Contoh Proposal Riset Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 40

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit kanker merupakan masalah kesehatan utama di dunia dan akhir-akhir ini menjadi
masalah yang cukup serius di negara- negara berkembang. Salah satu jenis kanker yang
banyak diderita orang di dunia adalah kanker serviks (Otto,2001)

Kanker serviks merupakan urutan pertama tumor ganas paling sering pada wanita Indonesia.
Di negara maju, kanker ini menempati urutan kedua kanker genetalia tersering. Menurut The
American Cancer Cervix pada tahun 2005, ada 9.710 kasus baru, dan pada tahun 2006 lebih
dari 3.700 wanita meninggal karena kanker ini. Di Indonesia angka yang pasti belum
didapatkan tetapi kemungkinan tidak jauh berbeda (Eifel, et al, 2001, Perez dan Cavanagh,
2004, Viswanathan, et al, 2006).

Di Negara maju terdapat penurunan terjadinya angka kematian oleh karena skrining Pap
Smear telah berjalan dengan baik, sedangkan di negara berkembang hal ini belum dapat
dimanfaatkan secara maksimal oleh karena kendala pendidikan maupun budaya, sehingga
kebanyakan penderita kanker serviks di negara berkembang datang untuk berobat sudah
dalam stadium lanjut (Perez dan Cavanagh, 2004, Eifel, et al, 2001).

2
Di Departemen Radioterapi RSCM selama periode tahun 2006, kanker serviks tercatat urutan
terbanyak pertama (94,3%) dari total 424 penderita kanker ginekologi dan urutan pertama
juga (27,2%) dari total 1.473 penderita tumor ganas lainnya yang berobat untuk menjalani
radiasi. Berdasarkan catatan sampai dengan Desember 2006 di Departemen Radioterapi
RSCM di dapatkan data bahwa jumlah pasien yang sedang menjalani radioterapi sebanyak
485 orang. Diantara pasien yang tercatat tersebut terdapat 200 orang yang tidak melakukan
radioterapi dan mayoritas adalah sudah tahap stadium lokal lanjut sehingga prognosis
pengobatan kurang baik. Pasien dengan kanker serviks akan dihadapkan dengan banyak
masalah baik masalah berkaitan dengan penyakit kanker itu sendiri maupun masalah
sekunder akibat berbagai modalitas pengobatan.

Terapi modalitas yang diberikan meliputi pembedahan, radioterapi dan kemoterapi. Apapun
tipe pengobatan yang diberikan, pasien kanker akan rentan terhadap efek samping dari
pengobatan tersebut. Salah satu terapi modalitas utama bagi pasien kanker adalah radioterapi
yang merupakan suatu pengobatan menggunakan sinar pengion berenergi tinggi untuk
mengobati kanker (Otto,2001). Pasien yang menjalani radioterapi pada serviks akan
mengalami beberapa efek samping. Berat ringannya efek samping yang dialami, tergantung
dari status kesehatan, daya tahan tubuh, dan kondisi psikologis pasien. Efek samping
radioterapi yang sering dialami pasien dengan radiasi pada serviks seperti nyeri perut, diare,
tidak nafsu makan, berat badan menurun, kehitaman pada perut dan bokong. Hal ini mungkin
akan menyebabkan pasien tidak mau atau tidak patuh menjalani radioterapi.

3
Dukungan suami adalah kehadiran suami baik secara fisik maupun psikis, yaitu dengan
mencurahkan segenap hati, perasaan, dan pikiran dengan jujur. Dengan adanya dukungan
suami, istri akan merasa dicintai, dan dihargai ( http://www.psikologi-untar.com)

Dukungan keluarga mempengaruhi kesembuhan ibu yang menderita kanker serviks.


Kesembuhan tersebut disebabkan oleh terjadinya reaksi kimiawi yang merangsang sel-sel di
dalam tubuh untuk melawan kanker (kuijer et al 2000). Efek dari radioterapi yang dialami
pasien mungkin akan mempengaruhi kepatuhan pasien untuk melakukan radioterapi. Hal ini
terlihat dari seringnya pasien yang akan direncanakan mendapat radioterapi menanyakan
kepada petugas tentang efek dari radioterapi apakah efek tersebut muncul hanya selama
radioterapi atau akan hilang setelah radioterapi.

Perawat berperan penting kepada suami pasien guna memberikan dukungan agar pasien mau
dan patuh melakukan radioterapi, memberi reinforcement yang dapat meningkatkan
kepercayaan diri pasien, dan juga memberikan pendidikan kesehatan tentang efek samping
radioterapi serta penanganan akibat radioterapi. Masalah tersebut di atas menarik untuk dikaji
lebih lanjut tentang hubungan dukungan suami terhadap kepatuhan pasien menjalani
radioterapi pada serviks.

B. Masalah Penelitian
Peneliti memfokuskan pada hubungan dukungan suami atau keluarga mempengaruhi
kepatuhan pasien menjalani radioterapi. Smeltzer dan bare (2001) menyebutkan bahwa status
fisik, psikologis, dan social pasien kanker akan terpengaruh oleh pengalaman penyakit,

4
prosedur diagnostic maupun pengobatan yang dijalani, dimana salah satu pengobatannya
adalah radioterapi. Maka jika terjadi ketidakpatuhan pasien menjalani radioterapi
dikhawatirkan akan mempengaruhi proses penyembuhan dan pengobatan pasien itu sendiri.

C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan masalah penelitian tersebut di atas maka pertanyaan penelitian yang dapat di
rumuskan adalah;
Bentuk dukungan apa saja dari suami yang berhubungan dengan kepatuhan pasien kanker
serviks dalam menjalani radioterapi di RSCM Jakarta ?

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh hubungan dukungan suami terhadap kepatuhan
pasien kanker serviks dalam menjalani radioterapi di RSCM Jakarta .
2. Tujuan Khusus
a. Teridentifikasinya factor demografi Responden meliputi (umur, pendidikan,
pekerjaan) pada pasien kanker serviks dalam menjalani radioterapi di RSCM Jakarta
b. Teridentifikasinya hubungan dukungan emosional suami pada pasien kanker serviks
dengan kepatihan menjalani radioterapi di RSCM Jakarta.
c. Teridentifikasinya hubungan dukungan materi dari suami pada pasien dengan kanker
serviks dengan kepatuhan menjalani radioterapi di RSCM Jakarta.
d. Teridentifikasinya hubungan antara dukungan penghargaan dari suami dengan tingkat
kepatuhan pasien dengan kanker serviks yang menjalani radioterapi di RSCM Jakarta.

5
e. Teridentifikasinya hubungan antara dukungan informasional dari suami dengan
tingkat kepatuhan pasien dengan kanker serviks yang menjalani radioterapi di RSCM
Jakarta.

