Contoh Proposal Riset Keperawatan
Contoh Proposal Riset Keperawatan
Contoh Proposal Riset Keperawatan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit kanker merupakan masalah kesehatan utama di dunia dan akhir-akhir ini menjadi
masalah yang cukup serius di negara- negara berkembang. Salah satu jenis kanker yang
banyak diderita orang di dunia adalah kanker serviks (Otto,2001)
Kanker serviks merupakan urutan pertama tumor ganas paling sering pada wanita Indonesia.
Di negara maju, kanker ini menempati urutan kedua kanker genetalia tersering. Menurut The
American Cancer Cervix pada tahun 2005, ada 9.710 kasus baru, dan pada tahun 2006 lebih
dari 3.700 wanita meninggal karena kanker ini. Di Indonesia angka yang pasti belum
didapatkan tetapi kemungkinan tidak jauh berbeda (Eifel, et al, 2001, Perez dan Cavanagh,
2004, Viswanathan, et al, 2006).
Di Negara maju terdapat penurunan terjadinya angka kematian oleh karena skrining Pap
Smear telah berjalan dengan baik, sedangkan di negara berkembang hal ini belum dapat
dimanfaatkan secara maksimal oleh karena kendala pendidikan maupun budaya, sehingga
kebanyakan penderita kanker serviks di negara berkembang datang untuk berobat sudah
dalam stadium lanjut (Perez dan Cavanagh, 2004, Eifel, et al, 2001).
2
Di Departemen Radioterapi RSCM selama periode tahun 2006, kanker serviks tercatat urutan
terbanyak pertama (94,3%) dari total 424 penderita kanker ginekologi dan urutan pertama
juga (27,2%) dari total 1.473 penderita tumor ganas lainnya yang berobat untuk menjalani
radiasi. Berdasarkan catatan sampai dengan Desember 2006 di Departemen Radioterapi
RSCM di dapatkan data bahwa jumlah pasien yang sedang menjalani radioterapi sebanyak
485 orang. Diantara pasien yang tercatat tersebut terdapat 200 orang yang tidak melakukan
radioterapi dan mayoritas adalah sudah tahap stadium lokal lanjut sehingga prognosis
pengobatan kurang baik. Pasien dengan kanker serviks akan dihadapkan dengan banyak
masalah baik masalah berkaitan dengan penyakit kanker itu sendiri maupun masalah
sekunder akibat berbagai modalitas pengobatan.
Terapi modalitas yang diberikan meliputi pembedahan, radioterapi dan kemoterapi. Apapun
tipe pengobatan yang diberikan, pasien kanker akan rentan terhadap efek samping dari
pengobatan tersebut. Salah satu terapi modalitas utama bagi pasien kanker adalah radioterapi
yang merupakan suatu pengobatan menggunakan sinar pengion berenergi tinggi untuk
mengobati kanker (Otto,2001). Pasien yang menjalani radioterapi pada serviks akan
mengalami beberapa efek samping. Berat ringannya efek samping yang dialami, tergantung
dari status kesehatan, daya tahan tubuh, dan kondisi psikologis pasien. Efek samping
radioterapi yang sering dialami pasien dengan radiasi pada serviks seperti nyeri perut, diare,
tidak nafsu makan, berat badan menurun, kehitaman pada perut dan bokong. Hal ini mungkin
akan menyebabkan pasien tidak mau atau tidak patuh menjalani radioterapi.
3
Dukungan suami adalah kehadiran suami baik secara fisik maupun psikis, yaitu dengan
mencurahkan segenap hati, perasaan, dan pikiran dengan jujur. Dengan adanya dukungan
suami, istri akan merasa dicintai, dan dihargai ( http://www.psikologi-untar.com)
Perawat berperan penting kepada suami pasien guna memberikan dukungan agar pasien mau
dan patuh melakukan radioterapi, memberi reinforcement yang dapat meningkatkan
kepercayaan diri pasien, dan juga memberikan pendidikan kesehatan tentang efek samping
radioterapi serta penanganan akibat radioterapi. Masalah tersebut di atas menarik untuk dikaji
lebih lanjut tentang hubungan dukungan suami terhadap kepatuhan pasien menjalani
radioterapi pada serviks.
B. Masalah Penelitian
Peneliti memfokuskan pada hubungan dukungan suami atau keluarga mempengaruhi
kepatuhan pasien menjalani radioterapi. Smeltzer dan bare (2001) menyebutkan bahwa status
fisik, psikologis, dan social pasien kanker akan terpengaruh oleh pengalaman penyakit,
4
prosedur diagnostic maupun pengobatan yang dijalani, dimana salah satu pengobatannya
adalah radioterapi. Maka jika terjadi ketidakpatuhan pasien menjalani radioterapi
dikhawatirkan akan mempengaruhi proses penyembuhan dan pengobatan pasien itu sendiri.
