana pengaruhnya berupa hambatan terhadap persen pekecambahan kedua benih.


Daya penghambat dari allelopathy Cassia tora lebih besar terhadap benih kacang
hijau (Phaseolus radiatus L), yaitu pada konsentrasi 1:7, 1:14 dan 1:21 masingmasing sebesar 60%, 66.7%, dan 53.3%. sedangkan pengaruh allelopathy Cassia tora
menyebabkan perssen perkecambahan jagung dengan konsentrasi 1:7 1:14 1:21
masing-masing menjadi sebesar 93%, 80% dan 80% .
Hasil pengamatan menunjukan bahwa pada kacang hijau cawan pertama dan cawan
ketiga, biji yang diberi aquades tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan biji yang
diberi larutan ekstrak. Sedangkan pada cawan kedua, biji yang diberi larutan ekstrak
dengan konsentrasi 1:14 tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan biji yang diberi
aquades maupun larutan 1:7 dan 1:21.
Hasil uji beda menunjukan bahwa laju perkecambahan dari benih kacang hijau dan
benih jagung memberikan tanggapan yang berbeda terhadap daya penghambat dari
Allelopathy Cassia tora begitu juga jenis ekstrak allelopathy memberikan pengaruh
yang berbeda bagi kedua jenis benih diatas. Seperti halnya dengan persen
perkecambahan, laju perkecambahan juga tergantung pada tanggapan dari jenis benih
terhadap daya penghambat dari allelopathy dimana benih jagung memiliki laju
perkecambahan benih yang lebih lambat dari benih kacang hijau.
Efek penghambat ekstrak daun Acacia auriculiformes pada perkecambahan
pada hasil panen pertanian sebanding dengan konsentrasi ekstrak. Begitu juga
sebagaimana diperhatikan oleh jadhar dan gayanar persentase perkecambahan,
panjang plumula dan radikula pada beras, dimana berkurang dengan tambahnya
konsentrasi Acacia auriculiformes melepaskan senyawa kimia.
Efek penghambat pada perkecambahan biji dan semaian jagung yang
dihubungkan dengan adanya alelokemis termasuk tannin, wax, flavonoid, dan asam
fenolat. Selanjutnya, toksisitas yang mempunyai efek sinergisitas yang lebih dari satu.
Asam fenolat menunjukkan untuk perkecambahan dan proses perkembangan
tumbuhan.

Berdasarkan hipotesis Anova, diketahui bahwa nilai ekstrak alelopati terhadap


pertumbuhan kacang hijau dan jagung >0.05, yaitu sebesar 0.282 dan 0.648, sehingga
dapat disimpulkan bahwa ekstrak alelopati tidak mempengaruhi pertumbuhan kacang
hijau.

BAB III
METODOLOGI PRATIKUM

c.1 WAKTU DAN TEMPAT


Pelaksanaan praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 26 Oktober 2015 pada
pukul 09.00-12.00 WIB. Dilaboratorium Biologi Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.
c.2 ALAT DAN BAHAN
3.2.1 ALAT
1.
Skop
2.
Cawan gelas
3.
Gelas petri
3.2.2 BAHAN
1. Biji kacang hijau
2. Biji jagung
3. Biji lamtoro
4. Tanah rawah
5. Tanah subur
c.3 CARA KERJA
1. Cara kerja menanam biji lantaro. Biji jagung, biji kacang hijau
a Siapkan alat dan bahan yang telah kita sediakan
b. Masukkan tanah subur dan tanah rawah pada enam polibag yang
telah disediakan masing-masing tiga polibag untuk tanah subur dan
tanah rawah.
c. Setelah selesai masing-masing tanah dimasukkan kedalam polibag
selanjutnya untuk tanah subur saja disiram terlebih dahulu sedikit air
agar tanah nya lebih lembab sehingga biji-bijian yang ditanam akan
lebih mudah menyerap air pada tanah.
d. Selanjutnya proses penanaman pada tiga polibag tanah subur di tanam
lima biji lantoro, lima biji jagung, dan lima biji kacang hijau begitu pula