E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:
1. Keperawatan Maternitas
Sebagail dasar pengembangan ilmu pengetahuan dalam memberian asuhan
keperawatan pada pasien kanker dengan tindakan radioterapi.
2. Profesi keperawatan
Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan dasar pengetahuan bagi perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan untuk pasien yang menjalani radioterapi
3. Peneliti
Sebagai informasi dasar untuk penelitian berikutnya agar dapat dikembangkan lebih
luas serta dapat digunakan sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan diuraikan konsep dasar yang melandasi penelitian yang dilakukan tentang
hubungan dukungan suami dengan kepatuhan pasien kanker serviks untuk menjalani
radioterapi.

A. TEORI DAN KONSEP TERKAIT


1. Radioterapi
a. Pengertian
Ada beberapa pengertian radioterapi diantaranya menurut Otto (2001), yang menyatakan
radioterapi adalah suatu bentuk pengobatan menggunakan sinar pengion berenergi tinggi
untuk mengobati kanker. Pengertian lain dari radioterapi adalah penggobatan kanker
dengan menggunakan sinar berenergi tinggi untuk menghancurkan sel-sel kanker
(Cancerbacup, 2005). Sedangkan menurut Gondowiardjo (2002), radioterapi merupakan
pengobatan lokal keganasan dengan menggunakan sinar pengion.

b. Prinsip Radioterapi
Radioterapi bekerja untuk menghancurkan sel- sel yang membelah dengan cepat seperti
sel kanker, karena sel-sel yang membelah dengan cepat ini sangat peka terhadap radiasi
daripada sel-sel yang membelah dengan lambat. Sel-sel normal tentunya juga terkena
efek radiasi tetapi sel-sel normal mempunyai kemampuan lebih baik untuk memperbaiki
kerusakan DNA akibat radiasi. Oleh karena itu, radioterapi diberikan dengan tujuan

7
membunuh sel-sel kanker sebanyak-banyaknya dan meminimalkan efek radiasi pada sel
yang normal.

c. Jenis Radioterapi
Ada beberapa jenis radioterapi yaitu:
1) Radiasi eksterna; adalah bentuk pengobatan radiasi dimana sumber radiasi
mempunyai jarak dengan target yang dituju. Pada radiasi eksterna digunakan
beberapa pesawat radioterapi yaitu pesawat cobalt 60 yang menggunakan sumber
radiasi bahan radioaktif, dimana alat ini mengeluarkan sinar X dan partikel electron
energi tinggi. Sebelum tindakan radiasi, mengatur posisi pasien saat radiasi, dan
mengatur penggunaan blok untuk meminimalkan efek radiasi pada sel normal.

2)

Brakhiterapi adalah bentuk pengobatan radiasi dengan mendekatkan

sumber

radiasi ke target yang dituju. Brakhiterapi dapat diberikan dengan menggunakan


teknik:
a) Intracaviter yaitu dengan cara memasukan sumber radiasi langsung ke dalam
rongga tubuh, biasanya digunakan untuk mengobati keganasan ginekologi dengan
dimasukkan alat melalui aplikator selama periode waktu yang ditentukan dan
kemudian diangkat.
b) Interstitial interna adalah bentuk pengobatan radiasi menggunakan radiofarmaka
dengan cara memasukkannya kedalam tubuh baik secara oral maupun intravena
sehingga mengikuti metabolisme tubuh. Radiasi ini dilakukan pada pasien kanker

8
tiroid yang mendapat ablasi Iodium 131 secara oral dan pada pasien kanker dengan
metastasis tulang yang mendapat samarium 153 secara intravena.

d. Efek Samping Radioterapi


1) Efek samping umum (Sistemik)
Efek samping umum yang biasa terjadi adalah kelelahan, mual dan kurang nafsu
makan.
2) Efek samping lokal
Efek pada kulit biasanya terjadi setelah 2 minggu pengobatan, beberapa orang
mengalami reaksi kulit seperti terbakar, kulit akan tampak kering, hiperemesis,
mengalami perubahan warna menjadi tampak kebiruan atau hitam (hiperpigmentasi),
dan bila tidak dilakukan perawatan dengan baik akan terjadi iritasi dan dermatitis. Pada
pasien yang menjalani radiasi pada lehar dan kepala biasanya mengalami stomatitis,
xerostomia (kekeringan pada mulut), hilang sensasi atau rasa, nyeri menelan, gigi
tanggal, dan caries

Kanker Serviks
a. Pengertian Kanker
Syafei (2002), mengatakan bahwa kanker merupakan pertumbuhan baru dari jaringan
karena proliferasi terus menerus dari sel-sel abnormal yang berakibat mendesak atau
merusak jaringan sehat sekitarnya dan bermetastasis ke jaringan normal yang jauh
darinya. Kanker adalah proliferasi sel yang tidak terkendali (Otto, 2001). Kanker
serviks secara khas berasal dari lesi premaligna atau displasia pada daerah

9
sguamocolumnar junction. Transformasi dari displasia ringan menuju ke karsinoma
yang invasive biasanya terjadi secara lambat dalam beberapa tahun, meskipun rata-rata
proses ini sangat bervariasi.

b. Insiden
Kanker serviks merupakan urutan pertama tumor ganas paling sering pada wanita. Di
negara maju, kanker ini menempati urutan kedua kanker genetalia tersering. Menurut
The American Cancer Cervix pada tahun 2005, ada 9.710 kasus baru, dan pada tahun
2006 lebih dari 3.700 wanita meninggal karena kanker tersebut.

c. Klasifikasi
Uterus terletak di dalam cavum pelvis, merupakan organ muskuler yang terdiri dari
fundus, corpus dan serviks. Organ ini dilapisi oleh peritoneum pada bagian fundus,
corpus, serviks sampai ke bagian vagina di sisi posterior, kemudian menuju permukaan
rectum membentuk cavum Dauglas. Sedangkan di anterior membentuk kantong
uterovesikal yang berbatasan dengan permukaan posterior-superior buli (Perez CA,
Cavanagh BD & National Cancer Institite )

d. Etiologi
Studi molekuler dan epidemiologi telah membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
kuat antara HPV, CIN dan infasif kanker serviks. HPV DNA teridentifikasi pada 95%
pasien dengan serviks. Tipe HPV yang digolongkan resiko tinggi adalah tipe 16 dan 18.
Telah diketahui ada korelasi antara karsinoma sel skuamosa dengan HPV terutama tipe