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan masalah penelitian tersebut di atas maka pertanyaan penelitian yang dapat di
rumuskan adalah;
Bentuk dukungan apa saja dari suami yang berhubungan dengan kepatuhan pasien kanker
serviks dalam menjalani radioterapi di RSCM Jakarta ?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh hubungan dukungan suami terhadap kepatuhan
pasien kanker serviks dalam menjalani radioterapi di RSCM Jakarta .
2. Tujuan Khusus
a. Teridentifikasinya factor demografi Responden meliputi (umur, pendidikan,
pekerjaan) pada pasien kanker serviks dalam menjalani radioterapi di RSCM Jakarta
b. Teridentifikasinya hubungan dukungan emosional suami pada pasien kanker serviks
dengan kepatihan menjalani radioterapi di RSCM Jakarta.
c. Teridentifikasinya hubungan dukungan materi dari suami pada pasien dengan kanker
serviks dengan kepatuhan menjalani radioterapi di RSCM Jakarta.
d. Teridentifikasinya hubungan antara dukungan penghargaan dari suami dengan tingkat
kepatuhan pasien dengan kanker serviks yang menjalani radioterapi di RSCM Jakarta.
5
e. Teridentifikasinya hubungan antara dukungan informasional dari suami dengan
tingkat kepatuhan pasien dengan kanker serviks yang menjalani radioterapi di RSCM
Jakarta.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:
1. Keperawatan Maternitas
Sebagail dasar pengembangan ilmu pengetahuan dalam memberian asuhan
keperawatan pada pasien kanker dengan tindakan radioterapi.
2. Profesi keperawatan
Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan dasar pengetahuan bagi perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan untuk pasien yang menjalani radioterapi
3. Peneliti
Sebagai informasi dasar untuk penelitian berikutnya agar dapat dikembangkan lebih
luas serta dapat digunakan sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan diuraikan konsep dasar yang melandasi penelitian yang dilakukan tentang
hubungan dukungan suami dengan kepatuhan pasien kanker serviks untuk menjalani
radioterapi.
b. Prinsip Radioterapi
Radioterapi bekerja untuk menghancurkan sel- sel yang membelah dengan cepat seperti
sel kanker, karena sel-sel yang membelah dengan cepat ini sangat peka terhadap radiasi
daripada sel-sel yang membelah dengan lambat. Sel-sel normal tentunya juga terkena
efek radiasi tetapi sel-sel normal mempunyai kemampuan lebih baik untuk memperbaiki
kerusakan DNA akibat radiasi. Oleh karena itu, radioterapi diberikan dengan tujuan
7
membunuh sel-sel kanker sebanyak-banyaknya dan meminimalkan efek radiasi pada sel
yang normal.
c. Jenis Radioterapi
Ada beberapa jenis radioterapi yaitu:
1) Radiasi eksterna; adalah bentuk pengobatan radiasi dimana sumber radiasi
mempunyai jarak dengan target yang dituju. Pada radiasi eksterna digunakan
beberapa pesawat radioterapi yaitu pesawat cobalt 60 yang menggunakan sumber
radiasi bahan radioaktif, dimana alat ini mengeluarkan sinar X dan partikel electron
energi tinggi. Sebelum tindakan radiasi, mengatur posisi pasien saat radiasi, dan
mengatur penggunaan blok untuk meminimalkan efek radiasi pada sel normal.
2)
sumber
8
tiroid yang mendapat ablasi Iodium 131 secara oral dan pada pasien kanker dengan
metastasis tulang yang mendapat samarium 153 secara intravena.
Kanker Serviks
a. Pengertian Kanker
Syafei (2002), mengatakan bahwa kanker merupakan pertumbuhan baru dari jaringan
karena proliferasi terus menerus dari sel-sel abnormal yang berakibat mendesak atau
merusak jaringan sehat sekitarnya dan bermetastasis ke jaringan normal yang jauh
darinya. Kanker adalah proliferasi sel yang tidak terkendali (Otto, 2001). Kanker
serviks secara khas berasal dari lesi premaligna atau displasia pada daerah
9
sguamocolumnar junction. Transformasi dari displasia ringan menuju ke karsinoma
yang invasive biasanya terjadi secara lambat dalam beberapa tahun, meskipun rata-rata
proses ini sangat bervariasi.
b. Insiden
Kanker serviks merupakan urutan pertama tumor ganas paling sering pada wanita. Di
negara maju, kanker ini menempati urutan kedua kanker genetalia tersering. Menurut
The American Cancer Cervix pada tahun 2005, ada 9.710 kasus baru, dan pada tahun
2006 lebih dari 3.700 wanita meninggal karena kanker tersebut.