dengan tiga polibag tanah rawah ditanam masing-masing lima biji


lantoro, lima biji jagung, dan lima biji kacang hijau.
e. Proses penanamannya dengan cara biji-bijian tersebut diletakkan saja
diatas permukaan tanah sehingga mudah proses pertumbuhannya.
f. Setelah selesai penanaman biji-bijian yang telah kita tanam, selanjutnya
tanaman diletakkan di tempat yang terang atau terpancar langsung sinar
matahari dan ditempatkan yang gelap atau tidak terpancar sinar matahari
secara langsung.
g. Selanjutnya tinggal proses meneliti dan mengukur perkembangan dari
biji-bijian tersebut selama satu minggu, dan setiap harinya kita akan
menemukan perbedaan pertumbuhan pada biji-bijian tersebut

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
Berikut adalah hasil pengamatan perkecambahan

Tabel 1 biji lantaro ditempat gelap(tanah rawah)

No

Biji

Tinggi (cm)

ke

Rata-

Keteranga

rata

Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh

Jumlah:

No

Biji
ke

Tabel 2 biji kacang hijau ditempat gelap (tanah rawah)


Rata
Tinggi (cm)
Keterangan
-rata
1
2
3
4
5
6
7
Memiliki dua helai daun

1,1

1,5

11

18

26

8,3

pada hari ke -4-7, berwarna


hijau kekuningan

Semua tanaman memiliki

0,5

1,5

1,6

14

23

28

33

14,5

dua helai daun berwarna


hujau kekuningan pada hari
ke 4-7
Semua tanaman memiliki

0,4

2,3

2,6

2,7

14

dua helai daun bewarna

4,8

hujau kekuningan pada hari


ke 4-2
Semua tanaman memiliki

0,8

2,5

2,6

18

23

26

29

14,5

dua helai daun bewarna


hijau kekuningan pada hari
ke 4-7
Semua tanaman memiliki

0,6

2,3

21

25

31

12,9

dua helai daun bewarna


hijau kekuningan pada hari
ke 4-7

Jumlah:

55

Tabel 3 biji jagung ditempat gelap (tanah rawah)

No

Biji
ke

Rata-

Tinggi (cm)
1

rata
6

Keterangan

7
Tumbuh dan

1,4

1,8

12

18

22,
1

memiliki helai

8,7

daun bewarna
kuning pada
hari ke 4-7
Tumbuh dan

2,1

2,3

10

15

17,
5

memiliki dua

22

9,8

helai daun
bewarna kuning
pada hari ke 4-7

Tumbuh dan
memiliki dua

1,2

11,5

16

19

7,9

helai daun
bewarna kuning
pada hari ke 4-7
Tumbuh dan

0,4

0,6

4,5

memiliki dua

19,

7,5

5,2

helai daun
bewarna kuning
pada hari ke 4-7
Tidak tumbuh

dan tidak

memiliki helai
daun

Jumlah

No

31,6

Biji
ke

Tabel 4 biji lantaro ditempat gelap (tanah subur)


RataTinggi (cm)
rata
1
2
3
4
5
6
7

Jumlah:

Keterangan
Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh

No

Biji
ke

Tabel 5 biji kacang hijau ditempat gelap (tanah subur)


RataTinggi (cm)
Keterangan
rata
1
2
3
4
5
6
7
Memiliki dua helai

0,2 0,5

0,7

2,5

10

16

21

7,2

daun pada hari ke


4-7, bewarna hijau
kekuningan
Hanya bertambah

1,3

1,4

2,3

1,5

4,8

ukuran belum
memiliki helai
daun
Hanya bertambah

0,7

0,9

10

12

4,5

ukuran belum
memiliki helai
daun
Hanya bertambah

0,4 1,5

1,6

1,5

3,4

ukuran belum
memiliki helai
daun
Memiliki dua helai

0,5 2,5

2,6

2,7

13

22

7,1

daun pada hari ke


4-7 bewarna hijau
kekuningan

Jumlah:

27

Tabel 6 biji jagung ditempat gelap (tanah subur)

No

Bij
i ke

Rata-

Tinggi (cm)
1

rata
6

Keterangan

7
Tumbuh
pada hari ke

0,8

0,9

10,5

14,2

dua tidak
memeiliki
helai daun.
Tumbuh
pada hari ke

0,7

0,8

0,9

6,5

11

13,5

dua tidak
memeiliki
helai daun.

Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh
Tumbuh
pada hari

0,3

0,4

0,7

0,8

1,5

3,5

kedua tidak
memiliki
helai daun

Jumlah:

31,1

Tabel 7 biji lantaro ditempat gelap (tanah subur)


No

Biji

Tinggi (cm)

Rata-

Keterangan

rata

ke

Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh

Jumlah:

No

Biji
ke

Tabel 8 biji kacang hijau ditempat gelap (tanah subur)


Tinggi (cm)
RataKeterangan
1
2
3
4
5
6
7
rata
Memiliki dua helai
0,2 0,5

0,7 2,5

10

16

21

7,2

daun pada hari ke 47 bewarna hijau


kekuningan

Hanya bertambah
2

1,3

1,4 2,3

15

4,8

ukuran belum
memiliki helai daun
Hanya bertambah

0,7

0,9

10

12

4,5

ukuran belum
memiliki helai daun
Hanya bertambah

0,4 1,5

1,6

15

3,4

ukuran belum
memiliki helai daun
Memiliki dua helai

0,5 2,5

2,6 2,7

13

22

71

daun pada hari ke 47 bewarna hijau


kekuningan

Jumlah:

27

Tabel 9 biji jagung ditempat gelap (tanah subur)

No

Biji
ke

Tinggi (cm)
1

Rata

Keteranga

-rata

7
Tumbuh
pada hari ke

0,8

0,9

10,5

14,2

dua tidak
memiliki
helai daun

Tumbuh
pada hari
2

0,7

0,8

0,9

6,5

11

ke dua

13,5

tidak
memiliki
helai daun

Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh
Tumbuh
pada hari

0,3

0,4

0,7

0,8

1,5

ke dua

3,4

tidak
memiliki
helai daun

Jumlah:

No

31,1

Biji
ke

Tabel 10 biji lantaro ditempat terang (tanah subur)


RataTinggi (cm)
rata
1
2
3
4
5
6
7

Keterangan
Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh
Tidak

tumbuh
Tidak

tumbuh

Jumlah:

No
1

Biji
ke
1

Tabel 11 biji kacang hijau ditempat terang (tanah subur)


RataTinggi (cm)
rata
1
2
3
4
5
6
7
-

Keterangan
Tidak
tumbuh
Pada hari ke
enam sudah

0,6

1,3

2,5

3,6

3,9

5,5

2,48

ada
akar,batang
dan daun
Pada hari ke
dua sudah

0,3

0,3

0,3

0,6

1,5

1,5

2,57

muncul buah
dan tunas

Jumlah:

3,05

bertambah
Tidak
tumbuh
Tidak
tumbuh

Biji

No
1
2
3
4
5
Jumlah:

4.1

ke
1
2
3
4
5

Tabel 12 biji jagung ditempat terang (tanah subur)


Tinggi (cm)
Rata1
2
3
4
5
6
7
rata
0,3
0,7
1
1,3
1,5
0,7
0,3
0,7
1
1,3
1,5
0,7
0,3
0,7
0,9
1
1,3
0,6
1,2
2,5
4,7
5,2
6,4
7,5
27,5
0,3
0,4
0,7
1
1,3
1,3
5
34,6

Keterangan

PEMBAHASAN
Pertumbuhan adalah aktivitas kehidupan yang tidak bisa dipisahkan karena

prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses


pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara invisibel atau tidak dapat
kembali ke ukuran semulah proses pertumbuhan pada tumbuhan yang sangat
memerlukan sinar matahari . sinar matahari sangat berguna bagi fotosintesis pada
tumbuhan namun efek lain dari sinar matahari adalah menekan pertumbuhan sel
tumbuhan. Hal ini yang menyebabkan sel tumbuhan yang terkena cahaya matahari
akan lebih pendek dari pada tumbuhan yang tumbuh pada tempat gelap. Peristiwa ini
disebut sengan etiolasi. Dampak tanama akibat ediasi adalah tanaman tidak dapat
fotosintesis padahal proses fotosintesis bertujuan untuk menghancurkan karbohidrat
yang berperan penting dalam pembentukan klorofil. Karena karbonat tidak terbentuk,
daunpun tanpa klorofil tidak berwarna hijau melainkan kuning pekat atau hijau
kekuning-kuningan. Kondisi gelap juga memacu produksi hormon auksin, auksin
adalah hormon tumbuh yang banyak ditemukan di sel-sel meristem seperti, ujung
akar dan ujung batang, oleh karena itu tanaman akan lebih cepat tumbuh.
Tumbuhan biji merupakan golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan
filogenetik tertinggi, yang sebagai ciri khasnya ialah adanya suatu organ yang berupa

biji (dalam bahasa yunani : sperma). Biji berasal dari bakal biji,
disamakan dengan makrosporangium.

yang dapat

Di dalamnya dihasilkan makrospora yang

tidak pernah meninggalkan tempatnya, dan ditempat itu selanjutnya berkembang


menjadi makroportalium dengan arkegonium serta sel telurnya. Setelah terjadi
pembuahan, zigot yang terbentuk berkembang menjadi embrio yang sementara tetap
di tempat itu pula. Sementara itu bakal biji yang kemudian mengandung embrio itu
berkembang menjadi alat reproduksi yang di sebut biji. Jadi dari segi ontogeninnya,
biji adalah suatu alat reproduksi generatif atau seksual, karena terjadinya didahului
oleh suatu peristiwa seksual, yaitu peleburan sel telur dengan sel kelamin jantan.
Biologi (makrobiologi dan mikrobiologi) tanah merupakan studi tentang biota
(organisme) yang hidup dan beraktivitas di dalam tanah, yang melalui aktivitas
metaboliknya, perannya dalam aliran energi dan siklus hara berkaitan erat dengan
produksi bahan organik primer (tanaman).

BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan amensalisme dapat disimpulkan bahwa senyawa
alelopati akasia (Acacia auricuriformis) menghambat perkecambahan biji jagung dan
kacang hijau. Persentase toksisitas pada konsentrasi 1:7, 1:14 dan 1:21 masing-

masing sebesar 60%, 66.7%, dan 53.3%. sedangkan pada perkecambahan jagung
dengan konsentrasi 1:7 1:14 1:21 masing-masing menjadi sebesar 93%, 80% dan
80% . sedangkan untuk uji hipotesis anova menunjukkan bahwa pertumbuhan kacang
hijau dan jagung >0.05, yaitu sebesar 0.282 dan 0.648, sehingga dapat disimpulkan
bahwa ekstrak alelopati tidak mempengaruhi pertumbuhan kacang hijau. sinar
matahari sangat berguna bagi fotosintesis pada tumbuhan namun efek lain dari sinar
matahari adalah menekan pertumbuhan sel tumbuhan. Hal ini yang menyebabkan sel
tumbuhan yang terkena cahaya matahari akan lebih pendek dari pada tumbuhan yang
tumbuh pada tempat gelap. Peristiwa ini disebut sengan etiolasi.
5.2 SARAN
Saran dalam pelaksanaan pratikum di laboratorium sebaiknya dilakukan dengan
serius agar apa yang kita dapat atau dipelajari bisa bermamfaat dan dapat di mengerti
serta menambah ilmu pengetahuan /wawasan kita kedepan.

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Odum, E. 1995. Dasar-Dasar Ekologi, Edisi Ketiga. UGM Press: Yogyakarta.
L.Hartanto nugroho Dkk, 2004. dasar-dasar biologi: UGM Press: Yogyakarta.
Salisbury Dkk, 1992. Fisiologi tumbuhan: ITB Press: Bandung.

Ali hanafiah Dkk, 2010. Biologi tanah: Jakarta press: UI.


Tjitrosoepomo gembong, 2010. Taksonomi tumbuhan: UGM Press: Yogyakarta.

LAMPIRAN

Gambar 1.biji lantaro


(leucaena leucocephala L)

Gambar 3. Biji kacang hijau


(vikna radiata L)

gambar 2. Biji jagung (Z.mays)

Anda mungkin juga menyukai