10
16, sedangkan pada adenokarsinoma dan adenoskuamosa berkolerasi terutama dengan
tipe 18. Virus ini mampu membuat fisiologis serviks normal menjadi serviks yang
berpotensi menjadi karsinoma. Infeksi HPV mempengaruhi perubahan siklus sel
normal menjadi siklus sel yang mendorong terbentuknya kanker, menekan tumor
supresor gen dan mengaktifkan onkogen (Kirwan JM, & Andrijono). Faktor resiko
lainya adalah menikah usia muda (< 20 tahun), multipartner dan multipara, tingkat
social ekonomi rendah, hygiene buruk, terdapat riwayat penyakit hubungan seksual,
infeksi, status gizi, imonologi rendah, defisiensi vitamin A dan C, pemakaian
kontrasepsi hormonal, herediter, merokok.

e. Patofisiologi
Dalam keadaan normal, pertumbuhan sel diatur secara ketat oleh system regulasi
mekanisme pengaturan sel, yaitu adanya unsur genetik yang diaktifkan, sementara yang
lainnya di-inaktifkan. Sedangkan selsel kanker tumbuh secara otonom tak terkendali.
Pertumbuhan selsel kanker bersifat klonal yaitu berasal dari satu sel yang lepas dari
kendali pertumbuhan yang normal. Sel-sel kanker tidak mampu untuk berubah atau
berdeferensiasi menjadi sel-sel dewasa yang matang dan berfungsi akibat pertumbuhan
yang terus menerus, akan terbentuklah masa sel yang disebut tumor (benjolan) yang
semakin membesar lalu mendesak atau merusak jaringan normal didekatnya, serta
bermetastasis ke jaringan normal yang jauh letaknya, akhirnya mengakibatkan
gangguan fungsi organ yang bersangkutan.

11
3 .Dukungan suami
a. Pengertian
Beberapa ahli menguraikan beberapa pengertian tentang dukungan suami. Masing
masing ahli memberikan defenisi yang berbeda namun pada intinya memeliki
kesamaan pengertian. Beberapa defenisi yang diajukan oleh para ahli diantaranya
adalah sebagai berikut; bahwa dukungan suami adalah kehadiran suami baik secara
fisik maupun psikis, yaitu dengan mencurahkan segenap hati, perasaan, dan pikiran
dengan jujur. Dengan adanya dukungan suami, istri akan merasa dicintai, diperhatikan
dan dihargai.

Cobb dan Taylor (1986), mendefinisikan dukungan suami apa yang diterima dari orang
yang dicintai, diperhatikan, dihargai, dan berharga. Sedangkan Morgan dan Hewstone
(1996), mengatakan bahwa bantuan baik yang diberikan maupun yang diterima, disaat
individu melakukan koping terhadap kejadian dalam kehidupan yang menimbulkan
strees maupun atas kesulitan hidup sehari- hari.

Sarason dan Pierce dalam Baron (1997), mendefinisikan dukungan suami sebagai
kenyamanan fisik maupun psikologis yang disediakan oleh suami maupun keluarga.
Gottlieb (1983), menyatakan dukungan suami seperti informasi atau nasehat baik verbal
maupun non verbal, pertolongan yang nyata, atau tindakan yang ditawarkan oleh
keintiman atau disebabkan oleh kehadiran orangorang terdekat kehadiran mereka serta
memiliki pengaruh yang menguntungkan baik secara emosional maupun behavioral
pada penerima.

12
Dari berbagai defenisi yang dikemukakan dapat disimpulkan bahwa dukungan suami
mempunyai pengertian sebagai informasi yang diterima seseorang bahwa dirinya
dicintai, diperhatikan dan dihargai sehingga dapat menciptakan suatu kenyamanan fisik
maupun psikologis untuk membantu individu dalam menghadapi situasi sulit yang
dihadapinya.

Untuk mengukur dukungan suami didasarkan pada 2 elemen utama yaitu : (a) persepsi
bahwa tersedia orang yang dapat diandalkan individu saat dibutuhkan, (b) derajat dari
kepuasan dengan dukungan yang tersedia. Dua factor dalam dukungan suami ini bisa
bervariasi dalam hubungannya dengan orang lain tergantung kepada kepribadian
individu (Sarason, 1983).

Suami merupakan orang terdekat yang memiliki keterikatan emosional dengan istri.
Pengertian, toleransi dan kasih sayang (tender, loving and care) yang diberikan suami,
merupakan dorongan moril yang paling efektif bagi pemulihan kondisi psikologisnya,
karena bagi wanita yang menjadi pokok utama bukanlah semata hubungan seksual,
melainkan rasa kasih sayang dan kelembutan (Hawari, 1997).

4. Macam-macam Bentuk Dukungan Suami


Para ahli diantaranya Cohen&Mckay, et. All., Safarino (1998) telah mengklasifikasikan
jenis- jenis dukungan suami, sebagai berikut:

13
a. Dukungan Emosional (Emotional Support)
Pemberian dukungan emosional ini meliputi ekspresi dari rasa empati, perawatan,
perhatian dan kepedulian kepada individu yang bersangkutan. Dimana hal ini dapat
memberikan perasaan nyaman, tentram, kepastian, rasa memiliki dan dicintai lagi
individu tersebut pada saat kondisi yang menekan (Sheridan, 1992). Tolsdorf (dalam
Orford, 1992) merujuk kepada bantuan dalam bentuk pemberian semangat, kehangatan
pribadi, cinta atau bantuan emosional. Banyak para ahli yang berpendapat bahwa
dukungan emosional dari suami merupakan bentuk dukungan yang paling penting
terhadap kesejahteraan maupun kesehatan individu.

b.Dukungan Materi / Instrumental ( Insrumental Support )


Jenis dukungan ini meliputi bantuan yang diberikan secara langsung atau nyata, atau
membantu mengerjakan tugastugas saat stress. Meliputi juga penyedian barang atau
jasa

yang

menolong

individu

untuk

menyelesaikan

masalah-masalah

praktis.menyediakan waktu untuk mendengarkan keluh kesah istri mengenai keluhan


yang dirasakan selama radioterapi.

c. Dukungan Penghargaan (Esteem Support)


Menunjukan penghargaan positif, perasaan yang dikemukakan individu serta
perbandingan yang positif antara individu. maka diharapkan akan terbentuk rasa
menghargai diri sendiri, perasaan yakin akan kemampuan / kompetensi yang dimiliki,
serta rasa dihargai oleh orang lain pada diri individu yang bersangkutan.

