Kesalahan Merawat Bayi Dan Menghindarinya: 1. Menengok Bayi Yang Baru Lahir
Kesalahan Merawat Bayi Dan Menghindarinya: 1. Menengok Bayi Yang Baru Lahir
2. Pakaian
Bayi yang baru lahir sangat mudah kepanasan. Jadi, sebaiknya pakaikan baju yang tidak
terlalu tertutup. Kenakan baju bayi sesuai cuaca sehingga dia tidak merasa terlalu
kepanasan atau terlalu kedinginan.
4. Tidur tengkurap
Penelitian menunjukkan, bayi yang tidur tengkurap di atas selimut yang lembut berisiko
21 kali lipat terserang SIDS (sudden infant death syndrome/sindroma kematian bayi
mendadak) dibanding bayi yang tidur telentang di atas selimut yang tak terlalu lembut
atau mudah bergeser.
6. Antibiotik
Banyak orang tua yang meminta dokter untuk memberikan antibiotik pada buah hatinya
yang sedang sakit. Antibiotik tidak baik untuk penyakit yang disebabkan oleh virus yang
umum seperti flu, muntah-muntah, diare, dan sakit tenggorokan (kecuali bila infeksi yang
disebabkan oleh bakteri streptokokus). Selain itu, kebiasaan mengonsumsi antibiotik
menyebabkan bayi menjadi kebal dan pada saat yang diperlukan antibiotik menjadi tidak
berfungsi.
7. Dosis tepat
Beri obat pada si kecil sesuai dengan dosis yang disarankan. Dosis untuk bayi dan pada
anak yang usianya lebih tua tidaklah sama. Untuk menghindari pemberian dosis yang
berlebihan, ikuti saran yang diberikan dokter.
8. Benda-benda berbahaya
"Suatu hari saya menemukan kapur barus di dalam hidung anak saya", cerita seorang ibu
yang mempunyai balita berusia 1,5 tahun. Begitu si kecil dapat merangkak, periksa
seluruh sudut rumah Anda, perhatikan hal-hal yang berbahaya yang dapat dijangkau oleh
anak Anda. Pindahkan stop kontak yang berada di bawah, singkirkan vas, pajanganpajangan lain yang terbuat dari pecah-belah, ujung furnitur yang runcing, dan simpan
obat-obatan dari tempat yang terjangkau oleh anak.
TIPS PENTING
* Kotoran bayi
Anda tidak perlu khawatir. Kadang kotoran bayi anda tampak aneh. Ada bayi yang
kotorannya tidak keras, ada pula yang agak keras.
* Menggendong bayi
Pada usia 6 bulan sejak kelahirannya, sebaiknya Anda jangan terlalu sering menggendong
si kecil.
* Demam
Pada bayi usia 6 minggu, Anda tidak perlu khawatir bila panas badannya mencapai 37C
sejauh dia tampak aktif dan gembira. Anda tidak perlu melarikannya ke rumah sakit,
cukup menelepon dokter anak Anda.
anak sakit sebetulnya akan sangat menguntungkan bagi anak dan orang tua. Bahkan,
berdamai dengan panik bisa menghemat pengeluaran lho! Kok bisa?
Ya, karena panik ketika anak sakit, sering kali malah menyebabkan ibu bingung. Padahal
penyakit langganan yang kerap diderita anak seperti demam, batuk, pilek, dan mencret,
tidak selamanya memerlukan obat. Mekanisme pertahanan tubuh manusia kerap ampuh
melawan penyakit-penyakit ringan tanpa butuh ke dokter atau minum obat. Yang sering
terjadi, ibu akan buru-buru membawa anaknya, yang demamnya baru sehari misalnya, ke
dokter. Akibatnya, kunjungan ke dokter malah lebih sering. Pengeluaran semakin
membengkak, tubuh anak pun kerap terpapar obat yang mungkin sebenarnya tidak perlu.
Nah , panik memang merugikan bukan?
Saat yang tepat ke dokter
Jadi bagaimana agar ibu tidak panik ketika anak sakit? Knowledge is power , begitu kata
Sir Francis Bacon. Dalam hal ini, ibu perlu membekali dirinya dengan mengenali tandatanda kapan anak harus dibawa ke dokter dan kondisi gawat darurat pada anak.
Pengetahuan tersebut akan membuat ibu tenang dan lebih mudah memutuskan tindakan
yang akan diambil. Kapan dokter dihubungi?
Demam
Biasanya, anak baru demam ringan saja ibu sudah buru-buru memberinya obat penurun
panas, atau membawanya ke dokter. Padahal, kebanyakan demam tidak berbahaya dan
belum tentu memerlukan obat penurun panas. Namun ada beberapa kondisi demam yang
perlu diwaspadai. Dalam situs familydoctor.org ibu dianjurkan menghubungi dokter bila:
- Bayi berusia kurang dari 3 bulan mengalami demam dengan suhu tubuh lebih dari 38
derajat Celcius.
- Bayi berusia 3 hingga 6 bulan mengalami demam dengan suhu tubuh lebih besar dari
38,5 derajat Celcius.
- Bayi serta anak berusia di atas 6 bulan mengalami demam dengan suhu tubuh di atas 40
derajat Celcius. Jika demam terus berlanjut lebih dari 72 jam, ibu juga perlu
menghubungi dokter.
Muntah dan diare
Anak mengalami muntah umumnya bersamaan dengan diare atau penyakit perut lain
yang disebabkan virus. Anak perlu segera dibawa ke dokter bila ia muntah terus menerus,
ada nyeri perut hebat, dan anak mengalami dehidrasi. Tanda-tanda dehidrasi di antaranya
buang air kecil menjadi jarang, bibir kering, berat badan turun, mata cekung, pada bayi
ubun-ubun besar terlihat cekung, air kencing berwarna lebih tua dari biasanya, dan
elastisitas kulit menurun. Anak juga perlu dibawa ke dokter bila ia sama sekali tidak mau
minum, cairan muntahnya berwarna kehitaman atau kehijauan, cairan muntah keluar
menyemprot, dan bila muntah disertai sakit kepala hebat. Jika anak muntah disertai
adanya bintik-bintik merah muda atau keunguan yang tidak hilang saat ditekan,
sebaiknya anak pun dibawa ke dokter.
