Anda di halaman 1dari 9

MODUL VIII

Mata Kuliah : Kewarganegaraan


Dosen

: Dra. Eva Maulina, MM


GEOPOLITIK INDONESIA

A. Pengertian Geopolitik
Kata Geopolitik berasal dari kata geo dan politik. Geo berarti bumi, dan politik
berasal dari bahasa Yunani politeie, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri,
(yaitu, negara) dan teia, berarti urusan. Sementara dalam bahasa Inggris, politics adalah
suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai
cita-cita atau tujuan tertentu. Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics
mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan
suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang digunakan untuk
mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki.
Untuk dapat mempertahankan negara, kita sebagai bangsa harus mempunyai
kesatuan cara pandang yang dikenal sebagai Wawasan Nasional. Konsep Wawasan
Nasional setiap bangsa berbeda. Hal ini berkaitan dengan profil dari bangsa, sejarah,
pandangan hidup, ideology, budaya, politik, dan geografi. Kedua unsur pokok, yaitu profil
bangsa dan kondisi geografi sebuah bangsa inilah yang harus diperhatikan dalam
membuat konsep geopolitik bangsa dan negara. Konsep Geopolitik ini memainkan peran
yang sangat penting dalam pembinaan kerja sama dan penyelesaian konflik antarnegara
yang mungkin muncul dalam proses pencapaian tujuan.
Geopolitik atau wawasan nasional Indonesia dinamakan Wawasan Nusantara.
Wawasan Nusantara merupakan cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai
dirinya yang bhineka, dan lingkungan yang geografinya yang berwujud negara kepulauan
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. wawasan Nusantara ini dijiwai dengan
mengutamakan

persatuan

dan

kesatuan

wilayah

dan

tetap

menghargai

serta

menghormati kebhinekaan dalam setiap aspek kehidpan nasional untuk mencapai tujuan
nasional.

B. Kedudukan, Fungsi dan Tujuan


1. Kedudukan
Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional Bangsa Indonesia merupakan
ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi penyesatan
dan penyimpangan dalam upaya mencapai dan mewujudkan cita-cita dan tujuan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Eva Maulina, MM


PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

nasional. Dengan demikian, wawasan nusantara menjadi landasan visional dalam


menyelenggarakan kehidupan nasional.
2. Fungsi
Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta ramburambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan, dan perbuatan
bagi penyelenggara negara di tinkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh Rakyat
Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. Tujuan
Wawasan nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek
kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada
kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa ataupun daerah. Hak tersebut
bukan berarti menghilangkan kepentingan-kepentingan individu, kelompok, suku
bangsa, ataupun daerah. Kepentingan-kepentingan tersebut dihormati, diakui dan
dipenuhi selama tidak bertentangan dengan kepentingan nasional atau kepentingan
masyarakat banyak. Nasionalisme yang tinggi disegala bidang kehidupan demi
tercapainya tujuan nasional tersebut merupakan pancaran dari makin meningkatnya
rasa, paham, dan semangat kebangsaan dalam jiwa Bangsa Indonesia sebagai hasil
pemahaman dan penghayatan Wawasan Nusantara.
Asas Wawasan Nusantara
Asas Wawasan Nusantara merupakan ketentuan-ketentuan atau kaidah-kaidah
dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dipeliharam dan diciptakan demi tetap taat dan setianya
komponen pembentuk Bangsa Indonesia (suku bangsa atau golongan) terhadap
kesepakatan bersama. Harus disadari bahwa jika asas wawasan nusantara diabaikan,
komponen pembentuk kesepakatan bersama akan melanggar kesepakatan bersama
tersebut, yang berarti bahwa tercerai-cerai bangsa dan negara Indonesia.
Asas wawasan nusantara terdiri atas kepentingan yang bersama, tujuan yang
sama, keadilan, kejujuran, solidaritas, kerjasama, dan kesetiaan terhadap ikrar atau
kesepakatan bersama demi terpeliharanya persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan.
Sasaran Implementasi Wawasan Nusantara
Sebagai cara pandang dan visi nasional Indonesia, Wawasan Nusantara harus dijadikan
arahan, pedoman, acuan, dan tuntutan bagi setiap individu Bangsa Indonesia dalam
membangun dan memelihara tuntutan bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia.
Karena itu implementasi atau penerapan wawasan nusantara harus tercermin pada pola
piker, pola sikap dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepertingan bangsa dan
negara Kesatuan Republik Indonesia daripada kepentingan pribadi atau kelompok sendiri.
Dengan kata lain wawasan nusantara menjadi pola yang mendasari cara berpikir,
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Eva Maulina, MM


PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

bersikap, dan bertindak dalam rangka menghadapi, menyikapi atau menangani berbagai
permasalahan menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Implementasi
C. Prospek Implementasi Geopolitik Indonesia
Dewasa ini kita menyaksikan bahwa kehidupan individu dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan dalam bernegara sedang mengalami perubahan. Dan kita juga menyadari
faktor utama yang mendorong terjadinya proses perubahan tersebut adalah nilai-nilai
kehidupan baru yang dibawa oleh negara maju dengan kekuatan penetrasi globalnya.
Apabila kita menengok sejarah kehidupan manusia dan alam semesta, perubahan dalam
kehidupan itu adalah suatu hal yang wajar, alamiah. Dalam dunia ini, yang abadi dan
kekal itu adalah perubahan. Berkaitan dengan wawasan nusantara yang sarat dengan
nilai-nilai budaya bangsa dan dibentuk dalam proses panjang sejarah perjuangan bangsa,
apakah wawasan Bangsa Indonesia tentang persatuan kesatuan itu akan hanyut tanpa
bekas atau akan tetap kokoh dan mampu bertahan dalam terpaan nilai global yang
menantang wawasan persatuan bangsa? Tantangan itu antara lain adalah pemberdayaan
rakyat yang optimal, dunia tanpa batas, era baru kapitalisme dan kesadaran warga
negara.
Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui Deklarasi tanggal 13
Desember 1957 mengajukan NKRI perlu laut wilayah (territory water) selebar 12 mil laut
dari Garis Pangkal/Garis Dasar (Base Line) atas dasar Point to point theory. Dengan
demikian laut antar pulau menjadi perairan pedalaman (internal waters). Selanjutnya laut
wilayah dan laut pedalaman dikenalkan sebagai laut nusantara.
Sebagai akibat konvensi hukum laut timbul bermacam tipe perairan, hal ini tidak
terlepas karena perhatian orang yang besar pada laut. Untuk itu dibahas beberapa
masalah yang menyangkut hukum laut:
1. Laut Teritorial /Laut Wilayah (Territorial Sea): wilayah laut yang lebarnya tidak melebihi
12 mil dari garis pangkal/garis dasar (base line). Garis dasar adalah garis yang
menghubungkan titik-titik terluar pulau terluar.
2. Perairan pedalaman (Internal water): wilayah laut sebelah dalam dari daratan/sebelah
dalam dari GP. Negara pantai mempunyai kedaulatan penuh.
3. Zona Tambahan (Contigous Zone): wilayah laut yang lebarnya tidak boleh melebihi 12
mil dari Laut Teritorial, merupakan wilayah Negara Pantai untuk melakukan
pengawasan pabean, fiskal, imigrasi, sanitasi dalam wilayah laut territorial.
4. Zona Ekonomi Eksklusif (Exclusive Economic Zone): wilayah laut yang tidak melebihi
200 mil dari GP. Negara yang bersangkutan mempunyai hak berdaulat untuk
keperluan eksplorasi dan eksploitasi, konservasi dan pengelolaan sumber kekayaan
hayati perairan.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Eva Maulina, MM


PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

5. Landas Kontinen (Continental Shelf): wilayah laut negara pantai meliputi dasar laut
dan tanah di bawahnya, terletak di luar laut territorial sepanjang merupakan kelanjutan
alamiah wilayah. Jarak 200 mil GP atau maksimal 350 mil, atau tidak melebihi 100 mil
dari kedalaman 2.500 m.
6. Laut Lepas (High Seas) dikenal pula sebagai laut bebas/laut internasional: Wilayah
laut > 200 mil dari Garis Pangkal.
Dengan adanya ketentuan di atas negara lain menuntut beberapa hak yang
sebenarnya adalah jaminan dari negara kepulauan :
1. Lintas berlayar/ bernavigasi melalui laut territorial, termasuk masuk dan keluar peraian
pedalaman untuk singgah di salah satu pelabuhan.
2. Lintas Damai: bernavigasi melalui laut territorial suatu negara sepanjang tidak
merugikan kedamaian, ketertiban, atau keamanan negara yang bersangkutan.
3. Lintas Transit: bernavigasi melintasi pada selat yang digunakan untuk pelayaran
internasional antara laut lepas/ZEE yang satu dan laut lepas/ZEE yang lain.
4. Alur Laut Kepulauan:
a. Alur yang ditentukan oleh negara kepulauan untuk alur laut dan jalur penerbangan
diatasnya yang cocok digunakan untuk lintas kapal dan pesawat terbang asing.
b. Alur ditentukan dengan merangkai garis sumbu pada era, kapal dan pesawat
terbang tidak boleh melintas lebih dari 25 mil kiri/kanan dari garis sumbu.
5. Laut Lepas:
a. Semua bagian laut yang tak termasuk laut territorial, perairan pedalaman maupun
ZEE
b. Laut terbuka untuk semua negara baik berpantai maupun tidak berpantai
c. Dalam laut lepaws semua negara berhak berlayar, terbang, riset ilmiah dan
menangkap ikan.
D. Wadah Wawasan Nusantara
Wadah meliputi tiga unsur :
1. Batas Ruang Lingkup
Bidang ini telah dibahas dalam asas kepulauan (archipelago), di mana Wawasan
Nusantara mempunyai bentuk wujud sebagai :
a.

Nusantara

b.

Manunggal dan utuh menyeluruh


1) Nusantara
Dalam bentuk wujud nusantara, maka batas-batas negara ditentukan oleh
lautan yang didalamnya pulau-pulau serta gugusan kepulauan yang saling
berhubungan, tidak dipisahkan oleh air, baik yang berupa laut maupun selat.
2) Manunggal

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Eva Maulina, MM


PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Seperti telah diuraikan diatas, tampak jelas sifat dan ciri pokok, yaitu sebagai
kesatuan dan persatuan (manunggal) seperti :
-

Wilayah Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulayu besar maupun kecil dan
dipisahkan serta dihubungkan oleh lautan, pulau, dan selat, harus dijaga
dan diusahakan tetap menjadi satu kebulatan wilayah nasional dengan
segala isi dan kekayaannya. Selain kebulatan wilayah, harus juga
merupakan kesatuan wilayah, wadah, ruang lingkup, matra, seluruh
bangsa, serta menjadi modal milik bersama bangsa.

Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa, berbicara


dalam berbagai macam bahasa daerah, dan meyakini berbagai macam
agama serta kepercayaan. Oleh karena itu, harus diusahakan terwujudnya
satu kesatuan bangsa yang bulat.

2. Tata Susunan Pokok/Inti Organisasi


Sumber inti organisasi ialah Undang-undang Dasar (UUD) 1945, yang menyangkut :
a. Bentuk dan kedaulatan Bab I Pasal (1):
1) Negara Indonesia ialaha negara kesatuan yang berbentuk republik.
2) Kedaulatan ada di tangan rakyat, dan dilaksanakan menurut UUD
b. Kekuasaan pemerintah negara, Bab III Pasal (4) dan (5), Presiden Republik
Indonesia memegang kekuasaan pemerintah menurut Undang-Undang Dasar
1945.
c. Sistem pemerintahan yang ditegaskan dalam Undang-undang Dasar 1945 ialah :
1) Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hukum dan tidak berdasarkan
atas kekuasaan belaka.
2) Pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi dan tidak berdasarkan
absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas)
3. Tata Susunan Pelengkap/Kelengkapan Organisasi
Tata kelengkapan organisasi, antara lain :
a. Aparatur Negara
Arapatur negara harus mampu mendorong, menggerakan, serta mengarahkan
usaha-usaha pembangunan ke sasaran yang telah ditetapkan, untuk kepentingan
rakyat banyak.
b. Kesadaran Politi Masyarakat dan Kesadaran Bernegara
Kunci lain dalam pemantapan stabilitas politik juga terletak pada kesadaran politik
seluruh masyarakat, setiap orang, partai politik, organisasi masyarakat, organisasi
profesi/fungsional, juga seluruh tubuh pemerintahan.
c. Pers