14
d. Dukungan Informasi ( Informational Support )
Sesuai dengan namanya maka jenis dukungan ini meliputi pemberian nasehat, petunjuk,
saransaran, arahan ataupun suatu umpan balik kepada seorang individu (Taylor 2000).
Support atau pemberi dukungan terdidri dari 2 jenis, pertama terdiri dari orang yang
secara signifikan telah mempunyai pengaruh dalam kehidupan individu tersebut;
contohnya pasangan atau kekasih, teman akrab, saudara, orang tua, dll. Yang kedua,
terdiri dari orangorang yang melalui hasil pengalamannya, pendidikan, pelatihan
maupun kepribadiannya, bersedia memberikan dukungan kepeda individu, contohnya
tenaga medis, relawan, kelompok dukungan social, dll (Gottlieb, 1988). Pada pasien
dengan kanker serviks, suami atau keluarga menjadi salah satu penyediaan dukungan
untuk sembuh dari penyakitnya.

5 .Fungsi Dukungan Suami


a. Untuk membantu mengatasi stess
Dari berbagai penelitian diketahui bahwa dukungan suami dapat mengurangi stress yang
dialami oleh istri pada saat istri menderita suatu penyakit (Sarafino, 1998).

b. Untuk membantu meningkatkan self esteem


Defenisi dari harga diri atau self esteem menurut Taylor (2000) adalah evaluasi yang kita
buat tentang diri kita sendiri, ditambahkan bahwa pemberian dukungan dari suami atau
orang terdekat akan mempercepat proses penyembuhan istri.

15
6.Konsep Kepatuhan Dan Ketidak kepatuhan
a. Konsep Kepatuhan
Kepatuhan disebut juga konfirmasi berubahnya pandangan atau tindakan seorang
individu Sebagai akibat dari tekanan kelompok yang muncul karena adanya pertentangan
antara pendapat si individu dengan pendapat kelompok (Krech, 1962; Swanbarg, 1990).
Dari segi intensitasnya konfirmasi dapat dibedakan dalam compliance atau patuh karena
terpaksa dan conformity benarbenar setuju dengan pendapat kelompok.

Menurut Lawrence Green: Notoatmodjo (2003). Factor yang mendorong motivasi untuk
mencapai keselamatan individu dipengaruhi oleh factor prilaku dan non prilaku.

b. Faktor prilaku terbagi 3 yaitu :


1). Faktor pendukung, tersedianya sarana kesehatan atau kemudahan mencapai sarana
kesehatan.
2). Faktor predisposisi, tingkat pengetahuan, nasehat dan kepercayaan
3). Faktor pendorong, sikap dan prilaku petugas kesehatan

Faktor non prilaku termasuk juga mahalnya biaya pengobatan, biaya transportasi,
fisiologis, dan psikologis.

c. Konsep Ketidak Patuhan


Ketidak patuhan adalah keadaan dimana seorang individu / kelompok berkeinginan
untuk mematuhi tetapi ada factor yang menghalangi ketaatan terhadap nasehat yang

16
berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga professional
kesehatan (Carpenito, 1999).

FaktorFaktor yang berhubungan dengan ketidak patuhan (Bart Smet, 1994) meliputi;
a. Ciri ciri kesakitan dan ciri ciri pengobatan
Menurut Dickson (1989 dalam Safarino, 1992) prilaku ketaatan lebih rendah untuk
penyakit kronis (karena tidak ada pengaruh buruk yang segera dirasakan atau resiko
jelas), sarana mengenai gaya hidup umum dan kebiasaan lama, pengobatan yang
komplek, pengobatan dengan efek sampingan.

b. Komunikasi antara pasien dan dokter


Menurut Schwartz & Griffin (1986 dalam Dunbar & Waszat, 1991); berbagai aspek
komunikasi antara pasien dengan dokter mengenai tingkat ketaatan. Misalnya:
informasi dengan pengawasan kurang, ketidak patuhan terhadap aspek hubungan
emosional dengan dokter, ketidak puasan terhadap pengobatan yang diberikan.

c. Persepsi dan penghargaan para pasien


Menurut Janis (1985), dalam Decesion Theory menganggap pasien sebagai seorang
pengambil keputusan dan ketaatan sebagai proses pengambilan keputusan.

d. Variabelvariabel sosial
Menurut Sarafino (1990), secara umum orang yang merasa menerima penghiburan,
perhatian, dan pertolongan yang mereka butuhkan dari seorang kelompok biasanya

17
cenderung lebih mudah mengikuti nasehat medis, dari pada pasien yang kurang
mendapat dukungan social.

e. Ciricirri individu
Menurut Taylor (1991), variabelvariabel demografis juga digunakan untuk
meredakan ketidaktaatan. Berdasarkan uraian teori diatas, suami merupakan orang
terdekat yang sangat berperan penting dalam tingkat kepatuhan khususnya istri yang
sedang menjalani radioterapi dan juga proses penyembuhan.

Perawat berperan penting untuk meningkatkan tingkat kepatuhan pada pasien,


terutama dengan mendengarkan keluhan pasien, memberi reinforcement positif yang
dapat meningkatkan tingkat kepatuhan pasien, dan juga memberikan pendidikan
kesehatan tentang perawatan diri, makanan yang bergizi selama radiasi.

B. PENELITIAN TERKAIT
Sejauh ini peneliti belum menemukan penelitian yang terkait dengan dukungan suami
terhadap tingkat kepatuhan pasien kanker serviks melakukan radioterapi. Peneliti telah
menelusuri

di

internet

melalui

www.proguest.com/pgdweb,

www.pgrefasia.com,

www.google.co.id.dengan kata kunci dukungan suami, tingkat kepatuhan, kanker serviks,


radioterapi, pada tanggal 1 Oktober 2007, 30 Nopember, dan 2 Desember 2007.Namun ada
penelitian yang berkaitan dengan dukungan sosial dari suami terhadap istri yang berada pada
masa menopause yang dilakukan oleh Eka Dieni Fitriana S, Maria,dan yus dengan judul
dukungan sosial kecemasan menopause. Peneliti ini menyebutkan bahwa pengaruh dukungan

18
sosial terhadap kcemasan menjelang menopause lebih tinggi (27,4%), tidak semua
perempuan mengalami hasrat penurunan seksual (15%). Dari penelitian tersebut dapat
disimpulkan

bahwa dukungan pada diri seseorang

menjalani pengobatan atau terapi.

mempengaruhi kepatuhan dalam

19
BAB III
KERANGKA KERJA PENELITIAN

A. KERANGKA KONSEP

20
Berdasarkan landasan teori, maka

Dukungan Suami
Dukungan emosionl
Dukungan materi
Dukungan penghargaan
Dukungan informasi

Kepatuhan pasien
kanker serviks stadium
lanjut untuk
radioterapi

Usia
Pendidikan
Agama
Pekerjaan

kerangka kerja pada penelitian ini adalah Sebagai berikut:

21

Dari bagan di atas, pasien yang menjalani radioterapi pada kanker serviks stadium lanjut
dapat mengalami kegagalan proses penyembuhan yang disebabkan karena ketidak patuhan
pasien dari tingkat patuh atau tidak patuh.