Begitu pula dengan diare. Anak yang diare perlu segera dibawa ke dokter bila ia
mengalami tanda-tanda dehidrasi seperti yang telah disebutkan di atas. Dokter juga perlu
segera dihubungi bila diare yang terjadi disertai demam tinggi, terdapat darah dalam tinja,
atau bila anak mengalami diare kronis (lebih dari 2 minggu).
Batuk dan pilek
Sekalipun ingus yang keluar berwarna hijau, tak selamanya anak dengan batuk pilek
harus dibawa ke dokter. Batuk pilek umumnya disebabkan virus, tak perlu antibiotika.
Namun bila ingus kental berwarna hijau ini berlanjut hingga lebih dari 2 minggu, barulah
anak perlu dibawa ke dokter. Dokter juga perlu dikunjungi bila anak mengalami batuk
lebih dari satu minggu atau anak mengeluh nyeri telinga. Prinsipnya, bila kondisi anak
dengan batuk pilek memburuk dalam 3-5 hari bawalah ia ke dokter. Akan tetapi, jika
kondisi anak tetap baik, biarkan daya tahan tubuh anak yang mengobati batuk pileknya.
Jika batuk pileknya tak kunjung sembuh dalam 10 hingga 14 hari, segera bawa anak ke
dokter.
Kondisi dikatakan memburuk bila anak mengalami batuk hebat disertai sesak napas
(bernapas dengan sekuat tenaga), tampak kebiruan di sekitar bibir, mulut, dan wajah,
batuk hebat disertai muntah-muntah, sangat rewel, susah dibangunkan (letargi),
mengalami dehidrasi, dan dahak mengeluarkan darah.
Terdapat perkecualian pada bayi yang berusia kurang dari 3 bulan. Dokter tetap harus
dihubungi bila si bayi mengalami batuk pilek atau terbatuk-batuk selama beberapa jam.
Kondisi gawat darurat
Jangan lupa, kapan pun anak mengalami kondisi gawat darurat, ia harus segera dibawa ke
dokter atau rumah sakit. Tanda-tanda gawat darurat pada anak di antaranya rewel atau
menangis terus menerus tidak dapat ditenangkan, kesadaran menurun, tidur terus
menerus, lemas dan sulit dibangunkan, kejang atau kaku kuduk leher, sakit kepala hebat
yang menetap, gangguan napas yang menyebabkan bibir dan wajah membiru, muntah
dan diare terus-menerus, muntah menyemprot, dehidrasi, kejang berulang atau lama,
demam tinggi pada bayi kurang dari 6 bulan.
Nah , bila Ibu sudah mengenali tanda-tanda kapan anak perlu dibawa ke dokter dan
kondisi gawat darurat pada anak, Ibu tak perlu panik lagi bila anak sakit. Agar Ibu
semakin tenang, sambil memantau kondisi anak, Ibu bisa mencari informasi tentang
gejala penyakit yang diderita anak dari buku, internet, atau sumber-sumber yang dapat
dipercaya. Dengan demikian, pemahaman Ibu semakin bertambah, Ibu bisa bertindak
tenang, tepat dan cepat. Uang pun tak terbuang untuk hal-hal yang tak diperlukan,
menguntungkan bukan?
Banyak cara dan metode yang dapat digunakan untuk mengetahui kapan masa subur
tersebut, yaitu:
Sistem kalender.
Menentukan masa subur dengan menggunakan sistem kalender ada dua cara yaitu :
Bagi yang siklus haidnya teratur, masa subur berlangsung 14 +/- 1 hari haid berikutnya.
Artinya masa subur berlangsung pada hari ke 13 sampai hari ke 15 sebelum tanggal haid
yang akan datang.
Bagi yang siklus haidnya tidak teratur maka pertama tama harus dicatat panjang siklus
haid sekurang kurangnya selama 6 siklus. Dari jumlah hari pada siklus terpanjang,
dikurangi dengan 11 akan diperoleh hari subur terakhir dalam siklus haid tersebut.
Sedangkan dari jumlah hari pada siklus terpendek dikurangi 18, diperoleh hari subur
pertama dalam siklus haid tersebut. Misal : siklus terpanjang = 31, sedangkan siklus
terpendek = 26, maka masa subur dapat dihitung, 31 11 = 20, dan 26 -18 = 8, jadi masa
subur berlangsung pada hari ke 8 sampai hari ke 20.
Yang Tidak Boleh Dilakukan Selama Kehamilan
by Raja Rasita Ramiyanti on Saturday, 17 December 2011 at 12:19
Mendapatkan kehamilan, berarti mendapatkan anugerah yang tidak terkira dari Yang
Maha Kuasa. Kehamilan adalah suatu anugerah yang harus diperhatikan betul, dipelihara
dan dijaga dengan baik hingga nantinya saat lahir menjadikannya seorang bayi yang sehat
dan berkualitas. Namun ada kalanya seorang ibu hamil belum mengetahui secara pasti
hal-hal apa saja yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan selama kehamilan,
terutama pada saat kehamilan pertama. Hal ini justeru penting diketahui oleh para ibu
hamil untuk menjaga kehamilan tetap sehat dan berkualitas.
Berikut kami coba berikan tips mengenai hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama
kehamilan.
Memakai Sepatu Hak Tinggi
kehamilan itu sendiri dan juga dari sepatu hak tinggi, dan ini mengakibatkan pinggang
dan punggung terasa semakin sakit.
Selain itu sepatu dengan hak tinggi dapat mengganggu keseimbangan tubuh, terutama
pada saat kehamilan mulai membesar. Hal ini menimbulkan ibu hamil beresiko untuk
jatuh. Akibat terjatuh, biasanya kehamilan dan ibu hamil itu sendiri akan mengalami
trauma, dan yang lebih buruk akan terjadinya cacat janin atau keguguran.
Menggunakan Obat Anti Nyamuk
Obat anti nyamuk mengandung baham kimia aktif yang termasuk golongan pestisida.
Efek samping zat kimia ini antara lain memicu kerusakan saraf. Obat anti nyamuk
semprot bahkan mengandung minyak tanah yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal
pada janin. Obat anti nyamuk dalam bentuk oles atau lotion mengandung bahan korosif
dan dapat diserap kulit sehingga menjadi racun dalam tubuh. Untuk itu, penggunaan obat
anti nyamuk baik dalam bentuk semprot, bakar, listrik, maupun oles (lotion) tidak
adianjurkan bagi ibu hamil.