c. Klasifikasi
Uterus terletak di dalam cavum pelvis, merupakan organ muskuler yang terdiri dari
fundus, corpus dan serviks. Organ ini dilapisi oleh peritoneum pada bagian fundus,
corpus, serviks sampai ke bagian vagina di sisi posterior, kemudian menuju permukaan
rectum membentuk cavum Dauglas. Sedangkan di anterior membentuk kantong
uterovesikal yang berbatasan dengan permukaan posterior-superior buli (Perez CA,
Cavanagh BD & National Cancer Institite )
d. Etiologi
Studi molekuler dan epidemiologi telah membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
kuat antara HPV, CIN dan infasif kanker serviks. HPV DNA teridentifikasi pada 95%
pasien dengan serviks. Tipe HPV yang digolongkan resiko tinggi adalah tipe 16 dan 18.
Telah diketahui ada korelasi antara karsinoma sel skuamosa dengan HPV terutama tipe
10
16, sedangkan pada adenokarsinoma dan adenoskuamosa berkolerasi terutama dengan
tipe 18. Virus ini mampu membuat fisiologis serviks normal menjadi serviks yang
berpotensi menjadi karsinoma. Infeksi HPV mempengaruhi perubahan siklus sel
normal menjadi siklus sel yang mendorong terbentuknya kanker, menekan tumor
supresor gen dan mengaktifkan onkogen (Kirwan JM, & Andrijono). Faktor resiko
lainya adalah menikah usia muda (< 20 tahun), multipartner dan multipara, tingkat
social ekonomi rendah, hygiene buruk, terdapat riwayat penyakit hubungan seksual,
infeksi, status gizi, imonologi rendah, defisiensi vitamin A dan C, pemakaian
kontrasepsi hormonal, herediter, merokok.
e. Patofisiologi
Dalam keadaan normal, pertumbuhan sel diatur secara ketat oleh system regulasi
mekanisme pengaturan sel, yaitu adanya unsur genetik yang diaktifkan, sementara yang
lainnya di-inaktifkan. Sedangkan selsel kanker tumbuh secara otonom tak terkendali.
Pertumbuhan selsel kanker bersifat klonal yaitu berasal dari satu sel yang lepas dari
kendali pertumbuhan yang normal. Sel-sel kanker tidak mampu untuk berubah atau
berdeferensiasi menjadi sel-sel dewasa yang matang dan berfungsi akibat pertumbuhan
yang terus menerus, akan terbentuklah masa sel yang disebut tumor (benjolan) yang
semakin membesar lalu mendesak atau merusak jaringan normal didekatnya, serta
bermetastasis ke jaringan normal yang jauh letaknya, akhirnya mengakibatkan
gangguan fungsi organ yang bersangkutan.
11
3 .Dukungan suami
a. Pengertian
Beberapa ahli menguraikan beberapa pengertian tentang dukungan suami. Masing
masing ahli memberikan defenisi yang berbeda namun pada intinya memeliki
kesamaan pengertian. Beberapa defenisi yang diajukan oleh para ahli diantaranya
adalah sebagai berikut; bahwa dukungan suami adalah kehadiran suami baik secara
fisik maupun psikis, yaitu dengan mencurahkan segenap hati, perasaan, dan pikiran
dengan jujur. Dengan adanya dukungan suami, istri akan merasa dicintai, diperhatikan
dan dihargai.
Cobb dan Taylor (1986), mendefinisikan dukungan suami apa yang diterima dari orang
yang dicintai, diperhatikan, dihargai, dan berharga. Sedangkan Morgan dan Hewstone
(1996), mengatakan bahwa bantuan baik yang diberikan maupun yang diterima, disaat
individu melakukan koping terhadap kejadian dalam kehidupan yang menimbulkan
strees maupun atas kesulitan hidup sehari- hari.
Sarason dan Pierce dalam Baron (1997), mendefinisikan dukungan suami sebagai
kenyamanan fisik maupun psikologis yang disediakan oleh suami maupun keluarga.
Gottlieb (1983), menyatakan dukungan suami seperti informasi atau nasehat baik verbal
maupun non verbal, pertolongan yang nyata, atau tindakan yang ditawarkan oleh
keintiman atau disebabkan oleh kehadiran orangorang terdekat kehadiran mereka serta
memiliki pengaruh yang menguntungkan baik secara emosional maupun behavioral
pada penerima.