B. HIPOTESIS

19

1. Hipotesis Mayor
Terdapat hubungan antara dukungan suami dengan kepatuhan pasien kanker serviks stadium
lanjut yang menjalankan radioterapi di Departemen Radioterapi RSCM Jakarta

2. Hipotesis Minor
a. Terdapat hubungan antara dukungan emosional suami dengan kepatuhan pasien kanker
serviks stadium lanjut yang sedang menjalankan radioterapi di Departemen Radioterapi
RSCM Jakarta
b. Terdapat hubungan antara dukungan materi dari suami dengan kepatuhan pasien kanker
serviks stadium lanjut yang sedang menjalankan radioterapi di Departemen Radioterapi
RSCM Jakarta
c. Terdapat hubungan antara dukungan penghargaan suami dengan kepatuhan pasien kanker
serviks stadium lanjut yang sedang menjalankan radioterapi di Departemen Radioterapi
RSCM Jakarta

22
d. Terdapat hubungan antara dukungan informasi dari suami dengan kepatuhan pasien
kanker serviks stadium lanjut yang sedang menjalankan radioterapi di Departemen
Radioterapi RSCM Jakarta

C. DEFENISI OPERASIONAL
Pada penelitian ini yang diamati adalah tingkat kepatuhan pasien, maka variabel dalam
penelitian ini adalah tingkat kepatuhan. Di bawah ini variabel akan diuraikan secara
operasional.
No

Variabel

Dukungan
suami

Definisi Operasional

Alat ukur dan cara Hasil Ukur


Skala Ukur
Ukur
Dukungan
suami Alat ukur:
0 = Dukungan Kurang Ordinal
selama
pasien Kuesioner
(jika skor jawaban <
menjalani radioterapi
dari nilai
yang
menyangkut Pengukuran
median/mean)
emosional, materi, dilakukan dengan
informasi
dan cara reponden
1 = Dukungan Baik
penghargaan Selama memilih
(jika skor jawaban
menjalankan
pernyataan yang
dari nilai
radioterapi
di sesuai dengan
median/mean)
departemen
memilih 1 diantara
radioterapi RSCM.
4 pilihan jawaban. Catatan:
1. sangat tidak
- Jika jawaban
setuju
responden
2. kurang setuju
memperlihatkan
3. setuju
distribusi normal
4. sangat setuju
maka Cut of point
yang digunakan
adalah nilai
median
- Jika distribusinya
tidak normal maka
cut of point yang

23

Dukungan
emosional

Dukungan
materi

Dukungan
emosional
dari
suami selama pasien
menjalani
radioterapi
Diantaranya:
Perasaan nyaman,
tentram, kepastian,
rasa memiliki dan
dicintai
bagi
individu

Alat ukur:
Kuesioner

Dukungan
materi
yang diberikan oleh
suami selama pasien
menjalani
radioterapi,
Diantaranya:
Membantu
mengerjakan tugas
tugas saat stress,
meliputi penyediaan
barang atau jasa,
biaya pengobatan,
biaya hidup dan
menolong individu
untuk
menyelesaikan
masalah kebutuhan
rumah tangga

Alat ukur:
Kuesioner

Pengukuran
dilakukan dengan
cara reponden
memilih
pernyataan yang
sesuai dengan
memilih 1 diantara
4 pilihan jawaban.
1. sangat tidak
setuju
2. kurang setuju
3. setuju
4. sangat setuju

Pengukuran
dilakukan dengan
cara reponden
memilih
pernyataan yang
sesuai dengan
memilih 1 diantara
4 pilihan jawaban.
1. sangat tidak
setuju
2. kurang setuju
3. setuju
4. sangat setuju

digunakan adalah
mean
0 = Dukungan Kurang Ordinal
(jika skor jawaban <
dari nilai
median/mean)
1 = Dukungan Baik
(jika skor jawaban
dari nilai
median/mean)
Catatan:
- Jika jawaban
responden
memperlihatkan
distribusi normal
maka Cut of point
yang digunakan
adalah nilai
median
- Jika distribusinya
tidak normal maka
cut of point yang
digunakan adalah
mean
0 = Dukungan Kurang Ordinal
(jika skor jawaban <
dari nilai
median/mean)
1 = Dukungan Baik
(jika skor jawaban
dari nilai
median/mean)
Catatan:
- Jika jawaban
responden
memperlihatkan
distribusi normal
maka Cut of point
yang digunakan
adalah nilai
median
- Jika distribusinya

24

Dukungan
Informasi

Dukungan
penghargaan

Segala
informasi
yang
dianggap
penting
dan
membantu
dalam
proses
radoterapi
dari
suami
diantaranya
informasi
tentang
manfaat
terapi,
jadwal,
biaya,
petugas kesehatan
yang
menangani,
lama terapi dan
tingkat keberhasilan
terapi.

Alat ukur:
Kuesioner

Pemberian dukungan
penghargaan oleh
suami selama pasien
menjalani radioterapi
Diantaranya:
Menunjukan
penghargaan yang
positif,
rasa
menghargai
diri
sendiri,
perasaan
yakin
akan
kemampuan
yang
dimiliki, serta rasa
dihargai oleh orang
lain
pada
diri
individu
yang
bersangkutan

Alat ukur:
Kuesioner

Pengukuran
dilakukan dengan
cara reponden
memilih
pernyataan yang
sesuai dengan
memilih 1 diantara
4 pilihan jawaban.
1. sangat tidak
setuju
2. kurang setuju
3. setuju
4. sangat setuju

Pengukuran
dilakukan dengan
cara reponden
memilih
pernyataan yang
sesuai dengan
memilih 1 diantara
4 pilihan jawaban.
1. sangat tidak
setuju
2. kurang setuju
3. setuju
4. sangat setuju

tidak normal maka


cut of point yang
digunakan adalah
mean
0 = Dukungan Kurang
(jika skor jawaban <
dari nilai
median/mean)
1 = Dukungan Baik
(jika skor jawaban
dari nilai
median/mean)
Catatan:
- Jika jawaban
responden
memperlihatkan
distribusi normal
maka Cut of point
yang digunakan
adalah nilai
median
- Jika distribusinya
tidak normal maka
cut of point yang
digunakan adalah
mean
0 = Dukungan Kurang Ordinal
(jika skor jawaban <
dari nilai
median/mean)
1 = Dukungan Baik
(jika skor jawaban
dari nilai
median/mean)
Catatan:
- Jika jawaban
responden
memperlihatkan
distribusi normal
maka Cut of point
yang digunakan
adalah nilai