Pakailah kelambu di tempat tidur atau kasa nyamuk di setiap ventilasi rumah untuk
menghindari gigitan nyamuk. Ibu hamil juga dapat menggunakan kayu putih sebagai obat
anti nyamuk.
Melewati Perjalanan Yang Jelek
Banyak pertanyaan selama ini ke kami mengenai boleh tidaknya seorang ibu hamil
mengendarai motor atau mobil. Banyak beranggapan bahwa seorang ibu hamil tidak
boleh mengendarai sepeda motor atau mobil, karena dapat menggangu kesehatan
kehamilan. Namun, sebetulnya yang tidak boleh itu adalah mengendarai kendaraan
bermotor melewati jalan yang jelek, karena hal ini dapat memberikan guncangan kepada
kehamilan itu sendiri. Guncangan yang sering akan memberikan trauma kepada
kehamilan. Selain itu guncangan pada saat melewati jalan yang jelek adalah dapat
membuat otot punggung, pinggang, perut dan paha ibu hamil meregang sehingga ibu
hamil mudah mengalami kelelahan.
Kurangilah kecepatan kalo melewati jalan yang jelek atau lebih baik cari rute lain dengan
jalan yang lebih baik. Selain itu, untuk mengendarai mobil, sebaiknya ibu hamil dengan
kehamilan 7 bulan ke atas jangan mengendarai mobil, dikhawatirkan perut yang semakin
membesar membuat mengendarai steer mobil menjadi terganggu, dan mengendarai mobil
menjadi tidak aman.
Mengkonsumsi Obat-obatan Tanpa Petunjuk Dokter
Obat yang dikonsumsi ibu hamil dapat masuk ke dalam plasenta dan sirkulasi janin.
Beberapa jenis obat bahkan dapat di sekresi melalui ASI sehingga kadarnya dalam
sirkulasi tubuh bayi hampir sama dengan kadar dalam darah ibu yang dalam beberapa
situasi akan membahayakan bayi.
Beberapa jenis obat boleh diminum selama kehamilan ataupun menyusui karena terbukti
aman, baik bagi ibu hamil maupun janin. Namun, beberapa jenis obat lain yang
berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan ibu hamil dan janin. Dan kami yakin, tidak
semua ibu hamil mengetahui mana obat yang aman dan mana yang tidak. Oleh karena itu
setiap jenis obat ataupun jamu yang akan dikonsumsi, lebih baik konsultasikan dulu
dengan dokter anda, jangan hanya percaya pada "kata orang".
Diet Selama Kehamilan
Melakukan diet selama kehamilan akan membahayakan ibu hamil dan janin. Diet selama
kehamilan akan menyebabkan kekurangan vitamin, mineral, dan zat-zat lain yang sangat
diperlukan selama kehamilan. Lagian untuk apa diet? toh kalo hamil perut akan terus
membesar, jadi nggak ada gunanya sama sekali diet selama kehamilan.
Jenis Konsumsi Yang Beresiko Bagi Kehamilan
Untuk mengetahui jenis konsumsi baik makanan ataupun minuman yang dapat
memberikan efek jelek bagi kehamilan, silahkan baca artikel kami mengenai
"Konsumsi Yang Beresiko Selama Kehamilan"
5. Waspadai Keguguran
by Raja Rasita Ramiyanti
Memiliki anak merupakan dambaan setiap pasangan yang telah menikah. Tapi apa daya
jika kehamilan itu tidak dapat dipertahankan atau biasa disebut keguguran. Kenali apa
saja penyebab keguguran tersebut dan hal hal apa yang mesti dilakukan agar keguguran
dapat dihindari.
Apa sih keguguran itu? Menurut Dr. Kanadi Sumapraja, SpOG(K), staf bagian obserti
dan Ginekologi FKUI-RSCM Keguguran adalah penghentian proses kehamilan pada usia
dibawah 20 minggu. Pada saat itu janin memiliki berat kurang lebih 500 gram.
Keguguran ada yang bersifat sporadic atau dikenal dengan keguguran berulang.dimana
keguguran sporadis tidak memiliki pola dan sebagian besar disebabkan oleh kelainan
kromosom, bisa pada sel telur atau sel sperma.
Apa sih penyebab keguguran? Selain penyebab kelainan kromosom, ada banyak factor
yang diduga menjadi penyebab keguguran, antara lain adalah:
6. Bayi Muntah
by Raja Rasita Ramiyanti
Hampir setiap bayi pernah muntah dan bisa terjadi di usia berapa saja. muntah
seperti apa yang harus diwaspadai?
Para ibu, apakah Anda masih memakaikan gurita pada si kecil? Bila ya, sebaiknya
segeralah hentikan. Sebab, seperti dituturkan dr. Kishore R.J., SpA dari RSIA Hermina
Podomoro, pemakaian gurita dapat menyebabkan bayi muntah
.
Lo, apa hubungannya? Pemakaian gurita membuat lambung si bayi tertekan. Bila dalam
keadaan seperti itu si bayi dipaksakan minum, maka cairannya akan tertekan. muntah
lah dia, jelas Kishore.
Hal lain yang paling sering bikin bayi muntah ialah posisi menyusui. Sering ibu
menyusui sambil tiduran dengan posisi miring sementara si bayi tidur telentang.
Akibatnya, cairan tersebut tidak masuk ke saluran pencernaan, tapi ke saluran nafas. Bayi
pun muntah
. Karena itu, Kishore mengingatkan, Kalau menyusui, posisi bayi dimiringkan.
Kepalanya lebih tinggi dari kaki sehingga membentuk sudut 45 derajat. Jadi cairan yang
masuk bisa turun ke bawah.
Untuk bayi yang menyusu dari botol, pemakaian bentuk dot juga berpengaruh pada
muntah. Jika si bayi suka dot besar lalu diberi dot kecil, ia akan malas mengisap karena
lama. Akibatnya susu tetap keluar dari dot dan memenuhi mulut si bayi. Hal ini bisa
membuat bayi tersedak yang lalu muntah. Sebaliknya bayi yang suka dot kecil diberi dot
besar akan refleks muntah karena ada benda asing.