12
Dari berbagai defenisi yang dikemukakan dapat disimpulkan bahwa dukungan suami
mempunyai pengertian sebagai informasi yang diterima seseorang bahwa dirinya
dicintai, diperhatikan dan dihargai sehingga dapat menciptakan suatu kenyamanan fisik
maupun psikologis untuk membantu individu dalam menghadapi situasi sulit yang
dihadapinya.
Untuk mengukur dukungan suami didasarkan pada 2 elemen utama yaitu : (a) persepsi
bahwa tersedia orang yang dapat diandalkan individu saat dibutuhkan, (b) derajat dari
kepuasan dengan dukungan yang tersedia. Dua factor dalam dukungan suami ini bisa
bervariasi dalam hubungannya dengan orang lain tergantung kepada kepribadian
individu (Sarason, 1983).
Suami merupakan orang terdekat yang memiliki keterikatan emosional dengan istri.
Pengertian, toleransi dan kasih sayang (tender, loving and care) yang diberikan suami,
merupakan dorongan moril yang paling efektif bagi pemulihan kondisi psikologisnya,
karena bagi wanita yang menjadi pokok utama bukanlah semata hubungan seksual,
melainkan rasa kasih sayang dan kelembutan (Hawari, 1997).
13
a. Dukungan Emosional (Emotional Support)
Pemberian dukungan emosional ini meliputi ekspresi dari rasa empati, perawatan,
perhatian dan kepedulian kepada individu yang bersangkutan. Dimana hal ini dapat
memberikan perasaan nyaman, tentram, kepastian, rasa memiliki dan dicintai lagi
individu tersebut pada saat kondisi yang menekan (Sheridan, 1992). Tolsdorf (dalam
Orford, 1992) merujuk kepada bantuan dalam bentuk pemberian semangat, kehangatan
pribadi, cinta atau bantuan emosional. Banyak para ahli yang berpendapat bahwa
dukungan emosional dari suami merupakan bentuk dukungan yang paling penting
terhadap kesejahteraan maupun kesehatan individu.
yang
menolong
individu
untuk
menyelesaikan
masalah-masalah
14
d. Dukungan Informasi ( Informational Support )
Sesuai dengan namanya maka jenis dukungan ini meliputi pemberian nasehat, petunjuk,
saransaran, arahan ataupun suatu umpan balik kepada seorang individu (Taylor 2000).
Support atau pemberi dukungan terdidri dari 2 jenis, pertama terdiri dari orang yang
secara signifikan telah mempunyai pengaruh dalam kehidupan individu tersebut;
contohnya pasangan atau kekasih, teman akrab, saudara, orang tua, dll. Yang kedua,
terdiri dari orangorang yang melalui hasil pengalamannya, pendidikan, pelatihan
maupun kepribadiannya, bersedia memberikan dukungan kepeda individu, contohnya
tenaga medis, relawan, kelompok dukungan social, dll (Gottlieb, 1988). Pada pasien
dengan kanker serviks, suami atau keluarga menjadi salah satu penyediaan dukungan
untuk sembuh dari penyakitnya.
15
6.Konsep Kepatuhan Dan Ketidak kepatuhan
a. Konsep Kepatuhan
Kepatuhan disebut juga konfirmasi berubahnya pandangan atau tindakan seorang
individu Sebagai akibat dari tekanan kelompok yang muncul karena adanya pertentangan
antara pendapat si individu dengan pendapat kelompok (Krech, 1962; Swanbarg, 1990).
Dari segi intensitasnya konfirmasi dapat dibedakan dalam compliance atau patuh karena
terpaksa dan conformity benarbenar setuju dengan pendapat kelompok.
Menurut Lawrence Green: Notoatmodjo (2003). Factor yang mendorong motivasi untuk
mencapai keselamatan individu dipengaruhi oleh factor prilaku dan non prilaku.
Faktor non prilaku termasuk juga mahalnya biaya pengobatan, biaya transportasi,
fisiologis, dan psikologis.
16
berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga professional
kesehatan (Carpenito, 1999).
FaktorFaktor yang berhubungan dengan ketidak patuhan (Bart Smet, 1994) meliputi;
a. Ciri ciri kesakitan dan ciri ciri pengobatan
Menurut Dickson (1989 dalam Safarino, 1992) prilaku ketaatan lebih rendah untuk
penyakit kronis (karena tidak ada pengaruh buruk yang segera dirasakan atau resiko
jelas), sarana mengenai gaya hidup umum dan kebiasaan lama, pengobatan yang
komplek, pengobatan dengan efek sampingan.
d. Variabelvariabel sosial
Menurut Sarafino (1990), secara umum orang yang merasa menerima penghiburan,
perhatian, dan pertolongan yang mereka butuhkan dari seorang kelompok biasanya
17
cenderung lebih mudah mengikuti nasehat medis, dari pada pasien yang kurang
mendapat dukungan social.
e. Ciricirri individu
Menurut Taylor (1991), variabelvariabel demografis juga digunakan untuk
meredakan ketidaktaatan. Berdasarkan uraian teori diatas, suami merupakan orang
terdekat yang sangat berperan penting dalam tingkat kepatuhan khususnya istri yang
sedang menjalani radioterapi dan juga proses penyembuhan.
