Anda di halaman 1dari 2

Pengaruh Arus, Gelombang, dan Pasang Surut Laut

Terhadap Abrasi dan Sedimentasi Pantai


Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas wilayah perairan laut lebih dari
75% yang mencapai 5.8 juta kilometer persegi, terdapat lebih dari 17.500 pulau dengan
garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada, yaitu sekitar 81.000 km dan
merupakan kawasan dengan penduduk mayoritas bermukim di pesisir pantai. Di daerah
pesisir pantai ini pula tempat kegiatan ekonomi yang strategis berkembang, terlihat dari
banyaknya prasarana kota, pelayanan jasa, perikanan serta kegiatan industri.
Kawasan pantai merupakan kawasan yang sangat dinamis dengan berbagai
ekosistem hidup yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Perubahan garis pantai
merupakan salah satu bentuk dinamisasi kawasan pantai yang terjadi secara terus
menerus. Perubahan garis pantai yang terjadi di kawasan pantai berupa pengikisan badan
pantai (abrasi) dan penambahan badan pantai (sedimentasi atau akresi).
Abrasi pantai di Indonesia telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.
Sedikitnya 40% dari 81.000 km pantai di Indonesia rusak akibat abrasi. Dampak yang
diakibatkan dari abrasi ini, garis pantai akan semakin menyempit dan lama kelamaan
daerah-daerah yang permukaannya rendah akan tenggelam. Sedangkan Akresi pantai juga
dapat merugikan masyarakat pesisir, karena selain mempengaruhi ketidak stabilan garis
pantai, akresi juga menyebabkan pendangkalan secara merata ke arah laut yang lambat
laun akan membentuk dataran berupa delta atau tanah timbul sehingga mengganggu
perahu-perahu nelayan yang hendak melaut.
Abrasi pantai adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus
laut yang bersifat merusak. Sedangkan akresi merupakan pendangkalan atau penambahan
daratan pantai akibat adanya pengendapan sedimen yang dibawa oleh air laut. Faktor
utama yang mempengaruhi terjadinya kedua proses tersebut adalah faktor hidrooseanografi, seperti gelombang, arus, pasang-surut, topografi, meteorologi, dan kondisi
geomorfologi sekitarnya. Selain itu faktor antropogenik seperti pembangunan groin, jetty,
dinding laut, dan aktivitas-aktifitas manusia di sekitar pantai seperti penambangan juga
berpengaruh dalam perubahan garis pantai.
Dalam persoalan abrasi dan sedimentasi, gelombang adalah pergerakan massa air
yang dibentuk secara umum oleh hembusan angin secara tegak lurus terhadap garis
pantai. Berdasarkan sifatnya, gelombang dibagi menjadi dua jenis, yakni yang bersifat
merusak (destructive) dan membangun (constructive). Namun besar kecilnya energi
gelombang yang terjadi di suatu perairan bergantung pada seberapa besar faktor
kecepatan dan arah angin yang terjadi disana. Pecahnya gelombang di area nearshore

akan menimbulkan arus dan turbulensi yang sangat besar dan dapat menggerakkan
sedimen dasar. Laju transport sedimen sepanjang pantai bergantung pada arah sudut
datang gelombang, durasi, dan besar energi gelombang yang datang. Hasilnya akan
terbentuk dua proses angkutan sedimen 15 yang terjadi secara bersama, yakni komponen
tegak lurus (onshore-offshore transport) dan sejajar garis pantai (longshore transport).
Dalam proses pantai lainnya, arus berfungsi sebagai media transport sedimen.
Akibat interaksi gelombang laut dengan morfologi pantai akan menghasilkan arus laut
seperti longshore current and rip current. Di beberapa bagian badan pantai, area-area
yang mengalami arus susur pantai cenderung mengalami abrasi pantai karena sedimen
disana bergerak akibat terbawa oleh arus susur pantai. Selanjutnya, material yang
terangkut oleh arus susur pantai akan dibawa ke suatu lokasi dimana pengaruh arus susur
pantai akan berkurang dan akhirnya hilang. Sehingga sedimen yang terbawa akan
terendapkan dan akan mengalami sedimentasi.
Sedangkan pengaruh pasang surut laut dalam dinamika pantai tidak terlalu signifikan
namun juga tidak dapat diabaikan. Karena pasang surut merupakan gerak naik dan
turunnya muka air laut secara berirama. Sehingga pada saat pasut terjadi akan
menimbulkan arus pasut meski tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan arus yang
terjadi di laut lepas. Pada saat pasang, arus pasut akan membawa sedimen mendekat ke
arah pantai atau sedimentasi dan sebaliknya pada saat surut arus pasut akan membawa
material menjauh dari pantai atau abrasi. Beberapa hal yang perlu diketahui kaitan antara
perubahan garis pantai dengan pasang surut di wilayah pesisir adalah jenis pasut,
seberapa tinggi tunggang pasutnya, bagaimana kondisi geomorfologi dan topografinya,
dan bagaimana kondisi pada saat pasang purnama.
Maka dari itu, studi mengenai perubahan garis pantai sangatlah penting untuk
ditingkatkan karena kawasan pantai merupakan kawasan yang banyak menyimpan
potensi kekayaan alam yang perlu untuk dipertahankan. Selain itu banyaknya
infrastruktur dan pemukiman yang berdiri di kawasan pantai yang terancam bahaya abrasi
akan membuat banyak pihak akan merasa khawatir akan kehilangan dan kerusakan
fasilitas tersebut.

Anda mungkin juga menyukai