GUMOH
muntah yang sering terjadi dan biasa dialami pada bayi ialah muntah yang disebut
gumoh. Hal ini disebabkan fungsi pencernaan bayi dengan peristaltik (gelombang
kontraksi pada dinding lambung dan usus) untuk makanan dapat masuk dari saluran
pencernaan ke usus, masih belum sempurna. Itu sebabnya ada makanan yang masih tetap
di lambung, tidak keluar-keluar karena peristaltiknya tidak bagus. Akibatnya, terjadilah
muntah
atau gumoh.
Biasanya bayi mengalami gumoh setelah diberi makan. Selain karena pemakaian gurita
dan posisi saat menyusui, juga karena ia ditidurkan telentang setelah diberi makan.
Cairan yang masuk di tubuh bayi akan mencari posisi yang paling rendah. Nah, bila ada
makanan yang masuk ke oserfagus atau saluran sebelum ke lambung, maka ada refleks
yang bisa menyebabkan bayi muntah
, terang Kishore.
Lambung yang penuh juga bisa bikin bayi gumoh. Ini terjadi karena makanan yang
terdahulu belum sampai ke usus, sudah diisi makanan lagi. Akibatnya si bayi muntah.
Lambung bayi punya kapasitasnya sendiri. Misalnya bayi umur sebulan, ada yang sehari
bisa minum 100 cc, tapi ada juga yang 120 cc. Nah, si ibu harus tahu kapasitas bayinya.
Jangan karena bayi tetangganya minum 150 cc lantas si ibu memaksakan bayinya juga
harus minum 150 cc, padahal kapasitasnya cuma 120. Jelas si bayi muntah.
BISA MASUK PARU-PARU
muntah pada bayi bukan cuma keluar dari mulut, tapi juga bisa dari hidung. Tapi tak usah
cemas. Hal ini terjadi karena mulut, hidung, dan tenggorokan punya saluran yang
berhubungan. Pada saat muntah, ada sebagian yang keluar dari mulut dan sebagian lagi
dari hidung. Mungkin karena muntah
nya banyak dan tak semuanya bisa keluar dari mulut, maka cairan itu mencari jalan
keluar lewat hidung.
Yang perlu dikhawatirkan, seperti dituturkan Kishore, bila si bayi tersedak dan muntah
nya masuk ke saluran pernafasan alias paru-paru. Nah, itu yang bahaya, tukasnya.
Lebih bahaya lagi jika si bayi tersedak susu yang sudah masuk ke lambung karena sudah
mengandung asam dan akan merusak paru-paru. Jika ini yang terjadi, tak ada pilihan lain
kecuali membawanya ke dokter.
Untuk mencegah kemungkinan tersedak, Kishore menganjurkan agar setiap kali bayi
muntah selalu dimiringkan badannya. Akan lebih baik jika sebelum si bayi muntah (saat
menunjukkan tanda-tanda akan muntah
) segera dimiringkan atau ditengkurapkan atau diberdirikan sambil ditepuk-tepuk
punggungnya.
Adakalanya ibu yang kasihan melihat bayinya muntah lalu diberi minum lagi. Menurut
Kishore, boleh-boleh saja, Asal proses muntahnya sudah dibersihkan sehingga tak ada
lagi sisa muntah. Kalau muntah
nya masih ada terus diberi minum lagi, si bayi bisa kelepekan sehingga masuk ke saluran
nafas.
Soal sampai kapan si bayi berhenti muntah dalam arti gumoh, menurut lulusan FK
Universitas Airlangga Surabaya yang mengambil spesialisasinya di FKUI ini, tak sama
pada setiap bayi. Tapi pada umumnya, setelah si bayi mulai bisa duduk dan berdiri,
biasanya frekuensi muntahnya berkurang banyak karena cairan turun ke bawah menjadi
lebih gampang.
muntah Yang Harus Diwaspadai.
Ada beberapa bentuk muntah pada bayi yang harus diwaspadai para ibu, yakni:
* muntah sehabis diberi makan atau disusui bila muntah
berarti tak ada cairan yang masuk, yang bisa menyebabkan kekurangan cairan atau
dehidrasi. Tapi kalau diare dan si bayi masih mau minum, tak masalah sebetulnya, selama
yang diminum dan dikeluarkan proporsinya sama.
Bayi yang mengalami dehidrasi dapat dilihat dari mulutnya yang mengering, mata
cekung, hampir tak ada air mata, bila ditekan kulitnya tak kembali ke bentuk semula
(tidak elastis sebagaimana kulit normal). Mungkin kalau bayi lebih gampang terlihat
dari berat badannya. Kalau turun berarti ada tanda-tanda dehidrasi, tutur Kishore. Jika
berat badan si bayi turun lebih besar atau sama dengan 5-10 persen dari berat badannya,
maka si bayi harus diinfus.
* muntah
darah.
Ada kemungkinan bayi muntah disertai darah. Jika hanya berupa bercak, berarti ada
streching (luka di tenggorokan) akibat muntah. Jika muntahnya berwarna merah dan
byor-byoran, bisa dicurigai ada pembuluh darah yang pecah. Jika darahnya berwarna
hitam, berarti ada darah di lambung. Kadang si bayi mimisan dan darahnya tertelan
sampai ke lambung. Hal ini menimbulkan rasa tak enak, sehingga si bayi refleks untuk
muntah
, terang Kishore.
Pemeriksaan ke dokter dilakukan tergantung pada jenis dan banyaknya darah. Pendarahan
yang banyak sangat berbahaya karena menurunkan kadar hemoglobin sehingga bayi
kekurangan cairan dalam pembuluh darah.
Membersihkan muntah
.
Langsung bersihkan bekas muntah
dengan lap basah atau kering agar tak sempat berkontak terlalu lama dengan kulit si bayi.
Kalau tidak, kulit akan memerah atau terjadi iritasi, yang berarti harus dilakukan
pengobatan khusus.
Untuk membersihkan bekas muntah pada perabot atau lantai maupun pakaian yang
terkena muntah, gunakan campuran air dan soda kue. Selain dapat menghilangkan noda
yang menetap, juga akan menghilangkan baunya.
Mencegah muntah.
Masih ada beberapa hal lagi yang perlu diperhatikan para ibu untuk mencegah
kemungkinan bayi muntah
, yakni:
* Jangan memberi minum susu selagi bayi menangis. Berhentilah menyusui untuk
menenangkannya.
* Tegakkan bayi setegak mungkin selama dan beberapa waktu setelah minum susu.