B. PENELITIAN TERKAIT
Sejauh ini peneliti belum menemukan penelitian yang terkait dengan dukungan suami
terhadap tingkat kepatuhan pasien kanker serviks melakukan radioterapi. Peneliti telah
menelusuri
di
internet
melalui
www.proguest.com/pgdweb,
www.pgrefasia.com,
18
sosial terhadap kcemasan menjelang menopause lebih tinggi (27,4%), tidak semua
perempuan mengalami hasrat penurunan seksual (15%). Dari penelitian tersebut dapat
disimpulkan
19
BAB III
KERANGKA KERJA PENELITIAN
A. KERANGKA KONSEP
20
Berdasarkan landasan teori, maka
Dukungan Suami
Dukungan emosionl
Dukungan materi
Dukungan penghargaan
Dukungan informasi
Kepatuhan pasien
kanker serviks stadium
lanjut untuk
radioterapi
Usia
Pendidikan
Agama
Pekerjaan
21
Dari bagan di atas, pasien yang menjalani radioterapi pada kanker serviks stadium lanjut
dapat mengalami kegagalan proses penyembuhan yang disebabkan karena ketidak patuhan
pasien dari tingkat patuh atau tidak patuh.
B. HIPOTESIS
19
1. Hipotesis Mayor
Terdapat hubungan antara dukungan suami dengan kepatuhan pasien kanker serviks stadium
lanjut yang menjalankan radioterapi di Departemen Radioterapi RSCM Jakarta
2. Hipotesis Minor
a. Terdapat hubungan antara dukungan emosional suami dengan kepatuhan pasien kanker
serviks stadium lanjut yang sedang menjalankan radioterapi di Departemen Radioterapi
RSCM Jakarta
b. Terdapat hubungan antara dukungan materi dari suami dengan kepatuhan pasien kanker
serviks stadium lanjut yang sedang menjalankan radioterapi di Departemen Radioterapi
RSCM Jakarta
c. Terdapat hubungan antara dukungan penghargaan suami dengan kepatuhan pasien kanker
serviks stadium lanjut yang sedang menjalankan radioterapi di Departemen Radioterapi
RSCM Jakarta
22
d. Terdapat hubungan antara dukungan informasi dari suami dengan kepatuhan pasien
kanker serviks stadium lanjut yang sedang menjalankan radioterapi di Departemen
Radioterapi RSCM Jakarta
C. DEFENISI OPERASIONAL
Pada penelitian ini yang diamati adalah tingkat kepatuhan pasien, maka variabel dalam
penelitian ini adalah tingkat kepatuhan. Di bawah ini variabel akan diuraikan secara
operasional.
No
Variabel
Dukungan
suami
Definisi Operasional
23
Dukungan
emosional
Dukungan
materi
Dukungan
emosional
dari
suami selama pasien
menjalani
radioterapi
Diantaranya:
Perasaan nyaman,
tentram, kepastian,
rasa memiliki dan
dicintai
bagi
individu
Alat ukur:
Kuesioner
Dukungan
materi
yang diberikan oleh
suami selama pasien
menjalani
radioterapi,
Diantaranya:
Membantu
mengerjakan tugas
tugas saat stress,
meliputi penyediaan
barang atau jasa,
biaya pengobatan,
biaya hidup dan
menolong individu
untuk
menyelesaikan
masalah kebutuhan
rumah tangga
Alat ukur:
Kuesioner
Pengukuran
dilakukan dengan
cara reponden
memilih
pernyataan yang
sesuai dengan
memilih 1 diantara
4 pilihan jawaban.
1. sangat tidak
setuju
2. kurang setuju
3. setuju
4. sangat setuju
Pengukuran
dilakukan dengan
cara reponden
memilih
pernyataan yang
sesuai dengan
memilih 1 diantara
4 pilihan jawaban.