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Eva Maulina, MM


PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pers yang sehat dalam arti pers yang bebas bertanggung jawab, jujur, dan efektif
dengan tulisan-tulisan yang memberikan penjelasan-penjelasan yang jujur,
dedikatif, dan bertanggung jawab.
E. Isi Wawasan Nusantara
Isi wawasan nusantara terdiri atas tiga unsur, yaitu :
1. Tujuan
Tujuan yang terkandung dalam Wawasan Nusantara adalah seperti yang dirumuskan
dalam pembukaan UUD 1945, yaitu:
...untuk membentuk suatu Pemerintahan Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
Segenap aspek kehidupan nasional Indonesia juga selalu menganut dimanunggalkan
secara serasi dan berimbang, sesuai dengan makna negara Bhineka Tunggal Ika,
yang merupakan ciri asasi dari falsafah negara Pancasila.
2. Sifat dan Ciri-ciri
Wawasan nusantara mempunyai ciri-ciri atau sifat :
a. Manunggal
Keserasian dan keseimbangan yang dinamis dalam segenap aspek kehidupan,
baik alamiah maupun sosial. Segenap aspek kehidupan sosial tersebt selalu
menuntut untuk dimanunggalkan secara serasi dan berimbang, sesuai dengan
makna sesanti Bhineka Tunggal Ika yang merupakan sifat asasi dari negara
Pancasila.
b. Utuh Menyeluruh
Utuh menyeluruh bagi nusantara dan rakyat Indonesia sehingga merupakan satu
kesatuan yang utuh bulat dan tidak dapat dipecah-pecah oleh kesatuan apa pun
dan bagaimanapun, sesuai dengan Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa.
3. Cara Kerja
Cara kerja dalam wawasan nusantara berpedoman pada Pancasila sebagai kebulatan
pandangan hidup bangsa Indonesia. Kristalisasi kepribadian, berwujud tata pergaulan
dalam kehidupan yang dicita-citakan bersama serta asas kenegaraan menurut UUD
1945, bahwa dalam pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila, telah
terkandung pula cita-cita, asas-asas, serta nilai-nilai filosofis.
F. Tata Laku Wawasan Nusantara

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Eva Maulina, MM


PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Mengenai tata laku dapat dirinci dalam dua unsur, yaitu tata laku batiniah dan tata
laku lahiriah. Tata laku batiniah tumbuh dan terbentuk karena kondisi dalam proses
pertumbuhan hidupnya, pengaruh keyakinan pada suatu agama/kepercayaan termasuk
tuntuan budi pekerti, seperti pengaruh kondisi kekuasaan yang memungkinkan
berlangsungnya kebiasaan-kebiasaan hidupnya.
Wawasan nusantara dalam wujud dan wadahnya, merupakan kesatuan :
1. Isi Republik Indonesia berupa falsafah Pancasila dan UUD 1945
2. Wadah Republik Indonesia berupa nusantara, yang manakala diisi atau diberi isi
menampakkan wujud dan wadahnya sebagai wawasan nusantara.
3. Tata laku Republik Indonesia berupa UUD 1945 yang bila dilaksanakan dan
diterapkan berdasarkan Wawasan Nusantara, akan menghasilkan Ketahanan
Nasional Indonesia.
G. Implementasi Wawasan Nusantara
Implementasi wawasan nusantara dimaksudkan menerapkan atau melaksanakan
wawasan nusantara dalam kehidupan sehari-hari secara nasional yang mencakup
kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya, serta pertahanan nasional. Dalam
mengimplementasikan wawasan nusantara, maka pemikiran, sikap, dan tindak tanduk
warga

negara

Indonesia

harus

bercermin

pada

wawasan

nusantara

dengan

mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan.


H. Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Politik
Penerapan wawasan nusantara dalam kehidupan politik dapat diartikan bahwa
seluruh kehidupan, ketatanegaraan, baik menyangkut dasar dan sistem pemerintahan
Indonesia, harus mengutamakan persatuan dan kesatuan serta wilayah Indonesia. Untuk
mengimplementasikan wawasan nusantara beberapa hal berikut harus diperhatikan :
a. Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang-undang, seperti UU Partai
Politik, UU Pemilihan Umum, UU Pemilihan Presiden, UU Susunan dan Kedudukan
MPR, DPR DPD, DPRD I dan DPRD II, serta pelaksanaannya harus sesuai hukum
dan mementingkan kepentingan persatuan bangsa. Pemilihan presiden, anggota
DPR, dan kepala daerah, disamping menjalankan prinsip demokratis dan mungkin
menyebabkan kekecewaan dan kekurangadilan dalam praktik, tidak diperbolehkan
sampai menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa. Demokrasi politik harus
diiringi dengan prinsip kedewasaan, yaitu siap menang, siap kalah, dan melakukan
kompromi.
b. Pelaksanaan

kehidupan

bermasyarakat

dan

bernegara

di

Indonesia

harus

berdasarkan hukum yang berlaku. Implementasi dari adanya satu hukum, bahwa
seluruh Indonesia harus mempunyai dasar hukum yang sama bagi setiap warga
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Eva Maulina, MM


PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

negara, dan tidak ada prinsip pengecualian. Di Indonesia terdapat banyak produk
hukum yang dapat diterbitkan oleh provinsi dan kabupaten, semua keputusan dalam
bentuk peraturan daerah (perda) tersebut tidak boleh bertentangan dengan hukum
yang berlaku di tingkat nasional, namun dapat mengakomodasi kepentingan daerah
atau hukum.
c. Mengembangkan hak asasi manusia dan sikap pluralisme untuk mempersatukan
berbagai suku,agama, dan bahasa yang berbeda-beda. Dengan mengembangkan hak
asasi dan pluralisme akan menumbuhkan rasa toleransi, sikap menghargai terhadap
perbedaan sehingga kesatuan bangsa lebih mudah dipelihara.
d. Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga pemerintahan untuk
meningkatkan semangat kebangsaan, dan pertahanan untuk menjaga kesatuan
bangsa yang terdiri atas pulau-pulau.
e. Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional dan memperkuat korps
diplomatik untuk mempertahankan posisi dan kedaulatan wilayah Indonesia dari
upaya pencaplokan wilayah Indonesia terutama pulau-pulau terluar dan pulau kosong.
I.

Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Ekonomi


Implementasi

dalam

kehidupan

ekonomi

dimaksudkan

sebagai

upaya

pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada di
Indonesia dalam rangka peningkatan pendapatan ekonomi dan harus memerhatikan asas
manfaat, keadilan, efisiensi, sesuai kebutuhan, dan menjaga kelestarian alam sehingga
umur ekonomi dapat diperpanjang untuk generasi mendatang, sehingga eksistensi negara
Indonesia

pada

saat

ini

adalah

masa

mendatang

akan

terjamin.

Untuk

mengimplementasikan wawasan nusantara beberapa hal berikut harus diperhatikan :


a. Wilayah Nusantara merupakan potensi ekonomi yang tinggi. Beberapa potensi
tersebut adalah: (1) posisi di khatulistiwa memungkinkan matahari muncul setiap hari
dan dengan tanah yang subur menjadikan potensi pertanian yang besar; (2) luas
wilayah laut dengan diakuinya ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif), menjadikan Indonesia
mempunyai pantai terpanjang di dunia dan merupakan potensi bagi pengembangan
industri kelautan; (3) Indonesia mempunyai luas hutan tropis yang cukup besar untuk
potensi industri kehutanan; (4) Indonesia mempunyai hasil tambang dan minyak yang
relative besar; dan (5) Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang besar, sehingga
menjadi potensi tenaga kerja dan pasar sekaligus. Melihat potensi yang besar, maka
pembangunan ekonomi harus berdasarkan kondisi alam di Indonesia, oleh sebab itu
fokus pada sektor dan industri pertanian menjadi dasar yang kuat bagi pembangunan
ekonomi Indonesia.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Eva Maulina, MM


PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

b. Pembangunan

ekonomi

harus

memerhatikan

keadilan

dan

keseimbangan

antardaerah. Kepincangan ekonomi akan menyebabkan adanya disintegrasi bangsa,


oleh sebab itu adanya otonomi daerah merupakan salah satu jawaban dalam upaya
menciptakan keadilan ekonomi. Otonomi daerah harus didukung terus dan dilakukan
perbaikan berkelanjutan. Selain itu, untuk menciptakan keadilan, alokasi dana umum
(DAU) dan dana perimbangan pemerintah pusat dan daerah harus tetap dijalankan
dengan transparan untuk menciptakan keadilan, karena ada daerah yang kaya
dengan sumber daya alam dan ada yang miskin sumber daya alam.
c. Pembangunan ekonomi harus dirancang dengan melibatkan partisipasi rakyat, dan
karenanya pengembangan usaha kecil dan menengah yang jumlahnya sangat besar
perlu didorong dan diberikan fasilitas seperti kredit mikro, dan peraturan pelatihan
serta peluang pasar.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Eva Maulina, MM


PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Anda mungkin juga menyukai