* Pastikan dot botol tak terlalu besar atau terlalu kecil, dan botol dimiringkan sedemikian
rupa sehingga susu, bukan udara, yang memenuhi bagian dotnya.
* Jangan mengangkat-angkat si bayi selama atau sesudah ia minum. Jika mungkin
letakkan dan ikat sebentar si bayi pada kursi bayi atau kereta dorongnya.
* Jangan lupa membuat bayi bersendawa.
Dalam menentukan makanan ini, biasanya juga banyak sekali muncul pertanyaan
dikalangan ibu hamil tentang makanan apa saja yang boleh dan yang sebaiknya dihindari
yang beresiko atau bahkan tidak boleh sama sekali selama masa kehamilan, dan juga
kenapa makanan itu boleh dan tidak boleh. Ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya
dihindari selama kehamilan karena dapat menyebabkan infeksi-infeksi seperti:
salmonella, toksoplasmosis, listeria, Ecoli, yang dapat membahayakan bayi dalam
kandungan . Berikut ini adalah jenis makanan yang harus dihindari:
. Jangan makan daging mentah(sushi) atau yang dimasak kurang matang, karena
mengandung Toksoplasmosis sebuah parasit yang dapat menyebabkan infeksi serius pada
janin anda dan juga Ecoli yang berbahaya bagi ibu hamil.
. Toksoplasmosis terdapat pada sayuran yang tidak dicuci dengan baik, oleh karena itu
bersihkan sayuran dengan baik, apalagi untuk salad atau lalapan yang di makan mentah.
Hindari juga kotoran kucing atau bermain-main dengan kucing karena mengandung
toksoplasmosis.
. Jangan makan daging ayam dan telur yang di masak kurang matang atau mentah,
hindari makanan hati ayam atau daging yang mungkin sumber salmonella yang dapat
menyebabkan diare yang berat pada ibu hamil. Juga harus di perhatikan piring, alat-alat
masakan yang terkena daging ayam mentah ini untuk dicuci.
. Ikan tuna steak, ikan sea bass, shark, atau ikan-ikan berukuran besar yang diketahui
mengandung tingkat mercuri yang tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan saraf jika
dimakan dalam jumlah yang besar.
. Keju lunak seperti brie dan camembert, blueveined, cheese juga keju dari susu kambing
dan domba, serta jangan minum susu yang tidak di pasteurisasi. Semua produk ini
mempunyai resiko membawa listeria. Listeria tipe bakteri yang mampu menembus
plasenta dan menyebabkan infeksi janin. Listeria dapat menyebabkan keguguran,
kelahiran prematur, dan keracunan dalam darah. Sebaiknya hindari makanan jenis ini
sampai melahirkan bayi anda.
. Jangan minum-minuman yang mengandung alkohol karena dapat menyebabkan
kelainan perkembangan pada janin dan juga problem emosional pada bayi.
. Minuman yang mengandung cafein seperti kopi, teh, sebaiknya dihindari atau di batasi
karena kopi dapat mempengaruhi berat badan rendah pada bayi, keguguran dan juga bisa
mengurangi penyerapan zat besi.
Saat sedang mengandung, seorang wanita kerap mengeluh karena mengalami beberapa
gangguan kesehatan, seperti misalnya rasa mual yang sering muncul di pagi hari, diare,
atau bahkan kesulitan buang air besar. Seringkali selera makan turut serta menyurut
seiring dengan munculnya keluhan-keluhan tersebut.
Ada pula ibu hamil yang merasa kehilangan selera makannya, padahalasupan nutrisi
selama hamil sangat menentukan kesehatan ibu dan janin, lho. Oleh karena itu, berikut ini
kami coba berikan beberapa contoh keluhan yang sering dirasakan oleh wanita hamil
beserta resep praktis untuk mengatasinya: Munculnya rasa mual pada pagi hari Cobalah
untuk makan biskuit (crackers), sereal, atau pretzel sebelum tidur. Usahakan untuk
mengurangi porsi makanan, tetapi menambah frekuensi makannya. Hindari makanan
berlemak, termasuk gorengan. Kesulitan buang air besar Perbanyak konsumsi buahbuahan dan sayuran. Ditambah lagi, usahakan untuk selalu mengikuti anjuran minum air
sebanyak 6 hingga 8 gelas per hari. Diare Perbanyak konsumsi makanan yang
mengandung pektin dan gum, kedua jenis serat ini dipercaya mampu menyerap kelebihan
air. Contoh makanan yang mengandung kedua serat tersebut, antara lain: saus apel,
pisang, nasi putih, oatmeal, roti gandum, dan selai kacang. Jantung berdebar Makanlah
dalam porsi kecil dengan frekuensi yang lebih sering. Usahakan untuk minum susu
sebelum makan dan batasi asupan makanan serta minuman yang mengandung kafein.
Jangan menuruti selera makan yang menurun, apalagi sampai tidak makan. Hal tersebut
bisa menghambat pertumbuhan janin di dalam rahim. Bukankah semua Bunda pasti
menginginkan buah hatinya tumbuh dan berkembang sehat? Jadi silahkan mencoba!
Mudah-mudahan bermanfaat ya, Bunda
Saat sedang mengandung, seorang wanita kerap mengeluh karena mengalami beberapa
gangguan kesehatan, seperti misalnya rasa mual yang sering muncul di pagi hari, diare,
atau bahkan kesulitan buang air besar. Seringkali selera makan turut serta menyurut
seiring dengan munculnya keluhan-keluhan tersebut.
Ada pula ibu hamil yang merasa kehilangan selera makannya, padahalasupan nutrisi
selama hamil sangat menentukan kesehatan ibu dan janin, lho. Oleh karena itu, berikut ini
kami coba berikan beberapa contoh keluhan yang sering dirasakan oleh wanita hamil
beserta resep praktis untuk mengatasinya: Munculnya rasa mual pada pagi hari Cobalah
untuk makan biskuit (crackers), sereal, atau pretzel sebelum tidur. Usahakan untuk
mengurangi porsi makanan, tetapi menambah frekuensi makannya. Hindari makanan
berlemak, termasuk gorengan. Kesulitan buang air besar Perbanyak konsumsi buahbuahan dan sayuran. Ditambah lagi, usahakan untuk selalu mengikuti anjuran minum air
sebanyak 6 hingga 8 gelas per hari. Diare Perbanyak konsumsi makanan yang
mengandung pektin dan gum, kedua jenis serat ini dipercaya mampu menyerap kelebihan
air. Contoh makanan yang mengandung kedua serat tersebut, antara lain: saus apel,
pisang, nasi putih, oatmeal, roti gandum, dan selai kacang. Jantung berdebar Makanlah
dalam porsi kecil dengan frekuensi yang lebih sering. Usahakan untuk minum susu
sebelum makan dan batasi asupan makanan serta minuman yang mengandung kafein.