1. sangat tidak
setuju
2. kurang setuju
3. setuju
4. sangat setuju
digunakan adalah
mean
0 = Dukungan Kurang Ordinal
(jika skor jawaban <
dari nilai
median/mean)
1 = Dukungan Baik
(jika skor jawaban
dari nilai
median/mean)
Catatan:
- Jika jawaban
responden
memperlihatkan
distribusi normal
maka Cut of point
yang digunakan
adalah nilai
median
- Jika distribusinya
tidak normal maka
cut of point yang
digunakan adalah
mean
0 = Dukungan Kurang Ordinal
(jika skor jawaban <
dari nilai
median/mean)
1 = Dukungan Baik
(jika skor jawaban
dari nilai
median/mean)
Catatan:
- Jika jawaban
responden
memperlihatkan
distribusi normal
maka Cut of point
yang digunakan
adalah nilai
median
- Jika distribusinya
24
Dukungan
Informasi
Dukungan
penghargaan
Segala
informasi
yang
dianggap
penting
dan
membantu
dalam
proses
radoterapi
dari
suami
diantaranya
informasi
tentang
manfaat
terapi,
jadwal,
biaya,
petugas kesehatan
yang
menangani,
lama terapi dan
tingkat keberhasilan
terapi.
Alat ukur:
Kuesioner
Pemberian dukungan
penghargaan oleh
suami selama pasien
menjalani radioterapi
Diantaranya:
Menunjukan
penghargaan yang
positif,
rasa
menghargai
diri
sendiri,
perasaan
yakin
akan
kemampuan
yang
dimiliki, serta rasa
dihargai oleh orang
lain
pada
diri
individu
yang
bersangkutan
Alat ukur:
Kuesioner
Pengukuran
dilakukan dengan
cara reponden
memilih
pernyataan yang
sesuai dengan
memilih 1 diantara
4 pilihan jawaban.
1. sangat tidak
setuju
2. kurang setuju
3. setuju
4. sangat setuju
Pengukuran
dilakukan dengan
cara reponden
memilih
pernyataan yang
sesuai dengan
memilih 1 diantara
4 pilihan jawaban.
1. sangat tidak
setuju
2. kurang setuju
3. setuju
4. sangat setuju
25
Kepatuhan
menjalankan
radiotherapi
Tingkat kehadiran
dan kesesuaian
responden untuk
menjalankan
radioterapi sesuai
jadwal yang
ditetapkan oleh
rumah sakit dan
mengikuti anjuran
yang disampaikan
oleh petugas
kesehatan selama
pasien menjalani
radioterapi seperti
kesesuaian menjalani
terapi pengobatan
dan menghidari
larangan larangan
sesuai dengan
ketentuan
Alat ukur:
Kuesioner dan
Pengecekan
Jadwal kehadiran
pada file/status
pasien
Pengukuran untuk
ketepatan/
kesesuaian
responden
menjalankan
anjuran atau
program selain
jadwal kehadiran
maka pengukuran
dilakukan dengan
cara reponden
memilih
pernyataan yang
sesuai dengan
memilih 1 diantara
4 pilihan jawaban.
1. Tidak pernah
2. kadangkadang
3. sering
4. selalu
median
- Jika distribusinya
tidak normal maka
cut of point yang
digunakan adalah
mean
0 = Kurang patuh
Ordinal
(jika skor jawaban <
dari nilai
median/mean)
1 = Patuh Baik (jika
skor jawaban dari
nilai median/mean)
Catatan:
- Jika jawaban
responden
memperlihatkan
distribusi normal
maka Cut of point
yang digunakan
adalah nilai
median
- Jika distribusinya
tidak normal maka
cut of point yang
digunakan adalah
mean
Sedangkan untuk
kehadiran
responden
dilakukan dengan
lembar
pengecekan sesuai
jadwal seperti
tercatat dalam
file/data pasien.
7
Usia
Mengisi kuesioner
1. < 20 tahun
2. 20 30 th
interval
26
Pendidikan
Agama
10
Pekerjaan
yang menyatakan
lama hidup
responden dari lahir
sampai dengan ulang
tahunnya yang
terakhir
Pendidikan formal
Mengisi kuesioner
yang pernah dijalani
oleh reponden dan
dinyatakan lulus dari
pendidikan tersebut
dengan bukti
kepemilikan ijazah
Keyakinan atau
Mengisi kuesioner
kepercayaan yang
dianut oleh
responden
berhubungan dengan
Tuhan YME
Rutinitas yang
Mengisi Kuesioner
dijalankan oleh
responden pada
bidang pekerjaan
tertentu untuk
memenuhi kebutuhan
hidup dan menjadi
sumber penghasilan
3. > 30 th
1.
2.
3.
4.
5.
Tidak sekolah
SD
SMP
SMU
PT
1. Islam
2. Kristen katolik
3. Kristen
Protestan
4. Hindu
5. Budha
1. Tidak bekerja/
ibu rumh
tangga
2. PNS
3. POLRI/TNI
4. Karyawan
5. Lain-lain
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. DISAIN PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif Crossectional. Variabel yang
diamati yaitu dukungan suami dan kepatuhan menjalankan radioterapi. Penelitian ini selain
bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu peristiwa yang dilakukan
secara sistematik juga mencari hubungan variabel independent dan dependent (Nursalam,
Ordinal
Nominal
Nominal
27
2001). Fenomena di teliti secara apa adanya tanpa adanya manipulasi atau intervensi dari
peneliti.