25

Kepatuhan
menjalankan
radiotherapi

Tingkat kehadiran
dan kesesuaian
responden untuk
menjalankan
radioterapi sesuai
jadwal yang
ditetapkan oleh
rumah sakit dan
mengikuti anjuran
yang disampaikan
oleh petugas
kesehatan selama
pasien menjalani
radioterapi seperti
kesesuaian menjalani
terapi pengobatan
dan menghidari
larangan larangan
sesuai dengan
ketentuan

Alat ukur:
Kuesioner dan
Pengecekan
Jadwal kehadiran
pada file/status
pasien
Pengukuran untuk
ketepatan/
kesesuaian
responden
menjalankan
anjuran atau
program selain
jadwal kehadiran
maka pengukuran
dilakukan dengan
cara reponden
memilih
pernyataan yang
sesuai dengan
memilih 1 diantara
4 pilihan jawaban.
1. Tidak pernah
2. kadangkadang
3. sering
4. selalu

median
- Jika distribusinya
tidak normal maka
cut of point yang
digunakan adalah
mean
0 = Kurang patuh
Ordinal
(jika skor jawaban <
dari nilai
median/mean)
1 = Patuh Baik (jika
skor jawaban dari
nilai median/mean)
Catatan:
- Jika jawaban
responden
memperlihatkan
distribusi normal
maka Cut of point
yang digunakan
adalah nilai
median
- Jika distribusinya
tidak normal maka
cut of point yang
digunakan adalah
mean

Sedangkan untuk
kehadiran
responden
dilakukan dengan
lembar
pengecekan sesuai
jadwal seperti
tercatat dalam
file/data pasien.
7

Usia

Usia adalah rentang


waktu dalam tahun

Mengisi kuesioner

1. < 20 tahun
2. 20 30 th

interval

26

Pendidikan

Agama

10

Pekerjaan

yang menyatakan
lama hidup
responden dari lahir
sampai dengan ulang
tahunnya yang
terakhir
Pendidikan formal
Mengisi kuesioner
yang pernah dijalani
oleh reponden dan
dinyatakan lulus dari
pendidikan tersebut
dengan bukti
kepemilikan ijazah
Keyakinan atau
Mengisi kuesioner
kepercayaan yang
dianut oleh
responden
berhubungan dengan
Tuhan YME
Rutinitas yang
Mengisi Kuesioner
dijalankan oleh
responden pada
bidang pekerjaan
tertentu untuk
memenuhi kebutuhan
hidup dan menjadi
sumber penghasilan

3. > 30 th

1.
2.
3.
4.
5.

Tidak sekolah
SD
SMP
SMU
PT

1. Islam
2. Kristen katolik
3. Kristen
Protestan
4. Hindu
5. Budha
1. Tidak bekerja/
ibu rumh
tangga
2. PNS
3. POLRI/TNI
4. Karyawan
5. Lain-lain

BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

A. DISAIN PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif Crossectional. Variabel yang
diamati yaitu dukungan suami dan kepatuhan menjalankan radioterapi. Penelitian ini selain
bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu peristiwa yang dilakukan
secara sistematik juga mencari hubungan variabel independent dan dependent (Nursalam,

Ordinal

Nominal

Nominal

27
2001). Fenomena di teliti secara apa adanya tanpa adanya manipulasi atau intervensi dari
peneliti.

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN


Penelitian dilakukan di Departemen Radioterapi RS. Dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta pada
awal Desember 2007 sampai dengan Februari 2008

C. POPULASI DAN SAMPEL


1. Populasi
Populasi penelitian adalah semua pasien yang menjalani radioterapi pada kanker serviks.
Rata- rata jumlah pasien tersebut di Departemen Radioterapi RSCM setiap bulannya adalah
sebesar 200 orang. Sampel diambil secara random, dimana pemilihan elemen dilakukan
secara acak. Sampel diambil berdasarkan jumlah pasien yang mengalami ketidak patuhan
sewaktu menjalani radioterapi yaitu sebesar 45% dari seluruh pasien yang menjalani
radioterapi pada kanker serviks.
2. Sampel
Dari jumlah populasi di atas maka sampel yang di ambil menggunakan asumsi sebagai
berikut;
a. Tingkat kepercayaan penelitian (confidence interval) sebesar 95%=1,96 (Z)
b. Presisi atau deviasi sebesar 5% (d)
c. Proporsi penelitian terdahulu 50% (p)
d. q (1-p)
e. Sampel (n)

28
f. Populasi (N)
g. Penghitungan sampel dengan populasi diketahui (nk)
Dengan demikian maka rumus sampel adalah sebagai berikut :
Z x (p x q)
N = ----------------------d
(1,96) x (0,5 x 0,5)
= ----------------------------(0,05)
0.9604
=----------------0,0025
= 384
n
nk = -----------n
1 + --N
= 130 orang
Jadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 130 responden
3. Kriteria sampel
Sampel yang akan disertakan dalam penelitian adalah yang memenuhi criteria Sebagai
berikut:
a. Telah menjalani radioterapi lebih dari 1 x
b. Dapat membaca dan menulis
c. Bersedia menjadi responden

4. Tehnik Pengambilan Sampel

29
Sampel yang berjumlah 130 responden di ambil dengan methode acak sederhana (simple
random sampling) dari populasi yang berjumlah 200 orang. Simple random sampling
dilakukan dengan cara membuat daftar nama populasi kemudian di kocok sampai
mendapatkan nama sebanyak 130 responden. Pengambilan sampel ini menggunakan prinsip
Equal probability of selection methods, yaitu memberi peluang atau kesempatan yang sama
kepada seluruh anggota populasi untuk menjadi responden.

D. ETIKA PENELITIAN
Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan ijin kepada institusi UMJ.
Setelah disetujui, peneliti mengajukan permohonan ijin penelitian kepada direktur RS.Dr.
Cipto Mangunkusumo dan pihak-pihak terkait untuk mendapatkan persetujuan. Selanjutnya
kuesioner dikirim ke subyek yang diteliti dengan menekankan pada masalah etika sebagai
berikut:

1. Memberi penjelasan kepada responden tentang penelitian yang akan dilakukan, jika
bersedia untuk ikut serta dalam penelitian, responden harus menandatangani lembar
persetujuan. Jika responden menolak, maka peneliti tidak boleh memaksa dan tetap
menghormati haknya. Responden dapat mengakhiri keikutsertaanya dalam penelitian setiap
saat penelitian ini berjalan.

2. Menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak mencantumkan nama subyek pada
lembar pengumpulan data (Kuesioner) yang diisi oleh subyek. Lembar tersebut hanya diberi
inisial atau kode tertentu.

30

3. Menjamin kerahasiaan informasi yang telah diberikan oleh responden

E. ALAT PENGUMPUL DATA


Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang memuat
beberapa pertanyaan yang dirancang oleh peneliti yang mengacu pada literatur, kerangka
konsep yang telah dibuat, dan tujuan penelitian. Kuesioner yang telah dibuat dikonsultasikan
terlebih dahulu kepada pembimbing.