Jangan menuruti selera makan yang menurun, apalagi sampai tidak makan. Hal tersebut
bisa menghambat pertumbuhan janin di dalam rahim. Bukankah semua Bunda pasti
menginginkan buah hatinya tumbuh dan berkembang sehat? Jadi silahkan mencoba!
Mudah-mudahan bermanfaat ya, Bunda
Yang dimaksud lingkungan yaitu suasana di mana anak itu berada. Dalam hal ini
lingkungan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak untuk tumbuh
kembang sejak dalam kandungan sampai dewasa. Lingkungan yang baik akan
menunjang tumbuh kembang anak, sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan
menghambat tumbuh kembangnya.
PERTUMBUHAN FISIK
1. Pertumbuhan janin dalam kandungan
Pertumbuhan pada masa janin merupakan pertumbuhan yang paling pesat yang
dialami seseorang dalam hidupnya. Janin tumbuh dari berat 0,0000175 gram
menjadi 3700 gram, dan panjang badan dari 0,01 menjadi 50 cm.
2. Pertumbuhan setelah lahir
Indikator pertumbuhan:
1. Berat badan
Berat badan lahir rata-rata 3,4 kg (2,7-4,1 kg)
Bayi yang dilahirkan cukup bulan akan kehilangan berat badannya
selama 3-4 hari pertama dan akan kembali sama dengan berat badan
lahir pada hari ke-8-9
Berat badan meningkat:
2 x berat badan lahir pada umur 5 bulan,
3 x berat badan lahir pada umur 1 tahun,
4 x berat badan lahir pada umur 2 tahun
Penambahan berat badan
6 bl ke-1 : 0,5-1,0 kg/bl
1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan umum
Tujuan khusus
1.3.2
1.3.3
Sumber data primer dari klien dan data sekunder dari petugas kesehatan.
1.3.4
: Kesimpulan, Saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Imunisasi / pengebalan adalah suatu usaha untuk membuat seseorang menjadi kebal
terhadap penyakit tertentu dengan menyuntikan vaksin.
Vaksin adalah kuman hidup yang dilemahkan / kuman mati / zat yang bila dimasukkan ke
tubuh menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu.
2.1.2 Tujuan
Imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit :
a. Poliomyelitis (kelumpuhan).
b. Campak (measles)
c. Difteri (indrak)
d. Pertusis (batuk rejan / batuk seratus hari)
e. Tetanus
f. Tuberculosis (TBC)
g. Hepatitis B
Dan untuk mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh
wabah yang sering berjangkit.
2.1.3 Manfaat
a. Manfaat untuk anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau
kematian.
dilarutkan dalam 5 cc pelarut. Sebelum menyuntikkan vaksin ini, harus terlebih dahulu
dilarutkan dengan pelarut vaksin (aqua bidest). Disebut beku kering oleh karena pabrik
pembuatan vaksin ini pertama kali membekukan vaksin tersebut kemudian
mengeringkannya. Vaksin yang telah dilarutkan potensinya cepat menurun dan hanya
bertahan selama 8 jam.
c. Vaksin BCG
Vaksin BCG adalah vaksin hidup yang berasal dari bakteri.
Vaksin BCG adalah vaksin beku kering seperti campak berbentuk bubuk.
Vaksin BCG melindungi anak terhadap penyakit tuberculosis (TBC),
Dibuat dari bibit penyakit hidup yang telah dilemahkan, ditemukan oleh Calmett Guerint.
Sebelum menyuntikkan BCG, vaksin harus lebih dulu dilarutkan dengan 4 cc cairan
pelarut (NaCl 0,9%). Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan dalam waktu 3 jam.
Vaksin akan mudah rusak bila kena sinar matahari langsung. Tempat penyuntikan adalah
sepertinya bagian lengan kanan atas.
d. Vaksin Hepatitis B
Bibit penyakit yang menyebabkan hepatitis B adalah virus. Vaksin hepatitis B dibuat dari
bagian virus yaitu lapisan paling luar (mantel virus) yang telah mengalami proses
pemurnian. Vaksin hepatitis B akan rusak karena pembekuan dan pemanasan. Vaksin
hepatitis B paling baik disimpan pada temperatur 2,8C.
e. Vaksin DPT, TT, dan DT
Terdiri toxoid difteri, baketi pertusis dan tetanus toxoid, kadang disebut triple vaksin.
Vaksin DPT disimpan pada suhu 2,8C kemasan yang digunakan :
- 5 cc untuk DPT
- 5 cc untuk TT
- 5 cc untuk DT
Pemberian imunisasi DPT, DT, TT dosisnya adalah 0,5 cc.
f. Vaksin toxoid difteri
Vaksin ini merupakan bagian dari DPT atau DT, difteri disebabkan oleh bakteri yang
memproduksi racun, vaksin terbuat dari toxoid yaitu racun difteri yang telah dilemahkan.
Vaksin difteri akan rusak jika dibekukan dan juga akan rusak oleh panas.
g. Vaksin pertusis
Merupakan bagian dari vaksin DPT, penyebab penyakit pertusis adalah bakteri vaksin
dibuat dari bakteri yang telah dimatikan, akan mudah rusak, bila kena panas, sama seperti
vaksin BCG, dalam vaksin DPT komponen pertusis merupakan vaksin yang paling
mudah rusak.
h. Vaksin tetanus
Vaksin ini merupakan bagian dari vaksin DPT, DT atau sebagai tetanus toxoid (TT).
Tetanus disebabkan oleh bakteri yang memproduksi toxin. Vaksin terbuat dari toxin
tetanus yang telah dilemahkan, tetanus toxoid akan rusak bila dibekukan dan akan rusak
bila kena panas.