28
f. Populasi (N)
g. Penghitungan sampel dengan populasi diketahui (nk)
Dengan demikian maka rumus sampel adalah sebagai berikut :
Z x (p x q)
N = ----------------------d
(1,96) x (0,5 x 0,5)
= ----------------------------(0,05)
0.9604
=----------------0,0025
= 384
n
nk = -----------n
1 + --N
= 130 orang
Jadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 130 responden
3. Kriteria sampel
Sampel yang akan disertakan dalam penelitian adalah yang memenuhi criteria Sebagai
berikut:
a. Telah menjalani radioterapi lebih dari 1 x
b. Dapat membaca dan menulis
c. Bersedia menjadi responden
29
Sampel yang berjumlah 130 responden di ambil dengan methode acak sederhana (simple
random sampling) dari populasi yang berjumlah 200 orang. Simple random sampling
dilakukan dengan cara membuat daftar nama populasi kemudian di kocok sampai
mendapatkan nama sebanyak 130 responden. Pengambilan sampel ini menggunakan prinsip
Equal probability of selection methods, yaitu memberi peluang atau kesempatan yang sama
kepada seluruh anggota populasi untuk menjadi responden.
D. ETIKA PENELITIAN
Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan ijin kepada institusi UMJ.
Setelah disetujui, peneliti mengajukan permohonan ijin penelitian kepada direktur RS.Dr.
Cipto Mangunkusumo dan pihak-pihak terkait untuk mendapatkan persetujuan. Selanjutnya
kuesioner dikirim ke subyek yang diteliti dengan menekankan pada masalah etika sebagai
berikut:
1. Memberi penjelasan kepada responden tentang penelitian yang akan dilakukan, jika
bersedia untuk ikut serta dalam penelitian, responden harus menandatangani lembar
persetujuan. Jika responden menolak, maka peneliti tidak boleh memaksa dan tetap
menghormati haknya. Responden dapat mengakhiri keikutsertaanya dalam penelitian setiap
saat penelitian ini berjalan.
2. Menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak mencantumkan nama subyek pada
lembar pengumpulan data (Kuesioner) yang diisi oleh subyek. Lembar tersebut hanya diberi
inisial atau kode tertentu.
30
Kuesioner digunakan Sebagai alat pengumpul data pada penelitian ini, karena melalui
kuesioner dapat diambil data tentang persepsi atau pendapat responden tentang hubungan
dukungan suami terhadap kepatuhan melakukan radioterapi karena responden adalah orang
yang paling tahu akan dirinya. Untuk memenuhi sebuah kuesioner yang valid atau relevan
Sebagai alat pengumpul data, perlu adanya content validity atau face validity dimana dalam
membuat kuesioner harus berdasarkan literature dan mengkonsultasikan kepeda konsultan,
guru atau orang yang ahli dalam masalah yang kita teliti untuk memperoleh saran (Yu, 2005).
Kuesioner juga bisa merupakan alat pengumpul data yang reliable dengan memperhatikan isi
pertanyaan di dalam kuesioner sehingga walau ditanya berkala-kali dalam waktu yang
berbeda akan menghasilkan jawaban yang sama. Pertanyaan yang diajukan pada kuesioner
harus dimengerti betul oleh responden sehingga dapat menggambarkan keadaan yang
sebenarnya terjadi pada responden.pertanyaan yang diajukan juga harus akurat atau tepat
artinya pertanyaan harus sesuai dengan masalah yang diteliti.
31
Karena alat ukur yang berupa kuesioner ini dibuat oleh peneliti sendiri maka sebelum
digunakan kuesioner ini akan dilakukan ujicoba terlebih dahulu. Uji coba dimaksudkan agar
dapat melihat tingkat validitas dan reliabilitas dari kuesioner ini. Uji coba direncanakan pada
15 responden diluar responden yang telah dipilih untuk penelitian yang sesungguhnya. Uji
coba ini dilakukan berulang-ulang sampai nilai reliabilitasnya mencapai minimal 75%. Jika
pada ujicoba pertama tidak mencapai skor reliabilitas yang ditentukan maka kuesioner akan
diperbaiki dan di ujicobakan kembali hingga mencapai skor yang diinginkan. Hasil uji coba
kuesioner menunjukkan nilai reliabilitas sebesar 80%.