Kuesioner digunakan Sebagai alat pengumpul data pada penelitian ini, karena melalui
kuesioner dapat diambil data tentang persepsi atau pendapat responden tentang hubungan
dukungan suami terhadap kepatuhan melakukan radioterapi karena responden adalah orang
yang paling tahu akan dirinya. Untuk memenuhi sebuah kuesioner yang valid atau relevan
Sebagai alat pengumpul data, perlu adanya content validity atau face validity dimana dalam
membuat kuesioner harus berdasarkan literature dan mengkonsultasikan kepeda konsultan,
guru atau orang yang ahli dalam masalah yang kita teliti untuk memperoleh saran (Yu, 2005).

Kuesioner juga bisa merupakan alat pengumpul data yang reliable dengan memperhatikan isi
pertanyaan di dalam kuesioner sehingga walau ditanya berkala-kali dalam waktu yang
berbeda akan menghasilkan jawaban yang sama. Pertanyaan yang diajukan pada kuesioner
harus dimengerti betul oleh responden sehingga dapat menggambarkan keadaan yang
sebenarnya terjadi pada responden.pertanyaan yang diajukan juga harus akurat atau tepat
artinya pertanyaan harus sesuai dengan masalah yang diteliti.

31

Karena alat ukur yang berupa kuesioner ini dibuat oleh peneliti sendiri maka sebelum
digunakan kuesioner ini akan dilakukan ujicoba terlebih dahulu. Uji coba dimaksudkan agar
dapat melihat tingkat validitas dan reliabilitas dari kuesioner ini. Uji coba direncanakan pada
15 responden diluar responden yang telah dipilih untuk penelitian yang sesungguhnya. Uji
coba ini dilakukan berulang-ulang sampai nilai reliabilitasnya mencapai minimal 75%. Jika
pada ujicoba pertama tidak mencapai skor reliabilitas yang ditentukan maka kuesioner akan
diperbaiki dan di ujicobakan kembali hingga mencapai skor yang diinginkan. Hasil uji coba
kuesioner menunjukkan nilai reliabilitas sebesar 80%.

Pertanyaan dalam kuesioner berisi tentang:


1. Data demografi yang memuat tentang usia, agama, pendidikan, dan pekerjaan
2. Pernyataan positif dan negative yang berkaitan dengan dukungan suami terhadap tingkat
kepatuhan pasien kanker serviks menjalani radioterapi. Pada kuesioner ini menggunakan
skala Likert dengan 4 pilihan jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat
tidak setuju. Sedangkan untuk pilihan jawaban pada kuesioner tentang kepatuhan, pilihan
jawaban yang di sediakan meliputi; tidak pernah, kadang-kadang, sering dan selalu.

Pernyataan tentang dukungan emosional suami sebanyak 12 item (pernyataan nomor 112) dengan nilai skor terendah 12 dan skor tertinggi 48. Pernyataan tentang dukungan
material suami (pernyataan nomor 13-18), dukungan penghargaan (pernyataan nomor 1924) dan dukungan informasional (pernyataan nomor 25-30) masing-masing sebanyak 6
item dengan skor terendah 6 dan tertinggi 24. Sedangkan untuk variable kepatuhan

32
sebanyak 8 item (pernyataan nomor 31-35) dengan skor terendah 8 dan tertinggi 32.
Masing-masing variable dibuat dalam bentuk data katagorik sehingga hasil ukur untuk
kepentingan analisis data berupa 0= kurang dan 1= baik. Katagori kurang jika skor lebih
kecil atau sama dengan nilai median (jika distribusi data normal) atau means (jika
distribusi data tidak normal), sedangkan katagori baik jika skor lebih besar dari means
atau median.

F. METODE PENGUMPULAN DATA


Peneliti mengumpulkan data yang dilakukan di tempat penelitian dengan prosedur sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi pasien yang menjalani radioterapi yang sesuai dengan kriteria
inklusi sample.
2.

Menjelaskan tujuan penelitian, kerahasiaan data serta hak responden untuk


menolak keikutsertaan dalam penelitian bila tidak bersedia partisipasi.

3. Bila responden bersedia dan setuju, maka responden diminta untuk


menandatangani lembar persetujuan.
4. Menjelaskan cara pengisian kuesioner
f. Memberi waktu kepada responden untuk menjawab pertanyaan dalam kuesioner
dan mendampingi serta membantu bila ditemukan halhal yang tidak dimengerti
6. Mempersilahkan responden untuk memeriksa kembali kuesioner yang telah diisi
apakah sudah telah diisi semua sesuai petunjuk
7. Setelah semua pertanyaan dalam kuesioner dijawab oleh responden, maka peneliti
mengumpulkan kuesioner yang telah diisi

33
8. Mengakhiri pertemuan setelah selesai mengumpulkan data

G. PENGOLAHAN DATA
Setelah kuisioner di bagikan pada responden dan telah di isi oleh responden, akan dilihat
kelengkapan pengisiannya yang meliputi :
1. Editing yaitu untuk melakukan pengecekan pengisian kuisioner apakah jawaban yang
ada dalam kuisioner lengkap, jelas, relevan dan konsisten.
2. Coding yaitu kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka
atau bilangan.
3.

Processing yaitu pemprosesan data yang di lakukan dengan cara di entry data dari
kuisioner ke paket computer.

4. Cleaning yaitu membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekan kembali


data yang sudah di entri apakah ada kesalahan atau tidak.

H. ANALISA DATA
Agar lebih bermakna data yang telah di beri skore di analisa dengan uji statistic. Analisa
data dilakukan dengan dua tahap yaitu :
1.

Analisa Univariat adalah analisa data di lakukan dengan menggunakan daftar


pertanyaan untuk distribusi frekuensi dari data demografi responden dan masingmasing variabel independent dan dependen kemudian di interprestasikan.

2. Analisa Bivariat adalah menggunakan analisa statistic uji chi square,

guna

mengetahui hubungan variabel penelitian dengan nilai kemaknaan (p value) <0,05


(5%).

34
Rumus uji Chi square (Eko Budiarto,2001):
2

(0E)2

X =
E
Keterangan :
0 = Nilai hasil pengamatan ( observed )
E = Nilai ekspektasi ( harapan )

35

PERMOHONAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN


Kepada Yth
Ibu Calon Responden
Di Jakarta
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta (PSIK FIKES UMJ)
Nama

: SUIDJA MEGAWATI WENSKY

NPM

: 2006727041

Akan melakukan penelitian dengan judul : Hubungan Dukungan Suami Terhadap


Kepatuhan Pasien Kanker Serviks Stadium Lanjut untuk Melakukan Radioterapi di
Departemen Radioterapi RSCM tahun 2008. Bersamaan ini saya mohon ibu untuk
menjadi responden dan menandatangani lembar persetujuan, serta menjawab seluruh
pertanyaan dalam lembar kuisioner sesuai dengan petunjuk yang ada, jawaban yang ibu
berikan akan saya jaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
Atas perhatian dan partisipasi ibu dalam penelitian ini saya ucapkan banyak terima kasih.