: Tidak ada
e. TT
: Tidak ada
f. Polio
g. Campak
Diare
h. Hepatitis B
: Tidak ada
Dosis
Cara
0 11 bln
:
0,05 cc
Jumlah suntikan
Efek samping
Satu kali
:
1. Reaksi normal
Bakteri BCG ditubuh bekerja dengan sangat lambat. Setelah 2 minggu akan terjadi
pembengkakan kecil merah di tempat penyuntikan dengan garis tengah 10 mm.
Setelah 2 3 minggu kemudian, pembengkakan menjadi abses kecil yang kemudian
menjadi luka dengan garis tengah 10 mm, jangan berikan obat apapun pada luka dan
biarkan terbuka atau bila akan ditutup gunakan kasa kering. Luka tersebut akan sembuh
dan meninggalkan jaringan parut tengah 3-7 mm.
2. Reaksi berat
Kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses yang lebih dalam,
kadang juga terjadi pembengkakan di kelenjar limfe pada leher / ketiak, hal ini
disebabkan kesalahan penyuntikan yang terlalu dalam dan dosis yang terlalu tinggi.
3. Reaksi yang lebih cepat
Jika anak sudah mempunyai kekebalan terhadap TBC, proses pembengkakan mungkin
terjadi lebih cepat dari 2 minggu, ini berarti anak tersebut sudah mendapat imunisasi
BCG atau kemungkinan anak tersebut telah terinfeksi BCG.
b. DPT
Umur
Dosis
Cara
2 11 bln
:
0,05 cc
Minimal 4 minggu
Efek samping
1. Panas
Kebanyakan anak akan menderita panas pada sore hari setelah mendapat imunisasi DPT,
tapi panas ini akan sembuh 1 2 hari. Anjurkan agar jangan dibungkus dengan baju tebal
dan dimandikan dengan cara melap dengan air yang dicelupkan ke air hangat.
2. Rasa sakit di daerah suntikan
Sebagian anak merasa nyeri, sakit, kemerahan, bengkak.
3. Peradangan
Bila pembengkakan terjadi seminggu atau lebih, maka hal ini mungkin disebabkan
peradangan, mungkin disebabkan oleh jarum suntik yang tidak steril karena :
- Jumlah tersentuh
- Sebelum dipakai menyuntik jarum diletakkan diatas tempat yang tidak steril.
- Sterilisasi kurang lama.
- Pencemaran oleh kuman.
4. Kejang-kejang
Reaksi yang jarang terjadi sebaliknya diketahui petugas reaksi disebabkan oleh
komponen dari vaksin DPT.
c. Polio
Umur
Dosis
Cara
0 11 bln
:
2 tetes
Selang waktu
Bila anak sedang diare ada kemungkinan vaksin tidak bekerja dengan baik karena ada
gangguan penyerapan vaksin oleh usus akibat diare berat.
d. Hepatitis D
Umur
Dosis
0, 5 cc / pemberian
Cara
Selang pemberian
3x
Efek samping
: tidak ada
e. Campak
Cara
Jumlah suntikan
Umur
: 9 bln.
Dosis
:
:
0, 5 cc
0 11 bulan
DPT
3 x (1, 2, 3)
4 mgg
2 11 bulan
Polio
4x (1, 2, 3, 4)
4 mgg
0 11 bulan
Campak
1x
9 11 bulan
Hep. B
3 x (1, 2, 3)
4 mgg
0 11 bulan
2.2
Adalah aktivitas / intervensi yang dilaksanakan oleh bidan kepada klien yang mempunyai
kebutuhan atau permasalahan khususnya bidang KIA / KB.
2.2.1 Pengkajian
Merupakan langkah awal dan komponen terpenting dalam memberikan asuhan
kebidanan.
A. Data Subjektif
1. Identitas
* Bayi
- Nama bayi
-
- Umur
- Jenis kelamin
* Orang tua
- Nama ibu
- Nama ayah
- Umur
- Umur
- Suku / Bangsa
- Suku / Bangsa
- Agama
- Agama
- Pendidikan
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Pekerjaan
- Alamat
- Alamat
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit keluarga
5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
6. Riwayat imunisasi yang lalu
7. Pola aktifitas sehari-hari
a. Pola nutrisi
b. Pola aktivitas
c. Pola eliminasi
d. pola istirahat
e. Personal hygiene
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum
b. Suhu
c. Pernafasan
d. BB
e. Nadi
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
b. Mata
c. Telinga
d. Mulut
e. Hidung
f. Leher
g. Dada
h. Ekstremitas
i. Genetalia
2.2.5 Intervensi
Dalam rangka ini direncanakan asuhan menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau
diagnosa yang telah diidentifikasi / diantisipasi.
2.2.6 Implementasi
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada
langkah ke-5 dilaksanakan efisien dan aman.
2.2.7 Evaluasi
Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dan asuhan yang tidak diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnosa dan masalah.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1
PENGKAJIAN
Anamnesa tanggal : 20 Maret 2007 Jam : 08.00 WIB Oleh : Ari setiyarini
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama bayi
By S
2 minggu
Perempuan
Nama ibu
: Ny. N
Nama ayah
: Tn. L
Umur
: 28 th
Umur
: 30 th
Suku / Bangsa
: Jawa / Indonesia
Suku / Bangsa
: Jawa / Indonesia
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Medokan Utara III
Alamat
: Medokan Utara III
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin mengimunisasikan bayinya dan pada saat ini bayinya dalam
keadaan sehat.
3. Riwayat penyakit sekarang
Ibu klien mengatakan bayinya dalam keadaan sehat
4. Riwayat penyakit keluarga
Ibu klien mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit
menular dan menurun dan menahun seperti TBC, Hepatitis B, Asma, Jantung, Diabetes
Militus, Hipertensi.
/
BB/PB
Umur Sekarang
Meneteki
KB
1
9 bln
Spontan B
Bidan
2800 kg/ 49 cm
2 minggu
2 minggu
-
b. Pola aktivitas
Ibu klien mengatakan bayinya aktif, tidak lemah, jika dipanggil memberi respon,
menangis seperti biasa, reflek normal, dan pergerakannya banyak.
c. Pola eliminasi
BAB :
Ibu klien mengatakan bayinya BAB 1 x / hari, lembek, warna kuning tengguli.