Pernyataan tentang dukungan emosional suami sebanyak 12 item (pernyataan nomor 112) dengan nilai skor terendah 12 dan skor tertinggi 48. Pernyataan tentang dukungan
material suami (pernyataan nomor 13-18), dukungan penghargaan (pernyataan nomor 1924) dan dukungan informasional (pernyataan nomor 25-30) masing-masing sebanyak 6
item dengan skor terendah 6 dan tertinggi 24. Sedangkan untuk variable kepatuhan
32
sebanyak 8 item (pernyataan nomor 31-35) dengan skor terendah 8 dan tertinggi 32.
Masing-masing variable dibuat dalam bentuk data katagorik sehingga hasil ukur untuk
kepentingan analisis data berupa 0= kurang dan 1= baik. Katagori kurang jika skor lebih
kecil atau sama dengan nilai median (jika distribusi data normal) atau means (jika
distribusi data tidak normal), sedangkan katagori baik jika skor lebih besar dari means
atau median.
33
8. Mengakhiri pertemuan setelah selesai mengumpulkan data
G. PENGOLAHAN DATA
Setelah kuisioner di bagikan pada responden dan telah di isi oleh responden, akan dilihat
kelengkapan pengisiannya yang meliputi :
1. Editing yaitu untuk melakukan pengecekan pengisian kuisioner apakah jawaban yang
ada dalam kuisioner lengkap, jelas, relevan dan konsisten.
2. Coding yaitu kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka
atau bilangan.
3.
Processing yaitu pemprosesan data yang di lakukan dengan cara di entry data dari
kuisioner ke paket computer.
H. ANALISA DATA
Agar lebih bermakna data yang telah di beri skore di analisa dengan uji statistic. Analisa
data dilakukan dengan dua tahap yaitu :
1.
guna
34
Rumus uji Chi square (Eko Budiarto,2001):
2
(0E)2
X =
E
Keterangan :
0 = Nilai hasil pengamatan ( observed )
E = Nilai ekspektasi ( harapan )
35
NPM
: 2006727041
Peneliti
36
yang
dilakukan
oleh
Program
Studi
Ilmu
Keperawatan
Universitas
Jakarta, 2008
()
37
LEMBAR KUESIONER
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PASIEN KANKER
SERVIKS STADIUM LANJUT UNTUK MELAKUKAN RADIOTERAPI DI
DEPARTEMEN RADIOTERAPI RSCM TAHUN 2008
PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah pernyataan yang ada dengan baik.
2. Berikan tanda ceklist (V) pada kotak yang telah tersedia untuk setiap jawaban.
3. Jika ingin memperbaiki jawaban yang salah, beri tanda silang (X) di kolom yang
salah, kemudian beri tanda ceklist ( V) pada kolom yang benar
4. Tanyakan langsung pada peneliti bila ada kesulitan dalam menjawab pertanyaan.
5. Mohon kuesioner ini dikembalikan pada kami setelah diisi.
A. DATA DEMOGRAFI
1. Usia saudara sekarang: .tahun
2. Agama:
( ) Islam
( ) Hindu
( ) Budha
3. Pekerjaan:
( ) PNS/ABRI/POLRI
( ) Karyawan Swasta
( ) Buruh
) dll
38
4. Pendidikan Terakhir;
( ) Tidak Sekolah ( ) SD
(
( ) SLTP
) SMU sederajat
) Akademi/Perguruan Tinggi
B. DUKUNGAN SUAMI
Isi sesuai dengan pendapat saudara, beri tanda (V) pada pilihan yang paling tepat pada kolom
yang telah disediakan.
Keterangan:
No
Pernyataan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
rumah sakit
Kebutuhan saya senantiasa terpenuhi walaupun biaya yang
dikeluarkan cukup tinggi
TS
KS
SS
(1)
(2)
(3)
(4)
39
19
20
21
menjalani terapi
Suami memberikan pujian terhadap penampilan fisik saya
22
23
berubah
Suami tidak mengeluh walapun saya tidak bisa melayaninya
24
25
26
sehari-harinya
Suami mengingatkan saya bila tiba waktunya untuk terapi
Suami menyampaikan kepada saya tentang manfaat terapi
27
28
29
30
40
3. Sering (SR)
4. Selalu (SL)
No
Pernyataan
31
32
33
34
35
petugas kesehatan
Saya menanyakan kepada petugas hal-hal yang tidak saya
TP
KD
SR
SL
(1)
(2)
(3)
(4)
(DI
ISI
OLEH
TP
KD
SR
SL
(1)
(2)
(3)
(4)
LEMBAR PNGECEKAN
PETUGAS/PENELITI)
PADA
STATUS/FILE
No
Pernyataan
PASIEN
31
32