Peneliti

36

SUIDJA MEGAWATI WENSKY

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN


Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia ikut berpartisipasi dalam
Penelitian

yang

dilakukan

oleh

Program

Studi

Ilmu

Keperawatan

Universitas

Muhammadiyah Jakarta (PSIK FIKES UMJ). Dengan judul penelitian : Hubungan


Dukungan Suami Terhadap Kepatuhan Pasien Kanker Serviks Stadium Lanjut untuk
Melakukan Radioterapi di Departemen Radioterapi RSCM tahun 2008. Saya juga
mengerti bahwa data mengenai penelitian ini akan dirahasiakan oleh peneliti dan hanya akan
digunakan untuk kepentingan penelitian.
Saya telah diberikan penjelasan tentang penelitian ini dan saya mengetahui bahwa informasi
yang saya berikan ini sangat besar manfaatnya bagi perkembangan pengetahuan, khususnya
keperawatan.
Dengan ini saya secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun menyatakan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Jakarta, 2008

()

37

LEMBAR KUESIONER
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PASIEN KANKER
SERVIKS STADIUM LANJUT UNTUK MELAKUKAN RADIOTERAPI DI
DEPARTEMEN RADIOTERAPI RSCM TAHUN 2008
PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah pernyataan yang ada dengan baik.
2. Berikan tanda ceklist (V) pada kotak yang telah tersedia untuk setiap jawaban.
3. Jika ingin memperbaiki jawaban yang salah, beri tanda silang (X) di kolom yang
salah, kemudian beri tanda ceklist ( V) pada kolom yang benar
4. Tanyakan langsung pada peneliti bila ada kesulitan dalam menjawab pertanyaan.
5. Mohon kuesioner ini dikembalikan pada kami setelah diisi.
A. DATA DEMOGRAFI
1. Usia saudara sekarang: .tahun
2. Agama:
( ) Islam

( ) Protestan ( ) Katolik ( ) Hindu

( ) Hindu

( ) Budha

3. Pekerjaan:
( ) PNS/ABRI/POLRI

( ) Karyawan Swasta

( ) Buruh

) dll

( ) Tidak bekerja / Ibu R.T

38

4. Pendidikan Terakhir;
( ) Tidak Sekolah ( ) SD
(

( ) SLTP

) SMU sederajat

) Akademi/Perguruan Tinggi

B. DUKUNGAN SUAMI
Isi sesuai dengan pendapat saudara, beri tanda (V) pada pilihan yang paling tepat pada kolom
yang telah disediakan.
Keterangan:

TS: Tidak Setujua


KS: Kurang Setuju
S : Setuju
SS: Sangat Setuju

No

Pernyataan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Suami memberikan perhatian penuh selama saya sakit


Suami mendengar keluhan-keluhan saya
Suami mendoakan saya
Suami tetap tegar walau kondisi saya sakit
Suami menunjukkan kasih sayangnya kepada saya
Suami selalu hadir mendampingi saya saat menjalani terapi
Suami tidak pernah menyinggung perasaan saya
Suami tidak menunjukkan kekecewaanya dengan kondisi saya
Suami tidak mengeluh dengan kondisi saya
Suami menunjukkan ketegarannya walaupun saya sakit
Suami tidak menunjukkan perasaan sedih di hadapan saya
Suami tetap mencintai saya walaupun saya dalam kondisi sakit
Suami menyediakan semua biaya pengobatan saya
Suami memberikan apa yang saya butuhkan
Suami tidak pernah mengeluh dengan biaya pengobatan saya
Suami menyediakan obat-obatan sesuai kebutuhan terapi saya
Suami memfasilitasi saya untuk pulang maupun pergi ke

18

rumah sakit
Kebutuhan saya senantiasa terpenuhi walaupun biaya yang
dikeluarkan cukup tinggi

TS

KS

SS

(1)

(2)

(3)

(4)

39
19
20

Suami menghargai keputusan terapi yang sedang saya jalani


Suami menunjukkan kesabaran yang tinggi selama saya

21

menjalani terapi
Suami memberikan pujian terhadap penampilan fisik saya

22

walaupun saat ini berubah


Suami tetap menghargai saya walaupun kehidupan seks saya

23

berubah
Suami tidak mengeluh walapun saya tidak bisa melayaninya

24

seperti saat saya sehat


Suami tidak mau merepotkan saya untuk melayani kebutuhan

25
26

sehari-harinya
Suami mengingatkan saya bila tiba waktunya untuk terapi
Suami menyampaikan kepada saya tentang manfaat terapi

27

yang saya lakukan


Suami mengingatkan saya tentang hal-hal yang harus saya

28

hindari selama menjalankan terapi


Suami mengingatkan saya berkaitan dengan hal-hal yang harus

29
30

saya lakukan selama menjalankan terapi


Suami mengingatkan saya tentang jadwal minum obat
Suami saya menyampaikan hal-hal yang baik berkaiatn dengan
kondisi saya

C. KEPATUHAN MENJALANKAN TERAPI


Isilah pernyataan dibawah ini dengan memberi tanda chek list () diantara pilihan jawaban
dibawah ini:
1. Tidak Pernah (TP)
2. Kadang-kadang (KD)

40
3. Sering (SR)
4. Selalu (SL)
No

Pernyataan

31
32
33
34

Saya datang berobat sesuai jadwal yang di tetapkan petugas


Saya datang kerumah sakit tepat waktu
Saya minum obat sesuai jadwal yang dianjurkan
Saya menghindari hal-hal yang tidak diperbolehkan oleh

35

petugas kesehatan
Saya menanyakan kepada petugas hal-hal yang tidak saya

TP

KD

SR

SL

(1)

(2)

(3)

(4)

(DI

ISI

OLEH

TP

KD

SR

SL

(1)

(2)

(3)

(4)

mengerti tentang terapi atau anjuran yang disampikan

LEMBAR PNGECEKAN
PETUGAS/PENELITI)

PADA

STATUS/FILE

No

Pernyataan

PASIEN

31

Jumlah kehadiran responden untuk menjalankan terapi sesuai

32

jadwal yang di tetapkan petugas


Kedatangan responden kerumah sakit tepat waktu

Anda mungkin juga menyukai