BAK :
Ibu klien mengatakan bayinya BAK 5 6 x / hari, cair, warna kuning, lancar,
bau pesing.
d. Pola istirahat
Ibu klien mengatakan bayinya tidur 19 jam.
e. Personal hygiene
Ibu klien mengatakan bayi mandi 2 x / hari, ganti baju dan popok setiap buang air besar
dan kecil.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum
b. Suhu
:
:
Baik
365C
c. Pernafasan
32x / menit.
d. Nadi
140 x/menit
1. BB
2900 gram
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
b. Mata
c. Telinga
d. Mulut
Simetris
Simetris
f. Leher
h. Ekstremitas
i. Genetalia
3.2
Dx
DS
Simetris
INTERPRETASI DATA
:
Ibu mengatakan ingin mengimunisasikan bayinya yang lahir 2 minggu lalu pada
tanggal 6 Maret 2007 dan pada saat ini bayinya dalam keadaan sehat.
DO
TTV : S
BB
:
PB
3.3
365C
: 2900 gr
RR
32 x / menit
: 51 cm
: 140 x / menit
3.4
3.5
INTERVENSI
Tgl/jam
Diagnosa
Intervensi
Rasional
20-03-07
08.30
Bayi dengan imunisasi BCG
Tujuan
Kriteria
KU : baik
-
S :
TTV:
365C
BB : 2900 gr
RR :
32 x / menit
PB :
51 cm
N : 140 x / menit
Rencana tindakan
1. Lakukan pendekatan terapeutik pada klien dan ibu.
1. Menjalin kerjasama antara klien dengan petugas kesehatan.
2. Siapkan imunisasi BCG
2. Agar proses imunisasi berjalan lancar.
3. Lakukan imunisasi BCG dengan teknik yang benar.
Komplikasi
IMPLEMENTASI
Tgl / jam
Diagnosa
Implementasi
20-03-07
08.30
Melakukan pendekatan terapeutik pada klien dengan cara menyapa pasien dengan
ramah, tanyakan keluhannya.
2.
a. Mencuci tangan
b. Menggedong bayi dengan lengan kanan atas di buka.
c. Melakukan desinfeksi pada 1/3 lengan kanan atas dengan kapas air DTT.
d. Melakukan penyuntikan secara IC (Intra Cutan).
e. Memasukkan vaksin dengan dosis 0,05 ml.
4.
-
Memberikan HE tentang
Kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses yang lebih dalam.
1. Menjelaskan untuk kembali ketika bayi berusia 2 bulan (8 Mei 2007) untuk
mendapatkan imunisasi DPT I, HB II dan Polio.
3.7
EVALUASI
Tanggal : 20-03-2007
Jam : 08.40
365C
: 140x / menit
RR
32 x / menit
BB
2900 gram
A :
P :
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada By. S dengan imunisasi BCG di
Puskesmas Medokan Ayu Surabaya, dapat ditarik kesimpulan :
Dalam melakukan pengkajian perlu diperlukan adanya ketelitian, kepekaan dan
diperluakn peran ibu sebagi orang tua sehingga diperoleh data yang menunjang untuk
menerangkan diagnosa kebidanan.
Dalam analisa data dan menegakkan diagnosa kebidanan pada dasarnya mengacu pada
tinjauan pustaka. Adanya perubahan dan kesenjangan dengan tinjauan pustaka tergantung
pada kondisi bayi.
Pada dasarnya perencanaan yang ada pada tinjauan pustaka tidak semuanya dapat
direncanakan pada kasus nyata. Karena pada perencanaan disesuaikan dengan masalah
yang ada pada saat itu sehingga masalah yang ada pada tinjauan kasus tidak
direncanakan.
Pada dasarnya pelaksanaan merupakan perwujudan dan perencanaan, akan tetapi tidak
semua rencana dapat dilaksanakan. Pada kasus nyata hanya dilakukan penyuluhan saja
sehingga klien akan melakukan sendiri dirumah sesuai petunjuk.
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari asuhan kebidanan yang mana setelah penulis
mengadakan evaluasi pada By. S dengan imunisasi BCG di Puskesmas Medokan Ayu
Surabaya, maka diharapkan ibu klien bersedia kontrol jika obat sudah habis tapi bayi
belum sembuh atau sewaktu-waktu jika ada keluhan sehingga dapat dideteksi lebih dini
jika terjadi komplikasi.
4.2 Saran
Bagi petugas
Meningkatkan peranan bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana pengajar kebidanan
lebih meningkatkan kemampuan yang dimiliki. Bidan meningkatkan kerjasama yang baik
dengan petugas kesehatan yang lain, klien dan keluarga.
Bagi klien
Untuk keberhasilan dalam asuhan kebidanan diperlukan kerjasama yang baik dari klien
dalam usaha memecahkan masalah klien.
Bagi pendidikan
Supaya lebih memperhatikan mahasiswa ditempat praktek. Berusaha membimbing semua
kelompok.
Bagi rumah sakit
Mempertahankan pelayanan yang sudah dan berusaha memberikan pelayanan yang
terbaik bagi klien.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan.................................................................................................... i
Kata Pengantar.......................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang................................................................................... 1
1.2
Tujuan............................................................................................... 1
1.3
Metode Penulisan............................................................................... 2
1.4
Ruang Lingkup................................................................................... 2
1.5
Sistematika Penulisan......................................................................... 2
Konsep Dasar.................................................................................... 3
2.1.1 Pengertian................................................................................. 3
2.1.2 Tujuan...................................................................................... 3
2.1.3 Manfaat.................................................................................... 3
2.1.4 Manfaat Vaksin dan Cara Pemberian........................................ 4
2.1.5 Indikasi Imunisasi...................................................................... 6
2.1.6 Kontra Indikasi......................................................................... 6
2.1.7 Penyimpanan Vaksin Masa simpan dan suhu.............................. 6
2.1.8 Dosis, Jumlah dan waktu pemberian serta efek samping............. 7
2.1.9 Jadwal Pemberian Imunisasi...................................................... 9
2.2
iii
2.2.7 Evaluasi.................................................................................. 12
Pengkajian....................................................................................... 13
3.2
Interpretasi Data.............................................................................. 15
3.3
3.4
3.5
Intervensi......................................................................................... 16
3.6
Implementasi.................................................................................... 17
3.7
Evaluasi
18
BAB IV PENUTUP
19
4.1
Kesimpulan...................................................................................... 19
4.2
Saran
20
Daftar Pustaka
KATA PENGANTAR
Saya menyadari bahwa penyusunan Askeb ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi pembaca.